Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN GEREJA

Dibuat Oleh:

KELOMPOK 7

Karlen Souhaly

Lisandra Reina Novita Hukunala

Meike Martina Ipanama

Lusy Indira Wattimena

Andri Steuwar Kakisina

PROGRAM STUDI FILSAFAT KEILAHIAN

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS INDONESIA MALUKU

AMBON

2021
Dasar, Pengertian, Fungsi, dan Unsur-Unsur Manajemen (tata-kelola) Pelayanan Gereja.

1. DASAR MANAJEMEN (TATA-KELOLA) PELAYANAN GEREJA


Berorientasi kepada kesejahteraan manusia yang memuliakan Allah dengan
mendayagunakan SDM, SDO dan SDA.
Organisasi Lini yang dilakukan secara Fungsional (pemusatan wewenang pada aras
yang dipimpin, dalam hal ini warga jemaat, yang dilimpahkan kepada pimpinan
melalui pemilihan Majelis Jemaat, MPK, MPHS untuk memanajemen (tata-kelola)i
institusi berdasarkan kebutuhan warga gereja yang dituangkan dalam hasilhasil
persidangan gereja pada setiap lini dan yang diimplementasikan secara bersama-
sama, sinergis sesuai fungsi yang dipimpin dan yang memimpin.
Ruang lingkup manajemen (tatakelola) lebih diperluas karena mencakup aspek-aspek
kehidupan manusia yang lebih utuh dan menyeluruh (misalnya, interaksi dan inter-
relasi antarmanusia, baik yang seorganisasi maupun tidak seorganisasi gereja,
bahkan sebangsa dan senegara, manusia dengan organisasi, manusia dengan alam
dan pertanggungan jawab manusia kepada Allah) diperhatikan.
2. PENGERTIAN MANAJEMEN (TATA-KELOLA) PELAYANAN GEREJA
Pengertian manajemen (tata-kelola) secara umum adalah “proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi (SDO) lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan” (bd. Sudaryono, 2017: 2). Ada juga yang memberi
pengertian manajemen (tata-kelola) umum adalah “proses memperoleh hasil melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.” Selain itu, pengertian manajemen (tata-
kelola) secara umum menurut beberapa ahli adalah:
Henry Fayol mengartikan manajemen (tata-kelola) adalah suatu “proses pekerjaan
seorang manajer yang terdiri dari fungsi planning, organizing, coordinating,
commanding dan controlling.”
Samuel C. Certo mengartikan manajemen (tata-kelola) adalah suatu “proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan merencanakan, memengaruhi (influencing),
mengorganisasi (organizing) dan mengawasi (controlling).”
Ricky W. Griffin mengartikan manajemen (tata-kelola) adalah suatu “proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan merencanakan dan membuat keputusan,
mengorganisasi, memimpin (leading) dan mengawasi.”

Dari pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen (tata-kelola) itu, maka dapat
disingkat pengertian manajemen (tata-kelola) meliputi aspek (1) perencanaan (di
dalamnya terdapat aspek pengambilan keputusan, penyiapan staf dan pembiayaan), (2)
pelaksanaan atau implementasi (di dalamnya terdapat mengorganisasi, memberi
perintah, memengaruhi, memimpin, mengarahkan, mengkordinasi, menghimpun sumber
daya, dan membiayai), dan (3) pengevaluasian (di dalamnya terdapat pengawasan,
pengendalian, pelaporan dan langkah tindak lanjut) (bd. Sudaryono, 2017: 15, 16).
Sedangkan manajemen (tata-kelola) pelayanan gereja adalah sebuah ilmu (konsep, teori
dan praktik) sekaligus sebuah tugas (aksi) bersifat konseptual dan operasional. Tugas ini
dilaksanakan dalam sebuah proses pelayanan yang diorganisasikan, diarahkan, dipimpin,
dibiayai, dievaluasi dan dibarui secara terencana, sistematis dan sistemik. Proses ini teruji
melalui pengamatan, penelitian dan/atau percobaan serta penerapan yang dilakukan
dengan cermat, teliti dan terukur secara universal dan kontekstual. Tugas pelayanan ini
bersifat partisipatif dan sinergis di antara pelayan dan warga gereja dengan dasar/asas
sesuai nilai-nilai teologis-eklesiologis. Nilai-nilai teologis tersebut terkristalisasi dalam
visi, misi dan tujuan yang akan dicapai, serta model dan gaya manajerial yang konsisten,
transparan, akuntabel dan kontekstual. Contoh: Tugas pelayanan yang konseptual adalah
aksi pelayanan yang dilaksanakan oleh pelayan (entah Pelayan Khusus – Pendeta,
Penatua, Diaken, “Pengajar” ataupun Pelayan Umum – Pengasuh Sekolah Minggu,
Koordinator Unit, ataupun Pengurus Wadah, dsbnya) bersama warga gereja, berdasarkan
sebuah konsep perencanaan, baik perencanaan jangka pendek (1 tahun), menengah (5
tahun) maupun jangka panjang (10 sampai 25 tahun). Perencanaan ini bukan dibuat atau
dikonsepsikan sendiri oleh sang pelayan, melainkan dibuat bersama warga
jemaat/gereja. Dalam hal ini perencanaan dibuat secara sinergis dan partisipatif sebab
melibatkan semua sumber daya manusia dalam Gereja/Jemaat.

3. FUNGSI MANAJEMEN (TATA-KELOLA) PELAYANAN GEREJA


Yang dimaksudkan dengan Fungsi Manajemen (tata-kelola) Pelayanan Gereja ialah berbagai
aspek yang terkandung dalam proses manajemen (tata-kelola) pelayanan gereja itu sendiri
yang mencakup perencanaan, pengimplementasian sampai dengan langkah tindak lanjut.
Fungsi manajemen (tata-kelola) pelayanan gereja diperlukan, agar langkah-langkah
memanajemeni pelayanan gereja itu berlangsung sinergis, partisipatif, efektif, efisien,
relevan, kontekstual, terukur dan berkesinambungan dalam pencapaian tujuan pelayanan.
Fungsi manajemen (tata-kelola) pelayanan gereja mencakup seluruh aspek Perencanaan
(meliputi aspek kajian, analisis dan pengambilan keputusan, penyiapan staf dan
pembiayaan), Pelaksanaan atau Implementasi (pengorganisasian, pemberian perintah,
pengaruh, memimpin, pengarahan, pengkordinasian, penghimpunan sumber daya, dan
pembiayaan), Pengevaluasian (mencakup pengawasan, pengendalian, pelaporan dan langkah
tindak lanjut).
4. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN (TATA-KELOLA)
(1) Men (warga dan pelayan gereja sebagai pembuat keputusan konseptual melalui
persidangan pada setiap lini pelayanan – Jemaat, Klasis, Sinode, dan Pemimpin atau Pembuat
Keputusan Operasional dan Staf atau Pelaksana Operasional pada setiap lini pelayanan)
secara sinergis, partisipatif dan kemitraan (partnership). Sebab itu, kita mengenal dalam
pelayann GPM adanya Jemaat dan Klasis Mitra.
(2) Modal Sosial dan Finansial (ikatan sepenanggungan, sepersekutuan dan dukungan
keuangan yang diperlukan untuk membiayai seluruh proses manajemen (tata-kelola) secara
efisien). Unsur ini berlandaskan pada pandangan teologis-eklesiologis gereja sebagai “tubuh
Kristus” (bd 1 Kor 12:12, Ef 2:19) yang “saling bertolong-tolongan” (bd Gal 6:2; 2 Kor 8:7).
(3) Methods (pendekatan, sistem dan cara-cara mudah dan efektif yang ditempuh dalam
proses manajemen (tata-kelola) sesuai regulasi atau church order dan budaya pelayanan
gereja),
(4) Materials (bahan-bahan yang diperlukan dalam proses manajemen (tata-kelola)
pelayanan meliputi berbagai Isi Keputusan Persidangan, Ajaran Gereja, Materi, Modul, Buku
Ajar dalam Pembinaan Dan Pendidikan, Pedoman Pastoral, Panduan Pelayanan Kasih dan
Pekabaran Injil), (5) machines (peralatan yang diperlukan dalam proses manajemen (tata-
kelola) pelayanan, seperti mesin cetak, perangkat keras komputer, kendaraan darat dan laut,
dsbnya),
(6) Market (Jemaat, Masyarakat, Bangsa dan Negara yang memperoleh jasa pelayanan
sebagai hasil proses manajemen (tata-kelola) pelayanan gereja).
Pengalaman manajerial dalam sejarah Gereja Umum dan GPM, mendorong gereja untuk
menambahkan pula dengan:
(a) Manajemen (tata-kelola) Perkantoran,
(b) Manajemen (tata-kelola) Resiko untuk menghindari terjadinya kerugian akibat musibah
atau bencana yang tidak dinyana (force-major) melalui pusat penanggulangan krisis yang kini
menjadi yayasan tanggul bencana,
(c) Manajemen (tata-kelola) Sistem Informasi melalui Media Center atau Tim Digitalisasi
(dulu melalui Biro Dokumentassi dan Informasi),
(d) Manajemen (tata-kelola) yang ditentukan oleh Tujuan Program (management by
objective),
(e) Manajemen (tata-kelola) Pengetahuan (knowledge management) guna terwujud
kesatuan pikir, rasa dan tindakan untuk mencapai Tujuan Gereja Misioner. Dalam artian
setiap pengetahuan, informasi sebagai olahan pengetahuan, interpretasi, refleksi dan
perspektif pelayanan wajib dibagikan (knowledge-sharing) pada setiap lini pelayanan. (bd.
Mailoa, S.J. “Mencari Model Manajemen Gereja” dalam Rahabeat Rudy dan Hery Siahay,
eds., 2008: 261-262),
(f) Manajemen (tata-kelola) Tim (team management). Dalam hal ini pengelolaan kerja sama,
kemitraan, kepemimpinan, kepengurusan, komunikasi dan perbedaan (resolusi konflik) yang
berkontribusi untuk pencapaian tujuan bersama dalam pelayanan gereja. Sehingga
pelayanan gereja menjadi berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna dalam menjawab
kebutuhan dan permasalahan masyarakat, bangsa dan negara (bd. Handoko Hani T. et al.,
eds Manajemen Dalam Berbagai Perspektif, 2012: 262-263).

Anda mungkin juga menyukai