Dibuat Oleh:
KELOMPOK 7
Karlen Souhaly
FAKULTAS TEOLOGI
AMBON
2021
Dasar, Pengertian, Fungsi, dan Unsur-Unsur Manajemen (tata-kelola) Pelayanan Gereja.
Dari pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen (tata-kelola) itu, maka dapat
disingkat pengertian manajemen (tata-kelola) meliputi aspek (1) perencanaan (di
dalamnya terdapat aspek pengambilan keputusan, penyiapan staf dan pembiayaan), (2)
pelaksanaan atau implementasi (di dalamnya terdapat mengorganisasi, memberi
perintah, memengaruhi, memimpin, mengarahkan, mengkordinasi, menghimpun sumber
daya, dan membiayai), dan (3) pengevaluasian (di dalamnya terdapat pengawasan,
pengendalian, pelaporan dan langkah tindak lanjut) (bd. Sudaryono, 2017: 15, 16).
Sedangkan manajemen (tata-kelola) pelayanan gereja adalah sebuah ilmu (konsep, teori
dan praktik) sekaligus sebuah tugas (aksi) bersifat konseptual dan operasional. Tugas ini
dilaksanakan dalam sebuah proses pelayanan yang diorganisasikan, diarahkan, dipimpin,
dibiayai, dievaluasi dan dibarui secara terencana, sistematis dan sistemik. Proses ini teruji
melalui pengamatan, penelitian dan/atau percobaan serta penerapan yang dilakukan
dengan cermat, teliti dan terukur secara universal dan kontekstual. Tugas pelayanan ini
bersifat partisipatif dan sinergis di antara pelayan dan warga gereja dengan dasar/asas
sesuai nilai-nilai teologis-eklesiologis. Nilai-nilai teologis tersebut terkristalisasi dalam
visi, misi dan tujuan yang akan dicapai, serta model dan gaya manajerial yang konsisten,
transparan, akuntabel dan kontekstual. Contoh: Tugas pelayanan yang konseptual adalah
aksi pelayanan yang dilaksanakan oleh pelayan (entah Pelayan Khusus – Pendeta,
Penatua, Diaken, “Pengajar” ataupun Pelayan Umum – Pengasuh Sekolah Minggu,
Koordinator Unit, ataupun Pengurus Wadah, dsbnya) bersama warga gereja, berdasarkan
sebuah konsep perencanaan, baik perencanaan jangka pendek (1 tahun), menengah (5
tahun) maupun jangka panjang (10 sampai 25 tahun). Perencanaan ini bukan dibuat atau
dikonsepsikan sendiri oleh sang pelayan, melainkan dibuat bersama warga
jemaat/gereja. Dalam hal ini perencanaan dibuat secara sinergis dan partisipatif sebab
melibatkan semua sumber daya manusia dalam Gereja/Jemaat.