Anda di halaman 1dari 8

Makalah Manajemen Dakwah

"Prinsip Manajemen Dakwah"

Dosen pengampu : H. Saeful Malik, S.Ag M.Pd.I

Disusun oleh :
Ahmad Sauki
Ali Al Barqi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi


Komunikasi Penyiaran Islam
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni
manjemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat berbeda
sama sekali. Istilah pertama, yakni ilmu ekonomi yang diletakkan diatas paradikma
materialistis yang pada prinsipnya adalah modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan
modal sebesar-besarnya. Sementara istilah yang kedua adalah berasal dari lingkungan agama
yakni ilmu dakwah yang diletakkan diatas prinsip, ajakan menuju keselamatan dunia dan
akhirat, tanpa paksaan dan iming-iming material. Ia datang dengan tema menjadi rahmat bagi
semesta alam.
Jadi, Manajemen dakwah adalah bagaimana mengatur, mengarahkan berbagai sumber
daya yang mencakup manusia dimana ia merupakan suatu proses tentang bagaimana
mengadakan kerja sama, dengan sesama muslim untuk menyebarluaskan ajaran islam tata
kehidupan manusia dengan cara yang efektif dan efisien. serta metode dimana manusia itu
sendiri memberikan gambaran kepada objek dakwah untuk melakukan kebaikan dan
mencegah dari perbuatan munkar, sehingga tujuan dakwah bisa terwujud. Oleh karena itu,
manajemen dakwah dapat diartikan sebagai suatu proses memimpin, membimbing, dan
memberikan fasilitas tertentu dari usaha dakwah orang yang terorganisir secara formal guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selain itu, manajemen dakwah dikatakan sangat penting, mengapa demikian? Karena
ajaran islam yang telah sempurna itulah maka ia tidak dapat ditambah , bahkan sebaliknya
dalam pelaksanaaanya sangatlah mungkin untuk berkurang. Oleh karena itu, perlu adanya
usaha yang optimal, terencana dengan baik, disamping perlunya koordinasi dengan berbagai
pendekatan untuk menekan sekecil mungkin berkurangnya nilai islam ditengah hidup dan
kehidupan manusia.
Dakwah yang berfungsi membumikan islam sebagai agama yang sempurna, universal,
serta komperehensif dihadapkan pada masalah eksternal yang berhubungan dengan berbagai
aspek kehidupan. Misalnya sosial budaya, ekonomi, pendidikan disamping adanya
kemampuan kemajuan teknis teknologi, sikap materialisme, sekuralisme dan rasionalisme.
Demikian juga masalah internal, dakwah banyak menghadapi berbagai kendala,
seperti kurangnya muballigh (ulama, dai), terbatasnya sarana dan prasarana atau media,
kurang tepatnya penggunaan cara atau metode, minimnya perencanaan serta koordinasi
pengelolaan maupun pelaksanaan dakwah dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian Manajemen Dakwah?
b. Apa Saja Fungsi Dalam Manjemen Dakwah?
c. Bagaimana Prinsip dalam Manajemen Dakwah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Dakwah


Kata manajemen secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, management, yang
berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebagai
suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya koordinasi untuk
mencapai suatu tujuan.
Adapun dalam bahasa arab, istilah manjemen diartikan an-nazam-atau at-tanzim, yang
merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala sesuatu
pada tempatnya.
Pengertian tersebut dalam skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitas
menerbitkan, mengatur, dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu
mengemukakan, menata, dan merapikan segala suatu disekitanya.
Sedangkan secara terminologi manjemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya
dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dakwah merupakan satu metode yang efektif yang bisa merubah prilaku seseorang
dari yang buruk menjadi lebih baik. Dakwah juga bukan merupakan kewenangan ulama atau
tokoh agama. Setiap muslim bisa melakukan dakwah, karena dakwah bukan hanya ceramah
agama. Dakwah islam meliputi wilayah yang luas dalam aspek kehidupan. Ia memiliki ragam
bentuk, metode, media, pesan, pelaku, dan mitra dakwah. Kita sendiri tidak bisa lepas dari
kegiatan dakwah, baik sebagai pendakwah maupun mitra dakwah. Apapun yang berkaitan
dengan islam, kita pastikan ada unsur dakwanya.
Dakwah adalah denyut nadi islam. Islam dapat bergerak dan hidup karena dakwah.
Luasnya wilayah dakwah dan peranannya yang besar dalam islam membuat kita merasa
kesulitan dalam merumuskan definisi dakwah secara tepat. Seingga dakwah itu sendiri
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perubahan karakter secara individu maupun
kelompok itu sendiri. Mengingat keadaan jaman saat ini yang sudah banyak prilaku – prilaku
manusia yang menyimpang. Maka disinilah peran dakwah itu sendiri sangat dibutuhkan,
sebab dakwah itu adalah amanat yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Ini
membuktikan bahwah dakwah adalah tanggung jawab kita semua, khususnya umat islam itu
sendiri.
Menurut Hamka (1982), dakwah bukan hanya dilakukan dengan ucapan, tetapi dapat
dilakukan dengan, perbuatan, tingkah laku, ramah-tamah, dan kasih sayang. Dakwah dapat
dilakukan di mana saja, seperti di masjid, rumah, lingkungan masyarakat, kampus, dan lain-
lain. Apabila dakwah ditinggalkan, maka agama akan hilang dalam kehidupan umat, orang-
orang akan mencintai dunia dan tidak malu bermaksiat. Kemudian meyakini bahwa selain
Allah swt. Ada yang bisa memberi manfaat dan mudharat. Keyakinan yang bercampur
dengan kemusyrikan, membawa kepada kekufuran. Apabila usaha dakwah dilakukan, orang-
orang akan tawajjuh kepada Allah Swt. Dan berusaha mengeluarkan kebesaran-kebesaran
makhluk dari dalam hatinya.
Samsul Munir dalam pengantar bukunya yang berjudul ilmu dakwah mengatakan
bahwa dakwah islam merupakan sebuah jawaban untuk menghadapi berbagai tantangan umat
dewasa ini. Dakwah merupakan suatu yang relevan untuk dikembangkan diera informasi ini.
Disaat doktrin luar mencoba meobarak-abrik keyakinan kita berlarilah dalam dakwah, karena
dengannya kita akan merasakan ketenangan serta kedamaian.dalam dakwah tersebut ada
aturan yang mengontrol jalannya dakwah yakni dengan pengorganisasian dakwah.aturan
tersebut disebut manjemen dakwah.
Adapun istilah manajemen dakwah adalah terminologi yang terdir dari dua kata, yakni
manjemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat berbeda
sama sekali. Istilah pertama , yakni ilmu ekonomi yang diletakkan diatas paradikma
materialistis yang pada prinsipnya adalah modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan
modal sebesar-besarnya. Sementara istilah yang kedua adalah berasal dari lingkungan agama
yakni ilmu dakwah yang diletakkan diatas prinsip, ajakan menuju keselamatan dunia dan
akhirat, tanpa paksaan dan iming-iming material. Ia datang dengan tema menjadi rahmat bagi
semesta alam.
Jadi, Manajemen dakwah adalah bagaimana mengatur, mengarahkan berbagai sumber
daya yang mencakup manusia dimana ia merupakan suatu proses tentang bagaimana
mengadakan kerja sama, dengan sesama muslim untuk menyebarluaskan ajaran islam tata
kehidupan manusia dengan cara yang efektif dan efisien. serta metode dimana manusia itu
sendiri memberikan gambaran kepada objek dakwah untuk melakukan kebaikan dan
mencegah dari perbuatan munkar, sehingga tujuan dakwah bisa terwujud. Oleh karena itu,
manajemen dakwah dapat iartikan sebagai suatu proses memimpin, membimbing, dan
memberikan fasilitas tertentu dari usaha dakwah orang yang terorganisir secara formal guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selain itu, manajemen dakwah dikatakan sangat penting, mengapa demikian? Karena
ajaran islam yang telah sempurna iutlah maka ia tidak dapat ditambah , bahkan sebaliknya
dalam pelaksanaaanya sangatlah mungkin untuk berkurang. Oleh karena itu, perlu adanya
usaha yang optimal, terencana dengan baik, disamping perlunya koordinasi dengan berbagai
pendekatan untuk menekan sekecil mungkin berkurangnya nilai islam ditengah hidup dan
kehidupan manusia.
Dakwah yang berfungsi membumikan islam sebagai agama yang sempurna, universal,
serta komperehensif dihadapkan pada masalah eksternal yang berhubungan dengan berbagai
aspek kehidupan. Misalnya sosial budaya, ekonomi, pendidikan disamping adanya
kemampuan kemajuan teknis teknologi, sikap materialisme, sekuralisme dan rasionalisme.
Demikian juga masalah internal, dakwah banyak menghadapi berbagai kendala,
seperti kurangnya muballigh (ulama, dai), terbatasnya sarana dan prasarana atau media,
kurang tepanya penggunaan cara atau metode, minimnya perencanaan serta koordinasi
pengelolaan maupun pelaksanaan dakwah dan sebagainya.

B. Fungsi Manajemen Dakwah


Berkenan dengan manjemen dakwah sendiri ia memeiliki fungsi yang sangat penting
diantaranya :
 Planing (perencanaan), dimana ia memberi jawaban atas pertanyaan tentang siapa, apa,
kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa tugasnya dilakukan. dalam aktivitas dakwah,
perencanaan dakwah bertugas menentukan langkah dan program dalam menentukan
setiap sasaran, menentukan sarana-prasarana atau media dakwah, serta personel da'i yang
akan diterjunkan. Menentukan materi yang cocok untuk sempurnanya pelaksanaan,
membuat asumsi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi yang kadang-kadang dapat
memengaruhi cara pelaksanaan program dan cara menghadapinya serta menentukan
alternatif-alternatif, yang semua itu merupakan tgas utama dari sebuah perencanaan.
Sementara itu Rosyad Saleh, dalam bukunya Manajemen Dakwah Islam menyatakan,
bahwa perencanaan dakwah adalah proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang
matang dan sistematis, mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang dalam rangka menyelenggarakan dakwah.
 Organizing (pengorganisasian), dimana merupakan suatu tindakan untuk
menghubungkan aktivitas dakwah yang efektif dalam wujud kerjasama antara para da’i
sehingga memperoleh manfaat dalam melaksanakan tugas. Pengorganisasian adalah
seluruh proses pengelompokkan orang-ornag, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
Sementara itu, Rosyid Saleh mengemukakan bahwa rumusan pengorganisasian dakwah
itu adalah “rangkaian aktivita menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi setiap
kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang
harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara
satuan-satuan organisasi atau petugasnya.
 Actuiting (pergerakan), yakni berusaha merealisasikan keinginan organisasi.Pengarahan
adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian rupa,
sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien dan ekonomis. Motivasi diartikan sebagai kemampuan seorang manajer
atau pemimpin dakwah dalam memberikan sebuah kegairahan, kegiatan dan pengertian,
sehingga para anggotanya mampu untuk mendukung dan bekerja secara ikhlas untuk
mencapai tujuan organisasi sesuai tugas yang dibebankan kepadanya.
 Controling (pengawasan), yakni tindakan yang dilaksanakan terkendali. Pengendalian
manajemen dakwah dapat dikatakan sebagai sebuah pengetahuan teoritis praktis. Karena
itu, para da;i akan lebih cepat untuk mencernanya jika dikaitkan dengan prilaku dari da'i
itu sendiri sesuai dengan organisasi. Dengan demikian, pengendalian manajemen dakwah
dapat dikategorikan sebagai bagian dari prilaku terapan, yang berorientasi kepada sebuah
tuntutan bagi para da'i tentang cara menjalankan dan mengendalikan organisasi dakwah
yang dianggap baik. Tetapi yang paling utama adalah komitmen manajemen dengan satu
tim dalam menjalankan sebuah organisasi dakwah secara efisien dan efektif, sehingga
dapat menghayati penerapan sebuah pengendalian. Sementara itu Robert J. Mockler
mendefinisikan, bahwa elemen esensial dari proses pengendalian menajemen sebuah
standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu, untuk menetapkan apakah ada deviasi serta untuk mengatur
signifikasinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa
sumber daya perusahaan telah dilaksanakan secara seefektif dan seefisien mungkin guna
mencapai tujuan perusahaandengan intruksi, rencana, petunjuk, pedoman serta ketentuan
yang telah ditetapkan.

C. Prinsip Manajemen Dakwah


Islam dalam memandang manajemen berdasarkan teologi, yakni pada dasarnya
manusia itu memiliki potensi positif yang dilukiskan dengan istilah hanif. Keterkaitan antara
manajemen dan watak hanif ialah watak hanif akan menyebabkan manusia cenderung untuk
memilih yang baik dan benar dalam seluruh kehidupannya. Hal ini dapat ditemukan
penjelasannya dalam sebuah Hadits Qudsi yang mengatakan bahwa :
)‫اجتَالَّْت ُه ْم َع ْن ِديْنِ ِه ْم (رواه مسلم‬ ِ ِ ِ ِ ‫واِيِّن خلَّ ْق‬
ْ َ‫ت عبَادي ُحَن َفاءَ ُكلَّ ُه ْم َوان َُّه ْم اََتْت ُه ْم الشَّيَاطنْي ُ ف‬
ُ َ َ
“Sesungguhnya telah kuciptakan hamba-hambaku itu berwataq hanif. Kemudian setan datang
kepada mereka, maka disesatkannya mereka dari agama mereka.” (HR. Muslim)

Sedangkan ilmu manajemen ini dapat dibagi ke dalam tiga prinsip pokok, yaitu:
1. Tauhid, yaitu ilmu mengenai hubungan antara manusia dengan al-Khaliq.
2. Syariah, yaitu sesuai dengan aturan akidah dan syariat Islam, yaitu al-Quran dan al-
Sunnah.
3. Akhlak, yaitu ajaran Islam yang berisi pengajaran budi pekerti, yaitu bagaimana agar
manusia berbudi pekerti yang luhur.

Tiga prinsip pokok ilmu manajemen diatas merupakan hal yang mendasar dalam
kehidupan dimana pada awal kehidupan manusia telah tercatat sebuah keyakinan dalam diri
untuk mengesakan sang maha pencipta, seseorang yang bertauhid akan percaya bahwa ada
zat yang memiliki garis takdir,yang mematikan dan menghidupkan mahluknya. Namun,
tauhid ini pula terbagi dalam beberapa macam diantaranya tauhid rububiyah,tauhid
uluhiyah,dan tauhid asma wassifah.Macam-macam tauhid inilah yang membedakan kualitas
manusia dihadapan sang pencipta. Adapun masalah syariah ini sering disebut sebagai cermin
peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban
mencerimnkan dirinya dalam hukum-hukumnya.
Selanjutnya, masalah akhlak ini berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi temperatur
batin yang memengaruhi perilaku manusia.[7] Pada prinsip manajemen dakwah seorang da’i
harus mampu merubah mad’u terlebih dalam akhlak mad’u itu sendiri agar bisa menjadi lebih
baik sebagaimana tujuan dakwah sendiri yakni mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam manajemen tentu membutuhkan sebuah kerja sama yang baik sama halnya
dengan dakwah, perlu adanya sebuah lembaga yang memayanginya agar proses dakwah
seiring berjalan dengan harapan bersama.dakwah dan manajemen sendiri sangat berkaitan
dimana manajemen berperan mengatur dan dakwah merupakan proses penyampaian.
Sehingga dibutukanlah orang-orang yang berkompeten dibidang tersebut agar jalan dakwah
berjalan seiring harapan dan tidak dipersulit karena adanya manjemen.
Adapun hadis yang berkaitan dengan prinsip manjemen dakwah sebagai berikut:

ِ ِ‫يد ب ِن َأيِب ب ردةَ عن َأب‬ ِِ ِ


‫يه َع ْن‬ ْ َ َ ُْ ْ ‫يع َع ْن ُش ْعبَةَ َع ْن َس ع‬ ٌ ‫ َح َّدثَنَا حَيْىَي َح َّدثَنَا َوك‬:٢٨١١ ‫صحيح البخاري‬
‫َجدِّه‬
‫وس ى ِإىَل الْيَ َم ِن قَ َال يَ ِّس َرا َواَل ُت َع ِّس َرا َوبَ ِّش َرا َواَل‬ َ ‫ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم َب َع‬
َ ‫ث ُم َع ا ًذا َوَأبَ ا ُم‬ َّ
َ َّ ‫َأن النَّيِب‬
‫تَُنفَِّرا َوتَطَ َاو َعا َواَل خَت ْتَلِ َفا‬
Shahih Bukhari 2811: Telah bercerita kepada kami Yahya telah bercerita kepada kami
Waki' dari Syu'bah dari Sa'id bin Abi Burdah dari bapaknya dari kakeknya bahwa Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Mu'adz dan Abu Musa ke negeri Yaman dan Beliau
berpesan: "Mudahkanlah (urusan) dan jangan dipersulit. Berilah kabar gembira dan jangan
membuat orang lari (tidak tertarik) dan bekerja samalah kalian berdua dan jangan berselisih".
Berdasarkan hadis diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip manajemen diatas bahwa
sebuah manajemen dakwah perlu adanya suatu akhlak yang baik dengan tidak mempersulit
orang lain dalam lingkungan kita dan hadis itu pula mengantarkan pada pengertian bahwa
kita dianjurkan untuk bekerja sama dan tidak berseisih dalam mencapai tujuan yang
diinginkan bersama yang tentunya berakhir dengan tujuan terbaik yakni bahagia dunia dan
ukrawi.wallahualam bissswab
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen dakwah adalah bagaimana mengatur, mengarahkan berbagai sumber daya
yang mencakup manusia dimana ia merupakan suatu proses tentang bagaimana mengadakan
kerja sama, dengan sesama muslim untuk menyebarluaskan ajaran islam tata kehidupan
manusia dengan cara yang efektif dan efisien. serta metode dimana manusia itu sendiri
memberikan gambaran kepada objek dakwah untuk melakukan kebaikan dan mencegah dari
perbuatan munkar, sehingga tujuan dakwah bisa terwujud. Oleh karena itu, manajemen
dakwah dapat iartikan sebagai suatu proses memimpin, membimbing, dan memberikan
fasilitas tertentu dari usaha dakwah orang yang terorganisir secara formal guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Berkenan dengan manjemen dakwah sendiri ia memeiliki fungsi yang sangat penting
diantaranya :
Pertama,Planing (perencanaan), dimana ia memberi jawaban atas pertanyaan tentang
siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa tugasnya dilakukan, Kedua,
Pengorganisasian, dimana merupakan suatu tindakan untuk menghubungkan aktivitas
dakwah yang efektif dalam wujud kerjasama antara para da’i sehingga memperoleh manfaat
dalam melaksanakan tugas. Ketiga, pergerakan, yakni berusaha merealisasikan keinginan
organisasi. Keempat, pengawasan, yakni tindakan yang dilaksanakan terkendali.
Adapun Prinsip pokok manajemen dakwah , yaitu: Pertama, Tauhid, yaitu ilmu
mengenai hubungan antara manusia dengan al-Khaliq, Kedua, Syariah, yaitu sesuai dengan
aturan akidah dan syariat Islam, yaitu al-Quran dan al-Sunnah. Ketiga, Akhlak, yaitu ajaran
Islam yang berisi pengajaran budi pekerti, yaitu bagaimana agar manusia berbudi pekerti
yang luhur, Wallahu A’lam.

Anda mungkin juga menyukai