Anda di halaman 1dari 118

Pemuridan: Seni yang Hilang (LeRoy Eims)

Pendahuluan
Tuhan Yesus telah datang untuk menyelamatkan manusia, dan untuk maksud inilah Ia mati.
Namun dalam pelayananNya menuju salib, Ia memusatkan pelayananNya kepada pembentukan
beberapa murid. Murid- murid-Nya digembleng agar mereka dapat melanjutkan pekerjaanNya
sehingga melalui proses pelipatgandaan tersebut, Injil akan sampai ke ujung bumi.
Dengan cara demikian teladan Tuhan Yesus menjadi pola bagi mereka yang bermaksud
mengikuti jejakNya -- suatu patokan yang dijelaskan dalam Amanat AgungNya untuk
"menjadikan semua bangsa muridKu." Setiap orang yang menerima Kristus terpanggil untuk
menjadikan murid menurut karunianya.
Sayang sekali banyak orang Kristen yang tidak mengerti maksud Tuhan ini. Demikian pula
dengan orang-orang Kristen yang menduduki jabatan kepemimpinan di dalam gereja. Mereka
sering kali tidak mengetahui bagaimana cara mengajar orang lain untuk melakukan segala
sesuatu yang dipesankan Tuhan kepada kita. Jadi tidaklah mengherankan jika banyak orang yang
gagal dalam perjalanan imannya, apalagi dalam menumbuhkan potensi pelayanan mereka.
Oleh karena itu saya mengusulkan buku catatan ini. Buku ini berisi cara-cara yang nyata dalam
pemuridan orang lain; bukan sesuatu program yang melembaga, tetapi suatu pedoman yang
sangat jelas bagi setiap diri pribadi.
LeRoy Eims menulis bukan hanya berdasarkan teori saja tetapi berdasarkan pengalaman.
Bertahun-tahun ia sendiri yang aktif terjun dalam pembinaan kehidupan banyak orang. Ada
puluhan orang yang sekarang sedang menuai ladang yang luas di seluruh dunia yang dapat
bersaksi tentang kesetiaan Eims dalam pelayananya dengan mereka.
Cara penulisannya mencerminkan dasar-dasar pemuridan dalam Perjanjian Baru. Setiap orang
yang membaca buku ini pasti akan memperoleh manfaatnya. Namun lebih dari itu penerapannya
akan menghasilkan banyak jiwa yang hidup dan bergerak untuk melaksanakan Amanat Agung.
Robert E. Coleman
Seminari Theologia Asbury
Prakata
Pada waktu anak saya masih di sekolah dasar, kami sering berjalan-jalan bersama. Kami berjalan
di antara pohon-pohon yang tinggi dan di antara bermacam-macam tanaman serta bunga di
daerah yang indah tak jauh dari tempat tinggal kami. Pada suatu hari kami bercakap-cakap
tentang sebuah pohon kecil di pinggir jalan. Saya menjelaskan kepadanya bahwa kita harus
bangga akan pohon kecil itu. Walaupun ia tidak sebesar pohon cemara, tetapi ia sudah
bertumbuh semaksimal mungkin menurut kekuatannya. Ia bertumbuh sesuai dengan sinar dan air
hujan yang diserapnya.
Para bayi juga serupa dengan contoh pohon itu. Mereka bertumbuh jika ada orang yang mau
menolongnya. Mereka senang sekali jika ada orang yang mau memberinya makan.
Sekarang anak saya sudah bertumbuh, menikah, dan mempunyai anak. Saya kagum menyaksikan
bagaimana ia memberi makan anaknya. Pada waktu anaknya melihat makanan, kegembiraannya
luar biasa. Yang kami lakukan adalah meletakkan makanan itu di tempat yang terjangkau
olehnya, dan dia sendirilah mengambilnya.
Semua orang yang percaya dalam Yesus Kristus mempunyai hak untuk memperoleh
pemeliharaan dan pertumbuhan. Setiap orang Kristen baru, diharapkan menumbuhkan
kemampuannya secara penuh bagi Allah. Dan kebanyakan dari mereka akan bertumbuh
demikian. Jika ada seseorang yang memberikan makanan di tempat yang terjangkau olehnya;
jika ada seseorang yang cukup mau memperlihatkannya dan sedikit menderita, sedikit berkorban,
dan banyak berdoa untuk dia.
Dalam buku ini kita akan melihat proses pertumbuhan dalam diri seorang Kristen, dari saat orang
itu datang kepada Kristus sampai orang itu menjadi murid dan kemudian menjadi seorang
pembina murid. Kita akan memeriksa pemeliharaan dan bimbingan apakah yang diperlukan
untuk mengembangkan seorang pekerja yang memenuhi syarat rohani di dalam gereja Yesus
Kristus.
Konsep-konsep yang akan kami kemukakan dan periksa tidak akan menghasilkan pertumbuhan
cepat atau kematangan yang segera. Pertumbuhan yang sungguh-sungguh membutuhkan air mata
dan kasih dan kesabaran. Seorang pemimpin memerlukan iman untuk melihat orang-orang lain
menjadi seperti yang diharapkan dan diinginkan Allah. Untuk menolong mereka sampai pada
tujuan itu ada juga pengetahuan yang diperlukan.
Buku ini tidak merupakan buku yang sempurna berkenaan dengan proses melatih. Buku ini juga
tidak mengandung seluruh jawaban dari persoalan pertumbuhan rohani. Buku ini mencoba
menyediakan keterangan untuk menolong para pemimpin Kristen menguatkan suatu bagian dari
keseluruhan rangkaian mata rantai pelayanan mereka bagi Kristus. Buku ini tidak juga
merupakan semua mata rantai itu. Buku ini hanya berkenaan dengan satu mata rantai; bagaimana
melatih pekerja-pekerja Kristen yang kerohaniannya memenuhi syarat bagi Kristus.
Buku ini didasarkan pada penyelidikan Firman Allah dan pengalaman banyak orang yang
mengabdikan dirinya untuk menjadikan murid dan menolong menghasilkan pekerja-pekerja
demi Kristus. Buku ini diterbitkan dengan doa kiranya Roh Kudus akan memakainya untuk
menguatkan kelemahan di sana sini, yaitu menolong orang-orang Kristen agar menjadi alat yang
lebih efektif dalam pelayanannya bagi Tuhan.
-LeRoy Eims-
1. Pentingnya Melipatgandakan Murid
Berikut ini adalah salah satu bagian dari buku "PEMURIDAN: SENI YANG HILANG", tulisan
LeRoy Eims. Buku ini menguraikan tentang proses pertumbuhan iman orang percaya dan pola
pembimbingan yang menjadi pengalaman pribadi dari penulis. Buku ini sangat menarik dan
cocok dipakai sebagai pola untuk melakukan pemuridan di kalangan warga gereja (dan juga
pelayanan mahasiswa).
"Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak."
(Kisah Para Rasul 6:7)
Pada suatu hari seorang pendeta yang sibuk minta saya untuk bertemu dengan dia untuk
membicarakan tentang cara melatih orang di gerejanya. Ia menggembalakan sebuah gereja yang
bertumbuh dan sehat. Sering ada orang yang menerima Kristus. Jumlah hadirin bertambah
sampai ia harus mengadakan kebaktian Hari Minggu pagi dua kali. Ternyata Allah memberkati
pelayanannya.
Tetapi pendeta itu juga mempunyai persoalan. Kecuali ia melatih pekerja-pekerja yang
kerohaniannya memenuhi syarat, ia tahu bahwa banyak orang Kristen baru tidak dapat
memperoleh pertolongan yang diperlukannya dalam pertumbuhan rohani. Juga mereka tidak
dapat berkembang menjadi murid Yesus Kristus yang kuat. Dan pendeta itu tahu bahwa ia adalah
kuncinya. Keseluruhan proses itu harus dimulai dari dia. Ia tidak dapat menyerahkannya kepada
orang lain. Sebagai pemimpin rohani dari orang-orang itu, ia harus menjadi perintis dalam
pelayanan itu.
Persoalan yang lain: ia sibuk sekali. Banyak hal menuntut perhatiannya; banyak orang menuntut
waktunya. Seperti banyak pendeta lainnya, ia memakai banyak waktunya untuk mengatasi
persoalan-persoalan kecil dalam gerejanya. Satu soal belum selesai, soal lainnya sudah timbul.
Pendeta itu menggunakan terlalu banyak waktu untuk melayani orang- orang yang selalu
mempunyai banyak persoalan. Dia sibuk membereskan persoalan, mendamaikan seorang dengan
yang lain, mengurus perselisihan keluarga yang sulit, dan menghadapi 1001 soal lainnya. Ia
menjadi frustasi.
Tetapi ia mempunyai angan-angan. Kadang-kadang ia masuk ke dalam kamar belajarnya, dan
memikirkan keadaannya dari sisi yang lain. Ia melamun, tidakkah lebih baik jika ia memiliki
orang-orang yang kerohaniannya telah bertumbuh untuk menolong mengatasi persoalan-
persoalan "rohani" yang terus-menerus timbul di gereja ini?
Yang ia maksudkan bukanlah orang-orang yang hanya membawakan pita rekaman khotbah
pendeta untuk orang-orang di penjara, membagikan makanan, pakaian dan bantuan keuangan
untuk yang memerlukan, mengajar di Sekolah Minggu, atau menolong pendeta mengatur urusan
dan keuangan gereja. Maksudnya ialah orang-orang yang mengetahui bagaimana memenangkan
orang kepada Kristus dan kemudian membimbingnya dari saat pertobatannya sampai menjadi
seorang murid yang kokoh, berserah, mengabdi, berbuah, dan dewasa; dan yang pada suatu
waktu dapat mengulangi proses itu dalam kehidupan orang lain.
Teman saya tersenyum di dalam kamar belajarnya ketika melamunkan lamunan yang indah itu.
Kemudian ia merasa gentar kembali ketika melihat kenyataan yang sebenarnya. Dan ialah orang
satu-satunya di dalam jemaat itu yang memenuhi syarat secara rohani dan dapat menolong. Maka
ia mengesampingkan lamunannya, membawa Alkitabnya, dan keluar pintu.
Sesudah kami membicarakan bersama-sama mengenai bagaimana menjadikan orang murid dan
bagaimana melatih pekerja, pendeta itu kembali ke gerejanya dan mulai menjalankan prinsip-
prinsip yang saya utarakan kepadanya dan yang diajarkan di dalam buku ini.
Dewasa ini, melalui pelayanannya timbul secara tetap arus murid- murid dan pekerja-pekerja
yang mempengaruhi masyarakat sekitarnya bagi Kristus. Orang-orang dari gereja ini dipakai
oleh Allah untuk memenangkan orang lain kepada Kristus dan menolong orang-orang yang
bertobat itu, supaya mengulangi proses itu.
Melipatgandakan Atau Tidak?
Beberapa tahun yang lalu saya bercakap-cakap dengan seorang Kristen muda yang bersemangat.
"Bob," tanya saya, "hal apakah yang bagimu paling membawa sukacita dalam hidup ini?"
"Akh, LeRoy, mudah sekali," jawabnya. "Membimbing seseorang kepada Kristus."
Saya setuju dengannya. Setiap orang merasa bahagia pada waktu hal itu terjadi. Saudara bahagia,
orang yang baru bertobat itu juga bahagia. Ada sukacita di dalam surga. "Tetapi," saya katakan
kepada Bob, "ada sesuatu yang lebih menyenangkan daripada itu."
Dia heran. Apa yang lebih hebat daripada membawa seseorang kepada Kristus?
Saya melanjutkan. "Jika orang yang kau bawa kepada Kristus itu bertumbuh dan berkembang
menjadi seorang murid yang mengabdikan diri kepada Tuhan, berbuah, menjadi dewasa, dan
kemudian membimbing orang lain kepada Kristus dan menolong mereka melakukan hal yang
sama."
"Aha!" serunya. "Saya belum pernah memikirkannya!"
Ia tidak pernah mendengar atau memikirkan hal itu, tetapi ia siap mulai menggunakan waktu
untuk belajar, dan ia melakukannya. Dewasa ini banyak murid yang masak, menyerahkan diri,
dan berbuah di dua benua oleh sebab pengaruh kehidupan Bob dan visinya untuk
melipatgandakan murid.
Pada suatu waktu, seorang kawan sekuliah saya dan saya memberikan suatu lokakarya
penginjilan di sebuah Seminari. Lokakarya itu berlangsung selama tiga hari, untuk dua setengah
jam setiap pertemuan, dan hadirin cukup banyak. Tema yang kami bawakan adalah mengenai
"Pemuridan di Gereja Setempat."
Pada saat diskusi, seorang pendeta yang agak tua berbicara dan menceritakan pengalamannya
dalam menjadikan murid diantara anggotanya di gereja. Ia telah memulai tiga tahun sebelumnya
dan sekarang memiliki sekelompok orang yang setia yang dapat dipanggil sewaktu-waktu
diperlukan. Ia memulai dengan seorang; kemudian ia dan orang itu bekerja dengan dua orang
lainnya yang sudah menyatakan minatnya. Proses pemuridan itu diteruskan, dan selang beberapa
waktu mereka berempat mulai bertemu dengan empat orang lainnya. Pelayanan itu berlipat
ganda sampai sekarang ia memiliki kelompok orang-orang yang mengabdi dan yang sungguh-
sungguh kerohaniannya memenuhi syarat dalam pekerjaan gereja.
Pendeta tua itu mengatakan bahwa pelayanan ini lebih menguntungkan, memuaskan, dan
menggairahkan daripada pelayanannya yang lain selama tigapuluh lima tahun. Sesudah semua
itu dipaparkan, mata dari banyak mahasiswa seminari itu memancar dengan penuh gairah.
Hampir-hampir mereka tidak tahan untuk menunggu-nunggu lagi untuk pergi ke tempat
pelayanan mereka dan mulai melipatgandakan murid.
Yang sangat saya sukai tentang pelayanan melipatgandakan murid ialah bahwa hal itu
berdasarkan Alkitab dan dapat dijalankan. Pertama, hal itu adalah cara Alkitabiah untuk
menolong menaati Amanat Agung Kristus (Matius 28:18-20), dan untuk menolong melatih
pekerja- pekerja (Matius 9:37,38) yang dewasa ini, seperti pada zaman Kristus, masih sedikit.
Kedua, saya telah menyaksikan pelaksanaannya dan hasilnya lebih dari duapuluh lima tahun.
Ketika kami beberapa orang terlibat dalam pelayanan melipatgandakan murid dalam tahun 1950-
an, kami masih belum menyusun dan mengorganisasikannya dengan baik. Kami hanya
menyebutnya "bekerja dengan beberapa orang." Tetapi sejak itu saya telah memperhatikan
pendeta, ibu rumah tangga, utusan Injil, perawat, kontraktor bangunan, guru sekolah, dan pemilik
toko terlibat dalam kehidupan beberapa orang itu. Saya telah melihat Tuhan memberkati usaha
mereka dan melipatgandakan hidup mereka dalam Kristus ke dalam hidup orang lain.
Pada waktu Saudara mulai memakai waktu Saudara secara pribadi dengan orang Kristen lain
dengan maksud membangun kehidupannya -- meluangkan waktu bersama membaca Firman,
berdoa, bersekutu, berlatih secara sistematik -- ada sesuatu yang terjadi dalam hidup Saudara
juga. Biarlah kiranya Allah mengaruniakan kesabaran, kasih dan ketekunan pada waktu Saudara
membagikan kehidupan yang telah diberi-Nya kepada Saudara dengan orang lain.
2. Contoh-contoh Latihan Pemuridan Dalam
Alkitab
Ketika hari siang, Ia memanggil murid-muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka
duabelas orang, yang disebutnya rasul (Lukas 6:13).
Bila seorang gembala sidang memperhatikan sidangnya, apa yang dilihat? Banyak macam
kebutuhan. Barangkali ada orang yang belum menjadi Kristen. Ada orang yang sedang mencari-
cari. Ada yang ingin tahu, dan ada sebagian yang telah dibawa ke gereja oleh seorang kawan
yang menaruh perhatian. Ia melihat orang-orang yang berbeban berat dengan penderitaan dan
orang-orang yang ditimpa tekanan-tekanan, keputusasaan, dan sakit hati.
Gembala sidang itu melihat orang-orang Kristen muda yang bergairah dalam kehidupan barunya
dalam Kristus. Ia melihat orang Kristen lama yang sudah pernah mendengar tentang semua itu
tetapi acuh tak acuh. Ia melihat orang-orang yang setia hadir dalam semua kegiatan gereja.
Gembala sidang itu melihat pengantin baru. Ia melihat mereka yang mengalami kesulitan dalam
rumah tangganya. Ia melihat keluarga yang ada dalam kesukaran ekonomi; usahanya tidak
berjalan lancar. Ia melihat usahawan yang berhasil dan suami yang kehilangan pekerjaan. Ia
melihat petani yang menantikan hujan turun; kalau tidak, panennya akan gagal. Dan berbagai hal
lainnya dilihatnya pada sidang itu.
Pada waktu pengkhotbah itu berdiri dihadapan orang-orang itu, terlintas dalam pikirannya :
"Bagaimana dapat saya melayani orang-orang itu dan memenuhi kebutuhan mereka hanya
dengan satu atau dua kali berkhotbah saja setiap minggu?" Mungkin setiap orang di dalam
sidang itu masing-masing mempunyai kebutuhannya sendiri. Apa jawaban bagi soalnya itu?
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus bertanya dulu, "Apakah Yesus pernah menghadapi
soal seperti itu?" Pelayanannya dipenuhi dengan mijizat-mujizat, kerumunan orang banyak,
pekerjaan yang berat, kelesuan dan pertentangan rohani. Orang-orang kusta datang memerlukan
sentuhanNya. Orang buta memanggil namaNya ketika ia lewat. Para ahli hukum mencoba untuk
menipu Dia. Orang berdosa yang bermacam-macam mengasihi Dia, menyediakanNya makan,
dan membasuh kakinya dengan air mata. Berbondong-bondong orang mengikut dan mengelu-
elukan Dia; orang- orang banyak itu kemudian menuntut kematianNya. HidupNya dipenuhi
dengan segala macam bentuk emosi, segala macam perlawanan, dan segala macam kegiatan.
Mendekati akhir pelayananNya, Yesus berbicara kepada BapaNya dalam doa syafaatNya yang
dinaikkan untuk murid-muridNya. Ia mengatakan sesuatu yang mengejutkan: Aku telah
mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan
kepadaKu untuk melakukannya (Yohanes 17:4).
Mengapa hal itu sedemikian hebatnya? Tidakkah Yesus mempermuliakan Allah dengan segala
pikiran, kata, dan perbuatan pada setiap saat dalam setiap hari selama hidupNya diantara
manusia? Ya, memang betul. Dan itulah yang mengagumkan kalau dibandingkan dengan
kegagalan kita. Tetapi yang mengherankan dalam pernyataanNya itu, Dan saya sudah
menyelesaikan pekerjaan yang Bapa tugaskan kepada saya (KBMK).
Kita sudah paham akan pekerjaan penebusan Kristus dan ingat kata-kataNya dari salib, Sudah
selesai (Yoh 19:30). Oleh perbuatanNya yang mulia dan lengkap itu, Ia menebus kita; Ia mati
bagi dosa-dosa kita; Ia membebaskan kita.
Lalu apakah yang dimaksudkan pada waktu Ia mengatakan dalam doaNya, Aku telah
menyelesaikan pekerjaan? Pada waktu Saudara membaca doanya dengan teliti, Saudara akan
mendapatkan bahwa Ia tidak menyebutkan mujizat atau orang banyak, tetapi limapuluh kali Ia
menyebutkan orang-orang yang Allah berikan di dunia ini, yaitu murid- muridNya.
PekerjaanNya adalah dengan orang-orang itu. PelayananNya menyentuh beribu-ribu orang,
tetapi Ia melatih duabelas orang. Ia menyerahkan nyawanya disalib bagi berjuta-juta orang, tetapi
selama tiga setengah tahun Ia memberikan hidupNya secara khusus kepada duabelas orang.
Dalam pengajaran dan khotbah kita sering kita tekankan dengan jelas tentang pelayanan Kristus
dalam penebusan dosa, dan memang kita harus berbuat demikian. Tetapi kita juga perlu
mempelajari, mengerti, dan mengajarkan tentang pelayananNya dalam melatih beberapa orang
itu. Dalam hal melatih murid ini dapat kita temukan tiga prinsip.
Prinsip Pemilihan
Orang-orang yang dipilih oleh Yesus adalah orang-orang biasa--penjala ikan, pemungut cukai,
dan lain sebagainya. Pada saat sebelum Ia memilih orang-orang yang akan Ia latih, Ia berdoa
sepanjang malam (Lukas 6:12,13).
Ini adalah segi yang penting dalam pemilihan. Ia tidak terburu- buru menangkap orang pertama
yang menunjukkan minat. Bagi-Nya keputusan ini merupakan keputusan yang sangat penting
yang akan berakibat langgeng. Sejauh mana jangkauannya? Secara manusiawi kita tidak akan
dapat menerkanya, tetapi inilah yang kita ketahui. Hasil daripada pelayanan Yesus masih terasa
dan bahkan terus berlangsung hingga saat ini dan dengan Anugerah Allah akan terus berlangsung
melalui hidup kita bagi ribuan orang ditahun-tahun mendatang.
Siapapun yang berminat atau yang sekarang terlibat dalam pelayanan pemuridan (Mat 28:19)
hendaklah berpikir dengan bijaksana mengenai perkara pemilihan ini. Lebih mudah bagi Saudara
untuk meminta orang mulai ikut bersama Saudara daripada meminta seseorang berhenti karena
ternyata bahwa Saudara telah memilih orang yang salah.
Mengapa Yesus memilih orang-orang dengan kecenderungan kemanusiaannya dan
kelemahannya? Misalkan ia hanya memilih orang yang terpelajar, berada dan pandai, yang tidak
pernah merasa takut atau ragu-ragu; orang yang tidak pernah berbuat salah atau mengatakan
sesuatu yang tak mengenal kelemahan, nafsu, persoalan, dan dosa kita semuanya. Bagaimana
pengaruhnya terhadap kita? Kita tidak dapat menyamakan diri dengan orang semacam itu.
Mungkin kita akan dicobai untuk berputus asa, berbalik, dan meneruskan jalan kita yang biasa
lagi.
Bukan saja bahwa mereka itu adalah orang-orang biasa, mereka adalah orang-orang yang
mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Mereka tidak sama satu dengan yang lainnya.
Mereka tidak merupakan fotocopy satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, Simon orang Zelot
membenci orang Romawi yang menguasai Palestina, sedang Matius adalah pemungut cukai yang
bekerja bagi mereka.
Pelajaran apakah yang kita dapat daripadanya? Manfaat apakah yang dapat kita ambil bagi
kehidupan kita? Sudah pasti ada satu pelajaran. Kalau kita ingin menjadikan orang murid Yesus,
jangan kita hanya memilih mereka yang sama dengan kita dalam perangi dan kepribadian. Juga
kita tidak hanya memilih mereka yang kita sukai dan tingkah lakunya yang cocok dengan kita
dalam standar yang dapat kita terima. Baik sekali jika dalam team kita ada orang yang kasar dan
juga yang terpelajar dan yang tenang.
Pekerjaan Kristus adalah sesuatu yang penuh dengan kesemarakan, dan ada kalanya orang yang
kasar dan siap itu lebih cocok bagi suatu pekerjaan tertentu daripada orang pemikir dan
sebaliknya. Allah menyukai keanekaragaman. Dalam alam Saudara akan menemukan bunga
mawar, pohon cemara, pohon palem, tanaman kaktus, bungan seruni dan bunga matahari. Di
kebun binatang Saudara akan kagum pada jerapah, kuda nil, rusa, ular sawah, burung colibri, dan
burung rajawali. Dalam memilih orang, Saudara harus menghilangkan kecenderungan Saudara
untuk menyesuaikan diri dan mengikuti contoh Yesus.
Murid-muridNya disebut orang-orang Galilea. Mereka adalah orang-orang yang dianggap agak
kedesa-desaaan dan kuno oleh saudara-saudaranya yang lebih pintar di Yerusalem. Pada
umumnya mereka adalah orang-orang yang bekerja keras dibandingkan dengan pemimpin-
pemimpin yang berfilsafat dan ilmuwan-ilmuwan dari kota besar. Mereka belum merasa diri
terdidik, itulah sebabnya mereka lebih mudah diajar daripada orang-orang yang terpelajar di
Yerusalem. Ini bukan berarti bahwa Yesus adalah orang yang menolak pendidikan dan
kepandaian. Ia bercakap-cakap lama sekali dengan Nikodemus. Kemudian ia memilih Saulus
dari Tarsus untuk menjadi seorang pemimpinNya di gereja.
Prinsip Hubungan Akrab
Untuk tujuan apakah Yesus memilih duabelas rasul? Ia menetapkan duabelas orang untuk
menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil (Markus 3:14).
Yesus memilih orang-orang ini untuk menyertai Dia. Ini bukanlah buah pikiran yang
revolusioner pada zamanNya, sebab ada beberapa kasus dalam Perjanjian Lama di mana orang-
orang dilatih untuk pekerjaan Allah dengan menjalin hubungan akrab dengan hamba-hamba
Allah.
Allah menyuruh Elia memilih Elisa untuk menolongnya dan meneruskan pekerjaannya setelah ia
tiada. Elia tidak menemukan Elisa sedang belajar dan bermeditasi di sekolah nabi-nabi, tetapi di
lapangan sedang bekerja (1Raja 19:15-16,19). Para murid juga dipanggil dari pekerjaan sehari-
hari mereka untuk pergi bersama-sama Yesus (Mat 4:18-22; 9:9).
Elia tidak memohon Elisa untuk pergi dengannya atau menggunakan jabatan kenabiannya untuk
memaksa dia ke dalam pelayanan. Setiap orang harus memperhitungkan untung dan ruginya dan
masuk ke dalam latihan pemuridan dengan rela. Sebetulnya, dari catatan pembicaraan mereka,
Elia tidak keberatan jika Elisa tidak jadi mengikut dia. Jika ia mau bekerja sama dengan Elia ia
harus belajar darinya dengan sukarela (1Raja 19:19-21).
Mengikut Elia merupakan suatu pengorbanan bagi Elisa. Karena amukan Ratu Izebel dari Israel,
waktu itu bagi nabi Allah atau siapa saja yang berhubungan dengan dia merupakan waktu yang
tidak menentu. Jika Elisa bertanya dahulu kepada orang lain, tentu ia akan menerima nasihat agar
ia tetap tinggal bersama lembu-lembunya di ladang. Itu lebih aman dan menguntungkan.
Tetapi Elisa sadar bahwa akan diperkaya kerohaniannya jika ia meluangkan waktu bersama-
sama dengan nabi Allah yang mulia itu. Maka setelah ia beristirahat dan membunuh lembu-
lembunya, atau alat untuk kehidupannya--suatu perbuatan yang final bagi penyerahan yang
sepenuhnya--ia pergi dengan Elia (1Raja 19:21). Apa yang ia perbuat? Melayani Elia. Memang
benar bagi mereka yang akan memimpin harus belajar melayani. Begitu juga seseorang yang
akan melatih orang- orang lain harus dengan rela meluangkan waktunya dengan mereka dalam
percakapan yang memakan waktu berjam-jam dan menjalin hubungan dalam kehidupan sehari-
hari.
Itulah salah satu sebabnya mengapa Saudara tidak dapat melatih terlalu banyak orang sekaligus.
Saudara tak akan dapat membagi diri Saudara secukupnya dengan mereka. Saudara hanya
mempunyai persediaan emosi terbatas. Maka dalam satu hari Saudara dapat melatih orang dalam
jumlah yang terbatas oleh waktu yang tersedia dan kapasitas rohani dan emosi dalam kehidupan
Saudara sendiri. Kesalahan yang umum ialah orang ingin mencoba melakukan terlalu banyak,
terlalu cepat, dan dengan terlalu banyak orang.
Kita belajar dari hubungan antara dua orang ini bahwa Elia tak pernah mendorong Elisa untuk
selalu menyertai dia dalam pekerjaannya. Sebaliknya, tiga kali Elia mendorong Elisa untuk
meninjau kembali hubungan mereka dan meninggalkannya jika ia mau, tetapi tiga kali Elisa
menolaknya. Elia telah memilih orang yang betul. Di Gilgal, Betel, dan Yeriko Elisa diberi
kesempatan untuk berhenti, tetapi ia memilih untuk tetap tinggal disisi Elia (2Raja 2:1-6).
Pada waktu Elisa memutuskan untuk mengikut Elia dan melayani Dia, itu merupakan suatu
keputusan yang tetap. Ia telah memperhitungkan untung ruginya dan memilih hidup ini sebagai
yang terbaik baginya. Maka dalam pemilihan Saudara dan hubungan selanjutnya dengan mereka
dalam pelayanan, penting sekali bahwa Saudara membiarkan orang-orang itu mencari kehendak
dan pikiran Allah, mengetahui sebenarnya apa yang terlibat dalam pemuridan, dan menyadari
bahwa pertemuan-pertemuan itu bukan semata-mata untuk manfaat Saudara tetapi untuk manfaat
mereka.
Hubungan Musa dengan Yosua merupakan gambaran yang lain mengenai hubungan pekerjaan
dan muridnya. Allah memberikan Yosua kepada Musa sebagai jawaban doa Musa. Salah satu hal
yang pertama-tama dilakukan oleh Musa adalah untuk memberikan sebagai kewibawaannya
kepada Yosua (Bil 27:15-20). Hal itu merupakan segi yang penting. Saya pernah berbicara
dengan orang-orang yang takut melatih orang lain sebagai pemimpin rohani dalam sidang sebab
kuatir kehilangan kesetiaan atau penghargaan dari orang-orang di sidang itu. Pemimpin-
pemimpin semacam itu senang menjadi pusat perhatian. Mereka senang karena orang-orang itu
bersandar kepada mereka dan hanya mereka. Musa membagikan kekuasaannya kepada Yosua.
Pada waktu kita memperhatikan Musa dalam konteks ini, kita melihat bahwa Musa merasa aman
di dalam Allah. Ia bersukacita melihat Yosua mulai menanggung sebagian bebannya. Dalam
hubungan mereka, Yosua ada untuk menolong Musa dalam pelayanannya dan meneruskan
pekerjaannya setelah Musa tiada. Ia berhasil dalam kepemimpinannya beberapa tahun kemudian
(Yosua 1:1-2).
Perjanjian Lama memberikan banyak contoh bagaimana melatih pekerja. Itu bukanlah metode
yang baru timbul pada masa Yesus. Ketika Yesus mengemukakan maksudNya kepada murid-
muridNya, mereka mengerti metode itu dan gembira mendapat kesempatan itu. Pada mulanya
mereka tidak mengetahui seluruhnya tentang apa saja yang termasuk dalamnya. Walaupun
demikian mereka tidak ragu-ragu tetapi gembira dan menghargai pemilihannya.
Kemudian, pada waktu gereja berkembang di bawah pimpinan mereka, prosedur itu diteruskan.
Ada orang-orang yang menyertai Petrus pada waktu ia pergi ke rumah Kornelius atas undangan
yang dikirim oleh perwira pasukan itu (Kisah 11:12). Kemudian Rasul Paulus meneruskan
pelyanan ini, yaitu melatih orang dengan menjalin hubungan akrab (Kisah 20:4).
Pada waktu ia menulis surat yang terakhir kepada Timotius, Paulus mengingatkannya akan
sebagian yang telah ia ajarkan. Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku,
pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku (2Timotius 3:10).
Dalam pelayanan pemuridan hubungan akrab adalah unsur yang menguatkan, bahkan mengubah
hidup murid. Hampir tidak dapat dipercaya jika kita melihat perubahan yang terjadi dalam
kehidupan keduabelas murid itu. Kejadian itu merupakan mujizat yang terbesar di dalam Firman
Tuhan. Kita perhatikan mereka pergi dari kalangan sederhana di Galilea kepada pusat kalangan
atas di Yerusalem. Di situ mereka mampu mempertahankan keyakinannya dihadapan Mahkamah
Agama Yahudi, yaitu dewan kekuasaan yang tertinggi di Yerusalem. Kenyataan itu sangat
mentakjubkan.
Setiap gembala memiliki orang-orang di dalam sidangnya yang hanya sebagai penonton dalam
Kerajaan Allah, tetapi sebenarnya mereka rela terlibat dalam pelayanan yang penting. Tetapi
pelayanan itu memerlukan pengorbanannya. Orang yang demikian itu memerlukan khotbah dan
ajaran, tetapi gembala juga harus membagikan hidupnya dengan mereka. Dan itulah
pengorbanan. Rasul Yohanes mengatakan, Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa
Ia telah menyerahkan nyawanya untuk; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk
saudara-saudara kita (1Yohanes 3:16).
Apakah hal itu sedemikian berharganya? Apakah untungnya pelayanan semacam itu?
Yesus menetapkan dua belas orang supaya mereka bersekutu dengan Dia, dan supaya Dia dapat
mengutus mereka keluar untuk memberitakan FirmanNya. Ia mempunyai dua tujuan dalam
melatih duabelas orang itu. Pertama, ialah agar mereka dapat menolongNya dalam pelaksanaan
pekerjaanNya. Kedua, agar mereka dapat melanjutkan pekerjaan itu sesudah ia pergi.
Ia akan mengirim mereka untuk berkhotbah kepada Mahkamah Agama Yahudi, kepada ahli
filsafat di Atena, kepada penyembah berhala, kepada orang-orang barbar, kepada serdadu-
serdadu Romawi--kepada siapa saja yang mau mendengarkannya. Ia tahu bahwa Ia harus melatih
mereka secara mendalam sebab mereka akan menghadapi perlawanan yang berat. Mereka akan
dirajam, dipukuli, dan dijebloskan ke dalam penjara. Maka persiapan mereka sangat penting
sekali. Latihan yang dangkal dan penyerahan yang setengah-setengah tidak akan tahan uji.
Mereka diselamatkan untuk menyelamatkan orang lain, tetapi kebanyakan perjalanannya itu sulit
dan berbatu-batu.
Prinsip Pembinaan
Di samping menjalin hubungan akrab dengan murid-muridNya dalam pelayanan sehari-hari,
Yesus juga meluangkan waktu yang khusus untuk membina mereka.
Mereka tahu bahwa hal itu akan seringan berpiknik. Yesus mempersiapkan mereka untuk
menghadapi perlawanan, bahkan penolakan (Matius 10:16-18; Markus 6:11).
Lebih baik kalau orang-orang tidak begitu saja masuk pemuridan. Ketika Yesus memilih Paulus,
Ia memberikan penglihatan melalui Ananias tentang penderitaan yang akan dialaminya (Kisah
9:15-16).
Pada waktu Saudara sedang melatih calon murid dan pekerja, beritahu kepada dia tentang
sebagian kesulitan pelayanan yang pernah Saudara hadapi. Berbicaralah dengan dia tentang saat-
saat Saudara ditolak pada waktu bersaksi kepada tetangga. Beritahu dia tentang risiko
pemuridan.
Yesus memberitahu murid-muridNya, Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang
memilih kamu. Dan aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan
buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya
kepadamu (Yohanes 15:16).
Ia melatih langsung di medan pertempuran. Sewaktu-waktu Ia membawa orang-orangNya
menyepi untuk waktu yang khusus bersama-sama, tetapi kebanyakan latihanNya diberikan
langsung di lapangan. Mereka melayani bersama-sama dengan Dia.
Yesus selalu dapat dicari oleh murid-muridNya. Firman kekal itu menjelma supaya dapat
didengar, dilihat, dan disentuh. Mereka dekat kepadaNya. Mereka dipilih untuk bersama-sama
dengan Dia, tetapi bagi tujuan yang agung yaitu mempersiapkan mereka bagi pelayanan. Ia
merancanglkan latihanNya sedemikian sehingga hidup mereka harus menghasilkan buah kekal.
Ia tidak menyiapkan mereka untuk kehidupan persekutuan yang tertutup, maka Ia tidak
mempersiapkan mereka dalam persekutuan yang menyendiri.
Dalam hal ini saya pernah berbuat kesalahan. Saya pernah berusaha untuk melatih orang dengan
cara mengumpulkan mereka di tempat yang tenang sekali seminggu untuk mendiskusikan
kehidupan Kristen dan kemudian ditambah dengan sekali-kali seminar atau pertemuan yang
khusus. Cara itu tidak berhasil. Tetapi orang yang pernah bekerja dengan saya dalam liku-liku
hidup, di mana kita menghadapi kemenangan dan kekalahan sehari-hari, di dunia atau kehidupan
yang nyata, mereka yang sekarang produktif bagi Kristus. Saya telah melihat mereka
mengeluarkan buah yang masih tetap.
Sebagai kesimpulan, ada tiga hal yang harus dilakukan bagi orang yang ingin menolong orang
lain menjadi kuat imannya, setia dan berhasil di dalam pelayanan Yesus Kristus.
1. Ia harus mempunyai tujuan jelas tentang apa yang ia kehendaki agar mereka mengetahui
dan mengerti mengenai Allah dan kebenaranNya. Ia harus tahu unsur-unsur dasar dalam
kehidupan seorang murid Kristus.
2. Ia harus memiliki suatu gambar yang jelas tentang apa yang seharusnya murid-murid ini
menjadi nantinya. Ia harus mengetahui unsur dasar watak Kristen yang harus mereka
miliki dan orang macam bagaimana yang mereka harus menjadi.
3. Ia harus memiliki visi yang baik akan apa yang harus mereka pelajari supaya tercapai
tujuannya dan rencana untuk menolong mereka menjalankannya.
Dalam pasal ini telah kita lihat bahwa Kristus Yesus, para murid, dan nabi-nabi Perjanjian Lama
memilih pengikut mereka dengan hati-hati. Mereka menggunakan priinsip besertaNya--konsep
menjalin hubungan dan teladan. Dan mereka mempunyai waktu yang khusus untuk pembinaan
yang kokoh dan jelas.
Menarik sekali bahwa hal-hal itu tak ada yang di luar jangkauan orang Kristen biasa. Kita semua
dapat saling membagi apa yang telah kita pelajar. Dan kita dapat berdoa agar hidup kita dapat
menjadi teladan bagi orang lain untuk menolong mereka bertumbuh dalam penyerahan mereka
kepada Kristus dan dalam keefektifan mereka demi Kristus.
3. Menjadikan Murid Dalam Gereja Yang
Mula-mula
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kisah 2:42).
Pada waktu kita melihat pembangunan sebuah gedung baru, sungguh mengherankan kalau
mengetahui seberapa banyak waktu yang diberikan untuk membuat fondasinya. Kelihatannya
pekerja-pekerja konstruksi itu tidak akan pernah memulai pembangunan gedungnya. Kadang-
kadang mereka memerlukan beberapa bulan hanya untuk menggali lubang di tanah. Semakin
banyak waktu yang dipergunakan untuk membuat dasarnya semakin besarlah bangunan yang
dapat ditunjang.
Hampir dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus Kristus memulai suatu gerakan yang akan
disebarkan sampai ke ujung bumi. Injilnya itu akan disampaikan kepada raja yang mulia dan
sampai kepada buruh yang paling sederhana sekalipun. Gerakannya dirancangkan untuk
menjangkau seluruh dunia dengan Kabar Baik tentang keselamatan yang tersedia untuk manusia.
Teladan dan Amanat Yesus
Kristus Yesus memulai misiNya dengan pelayanan secara pribadi selama tiga tahun lebih sedikit.
Salah satu segi utama dari masa pelayananNya ialah latihanNya kepada keduabelas muridNya.
Latihan itu merupakan dasar dari keseluruhan pelayananNya. Kebanyakan waktuNya dalam tiga
tahun lebih sedikit itu dipusatkan kepada orang-orang itu. Ia menyadari jika pekerjaanNya mau
berhasil, sebagian besar harus bergantung dari pengabdian, kesetiaan, keberanian, dan iman
orang-orang yang telah dipilih dan dilatihNya.
Mula-mula saya insaf akan pentingnya metode ini ketika saya masih menjadi seorang Kristen
baru. Saya mengikuti sebuah konperensi Kristen dan dalam salah satu khotbah yang disampaikan
ditekankan betapa penting keduabelas murid itu bagi pekerjaan Yesus. Ia membicarakan tentang
kenaikan Yesus ke surga dan kegembiraan diantara para malaikat.
Penceramah mengisahkan bagaimana ketika salah satu malaikat itu bertanya kepada Anak Allah
yang baru kembali itu, "Rencana apa yang kau miliki untuk meneruskan pekerjaanMu di bumi?"
Yesus menjawab tanpa ragu-ragu jawab Yesus, "Aku tidak mempunyai rencana lainnya!"
Malaikat yang lain bertanya, "Bagaimana jika mereka gagal?"
Sekali lagi tanpa ragu-ragu jawab Yesus, "Aku tidak mempunyai rencana lainnnya!"
Pembicara itu menjelaskan bahwa dialog itu hanya merupakan sebuah dongeng, tetapi gambaran
itu sampai pada sasarannya. Hari depan jatuh bangunnya agama Kristen tergantung pada
pelayanan orang-orang ini.
Kata-kata Yesus yang terakhir kepada murid-muridNya ialah, Kamu akan menerima kuasa kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Kata-kata kamu akan menjadi
saksiKu adalah kunci bagi perkembangan pekerjaan Yesus dalam buku Kisah Para Rasul. Siasat
penjangkauan pertama-tama ialah pergi ke Yerusalem, kemudian Yudea dan Samaria, dan
akhirnya sampai ke ujung bumi.
Apakah kiranya tanggapan para rasul akan amanat agung Yesus? Tentunya pernah terlintas
dalam pikiran mereka bahwa tugas Yesus bagi mereka itu merupakan suatu pekerjaan yang
sangat besar. Bumi itu besar, dan ada banyak orang serta banyak bahasa. Siapa diantara mereka
yang mengenal bahasa Partia atau Media? Apakah ada diantara mereka yang mengenal bahasa
Mesopotamia dan Kapadokia?.
Jika seandainya mereka kuatir mengenai hal itu, semestinya mereka tidak sanggup. Seperti
biasanya, Yesus selalu mempunyai suatu rencana. Ia sudah memberitahu murid-muridNya agar
mereka jangan meninggalkan Yerusalem. Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan
menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang--demikian katanya-- "Telah kamu
dengar daripadaKu. Sebab Yohanes Pembabtis membaptiskan dengan air, tetapi tidak lama lagi
kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (Kisah 1:4-5).
Hari Pentakosta
Janji kedatangan Roh Kudus dipenuhi pada hari Pentakosta, yaitu sepuluh hari seseudah
kenaikan Tuhan Yesus (Kisah 2:1-4).
Dalam perayaan Pentakosta--sama dengan perayaan Yahudi lainnya yang sudah lama--orang-
orang Ibrani dari negara-negara yang dekat datang ke Yerusalem. Mereka merayakan hari itu,
bergembira mengingat kebaikan dan berkat Allah, kemudian berpisah kembali.
Pada hari Pentakosta itu para rasul dipenuhi dengan Roh Kudus dan diberi kemampuan untuk
berkomunikasi dalam bahasa asing. Mereka memberitakan Injil di jalan-jalan Yerusalem. Orang-
orang dari negeri lainnya mendengarkan mereka berbicara dalam bahasa mereka sendiri (Kisah
2:5-11). Orang-orang Yerusalem menjadi kagum. Sebenarnya banyak dari mereka yang datang
untuk berbagai hari raya selama bertahun-tahun dan belum pernah melihat atau mendengar hal
seperti itu. Ada orang yang menuduh bahwa para rasul itu mabuk. Lalu Petrus berdiri dan
menyampaikan khotbah yang pertama yang dicatat di dalam buku Kisah Para Rasul.
Untuk menjawab orang-orang yang mengumpat mereka, ia memulai dengan mengutip bagian
dari Firman Tuhan. Inilah dia, penjala ikan dari Galilea yang seherhana. Dia berdiri dipusat kota
Yerusalem, mengangkat suaranya dan membuat jalan-jalan kuno itu berkumandang dengan
kabar tentang Kristus yang telah bangkit. Bagaimana hal itu terjadi padanya untuk menjawab
pengejek-pengejek itu dengan kutipan dari Firman Tuhan? Jawabannya jelas sekali. Ia telah
berjalan bersama Yesus lebih dari tiga tahun, dan ia pernah melihat Yesus menjawab kritik-kritik
yang dilontarkan banyak kali. Ia telah melewatkan waktu lebih dari tiga tahun dengan orang
yang sering mengutip Firman Tuhan. Petrus telah belajar dengan baik dan pada waktu itu
mengutip Yoel 2:28-32. Kemudian Petrus langsung masuk kepada inti dari masalah itu: berita
Injil. Ia berkhotbah mengenai Kristus yang telah disalibkan dan bangkit dan mendukung apa
yang dikatakan oleh Firman Tuhan (Kisah 2:22-24).
Hasil sangat mengejutkan: Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu
mereka bertanya kepada Petrus dan rasul- rasul yang lain: `Apakah yang harus kami perbuat,
saudara-saudara?' (Kisah 2:41).
Ujian bagi berita suci yang mana saja tidak didasarkan kepada khotbah yang baik atau jelek,
tetapi Apakah Allah memakainya. Adakah berkat Allah atas berita itu? Di sini Allah memberkati
secara luar biasa dengan tiga ribu orang yang menerima Injil itu (Kisah 2:41).
Kemudian diikuti dengan pernyataan yang paling menarik di dalam Firman Tuhan. Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul
untuk memecahkan roti dan berdoa (Kisah 2:42).
Yang lebih menarik ialah apa yang tidak dicatat. Apa yang terjadi diantara ayat 41 dan 42?
Bagaimana rasul-rasul itu pergi berkeliling untuk mengumpulkan orang-orang itu dalam
persekutuan yang tekun? Pernahkah Saudara mencoba untuk mengadakan pertemuan bagi orang-
orang yang baru bertobat sesudah pertemuan kebangunan rohani atau kebaktian istimewa?
Berapa di antara mereka yang muncul? Biasanya tidak terlalu banyak. Tetapi rasul-rasul itu telah
dilatih oleh Yesus, dan mereka dapat melakukannya.
Pelayanan Bimbingan Orang Kristen Baru
Coba bayangkan situasi ini: para rasul dengan ketiga ribu orang yang baru bertobat. Apa rencana
tindak lanjut untuk orang-orang itu? Mungkin yang biasa mereka lakukan--menikmati pesta dan
pulang, terpencar ke empat penjuru angin. Tetapi rasul-rasul itu mempunyai rencana lain.
Apakah tugas mereka? Mencari pengikut? Bukan, tugas mereka (dan kita) adalah untuk
menjadikan orang murid (Mat 28:19). Bagi Yesus hal itu tidak menjadi masalah, dan orang-
orang ini telah mendengar Dia membicarakan tentang pemuridan banyak kali. Mereka tahu
harkatNya dan apa yang diharapkan dari pengikut-pengikutNya.
Harkat Yesus. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan FirmanKu tinggal di dalam kamu, dan
kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah
banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu (Yohanes 15:7-8).
Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap di
dalam FirmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:31,32).
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti
Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua
orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi (Yoh
13:34-35).
Jikalau seorang darang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-
anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat
menjadi muridKu. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat
menjadi muridKu (Lukas 14:26-27).
Demikian pulalah tiap-tiap orang diantara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala
miliknya, tidak dapat menjadi muridKu (Lukas 14:26-27).
Rencana Yesus. Apakah yang harus diperbuat oleh rasul-rasul terhadap orang-orang yang
bertobat? Berdiam diri saja sedang ketiga ribu orang yang baru mengaku percaya itu begitu saja
berjalan ke luar kota? Sama sekali tidak!
Pada peristiwa lainnya sesudah kebangkitan, Yesus bertanya kepada Petrus dengan pertanyaan
yang agak tajam. Bacalah Yohanes 21:15-17 sambil memperhatikan pertanyaan Yesus, jawaban
Petrus, dan perintah Yesus.
Apa yang terutama diperintahkan Yesus ialah untuk memelihara domba-dombaNya. Ada tiga
ribu domba yang baru lahir ke dalam Kerajaan Allah. Dan Yesus menugaskan mereka agar
memberi makan dan menjadikan orang itu murid.
Kegiatan rasul-rasul. Para rasul mengambil tindakan darurat. Karena harus memberi makan dan
tempat tinggal bagi mereka yang memerlukan pemeliharaan dan pelayanan sebagai murid baru.
Tadinya mereka tidak bermaksud untuk tinggal lebih lama lagi di Yerusalem. Dengan demikian
orang-orang baru itu dapat tinggal dan menerima latihan dan pertolongan sebagai tindak lanjut
yang mereka butuhkan (Kisah 2:44-47). Dalam laporan berikutnya di dalam Kisah Para Rasul,
orang-orang yang baru percaya itu tidak lagi disebut-sebut. Tentunya mereka sama seperti
kanak-kanak di dalam sebuah keluarga, memperhatikan segala sesuatu, mendengarkan segala
sesuatu, dan kemudian menirukan segalanya itu. Jumlah mereka mulai bertambah. Pada suatu
saat jumlah mereka bertambah menjadi lima ribu orang (Kisah 4:4). Kemudian, jumlah orang
yang percaya bertambah banyak (Kisah 5:14).
Teladan bagi orang-orang yang baru percaya,. Ketika ribuan orang dimenangkan ke dalam
kerajaan, apa yang terjadi dalam hidup orang-orang yang baru bertobat itu? Mereka melihat
rasul-rasul dipukuli, dianiaya, dan dijebloskan ke dalam penjara karena kesaksian mereka bagi
Kristus (Kisah 4:17; 5:18,40). Mereka memperhatikan para rasul pada waktu mereka
mengkhotbahkan Injil pada setiap kesempatan. (Kisah 3:14-15; 4:10,33; 5:30-31).
Mereka berada di saa pada waktu rasul-rasul dengan sukacita menerima penganiayaan yang
harus diderita (Kisah 5:41). Dan mereka mendengarkan dengan cermat pada waktu rasul-rasul itu
mengajar mereka dengan setia perkara-perkara dari Tuhan (Kisah 5:42).
Pengaruh apakah yang terjadi dalam hidup murid-murid yang bertumbuh itu? Pelajaran apakah
yang mereka peroleh? Jawabnya menjadi jelas pada waktu kita melihat mereka menjada murid-
murid dan pekerja-pekerja yang berguna di dalam tubuh Kristus. Latihan yang mereka terima
dari tubuh Kristus. Latihan yang mereka terima dari para rasul meresap dalam. Mereka menjadi
seperti alat perekam yang dijalankan. Kemudian mereka akan menjalankan kembali pita rekaman
itu kepada dunia.
Saat ujian. Maka datanglah saat mereka diuji. Sesudah kematian Stefanus, mulailah
penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul,
tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria (Kisah 8:1).
Menarik sekali bahwa kejadian ini merupakan langkah yang berikutnya dalam pemenuhan dari
amanat yang diberikan (Kisah 1:8). Perhatikan bahwa semua murid berpencar kecuali rasul-
rasul. Mengapa rasul itu tidak tersebar? Sebab mereka diberi suaka keagamaan oleh Gamaliel,
yang menyatakan, Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika
maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari
Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa
kamu melawan Allah (Kisah 5:38-39).
Pemimpin-pemimpin agama setuju akan hal itu, tetapi tidak ada perlindungan untuk orang-orang
percaya yang biasa. Jadi mereka melarikan diri, tetapi tidak dalam kepanikan. Mereka yang
tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil (Kisah 8:4).
Mengapa mereka melakukan itu? Mengapa mereka pergi ke mana-mana memberitakan Injil?
Sebab mereka sudah didewasakan dari dalam suatu suasana bersaksi. Mereka menganggap
bahwa itulah hal wajar yang harus mereka lakukan. Itulah yang mereka ketahui tentang iman
pada Kristus. Mereka telah diajar dan sudah diberi teladan.
Pada waktu kita memikirkan pelayanan menjadikan orang murid Yesus, kita harus
memperhatikan segi ini dengan sungguh-sungguh. Jika kita ingin melihat tindakan tertentu atau
kelakuan tertentu yang berkembang dalam diri mereka yang bekerja bersama kita, kita harus
ingat akan kekuatan teladan perorangan. Orang-orang Kristen yang baru ini hanya mengikuti
teladan dari pemimpin mereka.
Pelayanan Filipus. Kemudian Roh Allah mengalihkan perhatian kita kepada salah satu dari
orang-orang itu, seorang diakon. Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan
Mesias kepada orang-orang di situ (Kisah 8:5). Dia memberitakan Kristus di daerah itu dan
mengakibatkan sukacita yang besar dalam kota itu (Kisah 8:8).
Kemudian, dia bersaksi kepada seseorang dalam kereta kuda. Maka mulailah Filipus berbicara
dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya (Kisah 8:35). Sekali lagi, itulah
apa telah diperlihatkan kepadanya dan diajarkan kepadanya yang menjadikan dia seorang saksi
yang efektif. Latihan yang telah diperolehnya mempersiapkan dia bagi tanggung jawab ini.
Pelayanan orang-orang lain. Sebagian dari orang-orang yang di Yeruselem pada hari Pentakosta
berasal dari Kirene (Kisah 2:10). Sebagian dari mereka menerima berita Injil ini dan menerima
latihan pemuridan dari rasul-rasul. Setelah mereka tercerai berai oleh penganiayaan, mereka
muncul kembali memberitakan Yesus Kristus (Kisah 11:19-21). Kesaksian mereka sangat
berkuasa, seakan-akan tangan Tuhan ada pada hidup mereka. Berita mereka sederhana; mereka
memberitakan tentang Tuhan Yesus. Dan banyak orang yang percaya.
Minat yang terus menerus dari para rasul. Pada waktu murid-murid itu meninggalkan para rasul,
mereka tidak dilupakan. Para rasul mengikuti mereka dengan doa dan dengan perhatiannya.
Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem, lalu jemaat itu mengutus
Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah
ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan, karena Barnabas
adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan
(Kisah 11:22-24).
Prinsip latihan yang penting ternyata di sini. Orang-orang ini tidak nampak tetapi tidak
dilupakan. Pada waktu terjadi sesuatu hal kepada mereka yang memerlukan bantuan dalam
pelayanannya, mereka mendapatkannya dari pemimpinnya.
Kesimpulan dan tambahan. Kita telah meninjau pelayanan para rasul sesudah kenaikan Yesus
dan pelayanan berikutnya dari murid-murid yang mereka latih. Semua itu sangat berguna bagi
hidup kita dan pelayanan kita. Gembala-gembala sidang pernah bertanya kepada saya, "Tetapi
apakah kiranya latihan pemuridan ini dapat berjalan di dalam gereja kami dewasa ini?"
Jawaban saya selalu sama: Hal itu berjalan di gereja di Yerusalem. Hal itu juga berjalan di gereja
di Antiokhia. Semua ini dimulai dalam gereja Perjanjian Baru. Latihan pemuridan itu bertumbuh
dan subur dalam gereja-gereja ini. Dan tak ada alasan di bumi ini mengapa hal itu tak dapat
dilaksanakan dewasa ini.
Amanat Agung masih tetap sama. Berita Injil itu masih tetap sama. Kita melayani dengan kuat
kuasa dari Roh Kuds yang sama. Kita memiliki Firman Allah yang sama. Dan kita memiliki janji
yang diberikan oleh Yesus beserta dengan perintah untuk menjadikan murid. Dan ketahuilah,
Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Matius 28:20).
Lalu apakah persoalannya dewasa ini? Mengapa kita tidak melihat latihan pemuridan lebih
sering dipraktekkan? Mengapa murid-murid yang menghasilkan buah, mengabdikan diri, dan
matang sedemikian jarangnya? Alasan yang terbesar ialah bahwa kita terlalu sering bersandarkan
program atau bahan-bahan atau hal-hal lainnya dalam melakukan pekerjaan Tuhan.
Pelayanan itu harus dijalankan oleh orang-orang bukan program. Pemuridan harus disampaikan
oleh seseorang bukan oleh sesuatu. Murid- murid tidak dapat dihasilkan secara massal. Kita tidak
dapat memasukkan orang ke dalam suatu "program" dan melihat murid muncul sebagai hasil
produksi. Menjadikan orang murid memakan waktu. Perhatian secara pribadi dan perorangan
diperlukan. Waktu berjam-jam untuk mendoakan mereka diperlukan. Pengertian dan kesabaran
diperlukan untuk mengajar bagaimana menghayati Firman Allah bagi mereka sendiri, bagaimana
memelihara jiwa mereka, dan oleh kuat kuasa Roh Kudus bagaimana memakai Firman itu bagi
hidup mereka. Lebih dari semua itu kita perlu menjadi teladan bagi mereka.
Teladan Rasul Paulus
Pelayanan menjadikan orang murid Yesus memakan waktu dan usaha, tetapi hasilnya abadi.
Rasul Paulus adalah suatu contoh dari apa yang diperlukan dan apakah untung ruginya dari
pelayanan semacam itu.
Pernah Ia selesai dengan perjalanan pengutusan Injilnya, dan Allah telah memberkati usahanya
dengan berkelimpahan. Banyak orang telah dibawa kepada Tuhan. Beribu-ribu orang telah
mendengarkan Injil. tugasnya hampir saja merenggut nyawanya. Tetapi pada perjalanan itu,
sesudah ia dilempari batu dan ditinggalkan karena disangka telah mati, ia kembali ke tempat di
mana permusuhannya merupakan yang terhebat. Dan di situ dia menguatkan hati murid-murid
itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman (Kisah 14:22).
Kemudian ia kembali ke Antiokhia dan tinggal di sana untuk beberapa waktu. Paulus merasa
terbeban bagi orang-orang itu yang telah percaya dan berkata kepada Barnabas Baiklah kita
kembali kepada saydara-saudara kita du setiap kota, di mana kita telah memberitakan Firman
Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka (Kisah 15:36). Sering kita menyebut
perjalanan ini sebagai perjalanan pengutusan Injil Paulus yang kedua. Sebetulnya perjalanan ini
merupakan permulaan dari perjalanan pemuridan yang pertama. Berangkatlah ia mengelilingi
Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ" (Kisah 15:41).
Sesudah perjalanan yang lama dan sulit itu, ia kembali ke Antiokhia. Roh Allah bergerak dalam
hatinya, dan ia pergi sekali lagi pada perjalanan pengutusan Injil yang berikutnya. Setelah
beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia
dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. (Kisah 18:23). Ya, memang hal itu memerlukan
waktu dan usaha, tetapi Rasul Paulus adalah seorang pembina murid yang sejati.
Kemudian dalam suratnya Paulus mengutarakan aspek ini dari pelayanannya. Dalam
membicarakan Yesus ia berkata: Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami
nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang
kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala
tenaga sesuai dengan kuasaNya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku (Kolose 1:28-29).
Perhatikanlah kesaksian Paulus. Ia menguasahakan dan menggumulinya dengan segala kuat
kuasa yang diberikan Allah. Apa yang dikerjakannya? Ia memenangkan orang-orang kepada
Kristus dan membawa mereka sampai kepada kematangan yang penuh di dalam Dia. Proses ini
sangat memerlukan waktu dan pengorbanan. Pada suatu saat ia menyatakan hal itu kepada
mereka yang akan meneruskan pelayanannya: Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku
tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-
masing dengan mencucurkan air mata (Kisah 20:31).
Ia juga melayani demikian di antara orang-orang Tesalonika. Kamu tahu, betapa kami, seperti
bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi
seorang, dan meminta dengan sangat, supaya kamu hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang
memanggil kamu ke dalam Kerajaan dan kemuliaanNya (1Tesalonika 2:11-12).
Kita sudah meninjau sepintas lalu pelayanan rasul-rasul yang dipilih oleh Yesus untuk
meneruskan pekerjaanNya. Pelayanan mereka ditempatkan dalam latar belakang penjara,
penganiayaan, ancaman, gempa bumi, kecelakaan kapal, komplotan pembunuh, mujizat, dan
banyak kejadian-kejadian lainnya yang terjadi di jalanan dan di lautan di sekitar dunia Laut
Tengah.
Iblis telah mencoba sedapatnya untuk menghentikan mereka, tetapi mereka dapat menyelesaikan
pekerjaannya. Mereka bertekun terus. Tugas mereka sudah jelas: Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu (Matius 28:19). Dan mereka melakukannya. Mereka berdiri tegak, tidak
goyah, dan selalu giat dalam pekerjaan yang telah ditugaskan oleh Tuhan.
4. Seorang Menolong Orang Lain
Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang
mempertahankan negeri itu dihadapanKu (Yeh 22:30).
Di dalam jemaat mana selau saja selalu ada minat yang beraneka ragam mengenai pekerjaan
Tuhan. Ada orang yang hanya menjadi penonton, yaitu mereka yang hanya datang untuk melihat
dan mendengarkan. Mereka berada di sana karena bermacam-macam alasan: kebiasaan, rasa
tanggung jawab, desakan kawan, keperluan perusahaannya, atau keperluan sosial. Sebagian
adalah orang-orang yang bukan Kristen yang hanya ikut-ikutan. Sebagian adalah orang-orang
yang bukan Kristen yang kebetulan menghadiri kegiatan gereja.
Selain penonton, ada juga kelompok orang yang giat mengambil bagian. Orang-orang ini mau
mengambil bagian dalam pelayanan gereja, dan di dalam kebanyakan hal mereka memberikan
yang terbaik. Mungkin mereka melayani sebagai penyambut tamu di Sekolah Minggu atau di
kebaktian, dan mungkin melayani dalam panitia-panitia atau sebagai petugas lain di jemaat.
Sebagian mungkin mengajar di Sekolah Minggu atau terlibat dalam kegiatan pelayanan yang
aneka ragam.
Orang-orang yang berpartisipasi ini merupakan tulang punggung gereja. Gereja tidak dapat
berjalan tanpa mereka. Maka pada waktu kita membicarakan pelayanan pemuridan di dalam
gereja, jangan kita melalaikan orang-orang ini yang memainkan peranan yang berharga. Gereja
harus tetap menyuguhkan acara yang bermacam-macam supaya semua orang merasa disambut
dan kerasan. Sekolah Minggu harus tetap menjalankan kelas-kelas untuk segala umur. Organisasi
lainnya harus menyediakan persekutuan bagi orang-orang yang minat dan keperluannya
berlainan. Di dalam semua program ini yang terutama ialah orangnya. Pada mereka akhirnya
tidak dapat ditolong oleh sesuatu tetapi harus ditolong oleh seseorang.
Kita semua mempunyai keperluan yang khas yang hanya dapat dipenuhi oleh orang lain. Tak ada
program atau sistim yang dengan sendirinya dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sebab kita
adalah individu, dan masing-masing mempunyai kebutuhan yang khas yang hanya dapat
dipenuhi oleh sesamanya.
Dalam hal ini ada suatu bahaya yang timbul ketika kita tidak menyadari bahwa ada orang yang
belum siap atay yang tidak menginginkan pemuridan. Dalam semangatnya yang baru untuk
mengadakan pelayanan pemuridan dan ketergesaannya untuk menjalankannya ke dalam
kehidupan gereja, ada gembala yang akan mengesampingkan beberapa anggota yang baik atau
akan menyebabkan mereka merasa seperti warga Kerajaan Allah kelas II. Seringkali pendeta-
pendeta itu tergesa-gesa dalam usahanya dengan memaksakan tuntutan pemuridan pada setiap
orang secara sekaligus. Mereka tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan dari orang-orang
itu, tetapi sebaliknya banyak dari antara mereka akan kecewa di dalam proses ini. Gereja agar
dapat berfungsi secara efektif, harus memakai berbagai macam cara untuk memenuhi kebutuhan
orang-orang Kristen sungguh-sungguh.
Untuk melibatkan anggota gereja dalam pelayanan pemuridan dan untuk menolong mereka
menjadi murid, sebagai langkah permulaan ada tiga hal yang perlu diikuti. (1) Mereka harus
diberi motivasi untuk menjadi murid. (2) Mereka harus mengadakan persekutuan dengan Yesus
Kristus secara teratur. (3) Mereka harus bersaksi bagi Dia.
Motivasi Untuk Pemuridan dan Pelibatan Dengan Orang Lain
Langkah pertama untuk membentuk sekelompok orang yang berminat bagi pemuridan ialah
motivasi pada dua arah--ke dalam dan ke luar. Secara ke dalam mereka harus diberi motivasi
untuk mengadakan persekutuan dengan Yesus Kristus. Dan secara keluar mereka harus menjadi
saksi bagi Kristus Yesus. Proses keseluruhannya harus dijalankan dengan banyak doa dan
pikiran. Mungkin proses itu dapat digambarkan dengan sebuah proyek bangunan.
Pernah gereja kami menyadari bahwa fasilitas pendidikan perlu diperluas. Keperluan ini
diumumkan dari minggu ke minggu di dalam Sekolah Minggu. Karena pertumbuhan SM, kami
harus memindahkan tempat pertemuan beberapa kelas, dan kelas kami adalah salah satunya.
Kelas dewasa kami tidak mempergunakan seluruh ruangan, maka kami bertukar ruangan
pertemuan kelas dengan kelas lain yang lebih besar. Hal ini tidak dilaksanakan tanpa
pemberitahuan sebelumnya. Kami mendiskusikannya untuk beberapa minggu. Kebutuhan
menjadi jelas, dan pada waktu tiba hari pertukaran ruangan kelas maka kami sudah mengerti
maksudnya.
Kemudian kami diberitahu bahwa telah dibentuk suatu panitia untuk mempelajari tentang
kebutuhan penambahan ruang kelas. Mereka memikirkan dan membahas segala kemungkinan
dan pilihan, dan gagasan untuk membangun tambahan pada fasilitas yang sudah ada disebutkan.
Perubahan pemikiran berjalan untuk beberapa bulan dan setiap ada perubahan kami diberi
laporan tentang perkembangan dari panitia. maka jemaat lama kelamaan mengerti akan
kebutuhan ini.
Karena pertumbuhan yang terus menerus, keadaannya semakin mendesak, dan keperluan untuk
perluasan makin dibutuhkan. Akhirnya datanglah pengumuman: kita akan membangun! Sedikit
orang tidak yakin bahwa itulah jalannya, tetapi kebanyakan dari kami merasa pasti bahwa itulah
langkah yang benar. Kesempatan pertama diberikan kepada kami untuk berjanji akan
memberikan persembahan yang melebihi ongkosnya! Orang-orang mempunyai hati untuk
memberi.
Apa yang akan terjadi jika semua itu dilakukan dengan tiba-tiba tanpa ada pembicaraan
sebelumnya? Misalnya, pada suatu kebaktian Minggu pagi, pendeta mengedarkan kartu dan
menuntut agar segera kami memberikan janji persembahan untuk bangunan baru? Tentunya
kami tidak siap bahkan terkejut. Hal itu merupakan pemikiran yang baru, dan kebanyakan orang
akan menolak hal baru yang tiba-tiba timbul. Tanpa persiapan yang sepatutunya, tentu tak akan
ada tanggapan yang positif.
Untuk memulai pelayanan pemuridan di dalam gereja, kita memerlukan pandangan dan rencana
yang serupa dengan pembangunan gedung tambahan tadi. Kuncinya ialah melaksanakannya
dengan perlahan-lahan, dan jangan mencoba untuk melakukannya terlalu cepat dengan terlalu
banyak. Para penonton masih ada di sana, dan kebanyakan dari mereka ingin tetap begitu saja.
Memberi motivasi untuk pemuridan orang adalah proyek yang sangat menarik. pada suatu waktu
Saudara akan dapat menyorot mereka yang menunjukkan minat untuk menjadi murid. Mereka
akan menjadi sadar akan keperluan mereka sendiri dan mengadakan waktu untuk Firman --
membacakannya, menyelidikinya, menghafalkannya -- dan menentukan waktu doa setiap hari.
(Penjelasan lebih lanjutan terdapat dalam pasal 5.)
Persekutuan Dengan Tuhan
Pada waktu Saudara mulai melihat di antara anggota gereja ada yang berminat dalam pemuridan
maka Saudara suap untuk menekankan pokok yang lain, yaitu persekutuan dengan Tuhan dengan
teratur.
Sasaran Saudara ialah melihat munculnya sekelompok orang yang mempelajari Firman Tuhan
secara pribadi dengan teratur dan yang berdoa secara efektif. Orang-orang itu hidup di dalam
persatuan dengan Yesus Kristus yang vital hari demi hari, dan melalui hidup mereka kehidupan
Yesus Kristus mengalir dalam kuat kuasa penyelamatan kepada orang lain di sekitar mereka.
Untuk menyempurnakan hal ini Saudara harus pasti bahwa anggota-anggota Saudara itu tidak
hanya bergantung pada makanan dari khotbah mingguan tetapi yang dapat mengambil makanan
sendiri sehari-hari dari Firman Tuhan.
Pada suatu kali keluarga saya dan saya mengadakan perjalan melalui Florida, di Amerika
Serikat. Dalam perjalanan itu saya sangat terkesan dengan keindahan rumpun tanaman jeruk
yang berhektar-hektar luasnya. Seajuh mata memandang, semua pohon-pohon itu penuh dengan
buah jeruk.
Pada waktu kami berhenti untuk bermalam di sebuah hotel, kami masih berada di tengah-tengah
daerah perkebenan kebun jeruk. Pada keesokan paginya kami pergi ke rumah makan untuk
makan pagi, dan saya memesan air jeruk dengan telur.
Tak lama kemudian pelayan datang dengan kabar buruk. "Pak," katanya, "Kami tidak dapat
menyajikan air jeruk. Mesin kami rusak."
Pada mulanya saya tidak dapat mengerti. Saya tahu bahwa kami dikelilingi dengan berjuta-juta
buah jeruk, dan saya tahu bahwa di dapur ada jeruk. Tetapi saat itu saya menginginkan air jeruk,
dan saya tidak bisa memperolehnya.
Saya mulai memikirkan keadaannya. Apa persoalannya? Tak ada air jeruk? Pada hal kami berada
di tengah-tengah ribuan liter air jeruk. Persoalannya ialah bahwa pelayanan itu bergantung pada
alat, dan jika alat itu rusak ia tidak dapat menyajikan air jeruk. Kadang-kadang orang orang
Kristen juga seperti itu. Mungkin mereka dikelilingi Alkitab dirumahnya. Tetapi jika pada suatu
hari Minggu sesuatu terjadi sehingga tak ada kebaktian, mereka pulang tanpa makanan rohani.
Mereka tidak mendapat santapan rohani bagi jiwa mereka. Jika tak ada orang yang dapat
membuka Firman Allah dan memberi makan mereka, mereka pulang kelaparan.
Persoalannya bukanlah bahwa tidak ada makanan rohani. Persoalannya ialah bahwa banyak
orang Kristen tidak tahu bagaimana memperolehnya bagi dirinya sendiri. Mereka sama seperti
bayi di dalam gudang yang penuh dengan kaleng-kaleng susu. Tetapi mereka akan mati
kelaparan kecuali ada orang yang membukakan kaleng-kaleng itu bagi mereka.
Sesudah kebangkitanNya, Yesus Kristus memberitahu Petrus agar memelihara domba-
dombaNya. Sebagian dari perintah itu ialah untuk memimpin mereka supaya mereka dapat
makan sendiri. pada waktu seorang datang kepada Kristus, ia membutuhkan seseorang untuk
menolongnya belajar bagaimana makan sendiri. Dan mungkin ada orang-orang di gereja yang
tidak belajar bagaimana memelihara diri mereka sendiri dari Alkitab.
Tanggung jawab kita yang pertama dan yang utama sebagai orang Kristen adalah untuk tetap
hari demi hari tinggal di dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus dengan makan dari FirmanNya.
Dan kita perlu menolong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Bersaksi Bagi Tuhan
Melatih orang untuk bersaksi adalah salah satu aspek yang paling memuaskan dalam pelayanan
pemuridan. Tetapi seseorang tidak akan bersaksi kecuali mereka sudah berpengalaman
mengadakan waktu bersama Yesus Kristus. Dua prinsip harus diajarkan kepadanya: pertama,
Allah yang mengerjakannya; dan kedua, Ia menggunakan orang.
Allah yang mengerjakannya. Prinsip pertama dari bersaksi ialah menyadarkan orang akan
kenyataan bahwa Allah yang mengerjakannya. Bersaksi bukanlah ciptaan manusia dan juga tidak
dilakukan dalam kekuatan manusia sendiri.
Jika kita melihat kembali kepada hari Pentakosta dan melihat kepada Petrus yang
mengkhotbahkan khotbahnya yang hebat, (Kisah 2:1-47), apa yang kita perhatikan? Kita akan
mengagumi bahwa ia memproklamirkan berita tentang Yesus Kristus dengan berani sekali.
Dengan mudah kita akan menyatakan, "Orang itu hebat!" Tetapi kemudian kita akan mengetahui
apa yang dinyatakan oleh penulis yang telah diilhami itu sesudah hari yang penting itu: Dan tiap-
tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (Kisah 2:47). Itu
bukan pekerjaan Petrus. Itu pekerjaan Allah.
Jika ada sesuatu rohani yang terjadi di dunia ini, itu sebab Allah yang mengerjakannya. Hal itu
nyata di dalam seluruh Firman Tuhan, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Hal ini digambarkan di dalam kehidupan Daud dan para pahlawan yang mengiringinya. (2Sam
23:8) Salah satu pahlawan adalah Eleazar, anak Dodo. Ia adalah orang yang melawan orang
Filistin sesudah semua orang Israel melarikan diri. Ia berperang sedemikian hebatnya sehingga
tangannya melekat pada pedang. Kita melihat keberaniannya dan ketekunannya dan
mengaguminya sebagai seorang pahlawan di dalam pasukan Allah. Dan memang betul demikian.
Tetapi perhatikan kata-kata ini, Tuhan memberikan pada hari itu kemenangan yang besar (2Sam
23:9-10). Tuhan? Kita kiranya itu adalah Eleazar. Tetapi penulis mengatakan bahwa Allahlah
yang memberi kemenangan.
Prinsip ini harus diyakini orang jika mereka mau menghasilkan buah, mengabdikan dirinya, dan
seumur hidupnya bersaksi bagi Yesus Kristus. Pengertian dari prinsip ini dapat mengurangi
ketakutan dan kegentaran orang bersaksi, sebab mereka menaruh kepercayaannya kepada Allah.
Dia yang melakukan semua itu melalui mereka.
Allah menggunakan orang. Prinsip kedua dari bersaksi ialah bahwa Allah menggunakan orang-
orang. Pria dan wanita Kristen adalah alat pilihanNya bagi meluaskan Injil kepada orang yang
perlu mendengar Kabar Baik.
Salah satu gambaran yang jelas dan menarik ialah peristiwa pertobatan Kornelius. Ia adalah
seorang perwira pasukan Romawi yang takut akan Allah dan yang suka memberi sedekah kepada
orang yang memerlukannya. Lagi dia senantiasa berdoa. Pada suatu sore seorang malaikat
berkata kepadanya, Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang
yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit
yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut (Kisah 10:5-6).
Pada waktu kita mempelajari kejadian ini kita dihadapkan kepada sebuah pertanyaan. Mengapa
malaikat itu tidak berkata saja demikian, Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau
akan selamat, engkau dan seisi rumahmu" (Kisah 16:31). Pada hal ia merupakan orang yang setia
berdoa, telah memberikan uangnya dan jujur--seorang yang selalu taat akan Allah. Mengapa
malaikat itu tidak memberikan berita Injil secara langsung?
Sebaliknya ia meninggalkan perwira pasukan itu dengan perintah yang agak rumit. Bagaimana
jika ia lupa nama kotanya atau nama orangnya, atau nama orang yang rumahnya ditinggali
Petrus? Lalu bagaimana?
Alasan mengapa malaikat itu tidak melakukan semua hal itu agak sederhana. Allah tidak
menggunakan malaikat sebagai saksiNya. Ia menggunakan manusia.
Coba bayangkan sebenarnya apa saja yang dapat dilakukan Allah untuk menyampaikan Kabar
Baik tentang Yesus Kristus kepada dunia yang membutuhkannya. Ia dapat saja merencanakan
agar bintang-bintang disusun sehingga tertulis Yohanes 3:16 di langit dalam segala bahasa di
dunia agar semua dapat melihat. Ia juga dapat mengorbitkan malaikat untuk memancarkan Injil
dalam segala bahasa. Tetapi ia tidak berbuat demikian. Ia memilih untuk menggunakan orang.
Manusia adalah saksi-saksi Allah, dan mereka menjadi demikian karena tinggal di dalam Kristus
(Yohanes 15:4,5).
Kita dapat menghasilkan buah itu sebagai akibat dari tinggal di dalam Kristus. Maka persekutuan
dengan Kristus itu harus terjadi lebih dulu, sebab bersaksi itu bukanlah pekerjaan yang
melampaui batas tenaga tetapi hasil tenaga yang meluap. Itu adalah Kristus berbicara melalui
seorang kepada orang lain.
Perlunya bersaksi itu diajarkan oleh banyak bagian dalam Firman Tuhan. Kata-kata Yesus yang
terakhir di bukit Zaitun adalah kamu akan menjadi saksiKu (Kisah 1:8).
Banyak tahun kemudian rasul Paulus menulis surat kepada gereja di Roma, dan memberitahu
kepada mereka bahwa kehidupannya itu dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah (Roma 1:1).
Ia hidup dalam kerangka kehidupan itu--ia telah dipisahkan untuk Injil.
Dari mana ia mendapat pendapat itu? Dalam kesaksiannya di hadapan raja Agripa, ia mengulangi
bagian dari kata-kata Kristus yang pertama kepadanya pada jalan menuju Damsyik. Yesus
mengatakan, Tetapi sekarang bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk
menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat
daripadaKu dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti (Kisah 26:16).
Menarik sekali bahwa kata-kata akhir Kristen kepada murid-muridNya di bukit Zaitun dan kata-
kata pertamanya kepada rasul baruNya pada jalan menuju Damsyik berkenaan dengan hal
bersaksi. Inilah juga yang dalam hati Allah bagi umatNya yang telah ditebus. Allah
menyelamatkan Paulus untuk dipakai dalam usaha yang besar untuk menyampaikan Injil. Ia
diselamatkan untuk bersaksi.
Penginjilan adalah hal yang menjamin program pemuridan yang hidup. Tanpa penginjilan tujuan
Allah akan terhalang. Umat Allah itu bukanlah hanya untuk menampung segala kekayaan
Kristus, tetapi mereka adalah penyalur berkat untuk membawa Kristus kepada dunia.
Penginjilan pribadi dimulai dengan banyak doa, pemikiran, dan perencanaan. Dan orang yang
akan melakukannya adalah murid yang telah Saudara latih sehingga masak dan penuh
penyerahan. Kesempatannya tidak terbatas, dan kebutuhannya besar sekali. Tetapi murid yang
penuh penyerahan, yang mengadakan persekutuan dengan Tuhan, dapat mengambil kesempatan
itu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
Pertanyaan yang sering saya ajukan kepada pemimpin gereja adalah, "Mana yang lebih Saudara
inginkan dalam jemaat Saudara: 100 orang yang menyerahkan diri 90% atau 10 orang yang
menyerahkan diri 100%?" Jawaban Saudara akan pertanyaan ini akan menentukan filsafat
pelayanan Saudara dan seberapa banyak usaha yang akan Saudara tanamkan untuk
mengembangkan sekumpulan pekerja-pekerja yang memenuhi syarat rohani bagi Yesus Kristus.
Dewasa ini ada banyak orang digereja yang minat mengetahui Alkitab. Banyak yang
menginginkan pengetahuan Firman Allah yang praktis. Banyak yang rindu untuk menjadi saksi
yang lebih efektif bagi Kristus. Banyak orang Kristen yang kecewa karena ketidakefektifan
mereka sendiri dalam doa. Mereka merindukan untuk menjadi orang-orang Allah yang gagah--
kuat dalam iman, sungguh-sungguh dalam semangat, dan setia dalam pengabdian mereka kepada
Kristus.
Mereka membanjiri toko-toko buku untuk mendapatkan buku terbitan penerbit Kristen yang
terbaru. Mereka membanjiri seminari Injili dan sekolah-sekolah Alkitab untuk mendapatkan
latihan Alkitab. Mereka membanjiri seminar-seminar dan pertemuan kebangunan rohani yang
dipimpin oleh orang yang terkenal.
Tetapi jawaban bagi kebanyakan orang-orang yang haus akan realitas rohani dapat didapatkan
dalam program pemuridan yang tenang dan kuat tetapi terus-menerus dalam gereja setempat
mereka. Itulah tantangan bagi generasi kita sekarang.
5. Proses Menjadikan Murid
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam
Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan di bangun di atas Dia, hendaklah kamu
bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah
dengan syukur (Kolose 2:6-7).
Bayangkan sebuah pabrik besar yang menghasilkan tekstil. Pimpinan pabrik itu menanamkan
modal uang yang besar sekali dan tenaga kerja yang banyak sekali untuk menghasilkan tekstil
yang sebaik mungkin. Uang dikeluarkan untuk membayar gaji para karyawan dan membeli
perlengkapan dan bahan-bahan pembuatan tekstil itu. Pabrik itu berjalan dengan ratusan
karyawan yang mondar-mandir dengan tergesa-gesa. Mesin-mesin dijalankan dengan kecepatan
penuh, dan kegiatan dilakukan semaksimal mungkin.
Pada suatu hari direktur pabrik bertanya kepada koordinator bagian produksi, "Sudah berapa
banyak tekstil yang kita hasilkan sampai sekarang?"
"Belum ada hasilnya?" tanya direktur itu dengan heran. "Sudah berapa lama pabrik kita
berjalan?"
"Dua tahun."
"Dua tahun, dan belum ada hasilnya?"
"Memang betul," kata koordinator itu "Belum ada tekstil yang jadi, tetapi kita sungguh sibuk
sekali. Sebetulnya, kami sedemikian sibuknya sampai-sampai kami kelelahan. Kami semua
bekerja dengan rajin pada bagian kami masing-masing."
Diagram pabrik yang tidak menghasilkan ini kurang lebih seperti gambar A.


---------------
<
Uang )

------------- ) ------------------

) ) : : --------

) ====<: Pabrik Tekstil :====< Kosong

) ) : : --------
<
------------- ) ------------------

Tenaga Kerja )

---------------

\_(BAGAN A)\_
Apa yang harus diperbuat oleh direktur pabrik dalam keadaan seperti ini? Menderita tekanan
darah tinggi atau serangan jantung? Marah? Prihatin? Memecat seseorang? Mencari apa
persoalannya? Mungkin mereka melakukan semua hal itu. Sebab pabrik ini didirikan untuk
menghasilkan tekstil. Direktur ingin agar uang modal kembali dan ingin agar pabrik itu kelihatan
seperti gambar B.
---------------

Uang )

------------- ) ------------------

) ) : : ---------

) ====<: Pabrik Tekstil :====< Tekstil

) ) : : ---------

------------- ) ------------------

Tenaga Kerja )

---------------

\_(BAGAN B)\_
Sekarang marilah kita membubuhi salib di atas bangunan itu dan mengubahnya menjadi sebuah
gereja-gereja Saudara. Sekali lagi, ada banyak kegiatan. Pria dan wanita bekerja keras. Anggaran
tahun ini lebih tinggi dari tahun yang lalu. Jemaat sangat giat. Tujuan tentu bukan untuk
menghasilkan tekstil tetapi murid-murid Yesus. Seharusnya kelihatan seperti gambar C.
#

#####

--------------- #

Uang ) #

------------- ) ----------

) ) : : -------------------

) ====<: Gereja :====< Murid-murid Yesus

) ) : : -------------------

------------- ) ----------

Tenaga Kerja )

---------------

\_(BAGAN C)\_
Pendiri para Navigator, Dawson Trotman, pernah mencari beberapa pembina untuk membimbing
orang yang menerima Kristus dalam salah satu pertemuan kampanye Billy Graham di sebuah
kota besar. Ia bertanya kepada gereja-gereja "Dapatkah kami memperoleh nama-nama dari
anggota jemaat Saudara yang mengenal Alkitabnya cukup baik untuk memimpin seseorang
kepada Kristus?"
Sekretaris dari salah satu gereja yang agak besar di kota itu, menjawab, "Coba saudara
mengulangi syarat-syarat sekali lagi?"
Pak Trotman mengulangi lagi.
Sesudah berdiam agak lama, dengan prihatin sekretaris itu berkata, "Yah, dulu kami mempunyai
seorang yang seperti itu di gereja ini, tetapi dia sudah pindah dari sini."
Barangkali gereja itu meruapakan suatu kekecualian. Tetapi dari segi lain, analisa Yesus pada
zaman itu ilah. Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Matius 9:37). Jika kita jujur
terhadap diri kita sendiri, kita semua dengan prihatin harus mengakui bahwa sampai masa ini
keadaan itu masih sama. Jarang sekali ada pekerja-pekerja yang secara rohani memenuhi syarat-
syarat--murid-murid yang bekerja keras untuk menjadikan orang lain murid Yesus.
Keperluan-Keperluan Seorang yang Bertobat
Umpamanya Saudara berada memimpin seseorang kepada Kristus. Apakah Saudara bahagia?
Tentu Semua orang merasa gembira pada waktu seorang berdosa datang kepada Yesus--surga
bergembira. Tetapi apakah Saudara puas? Tidak. Seharusnya Saudara tidak. Amanat Yesus
kepada Saudara adalah menjadikan murid, bukan hanya sampai bertobat. Maka tujuan Saudara
sekarang adalah untuk menolong orang baru mengaku percaya ini bertumbuh sampai ia
menghasilkan buah, dan menjadi murid yang dewasa dan mengabdi. Saudara dapat
menggambarkannya seperti bagan D.

Proses: Penginjilan Hasil: Proses Pembinaan

. . . . . . . .
. . +* *+ . . +* *+
. . +* *+ . . +* *+
. (Mar 16:15) . +* Calon *+ . (Kolose 2:6-7) . +* Hasil *+
Bersaksi +* Murid *+ Membimbing +* Murid *+
==================< +* *+ ==================< +* *+

+* *+ +* *+

\_(BAGAN D)\_
Saudara perlu ketahui apakah unsur-unsur untuk menjadi murid Yesus Kristus, dan kemudian
bagaimana menolong supaya ciri-ciri khas itu terbentuk di dalam kehidupan orang itu.
Ia memerlukan jaminan. Ia perlu mengetahui bahwa ia sungguh telah dilahirkan baru. Dan jika
Saudara harus menolong dia, Saudara perlu mengetahui itu juga. Saya pernah berusaha
menolong beberapa orang yang mengambil beberapa keputusan untuk bertumbuh di dalam
anugerah dan di dalam pengenalan dengan Tuhan Yesus Kristus, lalu menginsafi bahwa mereka
masih tetap mati di dalam dosa dan kesalahan mereka. Mereka tidak memiliki kehidupan rohani.
Tidakkah mungkin untuk menjadikan seseorang murid kalau di masih mati secara rohani.
Untuk mengetahui kalau seorang telah bertobat dengan murni, Saudara haru dapat melihat
perubahan sikapnya terhadap dosa (2Korintus 5:17).
Ini tidaklah berarti bahwa sekarang ia mengerti sepenuhnya asas kepercayaan tentang ketuhanan
Yesus atas kehidupannya, ataupun bahwa ia dapat mengatasi semua kesulitannya. Tetapi sikap
dasarnya telah berubah. Sekarang ia memiliki Yesus di dalam hidup yang terang (1Yoh 5:11-12).
Dan ia tidak senang akan dosa (1Yohanes 1:9). Dalam kata lain ia menunjukkan hidup baru.
Ia perlu penerimaan. Ia perlu diberikan kasih dan penerimaan, yaitu dua segi dari satu kebenaran.
Paulus menyatakan pola ini kepada kita di dalam sikapnya terhadap orang-orang Tesalonika.
Demikiankah kami, dalam kasih sayang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah
dengan kamu., tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kaishi
(1Tesalonika 2:8).
Tak heran jika orang-orang Tesalonika dalam kehidupannya dan kesakisiannya berjalan terus
sedemian kuatnya. Kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah
Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu Firman Tuhan bergema bukan hanya di
Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersisa kabar tentang imanmu kepada
Allah, sehingga kamu tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu (1Tesalonika 1:7-8).
Paulus mengasihi mereka dan menaruh perhatian yang dalam terhadap mereka, maka mereka
mengetahui bahwa dikasihi dan diterima (1Tesalonika 2:10-11). Dan pada waktu ia tidak
bersama-sama dengan mereka, mereka ada dalam pikiran dan doanya (1Tesalonika 2:17-20).
Paulus menganggap mereka sebagai bayi rohani yang baru memulai hidup. Pikirkan tentang itu
sejenak. Apa yang dibutuhkan bayi yang baru lahir? Tentu hal utama antara yang lain adalah
kasih. Tanpa kasih, bayi akan meninggal. Dalam penyelidikan yang diadakan di sebuah rumah
sakit yang besar, orang-orang yang bekerja pada bagian kanak-kanak mendapatkan bahwa bayi-
bayi yang diletakkan di dekat pintu kelihatannya lebih sehat dan lebih senang daripada bayi yang
di sebelah dalam. Mereka menjadi heran. Sesudah diadakan penyelidikan yang teliti, mereka
mendapatkan bahwa para perawat dengan mudah dapat lebih memberikan perhatiannya kepada
bayi di dalam pintu, yaitu pada waktu mereka keluar atau masuk kamar. Mereka mengangkat
bayi-bayi itu, menggendongnya dan bercakap- cakap dengan mereka. Sama seperti itu bayi-bayi
rohani memerlukan kasih dan penerimaan--perhatian kasih sayang.
Keperluan-Keperluan Dasar Bagi Seorang Kristen yang Bertumbuh
Di samping jaminan dan penerimaan, seorang Kristen yang bertumbuh mempunyai empat
keperluan dasar. Ia memerlukan perlindungan, persekutuan, makanan, dan latihan.
Ia memerlukan perlindungan. Paulus terus merasa beban sama seperti sakit bersalin bagi orang-
orang yang baru bertobat sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam mereka (Gal 4:19). Ia
berdoa bagi orang- orang Korintus agar mereka tidak berbuat kejahatan (2Kor 13:7).
Bayi-bayi bary memerlukan perlindungan. Di dalam sebuah rumah sakit pada bagian kamar bayi,
para juru rawat mensterilkan segala sesuatu. Mereka mengenakan masker untuk melindungi
anak-anak yang kecil itu dari kuman-kuman. Kehidupan baru itu belum kuat dan harus
dilindungi dari penyakit. Demikian juga dengan bayi-bayi di dalam Kristus. Mereka memerlukan
perlindungan dari ajaran-ajaran palsu dan berbagai macam serangan musuh. Orang-orang yang
menyebarkan penyakit dari agama palsu akan muncul di pintu mereka. Teman-teman lama akan
mencoba untuk memikat orang Kristen baru supaya kembali kepada jalan lama. Kekasih lama
akan memperbaharui hubungannya. Iblis, seperti singa yang mengaum, ingin menghancurkan
mereka. maka mereka perlu dilindungi dan dikebalkan dengan Firman Allah.
Ia memerlukan persekutuan. Ia telah dilahirkan ke dalam dunia sebuah keluarga, dan ia
memerlukan persekutuan dengan saudara-saudaranya di dalam Kristus. Pada waktu istri saya dan
saya datang kepada Kristus, seorang wanita di gereja itu bersusah payah mencarikan pasangan
yang sebaya dengan kami untuk menemui kami. Ia membuang banyak waktu untuk mencarikan
jawaban dari dalam Alkitab atas pertanyaan-pertanyaan kami. ia memperkenalkan kami kepada
anggota gereja lainnya yang mau mengundang kami ke rumah mereka untuk persekutuan.
Seorang petani, seorang bankir, seorang tukang cukur--mereka mendekati kami dan menjadikan
kami betah di Sekolah Minggu dan di gereja.
Pada waktu itu saya tetap keluar sekali-kali bersama teman di angkatan laut, tetapi orang-orang
dari gereja ini bergaul dengan kami seperti kulit pada sebuah jeruk. Saya tahu mungkin bahasa
dan gaya hidup kami mengganggu perasaan mereka dan mungkin juga menyakitkan hati mereka,
tetapi mereka tidak mendendam. Kanak-kanak kadang-kadang mengacau, berbuat hal yang
bodoh dan mungkin mengganggu. Demikian juga bayi-bayi rohani. Teman-teman kami dari
gereja tidak terganggu dengan itu, dan sesudah beberapa bulan saya menyadari sesuatu. Saya
lebih merasa betah dengan teman-teman lama. Roh Allah, yang telah menjadikan kami sebagian
daripada tubuh Kristus, mulai membuat kami merasa bagian dalam tubuh itu.
Pada waktu saya masih di sekolah menengah atas saya bekerja di pabrik roti. Sering kali kami
harus membuat lapisan gula untuk kue dan donat. Saya mengambil sebungkah pecahan coklat,
meletakkannya ke dalam suatu kuali, dan memanaskannya dengan api yang kecil. Gumpalan
coklat itu kemudian meleleh, dan melekat menjadi satu, dan kemudian menjadi sekuali penuh
coklat yang cair.
Demikian jugalah keadaan persekutuan Kristen: sekelompok orang di dalam sebuah gedung yang
bukan seperti banyak kelereng di dalam sebuah kantong, tetapi seperti sebungkah coklat yang
sudah menjadi satu dan menjadi bagian satu sama lainnya. Hal ini hanya dapat terjadi melalui
pelayanan Roh Kudus pada waktu Ia memanaskan perlahan-lahan hati kita bersama di dalam
kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
dan penguasaan diri (Galatia 5:22-23).
Ia membutuhkan makanan. Kanak-kanak perlu diberi makan dengan teratur. Kanak-kanak rohani
juga membutuhkan makanan secara teratur. Dan makanan rohani mereka adalah Firman Allah
(1Petrus 2:2-3).
Saudara dapat memberi makanan kepada orang-orang yang baru percaya dengan dua cara. Yang
pertama ialah mengajar dia Firman Tuhan. Pada waktu istri saya dan saya baru percaya, kami
mengunjungi rumah seorang kawan Kristen. Percakapan kami berkisar mengenai hal rohani.
Kami menanyakan beberapa pertanyaan, dan dia mengambil Alkitabnya dan memberikan
jawaban atas pertanyaan saya, dia pergi kepada pemimpin lainnya yang menolong dia dan
kemudian dia memberitahukan kepada kami. Saya juga telah mulai mempelajari Firman Tuhan
di Sekolah Minggu dan di gereja.
Tetapi ketika saya bertemu dengan Waldron Scott, baru saya mempelajari cara yang kedua untuk
makan dari Firman. Kawan saya memberi say makan dari Alkitab, tatapi Scott mengajar saya
agar saya dapat makan sendiri. Ia mengajar Virginia dan saya mempelajari Alkitab melalui tanya
jawab Alkitab dasariah. Kami sendiri harus menggali jawabannya. Ia mengajar kami untuk
menghafalkan Firman Tuhan bagi diri kami sendiri. Ia menunjukkan bagaimana kami dapat
makanan bagi diri kami sendiri dari Alkitab.
Maka, untuk menolong seorang Kristen baru bertumbuh, Saudara harus mengajarkannya Firman
dan juga mengajar dia bagaimana menggali untuk dirinya sendiri. Berusahalah sebaik mungkin
untuk melepaskan botol susu rohani daripadanya. Berusahalah sebaik mungkin untuk
melewatkan masa di mana kita harus menyuapkan makanan bayi rohani kepadanya. Ajarkan agar
dia dapat makan sendiri.
Kecuali Saudara mengajarkan kebiasaan yang sangat penting itu kepadanya, ia akan bergembira
kepada orang lain seumur hidupnya. Allah mendekati dia agar bertumbuh dan berkembang
menjadi murid Yesus Kristus yang kuat, yang kemudian dapat memenuhi kebutuhan orang lain
dan pada akhirnya mengajar mereka untuk mengulangi proses itu.
Ia membutuhkan latihan. Sekali lagi Paulus memberi kita sebuah teladan, Kamu tahu, betapa
kami, seperti bapa terhadapa anak-anaknya, telah menasihati kamu dan mengatakan hatimu
seorang dari seorang (1Tes 2:11). Contohnya sebagai seorang ayah itu menarik sekali.
Seorang ayah tidak mengajar anaknya segala sesuatu. Ia tidak mengajarkannya sejarah dunia
atau ilmu bumi, tetapi ia tahu bahwa anaknya memerlukannya dan menyekolahkan anaknya.
Mungkin ia akan mencarikan pelatih berenang; mungkin seorang ayah itu akan mencarikan
pelatih untuk mengajarkan anaknya berolah raga. Mungkin seorang lain yang baik untuk
memasak, tetapi ayahlah yang bertanggung jawab atas perkembangan anak itu secara
keseluruhannya.
Dalam melatih seorang Kristen baru, Saudara harus memusatkan pada bagaimana caranya atau
metode ini dan. Jawaban atas megapa? akan menyusul, tetapi pada mulanya seorang Kristen baru
belajar bagaimana. Paulus memberitahu orang-orang Tesalonika, akhirnya, saudara-saudara,
kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: kamu harus hidup supaya berkenan
kepada Allah. Hal it memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih
bersungguh-sungguh lagi (1Tesalonika 4:1).
Orang percaya yang sedang bertumbuh perlu mempelajari bagaimana mengadakan waktu doa
pagi dan membaca Alkitab, bagaimana menghafalkan Firman Allah, bagaimana menyelidiki
Alkitab, bagaimana membagikan Injil dalam cara yang sederhana dan jelas. Hal-hal itu akan
meamkan waktu, tetapi hal itu adalah tanggung jawab Saudara untuk mengajarkan semua itu
kepadanya.
Orang yang mengajarkannya tentu harus mempraktekkannya sendiri. Pada waktu Waldron Scott
mulai membimbing saya untuk menghafalkan ayat- ayat Firman Tuhan, ia mengatakan, "Hafalan
ayat telah banyak menolong saya." Dan ia memberi saya sebuah kangong kecil yang penuh
dengan ayat- ayat yaitu kumpulan ayat-ayat Mulai Berjalan Dengan Kristus.
Bagaimana jika ia mengatakan "Inilah hal yang mungkin dapat menolong Saudara. Terus terang
saja, saya sendiri belum pernah mencobanya." Bagaimana kesannya kepada saya? Kurang baik.
Menjadi teladan adalah salah satu cara yang terbaik untuk mengajar orang lain. Paulus
menyatakan, Apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah
kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai
sejahtera akan menyertai kamu (Filipi 4:9).
Pernah Kenny, seorang Kristen, bekerja sekantor di angkatan laut dengan Don. Sesudah Kenny
membimbing Don kepada Kristus, Don menyadari bahwa Kenny datang ke kantor lebih awal
setengah jam, mengeluarkan Alkitabnya dari meja tulisan dan membacanya sebelum mulai
pekerjaan hari itu.
Don beranggapan bahwa itulah hal yang harus dilakukan orang Kristen, maka ia juga datang ke
kantor setengah jam lebih awal untuk membaca Alkitabnya. Kemudian Don mengetahui juga
bahwa Kenny pergi ke tempat yang sepi untuk berdoa sesudah pulang dari kantor. Maka Don
juga pergi ke tempat lain untuk berdoa.
Pada suatu petang Kenny membawa Don ke dalam suatu ruang pertemuan dan menunjukkan
sebuah bagan yang bergantung di dinding. Di atas bagan itu ada nama-nama orang dengan tanda
X dan nomer-nomer pada garis-garis di antara nama-nama itu. Kenny menjelaskan bahwa
nomer-nomer itu merupakan tanda sampai di mana kemajuan para palaut Kristen itu akan
penyelidikan Alkitab dan ayat hafalannya. Kemudian ia bertanya kepada Don kalu namanya juga
mau dicantumkan pada bagain itu seperti teman- teman lainnya.
"Tentu saja!" jawab Don.
Pada waktu Don melihat apa yang dilakukan orang-orang lain itu, ia juga ingin melakukannya. Ia
diberi motivasi oleh teladan mereka dan apa yang mereka lakukan. mereka menunjukkan
kepadanya bagaimana memulainya, dan ia melesat untuk menjadi pemimpin kristen seperti
kemudian memang terjadi.
Ciri-ciri Utama dalam Pertumbuhan
Jika Saudara harus menolong orang yang baru percaya agar bertumbuh, Saudara harus
menolongnya mengembangkan dua ciri utama di dalam kehidupannya: yaitu keinginan yang
dalam untuk persekutuan dengan Yesus Kristus dan kemantapan dalam kehidupannya.
Persekutuan dengan Kristus. Tanpa yang nyata dari orang-orang yang dipakai Allah sepanjang
masa ialah keakraban mereka berhakan dengan Yesus dan keintiman mereka dengan Dia.
Berabad-abad sebelum Kristus, ayub menyatakan, Perintah dari bibirNya tidak kulanggar, dalam
sanubariku kusimpan ucapan mulutNya (Ayub 23:12). Saudara harus menilong membangun
sikap yang demikian itu ke dalam kehidupan orang Kristen baru. Berdoalah agar ia akan
merindukan Firman Allah dan menggemarinya. Saudara dapat menolongnya mengembangakan
minatnya untuk persekutuan dengan Yesus Kristus dalam empat cara.
1. Ceritakan mengapa Saudara sendiri bersekutu dengan Kristus setiap hari. Jangan berbicara
seakan-akan Saudara telah berhasil menjadi sempurna. Tetapi beritahu secara dasarnya mengapa
Saudara melakukannya: manfaat yang Saudara dapatkan dari saat-saat itu dan mengapa Saudara
membaca Alkitab dan berdoa setiap pagi secara teratur. Saling membagikan pengalaman ini akan
praktek. Orang Kristen baru itu akan dapat mempersamakan diri dengan Saudara di dalam semua
hal ini dan melihat keperluan pribadinya sendiri.
2. Bagikan sebagian berkat-berkat yang Saudara dapat dari waktu Saudara sendirian bersama
Tuhan. Pada waktu Saudara bertemu dengan seorang Kristen baru, bagikan kebenaran yang
Saudara dapat dari Allah dan FirmanNya. Bagikan sepotong santapan rohani yang diberikan
Tuhan kepada Saudara dan berdoalah agar keinginannya akan dirangsang. Ceritakan tentang
jawaban doa dan ayat-ayat dari Alkitab yang sudah menjadi berkat bagi Saudara.
3. Ajaklah dia mengikuti persekutuan dengan orang Kristen lain yang dengan setia meluangkan
waktu setiap hari bersama dengan Tuhan. Tolonglah dia bertemu dengan orang-orang yang
mengadakan persekutuan dengan Tuhan secara teratur. Sering seorang dapat memberi motivasi
yang benar dalam suatu kelompok jika ia melihat orang lain yang hidup di dalam kehidupan
pemuridan.
Saya ingat pertemuan Navigator yang pertama saya hadiri. Pertemuan itu dimulai dengan
nyanyian-nyanyian yang penuh semangat. Tetapi ada perbedaan dari pertemuan menyanyi yang
biasanya. Jika kami akan menyanyikan sebuah lagu yang membicarakan anugerah Allah,
pemimpin nyanyi itu menanyakan, "Siapa yang dapat mengutip sebuah ayat tentang anugerah
Allah?" Tak lama kemudian ada orang-orang yang berdiri dan mengutip ayat dari Firman Tuhan,
dan menyebutkan Kitan, nomor pasal, dan nomornya itu. Proses itu diulangi lagi lagu-lagu
tentang kasih Allah, kesetiaan atau Kristus di atas kayu salib.
Saya kagum sekali. Saya berpikir, ruangan itu penuh dengan nabi-nabi kecil! Tetapi pada pada
waktu saya perhatikan lebih dekat, saya menginsafi bahwa kebanyakan dari mereka adalah
pelajar dan buruh--orang-orang biasa yang seperti saya. Kemudian pembicaranya menceritakan
tentang perlunya makanan rohani yaitu membaca Firman Allah dan berdoa. Malam itu
merupakan malam yang menggairahkan, dan Allah memakainya untuk menciptakan keinginan
yang besar di dalam saya akan persekutuan dengan Allah.
4. Berdoa untuk dia. Pentingnya doa syafaat tak dapat ditekankan secara berlebihan. Rasul
Paulus menulis: Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa
untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar,
untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak dihadapanNya
serta berkenan kepadaNya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala dan kamu
memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar
tentang Allah (Kolose 1:9-10). Mulailah dengan mendoakannya kiranya kebenaran ayat-ayat
Firman Tuhan ditanamkan dalam kehidupannya. Sebagai contoh:
Senin : Betapa kucintai Tauratmu! Aku merenungkannya sepanjang hari (Mazmur 119:97).
Berdoalah "Ya, Tuhan, kiranya ia mengasihi hukumMu dan merenungkan setiap hari."
Selasa : Peringatan-peringatanMu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya (Mazmur
119:129). Berdoalah, "Tuhan, kiranya dia menginsafi bahwa FirmanMu itu indah dan kiranya dia
mematuhinya sepenuhnya."
Rabu : Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintahMu
(Mazmur 119:131). Berdoalah. "Tuhan, kiranya ia memiliki keinginan akan FirmanMu yang
sedemikian itu."
Kamis : "JanjiMu sangat teruji, dan hambamu mencitainya" (Mazmur 119:140). Berdoalah,
"Tuhan, kiranya ia memiliki cinta yang dalam akan FirmanMu."
Jumat : Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janjiMu (Mazmur
119:148). Berdoalah, "Kiranya ia mengharapkan malam lekas tiba ya Tuhan, supaya ia dapat
merenungkan FirmanMu pada waktu ia mau tidur."
Sabtu : Aku gembira atas janjiMu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan. (Mazmur
119:162). Berdoalah "Ya, Tuhan, tolonglah dia gembira dalam FirmanMu selalu."
Waldron Scott bertemu dengan saya secara teratur selama dua tahun pertama saya menjadi orang
Kristen. Sesudah saya meninggalkan tempat itu untuk belajar di Universitas yang lain, ia
mengirimi saya selembar halaman doa yang lama dari buku catatannya. (Halaman doa adalah
sehelai kertas di mana kita mencatat permohonan yang khusus dan jawaban yang telah diberikan
oleh Allah atas doa itu.) Selama dua tahun itu nama saya dicatat dalam baris yang teratas pada
daftar doanya. Jadi ia telah mendoakan saya selama dua tahun itu.
Dahulu J. O. Fraser adalah seorang utusan Injil yang melayani suku-suku minoritas yang tinggal
di daerah pegunungan di barat daya daratan Cina. Sesudah beberapa tahun di ladang pelayanan,
ia melihat sesuatu yang aneh. Gereja-gereja yang berada di tempat-tempat yang jauh dari tempat
tinggalnya kelihatannya lebih maju daripada yang berada di kotanya sendiri. Kadang-kadang ia
mengunjungi gereja-gereja yang jauh- jauh itu dan mendfapatkan bahwa mereka sehat, giat,
berbakti, dan bertumbuh lebih daripada jemaat-jemaat yang ia layani secara teratur. Mengapa
demikian? Akhirnya Tuhan menunjukkan sebabnya kepadanya. Ternyata ia lebih banyak berdoa
bagi gereja-gereja yang jauh-jauh itu daripada mendoakan gereja di mana ia bersekutu secara
tetap.
Dari penemuan ini ia menyimpulkan bahwa ada empat unsur dasar untuk mengembangkan murid
dan gereja: doa, doa, doa, dan Firman Allah. Kelihatannya yang paling penting adalah yang kita
lakukan paling sedikit. Lebih mudah bagi kita berbicara kepada manusia mengenai Allah
daripada berbicara kepada Allah mengenai manusia.
Dengarlah kesaksian dari Samuel ini: Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada
Tuhan dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan
lurus. Hanya takutlah akan Tuhan dan setialah beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu,
sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukanNya di antara kamu (1Samuel
12:23,24).
Kemantapan. Ciri utama yang kedua yang harus dikembangkan dalam kehidupan orang yang
baru percaya ialah kemantapan atau konsekwensi dan ketekunan. Saudara harus menolong dia
untuk melihat keperluan untuk berhubungan erat dengan Allah sehari-hari--setiap hari makan
makanan rohani, Firman Tuhan. Secara jasmani, kebanyakan dari kita makan dua atau tiga kali
sehari. Setiap hari kita memerlukan gizi yang seimbang untuk menjaga supaya kita tetap sehat.
Kita memerlukan vitamin-vitamin tertentu dan mineral juga.
Demikian juga secara rohani. Kita telah diperbolehkan mengambil bagian dalam kodrat ilahi
(2Pet 1:4). Karena itu dimensi rohani dalam hidup kita memerlukan makanan rohani secara
teratur.
Tetapi kesetiaan tidak dapat dipaksakan. Saya telah mencoba untuk memaksakannya dan gagal.
Dalam tahun sembilan belas limapuluhan saya diminta untuk mengembangkan suatu program
lain untuk pelajar SMA dan mahasisiwa. Dalam kursus itu, pembantu saya dengan saya
mengajak dan memberi murid itu suatu jadwal disiplin kerohanian yang keras. Kami menuntut
agar mereka mengadakan saat teduh. Kami meminta mereka untuk menghafalkan ayat-ayat
setiap hari. Kami memaksa mereka melakukan penyelidikan Alkitab sehari-hari. Kami
menjejalkan semua itu ke dalam jadwal harian mereka.
Sesudah program itu selesai, banyak dari anak muda itu meninggalkan tempat itu dengan
kecewa. Kami belum belajar bahwa kesetiaan dan ketekunan adalah hasil dari dorongan Roh
Kudus dari dalam, bukan usaha manusia dari luar.
Kita dapat menolong mengembangkan kesetiaan ini dengan empat cara-cara bagaimana hidup
orang-orang Kristen baru dibuka kepada pelayanan Kudus.
1. Berilah dia tugas penyelidikan Alkitab yang gampang dan yang Saudara tahu akan menjadi
berkat baginya. Banyak orang merasa bahwa selebaran Tujuh Menit Bersama Tuhan (terbitan
LLB) dapat banyak menolong.
2. Adakan saat teduh bersama-sama dengan dia. Sarankan agar dia dan Saudaran mengadakan
waktu yang singkat untuk membaca Alkitab dan berdoa bersama. Pergilah ke rumahnya dan
adakan waktu dengan Tuhan bersama-bersama. Sebab hal-hal ini lebih mudah dialami daripada
didengar saja, ia akan belajar dari Saudara pada waktu ia mengalaminya bersama-sama dengan
Saudara. Sesudah beberapa hari tanyakan kepadanya jika ia mau melakukannya lagi.
3. Bila Saudara merasa bahwa ia dapat menangkap maksudnya, sarankan bahwa Saudara masing-
masing melakukan saat teduh kemudian bertemu dan bagaimana hasilnya. Tukarlah berkat yang
Saudara masing- masing terima dari waktu yang berharga bersama Tuhan.
4. Periksalah dia dan kuatkan dia kadangkala hal ini sangat penting, tetapi tekanannya ialah
untuk menguatkan. Pada waktu tahun pertama pelayanan saya pada kampus suatu universitas,
beberapa orang datang kepada Kristus. Kapan saja saya bertemu dengan mereka dikampus, saya
bertanya dan memeriksa penyelidikan Alkitab mereka, ayat hafalan dan pertumbuhan
Kristennya.
Kemudian saya dijuluki sebagai "Si Mandor." Jika mereka sedikit lalai, mereka menghindari
saya. Maka saya berubah dan menjadi "Pak Pendorong." Semakin saya menguatkan, terjadinya
lebih banyak perubahan. Orang-orang yang baru bertobat itu bertumbuh dan kami mempunyai
waktu bersekutu yang indah sekali. Mereka menjadi setia dalam perjalanan mereka bersama
Tuhan.
Apakah beberapa unsur yang akan menolong orang Kristen baru menjadi seorang murid Yesus
Kristus yang menyerahkan diri, menjadi dewasa dan menghasilkan buah? Dan bagaimana kita
dapat menolongnya memasukkan hal-hal ini ke dalam hidupnya? Di dalam pasal berikut ini kita
akan membicarakan sebagian dari tujuan latihan-latihan ini, bersama dengan beberapa kegiatan
praktis, alat-alat, dan ayat-ayat Alkitab yang dapat dipakai dalam pemuridan.
6. Tujuan Latihan Bagi Seorang Murid
Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan
hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman dan
mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara
(Kisah 14:21-22).
Kemajuan! Itulah yang akan kita bicarakan pada tahap ini. Kita ingin menolong seorang Kristen
baru menuju pemuridan--bertumbuh dalam anugerah dan di dalam pengenalan dengan Tuhan
Yesus Kristus.
Kemajuan ini tidak dapat dibentuk dengan sembrono. Ia harus dimulai dari satu titik dan
kemudian menuju ke sasaran yang tertentu, seperti prises pendidikan dari Taman Kanak-Kanak
sampai SLTA. Pelajar harus menguasai banyak pelajaran, memahami banyak kenyataan, dan
belajar melakukan banyak tugas. Tetapi caranya harus direncanakan dan diatur. Seseorang tidak
mempelajari soal matematika yang rumid pada waktu sedang bermain sebagai anak di pasir.
Bila menolong seorang Kristen muda bertumbuh, Saudara harus memiliki rencana yang tersusun
langkah demi langkah. Saudara harus memiliki tujuan tertentu yang Saudara inginkan agar dapat
dicapai sebelum ia melakukan yang lainnya. Tentu Saudara ingin melihat dia beralih dari minum
susu rohani sampai ia makan daging rohani.
Di dalam pasal ini kita ingin melihat sebagian dari tujuan-tujuan latihan yang akan dapat
menolong menjadikan suatu kehidupan pemuridan. Susunan tujuan itu disusun secara umum,
tidak harus berurutan. Setiap orang adalah individu yang unik dan harus dihadapi secara
demikian. Urutan yang akan Saudara ajukan kepada orang Kristen baru juga akan berbeda-beda.
Mungkin Saudara ingin menghilangkan sebagian tujuan itu dan menambah sebagian yang lain.
Mungkin Saudara ingin melipatgandakan daftar ini atau memotongnya. Keperluan kepribadian
orang yang Saudara tolong akan menentukan tujuan yang akan Saudara bangunkan ke dalam
kehidupan dan urutan yang akan Saudara ikuti.
Mungkin Saudara tidak dapat menerapkan sebagian dari tujuan yang didaftarkan di sini, sebab
daftar ini hanya dimaksudkan sebagai penuntun umum yang dapat Saudara gunakan untuk
merangsang pikiran Saudara. Mungkin ada gagasan di sini yang dapat Saudara memperbaiki bagi
pelayanan, gaya hidup dan keperluan Saudara sendiri. Bahan ini disajikan untuk Saudara
pertimbangkan sebagai sarana dari beberapa prinsip yang sudah berhasil, bukan sebagai undang-
undang.
Tujuan-tujuan latihan ini dirancangkan untuk merangsang kemajuan pada jalan pemuridan.
Ketika tercapai mereka menjadi ciri khas seorang murid. Gambar yang berikut ini
menggambarkan langkah-langkah bagi seorang yang baru bertobat supaya menjadi seorang
murid.
Proses: Penginjilan Hasil: Proses Pembinaan
. . . . . . . .
. . +* *+ . . +* *+
. . +* *+ . . +* *+
. (Mar 16:15) . +* Calon *+ . (Kolose 2:6-7) . +* Hasil *+
Bersaksi . +* Murid *+ Membimbing +* Murid *+
=============> +* *+ ================> +* *+
+* *+ Tujuan Latihan +* *+


Bagan ini digambarkan dengan istilah yang khas. Baganini menjelaskan apa yang akan dilakukan
oleh seseorang selama di jalan perkembangannya dan bagaimana Saudara dapat mengetahui
bahwa ia sedang melakukannya. Dalam kata lain, tujuan ini dapat dinilai. Gambar ini akan
menunjukkan ciri-ciri khas dalam pemuridan. Bagan ini digambarkan untuk menolong Saudara
menilai kemajuan orang yang Saudara bina. Kegiatan-kegiatannya, bahan-bahannya dan Firman
Tuhan berhubungan dengan setiap tujuan latihan. Semua itu di daftarkan untuk memberi
bimbingan dan petunjuk kepada Saudara bila Saudara menyediakan bimbingan dan petunjuk
bagi orang Kristen yang bertumbuh.
Maksud membangun tujuan-tujuan ini ke dalam kehidupan orang percaya baru ialah supaya ia
dapat dibina dalam iman. Rasul Paulus menyatakan, Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan
kita. Karenaa itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia
dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur (Kolose 2:6-7).
Ada tigapuluh tujuan latihan terdaftar di bawah ini. Perincian bagaimana daftar itu digunakan--
gambarannya, kegiatannya, bahan-bahan yang menolong, ayat-ayat Alkitab--diberikan dalam
lampiran I. Lampiran itu adalah suatu bagian yang perlu dipelajari bersama dengan pasal ini.
Pada waktu konsep-konsep ini dan bahan ini pernah dibicarakan dengan para pendeta, mereka
berkata bahwa tujuan latihan ini sangat menolong. Tujuan-tujuan Alkitabiah ini telah diuji dalam
banyak macam situasi dan dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari. Pada waktu membaca pasal
ini dan Lampiran I, Saudara akan menjadi sadar bahwa tujuan-tujuan ini meliputi ciri-ciri Khas
untuk seorang murid Yesus.
Tujuan Latihan
Daftar tujuan latihan berikut ini diuaraikan secara terperinci dalam Lampiran I.
1. Keyakinan Keselamatan 16. Iman
2. Waktu Teduh 17. Kasih
3. Kemenangan atas Dosa 18. Lidah
4. Perpisahan dari Dosa 19. Pemakian Waktu
5. Persekutuan Kristen 20. Kehendak Allah
6. Alkitab: Firman Allah 21. Ketaatan
7. Mendengarkan Firman 22. Roh Kudus
8. Membaca Firman 23. Iblis
9. Menyelidiki Firman 24. Menghadapi Dosa
10. Menghafal Firman 25. Keyakinan akan Pengampunan
11. Merenungkan Firman 26. Kedatangan Kristus
12. Penerapan Firman 27. Kesaksian dan Penginjilan
13. Doa 28. Bimbingan Orang Kristen Baru (Tindak Lanjut)
14. Kesaksian Pribadi 29. Pemberian
15. Ketuhanan Kristus 30. Visi Dunia
Tigapuluh unsur vital tersebut memberi suatu gambaran atau garis besar seorang murid. Seperti
yang telah disebut, Saudara dapat menambah atau mengurangi sebagian pokok daftar ini menurut
keperluan orang yang Saudara bina.
Dengan salah satu orang, mungkin Kasih (No. 17) merupakan keperluan yang paling besar dalam
kehidupannya sehingga Saudara ingin memperhatikannya lebih awal. Dengan yang lainnya,
mungkin keperluannya ialah Ketaataan (No. 21), dan Saudara ingin mulai dengan pokok itu.
Sebagai contoh, sekarang ada dua pokok yang akan kami jelaskan dengan lebih terperinci--
Kesaksian Pribadi, (No. 14) dan Penerapan Firman (No. 12).
Kesaksian Pribadi
Salah satu perbuatan yang paling menolong kalau dilakukan seorang Kristen baru ialah menulis
kesaksian pribadi. Latihan ini akan menolongnya berpikir akan apa yang telah diperbuat Allah di
dalam hidupnya dan akan mempersiapkan dia untuk memberikan kesaksiannya secara sederhana
dan jelas kepada orang lain.
Menceritakan bagaimana Saudara menjadi seorang Kristen adalah salah satu cara yang paling
baik untuk bersaksi. Khususnya kesaksian pribadi sangat menolong di dalam mengemukakan
Yesus Kristus kepada sanak keluarga dan teman dekat yaitu orang yang biasanya paling sukar
diinjili.
Yang berikut ini ialah beberapa saran praktis tentang kesaksian pribadi.
1. Bersifat pribadi. Jangan berkhotbah. Ceritakan apa yang telah dibuat Kristus bagi
Saudara. Pergunakan kata "saya," bukan "mereka."
2. Singkat. Tiga atau empat menit cukuplah untuk menceritakan fakta-fakta yang penting.
3. Berpusat pada Kristus. Selalu tekankan apa yang telah Dia perbuat bagi Saudara.
4. Berdasarkan Firman Allah. Satu atau dua ayat dari Firman Tuhan akan menambah kuasa
kepada cerita Saudara. Ingatlah bahwa Firman Allah itu pedang yang tajam (Efesus 6:17;
Ibrani 4:12
).
Coba menulis kesaksian pribadi Saudara sama seperti Saudara akan menceritakannya kepada
seorang yang belum percaya. Jelaskan pengalaman pertobatan Saudara itu sedemikian sehingga
seorang yang mendengarkan itu tahu bagaimana menerima Kristus.
Ceritakan sedikit tentang kehidupan Saudara sebelum Saudara percaya kepada Kristus Yesus.
Kemudian ceritakan tentang pertobatan Saudara, bagaimana Saudara menerima dan percaya
kepada Yesus Kristus. Akhirnya ceritakan sesuatu tentang artinya mengenal Dia--berkat-berkat,
pengampunan dosa, jaminan akan kehidupan kekal, dan perubahan-perubahan dalam kehidupan
Saudara. Jika Saudara telah menjadi seorang Kristen untuk beberapa waktu lamanya, masukkan
juga keterangan di dalam kesaksian tentang pengaruh Yesus Kristus yang terus-menerus di
dalam kehidupan Saudara belakangan ini.
Pada waktu Saudara mempersiapkan kesaksian Saudara, mohonlah Tuhan untuk memberikan
kesempatan untuk menceritakannya kepada orang lain. Berdoalah bagi dua atau tiga orang yang
khususnya akan Saudara beri kesaksian tentang Yesus Kristus. Barangkali tetangga, kawan
sekerja, atau pelajar di sekolah. Kemudian mereka mencari dan memakai kesempatan untuk
memberikan kesaksian Saudara kepada mereka.
Ikutilah sebuah format yang mirip dengan ini.

----------------------------------------
| |.
| KESAKSIAN SAYA |.
| |.
|Sebelum saya percaya kepada Kristus: |.
| |.
|Bagaimana saya percaya kepada Kristus: |.
| |.
|Sejak saya telah percaya kepada Kristus:|.
| |.
----------------------------------------


Ingatlah bahwa Saudara tidak memiliki kuasa di dalam diri Saudara sendiri untuk meyakinkan
seseorang tentang kebenaran rohani. Roh Kudus menginsafkan orang-orang yang belum menjadi
Kristen akan keperluan mereka untuk mengenal Kristus (Yoh 16:8). Selagi Saudara berdoa bagi
mereka, mohonlah agar Allah memberkati pemberitaan FirmanNya, menginsafkan orang-orang
akan keperluan mereka, dan menguatkan Saudara pada waktu Saudara menyampaikan InjilNya.
Allah telah memerintahkan setiap orang Kristen untuk menjadi saksi akan apa yang telah
dialaminya (1Yoh 1:3). Bersaksi adalah suatu gaya hidup. Saudara adalah seorang saksi setiap
waktu. Mengasihi orang lain dan menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh bagi mereka
adalah cara yang praktis untuk mengkomunikasikan kasih Kristus. Saudara juga bersaksi melalui
kehidupan Saudara. Perbuatan dan kelakuan sering lebih menggugah daripada kata-kata.
Namun, kelakuan Saudara belum cukuplah untuk mengkomunikasikan berita Injil Kristus kepada
orang lain. Saudara perlu bersaksi dengan kata-kata--secara terbuka mengaku Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan memberitahukan orang lain bagaimana mereka dapat diperdamaikan dengan
Allah. Salah satu alat yang paling efektif untuk mengkomunikasikan Injil kepada orang lain
adalah cerita tentang bagaimana Allah telah bekerja di dalam kehidupan Saudara--kesaksian
pribadi Saudara.
Penerapan Firman Tuhan
Dwight L. Moody mengatakan bahwa Firman Allah itu tidak diberikan pertama-tama untuk
menambah pengetahuan kita, tetapi untuk membimbing langkah kita. Beberapa tahun yang lalu
saya membaca sesuatu yang sangat berarti bagi saya sehingga saya menulisnya dibelakang
Alkitab saya. Itu hubungan dengan penggunaan Firman Allah.
Suatu tafsiran yang baik akan berpengaruh yang praktis dari pembacaan Alkitab adalah ucapan
yang sederhana dari Moran, kepala suku Piro dari suatu daerah pedalaman di Amerika Selatan. Ia
mengatakan, "Pada waktu istri saya melakukan sesuatu kesalahan, saya berkata kepadanya,
`Mena, Firman Allah berkata begini dan begitu.' Dan ia berkata `Moran, apakah itu yang
dikatakan Firman Allah?' Maka saya tunjukkan Firman itu, dan ia membacanya sendiri.
Kemudian ia tidak melakukannya lagi. Pada waktu saya melakukan sesuatu yang tidak
sepatutnya, ia berkata kepada saya dengan lemah lembut, 'Moran, bukankah Firman Allah
mengatakan begini dan begitu?' Maka saya pergi membacanya dan dengan pertolongan Allah
saya tidak melakukan hal itu lagi!"
Menerapkan Firman Allah berarti mengambil sebagian dari Firman Tuhan yang berbicara kepada
hati Saudara, merenungkannya, dan mengembangkan langkah-langkah yang praktis untuk
menghayatinya dalam kehidupan Saudara. Empat langkah sederhana berikut ini dapat menolong
Saudara menerapkan ayat-ayat Alkitab yang Saudara renungkan.
1. Apakah yang dikatakan oleh bagian Alkitab ini kepada saya?
2. Di mana kekurangan saya?
3. Beri contoh-contoh yang tertentu.
4. Apa yang akan saya lakukan tentang itu.
Cara ini membawa Alkitab meninggalkan teori saja dan masuk ke dalam kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan orang Kristen menghargai Firman Allah tetapi tidak menghayatinya. Apakah
maksud Allah pada waktu Dia memberikan Alkitab kepada kita? Paulus mengatakan, Segala
tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan
demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik
(2Timotius 3:16,17). Firman Tuhan harus diterapkan dalam kehidupan.
Maksud Allah ialah agar FirmanNya hidup di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari,
yaitu menjadi darah daging dalam hidup murid-muridNya. KeinginanNya adalah bahwa kita
menjadi "Alkitab" yang hidup dan berjalan, menunjukkan keindahan dan kekokohan Firman
Tuhan di rumah, di pabrik, di kantor, di sekolah, atau di mana saja kita berada.
Tak lama sesudah saya menjadi seorang Kristen, saya disadarkan akan konsep ini dan ditantang
untuk membuat penerapan Alkitab secara pribadi sebagai sebagian dalam penyelidikan Alkitab
mingguan saya. Salah satu kitab yang saya pelajari paling dulu ialah Kolose. Pada waktu saya
sedang mempelajari pasal ketiga, Roh Kudus menangkap perhatian saya dengan ini: Tetapi
sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan jaga kata kotor yang
keluar dari mulutmu (Kolose 3:8).
Saya coba untuk tidak memperdulikan ayat ini, tetapi Roh Kudus terus mengembalikan saya
pada kata-kata buanglah.......marah! Pada waktu itu saya mempunyai perangai yang tidak baik.
Kapan saja kalau saya menjadi marah, saya meredakannya dengan meninju pintu yang terdekat.
Sesungguhnya sering saya membuat buku-buku jari saya berdarah, dan pada suatu waktu saya
menghancurkan cincin pemberian istri saya yang indah sekali. Kelihatannya perangai saya itu tak
dapat dikendalikan. Dan sekarang, inilah Firman Allah: Buanglah.......marah. Jelas bagi saya
bahwa itu bukan saja nasihat yang baik yang diberikan kepada orang- orang di Kolose berabad-
abad yang lalu. Allah berbicara kepada saya saat itu.
Maka minggu itu saya membuat perjanjian dengan Allah. Ia tidak berbicara kepada saya
mengenai dosa saya--marah. Dan saya berjanji kepada Tuhan bahwa saya akan
mengusahakannya. Nyatalah bahwa saya sudah melangggar perintah itu. Cincin rusak yang saya
letakkan pada sebuah kotak di lemari telah menjadi pengingat kepada saya. Maka pertanyaannya
ialah, "Apa yang akan saya perbuat tentang dosa saya ini dalam hidup saya?"
Langkah saya yang pertama ialah menghafalkan ayat itu dan mengulanginya setiap hari sampai
beberapa minggu. Saya berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk mengingatkan saya akan ayat
ini pada waktu ada keadaan yang mungkin membangkitkan amarah saya. Dan saya minta istri
saya untuk mendoakan saya dan mengingatkan saya akan ayat itu jika ia melihat saya gagal
dalam janji saya kepada Tuhan. Maka Kolose 3:8 menjadi darah daging dalam hidup saya dan
lambat laun Allah mengangkat dosa itu dari saya.
7. Pembina-pembina Murid Masih Sedikit
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena
mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka katanya kepada murid-
muridNya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit" (Matius 9:36-37).
Amanat Yesus adalah supaya kita menjadikan orang muridNya (Matius 28:19). Amanat itu
selangkah lebih jauh daripada hanya memperingatkan kita untuk menjadi murid. Maka jika kita
menuruti rencana besar Allah, kita harus menolong orang untuk menjadi muridNya. Kalau
berhenti sebelum itu berarti kita gagal mematuhi dari amanat Kristus.
Mari kita renungkan pertanyaan ini sekali lagi. Jika Saudara memimpin seorang kepada Kristus,
apakah Saudara senang? Tentu. Saudara gembira dan demikian juga orang itu sendiri dan para
malaikat Allah. Tetapi apakah Saudara puas? Tidak. Seharusnya tidak. Yesus menyusun agar
kita berbuat lebih dari hanya membuat orang lain bertobat. Ia memberitahukan agar kita
menjadikannya seorang murid. Maka Saudara harus akrab dengan orang yang telah Saudara
bimbing kepada Kristus dan menolong dia untuk bertumbuh sampai ia dapat bertanggung jawab
menyampaikan Firman Tuhan dengan semangat dan efektif. Kalau hal itu terjadi, ia dapat
dianggap sebagai pengikut Yesus yang masak, mengabdi, dan menghasilkan buah.
Sekarang, apakah Saudara bahagia sebab orang yang saudara menangkan itu telah menjadi
seorang murid? Tentu. Tetapi apakah Saudara puas? Belum. Jika ia terus menunjukkan minat
dalam menolong orang lain juga menjadi murid, ia sudah siap untuk melanjutkan tahap
berikutnya untuk berguna dalam kerajaan Allah. Ia siap untuk menjadi pekerja yaitu pembina
murid bagi Kristus.
Tetapi ada orang-orang yang tidak pernah mencapai tahap ini. Mereka sungguh-sungguh adalah
murid-murid Yesus. Mereka secara terbuka mengenal Tuhan. Mereka ada dalam persekutuan
dengan Dia melalui Firman dan doa. Mereka menyatakan buah Roh (Galatia 5:22,23). Dan
mereka sedang memenuhi bagiannya yang unik dalam tubuh Kristus.
Mereka mengajar di Sekolah Minggu. Mereka melayani dalam panitia-panitia dan
menyumbangkan perbuatan yang berguna. Mereka memiliki kekuatan dan kedewasaan rohani.
Tetapi kelihatannya mereka tidak mendapat karunia dan panggilan untuk melibatkan diri dalam
pelayanan pemuridan. Salahlah jika kita mencoba memaksa mereka ke arah itu. Mereka perlu
tetap menjadi murid, tetapi tidak dapat dipaksakan terlibat dalam menjadikan murid. Kalau
terlalu didesak oleh pelatihnya, mungkin mereka akan berputus asa atau memberontak. Karena
melebihi karunia dan panggilan mereka.
Dalam Firman Tuhan jelaslah bahwa pekerja Kristus meliputi pekerja-pekerja yang bermacam-
macam. Sasaran kita dalam pasal ini dan berikutnya berhubungan dengan pekerja-pekerja yang
khusus. Pada waktu Yesus menyatakan bahwa pekerja-pekerjanya sedikit (Mat 9:37), Ia
membicarakan pekerja yang secara langsung terlibat di dalam penuaian, yaitu pembina murid.
Saya dilahirkan dan dibesarkan di sebidang tanah pertanian. Kami selalu mempunyai banyak
tugas. Sepanjang tahun kami harus memelihara sapi dan kuda. Rumah, kandang dan pagar harus
sering di perbaiki dan lain sebagainya. Pokoknya : bekerja, bekerja dan bekerja.
Tetapi pada waktu tertentu setiap tahun ada saatnya kami memandang ladang kami dan
menyadari bahwa sudah tiba waktunya untuk menuai. Kami meninggalkan kebanyakan
pekerjaan kami yang lainnya dan menjadi pekerja- pekerja untuk menuai. Itulah macam orang
yang disebutkan Yesus pada waktu ia menyatakan bahwa pekerja-pekerjanya sedikit. Ia
membicarakan tentang pekerja-pekerja kerajaan Allah yang secara langsung terlibat dalam tugas
mengumpulkan jiwa-jiwa bagi Kristus kemudian membina mereka untuk menjadi penuai juga.
Hal itu bukanlah untuk meremehkan pekerjaan dari murid Yesus yang mana saja. Keuangan
gereja harus dijalankan secara teratur. Catatan-catatan harus dipelihara sehingga kita dapat
menilai pelayanan gereja dengan baik. Guru Sekolah Minggu merupakan kebutuhan yang
mutlak. Pekerja-pekerja lainnya dalam gereja melakukan tanggung jawabnya dengan setia.
Tetapi pembicaraan kita di sini berhubungan dengan pekerja yang berciri khusus seperti yang
disebutkan oleh Yesus (Matius 9:37): pria atau wanita yang bersaksi bagi Kristus dengan
sungguh-sungguh dan membangun di dalam kehidupan orang lain. Kita akan memakai istilah
dengan cara demikian.
Ciri-ciri Calon Pembina Murid

Mereka yang terpanggil kepada pelayanan untuk menjadikan murid perlu latihan lebih lanjut
untuk melengkapi mereka bagi pelayanan yang telah ditempatkan dalam hatinya oleh Kristus.
Mereka telah melihat visi untuk melipat gandakan murid dan ingin melibatkan diri di pekerjaan
itu. Mereka memperhatikan orang dan ingin memberikan hidup mereka untuk menolong orang
lain. Mereka membutuhkan latihan tentang metode-metode pemuridan.
Visi untuk pelipatgandaan. Tanpa visi yang sungguh akan kemanjuran pelipatgandaan murid,
orang itu tidak akan berkecimpung dengan orang lain. Tetapi pada waktu ia dapat melihat
seluruh dunia di dalam wajah seseorang dan kemungkinan untuk menjangkaunya bagi Kristus,
gairahnya dihangatkan oleh Roh Allah. Ia akan ikut serta dalam sasaran hidup Paulus. Dialah
yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam
segala hikmat, untuk memimpin tiap- tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. itulah
yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasaNya yang
bekerja dengan kuat di dalam aku (Kolose 1:28,29).
Pada suatu waktu Dr.Jerry White, seorang guru astronotika di Akademi Angkatan Udara
Amerika Serikat, menjalani suatu percobaan pada sebuah komputer. Jika selembar kertas yang
tipis, yang setebal halaman Alkitab, dilipat limapuluh kali, akan menjadi berapa tebalnya?
Komputer itu memberikan jawaban yang mengejutkan. Kertas itu akan menjadi setinggi 27,2 juta
kilometer. Untuk membandingkannya dengan sesuatu yang dapat dimengerti, kita harus ingat
bahwa jarak bumi dan bulan itu adalah 382,4 ribu kilometer.
Percobaan ini menggambarkan kekuatan dari pelipatgandaan. (Saudara lebih suka yang mana,
satu hari mendapat satu juta rupiah selama tiga puluh hari atau satu sen setiap hari
dilipatgandakan dua kali selama tigapuluh hari?) Pelipatgandaan juga dapat dilaksanakan di
dalam bidang rohani, seperti yang dinyatakan Paulus kepada Timotius, Apa yang telah engkau
dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat
dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2Tim 2:2). Paulus, Timotius, orang-orang yang
dapat dipercaya, dan orang lain-- itu merupakan pelipatgandaan rohani.
Konsep ini digambarkan lebih lanjut oleh Paulus pada waktu mengingatkan orang-orang
Tesalonika, Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;....dari antara kamu firman
Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar
kabar tentang imanmu kepada Allah (1Tes 1:6,8). Hal itu juga dinyatakan dalam doa syafaat
Yesus: Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang
percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka (Yohanes 17:20). Hal itu terkandung dalam amanat
agung Yesus: Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu
(Matius 28:20).
Jika seorang telah menghasilkan seorang murid, ia telah melipatgandakan dirinya sendiri sebagai
seorang murid. Ia telah menjadi seorang pembina murid. Jika seseorang telah menumbuhkan
seorang pembina, ia telah menghasilkan lebih banyak murid dan dirinya sendiri sebagai pembina
murid. Pelipatgandaan rohani ini menghasilkan murid-murid dan juga pembina-pembina murid.
Memperhatikan orang lain. Untuk menambah visi untuk pelipatgandaan, calon pembina harus
mempunyai beban untuk memperhatikan orang lain. Ia harus melihat kemampuan orang lain bagi
Allah. Orang-orang Kristen tidak saja memiliki kemampuan yang luar biasa bagi Allah; mereka
juga berharga bagi Allah. Mereka adalah anak-anak Allah yang dikasihi. Ia ingin melihat mereka
berkembang dan menjadi warga yang bertanggung jawab di dalam kerajaan Allah dengan
kehidupannya yang menyenangkan dan memuliakan Allah. Kecuali kita melihat orang
sedemikian, kita akan condong untuk memasukkan mereka ke dalam suatu program yang kita
harap dapat berhasil.
Tetapi Allah tidak memasukkan kita ke dalam suatu program. Ia secara pribadi melibatkan diri
dengan kita. Anak Allah masuk ke dalam tubuh manusia dan menyamakan diri dengan kita.
Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungNya, dan kesengsaraan kita yang dipikulNya
(Yesaya 53:4). Ia mendekati kita dengan menjelma dalam keadaan seperti kita. Ia mengalami
persoalan dan kebutuhan kita. Ia menunjukkan perhatianNya yang besar.
Paulus mengingatkan gereja di Roma: Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan
usahakanlah dirimu untuk selalu memberi tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu,
berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan
menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu
bersama; janganlah kamu memikirkan perkara- perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu
kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai" (Roma 12:12-
16).
Perhatian untuk orang lain dan visi akan kemampuan seseorang dan akan keberhasilan
pelipatgandaan murid adalah dasar dalam kehidupan seorang pembina murid bagi Kristus.
Prinsip Pelibatan Diri

Walaupun punya visi pelipatgandaan murid, seorang pembina yang tidak tahu metodenya akan
merasa frustasi. Ia ingin melakukan sesuatu dan melibatkan diri dengan orang-orang tetapi
kemampuannya terbatas sebab ia belum pernah di latih dalam metode menyampaikan visinya itu.
Saudara dapat menambah pekerja-pekerja untuk masa menuai dengan menolong dia berkembang
menjadi murid yang melipatgandakan murid. Ia dapat mengikuti team pemuridan Saudara dan
memperluas pengaruh dan pelayanan Saudara. Namun pelibatan diri merupakan jalan dua jalur.
Tentunya Saudara ingin orang melibatkan diri dalam pelayanan Saudara untuk menjadikan
murid. Tetapi ada syaratnya. Saudara harus terlebih dulu melibatkan diri dengan mereka.
Demikianlah teladan Allah, sebab ia inisiatif dengan kita. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah
mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya
sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita....Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi
kita (1Yohanes 4:10,19).
Yesus datang ke dunia untuk melibatkan diri dengan umatNya. Dan dalam pelibatan diriNya
dengan murid-muridNya, Ia melatih mereka. Maka prinsipnya ialah: Di mana tidak ada pelibatan
diri, tidak ada latihan pemuridan. Untuk memenuhi keperluan orang yang kita latih, kita harus
mengenal orang itu dan melibatkan diri dengan dia.
Apa yang Dicari Dalam Diri Seorang Calon Pembina Murid

Di samping mengikuti kelompok bersama dia, Saudara harus meluangkan waktu banyak secara
pribadi dengan calon pembina murid supaya lebih mengenal dia. Sebab unsur waktu menjadi
sangat penting sekarang, Saudara harus menekankan kebenaran-kebenaran dan metode-metode
yang sesuai dengan keperluan pribadinya dan tujuan pemuridan.
Karena Saudara hanya memiliki duapuluh empat jam sehari dan sebab Saudara hanya memiliki
hidup satu kali di atas bumi ini, Saudara tak mau membuang waktu. Ini berarti Saudara harus
memberikan hidup Saudara kepada orang yang tepat, yaitu mereka yang siap, berkeinginan, dan
dapat menerima apa yang Saudara berikan kepada mereka. Dan Saudara harus pasti bahwa apa
yang Saudara ajarkan kepada mereka adalah yang dibutuhkannya.
Perhatikanlah seorang ibu bila dia berbelanja untuk keluarga besar dengan keuangannya yang
terbatas. Ia sudah belajar mana yang baik untuk dibeli. Ia tidak silau akan tawaran-tawaran yang
menggiurkan. Ia mendapatkan yang paling murah.
Kunci untuk membangun sebuah jalan agar dapat menjadi jalanan yang baik ialah memilih bahan
yang cocok. Bahan yang cocok dan baik di Alaska bukan bahan yang baik bagi Indonesia.
Keadaan cuaca menuntut bahan bangunan yang berbeda. Pemilihan itu penting.
Pemilihan juga merupakan salah satu kunci dalam pelayanan menjadikan orang murid Yesus.
Yesus mengajar prinsip itu dengan jelas ketika Dia memilih rasul-rasulNya. Sebetulnya ada
banyak murid yang mengikuti Dia. Kita tahu bahwa paling sedikit ada tujuhpuluh orang (Lukas
10:1). Tetapi dari semua itu Ia memilih duabelas orang untuk dilatih secara khusus. Pertama-
tama mereka harus mengikuti dia, kemudian mereka dilibatkan dalam pelayanan. Mari, ikutlah
Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia (Matius 4:19).
Pemilihan yang dilakukan oleh Yesus berdasarkan dua hal: pengamatan pribadi dan waktu lama
dalam doa. Ia tidak terburu-buru tetapi memperhatikan murid-murid dalam berbagai keadaan di
mana mereka melayani bersama. Cukup banyak waktu harus terluang untuk memulih orang yang
tepat dilibatkan serta dilatih dalam pembinaan murid Tuhan Yesus.
Sifat-sifat manakah yang akan Saudara cari bila mau memilih pembina-pembina untuk team
pemuridan Saudara? Saya percaya bahwa mutu yang terutama ialah keinginan untuk menjadi
pembina murid, dan keinginan ini dapat terlihat di dalam tiga hal.
Keinginan untuk bekerja dalam suatu pelayanan pemuridan. Memberikan hidup Saudara kepada
pembinaan orang lain sangat memakan waktu Saudara dan menuntut kemampuan yang cukup
besar dari anggota team itu. Jika Saudara membagikan hidup Saudara dengan seorang yang
belum siap, ia tidak akan tahan. Terlalu berat buat dia dan terlalu cepat. Ingatlah bahwa memberi
makan terlalu banyak kepada seorang bayi akan lebih mudah menjadikan dia sakit daripada
makan sedikit kurang.
Maka carilah seorang yang sangat bergairah untuk terlibat dalam pelayanan. Biasanya kerinduan
itu terletak pada kesediaannya untuk bekerja. Pada waktu Saudara membutuhkan dia, dia ada.
Jika Saudara ingin bersama-sama dengan dia sebelum makan pagi dan menentukan waktu jam
6.00 pagi, ia telah berada di sana pada jam 5.45 dan ingin mulai.
Keinginan akan Allah. Di samping rindu akan pelayanan pemuridan, orang yang dicari itu harus
rindu akan Tuhan Allah. Ia harus memiliki hubungan tegak yang kuat dalam kehidupannya. Ia
harus seperti pemazmur zaman dulu: Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah (Mazmur 42:2).
Kerinduan untuk berkorban. Ia harus tahu betapa besar pengorbanannya dan mau melakukannya.
Saudara harus menjelaskan ongkosnya dan menantang dia seperti yang dilakukan Yesus. Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan
mengikut Aku (Lukas 9:23).
Sudah lama saya punya keyakinan jika kita harus menjelaskan tantang pemuridan, orang-orang
yang menyerahkan diri akan menerima tantangan itu. Itulah yang dilakukan Yesus. Sesudah Ia
menjelaskan perkataan keras, sebagian dari murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak mau
mengikut Dia lagi (Yohanes 6:60,66).
Pada waktu Yesus melihat mereka meninggalkan Dia, Dia berbalik kepada keduabelas murid
yang lainnya dan bertanya, Apakah kamu tidak mau pergi juga? (Yoh 6:67). Menarik sekali
bahwa ia tidak berusaha untuk menakut-nakuti mereka, memohon mereka, atau membujuk
mereka supaya mengikut Dia. Rupanya Ia merelakan mereka pergi jika mereka ingin
melakukannya. Tetapi mereka menyadari bahwa mereka tidak mengikut Yesus untuk kebaikan
Yesus, tetapi mereka tahu bahwa mereka sendirilah yang memperoleh manfaat. Maka mereka
tinggal. Mereka mau berkorban.
Saya ingat seorang anak muda yang menunjukkan janjinya yang sungguh-sungguh, maka saya
mulai membicarakan pelayanan pemuridan dengan dia. Sikapnya ialah, "Baiklah, saya rasa saya
dapat memberikan sedikit waktu kepadamu untuk menolong dalam hal ini."
Salah satu hal yang pertama yang harus saya tunjukkan kepadanya ialah bahwa itu caranya. Saya
jelaskan kepadanya apa yang akan dialaminya, betapa besar pengorbanan waktu dan tenaga yang
diperlukan dan apa tekanannya. Dan mungkin kadang-kadang kami harus datang lebih awal dan
tinggal lebih lambat dan bekerja lebih lama. Saya mencoba berkomunikasi kepadanya artinya
memberikan hidup kepada orang lain. Ia menyukai akan apa yang di dengar. Sejak itu ia harus
melakukannya.
orang semacam itu tahu bahwa uangnya, waktunya, dan kehidupannya bukanlah miliknya
sendiri. Yesus mengatakan, Demikian pulalah tiap-tiap orang orang di antara kamu, yang tidak
melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu (Lukas 14:33).
Jika orang ini mempunyai kerinduan terlibat dalam pelayanan pemuridan, bagi Allah sendiri, dan
untuk berkorban, ia siap untuk menjadi pembina murid Yesus Kristus.
Apa yang Perlu Diutamakan dalam Melatih Seorang Pembina Murid
Dalam pelayanan membina seorang murid, Saudara harus mengutamakan empat hal: keyakinan,
titik pandang, keunggulan, dan pembangunan watak yang mendalam.
Keyakinan. Sampai pada saat ini calon pembina itu memegang pendirian Saudara. Ia telah
mempelajari mengapa ia harus menghafalkan Firman, mempelajari Alkitab dan berdoa, tetapi
pelajaran itu akan melaju sesudah beberapa waktu. Ia perlu memiliki keyakinan sendiri.
Keyakinan itu dibangun dengan dua cara: Penyelidikan Firman Tuhan secara pribadi dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan Mengapa.
Pada suatu kali saya bekerja dengan sekelompok anak muda yang sukar melihat kepentingan
Firman Allah dalam kehidupan mereka sehari- hari. Saya menyarankan supaya kami
mempelajari Mazmur 119:1-176. Kami tidak mempelajarinya secara mendalam, tetapi hanya
membacanya dan mencatat berbagai kata kerja yang digunakan di dalamnya. Kemudian kami
membacanya keseluruhannya sekali lagi dan mencari kata-kata yang dipakai untuk mengartikan
Firman Allah. Lalu kami berusaha menangkao sikap pemazmur itu terhadap Firman Allah.
Penyelidikan memakan waktu, tetapi hasilnya meneguhkan tentang pentingnya Firman Allah.
Cara yang kedua untuk mengembangkan keyakinan ialah meminta orang itu untuk mencatat
semua alasan mengapa ia melakukan sesuatu. Mengapa mengadakan renungan pribadi? Mengapa
berdoa? Sekali ia telah memikirkan semua ini, tidak usah ia bergantung pada pendapat dan
perkataan Saudara saja. Ia akan punya pendiriannya sendiri. Keyakinan itu lebih dalam daripada
doktrin yang dipercayai. Murid Yesus berpegang pada kepercayaannya, tetapi keyakinannya
mendukung dia.
Sebagai latihan yang praktis, mintalah calon pembina murid itu mengulangi tujuan-tujuan latihan
yang diberikan dalam pasal 6 dan Lampiran I. Mintalah dia untuk mendaftarkan semua dan
menuliskan mengapa ia harus melakukannya dan mengapa hal itu harus menjadi bagian dalam
kehidupannya. Dalam tujuan yang negatif, tanyalah mengapa harus dihindarinya. Hal itu
kelihatannya membosankan, tetapi calon pembina itu harus mengembangkan keyakinannya atas
hal-hal ini jika ia mau melanjutkan pemuridan seumur hidupnya dan menjadikan orang-orang
murid Yesus.
Titik pandang. Hal kedua yang harus Saudara utamakan dalam melatih seorang pembina ialah
titik pandang atau perspektif. Pada waktu seorang datang kepada Kristus, ia masih merupakan
orang yang berpusat kepada dirinya. Pada waktu ia mulai bertumbuh dalam Tuhan, sudut
pandangannya akan bertambah sedikit. Ia mulai sadar akan keperluan orang lain di kelas Sekolah
Minggu atau dalam persekutuan gereja. Kemudian seorang utusan Injil datang ke gerejanya dan
ia menjadi sadar akan keperluan yang lainnya lagi. Ia mulai memandang dunia ini dari sudut
pandangan yang lainnya.
Visinya diperbesar. Perhatiannya mulai mencapai lebih jauh daripada dirinya sendiri. Ia hidup di
dalam alam kehidupan yang berbeda. Ia sedang mengembangkan pemandangan yang baru. Hal
ini tidak terjadi dengan mudah. Tetapi pada tahap ini dalam kehidupannya ia harus langsung
kepada tujuannya yaitu dirinya sendiri dikesampingkan sebagai latar belakang saja dan visinya
dipusatkan kepada Tuhan sendiri, kehendak Allah, pekerjaanNya, dan kebutuhan orang lain.
Keunggulan. Hal ketiga yang harus dimiliki oleh seorang pembina ialah sikap yang ingin
keunggulan. Ia harus menjadi cakap dalam pelayanannya kepada orang lain dan melakukannya
dengan baik. Kesaksiannya, pelayanannya, dan keterlibatannya harus memantulkan kesaksian
dari Yesus sendiri, yang menjadikan segala-gala baik (Markus 7:37).
Seorang pengarang Alkitab pernah berdoa: Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah
perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala
domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk
melakukan kehendakNya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh
Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Ibrani 13:20,21)
Jika kita diperlengkapi dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak Allah, tentunya
semua itu melalui Yesus Kristus. Memang dialah satu-satunya yang pernah melakukan segala
sesuatu itu dengan baik. Maka jika Saudara mau mengembangkan sikap akan keunggulan di
dalam orang-orang yang Saudara latih, Saudara harus membawa mereka kepada tahap di mana
mereka menyerahkan dirinya sendiri kepada Yesus dan membiarkan Dia hidup melalui mereka.
Pakailah tujuan latihan dalam pasal 6 dan Lampiran I sekali lagi sebagai latihan praktis. Kali ini
mintalah murid Saudara menyelidiki kembali daftar itu dan menuliskan bagaimana ia dapat
melakukan hal-hal ini sebaik mungkin. Juga melatih dia sedemikian baiknya sehingga ia dapat
menceritakannya kepada orang lain, orang yang sedang ditolongnya dalam kehidupan Kristen.
Kelihatannya pekerjaan ini sulit dan memang demikian. Tetapi jika kita harus menolong
seseorang menjadi seorang pembina murid yang efektif, ia harus tahu apa dan mengapa tentang
pemuridan dalam pikirannya dan hatinya. Dan ia harus menjadi terampil dalam pelayanan
menolong orang lain dan membangun prinsip-prinsip itu kedalam hidup mereka. Latihan dan
pelajaran yang dangkal dan bodoh tidak dapat menghasilkan seorang pembina yang
memantulkan keunggulan dalam pelayanan kepada Yesus Kristus.
Watak yang mendalam. Hal yang perlu diutamakan trakhir ialah supaya watak dan pengalama
murid dengan Tuhan terus diperdalam. Hal ini merupakan tekanan seumur hidup. Iman,
kemurnian, kejuuran, kerandahan hati dan kebajikan lainnya tidak pernah dikuasai sekaligus
dalam hidup ini. Kita harus terus bertumbuh dan menjadi dewasa.
Yesus berkata bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Mat 9:37; Luk 10:2). Tuaian
itu terdiri dari orang-orang yang lelah dan terlantar (Mat 9:36). Ini adalah gambaran dari
sekelompok domba yang tak berdaya sama sekali. Mereka kepanasan, terengah-engah, haus dan
lapar. Mereka sama sekali tidak berdaya dan mencari seorang gembala untuk membawakan air
dan makanan. Mereka tidak mempunyai harapan kecuali ada gembala yang menolong mereka.
Paulus juga menggambarkan tujuan itu terdiri dari orang-orang yang terpisah dari Yesus Kristus-
-orang yang terbuang, orang asing, orang tanpa harapan, dan tanpa Allah (Ef 2:11,12). Tuaian itu
ada di mana-mana dan dalam jumlah yang besar. Yesus mengatakan bahwa ladang itu sudah siap
untuk dituai (Yoh 4:35). Persoalannya bukan pada tuaian; persoalannya ialah pada kekurangan
pekerja.
Nah, seorang pembina ialah seorang murid ditambah sesuatu. Dalam Firman Tuhan ia
digambarkan sebagai sorang yang sedang menuai diladang. Ia adalah seorang yang menabur dan
menuai (Yohanes 4:37,38). Ia menanam dan menyiram (2Korintus 3:7-9). Ia meletakkan
dasarnya, dan seorang lainnya yang membangun di atasnya (1Korintus 3:10). Ia sedang
menjadikan orang-orang murid Yesus (Matius 28:19-20). Seorang pembina murid itu harus
terlibat dalam memenangkan orang yang sesat dan membangun orang percaya--yaitu, menginjili
dan membina.
Pembina-pembina menolong memenuhi Amanat Agung. Yesus berkata bahwa inilah tempatnya
bagi mereka. Kita harus memusatkan perhatian kita pada penambahan jumlah pembina-pembina
murid Yesus.
8. Bagaimana Mengembangkan Pembina-
pembina Murid
Dan apakah yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu
dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu (Filipi 4:9).
Pada suatu hari, Doug dan Leila Sparks baru saja mendengar dari dokternya bahwa hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa Leila mengidap kanker. Mereka telah berjanji
untuk menolong James Fox, seorang bintang filem Kristen di Inggris, dalam suatu proyek
Kristen yang harus diselesaikan hari itu. Mereka bekerja sama dengan dia sepanjang hari dan
sampai jauh malam.
Belakangan James menulis surat kepada saya mengatakan, "Pertolongan mereka dalam
pelayanan bersama dengan saya dalam proyek ini menunjukkan sikap dan tujuan pelayanan
mereka. Pada waktu saya meninggalkan mereka malam itu saya berpikir, besar sekali
pengorbanan dalam pelayanan ini. Mereka berdua mengorbankan dirinya bagi proyek ini pada
saat yang sebenarnya mungkin hati mereka rindu untuk menyendiri dengan Tuhan dan berdua
saja.
"Tiga minggu yang lalu ketika saya mengunjungi rumah mereka, Leila menghabiskan 45 menit
untuk menguatkan saya dan mengajar anak-anaknya untuk berminat pada apa yang dikerjakan
orang lain.
"Saya yakin saya telah melihat contoh dari Filipi 2:3-4, dan dengan demikian saya didekatkan
dengan Tuhan."
Dua alat yang utma dalam mengembangkan seorang pembina murid yang berhasil demi Kristus,
ialah: memberikan teladan dan mengadakan waktu secara pribadi untuk persekutuan,
pembahasan dan pelajaran bersama.
Pembinaan Melalui Teladan

Surat dari James Fox menggambarkan dengan jelas tentang pembinaan melalui teladan. Roh
Allah mungkin dapat menggunakan Doug Sparks dalam beberapa cara untuk menghayati Filipi
2:3-4 ke dalam kehidupan James. Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian
yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain
lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Misalkan Doug bertemu James di station kereta api, dan mereka membicarakan ayat-ayat itu.
Mungkin Doug berkata, "Baiklah James, mari kita sedikit menyelidiki ayat-ayat ini. Bukalah
Alkitabmu dan ceritakan kepada saya dalam kata-katamu sendiri apa yang dikatakan Filipi 2:1-
4."
James melakukan itu.
"Baiklah sekali. Sekarang bagaimana dengan Filipi 2:5-8 ?"
Mungkin James menyebut dua atau tiga hal.
"Baik. Sekarang cobalah menyatakannya sekali lagi dalam kata-katamu sendiri apa artinya ayat-
ayat ini bagimu."
James melakukan demikian.
"Baiklah, sekarang mari kita membicarakan sedikit tentang penerapannya. Apa yang saudara
lihat dalam ayat-ayat ini yang perlu diperlihatkan dalam kehidupan Saudara?"
Doug dapat memimpin James dalam penyelidikan sebuah ayat Alkitab, dan James dapat
menangkap sesuatu dari apa yang diajarkan Paulus. Tetapi bukan cara itu yang memberi kesan
yang paling kuat kepada James. Doug bahkan tidak memikirkan bagian ini; ia menghayati ayat
itu. Melalui kehidupannya ia memancarkan kebenaran ayat-ayat itu. Roh Kudus memasukkan
bagian bagian itu ke dalam hati dan kehidupan James Fox pada waktu ia memperhatikan
kehidupan Doug dan Leila Sparks. Mereka tidak mengajarkan Filipi 2:3-4; mereka menghayati
Filipi 2:3-4 (Leila Sparks meninggal pada bulan Juni 1972 tak lama sesudah saya menerima surat
James.)
Paulus adalah teladan bagi orang-orang Tesalonika. Sebab Injil yang kami beritakan bukan di
sampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan
dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara
kamu oleh karena kamu (1Tesalonika 1:5).
Pikirkan apa yang telah dipelajari oleh rasul-rasul tentang prasangka mereka pada waktu mereka
melihat Yesus bercakap-cakap dengan seorang wanita Samaria (Yohanes 4:1-54). Pikirkan apa
yang telah mereka pelajari tentang belas kasihan terhadap orang dengan kebutuhannya ketika
Yesus melayani orang-orang berdosa, orang-orang buta, dan orang-orang kusta. Pikirkan apa
yang telah mereka pelajari tentang penyerahan dan kesetiaan pada waktu mereka melihat Yesus
mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem (Lukas 9:51) untuk disalibkan bagi dosa-
dosa manusia.
Ajaran-ajaran Yesus diterapkanNya dalam kehidupan sehari-hari. Kelasnya adalah kejadian
sehari-hari. Ia menerapkan ajarannya dalam perbuatan nyata. Ia menyalurkan ajarannya melalui
kehidupan. Agar Saudara dapat berbuat demikian, ada dua sifat yang diperlukan, yaitu:
kesiapsediaan dan keterbukaan.
Kesiapsediaan. Kesiapsediaan merupakan jalan dua jalur. Saudara tidak dapat melatih orang
yang sukar dicari. Sebaliknya, Saudara tidak dapat menjalankan program latihan yang berarti jika
Saudara membatasi waktu Saudara sendiri pada pertemuan yang formal. Yesus dan murid-
muridNya terbaur dalam kehidupan bersama.
Rasul Yohanes mengingat akan pengalamannya yang luar biasa dan bercerita tentang Yesus
sebagai seorang yang telah dilihat dan jamah oleh rasul-rasul (1Yohanes 1:1).
Jikalau tujuan Saudara ialah untuk membagi pemikiran mengenai pengetahuan theologia, atau
filsafat, maka cukuplah pertemuan formal dan waktu yang terbatas. Tetapi jika Saudara
berkomunikasi dengan jelas mengenai penglihatan yang diberikan Allah mengenai pemuridan,
sehingga dia dapat menjadi pembina murid yang secara rohani memenuhi syarat, maka Saudara
harus bertemu secara teratur dengan calon pembina itu. Hubungan Saudara dengan Kristus Yesus
harus mendalam sehingga kehidupan Saudara dijadikan teladan kuasa Roh Kudus.
Keterbukaan. Mutu yang kedua untuk pembinaan yang efektif melalui teladan ialah keterbukaan.
Cecil dan Thelma Davidson adalah antara orang-orang pembina murid yang paling efektif yang
pernah saya kenal. Hidup mereka merupakan buku yang terbuka. Pintu rumah mereka selalu
terbuka. Meja makan mereka menjadi tempat pertemuan bagi ratusan pemuda dan pemudi
bertahun-tahun lamanya. Pada waktu ini orang-orang itu sedang melakukan pelayanan
pemuridan dan banyak tempat di dunia. Ternyata bahwa mereka adalah bagian dari keluarga
Davidson.
Kita harus berhati-hati sekali bila menjadi terbuka dengan orang lain. Mungkin berbahaya kalau
melepaskan kedok kita, membongkar rintangan, dan merubuhkan tembok pemisahnya. Maka
orang akan melihat keadaan kita yang sebenarnya, mungkin dia akan menjadi kecewa. Mereka
mengharap kita menjadi seorang malaikat, tetapi kita adalah orang yang berdosa dan
diselamatkan oleh anugerah. Walaupun demikian murid kita dapat belajar dari kesalahan dan
kegagalan kita seperti juga dari keberhasilan kita.
Terlalu banyak keterbukaan terlalu cepat dapat merusak. Yesus mengetahui itu dan
memberitahukan murid-muridNya, Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi
sekarang kamu belum dapat menanggungnya (Yohanes 16:12). Pada awal pelayananNya dalam
banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan Firman kepada mereka sesuai dengan
pengertian mereka (Markus 4:33).
Maka bukalah kehidupan Saudara bagi mereka yang mampu menerima yang mereka lihat.
Curahkanlah isi hatimu seperti yang dilakukan oleh yesus. Sering ada peristiwa-peristiwa dalam
kehidupan Yesus yang tidak diperlihatkan kepada ketujuhpuluh bahkan keduabelas murid Yesus
sebab mereka belum mampu menerimanya. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus,
Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung
yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka;
wajahNya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih bersinar seperti terang (Mat
17:1-2).
Ia mencurahkan isi hatiNya kepada ketiga orang yang sama di Getsemani. Maka sampailah
Yesus bersama-sama murid-muridNya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu ia berkata
kepada murid-muridNya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa. "Dan ia
membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus sertaNya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
lalu kataNya kepada mereka: "HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini
dan berjaga-jagalah dengan Aku." (Matius 26:36-38).
Namun kenyataannya ialah bahwa tak seorangpun yang sungguh mengenal Saudara kecuali
Saudara membuka hati kepada orang lain. Maka kita akan perlu keseimbangan untuk menjadi
terbuka terhadap orang lain. Pernah ada seorang utusan Injil yang berbicara kepada kami dan
dengan bebasnya ia menceritakan ketidakmampuannya untuk menyempurnakan sebagian dari
sasaran yang telah ia rencanakan beberapa tahun lamanya. Dengan terbuka ia mengakui
ketidakberdayaannya dalam menyelesaikan persoalannya dalam pelayanan. Dengan terus terang
ia membicarakan keberhasilan tetapi juga kegagalannya.
Ada orang lain yang berbicara dalam pertemuan sama yang bunyinya berdiri pada puncak
sukses. Orang pertama yang kelihatannya bersama dengan kami di sana, merencah bersama pada
jalan yang sulit seperti yang kami kebanyakan mengalami. Kami lebih merasa mengerti dia.
Pada mulanya, keterbukaan dapat terjadi dengan saling membagikan pengalaman dengan pekerja
baru mengenai apa yang pernah Saudara alami dalam persekutuan dengan Tuhan. Saudara boleh
menceritakan kemenangan dan kekalahan, keberhasilan dan perjuangan dalam menghafalkan
Firman Tuhan. Sesudah lebih erat hubungan Saudara dengan calon pembina murid itu, Saudara
dapat membagikan hal yang lebih mendalam, seperti pencobaan yang Saudara hadapi,
bagaimana Saudara mengatasinya, dan perjuangan Saudara dengan dunia, daging, dan Iblis.
Sukar, hampir mustahil, melatih seorang calon pembina murid dengan efektif kecuali Saudara
terbuka kepadanya. Pembina murid yang memenuhi syarat rohani akan timbul dari kehidupan
dan pelayanan seorang pemimpin yang terbuka. Dawson Trotman sering memberikan sajak ini
kepada. Dawson Trotman sering memberikan sajak ini kepada kami:
Bagiku lebih baik melihat sebuah khotbah Daripada mendengarkan saja. Lebih baik seorang
yang mau berjalan denganku. Daripada hanya memberitahu jalannya.
Latihan Secara Perorangan
Alat kedua yang terutama bagi perkembangan suatu team pembina murid ialah memberikan
perhatian pribadi kepada setiap orang. Itu berarti ada pertemuan dengan setiap orang sendirian,
dan Saudara miliki tujuan latihan yang jelas bagi orang itu. Pelayanan pelipatgandaan tidak
timbul dari suatu usaha untuk menghasilkan murid secara masal. Harus ada waktu secara
individu, Saudara harus bekerja dengan calon pembina Saudara secara individu.
Beberapa pertanyaan yang penting perlu dipertimbangkan. Apa yang Saudara lakukan dalam
pertemuan-pertemuan satu dengan satu ini? Seberapa sering Saudara harus mengadakannya? Di
mana seharusnya Saudara berdua bertemu?
Di mana? Di mana saja cocok. Salah seorang teman saya mengadakan pertemuan dengan calon
pembina muridnya ditempat pekerjaannya pada waktu istirahat siang dan mengadakan pertemuan
satu kali seminggu.
Apa yang dilakukan? Mereka saling menceritakan apa yang mereka terima dari Allah pada
waktu mereka mengadakan renungan pribadi. Mereka mengadakan waktu untuk membaca
Firman Tuhan bersama-sama. Biasanya mereka saling memeriksa ayat hafalan yang baru.
Mereka membicarakan pelayanan mereka yang telah ditugaskan oleh Allah. Biasanya orang itu
mempunyai banyak pertanyaan berkenan dengan pelayanan pemuridan. Kemudian mereka
berdoa bersama-sama.
Tak ada peraturan yang kaku yang mengharuskan bagaimana cara memakai waktu. Kadang-
kadang mereka menghabiskan kebanyakan waktunya untuk berdoa. Pada kesempatan lainnya,
pembina itu akan membawa seorang teman dari kantornya yang pernah diberi kesaksian. Ketiga
mereka bertemu di sebuah tempat makan, dan pelatih menolong temannya dalam penginjilan. Ia
memberikan kesaksiannya dan menceritakan Injil kepada orang yang bukan Kristen. Maka
mereka menjalankan dua hal: mereka menyampaikan Injil, dan orang yang dibina itu
mempelajari sesuatu di dalam proses.
Kemauan untuk meluangkan waktu banyak untuk beberapa orang berarti kita tidak dapat
meluangkan waktu banyak untuk banyak kesempatan yang lain. Paulus berkata bahwa kita harus
berlari-lari untuk mencapai sasaran dan menyelesaiakan perlombaan itu dengan baik (Filipi 3:13-
14; 2Timotius 4:7). Demikianlah Tuhan Yesus telah menyelesaikan pelayananNya yang
ditugaskan oleh BapaNya (Yohanes 17:4).
Penyerahan untuk bekerja dengan sedikit orang akan menuntut sikap yang memusatkan
kehidupan kepada pelayanan itu dan mengesampingkan banyak kesempatan lain. Memang
Saudara mampu berbuat banyak hal, tetapi ada satu hal yang harus Saudara lakukan kalau
Saudara harus memusatkan pikiran dan pelayanan kepada orang sedikit.
Kalau Saudara telah menentukan sasaran ini, Saudara harus belajar mengatakan "tidak" dengan
sopan sekali. Jika Allah telah memberi Saudara visi untuk pelayanan ini secara mendalam, itu
bukan berarti bahwa Saudara tidak mempunyai bidang pelayanan. Sebetulnya, jika calon-calon
pembina murid Saudara menjadi orang-orang yang dapat dengan Efektif membimbing dan
memenuhi keperluan orang lain, pelayanan Saudara akan berlipatganda lebih cepat daripada jika
Saudara melakukan semuanya sendirian. Maka ketekunan dan kesabaran adalah sifat yang utama
dalam kehidupan seorang pelatih.
Apakah ini berarti bahwa Saudara tidak dapat mengadakan pelayanan umum? Bahwa orang lain
akan menggantikan Saudara berkhotbah? Bahwa saudara harus menolak semua undangan untuk
berbicara dalam pertemuan khusus? Tentu tidak. Apakah Yesus melayani secara umum? Ya, dan
bahkan secara luas. Ia berkhotbah di rumah-rumah, di rumah sembahyang, di lereng bukit, dan
tepi pantai (Mar 2:1; 3:1; 4:1; Mat 5:1). Ia juga memberikan contoh berkhotbah dalam
pembinaan keduabelas muridNya. Ia berkata, Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota
yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang
(Markus 1:38).
Saudara harus mendisiplin diri Saudara sendiri supaya tetap memikirkan pelatihan pembinaan.
Anggaplah pelayanan Saudara yang lain sebagai kesempatan untuk membangun dalam hidup
calon pembina Saudara. Dan saudara dapat menilai kalau yang saudara lakukan mencapai atau,
paling sedikit, menuju tujuan utama yaitu mengembangkan pembina-pembina murid yang
memenuhi syarat. Pelayanan Saudara hanya akan berarti jika itu menambh kedewasaan bagi
orang-orang itu. Apakah pelayanan rasul Paulus?
Penginjil, ahli theologi, ahli strategi pengutusan Injil, penabur gereja, guru dan rasul. Tetapi
selalu ada orang-orang tertentu disekitarnya. Pada suatu peristiwa, Ia disertai oleh Sopater anak
Pirus, dari Berea, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari
Derbe, danTimotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus (Kisah 20:4). Ia
menggunakan pelayanannya yang luas untuk memusatkan latihan sedikit.
Ketika menulis kepada orang-orang Korintus, Paulus mengingatkan mereka bahwa ia adalah
bapa rohani mereka dan menantang mereka untuk meneladani dia. Kemudian ia menerangkan
kepada mereka bahwa ia sedang mengutus Timotius untuk melayani mereka (1Korintus 4:15-
17). Timbul pertanyaan: jika Paulus ingin mereka meneladani dia, apa gunanya mengutus
Timotius? Pada waktu kita membaca keterangan Paulus, kita mendapatkan kebenaran yang
mengejutkan. Pada waktu Timotius datang ke Korintus, keadaan itu akan sama seperti kalau
Paulus datang kepada mereka. Timotius itu lebih daripada hanya seorang pengajar. Sebenarnya
dia adalah perluasan dari kehidupan dan pelayanan Paulus.
Paulus dapat melakukan itu sebab dia mempunyai keyakinan dalam orang yang telah dibina.
Selanjutnya ia telah memberitahu kepada orang-orang Filipi. Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap
segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal
ihwalmu. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu
sungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya
sendiri, bukan kepentingan Yesus Kristus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa
ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya.
Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya
perkaraku (Filipi 2:19-23).
Orang-orang yang sependirian, dapat dipercaya, dan tangkas tidak dibuat pada jajaran produksi
seperti dalam sebuah pabrik sepeda motor. Mereka dikembangkan dengan berhati-hati dan
dengan penuh doa di bawah bimbingan seorang pembina yang penuh kasih dan bijaksana. Dia
menghabiskan banyak waktunya pada lututnya berdoa bagi mereka.
Latihan pembina murid memakan waktu, dan menuntut usaha. Itu berarti waktu bersukacita dan
waktu penuh air mata. Itu juga berarti kehidupan Saudara.
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita;
jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita (1Yohanes 3:16).
Cara Memecahkan Persoalan
Waktu bekerja dengan orang-orang secara perseorangan dan intensif ini, beberapa persoalan
dapat timbul dalam kehidupan pembina.
Sikap memiliki. Pembina itu akan digoda mengembangkan sikap memiliki, yaitu sikap suka
menguasai. Biasanya hal itu terlihat dalam istilah-istilah yang dipakainya seperti "orang saya,"
"team saya," "orang-orang yang saya bina." Dalam Perjanjian Baru, Walaupun Paulus dan rasul-
rasul lainnya merasa dekat kepada orang-orang yang mereka layani dan kadang-kadang
menyebut mereka sebagai "anak-anak kecil," tetapi juga mereka mengingatkan orang-orang itu
bahwa sebenarnya mereka milik Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang Kristus, bukan
pengikut rasul-rasul. Petrus telah mempelajari pelajaran ini dengan baik. Yesus telah
memberitahu kepadanya, Gembalakanlah domba-dombaKu (Yoh 21:16). Kemudian Petrus
menasihati para penatua untuk Gembalakanlah kawanan domba Allah (1Pet 5:2). Bukan
kawanan dombamu tetapi kawanan domba Allah.
Sikap memiliki yang bukan Alkitabiah ini dapat menghambat pertumbuhan orang-orang yang
terlibat jika pembinanya ragu-ragu memperkenalkan mereka kepada orang-orang Allah lainnya
yang dapat mempengaruhi hidup mereka. Ia dapat menjadi prihatin bahwa pelayanannya sendiri
mungkin akan kehilangan sebagian dari kemasyhurannya dalam pandangan muridnya jika
mereka melihat orang lain yang mungkin dikarunia kekuatan dan kemampuan yang tidak
dimiliki Pembina itu. Atau ia berusaha memagari muridnya supaya mereka terbatas kepada dia
dan pelayanannya.
Buta terhadap kelemahan. Persoalan yang lain ialah sikap yang menganggap semuanya selalu
baik. Pada waktu Saudara melihat perkembangan murid-murid Saudara, dan mengetahui berapa
jauh kemajuannya, dan melihat pertumbuhan keefektifannya bagi Kristus, mudah untuk
dibutakan akan kelemahan mereka. Saudara mulai melihat mereka melalui kaca mata yang
mengaburkan-- "anak saya tidak dapat berbuat salah!" Maka Saudara melakukan kebutuhan-
kebutuhan yang seharusnya Saudara menolong. Sekali lagi, memperkenalkan mereka kepada
pengamatan dan penyelidikan orang- orang rohani yang lainnya akan menolong Saudara dalam
penilaian kekuatan dan kelemahan mereka obyektif.
Pelipatgandaan kelemahan. Yesus dalam pelayananNya menunjukkan persoalan lainnya.
Seorang murid tidak lebih daripada gurunya, tetapi barangsipa yang telah tamat pelajarannya
akan sama dengan gurunya (Lukas 6:40). Orang-orang yang bekerja dengan kita akan memungut
kekuatan kita dan juga kelemahan kita. Kalau hanya saya saja yang membina seorang, mungkin
orang itu akan mengambil kelemahan saya.
Seperti yang telah dikemukakan, untuk mengataso tiga persoalan utama ini kita harus
membimbing murid kita kepada latihan dan penilaian orang lain juga. Kita memperkenalkan
orang-orang kita dengan sengaja kepada pembina-pembina lainnya yang dapat memperluas visi
mereka dan memperdalam hidup mereka. Ia adalah orang-orang yang dapat menunjukkan
kelemahan mereka yang terlewatkan oleh Saudara sendiri atau yang Saudara tak dapat
melihatnya karena keakraban Saudara kepada mereka. Penilaian dari luar ini dapat menolong
Saudara mendapatkan gambaran yang sebenarnya dari kemajuan orang-orang itu.
Dalam pembinaan jangan heran kalau sekali-kali ada kemunduruan. Kemunduran itu juga terjadi
dalam hidup orang-orang dalam lingkungan Yesus--Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Pada suatu
waktu Yohanes dan Yakobus menunjukkan sikap yang sangat membenci dan merusak--mereka
ingin memanggil api turun dari langit untuk memusnahkan suatu desa Samaria yang orang-
orangnya menolak Yesus (Lukas 9:51-55). Tiga kali Petrus menyangkali Tuhannya (Lukas
22:54-62). Di taman Getsemani tiga orang itu semuanya tertidur sementara Yesus menjalani
kesengsaraanNya (Lukas 22:45-46). Tetapi kepercayaan di dalam mereka memperoleh hasilnya,
sebab latihan yang diberikannya itu tidak sia-sia. Mereka keluar untuk meneruskan
pelayananNya dalam kuasa Roh Kudus.
Memang betul tuaiannya banyak, tetapi pekerja-pekerja -- penuai- penuai -- masih sedikit. Pada
waktu Saudara menyerahkan hidup Saudara untuk pelayanan membina murid-murid, berdoalah
agar Allah mau memungkinkan Saudara untuk menjadi teladan, bekerja dengan orang-orang
secara individu, dan memeriksalah segala persoalan yang mungkin akan timbul.
9. Latihan Bagi Seorang Pembina Murid
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar- pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus
bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:11-12).
Dalam mengembangkan pekerja-pekerja bagi kerajaan Allah, saudari bertanggung jawab kepada
Allah untuk mempersiapkan orang-orang ini bagi pelayanan mereka dalam hidup orang lain.
Saudari harus memperhatikan sikap rohanian mereka: penyerahannya, pertanggungjawabnya,
kedewasaannnya, visinya, ketrampilannya, pelayanannya dan pertumbuhan hidup mereka di
dalam Tuhan.
Saudara telah melihat Roh Kudus mengerjakan tujuan tertentu yang memungkinkan murid itu
menjadi dewasa, berpenyerahan dan menghasilkan buah (lihat Pasal 6 dan Lampiran I). Karena
kelihatannya orang itu memiliki kerinduan, karunia dan panggilan untuk terus mengambil bagian
dalam pelayanan pemuridan, maka saudara siap untuk menambahkan sifat yang lain ke dalam
kehidupannya.
Sekarang saudara ada puncak pelayanan kerohanian saudari. saudari siap meluncurkan seorang
yang rohaninya memenuhi syarat ke dalam dunia yang sudah masak untuk dituai dan penuh
jeritan manusia yang meminta pertolongan. Namun, hanya ada sedikit pekerja untuk menuai.
Dalam keadaan ini saudara harus memusatkan diri pada sejumlah hal yang akan melengkapi
orang yang sedang saudaratolong itu, sehingga memungkinkan dia untuk menjadi seorang penuai
bagi Kristus. Tujuan-tujuan yang dibicarakan dalam pasal ini merupakan suatu proses. Hasilnya
adalah seorang pekerja di ladang tuaian. Pada akhir latihannya, sifat ini seharusnya menjadi
bagian yang terpadu dalam kehidupannya.
Hati yang Mengasihi Orang
Saudara harus menolong calon pembina murid untuk mempunyai suatu hati yang mengasihi
orang. Mudah sekali untuk seorang terperangkap sehingga dia menganggap manusia sebagai alat
dan bukan sebagai tujuan pelayanan.
Saya pernah melihat pemimpin-pemimpin yang jatuh ke dalam perangkap ini. Mereka tiba di
ladang pelayanan dan mengumpulkan beberapa orang yang kelihatannya haus rohani dan
berkempuan untuk melayani. Sebenarnya para pemimpin itu tidak pernah sungguh-sungguh
mengatakan hal berikut ini, tetapi sikap mereka menunjukkannya dengan jelas: "Baiklah kamu
orang-orang yang beruntung, inilah aku. Aku telah datang ke sini dan kesulitanmu berlalu. Aku
sudah dilatih dengan baik. Aku tahu pekerjaanku, dan secara rohani aku telah masak. Aku ada di
sini untuk mengerjakan sesuatu, bukan untuk bermain-main. Allah telah memberikan suatu visi
kepadaku dan kamu adalah kuncinya untuk mencapai visi itu. Jika kamu tidak setia
mengerjakannya, visiku untuk melihat angkatan kepemimpinan yang timbul dan mulai berlipat
ganda akan terhalang. Maka marilah kita mulai. Saya tidak dapat membuang waktu."
Bagaimanakah kiranya tanggapan orang setempat-terhadap cara pendekatan semacam itu?
Mungkin ia akan berkata kepada dirinya sendiri, "Orang ini tidak sungguh memperdulikan aku.
Baginya aku tidak penting sebagai seorang pribadi. Ia tidak memiliki kasih kepadaku sama
sekali. Ia hanya ingin menggunakan aku, bukan bersekutu dan menolongku. Ia sama sekali tidak
memiliki hati yang mengasihi saya."
Hal itu dapat mematikan. Sebab pelayanan kita tidak dirancangkan untuk memperalat orang
tetapi untuk menolong orang. Saya mendengar seorang teman saya menyatakan alasan mengapa
ia berkecimpung dengan Skip Gray dalam pembinaan pemuridan. Katanya karena ia mengetahui
bahwa Skip mengasihinya, memperhatikan dia sebagai seorang pribadi, dan sungguh
memperhatikan hati seseorang. Skip tidak datang untuk mempergunakan dia, tetapi untuk
menolong dia menjadi murid yang dewasa, setia, berbuah, dan berlipat ganda. Sikap ini
memantulkan hati Rasul Paulus pada waktu ia mengatakan, Tetapi kami berlaku ramah di antara
kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam
kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi
juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi (1Tesalonika 2:7-8).
Gairah akan Visi Pelipatgandaan
Hal kedua yang harus Saudara lakukan ialah menolong calon pekerja mengembangkan gairah
akan visi pelipatgandaan. Bukan saja manusia itu indah di pandangan Allah, tetapi mereka
memiliki kemampuan yang luar biasa bagi Allah. Allah ingin melipatgandakan hidup dan
pelayanan murid kita. Kita harus menolong calon-calon pekerja melihat pentingnya seorang
individu, kemampuannya bagi Allah, dan betapa banyak orang dapat menjadi murid dan pembina
murid melalui dia.
Sebuah contoh yang luar biasa dari prinsip ini terdapat dalam pelayanan Paulus. Ketika aku tiba
di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk
pekerjaan di sana. Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudariku
Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia (2Korintus 2:12-13).
Apakah Paulus ditugaskan untuk mengkhotbahkan Injil? Ya, Kristus menampakkan diri
kepadanya dan menugaskan dia, untuk membukakan mata mereka, supaya mereka berbalik dari
kegelapan kepada terang dan dari kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka
kepadaKu memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan
untuk orang-orang yang dikuduskan (Kisah 26:18).
Apakah Paulus terbeban untuk mengkhotbahkannya? Ya, sebab ia menceritakan kepada orang-
orang di Korintus, Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk
memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil (1Korintus 9:16).
Apakah ia datang ke Troas untuk memberitakan Injil? Ya, Apakah Tuhan mebuka pintu pintu?
Ya. Tetapi apakah yang dilakukan Paulus? Ia meninggalkan pintu kesempatan yang terbuka
untuk mencari Titus. Ia meninggalkan kota yang pintunya terbuka lebar untuk mencari seorang!
Mengapa ia berbuat demikian? Ada dua alasan. Pertama, Titus baru saja mengunjungi orang-
orang Kristen di Korintus, dan Paulus sangat ingin tahu keadaan kerohanian mereka. Kedua, ia
tidak tahu di mana salah satu dari muridnya itu berada, dan ia merasa prihatian. Titus penting
baginya. Apakah dia lebih penting baginya. Apakah dia lebih penting daripada seluruh kota
Troas? Tampaknya demikian.
Paulus sadar jika sesuatu terjadi pada Titus, pelayanannya akan menderita kemuduran yang
parah. Bagi Paulus, orang itu lebih penting pada khalayak ramai, sebab pelipatgandaan orang
adalah kunci untuk menjangkau orang banyak. Jika ia dapat menolong Titus terus maju dan
bertumbuh, pekerjaan Kristus akan maju lebih pesat.
Pada waktu Saudara mempelajari firman Tuhan, Saudara akan menemukan bahwa perhatian
Allah selalu terarah pada seseorang secara pribadi. Orang-orang banyak itu selalu diperhatikan
oleh Allah, tetapi kelihatannya mereka merupakan latar belakang dari panggung kekekalan.
Yang dipusatkan dipanggung selalu merupakan latar belakang dari panggung kekekalan. Yang
dipakai Allah untuk pelipatgandaan pelayanan. Ia tahu jika ada seorang Yosua atau Gideon atau
Musa atau Daud atau Paulus, orang banyak akan dapat dijangkau dan menerima petunjuk dan
pertolongan yang diperlukan.
Sikap sebagai Pelayan
Hal ketiga yang perlu Saudara lakukan ialah menolong calon pembina murid mengembangkan
dan memperdalam sikapnya sebagai seorang pelayan. Dalam kedudukannya sebagai seorang
pekerja Kristus, penting sekali baginya untuk menunjukkan sifat ini. Dan sisa hidupnya ia harus
mengesampingkan dirinya sendiri. Ia harus mengurangi haknya sendiri pada waktu ia melayani
orang lain. Ini adalah ciri khas utama Yesus. Karena anak manusia juga datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani orang lain.
Ini adalah ciri khas utama Yesus. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang
(Markus 10:45). Bagi seorang pengikut hal itu merupakan sifat yang diwajibkan. Sering Allah
meminta dia untuk mengebawahkan kepentingannya sendiri kepada pelayan Kristus dan kepada
pelayan orang lain. Sikapnya yang paling dasar hendaknya seperti Yohanes Pembaptis, yang
mengatakan tentang Yesus, Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil (Yohanes 3:30).
Dua hal diperlukan bagi orang yang mau menjadi pelayan yang baik: hasrat dan latihan.
Anggota Penting Dalam Regu Pemuridan
Saudara harus menolong calon pekerja belajar menjadi bagian team yang menjadikan orang
murid. Ia harus melihat dirinya sendiri sebagai salah satu kendaraan dalam iringan konvoi. Ia
harus mengetahui bahwa setiap perbuatan akan mempengaruhi pekerjaan dari keseluruhan team
itu. Ini merupakan salah satu hal yang paling sukar untuk dipelajari dalam pemuridan. Manusia
itu merupakan individu dan lebih senang menjalankan haknya secara individu. Salah satu
persoalan yang paling besar yang pasti akan dihadapi oleh seorang pemimpin ialah keengganan
orang untuk bekerja bersama-sama sehingga mencapai tujuan. Doa yang tekun dan bimbingan
yang lemah lembut dan penuh kasih diperlukan untuk melibatkan orang bersama-sama dalam
pelayanan pemuridan itu.
Unsur-unsur team yang menjadikan murid. Hal-hal apa saja yang diperlukan dalam membuat
suatu team di mana-mana anggota-anggota bekerja dengan baik satu dengan yang lainnya?
Empat hal diperlukan dalam pembentukan dan keberhasilan suatu team pemuridan.
1. Penyelidikan Alkitab. Libatkan orang yang sedang bekerja dengan Saudara dalam
penyelidikan Alkitab yang berbobot. Saudara harus mempunyai standar yang masuk akal.
Misalkan setiap orang harus menyelesaikan penyelidikan pada waktunya, ikut dalam setiap
pertemuan, dan dengan bebas menceritakan pengalamannya kepada teman lainnya. Setiap
anggota mempelajari bagian dari Alkitab yang sama dan menyiapkan pelajarannya sesuai dengan
rencana yang ditentukan.
Orang-orang yang mengambil bagian ini harus mengambil sedikit waktu pada permulaan
pelajaran untuk saling menyebutkan ayat hafalan yang telah ditunjukkan oleh Roh Kudus ketika
mereka mempelajari Alkitab dan apa yang terkesan kepada mereka untuk dipakai dalam hidup
mereka sebagai satu team.
2. Doa. Anggota-anggota team harus berdoa bersama-sama. Pusatkan doa Saudara pada
pelayanan itu. Doakan mereka yang telah Saudara beri kesaksian tetapi yang sampai sekarang
belum menerima Kristus. Doakan mereka yang Saudara harapkan untuk menerima Injil. Doakan
orang-orang Kristen baru dan yang telah mulai pada langkah pemuridan. Doakan keperluan
pelayanan itu. Berdoalah agar Allah membangkitkan pekerja- pekerja yang secara rohani
memenuhi syarat dari kelompok Saudara untuk pergi sampai ke ujung bumi dengan Injil.
3. Bersaksi. Ceritakan iman Saudara kepada orang lain sebagai satu team. Sewajarnya setiap
orang akan bersaksi secara perorangan di tempat ia bekerja dan di lingkungannya yang ia
pengaruhi: di antara teman-teman, sanak keluarga, dan para tetangga. Tetapi baik juga kalau
teamnya pergi bersama dalam rencana yang ditentukan di gereja atau usaha kesaksian bersama
yang lainnya.
4. Ramah tamah dan bersantai. Pada suatu konperensi seorang pembicara memberitahu kami
bahwa bentuk perkenalan yang tertinggi ialah dengan mengadakan waktu bersantai bersama.
Bermain bola basket, bola voli dan olah raga lainnya dapat mempersatukan hati. Bekerja dalam
suatu proyek di gereja, pergi bersama-sama mengumpulkan dana sosial--semua ini dapat dipakai
oleh Tuhan untuk membentuk kesatuan dan kemampuan untuk bekerja sama sebagai suatu team.
Kesatuan dalam team menjadikan orang murid. Sifat suatu team ialah kesatuan. Bukan kesamaan
pendapat, tetapi adanya bersamaan dalam hati. Maka penting sekali bagi orang-orang itu supaya
bertanggung jawab kepada suatu sasaran yang dapat mendebarkan hati dan menggairahkan
semangatnya. Umpamanya: Untuk menolong memenuhi amanat Kristus dengan melatih pembina
murid yang melipatgandakan diri. Sasaran itu harus merupakan sesuatu yang menantang
penyerahan hidup murid-murid Saudara, sesuatu yang penting, berharga dan agung--seperti
Amanat Agung.
Orang-orang akan bersatu jika mereka terikat dengan suatu usaha yang mulia, khususnya jika di
dalamnya ada petualangan atau pengorbanan. Paulus berkata, teguh berdiri dalam satu roh, dan
sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil (Filipi 1:27). Pengenalan tujuan,
jika kita sungguh-sungguh menyerahkan diri, dan membimbing kepada persatuan roh. Orang-
orang rohani yang mempunyai satu gol merasa bahwa mereka dikuatkan dan di dorong oleh
suatu kekuatan dan gairah yang di luar kemampuan mereka.
Tuhan Yesus mendoakan kesatuan kita. Ia memohon, Supaya mereka semua menjadi satu, sama
seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam
Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yoh 17:21). Kesatuan
kita dengan Kristus menghasilkan kesatuan dengan yang lain dan memungkinkan kita untuk
menjadi saksi yang benar kepada dunia.
Beberapa tahun yang lalu saya menyelidiki Kisah Para Rasul ayat demi ayat. Saya mencari
rahasia keberhasilan gereja yang mula-mula. Saya kagum oleh pernyataan-pernyataan seperti,
Kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu; orang-orang yang mengacaukan seluruh
dunia; dan semua penduduk Asia mendengar Firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang
Yunani" (Kisah 5:28; 17:6; 19:10).
Apa yang menyebabkan mereka berpengaruh sedemikian rupa pada dunia mereka? Sesudah
penyelidikan yang agak lama dan penuh doa, saya berkesimpulan bahwa hasilnya itu karena dua
hal: kesatuan dan pengorbanan. Penulis sering mmenyebutkan bahwa mereka seia sekata,
sepikiran, satu roh, dan satu hati.
Kasihnya membimbing mereka kepada kesatuan roh, dan mereka rela memberikan apa yang
mereka miliki--uangnya, ladangnya, barangnya, hidupnya--supaya pekerjaan itu dapat
diselesaikan. Pengorbanan merupakan pengalaman hidupnya yang wajar.
Dalam kitab-kitab Injil, kesatuan diungkapkan dengan cara lain juga. Yesus berkata, Dan lagi
Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga,
permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di surga (Mat 18:19). Kata sepakat
dapat digambarkan dengan sebuah paduan suara. Dalam musik paduan suara. Dalam musik
paduan suara adalah suatu harmoni dari nada dan suara yang berbeda. Tidak semua penyanyi di
dalam paduan suara menyanyikan nada yang sama pada waktu yang bersamaan dan dengan
kekuatan yang sama pula. Juga bukan berarti bahwa setiap penyanyi dapat membunyikan suara
semuanya. Melainkan koor itu merupakan perpaduan yang indah dari nada-nada yang
menciptakan bunyi yang betul sehingga menyenangkan untuk didengar.
Pikirkanlah team pemuridan Saudara sebagai suatu paduan suara. Setiap orang merupakan
seorang pribadi, bukanlah patung plastik yang di bentuk dari cetakan yang sama satu dengan
yang lainnya. Setiap orang membuat sumbangannya yang unik sesuai dengan karunia dan
panggilannya dari Allah.
Rasul Paulus menggambarkan kesatuan Kristen dengan tubuh (Efesus 4:15-16). Gambaran itu
menunjukkan bagian-bagian tubuh yang bekerja sama dalam suatu harmoni. Ditunjukkannya
sikap saling ketergantungan. Setiap anggota berfungsi sendiri-sendiri tetapi saling berhubungan
dengan yang lain. Mata dan telinga masing-masing mempunyai sumbangannya yang vital;
demikian juga tangan dan kaki. Kita saling melayani; kita saling melayani dalam suatu harmoni
(Juga lihat 1Korintus 12-14 mengenai harmoni ini.)
Pelayanan pemuridan akan jauh lebih efektif jika dilakukan oleh suatu team. Ada kekuatan
dalam suatu usaha bersama-sama. Bekerja bersama-sama dalam satu regu adalah salah satu kunci
untuk membuka dan melepaskan kuasa Allah. Tuhan akan menunjukkan kegembiraanNya
dengan memberkati sekelompok orang Kristen yang bersatu dan menjalankan tugasnya bersama-
sama di dalam kasih.
Team itu harus terlihat seperti regu sepak bola bukan seperti petinju. Usaha tinju itu dilakukan
oleh perseorangan dan teman-teman lainnya dalam team itu hanya mendukung dengan sorakan.
Di dalam sepak bola harus ada usaha bersama dari team itu--kesebelas orang itu harus bekerja
bersama dan mengikuti aba-aba dalam permainannya.
Demikian gambaran dari pengaruh gereja yang mula-mula dalam Kisah Para Rasul. Itulah yang
Allah kehendaki agar dilakukan oleh Saudara beserta team pemuridan Saudara sekarang. Adapun
kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang
berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah
kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian
tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-
limpah. (Kisah 4:32,33).
Sikap Sukarela
Sifat kelima yang harus diperkembangkan di dalam kehidupan seseorang ialah sikap sukarela.
Kesukarelaan adalah sikap seorang Kristen. Yesus tidak menjerit-jerit dan memberontak pada
waktu menuju ke kayu salib. Ia pergi ke Yerusalem dan mengetahui apa yang akan dihadapinya
(Markus 10:32-34).
Ia pergi ke Yerusalem sebagai seorang sukarelawan. Ia menyerahkan hidupnya dengan
kamauanNya sendiri. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawaKu untuk
menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari padaku, melainkan Aku
memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa
mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu (Yohanes 10:17,18).
Bagi seorang yang mau terlibat dalam pelayanan menjadikan orang murid, sikap sukarela
merupakan suatu keharusan. Orang yang setengah hati tak dapat seorang yang sungguh-sungguh
sukarela terdapat dalam Yesaya: Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan
Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: " Ini aku, utuslah aku!"
(Yesaya 6:8). Inilah semangat yang kita semua butuhkan.
Teladan Baik
Berhubung calon-calon pekerja itu harus mengajar kebenaran Kristus dan kehidupan Kristen,
maka ia harus menghayati dalam kehidupannya sendiri. Ia harus memberikan teladan bagi
mereka yang dibinanya. Supaya dapat menolong orang lain hidup dalam disiplin kehidupan
Kristen, kita sendiri juga harus mempraktekkannya. Allah tidak memakai orang yang kehidupan
doanya lemah untuk menolong orang lain menjadi seorang yang kuat dalam doa.
Jika ia ingin menolong orang lain mengadakan waktu untuk renungan pribadi dengan tetap, ia
harus bertemu dengan Tuhan secara teratur. Paulus mengatakan, Dan apa yang telah kamu
terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.
Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu (Filipi 4:9). Ia mengajak orang
Korintus. Jadilah pengikutKu, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (1Korintus 11:1).
Meninggalkan seseorang itu bukanlah pekerjaan seorang pemimpin. Ia bertugas untuk menolong
orang lain melakukan pekerjaan yang terbaik. Pembina itu harus memberi petunjuk dan
membimbing, bukan hanya memberi kesan. Ia bertugas untuk menolong murid berlomba dengan
tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita (Ibrani 12:1).
Seorang Saksi yang Berhasil
Saudara harus menolong calon pembina murid itu menjadi seorang saksi yang berhasil. Mudah
sekali bagi seseorang, jatuh ke dalam perangkap bersekutu dengan orang Kristen saja dan tidak
terlibat dalam perjuangan bagi jiwa manusia. Jika ia tetap giat menceritakan Injil kepada yang
lain, ada tiga hal ayang akan terjadi.
1. Jumlah orang percaya baru akan bertambah.
2. Ia menjadi teladan kepada murid lainnya.
3. Ia akan menarik orang-orang yang bersama untuk melanjutkan latihannya supaya menjadi
pekerja-pekerja Yesus Kristus.
Jika ia tidak tetap giat, ia akan mulai melalaikan bagian-bagian yang penting dalam kehidupan
Kristen, sebab mudah tenggelam ke dalam persoalan-persoalan penting yang lain.
Istri saya dan saya pernah mempunyai pengalaman yang melukiskan itu. Kami pernah pergi ke
sebuah rumah makan. Pada waktu itu hanya kami yang menjadi tamu. Kami memesan makanan
kami. Kami menunggu dan menunggu. Kemudian keluarlah seorang pelayan wanita yang
bingung. Dia datang ke meja kami dan berkata, "Wah, pak, makanan bapak akan segera
disediakan."
"Baiklah," kata saya, "Kami tidak terburu-buru." Maka ia meninggalkan kami.
Sesudah agak lama ia muncul kembali. "Oh, pak," katanya sambil meremas-remas tangannya,
"segera makanan bapak akan sampai."
"Tidak apa-apa, kami tidak tergesa-gesa, jangan bingung."
Dengan tergesa-gesa ia masuk dan kembali lagi sesudah lama menunggu. Masih meremas-remas
tangannya ia berkata, "Pak, sebentar lagi saja."
Saya tersenyum. "Baiklah."
Tetapi ia masih kelihatan bingung sekali. Maka saya coba menenangkan dia, "Nah, saya sedang
duduk bersama kekasih saya di sebuah rumah makan yang bagus. Maka tidak ada alasan untuk
tergesa-gesa."
Ia kelihatan lebih tenang, tetapi saya ingin tahu apa sebabnya. "Sebetulnya, bukan karena saya
sudah lapar atau akan meninggalkan tempat ini, tetapi saya ingin tahu apakah sebabnya sehingga
pesanan kami itu sedemikian lamanya belum juga selesai dibuat?"
"Aduh pak," katanya "tukang masaknya lupa memasaknya." Saya menjadi heran sekali. Mana
mungkin lupa? Maka saya bertanya pula, "Saya ingin bertanya, mengapa rumah makan ini
menggaji seorang tukang masak? Apa tugasnya?"
"Memasak," jawabnya.
"Memang begitu," kata saya. "Lalu bagaimana dia dapat lupa memasak pesanan saya?"
"Yaah," jawabnya, "soalnya besok peninjau bagian kesehatan dari pemerintah akan kemari, dan
semua orang sibuk membenahi dapur. Mereka sedang membersihkan lantai, dinding,
membersihkan panci-panci dan kuali juga, membereskan kompor untuk siap diperiksa."
Saya bisa mengerti. Saya juga pernah melihat hal yang sama terjadi di gereja. Orang-orang sibuk
dengan soal-soal mereka sehingga lupa akan tujuan yang utama.
Kata-kata Yesus yang terakhir masih tercatat: Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8).
Seorang Pemimpin Pelajaran Alkitab
Berhubung banyak pekerjaan dari calon pembina murid itu akan dilakukan dalam suasana
kelompok penyelidikan Alkitab yang kecil, maka Saudara harus menolong dia untuk menjadi
seorang pemimpin pemahaman Alkitab. Pada waktu ia memimpin penyelidikan itu, sebagian dari
anggota itu akan bersedia untuk mengadakan waktu pertemuan secara pribadi bersama dengan
dia. Jika ia merencanakan pelajaran itu dengan teliti, mendoakannya dengan setia, dan
memimpinnya dengan efektif, kelompok kecil itu dapat menghasilkan murid-murid dan pembina
murid.
Dua hal terjadi dalam hidup manusia pada waktu Yesus membuka Firman Tuhan bagi mereka;
pikiran mereka dibuka dan hati mereka berkobar- kobar (Lukas 24:32,45). Oleh sebab itu, calon
pembina murid itu harus mengerjakan pekerjaan rumahnya, berdoa, dan bersiapsedia untuk
memimpin kelompoknya karena penyelidikannya sendiri yang dalam dan menyeluruh. Ia juga
harus menceritakan penerapannya--keterlibatan hati dan hidupnya sendiri dalam kebenaran itu.
Pengetahuan saja tidaklah cukup. Kebenaran Allah harus dihidupkan oleh kuasa penerapan dari
Roh Kudus.
Dwight Hill adalah seorang pemimpin dari suatu program latihan bagi para mahasiswa. Saya
bertanya kepada salah seorang dari stafnya bagaimana keadaan Dwight.
"Ia hebat sekali," kata orang itu. "Sungguh mentakjubkan melihat dia bekerja. Dan terlebih lagi,
pada waktu ia duduk di bawah pohon dengan seorang lain dan membuka Alkitabnya, ada sesuatu
yang terjadi!"
Itulah tandanya dari seorang pemimpin pelajaran Alkitab. Bila ia mengumpulkan kelompoknya
bersama-sama dengan Alkitab yang terbuka, sesuatu akan terjadi. Mereka meninggalkan
pelajaran itu dengan hati yang ringan dan bermotivasi.
Seorang yang Peka Terhadap Orang Lain
Tujuan yang kesembilan ialah menolong orang yang Saudara biana itu supaya peka terhadap
orang lain. Ia berkomunikasi dengan orang lain dengan perkataannya, sikapnya, dan
perbuatannya--apa yang dikatakan dan bagaimana ia mengetakannya, apa yang dilakukan dan
bagaimana ia melakukannya. Ia harus belajar bagaimana mengatakan hal yang benar dalam cara
yang betul pula pada waktu yang tepat. Ia harus belajar bagaimana melakukan sesuatu yang
benar dalam cara yang betul dan pada waktu yang tepat.
Rasa peka Yesus terhadap orang lain merupakan teladan yang paling utama. Pendekatannya
kepada Zakheus (Lukas 19:1-10) berbeda dengan pendekatannya kepada wanita Samaria di dekat
sumur (Yohanes 4:2-42). PerlakuanNya terhadap Andreas tidak sama dengan perlakuanNya
terhadap Petrus (Yoh 1:35-42). Undangannya kepada orang-orang untuk mengikut Dia tidak
selalu sama. (Bandingkanlah Mat 11:28-30 dengan Luk 9:23-26). Ia menghadapi setiap keadaan
dengan kata-kata yang tepat dan dalam cara yang tepat pula. Tidak ada cara pendekatan yang
mutlak. Ia tidak akan meneroboskan manusia dengan metodeNya seperti sebuah tank. Melainkan
ia mempunyai rasa sebagai seorang seniman yang menciptakan karya yang penuh dengan
keindahan.
Kepekaan terhadap suasana kadang-kadang akan menyebabkan Saudara untuk tidak mengatakan
apa-apa. Pada lain peristiwa hal itu akan menyebabkan Saudara untuk langsung terjun di tengah-
tengah situasi itu. Kepekaan terhadap pengorbanan dan keperluan orang lain jangan dengan
perasaan sentimentil. Tidak ada perasaan sentimentil dalam kehidupan Yesus, tetapi rasa belas
kasihanNya menonjol. Pada satu babak dalam pelayananNya ia didatangi oleh seorang yang
telah ditipu saudaranya. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah
kepada Saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku" (Luk 12:13).
Mungkin orang lain mau menghibur orang itu dengan kata-kata halus dan kalimat yang
sentimentil. "Oh, kau orang yang malang! Kasihan kau telah ditipu oleh kakakmu. Tetapi, yah
sudahlah, nanti semuanya akan beres." Tetapi Yesus tidak berbuat demikian.
Jawabannya baik sekali, penuh dengan kasih, bukan semata-mata sentimentilitas murahan.
Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu? ....
Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-
limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari kekayaannya itu. (Lukas 12:14-15).
Tujuan Yesus adalah untuk menolong orang-orang itu. Persoalan mereka adalah ketamakan.
Sehingga ia menghadapi keduanya dan mencoba untuk mengangkat tingkat pengertian mereka
mengenai masalah keserakahan. Yang seorang mempunyai uangnya; yang lain menghendakinya.
Yesus mencoba mengangkat keduanya kepada tingkat pengertian yang lebih dalam.
Kata-kata dapat menyengat dan melukai tetapi dapat pula menyembuhkan. Seorang yang
bijaksana hendaknya mengerti bagaimana memberi dan menerima teguran (Lihatlah Amos 9:8-
9).
Salomo berkata: perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di
pinggan perak (Amsal 25:11).
Seorang Pemikir
Tujuan terakhir pada waktu Saudara melatih calon pembina adalah menolong mereka untuk
berpikir. Seorang pengusaha berkata "Saya dapat menyuruh seseorang untuk mengerjakan apa
saja kecuali dua hal: berpikir dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan
kepentingannya."
Belajar berpikir ialah belajar untuk selalu siaga, selalu memperhatikan, dan selalu berjaga.
Salomo adalah seorang yang penuh perhatian dan seorang pemikir. Aku melalui ladang seorang
pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi. Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak,
tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh. Aku memandangnya, aku
memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran" (Amsal 24:30-32). Ia
melihat...dan belajar.
Orang yang hanya mengharapkan suapan dari orang lain akan kehilangan banyak pelajaran yang
berharga di dalam hidup ini. Jadi berusahalah agar orang-orang yang Saudara ajar untuk
memuridkan orang lain, sadar dan waspada akan apa yang sedang terjadi disekelilingnya.
Tolonglah mereka agar dapat berpikir secara teliti tentang konsekwensi tindakan mereka. "Jika
hal ini kukerjakan, apakah akibatnya? Jika akibat itu memang terjadi, apakah yang akan
berlangsung? Apakah hasil itu yang memang kita inginkan? Tidak? Kalau begitu jangan
mengikuti cara tadi, ambil jalan lain."
Dengan kesepuluh tujuan dalam latihan tersebut, Saudara sudah bergerak dalam kawasan sikap,
kehidupan pribadi, pertumbuhan rohani, dan ketrampilan pelayanan pembina murid yang
berpotensi. Ketika Saudara memeriksa daftar tujuan tersebut, Saudara dapat menambahkan atau
menghilangkan beberapa tujuan. Sasaran-sasaran itu bukanlah suatu hal yang tidak bisa berubah-
ubah lagi, melainkan suatu gambaran yang menyeluruh yang berisi sifat-sifat tertentu yang
diperlukan untuk memperlengkapi penuai-penuai.
Dalam Pasal 6 dan Lampiran I kita telah memeriksa tujuan-tujuan latihan yang merupakan
proses pembinaan seorang yang bertobat sampai menjadi seorang murid yang menghasilkan
buah, membaktikan diri, dan menjadi dewasa secara rohani. Kesepuluh tujuan dalam pasal ini
adalah bagian dari proses yang melengkapi seorang murid sehingga dia menjadi seorang
pembina murid yang menyerahkan diri, berpengetahuan dan produktif. Perhatikanlah gambaran
proses ini di dalam 151.
Dalam bagan E kita dapat melihat orang dalam perspektifnya. Ia sekarang telah diperlengkapi
untuk menginjili orang, menghasilkan orang yang percaya, dan Kemudian membina orang
Kristen baru untuk menjadi murid Yesus.
Mungkin berharga kalau Saudara memikirkan kembali setiap tujuan ini sama seperti Saudara
telah memikirkan tujuan-tujuan latihan murid (Pasal 6; Lampiran I). Buatlah penilaian Saudara
sendiri; sebutkan tujuannya; daftarkan kegiatan yang akan Saudara pergunakan; mencari bahan
tambahan; dan tuliskan bahan Alkitab yang akan Saudara gunakan.
BAGAN CARA MELIPAT GANDAKAN PELAYANAN

PENGINJILAN PEMBINAAN MURID
(Mar 16:15) (Kolose 2:6-7)
Bersaksi Calon Membimbing Murid
*--------> Murid -------------------> |
** * TUJUAN - TUJUAN * |
* * * PEMBINAAN * | Melatih P
* * * * Tujuan- | Secara E
* * * * Tujuan | Perseorangan N
* * * * Pengarahan | G
* * * |Ef 4:11-12
* * * | A
* * | R
* * | A
* * V H
* <== * * * * pembina A
murid N

10. Perlunya Kepemimpinan
Ia menetapkan duabelas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutusNya memberitakan Injil
(Markus 3:14).
Agar supaya dapat melipatgandakan pelayanan pembinaan murid, seseorang yang telah menjadi
murid dan telah menjadi seorang pembina murid haruslah mengambil satu langkah lagi. Ia harus
menjadi seorang pemimpin. Babak terakhir dalam perkembangan seseorang untuk pelayanan ini
ialah kepemimpinan.
Namun hal ini bukanlah berarti jika nanti ia menyelesaikan pelajaran-pelajaran mengenai
kepemimpinan ini bahwa ia akan berhenti bertumbuh dan berkembang. Tidak, karena
pertumbuhan merupakan proses seumur hidup. Kita tidak akan pernah tamat selama kita hidup
(1Yohanes 3:1-3). Saudara telah menyaksikan bagaimana perkembangan langkah seseorang dari
bertobat sehingga dia menjadi seorang murid. Saudara telah menyaksikan prosesnya sehingga ia
menjadi seorang pembina murid--seseorang yang mengetahui bagaimana menjadikan seorang
murid dan yang mengambil bagian dalam team pemuridan Saudara. Sekarang ada satu langkah
lagi yang harus ditempuhnya. Saudara harus memeriksa orang-orang yang ada dalam team
Saudara kalau-kalau ada satu atau dua orang dalam kelompok yang perlu dibimbing lebih lanjut.
Adakah di antara mereka yang mempunyai bakat, kemauan dan panggilan dari Allah untuk
menjadi pemimpin dalam pelayanan pemuridan ini? Adakah mereka yang dapat mengerjakan
apa yang sekarang Saudara lakukan? Jika ada, maka mereka perlu menerima latihan
kepemimpinan secara khusus supaya mampu melaksanakan tugasnya kelak.
Saudara perlu juga menyadari baik-baik bahwa yang dimaksudkan di sini bukanlah orang yang
nanti akan menjadi pekerja Kristen sepenuh waktu tetapi itu bukanlah tujuan utama. Ada banyak
orang awam yang merupakan pemimpin pelayanan sepenuh waktu tetapi itu bukan tujuan utama.
Ada banyak orang awam yang merupakan pemimpin pelayanan pemuridan yang terbaik di dunia
dewasa ini. Mereka sangat dihargai oleh para pekerja Kristen sepenuh waktu yang memang
mengenal mereka dan yang kerap kali mengundang mereka untuk melatih para pendeta dan
utusan Injil dalam pelayanan semacam itu. Mereka punya pekerjaan lain untuk penghidupannya.
Tetapi hidup mereka ialah memimpin suatu team pembina murid Kristen.
Dua kata kunci dalam memperkembangkan pemimpin kelompok pemuridan adalah pemilihan
dan waktu. Kita akan memeriksanya dengan cermat.
Pentingnya Pemilihan
Saudara telah melayani pekerja yang berpotensi itu selama berbulan- bulan bahkan mungkin
bertahun-tahun. Saudara mengenalnya sejak ia masih menjadi petobat baru. Saudara
membentuknya dengan jalan menolongnya sehingga ia menjadi murid yang berbuah,
berpenyerahan dan berhasil. Saudara memperlengkapinya dengan memberikannya latihan agar ia
menjadi sorang pembina seorang pembina murid. Sekarang merupakan titik kritis dalam
kehidupannya. Apakah Allah sedang memimpinnya untuk mengambil langkah yang berikutnya,
untuk menjadi pemimpin team orang-orang yang mampu menjadikan orang lain murid Yesus?
Paling sedikit ada ciri khas dalam seorang pemimpin. Saudara perlu mencari ciri-ciri khas itu di
dalam diri seorang calon pemimpin. Kemungkinan kelima hal itu tidak terdapat dalam kehidupan
seseorang. Ia tidak perlu menjadi seorang superman rohani. Namun jika ada dua atau tiga sifat
itu yang nyata, Saudara perlu berdoa dengan serius agar Tuhan menunjukkan pimpinanNya
dalam keterlibatan Saudara yang lebih jauh dengan orang itu. Hal ini menjadi lebih penting lagi
apabila Saudara ada di ladang pelayanan yang subur, sedang pekerjaannya hanya sedikit sekali.
Misalnya, Saudara sedang melayani di Indonesia. Saudara mempunyai sebuah kelompok yang
bekerja sama dengan Saudara. Saudara tahu bahwa ada jutaan orang yang tersebar di antara
ribuan pulau ini yang memerlukan pertolongan rohani. Bagaimana mereka akan
mendapatkannya?
Mungkin sekali Saudaralah kuncinya. Barangkali Allah akan memimpin Saudara untuk
memberikan latihan kepemimpinan khusus kepada pekerja Saudara sehingga mereka dapat pergi
ke pelbagai tempat dan melakukan hal yang sama seperti Saudara lakukan sekarang. Sungguh
suatu peristiwa yang mendebarkan hati ialah melihat mereka pergi menjangkau beberapa orang
bagi Kristus, terus membina orang-orang itu sehingga mereka menjadi murid yang berbuah,
berpenyerahan, dan dewasa. Dan kemudian beberapa diantaranya terus maju menjadi pembina
murid yang efektif dalam team pemuridan.
Bila memilih calon pemimpin untuk dilatih, inilah kelima ciri khas yang Saudara cari.
1. Ia mempunyai semangat berjuang. Ia tidak cepat putus asa. Ia tidak akan berpaling dan lari
pada waktu melihat gejala perlawanan pertama. Tidak pula ia berhenti karena rintangan pertama.
Ia maju terus dengan penuh gairah dan suatu sikap positip, berserah dan beriman, tanpa
memperdulikan perlawanan, rintangang dan pencobaan dalam keterlibatannya menjalankan
Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus.
Ia mencerminkan jawaban Paulus terhadap pernyataan Roh Kudus bahwa penjara, kesengsaraan
dan kesulitan akan menantinya. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun, asal saja
aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus
kepadaku untuk memberi kesaksian tentang tentang Injil kasih karunia Allah (Kisah 20:24).
Ia sadar bahwa lorong yang harus ditempuh sukar. Ia sadar bahwa akan ada oposisi. Ia dengan
rela berusaha mencapai tujuan panggilan Allah yang luhur (Filipi 3:14). Dengan senang ia akan
bersiap dan mempertaruhkan nyawanya demi peperangan iman.
Ia menerima jalan kesengsaraan. Sebab kepada kamu dikaruniakan buka saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 1:29). Carilah orang yang
berjiwa demikian, karena seorang pemimpin akan terus berjuang ketika yang lainnya mandeg.
2. Ia mampu menemukan dan mendapatkan orang yang telah membuktikan diri. Hal ini penting
karena akan menentukan dengan team macam apa ia akan mulai. Ia harus membedakan di antara
orang yang efektif dengan orang yang baik. Ia harus mampu menunjukkan dan mendapatkan
orang-orang yang berhasil dalam pelayanannya. Mengapa hal itu penting? Sebab jika ia harus
mengumpulkan orang-orang yang belum dapat berinisiatip, orang-orang yang diharapkan tidak
akan muncul.
Pada suatu hari saya berbicara dengan seorang dokter muda yang mempunyai kerinduan di
dalam hatinya untuk melayani. Ia mengatakan bahwa ia sedang merencanakan untuk membagi
waktu dan perhatian yang lebih bayak kepada satu orang tertentu. Saya bertanya apakah orang
tersebut merupakan macam orang yang dibutuhkan dalam team pemuridannya.
"Bukan," jawabnya, tetapi ia adalah satu-satunya orang yang bersedia pada saat ini."
Saya memperingatkan dia agar bersabar sebentar dan memohon agar Allah akan mengirimkan
seorang yang efektif kepadanya. Puji Tuhan, Allah mengabulkan, dan sekarang terdapat berbagai
hasil dari pelayanan itu banyak orang yang sedang memimpin team-team pemuridan di Amereika
Serikat, Kanada, Amerika Latin, Asia dan Australia. Sebagian dari sukses tersebut berasal dari
percakapan pendahuluan itu yakni untuk menunggu munculnya orang yang tepat.
Bagaimana Saudara dapat menunjukkan dan menemukan seorang yang efektif? Inilah beberaoa
syarat yang dapat dicari.
(1) Ia dapat dipercaya. Hal ini bukan berarti bahwa ia tidak pernah berbuat kesalahan. Setiap
orang dapat bersalah. Tetapi ketika ia diberikan tugas, ia akan melaksanakannya dengan baik.
Seorang nabi Perjanjian Lama menceritakan sebuah perumpamaan mengenai seorang pengawal
yang diperintahkan untuk menjaga seorang tawanan, tetapi tawanan tersebut melarikan diri.
Jawaban penjaga itu adalah, Ketika hambamu ini repot sana sini, orang itu menghilang (1Raja
20:39-40). Masalahnya ialah bahwa ia tidak dapat diserahi tanggung jawab. Tugas itu diberikan
kepada orang yang tidak dapat dipercayai.
(2) Ia dapat memanfaatkan sumber yang ada. Ia melaksanakan tugasnya dengan baik dengan apa
yang telah ia terima. Dulu Dawson Trotman senang sekali menceritakan peristiwa ketiga regu
follow-up kehabisan bahan bimbingan dalam Kampanye Penginjilan Billy Graham di London.
Seorang di antara para penasihat lari kepada Trotman dan berkata "Kita kehabisan paket Mulai
Berjalan Dengan Kristus!"
"Tidak mengapa," jawab Trotman. "Pada hari Pentakosta, mungkin para rasul pun kehabisan
bahan bimbingan ketika 3000 orang bertobat."
Mulanya orang itu tercengang tidak mengerti; namun pada akhirnya ia melihat maksudnya. Para
rasul tidak mempunyai paker Mulai Berjalan Dengan Kristus pada hari Pentakosta, tetapi mereka
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan bahan yang sedikit mereka pun dapat
melaksanakan hal yang sama di London. Dan memang mereka berhasil.
Salah seorang Hakim dalam Perjanjian Lama, Shamgar, berjuang dengan sumber yang ada
padanya. Pertempuran melawan orang Filistin sedang berkecamuk dengan hebat, dan ia tidak
mempunyai sebilah pedang pun. Jadi ia bertempur melawan musuh dengan sebatang tongkat
penghalau lembu dan membunuh enam ratus orang (Hakim 3:31).
(3) ia dapat menyesuaikan diri. Dengan panjang lebar Paulus menguraikan sifat ini kepada irang-
orang di Korintus (1Kor 9:19-23). Para pemimpin sering kali diundang untuk melakukan
berbagai macam tugas. Ia harus dapat menyesuaikan diri.
Seorang pemimpin harus menjadi seorang ahli, dan pemuridan harus menjadi hidupnya. Namun
ia harus pula dapat serba guna. Ia harus mempunyai kemampuan untuk bergerak dalam berbagai
macam situasi. Ia akan diundang untuk melayani berbagai macam golongan dan melayani
berbagai ragam orang.
(4) Ia seorang yang bersemangat. Hatinya tertuju kepada pelayanannya, dan ia menyerahkan
segala sesuatu yang ada padanya. Ia memiliki sikap seperti pemazmur ini terhadap Tuhan:
Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-
perintaMu (Mazmur 119:10).
Sifat macam ini penting untuk dimiliki. Seseorang bisa saja berbuat kesalahan-kesalahan yang
pandir. Namun jika ia sungguh-sungguh berusaha berbuat yang terbaik, maka kesalahannya
dapat diampuni. Carilah orang yang sungguh-sungguh berkeinginan, bukan orang yang hanya
berniat saja.
Pada suatu ketika saya berbicara dengan seorang muda yang sedang memimpin sebuah
kelompok pemuridan. Ia bertanya kalau-kalau saya membutuhkan teamnya untuk menolong
dalam suatu proyek pelayanan. Saya merasa bahwa tawaran itu baik sekali sehingga saya
menentukan tanggalnya. Kira-kira tiga hari sebelum saatnya tiba, ia mencari saya dan berkata,
"Pak sudah ada enam orang yang rela datang pada hari sabtu."
Saya menjawab, "baiklah." Namun kata-katanya itu agak mengganggu saya. Orang-orang itu
tersebut rela, bukan sungguh-sungguh ingin. Hal ini melawan segala sesuatu yang pernah saya
lakukan sebelumnya. Saya tidak pernah dengan sengaja terlibat di dalam suatu proyek bersama-
sama dengan orang-orang yang sukarela saja. Saya telah belajar bahwa jika seseorang bekerja
hanya karena ia harus melakukannya, ia tidak akan berbuat yang terbaik. Saya tidak ingin ada
enam orang yang bekerja namun hatinya tidak ada di situ, karena pastilah mereka akan
melakukan pekerjaan dengan ceroboh. Jadi saya menghubungi pemimpin itu kembali dan
membatalkan rencana proyek tersebut.
(5) Ia siap bekerja. Yesus tidak mengambil orang yang sedang bersantai di tepi pantai Danau
Galilea. Ia memanggil nelayan yang sedang menambal jala mereka. Berabad-abad sebelumnya
Allah memanggil Musa ketika ia sedang menggembalakan ternak di gurun dan kemudian Daud
ketika ia sedang bekerja di ladang. Pekerjaan Kristen adalah pekerjaan yang sukar.
Pernah kami mengadakan pertemuan di kantor pusat kami. Dan hadirin sedemikian besarnya
sehingga kami harus memakai ruang di tingkat empat untuk tempat loka karya. Hal itu berarti
tujuh puluh lima kursi harus diangkut dari truk di luar dan dibawa ke atas melaui empat undakan
tangga. Salah seorang memandang saya dan berkata, "Nah, ini pekerjaan berat!"
"Ya," jawab saya kepadanya, "itulah sebenarnya arti pelayanan kita, pekerjaan berat."
Jadi carilah orang yang sungguh-sungguh bekerja keras dan lebih lama. Kemungkinan orang
semacam itu memiliki bakat-bakat sebagai pemimpin.
(6) Ia waspada. Seorang pemimpin pembina-pembina murid harus selalu waspada akan keadaan
sekelilingnya. Jika gagal dalam hal ini, kemungkinan besar keefektipan pelayanannya membuat
murid akan berkurang pula.
Seorang pemain bola yang waspada tidak hanya mengikuti ke mana larinya sang bola, tetapi juga
sudut matanya akan mengawasi gerak-gerik lawan.
Seorang yang waspada tahu ke mana ia pergi dan bagaimana sampai ke tempat itu. Namun ia
tidak terlalu dibatasi oleh visinya itu sehingga ia tidak waspada terhadap kejadian
disekelilingnya. Sasarannya memang sempit namun visinya luas.
Salah satu cara bagaimana Saudara menemukan orang yang waspada adalah melalui percakapan.
Apakah ia sadar akan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya? Dapatkah ia mencari dan
mendapatkan pelajaran dari padanya? Seorang yang waspada dapat belajar dari keadaan
sekelilingnya. Orang yang tidak memiliki kemampuan ini terbatas pelayanannya dan ada di
antara golongan orang banyak yang perlu diajarkan segala sesuatu, langkah demi langkah.
(7) Ia mempunyai inisiatif. Pernah saya diundang untuk berbicara pada sebuah ritrit kaum pria.
Saat pertemuan telah tiba dan para pemimpinnya belum muncul. Salah seorang yang berada di
baris depan memandang berkeliling dan memberikan komentar bahwa waktunya telah tiba. Ia
terus menerus memandang jam tangannnya. Kami membuang waktu dari 150 orang yang sudah
meninggalkan keluarganya untuk datang ke ritrit ini. Sesudah memandang berkeliling beberapa
kali lagi, orang ini berdiri, menenangkan para hadirin, dan mulai pertemuan itu. Pada saat itulah
ia menjadi pemimpin kami.
Inisiatif adalah salah satu ciri orang yang berhasil. Ia menyadari apa yang harus diperbuat dan
mengambil langkah untuk melakukannya. Ia tidak perlu didorong, karena ia akan bertindak
sendiri. Alkitab tidak menyebutkan bahwa rasul Petrus "berencana" untuk menyampaikan
khotbah pada hari Pentakosta. Tetapi ketika ada kesempatan itu, ia siap di bawah kuasa Roh
Kudus. Ia berdiri, mengambil inisiatif, dan berkhotbah. Kita semua mengetahui akan hasilnya.
Alkitab juga tidak menceritakan kepada kita bahwa beberapa waktu kemudian Petrus
"berencana" untuk memerintahkan agar orang lumpuh di muka Pintu Elok itu berdiri dan
berjalan (Kisah 3:1-7). Tetapi ia siap, dan di dalam nama Yesus, orang Nazaret, ia mengambil
inisiatif. Kita ketahui pula hasilnya. Sifat macam ini penting sekali bagi seorang pemimpin.
(8) Ia percaya akan dirinya. Ia akan menghadapi berbagai ragam orang, dan ia harus dapat
menyesuaikan diri dengan setiap golongan. Orang-orang kaya akan mengundangnya untuk
melayani mereka; orang-orang miskin juga membutuhkan pertolongannya. Umat Allah yang
kaya dan ternama maupun yang sederhana dan papa memerlukan pelayanannya dan akan
meminta dia agar mengulurkan tangannya menolong.
Kalau hanya sanggup melayani segolongan orang tertentu saja dan menghindari diri dari yang
lain, itu bukanlah ciri pelayanan seperti Kristus. Yesus sanggup berhadapan dengan para pemuka
agama di Yerusalem dan melayani mereka secara efektif. Ia dapat pula duduk bersama-sama
orang bersahaja di Galilea dan tetap melayani secara efektif. Orang bisa menyambutnya dengan
gembira. Demikian pula ia dapat melayani secara efektif kebutuhan rohani Nikodemus, seorang
penghulu Yahudi.
Para Rasul melayani banyak orang di Yerusalem dan juga dapat menjangkau beberapa imam.
Paulus dapat melayani orang muda dan penakut seperti Timotius, dan pada waktu yang
bersamaan bersahabat pula dengan beberapa pejabat tinggi propinsi Asia.
Ke delapan sifat yang disebutkan di atas dapat menolong Saudara untuk mencari seseorang dari
antara team Saudara yang bisa dijadikan pemimpin. Setiap sifat tersebut tidaklah perlu sudah
mendarah daging dalam kehidupan orang itu, namun harus sudah kelihatan ciri-cirinya,
meskipun dalam tahap permulaan.
Saudara tidak mencari seorang superman dalam iman Kristen. Kita semua mempunyai kekuatan
dan kelemahan. Kita melakukan beberapa hal lebih baik dari yang lain. Daftar tadi hanyalah
semata-mata gambaran yang dapat Saudara anggap penting bila Saudara menemukan seorang
calon pemimpin yang dapat Saudara latih.
3. Ia bersifat stabil. Ia tahan desak-desakan yang menimpanya. Kepemimpinan itu penuh dengan
tekanan-tekanan--dari segala sisi, dari banyak orang. Ada yang positif, dan ada yang negatif.
Sebagian orang akan menuntutnya terus-menerus agar dia berbuat lebih banyak. Yang lain, yang
tidak suka akan apa yang dilakukannya akan menyerang dia.
Saya pernah melayani di sebuah kota di mana ada seorang pendeta dari gereja terbesar di kota itu
yang mempunyai tujuan untuk menyingkirkan seorang pekerja Kristen keluar dari kotanya. Ia
mengadakan tekanan yang bertubi-tubi terhadap orang ini--tuduhan palsu, bisik-bisik dan
sebagainya. Orang itu hampir tidak tahan lagi, namun ia tetap bertahan dan mengikuti panggilan
Tuhan. Di tengah-tengah perlawanan hebat itu, pelayanannya berhasil dengan baik. Banyak
orang yang dimenangkan bagi Kristus karena pelayanannya itu.
Gangguan-gangguan normal dari kehidupan sehari-hari juga akan datang--kesulitan keuangan,
persoalan keluarga, penyakit yang berlarut-larut, Daud merupakan buah hati Allah, namun ia
juga menghadapi persoalan juga--rakyatnya bermaksud merajam dia dengan batu, istrinya
melawan dia, anaknya memberontak kepadanya. Tekanan-tekanan itu ada namun ia melayani
Allah dalam generasinya.
Kemantapan merupakan sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin, dan sifat itu ada karena
mempunyai iman yang teguh akan kedaulatan Allah. Dia harus yakin bahwa Allah yang di surga
menguasai keadaan (Mazmur 115:3); bahwa segala sesuatu dikerjakan oleh Allah untuk
menghasilkan kebaikan bagi kita dan untuk membentuk kita agar lebih dekat dengan teladan
Kristus (Roma 8:28-29); dan bahwa tangan Allah sedang membentuk dan mencetak setiap
bagian kehidupan kita.
Iman adalah kunci kestabilan: kepercayaan kepada Allah sebagai Bapak yang mengasihi dan
memperdulikan kita.
4. Ia mempunyai kemampuan pengelolaan. Ia dapat merangkai orang sedemikian rupa sehingga
menjadi sebuah team. Dia adalah orang yang mengerti kebijakan sederhana bahwa dua orang
dapat mencapai hasil yang lebih baik daripada satu orang, jika mereka bersatu dan diorganisir. Ia
tahu juga bahwa hal itu benar dengan tiga, empat orang atau lebih. Proyek yang bagaimana
besarnya sekalipun dapat dibagi-bagi menjadi kesatuan kecil yang dapat berfungsi jika kita tahu
cara mengaturnya.
Salah satu rahasia untuk melihat apakah seseorang mampu mengelola atau tidak ialah dengan
melihat apakah orang tersebut mampu mengorganisasikan dirinya sendiri? Apakah ia dapat
mencapainya? Apakah ia dapat menjaga jadwal waktunya atau selalu terlambat? Apakah ia
seorang yang untung-untungan atau seorang ahli siasat? Apakah ia kelihatannya hanya
melakukan pekerjaan yang muncul dihadapannya atau ia sungguh sudah merencanakan hidupnya
sesuai dengan tujuan dan prioritas yang diberikan Allah kepadanya? Jika ia tidak dapat mengatur
dirinya sendiri, tentu saja ia tidak akan mampu mengurus orang lain.
Pengelolaan diri adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Ada enam kunci bagi pengelolaan diri.
1. Pandangan realisitik pada kemampuan pribadi.
2. Keyakinan yang kuat akan apa yang Allah ingin dilakukan.
3. Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan menurut urutan kepentingannya.
4. Akal sehat untuk memberikan waktu luang di antara dua proyek, dengan menyadari
bahwa seringkali pekerjaan memakan waktu lebih daripada yang sudah direncanakan,
dan juga selalu timbul gangguan yang tidak kite perkirakan sebelumnya.
5. Kesetiaan mengatur waktu bersama dengan Allah dan memprioritaskan keluarga.
6. Belajar bagaimana dapat fungsi dengan fleksibilitas tertentu yang dipusatkan kepada
manusia dan bukan berpusatkan proyek. Tak seorang pun dapat menjadi pemimpin yang
baik jika ia mementingkan proyek lebih daripada orang.
Yang berikut ini adalah enam peraturan dasar yang dapat menolong seseorang
mengorganisasikan sebuah proyek atau suatu kegiatan.
1. Jelaskan tujuan secara tepat dengan istilah yang tertentu.
2. Bagilah tujuan itu menjadi kesatuan-kesatuan yang dapat dikerjakan dan ditangani.
3. Bentuklah suatu organisasi yang akan menolong setiap untuk melaksanakan bagiannya.
4. Isilah posisi-posisi penting dengan orang-orang yang terlatih.
5. Berikanlah kekuasaan penuh kepada mereka untuk melaksanakan tugasnya.
6. Awasi mereka dan perhatikan apakah mereka tetap berada pada tugas utamanya.
5. Ia mempunyai rasa penilaian dan daya cipta. Kedua hal ini ditempatkan bersama-sama karena
mereka saling berkaitan, meskipun bagi beberapa orang yang satu biasanya lebih menonjol. Jika
pikiran yang kritis memegang peranan yang lebih besar, orang itu akan menjadi pemimpin yang
teguh, bijak, metodis dan produktif. Jika pikiran kreatif yang menonjol maka orang itu akan
pandai sekali memilih kegiatan yang menarik dan berlainan daripada yang lain.
Pikiran kritis tentu saja, dapat menghasilkan ide-ide kreatif, dan seringkali memang demikian
kenyataannya. Orang semacam ini melaksanakan ide-ide baru dengan keyakinan yang kuat.
Pikiran kreatif menyangkut dua perkara: berusaha membuang sepuluh gagasan gemilang yang
memasuki pikirannya, memilih satu yang terbaik, dan melaksanakan ide itu dengan keyakinan
bahkan dengan penuh kegairahan.
Hal yang terbaik jika kedua macam sifat ini akan dapat bertemu ialah dengan mencari
pasangannya di dalam team. Disinilah nanti akan terlihat bagaimana aneka ragam bakat dan
kemampuan muncul dan berjalan. Jika seorang pemimpin mengisi teamnya dengan orang-orang
yang mempunyai pendapat yang sama seperti dia, itulah suatu kesalahan besar. Mungkin lebih
baik jika ia mempunyai teman dekat mempunyai pandangan yang berlawanan dalam
kepribadian, bakat, dan kemampuannyaa. Demikianlah teamnya akan menjadi lebih seimbang.
Yesus mempraktekkan prinsip ini.
Jadi kelima hal di atas merupakan sifat yang harus dicari dalam seorang calon pemimpin.
Pemimpin team pembina murid merupakan fungsi yang penting bagi pelayanan Kristus dan
harus dipilih melalui banyak pengamatan dan doa.
Unsur Waktu
Kunci kedua dalam menumbuhkan pemimpin team pemuridan adalah waktu. Saudara harus rela
menyediakan banyak waktu bersama dengan orang-orang itu. Contoh yang diterapkan Tuhan
Yesus jelas sekali. Contoh dari Paulus juga nampak. Saudara harus mengadakan waktu bersama
mereka baik itu dipelayanan, di rumah Saudara, di dalam kehidupan sehari-hari yang biasa,
diperjalanan, di pekerjaan dan pada waktu bermain.
Waktu bersama itu dipakai untuk menyelidiki isi Alkitab dan membahas ajarannya, dan berkat-
berkatnya. Hendaklah ada waktu bersama di dalam doa dan perencanaan. Saudara tentu ingin
membagi-bagikan perjuan pribadi Saudara, kemenangan dan kekalahan Saudara, sebagaimana
adanya.
Penanaman waktu memang mahal sekali. Namun jika Saudara dipanggil Allah untuk menolong
melipatgandakan pekerja di ladang pelayanan dunia, Saudara tentu tidak akan melarikan diri oleh
karena sesuatu yang sukar dan mahal. Dan memang demikian kenyataannya jika Saudara
membagi waktu Saudara dengan seseorang. Air mata, kekecewaan, mimpi yang gagal dan sakit
hati cukup besar untuk menyebabkan Saudara menyerah: hal-hal itu berada di ambang pintu
Saudara.
Beberapa tahun yang lalu saya bekerja dengan dua pemuda yang menunjukkan kemampuan yang
besar. Saya mengasihi kedua orang tersebut dan merindukan agar mereka menempati kedudukan
dalam pelayanan Kristus. Kami mengadakan waktu berjam-jam, berhari-hari, berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun bersama-sama. Kami menyelidiki Alkitab. kami berdoa. Kami bepergian
ke pertemuan-pertemuan akhir minggu dan ke ritrit-ritrit gereja. Tetapi justru ketika saya merasa
bahwa mereka sudah maju, salah satu atau keduanya melakukan sesuatu yang sangat
mengecewakan dan yang hampir tidak dapat saya percayai.
Lalu saya memulai lagi. Tidak terhitung waktu yang telah dipakai untuk berdoa bagi mereka.
Sesudah banyak tahun dilewati dalam kesukaan, kegembiraan, kekecewaan dan kemenangan,
mereka akhirnya mempunyai tanggung jawab yang besar di dalam pekerjaan Tuhan. Mereka
menjadi pembina murid dalam arti yang sebenarnya. Namun hal itu memakan waktu yang
banyak sekali.
Rasul Paulus merupakan contoh dari seorang pemimpin yang menyediakan waktu bagi orang
lain dan menolong melatih mereka menjadi pemimpin. Timotius menyertai Paulus dalam
perjalanan pengutusan Injil. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah
menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang
kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku
(Filipi 2:22-23).
Karena eratnya hubungang mereka, paulus dapat berkata, Tetapi engkau telah mengikuti
ajaranKu, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku, dan keturunanku. Engkau
telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di
Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari
padanya (2Timotius 3:10-11). Kekecewaan menimpa Paulus pula, karena beberapa orang yang
lama bersama-sama dengan dia akhirnya berpaling dari padanya (2Timotius 4:10).
Tuhan Yesus Kristus adalah contoh keunggulan orang yang menanam modal waktu di dalam
kehidupan beberapa orang. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk
diutusNya memberitakan Injil (Markus 3:14). Kebanyakan waktunya dihabiskan dengan
keduabelas rasul.
Membagi waktu dengan seseorang adalah suatu aspek penting dalam latihan kepemimpinan. Hal
itu berdasarkan ajaran Alkitab. Juga seseorang yang hanya bersama Saudara pada waktu-waktu
tertentu saja akan dapat mengelabui Saudara. Namun dengan melihat jadwal waktu yang dipakai
Yesus maupun Paulus dalam latihan kepemimpinan mereka, orang-orang itu tidak dapat berpura-
pura saja. Yesus mengetahui benar orang-orangnya, termasuk Yudas.
Pemilihan menjadi penting sekali karena Saudara tentu tidak mau membuang-buang waktu
Saudara dalam melatih seorang pemimpin dan akhirnya mengetahui bahwa Saudara telah melatih
orang yang salah. Waktu itu penting karena untuk melaksanakan pekerjaan yang baik memang
akan memakan waktu banyak. Beberapa dari antara kita mungkin berpikir, "Saya tidak
mempunyai waktu sedemikian itu. Pasti ada cara lain yang lebih cepat." Tidak ada! Metode
Yesus yang telah teruji masih tetap berlaku sampai sekarang.
11. Bagaimana Melatih Pemimpin-pemimpin
Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada
orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2Timotius 2:2).
Sambil Saudara terus melayani seseorang dengan menolongnya menjadi pemimpin team
pemuridan, Saudara perlu memusatkan perhatian Saudara kepada beberapa tujuan khusus (sama
seperti apa yang telah Saudara perbuat sebelumnya--Pasal 6, Lampiran I, dan Pasal 9). Tujuan-
tujuan untuk seorang pemimpin tidak berbeda banyak dengan yang telah Saudara kerjakan
sampai saat ini. Tidak perlu banyak perubahan karena tujuan- tujuan tersebut merupakan
perluasan dari apa yang telah Saudara perbuat sebelumnya. Tujuan-tujuan itu tidak akan
memimpin Saudara kepada cara baru dan tekanan baru. Tujuan-tujuan itu adalah perkembangan
yang wajar, suatu langkah yang logis dalam proses latihan.
Sekali lagi, kiranya Saudara akan mempelajari kesembilan tujuan ini dan menentukan yang mana
Saudara butuhkan. (Dengan orang yang berbeda Saudara memerlukan perangkat tujuan yang
berbeda pula.) Boleh menambahkan atau mengurangi beberapa; sesuaikanlah dengan keadaan
jika Saudara merasa perlu. Namun, ingatlah, dalam bentuk apapun juga sifat-sifat ini harus
menjiwai seorang pemimpin team yang menjadikan murid.
Mengembangkan Kehidupan Rohani yang Mendalam
Tujuan pertama ini merupakan lanjutan daripada apa yang telah Saudara mulai pada waktu
Saudara melayani orang baru pertama kali bertobat kepada Kristus. Saudara telah bekerja untuk
memperkembangkan kehidupan rohaninya, kekuatan dalam wataknya, dan pengetahuannya
tentang Allah. Kuncinya ialah pengertian dan pengenalan akan Allah. Janganlah orang bijaksana
bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya,
janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah
bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah Tuhan
yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh semuanya itu Kusukai,
demikianlah Firman Tuhan (Yeremia 9:23-24). Demikianlah Rasul Paulus juga mendambakan
pengenalan akan Allah yang makin mendalam bagi kehidupannya sendiri (Filipi 3:10).
Jika orang itu akan dipakai Allah sebagai seorang pemimpin kelompok pembina murid,
kehidupannya harus dihayati dalam persekutuan dengan Yesus Kristus. Sumber pimpinan,
hikmat, kekuatan dan kuasa rohani berasal dari Allah sendiri. Mungkin ia sudah mengikuti
beberapa seminar; mungkin ia sudah membaca bertumpuk-tumpuk buku yang dikarang oleh
orang- orang kenamaan; tetapi kecuali ia terus-menerus mencari Tuhan, semua pelayanannya
akan menjadi sia-sia.
Menemukan Pekerjaan dan Karunia-KaruniaNya
Hal kedua yang harus Saudara perhatikan ialah menolong mereka menemukan dan
memperkembangkan karunia-karunianya dan meyakinkannya akan panggilan Allah.
Panggilannya itu akan menentukan jurusan mana yang akan diambilnya dalam pekerjaannya bagi
Kristus. Kebanyakan dari orang yang Saudara latih akan tetap berstatus orang awam dan
melayani Tuhan menurut kadar kemampuannya.
Sebenarnya hal itu merupakan panggilan Allah yang luhur dan terhormat. Berbeda dengan
anggapan umum bahwa untuk melayani Tuhan dengan efektif Saudara harus menjadi pekerja
Kristen yang sepenuh waktu. Pada waktu nama orang-orang suci Allah dipanggil kelak, yang
akan berdiri dan dihitung adalah hampir semua orang awam (Ibrani 11:1-40). Nabi Samuel
didaftarkan di antaranya, namun pahlawan-pahlawan iman yang lainnya adalah orang-orang
biasa yang melayani Allah melalui liku-liku kehidupan sehari-hari.
Pekerjaannya. Pendapat, yang bukan berdasarkan Alkitab, yaitu bahwa seseorang harus menjadi
pendeta, utusan Injil atau pekerja Kristen sepenuh waktu jika memang ia menyerahkan diri
kepada Kristus, telah merusakkan citra pelayanan Kristen. Banyak orang awam yang sebenarnya
dapat menjadi saksi Kristus yang berhasil telah terdesak untuk menjadi seorang pendeta sehingga
mereka kecewa dan terhalang sepanjang hidupnya. Karena itu bukan panggilan Tuhan bagi
mereka.
Kemungkinan besar bahwa beberapa dari orang yang Saudara latih akan merasakan panggilan
Allah dalam hidupnya untuk menjadi pelayan sepenuh waktu. Mereka membutuhkan bimbingan
tentang pendidikan theologia yang lebih lanjut. Rundingkanlah dengan mereka di dalam
suasanan doa.
Apabila seseorang meninggalkan Saudara untuk melanjutkan studinya, jangan melupakan dia.
Doakan dia. Kunjungi dia. Pakai cukup waktu untuk menjelaskan kepadanya mengenai keadaan
dan kemajuan team pemuridan Saudara dan hasil-hasil pelayanan di mana dia pernah ikut serta.
Pola yang umum adalah sebagai berikut: kebanyakan murid Saudara akan tetap sebagai orang
awam; beberapa akan masuk ke dalam pelayanan sepenuh waktu. Baiklah saya tekankan sekali
lagi: mereka yang dipanggil untuk melayani Tuhan sebagai orang awam memiliki panggilan
yang sama tinggi dan terhormat dengan rekan-rekannya kaum pendeta. Mereka bukan golongan
warga kelas dua.
Karunia-karunianya. Pertolongan serta doa Saudara diperlukan juga untuk memungkinkan calon
pemimpin itu menemukan dan memperkembangkan karunia-karunia rohani atau bakat-bakatnya.
Pelajari dan doakan daftar karunia yang disebut di dalam Alkitab (Roma 12:6-8; 1Kor 12:4-11;
1Kor 28-31; Efesus 4:11-12), dan bersama-sama mereka menemukan apa macam karunia yang
diberikan Allah kepada mereka. Seseorang mungkin menerima karunia penginjilan, karunia
mengajar, memberi pinjaman atau lain-lainnya. Suatu pedoman sederhana yang sangat menolong
adalah dengan menanyakan serangkaian pertanyaan ini. Ketika ia melayani Tuhan di dalam suatu
bidang pelayanan sesuai dengan karunianya: (1) Apakah ia menyukainya? (2) Apakah orang lain
merasa ditolong? (3) Apakah berkat Allah nyata? Jika ketika jawabannya "ya," kemungkinan
besar orang tersebut memiliki karunia yang khusus itu.
Suatu kesalahan yang umum ialah mencoba membimbingnya di dalam suatu bidang pelayanan
yang menyenangkan Saudara dan mendukung usaha pelayanan Saudara tetapi yang tidak cocok
dengan penghasilannya dan karunia-karunianya. Apa yang sebenarnya Saudara harus lakukan
ialah memikirkan karunia orang itu, panggilannya dari Allah dan pelayanan serta efektifitasnya
bagi Kristus.
Mengembangkan Kekuatannya
Saudara harus memakai banyak waktu untuk mengembangkan kekuatannya, bukan mengoreksi
kelemahan-kelemahannya saja, meskipun kelemahan perlu diperbaiki. Jalan terbaik untuk
melaksanakannya ialah dengan meminta bantuan pelatih lain.
Dua penolong terbaik dalam pelayanan saya ialah mengadakan evaluasi silang dan latihan silang.
Manfaat yang besar ialah meminta seorang rekan sekerja untuk bertemu sewaktu-waktu
bersama-sama dengan orang-orang yang saya latih. Saya mempunyai kelemahan yang saya kira
berlaku pula bagi kebanyakan orang yaitu terlalu meninggikan atau sebaliknya terlalu
menganggap remeh seseorang.
Jika saya hanya melihat titik-titik kekuatan seseorang yang saya latih, saya memerlukan pelatih
lain untuk melihat hal-hal yang tidak saya lihat. Ia dapat menolong saya karena ia tidak terlibat
secara subyektif dengan orang yang saya latih itu. Cukup menarik perhatian bahwa istri saya
sangat membantu saya dalam bidang ini. Kaum wanita sering dapat melihat apa yang tidak dapat
dilihat oleh orang laki-laki, dan saya telah belajar untuk menghargai pengamatan istri saya.
Pertolongan dari orang lain secara obyektif akan menolong saya membangun dan menguatkan
orang-orang yang saya latih.
Jika persoalan saya ialah memandang remeh seseorang, saya membutuhkan pertolongan yang
orang lain sehingga saya dapat memandang segi-segi yang baik dan kemampuan orang itu. Kita
cenderung untuk menilai cacat-cacat kecil sehingga evaluasi dari orang lain sangat kita
butuhkan. Hendaklah kita ingat bahwa bisa membangun orang lain mempunyai pelayanan yang
positif. Kita tidak akan sampai kepada tujuan jika kita memusatkan perhatian hanya untuk
memperbaiki kekurangan kecil. Kita harus beriman bahwa anugerah Allah akan menolong kita
dalam hal ini.
Melatih Dia Dalam Kepemimpinan
Calon seorang pemimpin perlu dilatih untuk memimpin. Ia telah melayani bersama-sama
Saudara dan dengan begitu seharusnya dia dapat menangkap visi mengenai pelipatgandaan
murid dan seharusnya sudah menguasai ketrampilan pelayanan tertentu. Ia telah menunjukkan
kecakapan dan kemampuan mengerjakan prinsip-prinsip pemuridan kepada orang- orang yang
setia dan yang kelak akan mengulangi proses tersebut (2Timotius 2:2). Namun ia memerlukan
latihan lebih jauh dalam paling sedikit empat hal di bawah ini.
Sikap. Yang paling penting dalam semua hal ini adalah sikapnya. Ia perlu dijaga agar jangan
menjadi besar kepala, karena hal itu dapat mematikan. Sangat mudah bagi dirinya, meskipun
dalam tingkat sedini ini, untuk dipenuhi dengan kesombongan sehingga bisa dimanfaatkan oleh
si Iblis.
Ia perlu juga menjaga sikapnya terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baru mempunyai
kecenderungan untuk berkuasa, untuk meyakinkan orang lain bahwa dia yang sedang berperan,
untuk memakai dan menuntut, dan pada umumnya akan melakukan hal-hal yang keji di
pemandangan Allah dan manusia. Alasan timbulnya kelakuan macam ini ialah karena merasa
tidak yakin di dalam jabatannya dan berusaha menutupi perasaan tidak aman itu dengan banyak
kegiatan. Dan tentu saja ada itu dengan banyak kegiatan. Dan tentu saja ada juga ada keinginan
untuk melaksanakan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Perundingan. Seorang pemimpin harus belajar bagaimana berunding dengan anggota teamnya
yaitu dengan melibatkan anggota teamnya dalam tahap-tahap perencanaan dan pengambilan
keputusan. Mereka akan merasa lebih terlibat dan akan memandang pekerjaan itu sebagai
pekerjaan mereka, yang memang seharusnya begitu. Tetapi kurang bijaksanalah pemimpin yang
hanya memberi pengumuman kepada orang-orangnya akan apa yang harus mereka perbuat tanpa
memberi kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan buah pikirannya dan
mendiskusikannya sehingga sampai kepada pengambilan keputusan. Ia dapat mengikut-sertakan
usaha mereka tetapi bukan hatinya. Sangat bermanfaat bagi seorang pemimpi untuk melibatkan
setiap anggota team dalam membicarakan bersama-sama rencana yang akan dibuat karena
dengan demikian akan melibatkan juga banyak buah pikiran yang baik dari orang lain. Mereka
pasti akan sampai kepada perencanaan yang lebih baik jika mereka dapat menyumbangkan
pikiran mereka bersama-sama. Mereka akan bekerja dengan lebih rajin jika pekerjaan itu adalah
rencana kita.
Praktek. Salah satu cara terbaik untuk melatih orang dalam kepemimpinan adalah dengan
memberi apa yang sudah diperoleh sebelumya dalam latihan, disertai pengawasan seperlunya.
Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri. Juga akan dapat melihat mana kekuatan dan
kelemahan yang ada pada dirinya. Kemudian Saudara dapat bersama-sama dengan dia membuat
rencana sederhana untuk meningkatkan kekuatan-kekuatan yang ada pada dirinya dan
memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
Ia juga akan dapat melihat dirinya sebagai seorang pemimpin dan bagaimana ia menghubungkan
dirinya dengan rekan sekerjanya dan dengan orang-orang yang dipimpinnya. Jika ia diberi
kesempatan untuk mempraktekkan hal itu, ia akan segera mendapatkan pelajaran berharga yang
tidak dapat dipelajarinya dengan cara lain. Ia akan belajar bagaimana...
mengatur dirinya sendiri.
mengatur waktunya.
mengatur pelayanannya.
menilai murid-muridnya.
mengatur keuangannya.
memakai rumahnya dalam pelayanan bersama dengan menghargai keluarganya.
Untuk berhubungan dengan orang lain secara produktif dalam pelayanan Kristus.
Saran-saran. Untuk menolong dia menjadi efektif, ada beberapa hal yang Saudara dapat
melakukan untuk memperkembangkannya di dalam suasana di mana ia akan berjuang dan
bertumbuh sebagai seorang pemimpin. Hal-hal ini adalah hasil pengalaman saya pribadi, dan
kebanyakan saya dapatkan melalui perjuangan yang berat.
1. Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara mempercayainya, mengasihinya, dan bersyukur
kepada Allah karena dia.
2. Biarlah ia mengetahui bahwa ia bebas untuk membahas hal apa saja dengan Saudara.
3. Biarlah ia mengetahui bahwa Saudara selalu siap sedia bertemu dengan dia.
4. Biarlah ia mengetahui bahwa dirinya penting dalam pelayanan ini.
5. Ceritakan kepadanya sukses dan kegagalan Saudara.
6. Buatlah suatu patokan perbuatan yang tinggi baginya. Tanpa itu kepuasan Saudara tidak
akan berarti baginya.
7. Dapatkan selalu keterangan mengenai pelayanannya. Sunguh menyakitkan hati jika orang
lain akan berkata demikian tentang pemimpinnya. "Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi
disekelilingnya.
8. Beri dorongan terus menerus. Usahakanlah agar ia terlibat dalam kegiatan yang sekit
lebih berat dari apa yang dia merasa mampu melakukan. Penting sekali bagi Saudara
untuk sungguh-sungguh mengenal murid Saudara. Jika diberi terlalu banyak tugas dan
terlalu cepat, ia akan menjadi kecil hati dan kecewa. Jika terlalu sedikit dan terlalu
lamban, ia tidak akan merasa tertantang.
9. Jika ia membutuhkan pertolongan, berbicara dengan dia. Nyatakan kepadanya bahwa
Saudara siap menolongnya kapan saja, di mana saja. Jangan biarkan dia berjuang
sendirian dalam kebimbangan.
10. Jika ia kurang percaya diri, gambarkan suatu situasi tertentu dan bertanya kepadanya,
"Apa yang Saudara akan perbuat di dalam situasi semacam ini?" Ia akan belajar
bagaimana mengambil keputusan, dan ia akan dapat memikul lebih banyak tanggung
jawab.
11. Periksalah kemajuannya. Murah hati dalam memberi pujian; lemah lembut dan kasih
dalam mengoreksi.
Banyak hal berhubungan dengan latihan kepemimpinan bergerak di sekitar keterlibatan Saudara
dengan orang-orang yang bekerja bersama Saudara dengan orang-orang yang bekerja bersama
Saudara. Melatih orang merupakan pekerjaan yang berat, namun sangat diperlukan.
Mengambil Langkah-Langkah Untuk Penambahan Imannya
Tolonglah calon pemimpin itu untuk maju dalam imannya. Berikan proyek-proyek yang
menyebabkan dia bergantung kepada Allah saja. Saya ingat pertama kali saya bertanggung jawab
untuk menjual buku pada suatu pertemuan akhir minggu. Rupanya tugas itu merupakan sesuatu
yang hebat bagi saya. Saya berdoa. Saya mencari keterangan dari orang-orang yang pernah
melakukannya. Saya mencoba mengumpulkan daftar buku lama yang laku. Saya menyelidiki
daftar-daftar buku baru yang dikarang oleh orang- orang yang pernah melayani kami. Hasilnya
ialah bahwa Allah ikut campur tangan sehingga pelayanan menjual buku selama akhir minggu
itu berhasil sekali. Pengalaman itu sungguh-sungguh memperluas iman saya.
Yesus menantang iman murid-muridNya. Di Tasik Galilea, ketika badai menimpa dan
gelombang menempas perahu kecil itu dan mengisinya dengan air, iman para rasul itu gugur.
Dan mereka berteriak Guru, Guru, kita binasa (Lukas 8:24). Setelah Yesus menenangkan mereka
dan juga badai itu, Ia bertanya mengapa mereka takut dan Di manakah kepercayaanmu? (Lukas
8:25). Ruang kelasNya adalah perahu; kurikulumNya adalah badai; pelajaranNya tentang iman.
Melalui semua hal itu mereka ditolong dan dikuatkan.
Salah satu jalan terbaik untuk melatih orang melebihi kemampuan dan kecakapannya yang ada
sekarang ialah dengan jalan menyuruhnya berbuat sesuatu. Yesus melaksanakan hal itu. ia
memanggil keduabelas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua (Markus 6:7).
Orang-orang itu telah mengikuti Yesus dan belajar daripadaNya. Bukan waktunya untuk
menambahkan keterangan untuk pengetahuannya tetapi untuk melatih mereka dalam medan
perang. Ketika Saudara melibatkan diri dengan orang-orang, Saudara akan memperhatikan
bahwa sewaktu-waktu mereka telah mencapai titik jenuh dalam pelajaran mereka. Inilah saatnya
bagi mereka untuk diterjunkan sehingga mereka sungguh-sungguh mendapat pengalaman baru.
Latihan selama seminggu penuh dalam sebuah Pekan Penyelidikan Alkitab dalam menimbulkan
rasa jenuh rohani, tetapi suatu kesempatan memberikan kesaksian atau melatih seseorang akan
segera memberikan rasa lapar akan perkara-perkara Tuhan Allah. Saudara dapat mempertajam
rasa lapar rohani dari anak buah Saudara dengan membiarkan mereka sibuk dalam pelayanan
membagikan pengalaman hidup mereka.
Menghaluskan Kemampuan Pelayanannya
Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan
menyembuhkan orang sakit di segala tempat. Sekembalinya rasul-rasul itu menceritakan kepada
Yesus apa yang telah mereka kerjakan (Lukas 9:6,10).
Bukanlah mendebarkan hati kalau kita dapat berkumpul bersama-sama dengan mereka dan
mendengar laporan dari setiap murid dan ulasan dari Yesus?
Anak buah Saudara memerlukan kesempatan semacam itu sehingga mereka dapat saling
membagikan pengalaman dan saling menilai. Mereka perlu membicarakan bersama dengan
Saudara prinsip-prinsip memuali dan melanjutkan pelayanan pemuridan. Mereka perlu
mendiskusikan proses perencanaannya dan cara bagaimana mengorganisasikan regu-regu
pelayanan. Mereka perlu membahas prinsip-prinsip kepemimpinan dan belajar bagaimana
mengadakan penilaian tentang kemajuan pelayanannya dan keberhasilahn regu mereka.
Sediakan waktu secukupnya untuk mendengarkan murid Saudara supaya dia merasa bebas
datang kepada Saudara dan supaya dia merasa bahwa Saudara sungguh mau mendengarkan.
Jangan ragu-ragu mengajukan pertanyaan dan jangan kaget jika ia mengajukan juga beberapa
pertanyaan yang kedengarannya terlalu sederhana. Jangan menjawab dengan sikap "Akh,
Saudara seharusnya sudah tahu jawabannya. Saya telah mangajarakannya enam bulan yang
lalu!" Belajar merupakan proses yang berbelit-belit, dan kadang-kadang pelajaran bisa hilang
begitu saja atau perlu disajikan di dalam suatu bentuk lain. Tugas Saudara ialah menolong calon
pemimpin itu belajar bagaimana melaksanakan pelayanannya.
Belajar Menjadi Bijaksana
Sangat penting bagi seorang pemimpin muda untuk menjadi orang yang bijaksana. Ketika ia
memulai pelayananya sendiri, ada banyak tuntutan yang akan menghabiskan waktunya. Raja
Salomo berkata: Orang yang tak berpengalama percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang
yang bijak memperhatikan langkahnya (Amsal 14:15).
Pemimpin harus dapat belajar bagaimana membedakan perkara-perkara yang produktif dari yang
tidak akan menghasilkan buah, yang terbaik dari yang baik, yang sungguh-sungguh penting dari
yang hanya tampaknya penting. Hal-hal yang sebenarnya akan mempergandakan murid sering
kali terselubung pakaian yang kelihatannya usang. Mata yang terlatih akan dapat menembus
topeng. Dan sering terjadi, seorang akan datang dengan suatu progran yang kelihatannya hebat
namun yang dibalik itu hanya merupakan pemborosan waktu belaka.
Ia akan memerlukan kebijaksanaan untuk mempertimbangkan segala segi dan mengetahui kapan
untuk menjawab "Ya" dan kapan untuk mengatakan "tidak." Melalui doa, penyuluhan, Firman
Allah, dan pengertian tugas dan panggilan, roh Kudus akan memimpinnya langkah demi langkah
kepada jalan pelayanan yang produktip.
Musa, hamba Allah itu, berdoa demikian: Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami
kuat, delapan puluh atahun, dan kebanggaannya adalah kesukaraan dan penderitaan; sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap...Ajarlah kami menghitung hari-hari kami
sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana...Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami,
atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu.
(Mazmur 90:10,12,17).
Belajar Kemahiran Berkomunikasi
Seorang pemimpin perlu belajar untuk mengkomunikasikan kebenaran secara sederhana dan
jelas. Suatu kelemahan yang biasa pada orang-orang yang baru memulai pelayanan ceramah
ialah terlalu meruwetkan penjelasannya atau mencoba menjelaskan terlalu banyak dalam waktu
yang singkat. Tujuannya ialah melihat kebenartan dihayati dalam kehidupan, bukan mengisi
pikirannya penuh dengan kenyataan.
Firman Tuhan menjelaskan bahwa Yesus berbicara dengan kuasa. Mereka takjub mendengar
pelajaranNya, sebab perkataanNya penuh kuasa (Lukas 5:32).
Sebagian orang kelihatannya merasa bahwa untuk berkata-kata dengan kuasa ialah
mengucapkannya dengan suara besar dan dengan berapi-api, agar pendengar terpukau? Kita
mengetahui bahwa ucapan Yesus berkuasa karena apa yang Ia katakan itu terjadi demikian.
Itulah kuasa melihat perbaikan atau pengarahan yang baru; melihat hidup dibersihkan atau
keluarga yang dipersatukan kembali; melihat kebiasaan yang lama dihapus dan penyerahan yang
bersifat abadi; melihat wanita dan pria merindukan persekutuan dengan Yesus Kristus dan orang-
orang mulai menggali Firman Allah dan mengadakan waktu untuk berlutut dalam doa.
Dua pernyataan dari Alkitab memberikan pengertian kepada kita mengenai kuasa dalam
pemberitaan Yesus. Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata
yang indah yang diucapkanNya (Lukas 4:22). Ia berbicara dengan ramah sehingga
memenangkan hati pendengarNya. Ia mengatakan tentang kebenaran secara terbuka dan kadang-
kadang tajam serta menusuk. Tetapi ada keramahan dalan ucapanNya yang menyebabkan suatu
pesona.
Pernyataan kedua dicatat oleh Markus, Mereka takjub mendengar pengajaranNya, sebab Ia
mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat (Mar 1:22). Ia
berbicara dengan kekuasaan. Pada waktu seorang pemimpin muda berbicara dengan kebenaran
dari Firman Allah sedang kuasanya dan perkataannya di bawah pengaruh Roh Kudus,
pemberitaannya akan mengandung kuasa.
Mempunyai Dasar Asas Kepercayaan yang Kuat
Jika seseorang hendak memimpin orang lain dalam pelayanan pemuridan, ia harus memiliki
dasar doktrin yang kuat. Banyak orang yang baik akan menyimpang dalam ajarannya karena
doktrin yang kabur atau tidak benar. Ada orang yang membedakan di antara hal praktis dari
Alkitab dan pkoko-pokok asas kepercayaan. Pembedaan itu kurang baik. Pengalaman saya
bekerja bersama orang lain telah mengajar saya untuk meletakkan pondasi doktrin yang benar,
kuat, dan mendalam pada diri seseorang karena itu adalah hal yang sangat praktis dan penting.
Iblis adalah musuh kita yang licik. Ia akan terus-menerus menyelewengakan kebenaran-
kebenaran Alkitab dengan orang yang Saudara latih, Saudara dapat menilai pentingnya dan terus
bekerja untuk menambah kekurangan-kekurangannya.
Yang berikut adalah rencana sederhana untuk mempelajari doktrin. Mintalah murid Saudara
menulis di atas kartu-kartu ayat-ayat Alkitab yang ada hubungannya dengan doktrin yang sedang
dipelajarinya. Kemudian mintalah dia untuk meletakkan kartu-kartu itu di atas meja dan
merenungkannya seraya melihat bagaimana bagaian-bagian tertentu ada hubungannya satu
dengan yang lain dan tekanan apa yang diberikannya berhubungan dengan pokok yang tertentu.
Sesudah lewat satu atau dua minggu dengan merenungkan serta menghubungkannya, mintalah
dia untuk memilih delapan kunci, dan suruh dia menghafalkannya. Hal ini akan memberikan
kepadanya pelajaran mengenai pokok itu secara pribadi, langsung diambil dari Alkitab. Dan
karena ia telah menghafalkan bagian-bagian kunci itu, ia akan menguasai pokok itu dengan baik
seumur hidupnya.
Paulus berbicara tentang pentingnya menjadi dewasa dan mengenal Firman Tuhan. Sehingga kita
bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Efesus 4:14).
Dengan kesembilan nilai yang ditanamkan ke dalam hatinya, calon pemimpin pembinaan murid
sudah siap untuk pelayanan sendiri. Namun pekerjaan Saudara belum selesai. Doa dan nasihat
Saudara masih diperlukan sekalipun Saudara telah melatihnya bagi suatu pelayanan yang efektif.
Saudara telah memenuhi tugas Saudara untuk mencetak seorang ahli bangunan (1Korintus 3:10).
12. Yakin dan Tidak Malu
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati,
ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah (Yohanes 12:24).
Ketika seorang datang kepada Kristus, ia memerlukan seseorang lain untuk memberinya
makanan dan bimbingan bagaimana mencari makanan sendiri dari Firman Allah. Tidak ada
orang yang mengingkari kenyataan bahwa seorang bayi di dalam Kristus memerlukan
pertolongan semacam itu. Tetapi hal yang hendaknya menggugah kita ialah adanya banyak orang
yang memerlukan pertolongan itu terus menerus. Bacalah Ibrani 5:12-14.
Membimbing seorang Kristen baru menuju kedudukan sebagai seorang pemimpin akan
menghabiskan waktu bertahu-tahun yang penuh dengan kesabaran, pemerliharaan, latihan, dan
doa. Tentu saja ongkosnya tenaga dan waktu besar sekali.
Marilah kita memikirkan ongkos dan latihan ini dari kacamata seorang gembala sidang yang
bertanggung jawan bagi kawanan domba Allah. Rasul Paulus menyatakan demikian: Lakukanlah
segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib
dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela ditengah- tengah angkatan yang
bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-
bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari
Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah (Filipi 2:14-16).
Pada bagian ini sang rasul membesarkan hati orang di Filipi untuk melaksanakan pekerjaan
dengan bersukacita dan jangan menghabiskan waktu dengan bersungut-sungut dan mengeluh. Ia
menasihita mereka agar melakukan hal itu pada waktu mereka membagikan Firman Tuhan
kepada orang lain.
Alasan mengapa dia sangat prihatin akan hal ini ialah karena ketakutannya bahwa ia telah
bekerja dengan sia-sia. Ini betul-betul membagikan Firman Tuhan kepada orang lain, Paulus
akan merasa bahwa segala pekerjaannya itu sia-sia saja?
Yohanes menulis perkataan yang agak bersamaan maksudnya, Maka sekarang, anak-anakku,
tinggalah di dalam Kristus, supaya apabila ia menyatakan diriNya, kita beroleh keberanian
percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatanganNya (1Yohanes 2:28). Bukankah
dia berkata bahwa kecuali orang-orang ini belajar untuk tetap berpaut kepada Kristusnya yaitu,
bersekutu dengan Dia setiap hari melalui FirmanNya dan doa sang rasul akan merasa malu
bertemu dengan Kristus pada waktu Ia datang?
Pernah saya bacakan ayat ini dengan seorang kawan saya yang menggembalakan sebuah jemaat
di pinggiran sebuah kota besar. Ia membaca dan membaca ulang Filipi 2:16 dan 1Yohanes 2:28
dan hampir merasa sakit. Ia memandang saya dan berkata, "LeRoy, apa yang saya lakukan? Saya
tidak melatih umat saya untuk membagikan Firman Tuhan kepada orang lain atau untuk hidup
dalam persekutuan bersama Kristus."
Ia melihat kebenaran yang diajarkan dalam ayat-ayat Alkitab tersebut dan hubungannya dengan
pelayanannya. Dia hampir merasa bahwa lebih baik menanggalkan pekerjaannya. Namun ia
menangkap pula penglihatan untuk menyerahkan dirinya kepada pembinaan beberapa orang
untuk memimpin mereka kepada langkah-langkah pemuridan, pembinaan murid dan pemimpin.
Hari ini ia tidak lagi merasa dihantui oleh kebenaran yang terdapat dalam kedua bagian Alkitan
itu.
Dalam hubungan ini, coba perhatikan baik-baik apa yang dikatakan dalam 1Yoh 2:12-14. Ia
memulai dengan menulis kepada anak-anak, orang yang baru mengerti bahwa dosanya telah
ditebus. Ia juga menulis kepada mereka karena mereka telah mengenal Bapa. Kemudian ia
menulis kepada bapa-bapa, yaitu mereka yang telah sungguh-sungguh mengenalNya. Akhirnya
ia berbicara kepada anak muda dan mengingat mereka bahwa mereka kuat dalam Firman Allah
dan telah mengalahkan si jahat. Anak-anak baru mengenal Bapa; orang muda melalui Firman
Allah dapat mengalahkan si jahat; dan bapak-bapak kenal Allah secara intim.
Salah satu kunci keberhasilan ialah dengan menolong murid-murid Saudara berpindah dari masa
kanak-anak kepada masa muda dan sehingga menjadi ayah. Dan cara menjadikan mereka
pemenang ialah menanamkan Firman Tuhan ke dalam hati dan kehidupan mereka.
Hal ini mengingatkan kita akan bagian yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada orang-orangdi
TEalonika, Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah,
sebab kamu telah menerima Firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan
manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja
juga di dalam kamu yang percaya (1Tes 2:13). Paulus berkata bahwa Firman Allah sekarang
sedang bekerja di dalam mereka laksana sebuah dinamo yang besar, menghasilkan kekuatan
yang melebihi kekuatan manusia yang biasa. Pada suatu hari saya jelaskan kebenaran ini kepada
seorang pendeta, dan ia mengatakan kepada saya "LeRoy, rupanya Saudara seorang fanatik
dalam menarik orang kepada Firman Tuhan dan menanamkan Firman Tuhan ke dalam hidup
mereka".
Saya mengatakan bahwa saya lebih daripada seorang fanatik dalam memasukkan Firman Tuhan
ke dalam kehidupan orang dan membiarkan Firman itu bertumbuh dengan subur. Saya sudah
menyaksikan apa yang telah diperbuat oleh Firman Tuhan kepada ratusan orang selama beberapa
tahun dan hasil yang luar biasa yang telah mengubah kehidupan mereka.
Masalahnya ialah bahwa hal itu tidak bisa diterima secara obralan. Tidak pula dapat dilakukan
melalui suatu program tertentu. Hal itu hanya dapat diperoleh melalui perhatian secara pribadi
kepada manusia dengan menolong mereka menerapkan apa yang telah diperolehnya dan
melakukan prinsip-prinsip yang telah dibicarakan di atas sehingga menjadi bagian hidup mereka
sehari-hari.
Segera setelah kita berbicara mengenai perlunya perhatian kepada orang yang secara individu
dan pribadi, beberapa masalah akan timbul. Yang pertama adalah masalah waktu. Banyak orang
sibuk sekali sekarang. Mereka melakukan pekerjaan lebih dari pada waktu yang tersedia. Apa
yang perlu kita sadari adalah bahwa proses pemuridan tidak makan waktu lebih banyak tetapi
melipatgandakan waktu yang sudah sempit itu. Jika gembala sidang dapat melayani beberapa
orang yang rohani dan bermutu, baik laki- laki maupun perempuan, mereka dapat mulai
meringankan sedikit beban gembala itu. Mereka dapat melayani bersama-sama dengan dia.
Satu masalah yang lain adalah pilih kasih. Gembala sidang harus berusaha untuk menghindari
diri agar tidak dikritik karena seolah-olah menganakemaskan beberapa orang. Pada suatu kali
saya menantang seorang pendeta muda untuk mencari orang-orang yang paling baik di dalam
sidangnya dan mulai menolong mereka dalam kehidupan doanya dan mengajar mereka
bagaimana mencari orang-orang yang paling baik di dalam sidangnya dan mulai menolong
mereka dalam kehidupan doanya dan mengajar mereka bagaimana mencari makanan Firman
Allah sendiri. Namun ia kuatir tentang masalah pilih kasih ini. Sehingga saya menyarankan agar
dia memberi pengumuman kepada seluruh anggota gerejanya dalam kebaktian Minggu pagi
bahwa ia bermaksud memulai sebuah kelompok pemuridan setiap hari Senin pagi pukul lima dan
terbuka bagi setiap anggota yang mau datang. Ia sebenarnya telah mempunyai dua tiga calon
dalam pikirannya. Sebagai tambahan kepada undang-undang yang telah diumumkannya kepada
seluruh sidangnya, ia menghubungi mereka secara pribadi dan mendorong mereka untuk datang.
Setiap orang mengetahui bahwa sekarang sedang berlangsung suatu kelas pemuridan, dan setiap
orang diberi kesempatan untuk menghadirinya.
Kenyataannya ialah bahwa hanya yang sungguh-sungguh lapar rohani yang akan datang.
Beberapa waktu kemudian dua atau tiga orang akan gugur namun mereka yang tinggal tetap
adalah mereka yang menjadi bakal pemimpin gereja yang sungguh.
Salah satu jalan terbaik bagi seorang gembala sidang untuk memulai pelayanan semacam ini
ialah dengan meprioritaskannya kepada para penatua atau diakon. Gembala yang ingin berhasil
dalam pemuridan banyak anggota gereja harus memulainya dengan kepemimpinan yang sudah
ada. Para penatua atau diakon adalah orang-orang yang tepat untuk mulai. Jika orang-orang
semacam ini dapat dijangkau dan dilatih, pendeta akan membungkamkan tukang kritik dan hal-
hal negatif lainnya dari anggota jemaat.
Hal lain yang dapat diperbuat oleh pendeta ialah dengan menggunakan kreativitas dalam
menentukan bagaimana ia dapat memperlengkapi dengan baik organisasi dan program-program
yang sudah ada untuk menolong tujuan pemuridannya. Organisasi di dalam gereja seperti
Sekolah Minggu, kaum wanita dan kaum pria dapat dibimbing supaya membantu program
pemuridan. Pemuridan yang sesungguhnya tidak dapat dilakukan secara besar-besaran melalui
organisasi yang sudah besar ini, tetapi kita harus menyadari bahwa banyak pria dan wanita yang
setia akan muncul dari kelompok tersebut.
Seorang pendeta yang sudah melaksanakan pelayanan semacam itu selama tiga setengah tahun
menceritakan kepada saya bahwa kelompok orang di dalam gerejanya yang paling terbuka dan
dapat diajar adalah sekelompok pemuda yang tidak menduduki jabatan apa-apa di dalam
kepentingan gereja. Karena mereka membuka diri dan bersedia, ia mulai dengan mereka.
Sekarang, setelah tiga setengah tahun, orang-orang muda ini telah menduduki posisi
kepemimpinan di dalam gereja dan sedang melakukan pekerjaan yang baik.
Kesaksian pendeta itu memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak ada peraturan tertentu
yang harus diikuti. Yang haru kita perbuat adalah menggunakan setiap situasi dan mulai dari
sana dengan usaha penuh dan daya cipta. Jika para diakon atau penatua menyukai dan
menyambutnya, maka kita harus melatih mereka dalam kepemimpinan. Namun jika mereka tidak
melihat kegunaannya, barangkali Allah akan memakai orang lain di dalam sidang yang akan
menyambutnya.
Pendeta perlu terus menggunakan kedua belah lututnya dan mengikuti teladan Kristus (Mar
3:14). Jadi pakailah semalam penuh untuk berdoa, meminta kepada Tuhan agar menunjukkan
orang-orang--pria dan wanita--yang tepat untuk dilibatkan dalam pelayanan Saudara. Di samping
masalah yang mungkin timbul melalui cara pendekatan ini, kita harus menyadari bahwa
menjadikan murid bukanlah sesuatu tugas tambahan atau usulan, tetapi suatu perintah. Hal itu
merupakan bagian yang penting dalam Amanat Agung (Matius 28:19). Kita harus mencari Allah
di dalam doa dan membiarkan Dia memberikan kepada kita buah pikiran yang baru dan segar.
* * * * * *
Beberapa dari bahan yang ada di dalam buku ini mungkin tidak sesuai dengan situasi di tempat
Saudara sekarang. Mungkin Saudara berharap agar saya bisa membicarakan beberapa hal secara
lebih terperinci. Memang sukar sekali untuk membayangkan setiap situasi yang mungkin terjadi.
Kemungkinan besar ada beberapa hal yang tidak cocok dengan pelayanan Saudara.
Meskipun ada banyak hal yang tidak dapat diterapkan, kiranya Saudara akan berusaha
menerapkan beberapa di dalam hidup Saudara sendiri dan di dalam pelayanan Saudara. Biarlah
buku ini merupakan buku referensi tentang suatu metode yang telah berhasil di seluruh dunia dan
yang didasarkan pada ajaran Firman Tuhan. Kiranya Roh Kudus akan menggunakannya untuk
mengangkat ribuan pekerja yang bermutu rohani tinggi bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus.
Lampiran 1 Tujuan-tujuan Pembinaan
Murid Yesus
Tujuan-tujuan latihan murid Yesus telah dijelaskan dalam Pasal 6. Dua tujuan di antaranya telah
diuraikan dengan lebih teliti.
Dalam Lampiran I tiap tujuan di jelaskan secara singkat dan disertai beberapa saran untuk
kegiatan, bahan dan ayat-ayat Alkitab yang baik dipakai. Memang Saudara dapat menambahkan
atau mengurangi penjelasan, kegiatan, bahan dan ayat juga.
Walaupun tujuan-tujuan ini tersusun nomor 1 s/d 30, penggunaannya dalam pembinaan
seseorang tidak harus menurut urutan itu. Tiap orang adalah seorang individu dan perlu perhatian
khusus.
1. KEYAKINAN KESELAMATAN
Tujuan:
Murid dengan yakin dapat menjelaskan kepada orang lain keyakinan keselamatannya sendiri
yang berdasarkan pada iman pribadi dalam Kristus dan satu atau lebih banyak janji dari Firman
Tuhan.
Firman:
1. 1Yohanes 5:13 --
2. Yohanes 1:12-13 --
3. 1Yohanes 5:11-12 --
4. Roma 8:16 --
5. Yohanes 5:24 --
Kegiatan:
1. Mengulangi berita Injil sekali lagi kepadanya.
2. Menanyakan kepadanya bagaimana dia tahu bahwa dia adalah seorang Kristen sejati,
yaitu telah dibebaskan dari segala hukuman dosa dan diselamatkan.
3. Mengamati bagaimana ia menjelaskan pengalaman pertobatannya kepada orang lain.
4. Mempelajari suatu pemahaman Alkitab tentang keyakinan keselamatan bersama-sama
dengan dia.
5.
6.
Firman:
1. 1Yohanes 5:13 -- Kita dapat tahu bahwa kita memiliki hidup kekal
2. Yohanes 1:12-13 -- Berdasarkan pada pekerjaan Kristus
3. 1Yohanes 5:11-12 -- Janji dari Firman Allah
4. Roma 8:16 -- Kesaksian Roh
5. Yohanes 5:2 -- Sudah pindah dari mati kepada hidup.
Bahan:
1. Hidup dalam Kristus, Pelajaran 1.
2. Mengikut Tuhan Yesus 1, Pelajaran 4,13.
3. Mulai Berjalan Dengan Kristus, bagian 1.
4. Pedoman Kehidupan Kristen, Pelajaran Yohanes 1,2.
5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 1, pasal 4.
6. Pelajaran Tentang Jaminan, pasal 1.
7. Pemuridan I, Kesatuan I.
2. WAKTU TEDUH
Tujuan:
Setiap hari ia akan mengadakan waktu yang berisi pembacaan Firman Tuhan dan Doa.
Firman:
1. Markus 1:35 --
2. Kejadian 19:27 --
3. Keluaran 34:2-3 --
4. Mazmur 5:4 --
5. Daniel 6:11 --
6. 1Korintus 1:9 --
Kegiatan:
1. Mengadakan waktu teduh bersama dengan dia.
2. Membagikan beberapa berkat yang Saudara dapatkan dari waktu teduh bersama-sama
dengan dia.
3. Menjelaskan mengapa Saudara mendapat berkat tersebut dan menunjukkan caranya
bagaimana.
4. Berdoa dengan menggunakan sebuah Mazmur bersama-sama dengan dia.
5. Mendorong dia untuk mengadakan waktu teduhnya dengan orang-orang lain.
6.
7.
Firman:
1. Markus 1:35 -- Contoh Tuhan Yesus
2. Kejadian 19:27 -- Contoh Abraham
3. Keluaran 34:2-3 -- Contoh Musa
4. Mazmur 5:4 -- Contoh Daud
5. Daniel 6:11 -- Contoh Daniel
6. 1Korintus 1:9 -- Panggilan untuk bersekutu dengan Tuhan Yesus
Bahan:
1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 4
2. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 1
3. Pedoman Kehidupan Kristen, bagian II
4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 3
5. Pemuridan I, Kesatuan V
6. Tujuh Menit Bersama Tuhan
3. KEMENANGAN ATAS DOSA
Tujuan:
Dia tahu bagaimana mengalami kemenangan atas pencobaan melalui ketergantungan kepada Roh
Kudus dan janji dari Firman Tuhan. Ini dibuktikan dengan kesaksiannya yang jelas tentang
kemenangannya baru-baru ini atas suatu pencobaan yang tertentu.
Firman:
1. 1Korintus 10:13 --
2. 1Korintus 15:57 --
3. Yesaya 41:13 --
Kegiatan:
1. Menceritakan kepadanya tentang kemenangan atas dosa yang baru-baru ini Saudara
alami.
2. Mempelajari 1Korintus 10:13 secara teliti dengan dia.
3. Menghafalkan Mazmur 119:9,11, bersama-sama dengan dia.
4.
5.
Firman:
1. 1Korintus 10:13 -- Dijanjikan jalan ke luar
2. 1Korintus 15:57 -- Kemenangan melalui Yesus
3. Yesaya 41:13 -- Dijanjikan bantuan Allah
Bahan:
1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2
2. Mengikuti Tuhan Yesus 2, Pelajaran 9 s/d 13
3. Mulai Berjalan Dengan Kristus, bagian III
4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-25 s/d IV-26
5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 1 pertanyaan 12 s/d 21
6. Pemuridan II, Kesatuan IV
4. PERPISAHAN DARI DOSA
Tujuan:
Dia mengambil langkah untuk bercerai dari dosa dengan menghindarinya, menghafalkan Firman
Tuhan seperti 2Korintus 6:17,18, mendoakannya, dan meminta didoakan oleh orang lain.
Firman:
1. 1Yohanes 1:5-2:2 --
2. Yakobus 1:12 --
3. 2Timotius 2:19-22 --
4. Roma 6:12-14 --
5. 1Yohanes 2:15-16 --
6. Roma 12:2 --
Kegiatan:
1. Berdoa dengan dia mengenai bidang ini.
2. Berdoa bagi dia secara khusus.
3. Menceritakan kemenangan Saudara sendiri atas dosa yang dulu merintangi Saudara.
4. Melibatkan dia dalam persekutuan dengan orang-orang yang mengalami kemenangan.
5. Membaca dan mendoakan 2Korintus 6:14-18 dengan dia.
6.
7.
Firman:
1. 1Yohanes 1:5-2:2 -- Berjalan dalam terang
2. Yakobus 1:12 -- Bertahan dalam pencobaan
3. 2Timotius 2:19-22 -- Meninggalkan kejahatan
4. Roma 6:12-14 -- Dosa tidak boleh berkuasa atas kita
5. 1Yohanes 2:15-16 -- Kita tidak boleh mengasihi dunia
6. Roma 12:2 -- Jangan menjadi serupa dengan dunia.
Bahan:
1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2
2. Mengikut Tuhan Yesus 1, Pelajaran 5 s/d 8
3. Mulai Berjalan Dengan Kristus, bagian IV
4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 1, pertanyaan 22 s/d 25
5. Pemuridan II, Kesatuan I,IV
6. Tujuh Dosa Maut
5. PERSEKUTUAN KRISTEN
Tujuan:
Ia mengikuti kegiatan-kegiatan gereja, kelompok pemahaman Alkitab dan kelompok doa dengan
setia.
Firman:
1. Kisah 2:42 --
2. 1Yohanes 1:3 --
3. Ibrani 10:24-25 --
4. Mazmur 122:1 --
Kegiatan:
1. Mencari tahu mengenai latar belakang gerejanya.
2. Mengantar dia ke gereja bersama-sama dengan Saudara.
3. Mengundang dia untuk makan dan bertemu dengan orang-orang Kristen lain.
4. Melibatkan dia dalam kelompok pemahaman Alkitab.
5. Menjelaskan kepada dia mengapa Saudara ke gereja.
6.
7.
Firman:
1. Kisah 2:42 -- Contoh gereja permulaan
2. 1Yohanes 1:3 -- Persekutuan bersama-sama
3. Ibrani 10:24-25 -- Jangan menjauhi persekutuan
4. Mazmur 122:1 -- Pergi ke gereja dengan gembira
Bahan:
1. Berjalan Terus Dengan Kristus, bagian 6
2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 6
3. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 10 s/d 13
4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-11 s/d IV-13
5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 1
6. Pemuridan I, Kesatuan VI
6. ALKITAB: FIRMAN ALLAH
Tujuan:
Ia sedang mempelajari kitab-kitab dalam Alkitab dan menyatakan keyakinannya bahwa Alkitab
adalah Firman Allah.
Firman:
1. 2Timotius 3:16-17 --
2. 2Petrus 1:21 --
3. Matius 22:29 --
4. Mazmur 19:8-12 --
5. Mazmur 119:105 --
Kegiatan:
1. Menolong dia mendapatkan terjemahan baru yang tepat.
2. Menunjukkan bagaimana caranya menggunakan konkordansi.
3. Menunjukkan bagaimana menggunakan referensi silang, lembar catatan dan alat-alat lain
untuk mempelajari Alkitab.
4.
5.
Firman:
1. 2Timotius 3:16-17 -- Ilham dari Allah
2. 2Petrus 1:21 -- Alkitab berasal dari kehendak Tuhan
3. Matius 22:29 -- Bahaya jika tidak tahu Firman Allah
4. Mazmur 19:8-12 -- Firman Hidup dan Kekal
5. Mazmur 119:105 -- Pelita dan cahaya
Bahan:
1. Berjalan Terus Dengan Kristus, bagian 2
2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 4
3. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 5 s/d 9
4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-1
5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, Pasal 2
6. Pemuridan I, Kesatuan I, IV
7. Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, pasal 1
8. Seri Pedoman Alkitab Praktis
9. Ensiklopedia Alkitab Praktis
10. Konkordansi Alkitab
11. Menggali Isi Alkitab
12. Tafsiran Alkitab Masa Kini
7. MENDENGARKAN FIRMAN
Tujuan:
Ia akan mendengarkan Firman Tuhan dikhotbahkan dan diajarkan dan akan mencatat paling
sedikit satu khotbah seminggu.
Firman:
1. Amsal 28:9 --
2. Yeremia 22:29 --
3. Lukas 19:48 --
Kegiatan:
1. Pergi ke gereja bersama-sama.
2. Mengajarkan kepada dia pentingnya dan metode membuat catatan.
3. Menceritakan apa yang Saudara dapatkan dari Khotbah.
4.
5.
Firman:
1. Amsal 28:9 -- Mendengarkan Firman adalah salah satu kunci untuk dijawabnya doa
2. Yeremia 22:29 -- Panggilan untuk mendengarkan Firman Tuhan
3. Lukas 19:48 -- Mendengarkan Firman dengan penuh perhatian
Bahan:
1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-3 s/d V-4
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, buku 3, pasal 3, pertanyaan 13-15
3. Pemuridan 2
8. MEMBACA FIRMAN
Tujuan:
Dia akan membaca Alkitab secara teratur.
Firman:
1. 1Timotius 4:13 --
2. Wahyu 1:3 --
3. Ulangan 17:19 --
Kegiatan:
1. Menceritakan beberapa berkat pribadi dari pembacaan Alkitab Saudara kepadanya.
2. Membacakan suatu bagian dari Alkitab bersama-sama.
3. Menolong dia untuk mulai membaca sebuah kitab dalam Perjanjian Baru (Markus atau
Yohanes)
4.
5.
Firman:
1. 1Timotius 4:13 -- Baca dengan tekun
2. Wahyu 1:3 -- Berkat dari membaca
3. Ulangan 17:19 -- Perlunya membaca tiap hari
Bahan:
1. Alkitab: Bagaimana Membacanya?
2. Bagaimana Membaca Alkitab?
3. Daftar Bacaan Alkitab Setiap Hari atau lain rencana pembacaan Alkitab.
4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-5, V-7, V-9
5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 16 s/d 19
6. Pemuridan II
9. MENYELIDIKI FIRMAN
Tujuan:
Dia akan secara teratur menyelesaikan penyelidikan Alkitab pada waktunya.
Firman:
1. Kisah 17:11 --
2. Amsal 2:1-5 --
3. Ezra 7:10 --
Kegiatan:
1. Menjelaskan mengapa Saudara mempelajari Alkitab
2. Membuat suatu pelajaran Alkitab bersama-sama dia.
3. Menunjukkan bedanya antara mempelajari dan membaca Alkitab.
4. Menolong dia mulai penyelidikan Alkitab secara pribadi.
5.
6.
Firman:
1. Kisah 17:11 -- Pentingnya pemahaman Alkitab
2. Amsal 2:1-5 -- Mempelajari seperti mencari harta terpendam.
3. Ezra 7:10 -- Contoh Ezra
Bahan:
1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-11 s/d V-29
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 18-19.
3. Pemuridan II
4. Temukanlah Sendiri--Sukacita Dalam Mempelajari Alkitab.
10. MENGHAFAL FIRMAN
Tujuan:
Dengan teratur ia menghafalkan ayat-ayat dan mengulangi ayat-ayat yang sudah dihafal.
Firman:
1. Kolose 3:16 --
2. Ulangan 6:6-7 --
3. Matius 4:4 --
4. Mazmur 37:31 --
5. Amsal 7:1-3 --
Kegiatan:
1. Menjelaskan berkat-berkat pribadi Saudara dalam penghafalan ayat.
2. Menghafalkan sebuah ayat bersama-sama.
3. Mengulangi ayat-ayat Saudara bersama-sama dengan dia.
4. Memeriksa rencana dia untuk mengulangi ayat-ayat.
5. Mempertemukan dia dengan orang lain yang sedang menghafalkan ayat.
6.
7.
Firman:
1. Kolose 3:16 -- Penghafalan memperkaya kita
2. Ulangan 6:6-7 -- Musa mendorong penghafalan ayat-ayat
3. Matius 4:4 -- Contoh Tuhan Yesus
4. Mazmur 37:31 -- Memberikan kemantapan
5. Amsal 7:1-3 -- Harus dituliskan dalam hati
Bahan:
1. Berjalan Terus dengan Kristus
2. Hidup Dalam Kristus
3. Mulai Berjalan Dengan Kristus
4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman V-2, V-31 s/d V-33
5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 20 s/d 33
6. Pemuridan I, II
7. Penghafalan ayat Berjudul
11. MERENUNGKAN FIRMAN
Tujuan:
Ia dapat menjelaskan arti merenungkan Firman dan berkat-berkat pribadi dari merenungkan ayat
yang baru-baru ini dihafal.
Firman:
1. Mazmur 1:1-6 --
2. Yosua 1:8 --
3. Yeremia 15:16 --
4. Filipi 4:8 --
Kegiatan:
1. Menceritakan berkat yang Saudara sendiri terima karena merenungkan Firman Tuhan.
2. Bacalah suatu bagian Alkitab, perhatikan konteksnya dan menanyakan dia mengenai apa
yang diajarkan. (Siapa, apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan bilamana).
3. Menjelaskan kepada dia satu rencana untuk merenungkan Firman Tuhan.
4.
5.
Firman:
1. Mazmur 1:1-6 -- Hasil merenungkan
2. Yosua 1:8 -- Janji merenungkan
3. Yeremia 15:16 -- Merenungkan membawa sukacita
4. Filipi 4:8 -- Disiplin mental dari merenungkan
Bahan:
1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman II-3 s/d II-6; V-5 s/d V-8.
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 3, pasal 3, pertanyaan 24 s/d 27
12. PENERAPAN FIRMAN
Tujuan:
Ia menyatakan keinginannya untuk menerapkan Firman Tuhan dengan menulis dan
menyelesaikan satu atau lebih penerapan yang tertentu.
Firman:
1. Yakobus 1:22-25 --
2. Mazmur 119:59-60 --
3. 2Timotius 3:16-17 --
4. Lukas 6:46-49 --
Kegiatan:
1. Menunjukkan kepadanya suatu penerapan yang telah Saudara tulis.
2. Mintalah dia menunjukkan kepada Saudara suatu penerapan yang telah dia tulis.
3. Berdoa tentang penerapan dia dan penerapan Saudara.
4. Menjelaskan bahwa sebuah penerapan harus di tulis dengan sedemikian teliti sehingga
jelas bila penerapan itu telah dilakukan.
5.
6.
Firman:
1. Yakobus 1:22-25 -- Kita harus melakukan apa yang dikatakan dalam Firman Tuhan
2. Mazmur 119:59-60 -- Merenungkan Firman dengan pengarahan kepada penerapannya
3. 2Timotius 3:16-17 -- Firman Tuhan menguntungkan bagi kehidupan
4. Lukas 6:46-49 -- Ketaatan adalah landasan yang kokoh
Bahan:
1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman II-3 s/d II-6; V-2 s/d V-28
2. Pemuridan I,II
13. DOA
Tujuan:
Ia menunjukkan kehidupan doa yang konsekwen dengan berdoa setiap hari minimum sepuluh
menit dan mengikuti kelompok doa dengan semangat.
Firman:
1. 1Tesalonika 5:17 --
2. Yohanes 17:1-26 --
3. Yakobus 5:17 --
4. Filipi 4:6-7 --
5. Matius 21:22 --
6. 1Yohanes 3:22 --
7. 1Yohanes 5:14-15 --
8. Matius 6:6 --
Kegiatan:
1. Meminta dia menceritakan beberapa doa yang telah dikabulkan.
2. Mengamati apa yang dia doakan dalam kelompok doa.
3. Menunjukkan Firman Tuhan yang dia dapat pakai untuk berdoa.
4. Menolong dia memperkembangkan suatu daftar doa.
5. Meminta dia mendoakan salah satu kebutuhan Saudara.
6. Berdoa secara teratur dengan dia pada saat yang telah di janjikan maupun sewaktu-waktu
bila tidak direncanakan.
7. Menceritakan tentang jawaban-jawaban atas doa Saudara.
8. Mengantar dia ke kelompok doa.
9. Menemukan dia dengan orang yang kuat dalam doa.
10.
Firman:
1. 1Tesalonika 5:17 -- Berdoa dengan tidak berkeputusan
2. Yohanes 17:1-26 -- Contoh Tuhan Yesus
3. Yakobus 5:17 -- Doa mendatangkan hasil
4. Filipi 4:6-7 -- Berdoa waktu kuatir
5. Matius 21:22 -- Berdoa dalam iman
6. 1Yohanes 3:22 -- Ketaatan adalah seperti doa yang di jawab
7. 1Yohanes 5:14-15 -- Doa berdasarkan kehendak Allah
8. Matius 6:6 -- Berdoa secara pribadi
Bahan:
1. Cara Berdoa Bersama
2. Doa yang Dikabulkan
3. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 4
4. Kuasa Karena Doa
5. Mengikut Tuhan Yesus 3, Pelajaran 1 s/d 4
6. Mujizat Terjadi Bila Wanita Berdoa
7. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman II-7 s/d II-12, IV-8 s/d IV-10
8. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 3
9. Pemuridan I, Kesatuan V
14. KESAKSIAN PRIBADI
Tujuan:
Ia telah menyiapkan sebuah kesaksian tertulis yang dapat diceritakan dalam waktu tiga menit
termasuk paling sedikit satu ayat Firman Tuhan dan telah menceritakannya paling sedikit kepada
dua orang yang bukan Kristen dalam jangka waktu satu bulan.
Firman:
1. Lukas 8:38-39 --
2. Kisah 26:1-23 --
3. Yohanes 9:25 --
4. 1Yohanes 1:3 --
Kegiatan:
1. Menceritakan kesaksian Saudara kepada dia.
2. Meminta dia menceritakan kesaksiannya kepada Saudara.
3. Mempelajari Kisah 26:1-23 bersama-sama, menunjukkan cara pendekatan yang dipakai
Paulus, latar belakang kehidupannya dan pertemuannya dengan Tuhan Yesus.
4. Mengantar dia bersaksi bersama-sama dengan Saudara.
5. Meminta dia membagikan kesaksiannya diantara orang Kristen (misalnya di kelompok
pelajaran Alkitab).
6. Bersama-sama dengan dia memeriksa kesaksiannya mengenai isi dan kejelasannya.
7. Berdoa supaya dia mempunyai keinginan bersaksi.
8.
Firman:
1. Lukas 8:38-39 -- Contoh hidup yang diubah
2. Kisah 26:1-23 -- Kesaksian Paulus
3. Yohanes 9:25 -- Kesaksian orang yang dulu buta
4. 1Yohanes 1:3 -- Jelaskan apa yang Saudara alami
Bahan:
1. Hidup dalam Kristus, Pelajaran 7
2. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-14 s/d IV-19
3. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, pasal 4
4. Pemuridan I, Kesatuan VII
15. KETUHANAN KRISTUS
Tujuan:
Ia membuktikan penyerahannya kepada ketuhanan Kristus dengan membiarkan Kristus
menguasai paling sedikit satu bidang kehidupan yang belum diserahkan.
Firman:
1. Lukas 6:46 --
2. Roma 12:1-2 --
3. Kolose 1:18 --
4. Ibrani 1:2 --
Kegiatan:
1. Meminta dia membaca Hatiku Tempat Kediaman Kristus oleh Robert Munger.
2. Memeriksa kelanjutan penerapan-penerapannya dari penyelidikan Alkitab.
3. Pelajari Kolose 1:18; Ibrani 1:1-14 dengan dia.
4. Memberi nasihat dan mendiskusikan dengan dia tentang bidang-bidang kehidupan dan
Ketuhanan Kristus.
5.
6.
Firman:
1. Lukas 6:46 -- Ketaatan pada Kristus diperlukan
2. Roma 12:1-2 -- Penyerahan diri diperlukan
3. Kolose 1:18 -- Kristus yang paling utama
4. Ibrani 1:2 -- Kristus berhak menerima segalanya
Bahan:
1. Hatiku Tempat Kediaman Kristus
2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 3
3. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 9 s/d 13
4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 2, Pasal 2
5. Pemuridan II, Kesatuan I
16. IMAN
Tujuan:
Ternyata bahwa dia percaya kepada Tuhan untuk kebutuhan-kebutuhan yang khusus.
Firman:
1. Ibrani 11:6 --
2. Efesus 6:16 --
3. 1Yohanes 5:4-5 --
4. Roma 4:20-21 --
Kegiatan:
1. Menceritakan suatu kesaksian pribadi yang masih masih baru tentang apa yang
dikerjakan Tuhan Yesus sebagai jawaban pada iman Saudara.
2. Membaca Ibrani 11:1-40 bersama-sama.
3.
4.
Firman:
1. Ibrani 11:6 -- Mustahil berkenan kepada Allah tanpa iman
2. Efesus 6:16 -- Iman memberi kemenangan atas iblis
3. 1Yohanes 5:4-5 -- Iman mengalahkan dunia
4. Roma 4:20-21 -- Iman memuliakan Allah
Bahan:
1. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5
2. Pemuridan I, Kesatuan II
17. KASIH
Tujuan:
Ia menunjukkan kasih bagi orang-orang lain dengan jalan memperhatikan mereka, bertindak
dalam sikap mengasihi, dan berbuat sesuatu untuk orang yang membutuhkannya (paling sedikit
seminggu satu kali).
Firman:
1. Yohanes 13:34-35 --
2. 1Yohanes 3:17-18 --
3. Yohanes 15:13 --
4. 1Korintus 13:4-7 --
5. 1Yohanes 4:7-21 --
Kegiatan:
1. Menceritakan pengalaman Saudara pribadi.
2. Menterjemahkan kasih kepadanya.
3. Menjelaskan contoh-contoh Alkitab dan prinsip-prinsip kepadanya.
4. Menyelidiki 1Korintus 13:1-13 bersama-sama.
5.
6.
Firman:
1. Yohanes 13:34-35 -- Perintah untuk mengasihi
2. 1Yohanes 3:17-18 -- Kasih memenuhi kebutuhan orang lain
3. Yohanes 15:13 -- Kasih berarti pengorbanan penuh
4. 1Korintus 13:4-7 -- Bagaimana mengasihi orang lain
5. 1Yohanes 4:7-21 -- Kita harus saling mengasihi
Bahan:
1. Dua Menjadi Satu, Pelajaran 2
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 2
3. Pemuridan I, Kesatuan VI
18. LIDAH
Tujuan:
Ia mengendalikan lidahnya.
Firman:
1. Efesus 4:29 --
2. Amsal 26:20 --
3. Amsal 18:6-7 --
4. Mazmur 71:15 --
5. Kolose 4:6 --
6. Yakobus 1:26 --
7. Yakobus 3:1-12 --
Kegiatan:
1. Menceritakan kepada dia bagaimana Saudara mengendalikan lidah Saudara.
2. Mempelajari Yakobus 3:1-18 bersama-sama.
3.
4.
Firman:
1. Efesus 4:29 -- Mengatakan hanya hal-hal yang membangun
2. Amsal 26:20 -- Jangan menjadi pemfitnah
3. Amsal 18:6-7 -- Mulut orang bodoh adalah kebinasaannya
4. Mazmur 71:15 -- Memuji Tuhan dengan mulut
5. Kolose 4:6 -- Berkata-kata selalu dengan kasih
6. Yakobus 1:26 -- Mengendalikan pembicaraan yang negatif
7. Yakobus 3:1-12 -- Bahaya lidah yang tak terkendalikan
Bahan:
1. Dua Menjadi Satu, Pelajaran 4, pertanyaan 9-11
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 3, pertanyaan 1 s/d 8
19. PEMAKAIAN WAKTU
Tujuan:
Ia menunjukkan pertumbuhan dalam penggunaan waktu yang efektif dan efisien dengan
merencanakan dan mengikuti jadwal waktu.
Firman:
1. Efesus 5:15-17 --
2. Mazmur 90:10,12 --
3. Pengkhotbah 3:1 --
4. Yakobus 4:13:14 --
5. Roma 13:11 --
6. Amsal 31:27 --
Kegiatan:
1. Membuat jadwal waktu bersama dia.
2. Mengajar dia bagaimana memakai waktu dengan lebih efektif.
3. Dorong dia dalam bidang ini dengan berdoa bersama.
4.
5.
Firman:
1. Efesus 5:15-17 -- Mempergunakan waktu yang ada
2. Mazmur 90:10,12 -- Merencanakan waktu
3. Pengkhotbah 3:1 -- Prioritas waktu
4. Yakobus 4:13:14 -- Hidup singkat sekali
5. Roma 13:11 -- Mendesaknya waktu
6. Amsal 31:27 -- Jangan membuang waktu
Bahan:
1. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 4, pertanyaan 1 s/d 8
2. Pemuridan I, Kesatuan III
20. KEHENDAK ALLAH
Tujuan:
Ia menceritakan bagaimana ia mengambil suatu keputusan besar dengan menggunakan prinsip-
prinsip Alkitab untuk mengetahui kehendak Allah.
Firman:
1. Mazmur 119:105 --
2. Amsal 15:22 --
3. Yohanes 16:13 --
4. Roma 12:1-2 --
Kegiatan:
1. Menceritakan salah satu pengalaman Saudara sendiri dalam menemukan
2. kehendak Allah.
3. Meminta orang-orang lain untuk memberi kesaksian tentang pengalaman
4. mereka juga.
5. Dorong dia untuk menjelaskan kepada Saudara bagaimana dia membuat
6. keputusan-keputusan yang besar.
7.
8.
Firman:
1. Mazmur 119:105 -- Pengarahan melalui Firman Tuhan
2. Amsal 15:22 -- Mendapatkan nasihat orang suci
3. Yohanes 16:13 -- Pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita
4. Roma 12:1-2 -- Kehendak Allah adalah apa yang baik, sempurna dan berkenan kepada
Allah.
Bahan:
1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VIII-1 s/d VIII-24
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 4, pertanyaan 17 s/d 28
3. Pelajaran Tentang Jaminan, bagian 5
4. Pemuridan II, Kesatuan V
21. KETAATAN
Tujuan:
Terbukti bahwa ia terus belajar menjadi orang Kristen yang taat karena dia melakukan
penerapan-penerapan dari penyelidikan Alkitabnya.
Firman:
1. Yohanes 14:21 --
2. Ayub 17:9 --
3. Yohanes 15:10,14 --
4. 1Samuel 15:22 --
5. Yakobus 4:17 --
6. Yohanes 14:23 --
7. Mazmur 119:59-60 --
Kegiatan:
1. Membahas dengan dia bagaimana membuat penerapan-penerapan yang tertentu.
2. Memeriksa penerapannya yang terakhir.
3. Menceritakan pengalaman-pengalaman pribadi Saudara.
4. Menceritakan hasil-hasil penerapan pemahaman Alkitab Saudara.
5.
6.
Firman:
1. Yohanes 14:21 -- Kasih dibuktikan dengan ketaatan
2. Ayub 17:9 -- Kekuatan berasal dari ketaatan terus-menerus.
3. Yohanes 15:10,14 -- Ketaatan menghasilkan buah-buah dan menyukakan Allah.
4. 1Samuel 15:22 -- Ketaatan lebih baik dari korban
5. Yakobus 4:17 -- Ketidaktaatan adalah dosa
6. Yohanes 14:23 -- Motivasi untuk ketaatan
7. Mazmur 119:59-60 -- Allah menginginkan ketaatan
Bahan:
1. Hatiku Tempat Kediaman Kristus
2. Pedoman Kehidupan Kristen, IV-20 s/d IV-24
3. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 4, pasal 4
4. Pemuridan I, Kesatuan I, III
22. ROH KUDUS
Tujuan:
Ia dapat menjelaskan dengan Alkitab siapakah Roh Kudus dan bagaimana Ia menolong kita
dalam kehidupan tiap hari. Ia dapat menjelaskan pada orang lain bagaimana berjalan dalam Roh.
Firman:
1. Yohanes 14:16-17 --
2. Roma 8:26 --
3. Yohanes 16:7-11 --
4. Galatia 5:22-23 --
5. Efesus 5:18 --
6. Roma 8:5-6 --
7. Roma 12:38 --
8. Zakharia 4:6 --
9. Roma 8:16-17 --
10. Yohanes 15:26-27 --
11. Galatia 5:16 --
Kegiatan:
1. Mengajarkan siapa Roh Kudus dengan menjelaskan konsep Tri Tunggal.
2. Berdoa bersama dia, minta bimbingan Roh Kudus.
3. Mengamati dan menunjukkan bidang-bidang kemenangan pribadi dia.
4. Memberikan contoh berdoa agar Roh Kudus menguasai dan membimbing Saudara.
5. Mendaftarkan hal-hal yang mendukakan dan memadamkan Roh Kudus.
6.
7.
Firman:
1. Yohanes 14:16-17 -- Ia adalah Penolong
2. Roma 8:26 -- Ia menolong kita berdoa
3. Yohanes 16:7-11 -- Ia menginsafkan orang akan dosa, kebenaran dan penghakiman.
4. Galatia 5:22-23 -- Buah Roh
5. Efesus 5:18 -- Kepenuhan Dengan Roh
6. Roma 8:5-6 -- Pertentangan antara Roh dan daging
7. Roma 12:38 -- Karunia-karunia Roh
8. Zakharia 4:6 -- Kuasa Roh
9. Roma 8:16-17 -- Roh bersaksi dengan roh kita
10. Yohanes 15:26-27 -- Kesaksian Roh
11. Galatia 5:16 -- Hidup oleh Roh
Bahan:
1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 5
2. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 5 s/d 8
3. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman 1-17 s/d 1-20
4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5, pasal 2
5. Pemuridan I, Kesatuan III
6. Roh dan Firman
7. Temperamen Anda Dapat Diubah
23. IBLIS
Tujuan:
Ia menyatakan kemenangan pribadi atas iblis dengan menggunakan doa dan Firman Tuhan. Ia
bersaksi bagaimana ia mengatasi suatu serangan iblis dalam hidupnya dengan menggunakan
Firman Tuhan. Ia berdoa melawan iblis sebagai musuh rohani pribadi.
Firman:
1. Efesus 6:10-18 --
2. 2Korintus 10:3-5 --
3. 1Yohanes 4:4 --
4. 1Petrus 5:8,9 --
5. Yohanes 8:44 --
6. Yesaya 14:12-15 --
7. 2Korintus 2:11 --
8. 1Yohanes 3:8 --
9. 2Korintus 4:3-4 --
10. Matius 4:4 --
Kegiatan:
1. Menyatakan pencobaan yang terbesar bagi dia.
2. Menceritakan beberapa pergumulan Saudara dan kemenangannya.
3. Berdoa dengan dia melawan serangan Iblis.
4. Mengulangi ayat-ayat Alkitab yang menjelaskan bagaimana Iblis menyerang.
5. Menceritakan pengalaman pribadi bagaimana mengalahkan Iblis dengan Firman Tuhan.
6. Menyelidiki Matius 4:1-11 bersama-sama.
7. Jangan membuat dia terlalu tertarik oleh pokok ini.
8.
9.
Firman:
1. Efesus 6:10-18 -- Senjata-senjata rohani untuk berperang
2. 2Korintus 10:3-5 -- Senjata-senjata kita bukan daging
3. 1Yohanes 4:4 -- Kuasa Iblis terbatas
4. 1Petrus 5:8,9 -- Kegiatan Iblis sebagai musuh
5. Yohanes 8:44 -- Iblis adalah pembohong
6. Yesaya 14:12-15 -- Kejatuhan iblis
7. 2Korintus 2:11 -- Kita dapat mengetahui musuh
8. 1Yohanes 3:8 -- Perbuatan Iblis dibinasakan
9. 2Korintus 4:3-4 -- Penipuan Iblis
10. Matius 4:4 -- Memakai Firman untuk mengalahkan Iblis
Bahan:
1. Malaikat Agen Rahasia Allah, halaman 66 s/d 78
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5, pasal 3
24. MENGHADAPI DOSA
Tujuan:
Ia mengetahui dosa yang ada dalam kehidupannya, dan membuat rencana untuk mendapatkan
kemenangan dan sedang maju terus.
Firman:
1. Kolose 3:9-10 --
2. 1Petrus 1:14-16 --
3. Efesus 6:10-20 --
4. Roma 13:14 --
5. Markus 14:38 --
6. 1Yohanes 1:9 --
Kegiatan:
1. Menjelaskan cara untuk menang.
2. Menceritakan masalah Saudara dan kemenangan-kemenangan.
3. Mendoakan bidang-bidang kehidupannya yang belum dimenangkan.
4. Menjelaskan bahayanya jika terus dalam dosa.
5.
6.
Firman:
1. Kolose 3:9-10 -- Menghayati kehidupan baru
2. 1Petrus 1:14-16 -- Hidup kudus
3. Efesus 6:10-20 -- Semua senjata Allah
4. Roma 13:14 -- Mempercayai Kristus
5. Markus 14:38 -- Berjaga-jaga dan berdoa.
6. 1Yohanes 1:9 -- Pengakuan dosa
Bahan:
1. Hatiku Tempat Kediaman Kristus
2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2
3. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 9 s/d 13
4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-25 s/d IV-26
5. Pemuridan II, Kesatuan IV
6. Pelajaran Tentang Jaminan, bagian 3 dan 4
25. KEYAKINAN AKAN PENGAMPUNAN
Tujuan:
Ia dapat menjelaskan kepada orang lain keyakinan pribadinya mengenai pengampunan dosanya
yang berdasarkan pada satu atau lebih banyak janji dari Firman Allah.
Firman:
1. 1Yohanes 1:9 --
2. Mazmur 32:1 --
3. Matius 5:23-24 --
4. Matius 18:15 --
Kegiatan:
1. Menanyakan apakah dia telah mengalami pengampunan dosa dari Allah.
2. Menolong dia menyelesaikan pertentangan dengan orang lain dan mengganti kerugian
kalau perlu.
3. Menceritakan pengalaman Saudara pribadi mengenai dosa yang diampuni.
4.
5.
Firman:
1. 1Yohanes 1:9 -- Pengampunan melalui pengakuan dosa
2. Mazmur 32:1 -- Berkat-berkat karena pengampunan
3. Matius 5:23-24 -- Perlunya meminta maaf dan mengganti kerugian
4. Matius 18:15 -- Perlunya bertobat
Bahan:
1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 2, pertanyaan 20 s/d 22
2. Mulai Berjalan Dengan Kristus
3. Mengikut Tuhan Yesus 1, Pelajaran 5 s/d 8
4. Pelajaran Kehidupan Kristus, Buku 5, pasal 4
5. Pelajaran Tentang Jaminan, bagian 4
6. Pemuridan I, Kesatuan II
Firman:
1. 1Yohanes 1:9 -- Pengampunan melalui pengakuan dosa
2. Mazmur 32:1 -- Berkat-berkat karena pengampunan
3. Matius 5:23-24 -- Perlunya meminta maaf dan mengganti kerugian
4. Matius 18:15 -- Perlunya bertobat
26. KEDATANGAN KRISTUS YANG KEDUA KALINYA
Tujuan:
Ia telah menyatakan kesadaran baru mengenai kedatangan kembali Tuhan Yesus dan dapat
menunjukkan bagian-bagian Alkitab yang bersesuaian.
Firman:
1. 1Tesalonika 4:16-17 --
2. Yohanes 14:2-3 --
3. 1Yohanes 3:2,3 --
4. Titus 2:11-14 --
5. Wahyu 19:11-16 --
Kegiatan:
1. Menanyakan kepada dia apa yang sekiranya dia mau mengerjakan jika umpamanya dia
tahu bahwa Kristus akan datang hari ini.
2. Menceritakan bagaimana kedatangan Kristus yang kedua kali mendorong Saudara.
3. Menyelidiki bersama-sama beberapa bagian Alkitab tentang kedatangan Tuhan Yesus
kedua kalinya, misalnya 1Tesalonika 4:13-18.
4.
5.
Firman:
1. 1Tesalonika 4:16-17 -- Janji bahwa Kristus akan kembali
2. Yohanes 14:2-3 -- Ia akan menjemput kita
3. 1Yohanes 3:2,3 -- Tantangan bagi kehidupan kita
4. Titus 2:11-14 -- Menghayati kehidupan saleh
5. Wahyu 19:11-16 -- KedatanganNya dalam kemuliaanNya
Bahan:
1. Mengikut Tuhan Yesus 4, Pelajaran 11 s/d 13
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 5, pasal 5
3. Planet Bumi pada Zaman Akhir
4. Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, halaman 177-194
27. KESAKSIAN DAN PENGINJILAN
Tujuan:
Ia mengambil inisiatip untuk memberitakan Injil dengan jelas dan dengan menggunakan Firman
Allah.
Firman:
1. Kolose 1:28-29 --
2. Roma 1:16 --
3. 2Timotius 4:1-2 --
4. Amsal 11:30 --
5. Kisah 8:35 --
6. Amsal 28:1 --
7. Yohanes 4:1-42 --
8. 1Korintus 15:3-4 --
9. Lukas 19:10 --
Kegiatan:
1. Berdoa untuk keyakinan dalam bersaksi.
2. Mengantar dia bersaksi kepada orang lain.
3. Berdoa bersama untuk orang-orang yang dapat menjadi calon untuk
4. mendengarkan kesaksiannya.
5. Memimpin sebuah kelompok pemahaman Alkitab yang bersifat menginjili.
6. Membuat dan menggunakan daftar doa untuk teman-teman bukan Kristen.
7.
8.
Firman:
1. Kolose 1:28-29 -- Memberitakan Kristus dengan rajin
2. Roma 1:16 -- Keyakinan kokoh dalam Injil
3. 2Timotius 4:1-2 -- Bersaksi kapan saja
4. Amsal 11:30 -- Orang bijak memenangkan jiwa-jiwa
5. Kisah 8:35 -- Pakai Alkitab untuk memperkenalkan Yesus
6. Amsal 28:1 -- Keberanian diperlukan
7. Yohanes 4:1-42 -- Contoh Tuhan Yesus
8. 1Korintus 15:3-4 -- Definisi Injil
9. Lukas 19:10 -- Mencari orang berdosa
Bahan:
1. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 7
2. Mengikut Tuhan Yesus 4, Pelajaran 1 s/d 5
3. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-14 s/d IV-19; VI-1 s/d VI-16
4. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 1
5. Pemuridan 1, Kesatuan VII
6. Pemuridan II
7. Saudara Saksi, Berdirilah
8. Traktat: Empat Hukum Rohani
9. Traktat: Langkah-langkah Menuju Perdamaian Dengan Allah
28. PEMBIMBINGAN ORANG KRISTEN BARU (TINDAK LANJUT)
Tujuan:
Ia telah mulai berdoa supaya Allah memberikan kepadanya seorang Kristen baru untuk
dibimbing (follow-up, tindak lanjut).
Firman:
1. Kolose 1:28 --
2. 3Yohanes 1:4 --
3. 2Timotius 2:2 --
4. 2Timotius 1:3 --
Kegiatan:
1. Menjelaskan rencana pembimbingan (follow-up) Saudara.
2. Pergi dengan dia bila Saudara menolong orang Kristen baru.
3. Meminta dia menyanyikan Mulai Berjalan Dengan Kristus kepada Saudara.
4. Berdoa dengan dia untuk orang-orang yang ada di sekolahnya atau di tempat
pekerjaannya.
5. Berdoa tentang petobat baru yang akan dibimbing lebih lanjut.
6.
7.
Firman:
1. Kolose 1:28 -- Menolong tiap-tiap orang menjadi sempurna
2. 3Yohanes 1:4 -- Sukacita melihat orang lain hidup dalam Kristus
3. 2Timotius 2:2 -- Mengajar orang yang setia untuk melipatgandakan dirinya sebagai
murid Yesus
4. 2Timotius 1:3 -- Doa dalam pembimbingan orang Kristen baru
Bahan:
1. Mengikut Tuhan Yesus 4, Pelajaran 6 s/d 9
2. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VII-1 s/d VII-14
3. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 2
4. Pemuridan II, Kesatuan VII s/d IX
29. PEMBERIAN
Tujuan:
Ia memberi uang dan sebagainya secara teratur bagi pekerjaan Tuhan.
Firman:
1. Amsal 3:9-10 --
2. 2Korintus 9:6-8 --
3. Lukas 6:38 --
4. Amsal 3:27 --
5. Galatia 6:6 --
6. Maleakhi 3:10 --
7. Amsal 11:24-25 --
8. 2Korintus 8:9 --
Kegiatan:
1. Menolong dia mendaftarkan prinsip-prinsip mengenai pemberian dan pengabdian dalam
Alkitab.
2. Memeriksa bagaimana hasilnya rencana pemberiannya.
3. Menolong dia membuat anggaran belanja pribadi (bila perlu).
4. Menolong dia menetapkan rencana untuk pemberian.
5.
6.
Firman:
1. Amsal 3:9-10 -- Memberi pertama-tama kepada Allah
2. 2Korintus 9:6-8 -- Memberi dengan sukacita
3. Lukas 6:38 -- Menerima menurut ukuran memberi
4. Amsal 3:27 -- Memberi bila Saudara dapat
5. Galatia 6:6 -- Membagikan sumber-sumber yang ada dengan guru-guru rohani
6. Maleakhi 3:10 -- Memberi persepuluhan dan persembahan dan menerima berkat Tuhan
7. Amsal 11:24-25 -- Orang yang murah hati diberkati
8. 2Korintus 8:9 -- Meskipun Ia kaya, Kristus menjadi miskin bagi kita.
Bahan:
1. Berjalan Terus Dengan Kristus, bagian 8
2. Hidup Dalam Kristus, Pelajaran 6
3. Mengikut Tuhan Yesus 2, Pelajaran 1 s/d 4
4. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-29 s/d IV-40
5. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 4
6. Penyerahan Penuh Dalam Pengabdian
7. Persembahan dan Persepuluhan
30. VISI DUNIA
Tujuan:
Ia menunjukkan perhatian dan keprihatinan dalam visi dunia melalui doa mingguan bagi utusan-
utusan Injil dan orang-orang di lain daerah dan negeri. Ia memberi persembahan bagi pengutusan
Injil.
Firman:
1. Matius 9:35-38 --
2. Matius 28:19-20 --
3. Markus 16:15 --
4. Yohanes 20:21 --
5. Lukas 24:47 --
6. Yesaya 6:8 --
Kegiatan:
1. Memperkenalkan dia kepada utusan Injil yang sedang berkunjung.
2. Berdoa dengan dia menggunakan surat-surat permintaan doa pengutusan Injil.
3. Menggunakan peta dunia dan berdoa untuk negara-negara lain.
4. Surat-menyurat dengan pekerja Tuhan di lain daerah atau negeri tentang pekerjaan Tuhan
di daerah atau negeri itu.
5. Membaca dan mendiskusikan riwayat-riwayat hidup beberapa utusan Injil.
Firman:
1. Matius 9:35-38 -- Berdoa untuk pekerja-pekerja di ladang-ladang dunia.
2. Matius 28:19-20 -- Membuat murid di mana-mana
3. Markus 16:15 -- Memberitakan Injil kepada semua orang
4. Yohanes 20:21 -- Amanat Yesus kepada kita, berdasarkan pada pengutusan Dia yang
berhasil.
5. Lukas 24:47 -- Membawa berita Injil kepada semua bangsa
6. Yesaya 6:8 -- Kemauan untuk pergi.
Bahan:
1. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VI-3 s/d VI-16
2. Pelajaran Kehidupan Kristen, Buku 6, pasal 5
3. Peta dunia atau bola dunia
4. Riwayat-riwayat hidup utusan Injil
5. Surat-surat permintaan doa utusan Injil
Saran: Beberapa Pokok yang lain Untuk Tujuan Pembinaan
Allah -- TRITUNGGAL
Bahan:
Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, pasal 2
KELUARGA KRISTEN
Bahan:
1. Dua Menjadi Satu
2. Hidup Sebelum dan Sesudah Nikah
3. Kekasihku: Sebelum Pernikahan
4. Kekasihku: Sesudah Pernikahan
5. Pedoman Kehidupan Kristen, halaman IV-41 s/d IV-48
KARUNIA ROHANI
Bahan:
Pedoman Kehidupan Kristen, halaman VIII-1 s/d VIII-8
DAFTAR BUKU-BUKU
YANG DISARANKAN DALAM LAMPIRAN I
Cara Berdoa Bersama, John Paterson, LLB
Bagaimana Membaca Alkitab, PPA/BPK
Daftar Bacaan Alkitab Setiap Hari, LLB
Doa yang Dikabulkan, Catherine Marshall/Betsy T, BPK
Dua Menjadi Satu, J. Allan Peterson, Elvin and Joyce Smith, LLB
Hatiku Tempat Kediaman Kristus, Robert Munger, KH
Hidup Dalam Kristus, LLB
Konkordansi, D. F. Walker, BPK
Kuasa Karena Doa, E. M. Bounds, Yakin
Langkah-langkah Menuju Perdamaian Dengan Allah, GM
Malaikat: Agen Rahasia Allah, Billy Graham, LLB
Menggali Isi Alkitab, J. Sidlow Baxter, BPK
Mengikut Tuhan Yesus, Jack Selfridge dan John Ingouf, LLB
Mujizat Terjadi Bila Wanita Berdoa, Evelyn Christension, GM
Mulai Berjalan Dengan Kristus, KH
Pedoman Kehidupan Kristen, Waylon Moore, LLB
Pelajaran Tentang Jaminan, KH
Pelajaran Kehidupan Kristen, Nav
Pemuridan, Avery Willis dan Marvin Leech, LLB
Penghafalan Ayat Berjudul, Nav
Planet Bumi Pada Zaman Akhir, Hal Lindsey, KH
Pokok-pokok Kepercayaan Orang Kristen, J. Clyde Turner, LLB
Rencana Agung Penginjilan, Robert E. Coleman, KH
Roh dan Firman, Robert E. Coleman, KH
Saudara Saksi, Berdirilah, Ralph W. Neighbour, LLB
Tafsiran Alkitab Masa Kini, BPK
Temperamen Anda Dapat Diubah, Tim LaHaye, KH
Temukanlah Sendiri--Sukacita Dalam Mempelajari Alkitab, Oletta Ward, GM
Tujuh Dosa Maut, Billy Graham, BPK
Tujuh Menit Bersama Tuhan, Robert Foster, LLB (Periksa juga Pola Pemuridan, KH).
Semua buku di atas dapat dipesan dari Toko Buku Baptis, Kotak Pos 56, Jl. Tamansari 16,
Bandung, atau di toko buku Kristen lain.v Penjelasan Kode Penerbit:
BPK -- Badan Penerbit Kristen
GM -- Gandum Mas
KH -- Kalam Hidup
LLB -- Lembaga Literatur Baptis
Nav -- Para Navigator
Yakin -- Yakin
Lampiran 2 Cara Melipatgandakan
Pelayanan
Bagan yang berjudul Cara Melipatgandakan Pelayanan menggambarkan proses-proses
membimbing seorang calon murid bertumbuh sehingga menjadi seorang murid, seorang pembina
murid, dan akhirnya, seorang pemimpin pembina murid.
Proses pertama ialah penginjilan. Kita taat kepada perintah Kristus dan bersaksi tentang Dia dan
pekerjaanNya dalam kehidupan kita. Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk (Markus 16:15). Hasil proses ini adalah seorang calon murid, seorang petobat, bila
Tuhan memberkati kita dalam pelayanan pemberitaan Injil.
Proses kedua adalah pembinaan. Tujuannya dijelaskan dalam Kolose 2:6-7 -- Kamu telah
menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.
Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun diatas Dia, hendaklah kamu bertambah
teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan
syukur. Dalam proses ini kita membina calon murid, membangun dalam hidupnya sifat-sifat
seorang murid, seperti yang diuraikan dalam daftar Tujuan-Tujuan Pembinaan Murid Yesus,
Pasal 6 dan Lampiran I. Hasilnya ialah seorang murid yang dapat menginjili orang lain.
Proses ketiga ialah pengarahan atau perlengkapan. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul
maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-
pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:11-12). Kita bekerja secara perseorangan dengan seorang
murid dan membimbing dia mencapai tujuan-tujuan sehingga menjadi seorang pembina murid,
seorang pekerja dalam tuaian Tuhan. Hasilnya ialah dia dapat menginjili orang luar dan dapat
membina orang menjadi murid Yesus. Sampai hari ini, seperti dikatakan oleh Tuhan Yesus,
Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (Matius 9:37).
Proses yang terakhir ialah pelipatgandaan, yaitu latihan secara intensip dan perseorangan
menurut teladan Tuhan Yesus. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk
diutusNya memberitakan Injil (Markus 3:14). Dalam latihan kepemimpinan ini, kita menerapkan
prinsip menyertai dia dan memakai waktu banyak dan yang bermutu membimbing calon
pemimpin supaya mencapai tujuan-tujuan latihannya. Hasilnya seorang pemimpin yang dapat
melipatgandakan semua proses tersebut. Dia dapat menginjili orang luar, membina murid Yesus,
mengarahkan murid, dan melatih pembina murid secara intensip. Hasilnya ialah pemimpin-
pemimpin untuk regu-regu pembinaan murid Yesus. Akhirnya, seorang pemimpin yang bersifat
pelayan dapat di bawah pimpinan Roh Kudus melipatgandakan semacam pelayanan seperti yang
pernah membina dia sendiri.
BAGAN CARA MELIPAT GANDAKAN PELAYANAN



PENGINJILAN PEMBINAAN MURID
(Markus 16:15) (Kolose 2:6-7)
bersaksi Calon Membimbing
------------> Murid -------------------------> Murid
A TUJUAN-TUJUAN
| | PEMBINAAN | P
| | E
| Melatih Secara Perseorangan N
* | G
* TUJUAN-TUJUAN PENGARAHAN A
* (Efesus 4:11-12) R
* PELIPATGANDAAN | A
* LATIHAN KEPEMIMPINAN | H
* (Markus 3:14) V A
* Menyertai Dia pembina N
pemimpin <--------------------------- murid
TUJUAN-TUJUAN
KEPEMIMPINAN

Lampiran 3 Ciri-Ciri Khas Calon Murid,
Murid Pembina Murid, Dan Pemimpin
Lampiran ini memuat sebuah garis besar ciri khas untuk tiap langkah dalam proses pembinaan
murid. Saudara dapat memakainya dalam penilaian kemajuan Saudara dan murid Saudara dalam
tiap proses.
CIRI KHAS CALON MURID
1. Ternyata oleh sikapnya dan perbuatannya bahwa dia memiliki hidup baru (2Korintus
5:17).
2. Dia bersikap baik terhadap Tuhan Yesus Kristus.
3. Dia bersikap negatip terhadap dosa.
CIRI KHAS MURID
1. Dia memprioritaskan Yesus Kristus dalam kehidupannya dan sedang mengambil langkah
untuk memisahkan diri dari dosa (Lukas 9:23; Roma 12:1-2).
2. Dengan setia dia menyelidiki dan menghafal Firman Allah dan menerapkannya dalam
kehidupannya dengan pertolongan Roh Kudus (Yohanes 8:31; Yakobus 1:22-25;
Mazmur 119:59).
3. Dia mengadakan waktu teduh dengan teratur dan sedang bertumbuh dalam iman dan doa
syafaat (Markus 1:35; Ibrani 11:6; Kolose 4:2-4).
4. Dia setia dan giat di dalam gerejanya dan menyatakan kasih Kristus melalui pelayanan
kepada saudara-saudaranya dalam Kristus (Mazmur 122:1; Ibrani 10:24-25; Yohanes
13:34-35; 1Yohanes 4:20-21; Galatia 5:13).
5. Dia dikenal sebagai pengikut Yesus Kristus dilingkungan tempat tinggalnya dan
pekerjaannya, menyatakan semangat untuk bersaksi, menceritakan kesaksian pribadinya
dengan jelas, dan memberitakan Injil dengan setia dan dengan makin efektif (Matius
5:16; Kolose 4:6; 1Petrus 3:15).
6. Dia adalah seorang pelajar yang terbuka dan dapat diajar (Kisah 17:11).
7. Ternyata bahwa dia adalah seorang pengikut dan murid Yesus yang menyatakan
kesetiaannya dalam segala bidang tersebut di atas (Lukas 16:10).
CIRI KHAS PEMBINA MURID
1. Dia menyatakan pertumbuhannya dalam sifat-sifat dan ketrampilan- ketrampilan yang
digarisbesarkan dalam Ciri Khas Murid (2Petrus 3:18).
2. Dia menyatakan pertumbuhan belas kasihan terhadap orang luar dan membuktikan
kemampuannya dalam membimbing mereka kepada Kristus secara pribadi (Matius 9:36-
38; Roma 1:16).
3. Dia sedang dipakai oleh Tuhan untuk membina orang menjadi murid Yesus, secara
pribadi atau di dalam sebuah kelompok pemuridan (Kolose 1:28-29).
4. Dia sedang bekerja dalam usaha menjadikan orang murid Yesus (Matius 28:19-20).
5. Dengan setia mengadakan waktu teduh dan memakai segala metode untuk memahami
Firman Allah (Filipi 4:9).
CIRI KHAS PEMIMPIN
1. Dia seorang pembina murid yang telah diperlengkapi dan menyatakan pertumbuhan
dalam sifat-sifat dan ketrampilan-ketrampilan yang terdaftar dalam Ciri Khas Pembina
Murid.
2. Dia dipakai oleh Tuhan untuk membimbing murid-murid menjadi pembina-pembina
murid (2Timotius 2:2).
3. Dia mengumpulkan dan memimpin pembina-pembina murid dalam penginjilan orang-
orang luar dan dalam pembinaan calon-calon murid (Markus 1:38).
4. Dia menunjukkan kesetiaan dan keutuhan dalam kehidupan dan pelayanannya (2Timotius
2:19-21).

Anda mungkin juga menyukai