Pengertian MSDM
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
MSDM atau Manajemen Sumber Daya Manusia adalah salah satu fungsi dalam sebuah
perusahaan atau organisasi yang fokus pada kegiatan rekrutmen, pengelolaan dan
pengarahan untuk orang-orang yang bekerja dalam perusahaan tersebut.
Divisi HR yang mengelola manajemen SDM ini akan menyediakan pengetahuan (tentang
perusahaan), peralatan yang dibutuhkan, pelatihan, layanan administrasi, pembinaan, saran
hukum, serta pengawasan dan manajemen talenta. Semua hal tersebut dibutuhkan demi
mencapai tujuan perusahaan.
Selain itu, divisi ini memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan perusahaan
dengan menerapkan seluruh nilai dan budaya perusahaan.
Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki tim yang
solid dan mengilhami pemberdayaan karyawan.
Dalam menjalankan kegiatan baik di organisasi atau perusahaan, dibutuhkan sumber daya
manusia yang kompeten di bidangnya masing-masing. Dalam menjalankan kegiatan di
sebuah perusahaan atau organisasi juga diperlukan manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan baik dan mencapai target
yang diinginkan.
Tujuan MSDM
Berjalan tanpa arah akan membuat Anda tersesat. Terkadang orang melakukan sesuatu
karena orang lain melakukannya juga tanpa tahu apakah hal tersebut baik untuk dirinya
juga atau tidak.
Dengan mengetahui apa saja tujuan manajemen sdm di perusahaan pada umumnya, Anda
dapat lebih mudah menentukan apa yang ingin Anda capai, bagaimana mencapainya
dan mengukur seberapa jauh pencapaian Anda setiap periode waktu tertentu.
Selain penjelasan mengenai tujuan manajemen sumber daya manusia diatas, terdapat
tujuan manajemen sumber daya manusia menurut para ahli.
Produktivitas
Semakin tinggi dan semakin baik sumber daya manusia yang dimiliki maka akan
menciptakan produktivitas yang baik bagi perusahaan.Sumber daya manusia yang
terampil akan menghasilkan sumbangsih yang lebih banyak dan lebih baik daripada
sumber daya manusia yang kurang terampil meski perusahaan harus mengeluarkan
biaya lebih tinggi bagi sumber daya manusia terampil.
Laba (Profit)
Sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan laba perusahaan yang lebih
tinggi. Laba saat ini menjadi tujuan utama bagi suatu perusahaan yang bersifat profit
oriented yang juga berkaitan secara tidak langsung dengan tujuan sumber daya
manusia.Ukuran kinerja dikembangkan untuk membandingkan antara input dan
output. Oleh karena itu ukuran kinerja karyawan saat ini berbasis pada ukuran laba
yang diperoleh.
Sebagai langkah untuk mewujudkan tujuan masing-masing lini yang terkait dengan tujuan
manajemen sumber daya manusia maka diperlukan strategi yang tepat untuk
mewujudkannya.
Dan hal yang penting selanjutnya adalah proses mengimplementasikan strategi dan
mengukur tingkat pencapaian strategi tersebut. Oleh karena itu diperlukan manajemen
strategi. Untuk lebih rinci, berikut adalah tugas utama manajemen strategi :
Fungsi MSDM
Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Dari pembahasan sebelumnya dapat dipahami bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia
memberikan kontribusi besar bagi sebuah perusahaan.
Dengan adanya SDM, pengelolaan terhadap seluruh kegiatan yang melibatkan elemen
sumber daya manusia dapat berjalan dengan mudah. Hal ini tidak lepas dari fungsi MSDM
itu sendiri yang membuat pengelolaan lebih mudah.
Fungsi pertama dari MSDM adalah staffing atau pengelolaan terhadap tenaga kerja
organisasi. Dalam penerapannya, staffing dilakukan dalam 3 langkah yaitu perencanaan,
penarikan dan seleksi.
Staffing memiliki peran penting dalam membantu perusahaan merekrut sumber daya
manusia yang berkualitas dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
2. Performance Evaluation
Mereka yang bekerja pada divisi SDM memiliki tanggung jawab terhadap serangkaian
pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja. Hal ini memudahkan perusahaan dalam
mengevaluasi karyawan atau calon karyawan terpilih. Proses evaluasi atau penilaian
dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan divisi SDM.
3. Compensation
Fungsi lain dari divisi SDM adalah mengatur mengenai gaji karyawan dalam perusahaan. Hal
ini merupakan bentuk penghargaan yang diberikan perusahaan atas kinerja karyawan.
Pengelolaan gaji memberikan pengaruh signifikan dalam iklim kerja organisasi.
Fungsi selanjutnya dari MSDM adalah mengadakan pusat pelatihan untuk seluruh elemen
sumber daya manusia dalam perusahaan.
hal ini bertujuan untuk membuat karyawan bekerja dengan maksimal. Selain itu, SDM juga
bertanggung jawab untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dialami karyawan
untuk memaksimalkan kinerja karyawan.
5. Employe Relation
Tugas dan tanggung jawab MSDM juga adalah berupaya membangun relasi dengan pihak
lain yang terkait dengan tenaga kerja seperti serikat pekerja.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi karyawan karena
permasalahan dapat diatasi dengan baik. Relasi ini juga bertujuan untuk menghindari
kemungkinan karyawan melakukan demonstrasi.
6. Personal Research
Tugas utama dari MSDM adalah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi karyawan
dalam lingkungan perusahaan.
MSDM harus melakukan analisis terhadap setiap permasalahan seperti PHK dan
memberikan solusi yang tepat. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan karyawan dari hal
yang bisa mengganggu kinerjanya dalam perusahaan.
Iklim yang kondusif serta aman dan sehat dapat membuat karyawan melakukan
pekerjaannya dengan maksimal. Salah satu tugas dan tanggung jawab MSDM adalah
memberikan jaminan keselamatan kerja dan kesehatan bagi elemen sumber daya manusia
dalam organisasi.
Manfaat MSDM
Sumber daya Manusia (SDM) merupakan aset penting dalam sebuah perusahaan sehingga
hal ini perlu dirancang secara efektif. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari
manajemen sumber daya manusia (P. Siagian: 1994) antara lain:
a. Perusahaan dapat memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah ada secara baik
Manajer sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan perlu memperhatikan kelebihan
serta kekurangan yang dimiliki perusahaan seperti, jumlah karyawan yang tersedia, masa
kerja masing-masing, pengetahuan serta skills yang dimiliki, bakat yang perlu
dikembangkan, serta minat karyawan yang bersangkutan.
Kebutuhan akan tenaga kerja di masa mendatang baik dalam arti jumlah maupun
kualifikasinya untuk mengisi formasi tertentu dan menyelenggarakan aktivitas baru
Perusahaan yang sudah besar perlu memiliki perencanaan yang strategik. Pemanfaatan
serta kebutuhan sumber daya manusia pada masa mendatang bisa meliputi, jumlah
karyawan yang dipromosikan menduduki jabatan yang lebih tinggi, berapa lowongan yang
kosong, jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam waktu tersebut, hingga jumlah kebutuhan
pegawai yang berkualitas.
Penanganan informasi sumber daya manusia yang dimiliki bisa meliputi, masa kerja setiap
karyawan, status perkawinan, tunjangan, jumlah penghasilan, Pendidikan dan pelatihan yang
pernah ditempuh, keterampilan khusus yang dimiliki karyawan, dan jabatan yang pernah
diduduki.
e. Penelitian
SDM juga harus didistribusikan dan dialokasikan sedemikian rupa dengan cara tertentu
sehingga dapat menyediakan keunggulan bersaing. Pengelolaan Tenaga Kerja Asing dalam
hal ini expatriate melalui penugasan ke luar negeri harus dilakukan dengan baik oleh
perusahaan-perusahaan besar, dan dengan pilihan strategi yang tepat merupakan upaya
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain itu, manajemen SDM harus bisa menunjukkan kemampuan dan nilai yang mereka
jalani dengan “melindungi” perusahaan dari berbagai masalah, seperti tuntutan hukum
dalam beberapa kasus.
Pemberian kompensasi
Perekrutan
Manajemen kinerja
Pengembangan perusahaan
Keselamatan karyawan
Kesehatan karyawan
Tunjangan karyawan
Motivasi kerja
Komunikasi
Administrasi dan pelatihan karyawan
Jadi, fokus manajemen SDM ini juga meliputi pengelolaan karyawan dan budaya serta nilai
lingkungan kerja secara strategik dengan pendekatan yang tepat.
Manajemen SDM yang efektif memungkinkan karyawan untuk berkontribusi secara efektif
untuk perusahaan demi mencapai tujuannya dengan job description yang sesuai.
Kalau sebelumnya fungsi manajemen SDM adalah mengerjakan urusan administrasi dan
transaksional, kini fungsi dan fokus manajemen SDM diharapkan mampu terlibat dalam
pemanfaatan karyawan secara strategis dan memastikan bahwa program untuk karyawan
bisa memberikan dampak positif pada perusahaan.
Recruitment disini diartikan pengadaan, yaitu suatu proses kegiatan mengisi formasi yang
lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyarigan sampai dengan
pengangkatan dan penempatan. Pengadaan yang dimaksud disini lebih luas maknanya,
karena pengadaan dapat merupakan salah satu upaya dari pemanfaatan. Jadi pengadaan
disini adalah upaya penemuan calon dari dalam organisasi maupun dari luar untuk mengisi
jabatan yang memerlukan SDM yang berkualitas.
Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment from within. Recruitment from
within merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM yang sudah ada, antara lain melalui
pemindahan dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekerja dari luar
tahapan seleksi memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka (open
competition) yang didasarkan kepada standar dan mutu yang sifatnya dapat diukur
(measurable). Pada seleksi pekerja baru maupun perpindahan baik promosi dan tanpa
promosi, harus memperhatikan unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi,
kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian.
Tahapan pemanfaatan SDM ini sangat memegang peranan penting, dan merupakan tugas
utama dari seorang pimpinan. Suatu hal yang penting disini adalah memanfaatkan SDM
atau pekerja secara efisien, atau pemanfaatan SDM secara optimal, artinya pekerja
dimanfaatkan sebesar-besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan
mempertimbangkan batas-batas kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak
merasa diperas karena secara wajar pula orang tersebut menikmati kemanfaatannya.
Prinsip pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip satisfaction yaitu tingkat kepuasan
yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi pendorong untuk berprestasi lebih tinggi,
sehingga makin bermanfaat bagi organisasi dan pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat
dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang paling mudah dan sederhana sampai cara
yang paling canggih. Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap pengadaan, dengan
prinsip the right man on the right job.
Maintenance (pemeliharaan)
Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang
berupa finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas
kendaraan, perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa immaterial sepert: kesempatan
untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Pemeliharaan dengan sistem ganjaran ini
diharapkan dapat membawa pengaruh terhadap tingkat prestasi dan produktitas kerja.
Development (pengembangan)
Sumber daya manusia yang ada didalam suatu organisasi perlu pengembangan sampai
pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan organisasi. Apabila organisasi ingin
berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan
pelatihan yang berkesinambungan.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan
atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu :
TOPIK 2
Pendahuluan
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan
global atau internasional, banyak sekali perubahan global yang terjadi di
berbagai sektor seperti semakin majunya ilmu pengetahuan, berkembangnya
teknologi telekomunikasi, informasi, transportasi, dan berbagai sektor lainnya.
Perusahaan berbasis global saat ini mulai lebih gencar dalam meningkatkan kegiatan
bisnis keluar negeri untuk memperluas penjualan mereka ke pasar baru di luar
negeri.
2. Pengembangan hubungan industrial (antara pelaku bisnis, dan pelaku produksi serta
pemerintah) dan berusaha untuk menggambarkan dan membandingkan serta menganalisis
sistem SDM di beberapa negara.
3. Hukum. Sistem hukum kerap menentukan syarat praktik MSDM tertentu ,seperti
pelatihan, kompensasi, pengangkatan, pemecatan dan PHK. Sistem hukum merupakan
perkembangan dari budaya yang sudah ada.
Oleh karena itu hukum suatu negara seringkali mencerminkan norma-norma sosial yang
menilai bagaimana perilaku yang dibenarkan. Faktor hukum dan hubungan Industrial sangat
beragam dari satu negara dengan negara yang lain.
Dimensi Budaya
Ada empat dimensi budaya yang mempengaruhi perilaku
dalam suatu organisasi internasional :
Ada 4 dimensi budaya yang mempengaruhi perilaku dalam suatu organisasi internasional :
Dimensi ini juga dapat terjadi di masyarakat, dan organisasi. Dalam organisasi yang
masyarakatnya mempunyai dimensi Collectivism memerlukan ketergantungan
emosional yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki dimensi
Individualism
2. Power Distance: merupakan dimensi budaya yang menunjukkan adanya ketidak
sejajaran (inequality) bagi anggota yang tidak mempunyai kekuatan dalam suatu
institusi (keluarga, sekolah, dan masyarakat) atau organisasi (tempat bekerja). Perbedaan
kekuasaan ini berbeda-beda tergantung dari tingkatan sosial, tingkat pendidikan, dan
jabatan.
4. Masculinity versus Feminimity: kebudayaan masculine dimiliki oleh negara yang tinggal di
daerah beriklim panas, tropis dan dekat dengan garis khatulistiwa. Kebudayaan masculine
menghargai nilai prestasi kerja dan ketegasan.
Sehingga budaya ini dianggap lebih sesuai dengan karakter laki-laki yang tegas, lebih
berambisi dan berani bersaing. kebudayaan feminine lebih banyak dimiliki oleh negara yang
tinggal di daerah beriklim dingin dan sedang (jauh dari garis khatulistiwa). Kebudayaan
feminine memiliki nilai penurut dan mendukung kehidupan sosial dimana lebih
menghargai sesama dan simpati.
Ada 3 cara terbaik yang membuat SDM global dapat diterima oleh para manager lokal
diseluruh dunia:
1. Harus selalu mengingat bahwa sistem global akan lebih bisa diterima di dalam organisasi
yang memang berbasis organisasi global.
2. Menyelidiki intimidasi terhadap diferensiasi dan menentukan legitimasi (penerimaan dan
pengakuan atas kewenangan yang diberikan) di suatu negara tersebut.
3. Mencoba bekerja dalam konteks budaya perusahaa (nilai yang dianut perusahaan) yang
kuat.
Penyusunan staff untuk organisasi global meliputi proses mengidentifikasi dan menyeleksi
setiap orang yang akan mengisi posisi yang dibutuhkan tersebut diluar negeri. Dalam
penyusunan staf organisasi global bisa melalui beberapa jenis, termasuk dalam memilih
manajer bisa dari negara asal ataupun dari lokal. Selain itu pemilihan staf atau manajer bisa
dengan:
1. Ekspatriat, adalah seorang yang bukan warga negara dari negara dimana tempat mereka
bekerja.
2. Kewarganegaraan negara asal, adalah warga negara dari tempat perusahaan itu
memiliki kantor pusatnya.
3. Kewarganegaraan negara ketiga, adalah warga negara dari sebuah negara selain dari
negara asal atau negara setempat.
Kemudian pada perusahaan yang dijalankan dengan nilai polisentris yakni, keyakinan bahwa
hanya para manajer dari negara setempatlah yang dapat memahami budaya dan juga
perilaku dari pasar negara setempat. Maka dengan nilai yang dijalankan ini perusahaan
bisa menyusun staf cabang luar negerinya dengan memilih dari negara setempat, dan staf
kantor pusatnya dengan memilih dari kewarga negaraan asal.
Selanjutnya jika nilai geosentris yang diterapkan yaitu, keyakinan dimana seluruh staff
manajemen harus dipindah didasarkan pada basis global, yakni bahwa manajer terbaik
untuk posisi tertentu bisa dari mana saja dari berbagai negara.
Maka dengan nilai geosentris perusahaan akan mencari orang terbaik untuk pekerjaan
yang penting atau pekerjaan kunci di seluruh organisasi, baik dari warga negara asal
ataupun dari warga negara setempat.
Penutup
Perusahaan harus dikelola secara global hal ini menghadapkan manajer dengan
banyak tantangan baru, termasuk mengkoordinasikan operasi produksi, penjualan
dan keuangan diseluruh dunia. Perbedaan antar negara mempengaruhi proses
manajemen sumber daya manusia di suatu perusahaan. Adanya perbedaan budaya
seperti Individualism versus Collectivism yang menyatakan perbedaan dalam sikap
dan nilai setiap individu.
Seperti Faktor ekonomi dan industrial dapat dilihat dari biaya pekerja membantu
menentukan apakah penekanan SDM harus pada efisiensi, pembangunan komitmen
atau suatu pendekatan lainnya.
TOPIK 3
Pendahuluan
Apa itu budaya organisasi? Pengertian Budaya Organisasi adalah suatu karakteristik yang
ada pada sebuah organisasi dan menjadi pedoman organisasi tersebut sehingga
membedakannya dengan organisasi lainnya. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah
norma perilaku dan nilai-nilai yang dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi
dan digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut.
Budaya organisasi secara sederhana dapat juga diartikan bagaimana segala sesuatu
diselesaikan di tempat tersebut (Deal & Kennedy, 2000). Budaya dalam sebuah organisasi
melibatkan sekumpulan pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi dan juga nilai yang
terkandung di dalamnya yang nanti akan tercermin dalam perilaku anggota, mulai dari inner
working,interaksi dengan lingkungan di luar organisasi, sampai ekpsktasi di masa depan.
Ada juga yang menjabarkan budaya organisasi berarti melibatkan peraturan tertulis dan tak
tertulis, asumsi, kebiasaan, bahasa, simbol, norma, visi, sistem, kepercayaan dan nilai
(Needle, 2004). Di sisi lain, beberapa pengertian budaya organisasi justru menekan dan
membentuk tingkah laku karyawan dalam organisasi tersebut.
Jadi mau tidak mau, ketika mereka masuk ke sana, mereka akan mengikuti kebiasaan dan
budaya yang berlaku di sana.
Beberapa ahli di bidang ilmu sosiologi pernah menjelaskan mengenai defenisi Budaya
organisasi, diantaranya adalah:
1. Susanto
Menurut susanto, pengertian budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman
bagi sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha
penyesuaian integrasi ke dalam organisasi, dengan begitu masing-masing anggota
organisasi wajib memahami nilai-nilai yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah
laku atau berperilaku.
2. Robbins
Menurut Robbins pengertian budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang
dianut oleh masing-masing anggota yang membedakan sebuah organisasi dengan
organisasi yang lain.
3. Gareth R. Jones
Menurut Gareth R. Jones pengertian budaya organisasi adalah sebuah persepsi bersama
yang dianut oleh masing-masing anggota organisasi, suatu sistem dari makna bersama.
4. Walter R. Freytag
Menurut Walter R. Freytag pengertian budaya organisasi adalah berbagai asumsi dan nilai
yang disadari atau tidak disadari yang mampu mengikat kepaduan sebuah organisasi.
Asumsi dan nilai tersebut menjadi penentu pola perilaku para anggota di dalam organisasi.
5. Larissa A. Grunig
Menurut Larissa A. Grunig arti budaya organisasi adalah totalitas nilai, simbol, makna,
asumsi, dan harapan yang mampu mengorganisasikan sebuah kelompok yang bekerja
secara bersama-sama.
6. Lathans (1998)
Menurut Lathans pengertian budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi. Semua anggota organisasi akan berperilaku
sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya.
7. Sarpin (1995)
Menurut Sarpin, pengertian budaya organisasi adalah suatu sistem nilai, kepercayaan, dan
kebiasaan di dalam sebuah organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur system
formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.
8. Schein
Menurut Schein pengertian budaya organisasi adalah sebuah pola dari berbagai asumsi
dasar yang ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh sebuah kelompok dengan
tujuan agar organisasi belajar mengatasi dan menganggulangi masalah-masalah yang
timbul akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup
baik.
Dengan begitu, budaya organisasi harus diajarkan kepada semua anggota baru sebagai cara
yang benar untuk memahami, memikirkan, dan merasakan berkenaan dengan masalah-
masalah tersebut.
Menurut Hodge, Anthony, dan Gales pengertian budaya organisasi adalah konstruksi dari
dua tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang kelihatan (observable) dan yang
tidak kelihatan (unoservable).
Selain itu, beberapa ahli juga pernah menjelaskan tentang fungsi budaya organisasi
tersebut, diantaranya adalah:
Untuk menentukan batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang benar dan
yang salah
Menumbuhkan rasa memiliki dan jati diri sebuah organisasi dan para anggotanya
Untuk menumbuhkan komitmen kepada anggota bahwa kepentingan bersama
adalah di atas kepentingan individual
Sebagai alat untuk memperkuat ikatan seluruh anggota organisasi
Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan
Dalam bukunya, Noe dan Mondy (1996:237) mengatakan ada dua tipe Budaya Organisasi,
yaitu:
Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi dengan
didukung adanya rasa percaya pada bawahan, komunikasi yang terbuka, kepemimpinan
yang supportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara tim, adanya otonomi
pekerja, dan berbagi informasi.
Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi, namun
pencapaian tersebut mungkin lebih dinyatakan dan dipaksakan organisasi dengan
pemimpin yang otokrasi dan kuat.
Selanjutnya menurut Cameron dan Quinn dalam Rangkuti (2011, p.33) membagi empat
dimensi menjadi tipologi budaya organisasi yaitu :
1. Tipe Budaya Kekeluargaan (Clan Culture)
Tipe Kultur Kekeluargaan (Clan Culture) adalah budaya organisasi dimana perusahaan
memiliki karakter kekeluargaan, terdapat lingkungan yang dapat mengatur dengan baik
perusahaan melalui team work, dan pengembangan SDM serta memperlakukan konsumen
sebagai rekanan. Tugas utama dari manajemen adalah mengendalikan dan membina
karyawan sehingga memudahkan mereka untuk berpartisipasi.
1. Budaya Administrasi
Budaya administrasi dalam organisasi sangat dibutuhkan misalnya dalam hal surat
menyurat, keluar masuk barang, pendapatan pegawai dan lainnya untuk memperlancar
kinerja perusahaan.
2. Kedisiplinan
Budaya organisasi bisa berupa kedisiplinan. Misalnya dalam hal ketepatan menyelesaikan
order yang di minta, budaya ramah kepada customer, tidak telat datang ke kantor dan
masih banyak lagi.
Kemampuang organisasi dalam membagi wewenang adalah budaya organiasi yang menjadi
kunci keberhasilan sebuah perusahaan. Tanpa pembagian wewenang yang jelas maka
kinerja para anggota dalam organisasi tersebut tidak akan optimal karena kebingungan.
4. Inovasi
Inovasi adalah budaya organisasi yang mendorong para anggota untuk menciptakan atau
mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif demi kemajuan organisasi tersebut.
Dari penjelasan beberapa ahli tentang budaya organisasi, kita dapat mengetahui beberapa
ciri / karakteristik budaya organisasi, diantaranya:
Inovasi dan Pengambilan Resiko adalah sebuah tindakan melakukan inovasi dan berani
mengambil resiko dalam proses inovasi tersebut.
2. Attention to Detail
Perhatian lebih hal-hal detail maksudnya adalah organisasi mengharapkan para pekerja
untuk bekerja lebih detail, analisis, dan tepat sasaran.
3. Outcome Orientation
Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/ fokus pada hasil/ manfaat dan
tidak hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut.
4. People Orientation
Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan pengaruh atau manfaat
dari sesuatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam organisasi.
5. Team Orientation
Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas kerja dalam organisasi
berdasarkan tim, bukan pada individu.
6. Aggresiveness
7. Stability
1. Inovasi dan Keberanian Mengambil Resiko, yaitu sejauh mana karyawan didorong untuk
bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian Pada Hal - Hal Rinci, yaitu sejauh mana karyawan menjalankan presisi, analistis,
dan perhatian pada hal - hal detail.
3. Orientasi Hasil, yaitu sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
5. Orientasi Tim, yaitu sejauh mana kegiatan - kegiatan karyawan dalam organisasi pada tim
ketimbang pada individu - individu.
6. Keagresifan, yaitu sejauh mana orang bersikap inovatif, agresif dan kompetitif ketimbang
santai.
7. Stabilitas, sejauh mana kegiatan - kegiatan organisasi dengan menekankan,
dipertahankannya status quo perbandingan dengan pertumbuhan perusahaan.
Budaya organisasi lebih banyak dipengaruhi oleh leader-leader soal komunikasi dan kreasi
di dalam lingkungan kerja. Ketika para pemimpin ini adalah arsitek budaya organisasi, maka
budaya yang sudah dibangun mempengaruhi gaya kepemimpinan (Schein, 2010).
Sehingga seorang leader dalam membentuk budaya kerja nantinya akan membantu
anggota mencapai tujuan yang ditetapkan bersama. Karena itu, budaya organisasi,
kepuasan terhadap pekerjaan dan kepemimpinan sangat berhubungan.
Dilansir dari Gotham Culture, seorang pemimpin bisa dipengaruhi atau mempengaruhi,
membentuk atau dibentuk oleh berbagai budaya dalam berbagai lingkungan kerja. Kecuali
beberapa hal berikut ini:
Aspek budaya pasar dan manusia dipengaruhi juga oleh bagaimana anggota organisasi
membangun bisnis, memperlakukan konsumen dan komunitas yang lebih besar.
Kebanyakan budaya orang yang memiliki struktur horizontal lebih mudah diaplikasikan dan
lebih bernilai.
Namun, tetap saja ini bisa merugikan dan membuat bisnis rugi karena kompetisi yang
dilakukan oleh setiap orang dan priortasnya (Boundless,2015). Sementara itu, market culture
lebih fokus pada hasil, kompetisi, prestasi dan bagaimana segalanya bisa diselesaikan
(ARtsFWD, 2013).
Budaya adaptif berarti berhubungan dengan pengambilan keputusan, perubahan nilai dan
meningkatkan kemungkinan bertahan hidup (Costanza et al., 2015). (ArtsFWD, 2013)
menjelaskan budaya adhokrasi lebih ke arah pengambilan resikp, inovasi dan priroritas.
2. Budaya Adhocracy
Sebuah tempat kerja yang dinamis, bersifat entrepreneur, dan kreatif. Orang-orang bekerja
keras dan berani mengambil resiko. Para pimpinan bertindak sebagai innovator dan
pengambil resiko. Yang mengikat organisasi ini adalah komitmen untuk bereksperimen dan
berinovasi. Titik beratnya adalah menjadi yang terdepan. Titik berat jangka panjang
organisasi adalah pada pertumbuhan dan mendapatkan sumberdaya baru. Keberhasilan
berarti mendapatkan produk-produk atau layanan-layanan yang unik dan baru. Menjadi
yang terdepan dalam produk atau layanan adalah hal yang penting. Organisasi ini
mendukung/mendorong inisiatif dan kebebasan individu.
3. Budaya Hierarchy
Sebuah tempat kerja yang sangat formal dan terstruktur. Prosedur-prosedur mengatur apa
yang harus dikerjakan. Para pimpinan membanggakan dirinya sebagai koordinator dan
pengatur yang baik yang mengutamakan efisiensi kerja. Menjaga atau merawat organisasi
yang berjalan baik adalah hal yang paling kritis. Aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan
formal mempersatukan organisasi. Perhatian jangka panjang adalah pada stabilitas dan
kinerja yang efisien dan berjalan mulus. Keberhasilan didefinisikan dalam hal penyampaian
atau pengiriman hasil yang dapat diandalkan, penjadwalan yang baik, dan biaya yang
rendah.
4. Budaya Market
Sebuah organisasi yang berorientasi pada hasil/pencapaian dengan fokus utamanya adalah
menyelesaikan pekerjaan. Orang-orang bersaing dan berorientasi pada tujuan. Para
pimpinan adalah penggerak yang kuat, produser, dan pesaing. Mereka adalah orang-orang
yang tangguh dan sangat menuntut. Yang mengikat organisasi adalah mementingkan
kemenangan. Reputasi dan keberhasilan adalah hal-hal yang umum. fokus jangka
panjangnya adalah kegiatan-kegiatan yang kompetitif dan pencapaian tujuan dan target.
Keberhasilan didefinisikan dalam hal pangsa pasar (market share) dan penetrasi. Harga yang
bersaing dan unggul di pasaran (market leader) adalah hal yang penting. Gaya organisasi ini
adalah dorongan yang kuat untuk berkompetisi.
TOPIK 4
Pendahuluan
Hubungan karyawan adalah hubungan dari pemberi kerja dengan karyawan didalam sebuah
perusahaan atau organisasi untuk saling berkontribusi dan bersinergi untuk mencapai
tujuan atau visi misi yang telah di rencanakan oleh perusahaan. Termasuk di
dalamnya adalah mentaati peraturan yang di tetapkan oleh perusahaan, bekerja sesuai
dengan standar operasional prosedur perusahaan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan karyawan merupakan suatu bentuk
interaksi antara pihak karyawan dengan sesama karyawan, pihak karyawan dengan atasan,
atau hubungan antara seluruh individu yang ada dalam suatu perusahaan untuk melakukan
interaksi.
Ergonomi
Ergonomi (ergonomics)
Carpal tunnel syindrom, salah satu penyakit trauma kumulatif yang sering terjadi, adalah
luka yang umumnya menimpa orang-orang yang menggunakan tangan-tangan mereka
melalui gerakan repetitvie seperti mengetik, memainkan alat musik tertentu. Gerakan ini
menggangu tendon di daerah karpal tunnel di pergelangan tangan.
ketika tendon membengkak, mereka menekan syaraf median. Masalah-masalah ini terjadi
di berbagai lokasi kerja.
Para pekerja kantor juga mengalami CTD terutama karena mengetik dan memasukan data
secara ekstensif di komputer dan peralatan serta berhubungan dengan computer.
Ada beberapa komponen dari sebuah program ergonomic yang berhasil.
Pertama, harus ada komitmen manajerial untuk mengurangi luka-luka jenis itu, termasuk m
emberikan sumber keungan dan sumber-sumber lain untuk mendukung usaha tersebut.
Tindakan-tindakan lain yang sebaiknya diambil adalah meninjau pekerjaan di mana
masalah CTD dapat terjadi serta memastikan bahwa peralatan, tempat duduk, penerangan
yang baik, dan solusi teknis lainnya digunakan. Para supervisor dan manajer harus di latih
untuk mengamati tanda-tanda CTD dan cara merespons keluhan karyawan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan otot dan rangka
(musculoskeletal) dan gerakan repetitive
Tujuan umum dari pemberian sebuah tempat kerja yang aman, terjamin dan sehat
dicapai oleh manajer operasional dan anggota staf SDM yang bekerja bersama. Tanggung
jawab utama kesehatan, dan keselamatan dan keamanan dalam organisasi biasanya menjadi
tanggung jawab supervisor dan manajer. Seorang manajer SDM atau spesialis keselamatan
dapat membantu membantu mengoordinasikan program kesehatan dan keselamatan, serta
mengadakan pelatihan keselamatan yang formal.
1 .Peran Departemen SDM
Di sebagian perusahaan departemen SDM bertanggungjawab untuk mendorong dan
mengarahkan hubungan antar pekerja dalam rangka meningkatkan kualitas antar pekerja
dan produktivitas karyawan. Usaha departemen SDM untuk meningkatkan hubungagn
antar pekerja berarti membutuhkan dukungan dari manajemen dengan penekanan pada
motivasi serta kepuasan kerja karyawan. Tanpa dukungan manajer melalui perusahaan,
usaha-usaha ini biasanya akan gagal. Dukungan manajemen menjadi sangat penting.
2 .Kualitas kehidupan kerja Melalui keterlibatan karyawan
Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperbaik kualitas kehidupan kerja
adalah keterlibatan karyawan. Keterlibatan karyawan terdiri dari berbagai metode
yang sistematis agar karyawan berpartisipasi dalam penambilan keputusan, karyawan
akan merasa turut bertanggungjawab dan merasa turut memiliki atas keputusan #imanaia
ikut berpartisipasi di dalamnya.
a. Perintah
Dalam perjanjian kerja unsur perintah ini memegang peranan yang pokok, sebab tanpa
adanya unsur perintah, hal itu bukan perjanjian kerja, dengan adanya unsur perintah dalam
perjanjian kerja, kedudukan kedua belah pihak tidak sama yaitu pihak satu kedudukannya
diatas (pihak yang memerintah) sedangkan pihak lain kedudukannya dibawah (pihak yang
diperintah). Kedudukan yang tidak sama ini disebut hubungan subordinasi serta ada yang
menyebutnya hubungan kedinasan.
(1) pemberi kerja memerlukan tenaga kerja dapat merekrut sendiri tenaga kerja yang
dibutuhkan atau melalui pelaksanaan penempatan tenaga kerja;
(2) pelaksanaan penempatan tenaga kerja sebagaimanan yang dimaksud dalam ayat (1)
wajib memberikan perlindungan sejak rekrutmen sampai penempatan tenaga kerja;
(3) pemberi kerja sebagai mana yang dimaksud pada ayat (2) dalam memperkerjakan
tenaga kerja wajib memberikan perlindungan dan mencakup kesejahteraan, keselamatan
dan kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.
Oleh karena itu kalau kedudukan kedua belah pihak tidak sama atau ada subordinasi, disitu
ada perjanjian kerja. Sebaliknya jika kedudukan kedua belah pihak sama atau ada
koordinasi, disitu tidak ada perjanjian kerja, melainkan perjanjian yang lain.
b. Pekerjaan
Dalam suatu hubungan kerja harus adanya suatu pekerjaan yang diperjanjian dan dikerjakan
sendiri oleh pekerja. Pekerjaan mana yaitu pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerjaan itu
sendiri, haruslah berdasarkan dan berpedoman pada perjanjian kerja. Pekerja yang
melaksanakan pekerjaan atas dasar pejanjian kerja tersebut pada pokoknya wajib
menjalankan pekerjaannya sendiri, karena apabila pihak itu bebas untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut untuk dilakukan sendiri atau membebankan pekerjaan tersebut kepada
orang lain maka akibatnya akan sulit dikatakan sebagai pelaksanaan dari perjanjian kerja.
Hal ini sudah diatur dalam Pasal 1603 a KUHPerdata yang berbunyi Buruh wajib melakukan
sendiri pekerjaannya; hanyalah dengan izin majikan ia dapat menyuruh seseorang ketiga
menggantikannya.
c. Adanya Upah
Upah menurut Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan adalah hak/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-
undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja.buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/ atau jasa yang telah dan/ atau akan dilakukan.
Menurut Edwin B. Filippo dalam karya tulisan berjudul “Principles of Personal Management”
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan upah adalah harga untuk jasa yang telah
diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan hukum. Di
dalam Pasal 94 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
menyebutkan bahwa komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap, maka
besarnya upah pokok sedikit- dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah pokok
dan tunjangan tetap.
Berkaitan dengan tunjangan yang diberikan perusahaan pada pekerja/buruh dibagi menjadi
2, yaitu :
i. Tunjangan Tetap
Tunjangan tetap ialah tunjangan yang diberikan oleh perusahaan secara rutin kepada
pekerja/buruh per bulan yang besarnya relatif sama. Contoh : tunjangan jabatan, tunjangan
keluarga, tunjangan keahlian/profesi dan lain-lain.
ii. Tunjangan tidak tetap Tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan kepada pekerja/buruh dimana penghitungannya berdasarkan kehadiran kerja.
Contoh : tunjangan transportasi, tunjangan makan, biaya operasional dan lain-lain.
a) CRAFT UNIONS
Biasanya dibagi menjadi 2 alasan yaitu ALASAN BERGABUNG yang terdiri atas;
• Mendapatkan kesenangan
• Mendapatkan pekerjaan
• Menerima keuntungan
• Memperoleh kekuatan kolektif
Serta ALASAN TIDAK BERGABUNG yang terdiri atas;
• Tidak menyukai SP
• Memiliki pekerjaan yang mantap
• Telah diperlakukan secara adil
b) INDUSTRIAL UNIONS
Biasanya dibagi menjadi 2 alasan yaitu ALASAN BERGABUNG yang terdiri atas;
• Mencari perubahan dalam penerapan manajemen
• Ingin mendapatkan manfaat
• Menerima tekanan rekan kerja
Serta ALASAN TIDAK BERGABUNG yang terdiri atas;
• Menginginkan posisi manajemen
• Takut melanggar
• Telah diperlakukan secara adil
c) PROFESSIONAL ASSOCIATIONS
Biasanya dibagi menjadi 2 alasan yaitu ALASAN BERGABUNG yang terdiri atas;
• Mencari kontak profesional
• Menyelesaikan persoalan profesional
• Menginginkan gaji yang lebih baik
Serta ALASAN TIDAK BERGABUNG yang terdiri atas;
• Organisasi tidak profesional
• Menginginkan posisi manajemen
• Telah diperlakukan secara adil
G) HUKUM KETENAGAKERJAAN
Umumnya terdapat sejumlah sumber kewajiban legal yang saling berinteraksi untuk
membentuk hukum ketenagakerjaan , yang antara lain dapat berupa Kontrak, Status
Penghargaan, Peraturan
a) KONTRAK merupakan akibat logis dari (akan) berlangsungnya interaksi antara pekerja
dengan organisasi (pengusaha) : KONTRAK FORMAL dan INFORMAL
b) ASPEK ESENSIAL DALAM ISI KONTRAK:
jam kerja, tugas dan tanggung jawab, supervisi, kompensasi, lembur, kebijakan dan disiplin
kerja, lokasi kerja.
c) PERATURAN PERUSAHAAN
yaitu peraturan yang di buat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat
kerja dan tata tertib perusahaan.
1. Promosi
Promosi adalah perpindahan karyawan dari suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih
tinggi gaji, tanggung jawab, dan atau jenjang organisasionalnya.
Promosi merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang dapat mendorong
karyawan untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam melakukan suatu pekerjaan dalam
lingkungan organisasi atau perusahaan.
a. Dasar-dasar Promosi
Pedoman yang dijadikan dasar untuk mempromosikan karywan atau pegawai menurut
Handoko (1999) adalah:
1) Pengalaman (lamanya pengalaman kerja karyawan).
2) Kecakapan (keahlian atau kecakapan).
3) Kombinasi kecakapan dan pengalaman (lamanya pengalaman dan kecakapan).
b. Syarat-syarat Promosi
1) Kejujuran
2) Disiplin
3) Prestasi kerja
4) Kerjasama
5) Kecakapan
6) Loyalitas
7) Kepemimpinan
8) Komunikatif
9) Pendidikan
2. Pemecatan
Menurut UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 pemecatan atau pemutusan hubungan
kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha.
Pemecatan merupakan hukuman terakhir dalam tindakan disipliner, dlm arti karyawan yg
bersangkutan telah mendapat peringatan terlebih dahulu.
a. Yang perlu diperhatikan manajer dalam melakukan pemecatan :
1) Mendaftar kekurangan kinerja yang ada secara jelas
2) Menentukan kondisi pemecatan secara jelas
3) Bersikap sensitif terhadap situasi pribadi karyawan
4) Sekiranya dimungkinkan, menawarkan pensiun muda
3. Pengunduran Diri
Pengunduran diri adalah pemisahan diri sukarela oleh seorang karyawan dari organisasi.
Alasan karyawan mengundurkan diri
1) Faktor gaji
2) Tidak cocok dengan atasan atau kultur organisasi yang tidak sesuai.
Untuk mengetahui alasan karyawan mengundurkan diri organisasi dapat
menyelenggarakan wawancara keluar dan kuesioner pasca keluar.
4. Outplacement (Penempatan Keluar)
Outplacement atau penempatan keluar adalah suatu upaya yang dilakukan organisasi untuk
membantu karyawan yang diberhentikan untuk mencari posisi baru dan menyesuaikan diri
ke status mereka yang baru. (Penyebab pemecatan: pengurangan TK, bkn krn kesalahan &
karyawan sudah kerja lama di perusahaan).
Bentuk program ini berupa konseling penempatan keluar yaitu suatu proses untuk
membantu karyawan yang diberhentikan menghadapi krisis kehilangan kerja dengan
pemulihan harga diri dan penempatan kerja positif.
Aktivitas dari outplacement adalah berupa:
1) Konseling karir
2) Konseling psikologis
3) Bantuan pencarian pekerjaan
5. Pemberhentian Sementara
Pemberhentian Sementara/merumahkan karyawan adalah manajemen menyingkirkan
para karyawan dari posisi-posisi mereka tetapi akan mengangkat mereka kembali ketika
kondisi organisasi membaik.
6. Tranfer (Mutasi)
Transfer adalah perpindahan karyawan dari satu pekerjaan ke posisi lain yang gaji,
tanggung jawab, dan jenjang organisasionalnya relatif sama. Apabila promosi menyangkut
perpindahan ke atas maka transfer merupakan perpindahan horizontal dari satu pekerjaan
ke pekerjaan lainnya.
Transfer merupakan kesempatan untuk berkembang dalam rangka aktualisasi diri.
7. Demosi
Demosi adalah perpindahan karyawan dari satu pekerjaan ke posisi lainnya yang
lebih rendah gaji, tanggung jawab, dan/ atau jenjang organisasional.
Biasa dikarenakan oleh berbagai hal, contohnya adalah keteledoran dalam bekerja. Turun
jabatan biasanya diberikan pada karyawan yang memiliki kinerja yang kurang baik atau
buruk serta bisa juga diberikan ada karyawan yang bermasalah sebagai sanksi hukuman
Demosi merupakan suatu hal yang sangat dihindari oleh setiap pekerja karena dapat
menurunkan status, jabatan, dan gaji. Namun, demosi atau turun jabatan ini biasa dilakukan
oleh beberapa instansi ataupun perusahaan demi peningkatan kualitas kerja, dan juga
sebagai motivasi bagi karyawannya agar mau berusaha untuk memperoleh yang diinginkan.
Mendapatkan promosi dan menghindari demosi.
Kadang demosi ini digunakan sebagai alternatif lain dari pemecatan terutama jika bagi
karyawan yang loyal dan telah lama bekerja di organisasi tetapi produktivitasnya sudah
mulai menurun.
Biasanya demosi dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin karena alasan:
1) Penilaian negatif atasan karena prestasi kerja yang kurang/tidak memuaskan
2) Perilaku pegawai yang disfungsional seperti tingkat kemangkiran yang tinggi
Penyebab khusus yg mgkn bisa terjadi demosi karena atas permintaan karyawan sendiri.
Misal: stress, beban kerja yg dianggap terlalu berat.
8. Pensiun
Pensiun adalah pemisahan diri oleh karyawan tua dari organisasi. Pensiun
memungkinkan mereka untuk mencari minat / kepentigan di luar pekerjaan seraya
membuka peluang posisi dan karir bagi karyawan lainnya.
9. Pensiun Dini
Pensiun dini merupakan pemensiunan yang lebih awal dari keharusan pensiun yang
ditetapkan dalam peraturan yang bersifat normatif.
Dapat terjadi atas dasar prakarsa organisasi maupun permintaan karyawan.
Pensiun dini prakarsa organisasi biasanya karena pertimbangan :
1) Menurunnya kegiatan organisasi.
2) Kebutuhan untuk “menciptakan lowongan “ bagi pegawai tertentu yg dipandang layak
utk dipromosikan tetapi terhalang oleh adanya tenaga-tenaga lebih senior.
TOPIK 5
Pengertian Recruitment
*Menurut Robert dan Jackson (2001) perekrutan merupakan proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang
berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian aktivitas.
*Penarikan (recruitment) adalah masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja .jika penarikan
berhasil artinya banyak pelamar yang memasukkan lamaranya, peluang untuk mendapatkan
karyawan yang baik terbuka lebar, arena perusahaan dapat memilih terbaik dari yang baik.
(Hasibuan, 2000:40)
*Handoko (2003) menjelaskan bahwa rekrutmen merupakan proses pencarian dan “pemikatan” para calon karyawan
(pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan.
*Menurut Simamora (2004) rekrutmen merupakan serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan
motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengerathuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi
dalam perencanaan kepegawaian. Aktivitas rekrutmen dimulai pada saat calon mulai dicari, dan berakhir pada saat
lamaran mereka diserahkan
Proses Recruitment
Uraian mengenai proses rekrutmen sumber daya manusia sebagai berikut :
Perencanaan sumber daya manusia merupakan serangkaian kegiatan yang di lakukan untuk
mengantisipasi permintaanpermintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi di waktuyang
akan datang dan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan tenaga kerja yang di timbulkan
oleh kondisi-kondisi tersebut. Organisasi harus mengidentifikasikan baik kebutuhan-
kebutuhan personalia jangka pendek maupun jangka panjang melalui perencanaan.
Rencana-rencana jangka pendek menunjukkan berbagai kebutuhan tenaga kerja yang harus
di penuhi selama satu tahun yang akan datang. Sedangkan rencana-rencana jangka panjang
mengestimasi situasi sumber daya manusia untuk dua, lima, atau kadang-kadang sepuluh
tahun yang akan datang.
2. Permintaan Manajer
Permintaan atau kebutuhan sumber daya manusia organisasi di waktu yang akan datang
adalah “pusat” kegiatan perencanaan kepegawaian. Hampir semua perusahaan harus
membuat prediksi kebutuhan-kebutuhan karyawan di waktu yang akan datang, meskipun
mungkin tidak perlu mengestimasi sumber-sumber suplainya. Perencanaan sumber daya
manusia sering hanya di artikan sebagai kegiatan penentuan jumlah (kuantitas) dan jenis
(kualitas) karyawan yang di perlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara optimal.
4. Pendapat manajer
Para manajer perlu mengetahui karakteristik-karakteristik, standar-standar dan kemampuan
manusia yang di perlukan setiap pekerjaan. Para manajer mengharapkan pengisian
lowongan pekerjaan yang tersedia secepat mungkin dapat diisi karena suatu perusahaan
yang melakukan kegiatan operasional memerlukan tenaga kerja atau pegawai yang baik,
berwawasan luas, terampil, berpengalaman, berkualitas serta dapat melaksanakan pekerjaan
yang di bebankan untuk dapat menunjang keberhasilan dan kemajuan perusahaan.
6. Persyaratan-persyaratan Jabatan
Persyaratan-persyaratan setiap jabatan adalah salah satu kendala penarikan. Sebagai
contoh, untuk menarik tenaga-tenaga terampil adalah lebih sulit dari pada tenaga-tenaga
tidak terampil. Departemen personalia perlu mempelajari permintaan-permintaan jabatan
dari analisis informasi jabatan dan komentar para manajer. Pengetahuan akan persyaratan
persyaratan jabatan memungkinkan bagian personalia untuk memilih cara terbaik dalam
program penarikan dengan batasanbatasan yang ada.
7. Metode rekrutmen
Dua alternative untuk mencari kandidat yakni dari dalam perusahaan atau dari luar
perusahaan. Jika diambil dari dalam, apabila kebutuhan staf untuk masa yang akan datang
telah direncanakan, maka perlu juga diketahui siapa kira-kira karyawan yang ada saat ini
yang dapat dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari luar perusahaan
maka perlu dipertimbangan dengan cermat metode rekrutmen yang tepat untuk
mendaptkan kandidat tersebut. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat
untuk jabatan.
Ada beberapa metode rekrutmen yang dapat dipilih oleh perusahaan dalam melakukan
rekrutmen seperti iklan, Depnakertrans, perusahaan pencari tenaga kerja, lembaga
pendidikan, organisasi buruh, dan lain sebagainya. Perusahaan juga dapat memilih lebih
dari satu metode, tergantung situasi dan kondisi yang terjadi saat itu.
a. Seleksi administrasi
Tahap pertama yang dilakukan adalah mengadakan pemeriksaan persyaratan administratif
yang harus dipenuhi para pelamar untuk mengetahui lengkap tidaknya persyaratan
tersebut. Seleksi administrasi meliputi :
1) Pengisian formulir lamaran yang disediakan perusahaan.
2) Persyaratan lampiran surat lamaran.
3) Persyaratan finansial lainnya jika diperlukan (daftar riwayat hidup, fotokopi ijasah,
fotokopi kartu tanda penduduk, fotokopi sertifikat pelatihan/kursus, dll).
c. Tes Penerimaan
Menurut Handoko, (2008) ada bermacammacam jenis test penerimaan. Setiap tipe tes
mempunyai kegunaan yang terbatas, dan mempunyai tujuan yang berbeda. Tes -tes yang
dipergunakan antara lain :
1) Tes Psikologi
Yaitu berbagai peralatan tes yang mengukur atau menguji kepribadian atau temperamen,
bakat, minat, kecerdasan dan keinginan berprestasi.
2) Tes Pengetahuan
Yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki para pelamar.
Pengetahuan yang diujikan harus sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan.
3) Tes Performa
Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk melaksanakan beberapa
bagian pekerjaan yang akan dipegangnya.
d. Wawancara
Hampir tidak ada seleksi tenaga kerja tanpa melalui tahap wawancara, tidak peduli pada
tingkat apapun. Tentu saja tujuan dan teknik serta intensitasnya dapat berbeda pada tiap
tingkat. Pada tingkat terbawah mungkin hanya bersifat mendasar dan hanya sekedar
bertatap muka. Tetapi pada tingkat eksekutif atau manajer justru bisa menjadi satusatunya
metode yang bisa digunakan sehingga harus dilakukan dengan teknik yang tepat dan
secara professional. Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang
dilakukan untuk mengevaluasikan hal, dapat diterimanya atau tidak (Acceptability) seorang
pelamar.
e. Persetujuan Manajer
Bagi para pelamar yang sudah lolos dari seleksi-seleksi sebelumnya, maka sampailah pada
langkah dimana persetujuan atasan langsung ini memungkinkan supervisor menerima atau
menolak pelamar tersebut. Didalam tahap ini perlu dilakukan wawancara lagi oleh
supervisor.
Tujuan Rekrutmen
Menurut (Kasmir, 2016), rekrutmen memiliki tujuan yang ingin di capai yaitu :
Memperoleh tenaga kerja yang potensial ini maksudnya adalah calon karyawan yang
melamar kedalam perusahaan benar benar calon pelamar yang harus memiliki potensi yang
diharapkan oleh perusahaan. Pelamar yang berpotensi itu adalah sesuai dengan yang
diharapkan oleh perusahaan. Untuk mendapatkan calon karyawan yang berpotensi biasanya
berasal dari lembaga-lembaga tertentu misalkan perguruan tinggi atau membuka iklan di
media masa yang memiliki reputasi yang baik.
b. Memperoleh Sejumlah Pelamar Yang Memenuhi Kualifikasi
Memperoleh sejumlah pelamar yang memenuhi kualifikasi ini maksudnya adalah yang
melamar ke perusahaan benar-benar pelamar yang memenuhi kualifikasi yang diharapkan.
Menentukan kriteria minimal untuk calon pelamar ini maksudnya adalah calon karyawan
atau pelamar harus benar-benar memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan,
persyaratan yang telah di tentukan ini bersifat mutlak contohnya IPK, domisili, usia,
pengalaman kerja dll. jika pelamar melanggar kriteria yang telah di tetapkan maka akan
gugur secara otomatis.
Untuk kebutuhan seleksi ini artinya dengan mimiliki pelamar yang kualifikasinya sudah
sesuai maka dalam proses seleksi akan lebih mudah karena telah memiliki banyak pilihan,
dengan menetapkan kualifukasi yang tinggi tentu memberikan keuntungan dengan cara
bisa memilih atau menentukan calon pelamar yang diinginkan, jadi jika terjadi mundurnya
calon pelamar yang diterima maka akan mudah diganti dengan calon pelamar yang laiinya
yang memiliki kualifikasi yang tinggi juga.
Sumber Perekrutan
1. Metode Perekrutan
Metode perekrutan yang diterapkan oleh perusahaan akan sangat menentukan jumlah
lamaran yang masuk ke dalam perusahaan. Menurut Hasibuan (2008) Metode perekrutan
ada dua yaitu:
a. Metode tertutup Metode tertutup adalah ketika penarikan hanya diinformasikan kepada
para karyawan atau orang-orang tertentu saja.Akibatnya lamaran yang masuk relatif sedikit
sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan lebih sulit.
b. Metode terbuka Metode terbuka adalah ketika penarikan diinformasikan secara luas
dengan memasang iklan pada media massa cetak maupun elektronik agar tersebar luas ke
masyarakat.Dengan metode terbuka diharapkan lamaran banyak masuk sehingga
kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified lebih besar.
a. Sumber Internal
Perusahaan mengambil karyawan yang ada di perusahaan untuk mengisi lowongan yang
ada. Hal ini dapat dilakuakan dengan cara:
2) Promosi dan Transfer Banyak perusahaan memberikan promosi kepada karyawan
yang mempunyai prestasi bagus untuk mengisi jabatan tertentu.
3) Merekrut mantan karyawan dan mantan pelamar Tenaga kerja yang telah keluar di
dari perusahaan dikatakan sebagai sumber internal karena mereka memiliki ikatan dengan
perusahaan. Tenaga kerja yang telah meninggalkan perusahaankarean suatu alasan
kemungkinan bisa dipanggil kembali untuk bekerja.
Adapun kebaikan dari sumber internal, menurut Robert dan Jackson (2001) yaitu :
c) Pendorong untuk kinerja bagus Sedangkan kelemahan dari sumber internal, menurut
Robert dan Jackson (2001) yaitu :
b. Sumber Eksternal
Karyawan yang akan mengisi lowongan pekerjaan yang ada di perusahaan berasal dari luar
perusahaan. Sumber-sumber ekternal berasal dari :
1. Iklan
Iklan merupakan media yang sangat baik untuk mengisi lowongan pekerjaan dalam
jumlah banyak dan cepat, hal ini dikarenakan untuk membuat iklan hanya diperlukan waktu
satu sampai dua hari.
Lembaga pendidikan sebagai sumber rekrutmen tenaga kerja baru adalah yang
menyelenggarakan pendidikan tingkat sekolah menengah tingkat atas dan pendidikan
tinggi.
Program perekrutan yang sukses di lembaga ini merupakan hasil analisis yang hati – hati
dan berkelanjutan dengan masing – masing lembaga pendidikan. Biaya perekrutan dari
universitas biasanya sangat mahal sehngga perusahaan harus menentukan apakah jabatan
yang kosong benar benar membutuhkan orang – orang dari lulusan universitas.
Kerja sama dengan intansi pemerintah dapat terwujud jika di satu pihak kesediaan para
pemakai tenaga kerja menyampaikan informasi tentang berbagai lowongaan yang tersedia
dalam organisasi masing-masing dan di lain pihak penyampaian informasi tersebut kepada
para pencari kerja yang bersangkutan.
Adapun kebaikan dari sumber internal, menurut Robert dan Jackson (2001) yaitu :
c) Karyawan membawa wawasan industry baru Sedangkan kelemahan dari sumber
internal, menurut Robert dan Jackson (2001) yaitu :
a) Tidak mungkin memilih beberapa orang untuk memperbaiki pekerjaan anatar
organsasi.
b) Bisa menyebabkan masalah moral bagi karyawan internal yang tidak mendapat
promosi jabatan.
c) Karyawan baru membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
1. Ada kemungkinan tidak cukupnya jumlah orang yang memiliki kualifikasi dalam
perusahaan.
2. Umumnya, Senioritas merupakan salah satu pertimbangan dalam promosi sehingga
karyawan yang benar-benar mampu tidak memiliki kesempatan untuk mengisi posisi
yang lowong.
3. Orang-orang yang lebih mampu dari eksternal tidak diberikan kesempatan untuk
bergabung dengan perusahaan.
4. Untuk posisi yang memerlukan kreatif dan inovatif, sumber rekrutmen internal ini
sulit untuk mendapatkan karyawan yang sesuai.
1. Kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi
2. Persyaratan Jabatan
Semakin Banyak persyaratan yang harus dimiliki pelamar maka pelamar semakin sedikit
sebaliknya jika persyaratanya sedikit pelamar akan semakin banyak.
Semakin besar penawaran tenaga kerja semakin banyak pula pelamar yang serius.sebaliknya
jika penawaran tenaga kerja sedikit pelamar juga sedikit.
5. Solidaritas perusahaan
Jika kondisi perekonomian suatu negara bagus dan saingan banyak, maka jumlah calon
tenaga kerja menjadi sedikit. Hal ini akan menyebabkan perusahaan akan kesulitan dalam
mencari tenaga kerja baru.
Metode-metode Recruitment
Perusahaan pada umumnya menggunakan beberapa strategi dan metode dalam meng-
rekrut tenaga kerja. Metode Rekrutmen eksternal dapat dilakukan melalui Pengiklanan,
rekomendasi dari internal perusahaan, penyedia tenaga kerja, rekrutmen dari lembaga
pendidikan, lembaga pemerintah, inisiatif pelamar dan Sosial Media.
Salah satu cara yang paling umum untuk rekrutmen eksternal adalah menggunakan iklan
yang dicetak di koran lokal, nasional ataupun internasional. Selain media cetak (koran,
majalah, tabloid), Iklan untuk menarik pelamar juga dapat dilakukan pada media lainnya
seperti Televisi, Radio, Website dan Media Sosial seperti Facebook dan Twitter.
Pada saat melakukan rekrutmen dari luar, manajemen perusahaan dapat mengumumkan
kepada karyawannya untuk memberikan rekomendasi. Karyawan perusahaan yang
bersangkutan dapat mengajukan anggota keluarganya, teman-temannya atau kenalannya
yang cocok untuk mengisi posisi yang lowong tersebut.
Perusahaan yang memerlukan tenaga kerja kadang-kadang juga menggunakan jasa agen
atau perusahaan penyedia tenaga kerja untuk mengisi posisi yang lowong. Agen penyedia
tenaga kerja pada umumnya akan mencari dan melakukan penyeleksian awal terhadap
pelamar kerja sebelum menyerahkan pelamar yang bersangkutan ke perusahaan yang
memintanya.
Pada kasus-kasus tertentu, perusahaan yang memerlukan tenaga kerja akan menghubungi
sekolah-sekolah atau kampus untuk mendapatkan kandidat yang berpotensi untuk menjadi
karyawannya. Rekrutmen melalui lembaga pendidikan ini biasanya hanya mendapatkan
tenaga kerja yang kurang berpengalaman dalam bekerja karena mereka baru akan dijadikan
karyawan setelah tamat dari sekolahnya. Namun ada juga sekolah yang memiliki kontak
dengan Alumni-nya sehingga berkesempatan untuk mendapatkan pelamar-pelamar yang
memang sudah berpengalaman pada bidang yang diinginkan.
Job Center pada lembaga Pemerintahan biasanya menawarkan layanan iklan sebagai bagian
dari upaya mengurangi pengangguran dan pengembangan kerja bagi masyarakat yang
dilayaninya. Pemerintah, khususnya Departemen atau Dinas Tenaga Kerja akan mendata
para pencari kerja dan memfasilitasi para pencari kerja dengan perusahaan yang
memerlukan tenaga kerja.
Berdirinya organisasi baru ini tentu akan menjadikan alasan oleh organisasi untuk merekrut
karyawan yang baru untuk mengisi posisi lowongan pekerjaan yang ada dalam organisasi
itu.
Adanya peluasan kegiatan organisasi ini akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak
maka dari itu organisasi ini akan membukakan rekrutmen untuk mengikuti kegiatan yang
bersangkutan, biasanya dengan ketentuan tersendiri seperti adanya kontrak yang telah di
sepaakati sebelumnya.
Terciptanya pekerjaan baru dan kegiatan-kegiatan baru itu tentu saja akan membutuhkan
tenaga kerja tambahan yang lebih banyak dari biasanya maka dari itu organisasi ini akan
melakukan perekrutan sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut selama kegiatan itu
berlangsung.
Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain tentu akan ada posisi yang kosong di
organisasi itu biasanya organisasi ini akan melakukan akan perekrutan internal atau dari
eksternal. Jika organisasi tidak ingin mengeluarkan biaya yang banyak biasanya organisasi
akan memilih merekrut untuk posisi yang kosong itu dari sumber internal tetapi jika sumber
insternal ingin menemati posisi yang kosong itu, pasti akan tetap ada posisi yang kosong
untuk karyawan lain biasanya akan merekrut dari sumber eksternal.
Adanya pekerja yang berhenti berhenti baik dengan hormat maupun dengan tidak hormat
sebagai tindakan punitif. Adanya pekerja yang berhenti secara terhormat atau tidak
biasanya akan membuat organisasi harus mencarikan penggantinya, biasanya sistem ini
dominan menggunakan sistem eksternal. Dan jika berhenti secara terhormat biasanya akan
mendapatkan pesangon.
Jika pekerja yang berhenti karna pensiun banyak biasanya akan mencari penggantinya
biasanya menggunakan media internet, karena dengan menggunakan media internet
peluangnya akan terbuka luas, dan yang mengetahui adanya lowongan pekerjaan
di organisasi itu akan semakin banyak dan menggunakan internetnini akan menarik banyak
peminat. g. Adanya Pekerja Yang Meninggal Dunia Adanya pekerja yang meninggal dunia
pasti menjadikan posisi pekerjaan di organisasi itu menjadi kosong dan organisasi itu harus
cepat mencarikan karyawan yang baru untuk menggantikannya.
TOPIK 6
Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Kompetisi antar organisasi berlangsung dengan sangat ketat pada masa sekarang ini,
persoalan produktivitas menjadi salah satu penentu keberlangsungan organisasi disamping
persoalan kualitas dan kemampuan karyawan. Program pelatihan dan pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) dapat membantu pencapaian lebih maksimal pada ketiga
persoalan tersebut bagi sebuah organisasi.
Disisi lain,
Ada banyak sekali pengertian pelatihan dan pengembangan karyawan menurut para ahli.
William G. Scott mendefinisikan pelatihan sebagai sebuah kegiatan yang bertujuan
mengembangkan pemimpin untuk mencapai keefektifan pekerjaan individual yang lebih
besar dan hubungan antarpribadi dalam organisasi yang lebih baik, serta menyesuaikan
pemimpin kepada konteks seluruh lingkungannya.
Definisi lain pelatihan karyawan dikutip dari Andrew E. Sikula. Menurutnya, pelatihan
karyawan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek, menggunakan prosedur
sistematis dan terorganisir, di mana personal nonmanajerial mempelajari kemampuan dan
pengetahuan teknis untuk tujuan tertentu.
Pengembangan karyawan menjadi faktor utama untuk retensi karyawan di tempat kerja,
terutama saat ini, di mana angkatan kerja didominasi oleh generasi milenial. Metode-
metode terpopuler dalam pengembangan karyawan yang digunakan perusahaan mencakup
program-program pelatihan dan pengembangan kepemimpinan.
1. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
Peningkatan produktivitas juga terjadi ketika karyawan menjadi semakin ahli dalam
pekerjaannya. Mereka dapat mengembangkan cara atau metode baru yang membuat
mereka mampu menyelesaikan pekerjaan yang sama atau berulang dengan lebih efektif dan
efisien.
2. MEMPERBAIKI KUALITAS
Semakin cepat karyawan menguasai hal-hal baru, artinya semakin besar pula kesempatan
bagi perusahaan untuk menjadi yang terdepan dalam persaingan bisnis.
Meski sama-sama mengeluarkan biaya, akan lebih hemat dan menguntungkan bagi
perusahaan untuk melatih dan mengembangkan karyawan yang sudah ada daripada
melatih dan mengembangkan karyawan baru.
Pelatihan dan pengembangan karyawan juga membantu karyawan untuk lebih percaya diri.
Mereka akan lebih betah bekerja di perusahaan pula karena mengangap perusahaan peduli
akan kebutuhan mereka, terutama kebutuhan akan keterampilan yang mereka perlukan
dalam menjalankan pekerjaan mereka,
Karyawan pada suatu saat akan memasuki usia pensiun. Pelatihan dan pengembangan
karyawan secara berkala memberikan kesempatan bagi karyawan-karyawan senior untuk
meneruskan ilmu, keterampilan, atau keahlian kepada junior-junior mereka.
MANFAAT
Disisi lain,
Yang paling terasa oleh perusahaan ketika secara berkala mengadakan program pelatihan
dan pengembangan karyawan adalah terwujudnya sumber daya manusia yang mampu
bekerja lebih efisien, kompetitif, dan keterlibatan yang lebih tinggi dengan tempat kerja.
Sebuah riset menunjukkan, perusahaan dengan karyawan yang menyukai pekerjaannya dan
berdedikasi, memiliki tingkat absen 41 persen lebih rendah dan produktivitas 17 persen
lebih tinggi.
Melihat manfaat yang akan didapat, pelatihan dan pengembangan karyawan bukan hanya
penting, melainkan juga vital. Berikut sejumlah manfaat pelatihan dan
pengembangan karyawan yang bisa diperoleh perusahaan:
Karyawan yang merasa bosan di tempat kerja biasanya dikarenakan kemampuan atau
keahliannya dalam bekerja tidak berkembang. Rasa bosan inikemudian akan menyeret
karyawan ke dalam kebiasaan kerja yang negatif dan ujung-ujungnya merugikan
perusahaan.
Pelatihan dan pengembangan kayawan secara berkala akan mendorong karyawan lebih
terlibat dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya. Dia akan lebih bersemamgat, percaya
diri, dan punya inisiatif-inisiatif baru dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Pelatihan dan pengembangan karyawan yang rutin juga memungkinkan terjadinya evaluasi
terus-menerus terhadap karyawan, keterampilan, dan proses bekerjanya. Yang paling utama,
pelatihan dan pengembangan pada akhirnya juga akan mempengaruhi budaya perusahaan.
Perusahaan yang memiliki program pengembangan kepemimpinan yang baik artinya selalu
mempertimbangkan tujuan perusahaan di masa depan dengan menyiapkan talenta yang
dapat dipromosikan.
PEMBERDAYAAN KARYAWAN
Hal ini masih berkaitan dengan tingkat keterlibatan karyawan. Para manajer yang merasa
diberdayakan di tempat kerja akan lebih efektif dalam memengaruhi karyawan dan
mendapatkan kepercayaan mereka. Karyawan juga akan merasakan otonominya, nilai-nilai
yang dia yakini, dan kepercayaan diri yang lebih besar dalam melakukan pekerjaan mereka.
3. Penatar harus mampu memotivasi dan menyebarkan respon yang berhubungan dengan
serangkaian materi pelajaran.
4. Adanya penguat (reinforcement) guna mengaitkan respon yang positif dari peserta.
Tahap Pertama
* Perencanaan
Di tahap pertama atau tahap menentukan kebutuhan program, penyelenggara harus bisa
mengumpulkan data dan informasi yang sevalid mungkin apakah sebuah organisasi
membutuhkan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia atau tidak.
Jika rupanya tidak dibutuhkan lebih baik tidak dilakukan, karena pastinya akan buang-
buang tenaga dan biaya.
Tahap Kedua
* Pelaksanaan
Tahap kedua adalah melaksanakan program sesuai rencana. Namun jika rupanya memang
program ini dibutuhkan maka penyelenggara harus bisa merancang program ini yang mana
disesuaikan dengan tujuan utama dari program ini. Penyesuaian tujuan harus tepat karena
pasti ada saja tujuan lebih spesifik yang salah satunya ada di atas.
Tahap Ketiga
* Evaluasi
Selanjutnya ada tahap evaluasi untuk mengetahui apakah program yang telah dilakukan
berjalan efektif atau tidak. Tak hanya itu saja, evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui
kekurangan program tersebut dan belajar dari kekurangan itu.
1. Self Learning
Self learning merupakan pelatihan yang menggunakan modul, video tape atau kaset,
sehinga karyawan dapat mempelajarinya sendiri.
Metode Lecture (ceramah atau kuliah) merupakan suatu metode tradisonal karena hanya
pelatih yang berperan aktif sedangkan peserta pengembangan bersikap pasif.
4. Task Assignment
Metode Task Assigment adalah metode yang dilakukan dengan cara meminta karyawan
untuk melakukan tugas sesuai dengan perintah dengan batas waktu tertentu.
5. Project Assignment
Project Assigment adalah metode metode pelatihan dimana karyawan diminta untuk
membuat suatu project yang dikerjakan secara berkelompok.
6. Job Rotation
Metode Job Rotation adalah metode yang dilakukan dimana peserta pelatihan ditugaskan
untuk berpindah dari satu bagian ke bagian pekerjaan yang lain dalam satu perusahaan,
dengan interval yang terencana, sehingga diperoleh pengalaman kerja.
7. Coaching
Coaching adalah proses membimbing bawahan dalam team, dan proses bagaimana
pemimpin mengembangkan kesadaran diri anggota/bawahan dengan melakukan tatap
muka, untuk masalah kinerja berkaitan keterampilan / kompetensi teknik, keterampilan
managerial (soft skill).
8. Counseling
Proses membantu bawahan untuk urusan yang terkait dengan pemahaman diri bawahan,
penerimaan diri dan pertumbuhan emosi, pengenalan karakter, masalah sikap, mental,
kepribadian, attitude, masalah keluarga, keuangan dll.
9. Confrence (Rapat)
Pada metode confrence (Rapat) Pelatih memberikan suatu makalah tertentu dan peserta
pengembangan ikut serta berpastisipasi dalam memecahkan makalah tersebut. Mereka
harus mengemukakan ide dan sarannya untuk didiskusikan serta diterapkan kesimpulanya
pada metode konferensi pelatih dan yang dilatih sama-sama berperan aktif serta
dilaksanakan dengan komunikasi dua arah.
10. Seminar atau Workshop
Case study & Case Analysis adalah metode pelatihan dimana karyawan diminta untuk
menganalisa suatu masalah dan memberikan solusi yang terbaik dari masalah tersebut.
Laboratory Training merupakan pelatihan dengan kelompok diskusi yang tak beraturan dan
dimana masing-masing orang mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain, sehingga
saling mengerti satu sama lain.
Setelah kebutuhan pelatihan, sasaran pelatihan ditetapkan, kriteria keberhasilan dan alat
ukurnya dikembangkan, bahan untuk latihan dan metode latihan disusun dan ditetapkan
maka langkah berikutnya adalah melakukan uji coba paket penelitian. Uji coba rancangan
pelatihan dilakukan dengan menyajikan kepada beberapa orang yang bisa mewakili. Melalui
uji coba kita dapat mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam kegiatan
pelatihan sebelum modul tersebut siap diproduksi atau digunakan secara umum. Uji coba
juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan yang masih ada, apakah sudah
dirumuskan dengan jelas dan tepat, apakah bahannya telah relevan dan metode
pelatihannya sesuai serta dapat dilaksanakan oleh trainer, mengetahui efisiensi waktu
belajar pada tiap-tiap sesi, alur pelatihan, kesesuaian pemahaman partisipan terhadap
tujuan dari tiap-tiap sesi dan penggunaannya, efektivitas modul dalam membantu peserta
untuk mencapai kompetensi yang harus dimiliki dan mengenai program pelatihan secara
keseluruhan dari partisipan.
ONBOARDING
Program pelatihan dan pengembangan ini dikhususkan untuk menyambut karyawan baru.
Perusahaan memberikan apapun yang karyawan butuhkan untuk dapat melakukan
pekerjaan mereka. Biasanya ada sesi-sesi untuk mengenalkan karyawan baru kepada
struktur organisasi perusahaan, tujuan, proses, prosedur, aturan, prinsip, norma, harapan,
kontrol, dan sistem yang berlaku di perusahaan.
MANAJEMEN RISIKO
Pelatihan dan pengembangan jenis ini didesain untuk mengurangi risiko atau
mengimplementasikan proses manajemen risiko. Materi program biasanya memasukkan
poin-poin seputar keselamatan kerja, keamanan informasi, dan kepatuhan.
MANAJEMEN KEAHLIAN
Pelatihan dan pengembangan jenis ini dapat dilakukan dalam beragam tingkatan, termasuk
dengan memantau talenta-talenta yang ada di perusahaan atau dalam sebuah tim kerja.
PERENCANAAN KARIR
Program pelatihan danpengembangan jenis ini dapat disesuaikan dengan minat dan ambisi
masing-masing individu karyawan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan keyerlibatan
mereka di tempat kerja.
MANAJEMEN PENGETAHUAN
Jenis ini adalah di mana perusahaan melakukan proses pengembangan, mempertahankan,
pemanfataan, serta transfer pengetahuan dari karyawan yang lebih senior ke junior.
PENGALAMAN
Dalam program pelatihan dan pengembangan jenis ini, karyawan diberikan kesempatan
untuk merasakan langsung pengalaman yang akan memberikan manfaat bagi karir mereka,
sekaligus kontrubusi mereka kepada perusahaan.
Di dalam program ini, karyawan biasanya akan memperoleh penugasan baru dan lebih
kreatif, yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan penugasan-penugasan rutinnya.
DIKLAT
Program pelatihan dan pengembangan karyawan jenis ini bisa berupa pemberian pelatihan
internal atau mengirimkan karyawan mengikuti pelatihan di luar perusahaan atau juga
memberikan kesempatan (beasiswa) untuk mengambil pendidikan formal lanjutan. Tentu
saja disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan tujuan karir karyawan.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang penting yang perlu diperhatidkan dalam mengevaluasi
pelatihan dan pengembangan yaitu :
1. Reaksi peserta terhadap muatan isi dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan,
dari sangat tidak puas sampai sangat puas.
3. Perubahan dalam perilaku, yaitu dari sikap dan keterampilan yang dihasilkan.
4. Hasil atau perbaikan terukur pada individual dan organisasi, seperti menurunnya
perputaran karyawan, kecelakaan kerja dan ketidakhadiran.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kirkpatrick (Mondy, 2008: 231) terkait dengan
model evaluasi pelatihan dan pengembangan yang terdiri dari pendekatan sebagai
berikut :
3. Perubahan Perilaku Tes-tes bisa secara akurat menunjukkan apa yang telah dipelajari para
peserta, namun hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai kemampuan pelatihan dalam
mengarahkan para peserta untuk mengubah perilaku mereka. Hal yang dapat menjadi
pembuktian dalam pelatihan dan pengembangan yaitu dengan munculnya perubahan
perilaku.
Dari beberapa konsep yang dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
untuk mengevaluasi program pelatihan dan pengembangan dapat dilihat dari empat aspek
yang meliputi reaksi karyawan terhadap program yang dilaksanakan, pembelajaran atau
pengetahuan yang diperoleh oleh karyawan, adanya perubahan perilaku karyawan dan yang
terakhir yaitu sejauh mana pelatihan dan pengembangan karyawan dapat berdampak pada
perbaikan organisasi yang tampak pada pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan. Aspek-
aspek tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi dalam menindaklanjuti
program yang telah dilaksanakan apakah perlu perbaikan dan penyesuaian-penyesuaian
dengan perkembangan baru.