Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNIK MANAJEMEN KONFLIK/ LANGKAH PENYELESAIAN KONFLIK

Dosen Pengampu Afrida, S.Kep., Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

DEA ANNATHASYA A1C219139

HUSNUL HAFIFA A1C219131

HERNA WANDIRA A1C219117

FARIDA TAKABA A1C219129

MARIA PHILOMENA K A1C219119

INDIRA TANTRI 173145105044

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSTAS MEGAREZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “ Teknik manajemen konflik/ langkah penyelesaian
konflik”. makalah ini di buat untuk memenuhi tugas matakuliah manajemen keperawatan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita
sehingga lebih baik dalam penyusunan makalah berikutnya. Dan apabila masih banyak lagi
kekurangan, demi kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan masukan/kritikan yang
bersifat membangun.

Penyusun

Makassar, 26 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian konflik

B. Manajemen konflik

C. Aspek positif dan negatif konflik

D. Penyebab konflik

E. Soliusi atau langkah pemecahan konflik

F. Metode penatalaksanaan konflik

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

C. Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sejarah Terjadinya suatu konflik pada suatu organisasi dimulai seratus tahun yang lalu,

di mana konflik adalah suatu kejadian yang alamiah dan peristiwa yang pasti terjadi dalam suatu
organisasi. Pada awal abad ke-20. konflik diidentifikasi sebagai suatu kelemahan manajemen
pada suatu yang harus dihindari. keharmonisan suatu organisasi sangat diharapkan, tetapi akan
selalu muncul konflik dapat merusaknya. Ketika konflik mmulai terjadi pada suatu oreganisasi,
meskipun telah diupayakan untuk dihindari dan ditolak, tetap harus diselesaikan secepatnya.
Konflik sebenarnya dapat dihindari dengan mengarahkan para staff kepada tujuan yang jelas
dalam melaksanakan tugas dan memfasilitasi para staff supaya dapat mengekspresikan
ketidakpuasannya secara langsung seningga masalah tidak menumpuk dan banyak.

Pada pertengahan abad ke-19, ketika ketidakpuasan staf dan dari atasan tidak ada, maka
komplik diterima secara pasik sebagai suatu kejadian yang normal dalam organisasi. Oleh karena
itu, seorang manajer harus belajar banyak tentang bagaimana menyelesaikan konflik tersebut
daripada berusaha menghindarinya. Meskipun konflik dalam organisasi merupakan suatu unsur
penghambat staf dalam melaksanakan tugasnya, tetapi diakaui bahwa konflik dan kerjasama
dapat terjadi secara bersamaan.

Teori interaksipada tahun 1970 mengemukakan bahwa konflik merupakan hal yang
penting, dan secara aktif mengajak organisasi untuk menjadikan konflilk sebagai salah satu
pertumbuhan produksi. Teori ini menekankan bahwa konfilik dapat mengakibatkan pertumbuhan
produksi sekaligus kehancuran organisasi, keduarnya tergantung dari tindakan seorang manajer
dalam mengelolanya. Mengingat konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam
organisasi, maka manajer harus dapat mengelolanya dengan baik.

Konflik dapat berupa sesuatu yang kualitatif atau kuantitatif. Meskipun konflik berakibat
terhadap stres, tetapi dapat meningkatkan produksi dan kreativitas Manajemen konflik yang
konstruktif akan menghasilkan lingkungan yang kondusit untuk didiskusikan sebagai suatu
fenomena utama, komunikasi yang terbuka melalui pengutaraan perasaan, dan tukar pikiran serta
tanggung jawab yang menguntungkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan (Black & Falk,
2019).

B. Rumusan masalah

1. Menjelaskan tentang definisi konflik?

2. Menjelaskan tentang manajemen konflik?

3. Menjelaskan tentang aspek posituif dan negative dari konflik?

4. Menjelaskan tentang penyebab konflik?

5. Menjelaskan tentang langkah-langkah pemecahan konflik?

6. Menjelaskan tentang metode penatalaksanaan konflik?

C. Tujuan

Mampu memahami konsep manajemen konflik yang mencakup:

1. Pengertian konflik

2. Manajemen konflik

3. Aspek positif dan negatif dari konflik

4. Penyebab konflik

5. Solusi/ langkah-langkah pemecahan konflik

6. Metode penatalaksanaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik

Konflik adalah perselisihan internal yang dihasilkan dari perbedaan ide, nilai-nilai, dan

perasaan antara dua orang otau lebih, Hendel (2005). Banyak konflik muncul hanya karena

asurnsi yang kita buat tentang orang lain dan interpretasi yang kíta beríikan pada hal-hal
yang ditatakan. Konflik sepertí ítu dapat diredakan dengan beberapa menít diskusi yang
terampil dan jujur, Shay BeMargaret. (2002), Menurut Nurul Hafiah dkk2021) Konfik
adalah perselisihan yang terfjadi ketika suatu tujuan, keinginan, atau nilai bertentangan
dengan milik individu atau kelornpok lainnya,

Kesirmpulannya konflik merupakan masalah yang terjadi karena adanya perbedaan ide,
nilai dan perosaan antara du3 orang atau lebih. Konflikjuga dapat terjadi ketika adanya
perselisihan antara seseorang atau orang lain karena tujuan dan keinginan bertentangan
diantara kedua belah pihak.

B. Manajemen Konflik

Manajemen konflik rnerupakan proses penyelesaian masalah melalui pengembangan


Seperangkat strategí yang dilakukan oleh para pihak yang bermasalah untuk mencapai
peniyelesaian yang dinginkan. Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi
antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada
Suatu pendekatan yang beroríentasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi
(termasuk tingkah laku) darí pelaku maupun pihak luar dan bagaiman mereka
mempengaruhi Kepentingan Gnterest) dan interpretasi. (Hasibuan, 2020)

Kesirmpulan manajemen konflik yaítu serangkaian strategi/ proses aksi dan reaksi yang
Oakukan oleh para pihak yang mengalami masalah untuk melakukan pendekatan dalam
Menyelesaikan masalah sesuai dengan kesepakatan bersama.
C. Aspek Positif dan Negative Dari Kontlik

a. Dampak positif konflik menurut Nurul Hafiah dkk(2021, yaitu:

1) Meningkatkan solidaritas antar-individu atau antar-kelompok

2) Membantu menciptakan norma baru dalam masyarakat

5) Adanya penyesuaian norma sosial di masyarakat

4) Termotivasi untuk mempertahankan nilai yang dianggap pentin9

5) Meningkatkan efektivitas dalam organisasi, perusahaan, atau masyarakat

6) Sebagai penyeimbang dari berbagai kekuatan yang ada.

b. Dampak negatif konflik menurut Tulaki,6. (2020), Yaitu

1) Menyebabkan retaknya hubungan antarkelompok sehingga muncul disintegrasi sosial


Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia

2) Perubahan kepribadian individu. Misalnya dari yang semula sopan menjadi kasar dan
tidak ramah

3) Adanya dominasi sebuah kelompok

4) Munculnya aksi balas dendam dan perpecahan

5) Timbulnya aksi kekerasan.

D. Penyebab Konflik

Adapun faktor-faktor penyebab konflik antara lain, perbedaan individu yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan. Konfilik dapat terjadi hanya karena salah satu dari dua

alasan, yaitu masing-masing pihak memilikI alasan untuk percaya bahwa mereka mampu
mendapatkan sebuah objek bernilai untuk dii mereka sendiri atau mereka percaya bahwa
berhak memiliki objek tersebut. Pertimbangan pertama bersifat realistis, sedangkan
pertimbangan kedua bersifat idealis, Bakri (2017).

a. Faktor Manusia

1) Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya

2) Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku

3) Timbul karena ciri-ciri kepribadian individual, antara lain sikap egoistis,


temperamental, sikap fanatic, dan sikap otoriter

b. Faktor Organisasi

1) Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan,


koordinasil bahkan lepemimpinan dapat menimbulkan konfilik antar unit/ departemen

2) Interdependensi tugas. Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara


satu kelompok dengan kelompok yang lain.

3) Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karenabatas-batas aturan tidak jelas, yaitu


adanya tanggung jawab yang tumpeng tindih

4) Masalah 'status. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/ departemen mencoba
memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain
menganggap sebagai suatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisas

5) Perbedaan nilai dan persepsi. Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang
negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak adil.

6) Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi. Tiap-tiap unit dalamo organisasi


mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya.

7) Persaingan dalam menggunakan sumberdaya. Apabila sumberdaya baik berupa


uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul
persaingan lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam
penggunaanya.

E. solusi/ Langkah-Langkah ecahan Konflik

Menurut Nursalam 2015 membagi strategi penyelesaian konflik menjadi 6, sebagai


berikut:

a. Kompromi atau negosiasi

Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling menyadari dan
sepakat pada keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering diartikan sebagai lose-
lose situation. Kedua pihak yang terlibat saling menyerah dan menyepakati hal yang telah
dibuat. Di dalam manajemen keperawatan, strategi ini sering digunakan oleh middle dan
top manager keperawatan.

b. Kompetisi

Strategi ini biasanya dapat diartikan sebagai win-lose situation. Penyelesaian ini
menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan yang kalah. Akibat negative dari strategi ini adalah kemarahan, putus
asa, dan keinginan untuk perbaikan di masa mendatang.

c. Akomodasi

Istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative situation. Konflik ini berlawanan
dengan kompetisi. Pada strategi ini, seseorang berusaha mengakomodasi
permasalahan,dan memberi kesempatan pada orang lain untuk menang. Pada strategi ini,
seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi kesempatan pada orang
lain untuk menang. Pada strategi ini, masalah utama yang terjadi sebenarnya tidak
terselesaikan.Strategi ini biasanya digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan
dengan berbagai konsekuensinya.

d. Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi komponen
emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam konflik berupaya
mencapai kebersamaan dari pada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri.
Strategi ini biasanya diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi tidak dapat dipergunakan
pada konflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan/ hasil produksi.

e. Menghindar

Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang masalah yang
dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak menyelesaikan masalah. Strategi
ini biasanya dipilih bila ketidaksepakatan membahayakan kedua pihak, biaya
penyelesaian lebih besar daripada menghindar, atau perlu orang ketigadalam
menyelesaikannya, atau jika masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya.

f. KolaborasI

Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi, kedua pihak yang
terlibat menentukan tujuan Bersama dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Oleh
karena keduanya yakin akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
kolaborasi tidak akan bisa berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi
tersebut, kelompok yang terlibat atau tidak mempunyai kemampuan dalam
menyelesaikan masalah, dan tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok/ seseorang.

Menurut (Hasibuan, 2020) mengatakan ada strategi penyelesaian konflik, yaitu


sebagai berikut:

a. Menghindar

Menghindar merupakan suatu strategi yang mungkinkan kelompok konflik meniadi


dingin. Manajer perawat dapat mengelakkan isu dengan mengatakan, "Marílah kedua
belah pihak mengambil waktu untuk memikirkan tentang hal ini dan tentukan waktu
untuk pertemuan berikutnya.”

b. Akomodasi
Manajer perawat yang merupakan kelompok konflik dapat memungkinkan kelompk
yang lain menghasilkan dan menempatkan tuhan-kebutuhan lainnya terlebih dahulu. Hal
ini terutama merupakan strategi yang baik apabila isu lebih penting bagi yang lainnya.
Halini dapat memelihara kerja sama secard harmonis dan mengembangkan bawahan
dengan memungkinkan mereka untuk membuat keputusan.

a. Kompetisi

Seorang manajer perawat sebagai penyedia dapat menunjukkan kekuasaan posisinya


pada bawahan. Hal ini memperkuat aturan-aturan disiplin. Ini adalah posisi asertif yang
tidak membantu mengembangkan tanggung jawab pada pemecahankonflik pada
kelompok bawahan.

d. Kompromi

Mengambil jalan tengah dapat memecahkan konflik. Hal ini merupakan strategi
sementara bila memerlukan waktu untuk mendapatkan posisi permanen yang
memuaskan. Suatu kompromi yang menimbulkan ketidapuasan pada kedua kelompok
adalah bukan sesuatu yang baik.

e. Kerjasama

Apabila kedua kelompok bekerja sama untuk memecahkan konflik, maka keduanya akan

merasa puas, Hal ini terutama sekali menyangkut isu yang penting. Harus ada kesatuan

dalam pendangan. Hal ini membutuhkan waktu dan tenaga. Kerjasama menimbulkan

kepuasan di antara perawat. Kerjasama dapat dicapai dengan lebih baik melalui factor-

faktor kepemimpinan dan faktor-faktor organisasional dari pada factor-factor pribadi.

F. Metode Penatalaksanaan Konflik

Menurut Vestal (1994) dalam Nursalam (2015) mengatakan langkah-langkah


penyelesaian konflik, yaitu sebagai berikut:
a. Pengkajian

1) Analisis situasi

Identifikasi jenis konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan, setelah dilakukan
pengumpulan fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam.
Kemudian siapa yang terlibat dan peran masing-masing. Tentukan jika situasinya dapat
diubah.

2) Analisis dan memastikan isu yang berkembang

Jelaskan masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Tentukan masalah utama

yang memerlukan suatu penyelsaian yang dimulai dari masalah tersebut. Hindari

penyelesaian semua masalah dalam satu waktu

3) Menyusun tujuan

Jelaskan tujuan spesifik yang akan dicapai.

b. Identifikasi

1) Mengelola perasaan

Hindari respon emosional: marah, sebab setiap orang mempunyai respon yang berbeda

terhadap kata-kata, ekspresi, dan tindakan

2) Intervensi

a) Masuk pada konflik yang diyakini dapat diselesaikan dengan baik. Selanjutnya
identifikasi hasil yang positif yang akan terjadi

b) Menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik. Penyelesaian konflik memerlukan


strategi yang berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untuk menyelesaikan
konflik yang terjadi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen konflik merupakan proses penyelesaian masalah melalui pengembangan


seperangkat strategi yang dilakukan oleh para pihak yang bermasalah untuk mencapai
penyelesaian yang diinginkan. Strategi penyelesaian konflik dapat di lakukan melalui
kompromi/negosiasi, kompetisi, akomodasi, smoothing, menghidar, dan kolaborasi.
Sedangkan penatalaksanaan konflik dapat dilakukan melalui pengkajian, identifikasi, dan
intervensi.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Bakri H.M. 2017. Manajemen Keperawatan 'Konsep dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Penerbit: Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Hasibuan, K. d. (2020). Manajemen dan strategi penyelesaian masalah dalam pelayanan

keperawatan. Malang: Ahlimedia Press.

Hendel, T., Fish, M..,Galon, V. (2005). Leadership style and choice of strategy in conflict

management among Israeli nurse managers in general hospitals. Journal of Nursing

Management, 13, 137-146.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan "Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional".

Edisi 5. Penerbit: Salemba Medika. Jakarta.

Nurul Hafiah dkk. 2021. Kepemimpinan dan Manajemen Konflik Keperawatan.

Shay & Margaret. 2002. Conflict Management In The Workplace. First edition.

Tulak,T.G. 2020. Manajemen Keperawatan bagi Pendidikan Vokasi.

Anda mungkin juga menyukai