"Pencegahan Konflik"
Disusun oleh :
Ali Al Barqi
Fatiyah Nurjanah
Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konflik merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Konflik
merupakan hal yang alami, yang setiap individu pasti pernah dihadapkan dalam
suasana demikian. Dalam kondisi yang tampak damai pun, masih terdapat potensi
konflik atau konflik yang sifatnya masih tersembunyi (latent conflict).
Agar tetap menjaga kondisi yang harmonis maka diperlukan upaya khusus
untuk menangani konflik. Jika konflik masih berada pada tahap latent, maka salah
satu pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan pencegahan konflik
(conflictprevention).
B. Rumusan Masalah
Pencegahan konflik merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam
rangka penyelesaian konflik. Pencegahan konflik atau biasa dikenal dengan conflict
prevention bertujuan untuk mencegah konflik agar tidak mencapai padatingkat open
conflict. Artinya, pencegahan konflik merupakan langkah awal agar konflik tidak
muncul sebagai tindakan yang destruktif. Untuk itu, konflik harus bisa dikelola agar
tidak sampai pada tindak kekerasan.
Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang apa yang dimaksud dengan
pencegahan konflik, apa saja pembagian konflik, bagaimana analisis konflik,
bagaimanah strategi konflik.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pembagian konflik
Simon Fisher sebagaimana dikutip Mukhsin Jamil (dkk) membagi konflik ke
dalam empat tipe, yaitu Pertama, kondisi tanpa konflik (no conflict). Artinya, kondisi
yang menunjukkan ketiadaan konflik. Tipe pertama ini sering juga disebut dengan
“nihil konflik”. Namun demikian, realita kehidupan tidak selalu berjalan sesuai
dengan apa yang diidamkan. Setiap orang pasti mendambakan kehidupan yang nihil
konflik, damai, tentram. Namun, pada kenyataannya konflik hadir secara alami dalam
kehidupan manusia. Persinggunan pendapat, perbedaan kepentingan atau bahkan
permusuhan kerap kali terjadi dalam kehidupan manusia.
Adapula yang menggambarkan kondisi tanpa konflik yaitu kondisi yang
menggambarkan situasi yang relatif stabil, hubungan-hubungan antar kelompok bisa
saling memenuhi dan damai, tipe ini bukan berarti tidak ada konflik dalam
masyarakat, akan tetapi ada kemungkinan atas situasi ini. Pertama, masyarakat
mampu menciptakan struktur sosial yang bersifat mencegah kearah politik kekerasan.
Kedua, sifat budaya yang memungkinkan anggota masyarakat menjauhi permusuhan
dan kekerasan.
Maka dari itu, dalam kondisi yang tampak damai, sebenarnya masih
berpotensi terjadi konflik di dalamnya. Menurut Achmad Gunaryo, konflik
merupakan bagian dari kehidupan karena harmoni adalah bagian kehidupan.
Keberadaanya bagaikan dua sisi pada mata uang yang sama. Dimana ada harmoni,
maka di situ ada (setidaknya potensi) konflik.
Kedua, konflik laten (latent conflict). Konflik laten adalah konflik yang berada
di bawah permukaan sebelum dapat diselesaikan secara efektif. Pada tipe ini,
menggambarkan pula pada suatu keadaan yang di dalamnya terdapat banyak
persoalan, sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat ke permukaan agar biasa
ditangani.
Ketiga, konflik terbuka (open conflict). Konflik ini mengakar secara dalam
serta sangat tampak jelas, dan membutuhkan tindakan untuk mengatasi penyebab
yang mengakar serta efek yang tampak.
Keempat, konflik permukaan (surface conflict). Konflik ini memiliki akar
yang tidak dalam atau tidak mengakar. Mungkin pula bahwa konfik permukaan ini
muncul karena kesalahan pemahaman mengenai sasaran dan dapat diatasi dengan
perbaikan komunikasi.
C. Analisis konflik
Untuk mengetahui penyebab konflik, dapat menggunakan alat analisis konflik.
SimonFisher dalam Mukhsin Jamil, menawarkan beberapa alat analisis konflik, yaitu
stage of conflict, dengan menggunakan alat ini, maka akan dapat ditemukan tahapan-
tahapan dalam konflik. Sedangkan dengan menggunakan alat time lines bisa
mengetahui kronologi koflik secara berurutan.
Adapun analisis conflict maping, alat ini akan menjelaskan tentang siapa saja
yang terlibat dalam konflik, isu yang menjadi faktor penyebab konflik, dan relasi
antar aktor. Kemudian, dengan menggunakan alat segitiga ABC, maka akan dapat
mengidentifikasi attitude, behaviour, dan context. Berbeda dengan theonion, alat ini
membantu mengemukakan tiga hal inti dalam konflik, yaitu, posisi (position),
kepentingan (interest), dan kebutuhan (need).
Adapun alat force-field analysis membantu mengemukakan berbagai pihak
yang mendukung atau melemahkan upaya perdamaian dalam suatu konflik. Conflict
tree analysis akan menguraikan penyebabkonflik, inti permasalahan, serta efek yang
muncul akibat konflik. Alat pillars analysis, alat ini akan menguraikan faktor yang
menopang munculnya konflik.
A. Kesimpulan
Pencegahan konflik merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam
rangka penyelesaian konflik. Pencegahan konflik atau biasa dikenal denganconflict
prevention bertujuan untuk mencegah konflik agar tidak mencapaipadatingkat open
conflict. Artinya, pencegahan konflik merupakanlangkahawalagarkonflik tidak
muncul sebagai tindakan yang destruktif. Untuk itu, konflik harus bisa dikelola agar
tidak sampai pada tindak kekerasan.
B. Pertanyaan
1. Apa itu konflik?
Konflik secara estimologi berasal dari kata kerja Latin yaitu "Con" yang
artinya bersama dan "Fligere" yang artinya benturan atau bertabrakan.