Proses Manajemen
Lima fungsi dasar yang berupa:
1. Perencanaan: menentukan sasaran dan standar-standar
2. Pengorganisasian: memberikan tugas spesifik kepada setiap bawahan, membuat
jalur wewenang dan komunikasi serta mengoordinasikan pekerjaan bawahan
3. Penyusunan staf: menentukan tipe orang yang harus dipekerjakan, merekrut,
memilih dan menetapkan standar prestasi, serta melatih karyawan
4. Kepemimpinan: mendorong untuk menyelesaikan pekerjaan dan memotivasi
bawahan
5. Pengendalian: menetapkan standar serta membandingkan dengan hasil prestasi
yang dicapai dan melakukan koreksi jika dibutuhkan
Manajemen sumber daya manusia (MSDM)
Proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
memerhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan.
Mengapa Manajemen SDM penting untuk semua manajer?
Karena tentu tidak ingin beberapa hal terjadi, seperti:
1. Mempekerjaan orang yang salah untuk pekerjaan tersebut
2. Mengalami proses penggantian karyawan yang tinggi
3. Orang-orang yang diandalkan tidak melakukan yang terbaik
4. Menghabiskan waktu untuk wawancara yang tidak berguna
5. Membuat perusahaan dituntut oleh pengadilan karena tindakan diskriminasi
6. Membuat perusahaan diawasi oleh pengawas undang-undang keamanan pekerjaan
federal karena tidak memerhatikan keamanan
7. Mengakibatkan sebagian karyawan berpikir bahwa gaji mereka tidak adil dan tidak
sebanding dengan karyawan lainnya di dalam organisasi
8. Membiarkan kurangnya pelatihan mengakibatkan berkurangnya efektivitas divisi
9. Melakukan praktik pekerja yang tidak adil
Manajer:
1. Lini (line manager)
Seorang manajer yang memiliki bawahan langsung, berhak memberikan arahan
pekerjaan dan bertanggung jawab untuk mencapai sasaran atau tujuan organisasi.
2. Staff Manager
Seorang manajer yang membantu dan memberikan saran kepada manajer lini.
Pada umumnya, Manajemen SDM termasuk dalam staff manager
Fungsi Manajer SDM:
1. Line Function
Manajer SDM memiliki otoritas lini yakni mengarahkan aktivitas karyawan di dalam
divisinya sendiri dan dalam memberikan pelayanan (kafetaria pabrik)
2. Coordinative Function
Manajer SDM berfungsi untuk mengkoordinasikan aktivitas personalia; bahwa setiap
manajer lini bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan
3. Staff Function
Menjadi penasihat karyawan: memperlakuakn karyawan, memotivasi
mereka, memberi apa yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi
Memberi saran kepada manajer lini, CEO, mengenai kondisi karyawan dari
proses perekrutan, memotivasi, memberi kompensasi dan benefits, serta
memecat karyawan.
Manajer SDM duties:
1. Recruiter
2. EEO (equal employment opportunity) coordinators
3. Job analysis
4. Manajer kompensasi
5. Tenaga spesialis pelatihan
6. Spesialis hubungan kerja
Changes and Trends in Manajemen SDM:
1. Globalization trends
2. Technological trends
3. Trend in the nature of work
HI-tech job
Human capital : keahlian, pengetahuan pekerja untuk perusahaan
Service job
Knowledge
4. Demografis Tenaga Kerja (single parents, sukuisme, dsb)
New Responsibility oh Manager SDM
1. Strategic MSDM: mensupport strategic plan perusahaan
2. Creating High Performance Work System: untuk meningkatkan performa kerja
3. Measuring the HRM teams performance
4. Managing with HR score card – process
Mengukur efektivitas dan efisiensi fungsi SDM dalam menciptakan tingkah laku
karyawan yang dibutukan untuk mencapai tujuan-tujuan strategis perusahaan.
Tujuan: untuk mengembangkan sistem MSDM yang dapat mendukung tujuan strategis
perusahaan
Strategi: rencana jangka panjang perusahaan mengenai bagaimana menyeimbangkan
kekuatan dan kelemahan internal dengan kesempatan dan tantangan eksternal untuk
memperoleh competitive advantage
Strategic management
Proses mengidentifikasi dan menjelaskan misi organisasi dengan menyesuaikan kemampuan
organisasi dengan permintaan dari lingkungan organisasi tersebut
1. Strategic Planning
2. Strategic Execution
3. Strategic Evaluation
Proses Manajemen Stratejik
1. Mendefinisikan Bisnis dan Misi
Visi: pernyataan umum tentang tujuan yang direncanakan yang merupakan
sumber perasaan emosional anggota organisasi
Misi: mengomunikasikan siapa perusahaan tersebut, apa yang dilakukannya,
dan di mana dia dapat memimpin
2. Menghadirkan Audit Eksternal dan Internal
SWOT analysis: untuk mengonversi dan mengorganisasikan proses
identifikasi Kekuatan, Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman
perusahaan
3. Memperlaku melakukan bisnis dan mission statement yang baru
4. Menerjemahkan Misi
Mengevaluasi dan bertindak melalui kerja sama publik dan swasta untuk
meningkatkan sistem energi.
5. Memformulasikan Strategi untuk Mencapai Tujuan
Strategi: rencana jangka panjang perusahaan mengenai bagaimana perusahaan akan
menyeimbangkan kekuatan dan kelemahannya, kesempatan eksternal dan ancaman
yang dihadapinya untuk menjaga keuntungan kompetitif
6. Implementasi Strategi (Strategic Execution)
7. Mengevaluasi Kinerja (Strategic Evaluation)
Types of Strategies
1. Corporate Strategy
Mengidentifikasi portfolio bisnis dan bagaimana hubungan satu unit bisnis dengan
unit bisnis lainnya.
a. Diversifikasi: adding new product line
b. Vertical integration: memproduksi sendiri bahan mentah, menjual langsung
produknya
c. Consolidation: reducing company size
d. Geographic expansion: misalnya ekspansi ke luar negeri
2. Competitive strategy
Faktor-faktor yang memungkinkan perusahaan untuk mendiferensiasikan produknya
dan pesaing untuk meningkatkan market share
a. Low-cost leadership: fokus pada penekanan biaya
b. Differentiation: unique product, widely value by customer
c. Focuses: market niche
3. Functional Strategy
Mengidentifikasi tugas utama masing-masing departemen untuk membantu
perusahaan menjalankan competitive strategies
Definisi
Prosedur untuk menentukan tanggung jawab dan persyaratan dan keterampilan yang
dibutuhkan dari pekerjaan untuk pekerjaan tersebut
Informasi-informasi yang dikumpulkan untuk Job analysis:
1. Aktivitas pekerjaan: mengumpulkan informasi mengenai aktivitas pekerjaan tersebut
yang sebenarnya. Meliputi bagaimana, mengapa, dan kapan pekerja itu melakukan
setiap aktivitasnya
2. Perilaku manusia: mengumpulkan informasi mengenai perilaku-perilaku manusia
3. Mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan: informasi mengenai perangkat
yang akan digunakan, diproses, dan pelayanan yang diberikan
4. Standar prestasi: Informasi mengenai standar prestasi pekerjaan (konteks level atau
mutu setiap kewajiban pekerjaan)
5. Konteks Pekerjaan: informasi tentang hal-hal seperti kondisi fisik pekerjaan, jadwal,
dan konteks organisasi-sosial
6. Persyaratan manusia: persyaratan manusia untuk pekerjaan itu, seperti
keterampilan dan pengetahuan dan atribut pribadi yang dibutuhkan
Manfaat Informasi Analisis Pekerjaan
1. Perekrutan dan Penyeleksian : memberikan informasi mengenai kebutuhan
pekerjaan dan karakteristik manusia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas ini.
2. Kompensasi: memperkirakan nilai dari setiap pekerjaan dan kompensasi yang tepat.
3. Penilaian prestasi: dengan membandingkan prestasi dari setiap karyawan dengan
standar prestasi perusahaan
4. Pelatihan: gambaran tentang aktivitas, keterampilan dan pelatihan yang dibutuhkan
oleh pekerjaan tersebut
5. Menentukan kewajiban yang tidak ditugaskan
6. Memenuhi EEO
Langkah-langkah analisi pekerjaan:
1. Tentukan bagaimana andan mengolah informasi yang ada: menentukan data yang
dikumpulkan dan caranya
2. Review informasi yang relevan: dengan bagan process atau bagan organisasi
3. Pilih posisi yang dapat mewakili: jika jabatan di perusahaan banyak, pilih yang bagus
atau mewakili
4. Analisis pekerjaan dari data atau informasi yang ada
5. Verifikasi informasi job analysis, ke jabatan yang tinggi
6. Buat job description dan job specification
Metode-metode untuk mengumpulkan informasi:
1. Interview atau wawancara
2. Kuesioner
3. Observasi
4. Participant diary : karyawan diberi buku agenda dimana harus diisi sesuai kegiatan
pekerjaan yang dilakukan
Quantitative Job analysis Techniques
1. PAQ (Position Analysis Questionaire): kuesioner yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dapat diukur mengenai kewajiban dan tanggung jawab
pekerjaan
2. Prosedur Departemen Tenaga Kerja
3. Analisis Pekerjaan Fungsional: metode penggolongan pekerjaan
Writing Job Description
1. Identifikasi pekerjaan
2. Ringkasan pekerjaan
3. Tanggung jawab pekerjaan
4. Otoritas dan pemegang jabatan
5. Standar prestasi
6. Kondisi kerja
7. Spesifikasi pekerjaan
Job Analysis in Jobless World
1. Spesification and efficiency
Job enlargement
Job enrichment
Job rotation
2. Dejobbing the organitation
Flattening the organization
Using self-managed+work teams
Reengineering Business Process
Wawancara adalah prosedur yang dirancang untuk memperoleh informasi dari seseorang
melalui respons lisan terhadap pertanyaan lisan
Wawancara seleksi prosedur seleksi yang dirancang untuk memprediksi prestasi kerja di
masa yang akan datang atas dasar respon lisan terhadap pertanyaan lisan
Wawancara penilaian diskusi yang digunakan untuk menilai prestasi
Wawancara untuk mengetahui mengapa karyawan keluar untuk memperoleh informasi
yang mungkin memberi pandangan atau wawasan kepada pengusaha apa yang benar dan
salah tentang perusahaan
Jenis Wawancara
1. Wawancara terstruktur vs tidak terstruktur
Terstruktur wawancara mengikuti rangkaian pertanyaan
Tidak terstruktur wawancara dengan gaya konvensional dimana
interviewer menanyakan hal yang menarik saat muncul respon untuk satu
pertanyaan
2. Isi wawancara
Wawancara situasional pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan
yang fokus pada bagaimana calon karyawan berprilaku dalam situasi
tertentu
Wawancara perilau pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan
yang fokus pada bagaimana calon karyawan bereaksi terhadap situasi nyata
di masa lalu
Wawancara yang berhubungan dengan pekerjaan pertanyaan yang
berhubungan dengan pekerjaan yang fokus pada perilaku masa lalu yang
relevan dengan pekerjaan
Wawancara tekanan pelamar dibuat tidak nyaman dengan berbagai
pertanyaan yang menekan, agar membantu mengenali pelamar yang
hipersensitif dan memiliki toleransi tekanan rendah atau tinggi
Melakuakan wawancara
1. Wawancara pribadi atau individu
2. Wawancara panel terdapat sekelompok pewawancara
3. Wawancara massa panel mewawancarai beberapa pelamar secara simultan
4. Wawancara terkomputerisasi
Hal-hal yang dapat merendahkan kegunaan wawancara
1. Kesan pertama
Pewawancara cenderung langsung menarik kesimpulan tentang calon karyawan
pada beberapa menit pertama wawancara atau bahkan sebelum dimulai,
berdasarkan nilai ujian atau daftar riwayat hidup
2. Salah memberi pekerjaan
Pewawancara tidak tahu pasti konsekuensi pekerjaan dan pelamar yang sesuai
karena mereka memiliki stereotip yang salah mengenai pelamar yang baik
3. Kesalahan urutan calon karyawan dan tekanan untuk mempekerjakan:
Kesalahan urutan disebabkan mewawancarai pelamar yang sangat bagus
atau sangat buruk tepat sebelum mewawancarai pelamar yang
bersangkutan
Tekanan yang dalam situasi kurang kuota perekrutan mengevaluasi orang
yang direkrut lebih tinggi daripada yang dalam keadaan berlebih kuotanya
4. Perilaku non verbal dan manajemen kesan
Pewawancara memandang kepribadian pelamar dari cara orang itu bertindak dalam
wawancara non verbal seperti kontak mata dan energi. Dalam wawancara pelamar
biasanya memuji pewawancara agar mendapat kesan yang baik
5. Efek dari karakteristik pribadi
Pewawancara harus waspada untuk tidak membiarkan sifat menarik, jenis kelamin,
dan ras memainkan peran penting
6. Perilaku wawancara
Terdapat berbagai macam perilaku seperti mendominasi pembicaraan, berperan
sebagai jaksa atau psikolog dan membiarkan pelamar mendominasi
Merancang dan melakukan wawancara efektif
1. Wawancara situasional terstruktur, prosedurnya:
Analisis pekerjaan
Buat peringkat tanggung jawab pekerjaan
Buat pertanyaan wawancara
Buat jawaban pembanding
Tunjuk panel wawancara dan lakukan wawancara
2. Melakukan wawancara yang efektif, pedomannya:
Membuat struktur wawancara
Mempersiapkan diri untuk wawancara
Membangun suasana
Bertanyalah
Tutuplah wawancara
Meninjau wawancara
Performance appraisal
Evaluating an employee’s current and/or past performance relative to his or her
performance standards.
Performance management
The process employers use to make sure employees are working toward organizational
goals.
Why Performance Management?
o Increasing use by employers of performance management reflects:
The popularity of the total quality management (TQM) concepts.
The belief that traditional performance appraisals are often not just useless
but counterproductive.
The necessity in today’s globally competitive industrial environment for
every employee’s efforts to focus on helping the company to achieve its
strategic goals.
Why appraise performance?
o Appraisals play an integral role in the employer’s performance management
process.
o Appraisals help in planning for correcting deficiencies and reinforce things done
correctly.
o Appraisals, in identifying employee strengths and weaknesses, are useful for career
planning
o Appraisals affect the employer’s salary raise decisions.
Performance Appraisal Methods
o Graphic rating scale
A scale that lists a number of traits and a range of performance for each that is used
to identify the score that best describes an employee’s level of performance for each
trait.
o Alternation ranking method
Ranking employees from best to worst on a particular trait, choosing highest, then
lowest, until all are ranked.
o Paired comparison method
Ranking employees by making a chart of all possible pairs of the employees for each
trait and indicating which is the better employee of the pair.
o Forced distribution method
Similar to grading on a curve; predetermined percentages of ratees are placed in
various performance categories.
o Narrative Forms
o Behaviorally anchored rating scale (BARS)
An appraisal method that uses quantified scale with specific narrative examples of
good and poor performance.
Potential Rating Scale Appraisal Problems
o Unclear standards
An appraisal that is too open to interpretation.
o Halo effect
Occurs when a supervisor’s rating of a subordinate on one trait biases the rating of
that person on other traits.
o Central tendency
A tendency to rate all employees the same way, such as rating them all average.
o Strictness/leniency
The problem that occurs when a supervisor has a tendency to rate all subordinates
either high or low.
o Bias
The tendency to allow individual differences such as age, race, and sex to affect the
appraisal ratings employees receive.
Career
– The process for enabling employees to better understand and develop their career
skills and interests, and to use these skills and interests more effectively.
Career development
Career planning
– The deliberate process through which someone becomes aware of personal skills,
interests, knowledge, motivations, and other characteristics; and establishes action
plans to attain specific goals.
Careers today
– Careers are no simple progressions of employment in one or two firms with a single
profession.
– The Individual
– The Manager
– The Organization
Communicate mission, policies, and procedures.
– Growth stage
– Exploration stage
– Establishment stage
Trial substage
Stabilization substage
– Maintenance Stage
– Decline Stage