Anda di halaman 1dari 11

Makalah Manajemen Keperawatan

Manajemen konflik

Disusun Oleh : Ramdhan Alwi Irawan

NIM : PO5303212210271

Kelas : A/III

D III KEPERAWATAN WAIKABUBAK

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
perlindungannya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna di kerenakan keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman yang saya miliki. Oleh karena itu saya mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan yang membangun dari berbagai pihak.

Waikabubak 31 Oktober 2022

Ramdhan Alwi Irawan

Nim : PO5303212210271
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian manajemen konflik
B. Manajemen konflik
C. Aspek positif dan negatif dari konflik
D. Penyebab konflik
E. Solusi pemecahan konflik
F. Metode penatalaksanaan konflik

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi terdiri dari berbagai macam komponen yang berbeda dan saling
memiliki ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya
ketidakcocokan yang akhirnya menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan karena pada
dasarnya ketika terjadi suatu organisasi, maka sesungguhnya terdapat banyak
kemungkinan timbulnya konflik.
Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar kelompok adalah
sesuatu yang tidak dapat kita hindarkan.
Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli
apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut, jika konflik tersebut
dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik
sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer organisasi.

B. Rumusan masalah
 Apa pengertian konflik ?
 Apa pengertian manajemen konflik ?
 Apa saja aspek positif dan negatif dari konflik ?
 Apa penyebab konflik ?
 Bagaimana solusi pemecahan konflik ?
 Bagaimana metode penatalaksanaan konflik ?

C. Tujuan
 Dapat mengerti pengertian konflik
 Dapat mengerti memahami manajemen konflik beserta aspek, penyebab, solusi
dan metode penatalaksanaan konflik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian konflik
Konflik dalam pengertian yang sangat luas dapat dikatakan sebagai segala macam
bentuk antar hubungan antar manusia yang bersifat berlawanan (antagonistik). Ia dapat
terlihat secara jelas dan dapat pula tersembunyi.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, konflik adalah percekcokan, perselisihan
atau pertentangan baik dari segi pemikiran atau kebijakan.
Menurut sosiologis, konflik merupakan proses antara dua orang atau lebih yang berusaha
menyingkirkan dengan cara menghancurkan atau membuat tidak berdaya.
Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah proses memenuhi tujuan dengan cara
menentang pihak lawan disertai ancaman atau kekerasan.
Menurut Lewis A.Coser, konflik adalah perjuangan nilai kekuasaan dan sumber daya
yang bersifat langka dengan maksud menetralkan, mencederai atau melenyapkan lawan.
Menurut Gillin dan Gillin, konflik merupakan proses interaksi yang berlawanan .
Konflik adalah proses yang dimulai ketika satu pihak menganggap pihak lain secara
negatif mempengaruhi, atau akan secara negatif mempengaruhi, sesuatu yang menjadi
kepedulian pihak pertama.

B. Manajemen konflik
Manajemen Konflik adalah suatu proses aksi dan reaksi yang diambil oleh para
pelaku konflik atau pihak ketiga secara rasional dan seimbang, dalam rangka
pengendalian situasi dan kondisi perselisihan yang terjadi antara beberapa pihak.
Manajemen konflik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
mengarahkan dalam bentuk komunikasi dari para pelaku konflik dan pihak ketiga, dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
Konflik sering terjadi, baik dalam pelaksanaan operasional bisnis maupun dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Berbagai inovasi dan perubahan di masyarakat seringkali
menimbulkan adanya konflik, terutama jika perubahan tidak disertai dengan pemahaman
tentang ide-ide yang sedang berkembang.

Menurut ahli Howard Ross, manajemen konflik adalah langkah yang diambil pihak
ketiga dengan tujuan mengarahkan konflik ke hasil tertentu yang mungkin/tidak
menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau mungkin/tidak menghasilkan
ketenangan atau hasil mufakat.

C. Aspek positif dan negatif dari konflik


Dampak positif atau aspek positif konflik adalah sebagai berikut:
 Aspek-aspek kehidupan di masyarakat yang belum jelas atau masih belum selesai
ditelaah dapat diperjelas dengan adanya konflik.
 Perkembangan zaman memaksa masyarakat harus beradaptasi dengan perubahan
yang ada., konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma,
nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan
dengan kebutuhan individu atau kelompok.
 Dalam konflik antar kelompok, sebenarnya konflik berfungsi efektif dalam
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang berselisih
dengan kelompok lain.
 Adanya konflik membuat setiap individu atau kelompok yang terlibat harus
mengandalkan diri sendiri untuk memenangkan konflik tersebut atas individu atau
kelompok lain. Karena itu, konflik juga merupakan jalan untuk mengurangi
ketergantungan antarindividu dan kelompok.
 Ketika ada perubahan-perubahan sosial di masyarakat, konflik dapat membantu
menghidupkan kembali norma-norma lama maupun menciptakan norma-norma
baru agar tercipta harmoni dan keteraturan dalam masyarakat tersebut.
 Konflik juga dapat berfungsi sebagai alat untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat yang terlibat.
 Ketika pihak-pihak yang terlibat sama-sama kuat, konflik pun dapat
memunculkan sebuah kompromi baru agar setiap pihak mendapat apa yang
diinginkan dengan konsekuensi yang disepakati bersama.
 Memperjelas aspek kehidupan yang belum tuntas.
 Penyesuaian kembali norma dan nilai.
 Meningkatkan solidaritas.
 Mengurangi ketergantungan antarindividu atau kelompok.
 Penyeimbang kekuatan-kekuatan yang ada.
 Dapat memunculkan kompromi baru

Aspek negatif konflik :

 Memicu rusaknya hubungan antar individu dan kelompok.


 Memakan korban berupa kerusakan harta benda dan nyawa manusia.
 Berubahnya kepribadian para individu yang terlibat, baik yang mengarah pada
hal-hal positif maupun negatif.
 Menimbulkan dominasi dari kelompok yang menang atas kelompok yang kalah.
 Rusaknya hubungan antarindividu dan kelompok.
 Memakan korban berupa kerusakan harta benda dan nyawa manusia.
 Berubahnya kepribadian para individu yang terlibat.
 Menimbulkan dominasi dari kelompok yang menang atas kelompok yang kalah.

D. Penyebab konflik
 Beberapa kebutuhan dasar manusia akan dapat terpenuhi yaitu rasa frustasi atau
ketidakpuasan
 Tingginya tingkat ketergantungan dalam pelayanan keperawatan
 Persepsi tidak sama
 Peran tidak sesuai atau tidak jelas

E. Solusi pemecahan konflik


1). Avoiding (Menghindar)
Cara mengelola konflik bisa dengan menghindar, dengan cara tersebut konflik bisa
diselesaikan dengan sendirinya, terlalu menghabiskan energi atau mungkin
mengakibatkan keadaan semakin berbahaya. Lebih baik mengalah jika tidak ada hal besar
yang dipertaruhkan.
2). Accomodating (Akomodasi)
Dengan membiarkan salah satu pihak untuk menang dikarenakan lawan lebih
berkuasa, isu dari konflik tersebut lebih dibutuhkan oleh salah satu pihak

3). Collaborating (Kolaborasi)


Kedua belah pihak mencoba menemukan penyelesaian konflik yang bermutu dan
memuaskan dengan berkomitmen untuk berpatisipasi dan mencari resolusi. Konflik
diidentifikasi, dicari alternatif, dipertimbangkan sampai kesulitannya dapat dipecahkan.
Cara ini membutuhkan banyak waktu secara efektif.
4). Competing (Kompetisi)
Mengorientasikan kekuasaan dengan lebih agresif dalam memenangkan suatu
konflik. Salah satu pihak tersebut akan tidak merasa penting menyampaikan pendapatnya
dan merasa yang berkuasa harus didengar dan diterima hal yang diputuskan.
5). Negotiation (Negoisasi)
Mencoba untuk membagi hadiah, kekuatan atau keuntungan sehingga seseorang
mendapatkan sesuatu dari konflik tersebut. Kemudian membagi oknum yang terlibat
kedalam posisi setuju atau tidak setuju dalam beberapa level baik secara formal maupun
informal.

F. Metode penatalaksanaan konflik


 Metode Dominasi atau Supresi
Metode dominasi dan supresi biasanya memiliki dua macam persamaan,
yaitu: Mereka menekan konflik, dan bahkan menyelesaikannya dengan jalan
memaksakan konflik tersebut menghilang “di bawah tanah”, tindakan dominasi
atau supresi konfik yaitu: menghargai, membujuk, menghindari, keinginan
prioritas.
 Metode Kompromi
Metode kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan menemukan
dasar yang di tengah dari dua pihak yang berkonflik. Cara ini lebih memperkecil
kemungkinan untuk munculnya permusuhan yang terpendam dari dua belah pihak
yang berkonflik, karena tidak ada yang merasa menang maupun kalah. Meskipun
demikian, dipandang dari pertimbangan organisasi pemecahan ini bukanlah cara
yang terbaik, karena tidak membuat penyelesaian yang terbaik pula bagi
organisasi, hanya untuk menyenangkan kedua belah pihak yang saling
bertentangan atau berkonflik. Yang termasuk kompromi yaitu : akomodasi,
sharing.
 Metode Pemecahan Problem Integrative
Dengan menyelesaikan konflik secara integratif, konflik antar kelompok
diubah menjadi situasi pemecahan persoalan bersama yang bisa dipecahkan
dengan bantuan tehnik-tehnik pemecahan masalah (problem solving). Pihak-pihak
yang bertentangan bersama-sama mencoba memecahkan masalahnya,dan bukan
hanya mencoba menekan konflik atau berkompromi. Meskipun hal ini merupakan
cara yang terbaik bagi organisasi, dalam prakteknya sering sulit tercapai secara
memuaskan karena kurang adanya kemauan yang sunguh-sungguh dan jujur
untuk memecahkan persoalan yang menimbulkan persoalan.
Ada tiga macam tipe metode penyelesaian konflik secara integrative yaitu:
(Winardi, 1994:84- 89)
 Consensus (Concencus)
 Konfrontasi (Confrontation); dan
 Penggunaan tujuan-tujuan superordinat (Superordinate goals)
 Metode Kompetisi
Penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau
mengorbankan yang lain. Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah
win-lose orientation.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Manajemen Konflik adalah suatu proses aksi dan reaksi yang diambil oleh para
pelaku konflik atau pihak ketiga secara rasional dan seimbang, dalam rangka
pengendalian situasi dan kondisi perselisihan yang terjadi antara beberapa pihak.
Manajemen konflik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada proses
mengarahkan dalam bentuk komunikasi dari para pelaku konflik dan pihak ketiga, dan
bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/marketing-manajemen/manajemen-konflik-dan-fungsinya-
dalam-bisnis/
https://www.ruangguru.com/blog/dampak-konflik-sosial
https://slideplayer.info/slide/13230156/

Anda mungkin juga menyukai