Anda di halaman 1dari 6

NAMA: JEFRI

KELAS : SELASA,15.30 – 17.30 L2.02

NIM : (216601033)

MATKUL : MANAJEMEN SDM

SOAL MID TES

1. Bagaimanakah sebenarnya posisi Human Capital itu dalam manajemen sumber daya manusia

2. Apakah tujuan dan manfaatnya perusahaan perlu melakukan Repositioning SDM

3. Jelaskan secara singkat dari model-model pengukuran kinerja

4. Jelaskan apa ada hubungannya antara kompetensi seseorang dengan pendidikan dan pelatihan

5. Seberapa pentingkah penentuan kualifikasi jabatan dengan kompetensi seseorang

6. Apa keuntungannnya bagi perusahaan dengan karyawan dengan diadakannya Assessment


Center

7. Mengapa pengukuran kinerja perlu distandarisasi

8. Jelaskan secara singkat penyebab komplik kerja dan solusi penyelesaiannya

9. Jelaskan penyebab terjadinya stress kerja

10. Bagaimana pengelolaan stress kerja baik secara medis maupun secara tradisiona
JAWABAN

1. Human Capital selalu berfokus pada langkah-langkah strategis dalam memaksimalkan skill
dan talenta sumber daya manusia untuk melaksanakan strategi bisnis perusahaan antara lain
sebagai berikut:

a) Melakukan Proses Rekrutmen Karyawan


b) Memberikan Job Desc dalam Struktur Organisasi
c) Mengukur Beban Kerja Karyawan
d) Memvalidasi Data
e) Menghitung Penyusutan Perlengkapan dan Peralatan Kerja Karyawan

2. Mengelola SDM untuk menciptakan kemampuan (kompetensi) SDM;

a) Mengelola diversitas tenaga kerja untuk meraih keunggulan bersaing;


b) Mengelola SDM untuk meningkatkan daya saing atau competitiveness.
c) Mengelolola SDM untuk menghadapi globalisasi (go international).

3. Model-model Sistem Pengukuran Kinerja

Sebuah sistem pengukuran kinerja yang baik adalah serangkaian ukuran kinerja, sebuah
proses pengambilan keputusan dan metode belajar timbal balik yang membantu untuk
mengelola, mengontrol, merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas yang dilakukan di
dalam perusahaan

1. Balance Scorecard (BSC). Sampai saat ini Balance Scorecard adalah model
terpopuler untuk Sistem Pengukuran Kinerja (SPK) baru yang telah dikembangkan.
2. Sustainability Balance Scorecard (SBSC). Model SBSC merupakan perluasan dari
model Balance Scorecard dengan penambahan aspek lingkungan dan sosial.
Sustainability Balance Scorecard (SBSC) memperlihatkan hubungan kausal antara
kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial dari perusahaan.
3. Cambridge Model. Model Cambridge menggunakan product group sebagai dasar untuk
mengidentifikasi KPI dan dari pengelompokan produk tersebut dilakukan penentuan
tujuan bisnis untuk product group-nya.

4. Integrated Performance Measurement System (IPMS). Model IPMS merupakan model


SPK yang bertujuan agar sistem pengukuran kinerja lebih robust, terintegrasi, efektif dan
efesien. Model IPMS menjadikan keinginan stakeholder menjadi titik awal dalam
melakukan perancangan SPK.

5. Integrated Environment Performance Measurenment System (IEPMS).


merupakan model sistem pengukuran kinerja yang berkaitan dengan lingkungan.
IEPMS menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif dan kualitatif yang digunakan
secara bersama-sama.

4. Pendidikan dan pelatihan memiliki peran strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya
aparatur yaitu aparatur pegawai yang profesional baik dalam hal kompetensi, sikap dan
perilaku yang diharapkan sesuai dengan tugas dan peranannya masing-masing.pelatihan
sering digunakan untuk meningkatkan kinerja, pelatihan juga merupakan upaya untuk
meningkatkan motivasi kerja karyawan karena perusahaan telah berupaya untuk memenuhi
salah satu bentuk kebutuhan karyawan yaitu kebutuhan-kebutuhan aktualisasi diri.

5. Penempatan SDM pada tempat yang tepat, atau dalam bahasa kerennya yaitu “right man in
the right place”, diawali dengan proses analisis jabatan agar kemudian dapat diketahui
kemampuan apa yang harus dikuasai oleh SDM yang akan direkrut oleh perusahaan. Proses
ini bertujuan agar semua pegawai dalam perusahaan memiliki kapabilitas dalam
melaksanakan bidang pekerjaannya masing-masing yang akan mewujudkan sistem merit, di
mana struktur perusahaan begitu ramping namun sangat produktif akibat setiap pegawai yang
sangat cakap melakukan pekerjaannya.

6. :Memperoleh kriteria yang jelas untuk suatu jabatan tertentu.

a. Mengidentifikasi kader-kader pemimpin melalui suatu metode yang memiliki akurasi


dan objektivitas yang dapat diandalkan.

b. Menghasilkan strategi dan tindakan pengembangan yang spesifik dan terencana bagi
pegawai.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi pegawai.

7. Tujuannya agar pekerjaan efektif dan efesiensi sesuai visi misi yang sudah ditetapkan dan
ingin dicapai perusahaan. Standar kinerja memberikan penjelasan kepada karyawan
mengenai tindakan yang harus dilakukan apabila berada didalam kondisi tertentu yang
mungkin terjadi dalam pekerjaannya.

8. 1.Faktor yang memicu munculnya konflik kerja antara lain adalah sifat negatif pribadi,
perbedaan dalam menyelesaikan pekerjaan, komunikasi, kecemburuan, komitmen kerja,
tidak adanya kerjasama, ketidakpuasan kerja, dan masalah pribadi di luar pekerjaan.

2.Salah satu caranya adalah dengan merunkan Ego Pribadi,seperti yg kita ketahui Salah satu
pemicu konflik di tempat kerja adalah tingginya ego masing-masing pekerja.Serta coba
saling mendengarkan dan Fokus pada penyelesaian Konflik

9. Ini Penyebab Stres karena Pekerjaan


Stres di tempat kerja bisa disebabkan oleh tuntutan kerjaan yang terlalu berat. Tekanan
pekerjaan ini bisa berupa jam kerja yang berlebihan, tugas kerja yang terlalu banyak atau di
luar kemampuan, dan banyaknya tenggat waktu atau deadline pekerjaan,dan juga sulit
mengatur waktu pekerjaan dan waktu di rumah.

10. Cara Mengatasi Stres Kerja

a) Kenali batas kemampuan. Mengenali sampai mana batas kemampuan Anda dalam
menanggung beban pekerjaan adalah hal yang penting untuk mengurangi stres dalam
pekerjaan.

b) Bicarakan dengan atasan Anda

c) Lupakan pekerjaan sejenak.

d) Cobalah melakukan meditasi

Thank you

Anda mungkin juga menyukai