Anda di halaman 1dari 28

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BEDAH TATA GEREJA GKE TAHUN 2021

MAKALAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Kelompok Mata Kuliah

Hukum Gereja

Dosen Pembimbing:

Pdt. Dr. Keloso Ugak

Disusun Oleh :

Kelompok 3 A

Febri Valentino Hevin Prasetya Ivana Kezia

(18.23.09) (18.23.15) (18.23.18)

Fipy Araiyity Ika Lestari Simarmata Iwan

(18.23.11) (18.23.16) (18.23.19)

Gutradopalajones Ilma Dwi Astuti

(18.23.14) (18.23.17)

Program Sarjana Program Studi Teologi

BANJARMASIN

MARET 2022
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan-Nya menolong

dan menguatkan kelompok dalam membuat makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya,

semua akan menjadi sia-sia. Kelompok berterima kasih atas dosen pengampu

mata kuliah Hukum Gereja yang telah memberikan banyak materi Hukum Gereja

dan juga Tata Gereja GKE 2021 sebagai bahan referensi utama kelompok.

Makalah yang dibuat oleh kelompok dengan berjudul “Bedah Tata Gereja GKE

Tahun 2021” ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru bagi para pembaca

mengenai Tata Gereja GKE Tahun 2021 yang telah dirumuskan oleh Gereja GKE.

Namun kelompok menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, baik

dalam segi penulisan maupun materi yang di masukan dalam makalah tersebut.

Hal inilah yang menjadi evaluasi bersama dengan menerima kritikan dari para

pembaca.

Banjarmasin, 20 Maret 2022

Kelompok 3 A

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I:PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
1.4. Metode Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II:PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1. Gambaran Umum Mengenai Tata Gereja................................................. 3
2.2. Perubahan yang Terdapat dalam Tata Gereja GKE Tahun 2021 ............. 4
2.3. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Perubahan dalam Tata Gereja
GKE Tahun 2021 ............................................................................................... 13
2.4. Analisis Kritis Tata Gereja Tahun 2021 ................................................. 21
BAB III:PENUTUP ............................................................................................. 23
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 23
3.2. Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

ii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gereja merupakan tempat persekutuan bagi orang-orang percaya bersama

dengan Allah yang bertujuan agar sama-sama bertumbuh dalam iman dan menjadi

saksi Kristus dengan menyebarkan Injil bagi semua orang, selain sebagai tempat

persekutuan orang-orang percaya, Gereja juga merupakan suatu lembaga atau

institusi yang mengantarkan keselamatan dari Allah kepada umat-Nya.1 Dengan

tujuan agar dapat mengantarkan keselamatan dari Allah kepada umat-Nya dengan

baik, maka diperlukan suatu penataan atau aturan secara organisisir dalam Gereja.

Pada Gereja GKE (Gereja Kalimantan Evangelis), terdapat suatu aturan yang

bernama Tata Gereja GKE yang diterbitkan oleh Majelis Sinode Gereja

Kalimantan Evangelis.

Pada tanggal 8 Juli 2021 di Kuala Kurun, diselenggarakan Sinode Umum

XXIV GKE yang melibatkan Resort-Resort dan Lembaga GKE lainnya. Hasil

Sinode Umum XXIV GKE ini adalah mengesahkan Tata Gereja GKE tahun 20212

yang diharapkan agar dapat mengatur pelaksanaan tugas panggilan (misi) GKE,

yaitu bersekutu, bersaksi, dan melayani serta hal-hal yang menyangkut

pengorganisasian.3 Namun terdapat perubahan-perubahan dari Tata Gereja GKE

sebelumnya sehingga kelompok membedah isi dari tata Gereja tersebut untuk

1
Jan S. Aritonang, Christiaan de Jonge, Apa dan bagaimana gereja?: pengantar sejarah
eklesiologi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20096), 5 diakses tanggal 20 Maret 2022,
https://books.google.co.id/books?id=TavLsNTpaSUC&printsec=frontcover&dq=pengertian+gerej
a&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20gereja
&f=false.
2
Tim Penyusun, Tata Gereja GKE Tahun 2021 (Banjarmasin: Majelis Sinode Gereja
Kalimantan Evangelis, 2021) 2.
3
Ibid., 4.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

mengetahui apa saja yang telah diubah. Hal ini sesuai dengan judul pada makalah

kelompok, yaitu “Bedah Tata Gereja Gke Tahun 2021.”

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa itu Tata Gereja dan fungsinya?

1.2.2. Apa saja perubahan yang terdapat dalam Tata Gereja GKE tahun 2021?

1.2.3. Apa yang melatarbelakangi adanya perubahan-perubahan tersebut?

1.2.4. Bagaimana penerapan Tata Gereja GKE didalam kehidupan bergereja?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan dari tugas

kelompok mata kuliah Hukum Gereja.

1.3.2. Mengetahui pengertian dan fungsi dari Tata Gereja.

1.3.2. Memaparkan hasil bedah Tata Gereja GKE tahun 2021, khususnya

mengenai perubahan dan perbedaan dari Tata Gereja GKE tahun 2015.

1.3.2. Memaparkan sejauh mana proses penyusunan dan pelaksanaan Tata Gereja

GKE dalam kehidupan bergereja.

1.4. Metode Penulisan

Pada bagian metode penulisan, kelompok menggunakan metode studi

pustaka seperti buku, E-book dan sumber online. Kemudian juga disertai dengan

hasil wawancara dari beberapa narasumber.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Mengenai Tata Gereja1

Secara etimologi, pengertian dari kata “tata” adalah aturan (biasanya dipakai

dalam kata majemuk); kaidah, aturan, dan susunan; cara menyusun; sistem. Jadi,

jika dipasangkan dengan kata “Gereja”, ialah suatu aturan yang disusun untuk

menjelaskan, menata atau mengatur kehidupan bergereja. Menurut Berkhof, tata

Gereja itu juga dapat disebut dengan aturan atau hukum Gereja. Dari sudut

pandang hukum secara umum, tata Gereja digambarkan sebagai hukum internal

yang ada dalam Gereja. Tata Gereja dirasa sangat penting dimiliki oleh setiap

denominasi Gereja karena sifatnya yang sebagai pedoman dalam mengatur tata

cara hidup bergereja.

Adapun tujuan dari tata Gereja adalah untuk mengarahkan Gereja melayani

sesuai dengan peraturan Gereja yang berlaku, sehingga dasar Eklesiologi

sungguh-sungguh nyata dirasakan dan terlihat dalam cara Gereja melayani. Tata

Gereja juga menjadi salah satu cara atau alat untuk mengembangkan dan

membangun jemaat. Berikut adalah fungsi dari tata Gereja, diantaranya:

2.1.1. Tata Gereja dapat menolong Gereja untuk memperhatikan tugas dan

panggilan di dunia.

2.1.2. Memampukan Gereja untuk melayani sesuai dengan hakikat dirinya.

2.1.3. Membantu Gereja untuk mewujudnyatakan kehadirannya.

2.1.4. Menjaga supaya pelayanan yang ditugaskan dapat berlangsung dengan

baik dan teratur.

1
Supriadi Siburian, “Pentingnya Tata Gereja”, 12 April 2020, diakses pada tanggal 21 Maret
2022, http://supriadisiburian.blogspot.com/2020/04/pentingnya-tata-gereja.html

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

2.1.5. Untuk memelihara kesucian, kelancaran dan ketertiban pelayanan Gereja.

2.1.6. Menjaga agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan kekacauan dalam

satu Gereja.

2.1.7. Suatu tatanan hidup kegerejaan yang berkenaan dengan tata aturan

keanggotaan dalam suatu Gereja.

2.2. Perubahan yang Terdapat dalam Tata Gereja GKE Tahun 20212

Berikut perubahan yang terdapat dalam Tata Gereja GKE Tahun 2021

dalam bentuk tabel:

No. Pembaharuan Tata Gereja GKE


Bab, Bagian, Judul dan Pasal Perubahan
1. I, ketiga, “Waktu, Wilayah, - Penambahan ayat 4: “GKE didirikan
Kedudukan”, 5. untuk jangka waktu yang tidak
terbatas”.
2. II, kedua, “Azas dan Dasar - Perubahan muatan pada ayat 2 dan 3
Hukum”, 8. serta dihilangkan nya ayat 4.
3. V, kesatu, “Pemberitaan Kabar - Perubahan pada judul: “Pekabaran
Baik”, 20. Injil” menjadi “Pemberitaan Kabar
Baik”.
4. VII, kesatu, “Anggota dan Jenis - Penambahan sub-ayat c pada ayat 1:
Keanggotaan”, 23. “Seorang anak yang meninggal saat
lahir dari orangtuanya GKE”.
- Penambahan sub-ayat c pada ayat 2:
“Keanggotaan Jemaat GKE hanya
boleh terdaftar di satu jemaat saja”.
5. VII, kedua, “Hak dan Kewajiban - Penambahan sub-ayat e pada ayat 4:
Anggota”, 24. “mengikuti persidangan jemaat”.
6. VII, ketiga, “Berakhirnya - Penambahan sub-ayat f pada ayat 1:
Keanggotaan”, 25. “pindah tempat domisili yang tidak
ada GKE”.
7. VIII, kesatu, “Jabatan-Jabatan - Perubahan sub-ayat c pada ayat 1:
Gerejawi”, 26. Penginjil atau pambarita berubah
menjadi evangelis.
8. VIII, kelima, “Jabatan Pendeta”, - Penambahan sub-ayat d pada ayat 3:
30. “menikah kembali setelah diceraikan
oleh suami atau isterinya”.
9. VIII, kelima, “Jabatan Pendeta”, - Perubahan sub-ayat c pada ayat 4:
30. Pendeta emeritus menjadi pendeta

2
Tim Penyusun, Tata Gereja GKE Tahun 2021..., 6-58.

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

pensiun.
10. IX, kesatu, “Tata Organisasi”, - Penambahan baru dalam bab
32. “Organisasi dan Pengorganisasian”
untuk penegasan seluruh tata
organisasi GKE didasarkan pada
sistem Sinodal Presbiterial.
11. X, kesatu, “Fungsi - Perubahan judul yang sebelumnya
Persidangan”, 37. “Fungsi dan jenis persidangan”
menjadi “Fungsi Persidangan”.
12. X, kesatu, “Fungsi - Perubahan sub judul ayat 1 (satu)
Persidangan”, 37. dari “Fungsi Persidangan”menjadi
“Tujuan Persidangan”
13. X, kedua, “Cara pelaksaan - Penambahan baru dalam tata Gereja
persidangan”, 38. GKE tahun 2021
14. X, ketiga, “Persidangan Jemaat”, - Penambahan ayat baru, yakni ayat 1:
39. “Persidangan untuk tingkat Jemaat
yang disebut Persidangan Jemaat”.
- Penambahan ayat baru, yakni ayat 2:
“Persidangan Jemaat adalah
persidangan tertinggi untuk
mengambil keputusan pada tingkat
jemaat setempat.
- Penambahan sub-ayat c pada ayat 5:
“Membahas untuk mengambil
keputusan tentang laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan
program Majelis Pertimbangan dan
Badan Pengawas Perbendaharaan
Jemaat setempat”
15. X, ketiga, “Persidangan Jemaat”, - Perbaikan dalam sub-ayat a dalam
39. ayat 5: dari “memilih Penetua dan
Diakon 5 (lima) tahun” menjadi
“Menetapkan penatua dan diakon
terpilih, Majelis Jemaat terpilih
(termasuk Majelis Pekerja Harian
(MPH) Jemaat, Majelis
Pertimbangan (MP) Jemaat dan
Badan Pengawas Perbendaharaan
(BPP) Jemaat untuk masa bakti 5
(lima) tahun”
16. X, ketiga, “Persidangan Jemaat”, - Perbaikan pada sub-ayat d dalam
39. ayat 5: dari “Membahas dan
menetapkan program kerja dan
anggaran keuangan jemaat”
menjadi “Membahas dan
menetapkan pokok-pokok kebijakan
program kerja bagian umum dan
bagian keuangan untuk masa bakti

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

5(lima)tahun”.
17. X, keempat, “Persidangan - Penambahan ayat baru, yakni ayat 1:
Majelis Jemaat”, 40. “Sidang Majelis Jemaat bertujuan
menjabarkan keputusan
Persidangan Jemaat ke dalam
program kerja tahunan jemaat”
- Penambahan ayat baru, yakni ayat 2:
“Sidang Majelis Jemaat adalah
persidangan tempat penggambilan
tertinggi keduapada tingkat jemaat”
18. X, keempat, “Persidangan - Penambahan sub-ayat b dalam ayat
Majelis Jemaat”, 40. 4:“Perwakilan dari badan pembantu
pada tingkat Jemaat”
- Penambahan sub-ayat c dalam ayat
4: “MP dan BPP Jemaat”
- Penambahan sub-ayat d dalam ayat
4: ‘Vikar”
- Penambahan sub-ayat e dalam ayat
4:”Unsur MPH Resort”
- Penambahan sub-ayat f dalam ayat
4: “Undangan”
19. X, keempat, “Persidangan - Penambahan sub-ayat b dalam ayat
Majelis Jemaat”, 40. 6: “Mendengarkan informasi dan
masukan dari MP dan BPP Jemaat”
20. X, keempat, “Persidangan - Penambahan baru sub-ayat c dalam
Majelis Jemaat”, 40. ayat 6:”Menyusun dan menetapkan
Program Majelis Jemaat untuk 1
(satu)tahun berikutnya berdasarkan
penjabaran pokok-pokok program
yang diputuskan oleh Persidangan
Jemaat dan Sidang Majelis Jemaat”
- Penambahan baru sub-ayat e dalam
ayat 6:”Menyusun dan menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
(APB) Majelis Jemaat atas program
yang telah ditetapkan Sidang
Majelis Jemaat untuk 1 (satu) tahun
berikutnya”
- Kedua sub-ayat tersebut penjabaran
dari pasal 38 ayat 5(b) pada tata
Gereja GKE tahun 2015.
21. X, kelima, “Sinode Resort”, 41. - Penambahan ayat baru, yakni ayat
1:”Persidangan untuk tingkat Resort
yang disebut Sinode Resort”
- Penambahan ayat baru, yakni ayat 2:
“Sinode Resort adalah persidangan
tertinggi untuk mengambil
keputusan pada tingkat resort”

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

22. X, kelima, “Sinode Resort”, 41. - Perbaikan pada ayat 5 dengan


penambahan kata di dalam ayat
tersebut, yakni:“…untuk
memutuskan hal-hal yang sangat
penting dan mendesak atau kejadian
luar biasa yang memerlukan
keputusan segera”.
23. X, kelima, “Sinode Resort”, 41. - Penambahan sub-ayat a dalam ayat
6:”Membahas pelaksanaan
keputusan Sinode Umum GKE,
keputusan Sidang MS GKE,
pembinaandanpengembangan
kerjasama jemaat-jemaat dalam
lingkungan Resort”
- Penambahan sub-ayat c dalam ayat
6:“Membahas untuk mengambil
keputusan tentang laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan
program MP dan BPP Resort”
24. X, kelima, “Sinode Resort”, 41. - Penambahan su-ayat h dalam ayat 8:
“Vikar”
25. X, keenam, “Persidangan - Penambahan pasal baru pada tata
Majelis Resort”, 42. Gereja GKE tahun 2021.
26. X, ketujuh, “Sinode Umum”, 43. - Penambahan ayat baru, yakni ayat 1:
“Sinode Umum adalah Persidangan
Umum untuk seluruh GKE”
- Penambahan ayat baru, yakni ayat 2:
“Sinode Umum adalah persidangan
tertinggi tempat mengambil
keputusan untuk seluruh GKE”
- Penambahan ayat baru, yakni ayat 6:
“Sinode Umum Biasa dapat
dipercepat atau ditunda
pelaksanaan normalnya hanya atas
keputusan Sinode Umum Luar
Biasa”
27. X, ketujuh, “Sinode Umum”, 43. - Penambahan baru sub-ayat a dalam
ayat 7:”Terjadi ketidakpastian
keadaan akibat bencana alam atau
bencana non-alam (force majeure)
yang berhubungan dengan
keselamatan peserta yang hadir”
- Penambahan baru sub-ayat b dalam
ayat 7:”Terjadi keadaan luar biasa,
urgen dan harus diputuskan segera
pada tingkat persidangan tertinggi
GKE namun Sinode Umum Biasa
tidak dilaksanakan dalam waktu

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

segera”
28. X, ketujuh, “Sinode Umum”, 43. - Perubahan judul dalam ayat 9: dari
“Tujuan Sinode Umum” menjadi
“Agenda Sinode Umum”
29. X, ketujuh, “Sinode Umum”, 43. - Penambahan sub-ayat b dalam ayat
9: “Membahas untuk memutuskan
laporan pertanggungjawaban
program MPdan BPP Majelis
SinodeGKE”
- Penambahan sub-ayat g dalam ayat
9:“Menetapkan dan mengesahkan
Calon Resort dan Resort definitif
GKE”
- Penambahan sub-ayat h dalam ayat
9:”Menetapkan dan mengesahkan
perubahan nama Calon Resort dan
Resort definitif GKE”
30. X, kedelapan, “Sidang Majelis - Penambahan ayat baru, yakni 2:
Sinode”, 44. “Sidang Majelis Sinode GKE adalah
persidangan tempat penggambilan
tertinggi keduauntuk tingkat GKE”
31. X, kedelapan, “Sidang Majelis - Penambahan ayat baru, yakni 3:
Sinode”, 44. “Sidang MajelisSinode GKE
dipimpin oleh MPHSinode GKE”
32. X, kedelapan, “Sidang Majelis - Penambahan ayat baru, yakni ayat 4:
Sinode”, 44. “Sidang Majelis Sinode GKE
dihadiri oleh:…terdiri dari sub-ayat
a-f”
- Ayat ini merupakan pecahan dari
pasal sebelumnya mengenai “
Sinode Umum”
33. X, kedelapan, “Sidang Majelis - Penambahan ayat baru, yakni 5:
Sinode”, 44. Sidang Majelis Sinode GKE
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam 1 (satu)tahun.
- Ayat ini merupakan pecahan dari
pasal sebelumnya mengenai “Sinode
Umum”
34. X, kedelapan, “Sidang Majelis - Penambahan ayat baru, yakni ayat 6:
Sinode”, 44. mengenai tujuan Sidang Majelis
Sinode GKE. Terdiri atas sub-ayat a-
h.
35. XI, kesatu, “Asas dan - Perbaikan ayat dengan penambahan
Kelengkapan Kepemimpinan”, kata “Sinodal Prebiterial” dalam
45. ayat 1.
36. XI, kesatu, “Asas dan - Perbaikan dalam ayat 4 dengan
Kelengkapan Kepemimpinan”, menambah kalimat: “Jabatan
45. Struktural yang sama disemua

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

jenjang organisasi GKE hanya


dapat dijabat maksimal 2 (dua) kali
berturut-turut, kecuali jabatan
ketua Majelis Resort/Cares yang
ditetapkan tersendiri oleh Majelis
Sinode GKE dan jabatan ketua
Majelis Jemaat/Calon Jemaat yang
ditunjuk oleh Majelis Resort/Calon
Resort”
- Kalimat bercetak tebal merupakan
penambahan kalimat baru dalam
ayat 4.
37. XI, kedua, “Majelis Jemaat”, 46. - Perbaikan pada ayat 3 dengan
menambah kalimat: “Majelis Jemaat
dipilih dan ditetapkan pada
Persidangan Jemaat untuk periode 5
(lima) tahun, kecuali ketua Majelis
Jemaat/CalonJemaatditunjuk dan
ditetapkan oleh MPH Resort”
- Kalimat bercetak tebal merupakan
penambahan kalimat baru dalam
ayat 3.
38 XI, ketiga, “Majelis Resort”, 47. - Perbaikan pada ayat 3 dengan
menambah kalimat: “Komposisi
Majelis Resort dipilih dan
ditetapkan oleh Sinode Resort untuk
periode 5 (lima) tahun, kecuali
ketua Majelis Resort dan Majelis
Calon Resort ditunjuk dan
ditetapkan oleh Sinode GKE”
- Kalimat bercetal tebal merupakan
penambahan baru dalam ayat 3.
39. XI, keempat, “Majelis Sinode”, - Penambahan ayat baru, yakni ayat 7:
48. “Majelis Sinode melaksanakan
Sidang Majelis Sinode dalam rangka
menjabarkan Keputusan Sinode
Umum ke dalam program kerja
tahunan GKE secara menyeluruh”
- Penambahan ayat baru, yakni ayat 8:
“Sidang Majelis Sinode tahunan
dihadiri MPH Resort/Calon Resort
se-GKE dalam rangka koordinasi
pelaksanaan keputusan Sinode
Umum dan keputusan Sidang
Majelis Sinode”
40. XIII, “Kepegawaian”, pasal 51 - Bab ini merupakan penambahan bab
dan 52. baru dalam tata Gereja GKE tahun
2021.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

41. XIV, kesatu, “Kekayaan dan - Penambahan bagian baru dari


Status Kepemilikan”, 53. perbaikan Bab XIV “Kekayaan dan
Keuangan” dalam Tata Gereja GKE
tahun 2021.
- Ayat 3 merupakan pecahan dari
bagian kedua “Kekayaan” dalam
pasal 49 pada tata Gereja GKE tahun
2015.
42. XIV, kedua, “Pengelolaan - Penambahan bagian baru yang dari
Kekayaan”, 54. perbaikan Bab XIV “Kekayaan dan
Keuangan’ dalam Tata Gereja GKE
tahun 2021.
43. XIV, ketiga, “Pengelolaan dan - Perubahan judul dari “Keuangan’
Sumber Keuangan”, 55. menjadi “Pengelolaan dan Sumber
Keuangan”
44. XIV, kempat, “Ketentuan - Penambahan bagian baru dalam Bab
Peralihan”, 56. XIV “Keuangan dan Kekayaan”
dalam Tata Gereja GKE tahun 2021.
45. XIV, kelima, “Pengawasan”, 57. - Perbaikan kata dalam ayat 3: dari
“Badan Pengawas pembendaharaan
di tingkat Jemaat dilakukan oleh
Badan Pengawas Pembendaharaan
Jemaat dan jika diperlukan
dilakukan oleh Badan Pengawas
Pembendaharaan Resort” menjadi
“Pengawasan perbendaharaan di
tingkat Jemaat dilakukan oleh BPP
Jemaat GKE dan jika diperlukan
dilakukan oleh BPPResort GKE”
46. XV, “Hubungan Gereja Dengan - Ada penghapusan pada ayat 3 dan 4
Pemerintahan” dalam pasal 52 pada Tata Gereja
GKE
47. XV, “Hubungan Gereja Dengan - Perbaikan dan perubahan dalam
Pemerintahan”, 59. muatan isi pada ayat 2: dari
“Mengingat luasnya wilayah
pelayanan GKE, maka upaya
membangun dan mengembangkan
kemitraan antara Gereja dengan
pemerintah dapat dilimpahkan oleh
Majelis Sinode GKE kepada
perwakilan Majelis Sinode GKE
wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota”
menjadi “Mengingat luasnya
wilayah pelayanan GKE, maka
upaya membangun dan
mengembangkan kemitraan antara
Gereja dengan pemerintah dapat
dilimpahkan oleh Majelis Sinode

10
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

GKE kepada Majelis Resort dan


Majelis Jemaat setempat atau
kepada badan pembantu yang
dibentuk dengan tugas khusus untuk
itu”
48. XVII, “Badan Pembantu - Perubahan pada judul bab dari
Pelayanan” “Lembaga Pelayan Khusus” menjadi
“Badan Pembantu Pelayanan”.
- Perubahan kata dari dua sub judul
bagian yakni “Lembaga Pelayanan
Khusus” menjadi “Badan Pembantu
Pelayanan Gereja”
49. XVII, kesatu, “Peran dan - Perubahan dan perbaikan ayat 1: dari
Pembantu Pelayanan Gereja”, “Lembaga Pelayanan Khusus
61. adalah lembaga yang dibentuk untuk
membantu mengembangkan tugas
panggilan Gereja pada bidang-
bidang pelayanan tertentu, seperti:
Yayasan, Lembaga/Badan, Komisi,
dan badan pembantu lainnya”
menjadi “Untuk membantu
mengembangkan tugas panggilan
Gereja pada bidang-bidang
pelayanan tertentu, Majelis Sinode,
Majelis Resort/Calon Resort dan
Majelis Jemaat/Calon Jemaat dapat
membentuk badan-badan
pembantunya seperti: Kelompok
Komisi/Seksi Pelayanan Kategorial,
pelayanan profesi, Komite, Pokja,
Sinode Wilayah, Perwakilan,
Yayasan, Lembaga, CV/PT/Badan
Usaha, Panitia dan lain-lain”
50. XVII, kesatu, “Peran dan - Perbaikan dan perubahan sub-ayat a
Pembantu Pelayanan Gereja”, dalam ayat 2: “Badan pembantu
61. pelayanan untuk bidang pelayanan
tertentu, seperti seksi pelayanan
kategorial untuk tingkat jemaat dan
komisi pelayanan kategorial untuk
tingkat Resort dan Sinode” dari
sub-ayat a dalam ayat 2 pasal 54
pada Tata Gereja GKE tahun 2015.
- Kalimat yang bercetak tebal
merupakan bagian perubahan dan
perbaikan sub-ayat a dalam ayat 2.
51. XVII, kesatu, “Peran dan - Perbaikan sub-ayat b dalam ayat 2:
Pembantu Pelayanan Gereja”, “Badan pembantu pelayanan yang
61. tidak berbadan hukum untuk bidang

11
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

pelayanan tertentu yang


memerlukan ruang dan kebebasan
gerak lebih besar dalam lingkup
GKE” dari sub-ayat b dalam ayat 2
padal 54 pada Tata Gereja GKE
tahun 2015.
- Kalimat yang bercetak tebal
merupakan bagian perubahan dan
perbaikan sub-ayat b dalam ayat 2.
52. XVII, kesatu, “Peran dan - Perbaikan sub-ayat c dalam ayat 2:
Pembantu Pelayanan Gereja”, “Badan pembantu pelayanan yang
61. berbadan hukum untuk menangani
pelayanan tertentu untuk cakupan
pelayanan lebih luas, baik di dalam
maupun di luar lingkup GKE”dari
sub-ayat c dalam ayat 2 pasal 54
pada Tata Gereja GKE tahun 2015.
- Kalimat yang bercetak tebal
merupakan bagian perubahan dan
perbaikan sub-ayat c dalam ayat 2.
53. XVII, kedua, Kepemimpinan - Perbaikan dan perubahan dalam ayat
Badan Pembantu Pelayanan 1: dari “Kepemimpinan Komisi
Gereja”, 62. Pelayanan, Badan Pelayanan baik
yang berbadan hukum maupun tidak
berbadan hukum, berada dalam
kordinasi penuh dalamMajelis
Jemaat untuk lingkup Jemaat,
Majelis Resort untuk lingkup Resort,
dan Majelis Sinode untuk lingkup
Sinode” menjadi “Kepemimpinan
Badan pembantu pelayanan baik
yang berbadan hukum maupun tidak
berbadan hukum berada dalam
koordinasi penuh Majelis yang
membentuknya”
54. XVII, kedua, Kepemimpinan - Perbaikan dan perubahan dalam ayat
Badan Pembantu Pelayanan 2: dari “Kepemimpinan Badan
Gereja”, 62. Pelayanan Khusus dalam lingkup
Sinode yang berbdan hukum berada
dalam koordinasi Majelis Sinode
dengan mengikuti peraturan
perundangan yang berlaku”
menjadi “Kepemimpinan Badan
pembantu pelayanan yang berbadan
hukum berada dalam koordinasi
Majelis yang membentuknya dengan
mengikuti peraturan perundangan
yangberlaku”

12
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

55. XVII, kedua, Kepemimpinan - Penambahan ayat baru, yakni ayat 3:


Badan Pembantu Pelayanan “Badan pembantu pelayanan GKE
Gereja”, 62. bersifat fungsional berlandaskan
azas kolegial-kolektif”
- Penambahan ayat baru, yakni ayat 4:
“Ketentuan Badan pembantu
pelayanan dalam lingkup GKE
diatur dalam Peraturan GKE”

2.3. Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Perubahan dalam Tata Gereja

GKE Tahun 2021

Pada bagian faktor-faktor yang melatarbelakangi perubahan dalam Tata

Gereja GKE Tahun 2021, maka kelompok mewawancarai dua narasumber, yaitu

Pdt. Medio Rapano M.Th dan Pdt. Em. Jhonson F. Simanjuntak sebagai data dan

hasilnya termuat dalam bentuk tabel sebagai berikut:

No. Pertanyaan Tanggapan 13 Tanggapan 24


GKE tidak
Peraturan ini
hanya untuk
Bab I Bagian Ketiga (Waktu, sudah ada
sementara
Wilayah, dan kedudukan) Pasal 5: sebelumnya, tapi
waktu, dulu hal
penambahan ayat 4 yang posisinya berbeda.
itu tidak pernah
menyatakan “GKE didirikan Hal ini hanya
diperhitungkan.
untuk jangka waktu yang tidak tersirat saja,
1. Maka GKE itu
terbatas”. Dalam Tata Gereja contohnya seperti
tidak terbatas
GKE 2015 ayat ini tidak ada. GKE di pulau
sampai
Kenapa terjadi penambahan ayat Kalimantan tapi
kapanpun. Dulu
ini dan apa yang sekarang di
GKE pernah
melatarbelakanginya? berbagai pulau
jatuh dalam
(ayat 2).
proses hukum.

3
Medio Rapano, Wawancara dilakukan oleh Ika Lestari Simarmata melalui via telepon
Whatshapp, 19 Maret 2022.
4
Jhonson F. Simanjuntak, Wawancara dilakukan oleh Febri Valentino melalui via
telepon Whatshapp, 21 Maret 2022.

13
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Karena yang
diperlukan adalah
Akta tersebut
yang tidak bisa
hal yang salah
Bab II Bagian Kedua (Azas dan berubah selama-
karena GKE
Dasar Hukum) Pasal 8: perubahan lamanya, adalah
sudah jauh
muatan pada ayat 2 dan 3 surat keluar pada
berdiri sebelum
pengurangan ayat yaitu ayat 4 zaman Hindia
2. itu, sudah
pada tata gereja tentang akta Belanda.
tercatat dalam
pendirian. Kenapa terjadi Perbaikan
pemerintah
pengurangan ayat tersebut dan apa dilakukan karena
dalam dan
yang melatarbelakanginya? surat tersebut
dalam
hanya berupa
pembukaan ada.
surat permohonan
saja bukan akta.
Karena
"Pekabaran
Injil" selalu
disalahpahami,
seakan-akan
Karena GKE dulu
mengkristenkan
mengenal
orang lain.
Bab V Tugas Panggilan Kesaksian pemberita bukan
Penyebutan
Bagian Kesatu (Pemberitaan penginjil, lebih
tersebut juga
Kabar Baik) Pasal 20: terdapat kepada ciri khas
bisa
perubahan judul yang semulanya GKE. Ledakan
meresahkan
3. “Pekabaran Injil” menjadi penginjilan Jhon
agama-agama
“Pemberitaan Kabar Baik”. Kenedi,
lain, karena
Kenapa terjadi perubahan ayat ini meresahkan
seperti ada
dan apa yang orang-orang
unsur membuat
melatarbelakanginya? muslim. Sehingga
orang lain
lebih baik ke arah
pindah agama.
pemberita.
Makanya kita
harus
mengabarkan
kabar baik bagi
semua orang

14
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Karena sering
sekali anggota
jemaat GKE
terdaftar dalam
Bab VII Keanggotaan Bagian beberapa gereja
Menandakan
Kesatu (Anggota dan Jenis oleh karena itu
sebagai
Keanggotaan) Pasal 23: terdapat harus
keanggotan GKE,
penambahan pada ayat 1 dan 2 ditegaskan
karena muncul
(poin c) yang menyatakan bahwa ia harus
dari diskusi-
“Seorang anak yang meninggal terdaftar di satu
4. diskusi dan
saat lahir dari orangtuanya GKE” gereja. Anak
persoalan konteks,
dan “Keanggotaan Jemaat GKE yang baru lahir
sehingga perlu
hanya boleh terdaftar di satu walaupun
dimasukkan
jemaat saja”. Kenapa terjadi belum
dengan
penambahan poin ini dan apa dibaptiskan ia
kesepakatan.
yang melatarbelakanginya? tetap terdaftar
dalam anggota
GKE oleh
karena orang
tuanya.

Dalam
Bab VII Keanggotaan Bagian Harus sesuai mengatakan
Kedua (Hak dan Kewajiban dengan peraturan bahwa semua
Anggota) Pasal 24: terdapat GKE, namun tetap keputusan
penambahan pada ayat 4 (poin e) saja hanya yang jemaat harus
5. yang menyatakan bahwa anggota mewakili. diputuskan oleh
GKE wajib “mengikuti Mengisyaratkan anggota jemaat,
persidangan jemaat”. Kenapa bahwa seluruh sehingga harus
terjadi penambahan ayat ini dan anggota sidi itu mengundang
apa yang melatarbelakanginya? bisa ikut. semua anggota
jemaat.

Bab VII Berakhirnya


Ketika anggota
Keanggotaan Bagian Ketiga
GKE pindah ke
(Berakhirnya Keanggotaan) Pasal
tempat yang
25: terdapat penambahan pada
tidak ada GKE
ayat 1 (poin f) yang menyatakan
nya maka
bahwa keanggotaan seseorang di
6. disarankan
GKE berakhir bilama yang
untuk pindah ke
bersangkutan “pindah tempat
gereja di tempat
domisili yang tidak ada GKE”.
tersebut karena
Kenapa terjadi penambahan poin
GKE setia pada
ini dan apa yang
asas ekumenis.
melatarbelakanginya?

15
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Ini sesuatu yang


tidak sinkron,
Tidak tahu
Bab VIII Jabatan Gerejawi dan harus diperhatikan
kenapa berubah
Vikar Bagian Kesatu (Jabatan- lagi ke depannya.
namun menurut
Jabatan Gerejawi) Pasal 26: Karena GKE
narasumber
terdapat perubahan pada ayat 1 sudah mentahbis
penginjil dan
(poin c). Perubahan yang orang-orang
7. pembarita
dimaksud ialah sebutan penginjil dengan evangelis.
adalah
atau pambarita beralih menjadi Penggunaan kata
evangelis
“evangelis”. Kenapa terjadi “evangelis” itu
sehingga satu
perubahan poin ini dan apa yang hanya untuk lebih
penyebutannya
melatarbelakanginya? mengarah kepada
saja.
bahasa Alkitabnya
saja.
GKE
mempunyai
Kalau sudah
Bab VIII Jabatan Gerejawi dan asas bahwa
bercerai
Vikar Bagian Kelima (Jabatan nikah hanya
seharusnya
Pendeta) Pasal 30: terdapat sekali seumur
dicopot, namun
penambahan pada ayat 3 (poin d) hidup, oleh
karena sikap
yang menyatakan bahwa jabatan karena itu
manusiawi itu
8. pendeta dapat dicabut oleh apabila bercerai
menjadi
Majelis Pekerja Harian Sinode kemudian
pertimbangan.
GKE, karena “menikah kembali menikah lagi
Itulah mengapa ini
setelah diceraikan oleh suami atau atau bercerai
muncul. Dengan
isterinya”. untuk kawin
syarat tidak
lagi maka
menikah lagi.
jabatannya akan
dicopot.
Bab VIII Jabatan Gerejawi dan
Vikar Bagian Kelima (Jabatan
Emeritus itu
Pendeta) Pasal 30: terdapat Emeritus itu
khusus
perubahan pada ayat 4 (poin c). khusus
penyebutan
Perubahan yang dimaksud ialah penyebutan
9. pendeta, namun
peralihan penyebutan pendeta pendeta, namun
pensiun lebih
Emeritus menjadi “pendeta pensiun lebih
kepada
pensiun”. Kenapa terjadi kepada pegawai.
pegawai.
perubahan poin ini dan apa yang
melatarbelakanginya?

16
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Bab IX Organisasi dan


Pengorganisasian Bagian ketiga
persidangan Jemaat Pasal 39:”
Terdapat pengurangan,
penambahan point, dan perubahan
kata-kata dalam beberapa point
pada bagian ini, seperti kata
“memilih” berubah menjadi
“menetapkan”. Ayat 1
“Persidangan untuk tingkat Memang tidak,
Jemaat yang disebut Persidangan tetapi dalam
Aturannya
Jemaat” ; Ayat 2 “Persidangan relatifnya itu
sudah lama
Jemaat adalah persidangan dilakukan secara
namun
10. tertinggi untuk mengambil runtun dan teratur.
dimunculkan
keputusan pada tingkat jemaat Inilah kebiasaan
dan ditegaskan
setempat”; Ayat 5(c) “Membahas GKE, dilakukan
kembali
untuk mengambil keputusan dulu baru dibuat
tentang laporan aturannya.
pertanggungjawaban pelaksanaan
program Majelis Pertimbangan
dan Badan Pengawas
Perbendaharaan Jemaat
setempat”. Kenapa aturan ini baru
ada dibuat di Tata Gereja GKE,
apakah ini baru muncul kembali
atau memang benar-benar aturan
yang baru?
Bab IX Organisasi dan
Pengorganisasian Bagian
keempat, pasal 40 persidangan
Majelis Jemaat: Ayat 1 “Sidang
Majelis Jemaat bertujuan
menjabarkan keputusan Prakteknya sama
Penegasan
Persidangan Jemaat ke dalam dengan
hirarki
program kerja tahunan jemaat” jawabannya
11. persidangan di
dan Ayat 2 “Sidang Majelis sebelumnya.
dalam gereja
Jemaat adalah persidangan tempat Hanya sekedar
agar lebih jelas.
penggambilan tertinggi keduapada menegaskan saja.
tingkat jemaat”. Kenapa aturan ini
baru ada dibuat di Tata Gereja
GKE, apakah ini baru muncul
kembali atau memang benar-benar
aturan yang baru?

17
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Ayat 6(b) “Mendengarkan Sebelumnya


informasi dan masukan dari MP MP dan BPP
dan BPP Jemaat” merupakan dianggap untuk
12. tambahan baru yang tidak ada memenuhi
dalam tata Gereja GKE persyaratan.
sebelumnya. (kenapa hal ini dirasa Sekarang harus
perlu?) didengarkan.

Bab IX Organisasi dan


Pengorganisasian Bagian
keempat, pasal 40 persidangan
Majelis Jemaat: Ayat 1 “Sidang
Majelis Jemaat bertujuan
menjabarkan keputusan
Persidangan Jemaat ke dalam
program kerja tahunan jemaat” Hanya untuk
dan Ayat 2 “Sidang Majelis legalitas saja,
Jemaat adalah persidangan tempat dalam peraturan Sudah ada,
13. penggambilan tertinggi keduapada GKE sudah tertera hanya belum
tingkat jemaat”. Dua Ayat ini jelas. Untuk diformulasikan.
merupakan tambahan baru yang payung hukum
tidak ada di tata Gereja GKE nya saja.
tahun 2015. Ayat 4 point b – f
merupakan tambahan baru yang
tidak ada dalam tata Gereja GKE
sebelumnnya. Apa yang
melatarbelakangi penambahan
orang yang menghadiri sidang
majelis jemaat?

18
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Karena vikar
sebagai calon-
calon pendeta
yang akan
Pada Ayat 8(h) “Vikar”
mengurus resort
merupakan tambahan baru tentang
makanya harus
siapa yang menghadiri Sinode
dilibatkan
14. Resort. (apakah sebelumnya vikar
walaupun tidak
tidak dilibatkan dalam
memiliki suara.
persidangan Sinode Resort?
Untuk
Kenapa?)
mengetahui
bagaimana
berjalannya
persidangan

Bagian keenam, pasal 42


persidangan Majelis Resort: pasal Dibagi khusus dan
Agar lebih jelas
ini merupakan tambahan baru dirinci lagi saja.
lagi dalam
15. yang tidak ada dalam tata Gereja Di pasal 39 ayat 7
perincian
GKE tahun 2015. Mengapa hal ini hanya sekedar itu
khusus.
perlu ditambahkan dalam Tata saja.
Gereja GKE yang baru?

Ayat 9(g) “Menetapkan dan


mengesahkan Calon Resort dan
Resort definitif GKE” dan Ayat
9(h)” Menetapkan dan
mengesahkan perubahan nama
Di dalam
Calon Resort dan Resort definitif
Ini payung peraturan sudah
GKE” merupakan tambahan baru
hukumnya tapi ada namun
16. yang tidak ada dalam tata Gereja
sudah sekarang sudah
GKE tahun 2015. Apakah dalam
dilaksanakan. dimuat dalam
penetapan dan pengesahan calon
tata gereja.
resort dan resort definitif
sebelumnya bukan dilakukan oleh
Sinode Umum? Lalu siapa
sebelumnya yang
menetapkannya?

19
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Karena itu hanya


struktur bukan
Ada beberapa Ayat dalam tata peraturan.
Gereja GKE tahun 2015 yang Ranahnya bukan
tidak dimuat atau dihapus dalam ranah struktural, it
tata Gereja GKE tahun 2021 yakni utu adalah
17.
pasal 45 Ayat 7 sampai Ayat 13 fungsional. Ayat
dalam tata Gereja GKE tahun 9-13 perwakilan
2015. Apa yang melatarbelakangi semua hanya
itu hapus? berada di
peraturan GKE
2016 no 3.

Tata gereja
harus
menyesuaikan
dengan situasi
dan
perkembangan
dari gereja
sebagai
Jauh lengkap dari
antisipasi
pada Tata Gereja
dengan keadaan
GKE yang lama.
berikutnya atau
Sudah mulai
menjawab
menyempurnakan
keadaan, tata
bahwa GKE di
Menurut bapak, bagaimana Tata gereja menjadi
seluruh Indonesia.
Gereja 2021 melihat dari payung tertinggi
Usulan GKE ada
18. kelebihan dan kekurangannya? dalam rangka
di bumi ini. Tata
Apa saran bapak kedepannya membuat
Gereja ini akan
untuk Tata Gereja GKE? aturan-aturan
terus mengalami
yang
amandemen
mendorong
menyesuaikan
gereja justru
dengan persoalan-
makin maju.
persoalan yang
Jadi setiap 5
ada.
tahun tata
gereja akan
dievaluasi, jika
ada sesuatu
yang akan
diubah maka
melalui sinode
umum.

20
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

2.4. Analisis Kritis Tata Gereja Tahun 2021

Berdasarkan perubahan-perubahan dalam yang terdapat dalam Tata Gereja

GKE tahun 2021 serta hal-hal yang melatarbelakangi perubahan-perubahan

tersebut, kelompok menganalisa bahwa secara garis besar boleh dikatakan bahwa

GKE telah terbiasa dengan pelaksanaan proses bergereja tanpa adanya tersusun

aturan-aturan dalam Tata Gereja GKE. Hal ini bisa kita lihat bersama dari hasil

wawancara yang telah kelompok lakukan dengan beberapa narasumber.

Berdasarkan keterangan dari narasumber tersebut, kelompok menemukan alasan

dibalik perubahan-perubahan yang belum kelompok sebelumnya ketahui. Hal ini

menjadi menarik ketika perubahan-perubahan tersebut bukanlah perubahan yang

asing dalam kehidupan bergereja. Mengapa? Karena pada dasarnya, aturan-aturan

itulah yang menyesuaikan konteks dan kebutuhan jemaat GKE, hanya saja

mungkin secara teknis mengalami keterlambatan dalam proses penyusunan tata

gerejanya karena disusun per 5 tahun sekali.

Penyusunan Tata Gereja GKE tahun 2021 ini, menurut kelompok adalah

revisi yang jauh lebih baik daripada Tata Gereja GKE tahun 2015. Diantaranya

adanya penambahan baik itu pasal, ayat atau poin-poin. Kemudian, adanya

pengurangan atau peniadakan aturan dalam Tata Gereja GKE tahun 2021 yang

sebelumnya ada di Tata Gereja GKE tahun 2021 karena alasan posisinya yang

kurang tepat berada dalam Tata Gereja. Ditambah lagi, adanya penegasan-

penegasan yang disusun secara terperinci dan detail agar dalam penerapannya

dapat betul-betul mengarahkan jemaat dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya. Artinya, Tata Gereja GKE ini diatur dan dirancang dengan

sangat baik, teliti dan penuh dengan pertimbangan. Namun, dibalik kelebihan

21
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

yang dimiliki oleh Tata Gereja GKE tahun 2021 ini, kelompok juga melihat

bahwa ada beberapa topik hangat yang mungkin kedepannya akan dikaji lebih

mendalam lagi. Contohnya, seperti penggunaan kata “evangelis” untuk

menggantikan penyebutan “penginjil atau pambarita”, aturan mengenai penegasan

pendeta yang diceraikan, dan beberapa topik lainnya.

22
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan paparan yang ada dalam makalah, maka kelompok

menyimpulkan bahwa Tata Gereja GKE tahun 2021 yang diterbitkan oleh Majelis

Sinode GKE sudah menjadi lebih baik dari Tata Gereja GKE sebelumnya. Dengan

adanya perubahan meliputi penambahan, pengurangan atau penghilangan aturan

yang ada pada tata Gereja, maka Gereja pun dapat dibangun dan dikembangkan

menjadi semakin baik sesuai dengan aturan yang berlaku dalam Tata Gereja GKE

yang baru. Perubahan ini dilakukan dengan tujuan agar proses pelayanan dalam

Gereja dapat tertata dengan baik berdasarkan penataan atapun aturan yang telah

terorganisir dengan baik dalam Tata Gereja tersebut. Dengan demikian,

diharapkan Tata Gereja akan tetap mampu menjawab setiap kebutuhan Gereja dan

jemaat dengan menyesuaikan berbagai keadaan yang ada dilapangan.

3.2. Saran

Berdasarkan dari proses perubahan yang terjadi dalam Tata Gereja GKE

tahun 2021, kelompok melihat ada beberapa hal yang harus diperhatikan

kedepannya, terlebih dalam proses penyusunan dan pelaksanaan Tata Gereja.

Maka dari itu, dalam makalah ini kelompok memberikan beberapa saran yang

kiranya akan menunjang proses kegiatan bergereja dalam lingkup GKE,

diantaranya:

3.2.1. Sebagai warga GKE khususnya seluruh pejabat Gereja diharapkan dapat

mengetahui dan mengerti makna dan tujuan Tata Gereja.

23
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

3.2.2. Sebagai warga GKE diharapkan mampu menjaga dan melaksanakan

pelayanan Gereja sesuai dengan Tata Gereja yang telah diterbitkan.

3.2.3. Mempelajari dengan baik setiap aturan dalam Tata Gereja, agar tatanan

tersebut dapat menjawab permasalahan dan kebutuhan gereja dan Jemaat.

3.2.4. Menaati setiap aturan yang berlaku dalam Tata Gereja, agar tidak

terjadinya konflik dan kesalahpahaman diantara anggota Jemaat dalam

suatu Gereja.

3.2.4. Mengevaluasi apakah Tata Gereja yang ada sudah mampu atau belum

menjawab setiap kebutuhan dari Gereja. Sehingga dengan demikian dapat

diketahui bahwa Gereja tersebut sudah bertumbuh dan berkembang, atau

tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti yang diharapkan

oleh Gereja .

24
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Aritonang, Jan S. Christiaan de Jonge. Apa dan bagaimana gereja?: pengantar
sejarah eklesiologi. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20096. Diakses tanggal 20
Maret 2022.
https://books.google.co.id/books?id=TavLsNTpaSUC&printsec=frontcover
&dq=pengertian+gereja&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&redir
_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20gereja&f=false.
Tim Penyusun. Tata Gereja GKE Tahun 2021. Banjarmasin: Majelis Sinode
Gereja Kalimantan Evangelis, 2021.
Sumber Elektronik dan Online
Siburian, Supriadi. “Pentingnya Tata Gereja”, 12 April 2020. Diakses pada tanggal 21
Maret 2022. http://supriadisiburian.blogspot.com/2020/04/pentingnya-tata-
gereja.html.
Orang yang Diwawancara atau Informan
No Nama orang Jenis Usia Pekerjaan Agama
diwawancara kelamin (tahun)
1. Medio Rapano Laki-laki 52 Pendeta Kristen
Protestan
2. Jhonson F. Laki-laki Pendeta Kristen
Simanjuntak Protestan

25

Anda mungkin juga menyukai