Anda di halaman 1dari 11

PERBEDAAN DETAIL SENGKETA DAN KONFLIK DARI BERBAGAI PERIHAL ATAU ASPEK ,CONTOH

KONKRET AKTUAL VALID

A. SENGKETA
B. KONFLIK SOSIAL
C. KONFLIK BUDAYA

DIBERI HALAMAN SAMPUL

IDENTITAS MAKUL NAMA DOSEN

SENGKETA
DEFINISI SENGKETA
Sengketa merupakan suatu fenomena sosial yang bersifat universal, dan menjadi bagian yang integral
serta esensial dalam kehidupan masyarakat. Karena itu, konflik tidak perlu dilihat sebagai gejala
patologis yang bersumber dari tingkah-laku abnormal, atau indikasi dari suatu kekacauan dalam
dinamika kehidupan masyarakat, karena setiap komunitas masyarakat mempunyai kapasitas untuk
menciptakan norma-norma dan mekanisme-mekanisme tersendiri untuk menyelesaikan sengketa yang
muncul dalam pergaulan sosial warga masyarakat (Nader, 1968; Coser, 1968; Roberts, 1979, Moore,
1978)

LATAR BELAKANG SENGKETA


Secara umum dikatakan bahwa terjadinya sengketa dalam masyarakat bersumber dari persoalan-
persoalan seperti berikut: 1. Penguasaan, pemanfaatan dan distribusi sumber daya alam yang menjadi
pendukung kehidupan manusia (natural resource control and distribution); 2. Ekspansi batas wilayah
kehidupan suatu kelompok masyarakat (teritoriality expantion); 3. Kegiatan ekonomi masyarakat
(economic activities); dan 4. Kepadatan penduduk (density of population). 5. Hukum dan kebijakan
pemerintah 6. Politik 7. Kemiskinan

TAHAP SENGKETA
Dalam hubungan ini, Nader dan Todd (1978) menyatakan bahwa pada dasarnya sengketa yang terjadi
dalam masyarakat melalui tahapantahapan (stages of conflict) seperti berikut : 1. Pada tahap pertama,
sengketa berawal dari munculnya keluhan-keluhan (grievance) dari salah satu pihak terhadap pihak yang
lain (individu atau kelompok), karena pihak yang mengeluh merasa hakhaknya dilanggar, diperlakukan
secara tidak wajar, kasar, dipersilahkan, diinjak harga dirinya, dirusak nama baiknya, dilukai hatinya, dll.
Kondisi awal seperti ini disebut sebagai tahapan prakonflik (pro-conflict stage) yang cenderung
mengarah kepada konfrontasi yang bersifat monadik (monadic). 2. Pada tahap kedua, apabila kemudian
pihak yang lain menunjukkan reaksi negatif berupa sikap yang bermusuhan atas munculnya keluhan-
keluhan dari pihak yang pertama, maka kondisi ini meningkat eskalasinya menjadi situasi konflik (conflict
stage), sehingga konfrontasi antar pihak-pihak berlangsung secara diadik (diadic). 3. Pada tahap ketiga,
apabila kemudian konflik antar pihak-pihak tersebut ditunjukkan dan bawa ke arena publik
(masyarakat), dan kemudian diproses menjadi kasus perselisihan dalam institusi penyelesaian sengketa
tertentu dengan melibatkan pihak ketiga, maka situasinya telah meningkat menjadi sengketa (dispute
stage), dan sifat konfrontasi antar pihak-pihak yang berselisih menjadi triadik (triadic).

Negosiasi (Negotiation)

Negosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan berunding secara damai untuk mencapai
kesepakatan antarpihak yang berperkara, tanpa melibatkan pihak ketiga sebagai penengah.

2. Mediasi

Proses penyelesaian sengketa antarpihak yang bersengketa yang melibatkan pihak ketiga
(mediator) sebagai penasihat. Dalam hal mediasi, mediator bertugas untuk melakukan hal-hal sbb:

1. Bertindak sebagai fasilitator sehingga terjadi pertukaran informasi


2. Menemukan dan merumuskan titik-titik persamaan dari argumentasi antarpihak,
menyesuaikan persepsi, dan berusaha mengurangi perbedaan sehingga menghasilkan satu
keputusan bersama.

3. Konsiliasi

Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai suatu
penyelesaian dengan melibatkan pihak ketiga (konsiliator).

4. Arbitrase

Berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 1999, arbitrase merupakan cara penyelesaian sengketa perdata
di luar pengadilan umum yang didasarkan perjanjian arbitrase secara tertulis oleh pihak yang
bersengketa.

Konflik
DEFINISI KONFLIK
Konflik berasal dari kata bahasa latin con berarti bersama dan fligere yang berarti
benturan atau tabrakan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
di antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
menurut Joyce L. Hocker (1995:1), konflik adalah proses pertentangan yang diekspresikan di
antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek konflik, menggunakan pola
prilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran konflik. Dalam kehidupan manusia,
konflik adalah suatu hal yang tidak dapat dielakkan dan sifatnya persuasif/menyeluruh.Ia dapat
muncul dalam diri individu (Intrapersonal Conflict) ataupun antar individu (interpersonal conflict)
baik itu dalam konteks kelompok, organisasi, komunitas, ataupun bangsa.

Penyebab Konflik
Menurut Hugh Miall dkk (2000:80-91) terdapat enam teori penyebab konflik, yakni:
1. Teori hubungan masyarakat. Dalam teori hubungan masyarakat ini
menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidak
percayaan dan permusuhan diantara kelompok yang berbeda dalam suatu
masyarakat.
2. Teori negosiasi prinsip. Dalam teori ini menganggap bahwa konflik disebabkan
oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik
oleh pihak-pihak yang mengalami konflik.
3. Teori kebutuhan manusia. Teori ini berasumsi bahwa konflik yang berakar
dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia-fisik, mental dan sosial yang
tidak terpenuhi atau dihalangi. Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi dan
otonomi sering merupakan inti pembicaraan.
4. Teori identitas. Teori ini berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas
yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di
masa lalu yang tidak diselesaikan.
5. Teori kesalahpahaman antarbudaya. Teori ini berasumsi bahwa konflik
disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi diantara berbagai
budaya yang berbeda.
6. Teori transformasi konflik. Teori ini berasumsi konflik disebabkan oleh
masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai
masalah sosial, budaya dan ekonomi.

Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini
dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial
Tahapan Terjadinya Konflik
Terdapat lima tahapan proses terjadinya konflik, yaitu:
1. Prakonflik
Ini merupakan periode dimana terdapat suatu ketidak sesuaian sasaran diantara dua belah
pihak atau lebih, sehingga timbullah sebuah konflik. Konflik tersembunyi dari pandangan umum,
meskipun satu pihak atau lebih mengetahui potensi terjadinya konfrontasi. Mungkin terdapat
ketegangan hubungan diantara beberapa pihak atau keinginan untuk menghindari kontak satu
sama lain pada tahap ini.
2. Konfrotasi
Pada tahap ini konflik terjadi semakin terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa ada
masalah. Mungkin para pendukungnya mulai melakukan aksi demonstrasi atau perilaku
konfrontatif. Pertikaian atau kekerasan pada tingkat rendah lainnya terjadi diantara kedua belah
pihak. Masing–masing pihak mungkin mengumpulkan sumber daya dan kekuatan dan mencari
sekutu dengan harapan dapat meningkatkan konfrontasi dan kekerasan. Hubungan diantara
kedua belah pihak menjadi sangat tegang, mengarah pada polarisasi antara para pendukung di
masing-masing pihak.
3. Krisis
Ini merupakan puncak konflik, ketika ketegangan dan kekerasan terjadi paling hebat. Dalam
konflik skala besar, ini merupakan periode perang, ketika kedua belah pihak jatuh korban dan
saling membunuh. Komunikasi normal diantara kedua belah pihak kemungkinan terputus.
Pernyataan–pernyataan umum cenderung menuduh dan menentang pihak-pihak lainnya.
4. Akibat
Suatu konflik pasti akan meninggalkan akibat. Satu pihak mungkin menaklukkan pihak lain, atau
mungkin melakukan gencatan senjata. Satu pihak mungkin menyerah dengan sendirinya, atau
menyerah atas desakan pihak lain. Kedua belah pihak mungkin setuju untuk bernegosiasi
dengan atau tanpa perantara. Suatu pihak yang mempunyai otoritas atau pihak ketiga yang
mungkin lebih berkuasa memaksa dua belah pihak untuk menghentikan pertikaian. Apapun
keadaannya, tingkat ketegangan, konfrontasi dan kekerasan pada tahap ini agak menurun,
dengan kemungkinan adanya penyelesaian.
5. Pasca konflik
Situasi diselesaikan dengan cara mengakhiri berbagai macam konfrontasi kekerasan,
ketegangan berkurang dan hubungan mengarah pada situasi normal diantara kedua belah
pihak. Namun isu-isu dan masalah–masalah yang timbul karena sasaran mereka yang saling
bertentangan tidak diatasi dengan baik, tahap ini sering kembali lagi menjadi situasi prakonflik.

1. konflik sosial adalah suatu proses sosial yang terjadi antara dua pihak atau lebih,
dimana salah satu pihak berupaya untuk menyingkirkan pihak lainnya dengan cara
menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.

Faktor Penyebab Konflik Sosial


Konflik sosial yang terjadi di suatu masyarakat tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa
faktor penyebabanya, diantaranya adalah:

1. Adanya perbedaan pendapat antar individu dan kelompok yang menimbulkan gesekan
dan perselisihan.
2. Adanya perbedaan latar belakang dan nilai moral individu atau kelompok masyarakat.
3. Adanya perbedaan kepentingan, baik individu maupun kelompok masyarakat dimana
masing-masing berupaya untuk mencapai tujuan sehingga menimbulkan perselisihan.
4. Adanya perubahan nilai-nilai yang terdapat di dalam suatu masyarakat.

Berikut solusi dalam menyelesaikan konflik sosial yang di sebabkan oleh suatu
wilayah atau daerah masyarakat tersebut.
1. Mediasi
Yaitu salah satu cara untuk menyelesaikan konflik sosial di masyarakat,
penyelesaian dapat di lakakukan melalui pihak ketiga sebagai mediator apabila
pihak – pihak yang sedang memiliki konflik sosial sepakat. Hal tersebut termasuk
dalam pengendalian konflik sosial dengan adanya mediator dengan persetujuan
pihak yang sedang memiliki konflik sosial.
2. Konfiliasi
Yaitu cara pengendalian konflik sosial yang dilakukan oleh lembaga – lembaga
yang berwewenang untuk mengadili suatu konflik sosial seperti lembaga
perwakilan rakyat dimana dapat memberikan keputusan dengan adil. Konfiliasi
akan menengahi dua pihak kelompok yang mendapat konflik sosial untuk saling
berdiskusi.
3. Arbitrasi
Yaitu bentuk mengendalikan suatu konflik sosial melalui pihak ketiga dimana
pihak ketiga ini tidak mengikat apapun dari kedua pihak kelompok yang
berkonflik tersebut serta kedua pihak individu maupun kelompok yang berkonflik
setuju. Pihak ketiga akan mengadili serta mengambil keputusan konflik yang
terjadi antara kedua pihak atas persetujuan mereka.
4. Adjudication
Yaitu menyelesaikan konflik melalui pengadilan yang jelas dan adil. Adjudication
salah satu cara menyelesaikan konflik sosial antara dua kelompok pihak dengan
jelas dan adil dengan melalui pengadilan di pemerintahan, penyelesaian melalui
pengadilan memiliki beberapa syarat yang sudah di tentukan oleh negara
sebagai pemenuhan syarat dua pihak.
5. Kompromi
Yaitu penyelesaian konflik sosial yang dilakukan kedua belah pihak kelompok
maupun individu berusaha untuk mencari penyelesaian dengan mengurangi
beberapa tuntunan karena terjadinya pertentangan, hal ini akan menguntungkan
satu sama lain karena penyelesaian konflik sosial dengan cara berkompromi
antar pihak.
Konversi yakni penyelesaian dengan cara yang damai, salah satu pihak kelompok
maupun individu mengalah atau bertoleransi agar tidak terjadi perpecahan antar
kelompok di suatu wilayah. Cara tersebut merupakan cara yang paling aman
agar tidak terjadi peperangan dan saling menjatuhkan satu sama lain, dimana
hal itu akan berdampak buruk ke depannya.
6. Stalemate
Yaitu penyelesaikan konflik sosial antar dua belah pihak yang akan selesai
dengan sendirinya di karenakan terjadi kekuatan yang seimbang dan kedua
belah pihak setuju untuk menyelesaikan konflik sosial tersebut tanpa adanya
peperangan yang terjadi karena kekuatan yang mereka keluarkan seimbang atau
memiliki kelebihan yang sama.
Konflik sosial akan selalu ada di setiap negara, wilayah serta tempat di dunia
karena setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda – beda serta tujuan dan
prinsip yang berbeda, hal tersebut akan menimbulkan pertentangan di sebabkan
perbedaan pendapat antar individu dengan kelompok yang lain bahkan
perbedaan budaya dan tradisi di suatu daerah.
Setiap individu atau kelompok akan berusaha menyelesaikan suatu konflik sosial
yang terjadi atau mencari solusi yang tepat demi kesejahteraan bersama tanpa
adanya perpecahan antar masyarakat yang tidak di inginkan. Penyelesaian
konflik sosial dengan berbagai macam cara sesuai dengan persetujuan pihak dan
sesuai konflik yang terjadi.

2. Contoh konflk budaya


Tragedi Sampit

Konflik Sampit merupakan pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001
dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas
ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan
warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga
Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.

Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura
kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku
Dayak. Konflik ini juga dikenal sebagai salah satu tragedi berdarah pada masa itu. Hingga kini perang
sampit masih menjadi satu konflik yang paling melegenda dan paling dikenal oleh masyarakat Indonesia
sebagai konflik paling mengerikan.

1) Koersi yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilakukan dengan paksaan.

2) Kompromi yaitu suatu bentuk akomodasi yang dilakukan dimana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutan agar tercapai penyelesaian dari penyelisihan.

3) Arbitrasi yaitu konflik yang dihentikan dengan cara mendatangkan pihak ke tiga untuk memutuskan
dan kedua belah pihak harus mentaati keputusan tersebut karena bersifat memikat.
4) Mediasi yaitu penyelesaian konflik dengan mengundang pihak ketiga yang bersifat netral dan tidak
hanya berfungsi sebagai penasehat.

5) Toleransi yaitu suatu bentuk akomodasi di mana ada sikap saling menghargai dan menghormati
pendirian masing-masing pihak yang berkonflik.

6) Konveksi yaitu penyelesaian konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima
pendirian pihak lain.

7) Konsilasi yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang berselisih
demi tercapainya suatu tujuan bersama.

8)

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/3579662#readmore

Penyebab konflik budya

7. Teori identitas. Teori ini berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas
yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di
masa lalu yang tidak diselesaikan.
8. Teori kesalahpahaman antarbudaya. Teori ini berasumsi bahwa konflik
disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi diantara berbagai
budaya yang berbeda.

Tahap Sengketa (dispute), dapat terjadi karena konflik mengalami eskalasi berhubung karena adanya
konflik itu dikemukakan secara umum. Suatu sengketa hanya terjadi bila pihak yang mempunyai keluhan
telah meningkatkan perselisihan pendapat dari pendekatan menjadi hal yang memasuki bidang publik.
Hal ini dilakukan secara sengaja dan aktif dengan maksud supaya ada sesuatu tindakan mengenai
tuntutan yang diinginkan.
1. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah konflik yang terjadi antara dua ras atau lebih yang berbeda. Konflik
rasioal akan terjadi ketika setiap ras merasa lebih unggul dan lebih mengutamakan
kepentingan kelompoknya sendiri di atas kepentingan bersama.

aturochman menyebutkan setidaknya ada enam hal yang biasa melatarbelakangi


terjadinya konflik etnis terjadi disebuah tempat.[8] Enam hal tersebut antara lain yakni:

1.Kepentingan yang sama diantara beberapa pihak

2.Perebutan sumber daya

3.Sumber daya yang terbatas

4.Kategori atau identitas yang berbeda

5.Prasangka atau diskriminasi

6.Ketidakjelasan aturan (ketidakadilan).

melalui Intervensi pihak ketiga. Dimana keputusan intervensi pihak ketiga nantinya final dan
mengikat. Contoh adalah pengadilan.

Kedua, Mediasi. Mediasi ini adalah cara penyelesaian konflik melalui pihak ketiga juga yang
disebut sebagai mediator.
Ketiga, Rokosialisasi. Proses penyelesaian konflik dengan transormasi sebelum konflik itu terjadi,
dimana masyarakat pada saat itu hidup dengan damai.

2. Konflik Agama
Konflik agama adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang memiliki
agama dan keyakinan berbeda. Sebagian besar masyarakat menganggap agama sebagai
tuntunan dan pedoman hidupnya yang harus diikuti secara mutlak. Sehingga apapun
yang berbeda atau tidak sesuai dengan agamanya akan dianggap masalah dan kemudian
memicu terjadinya konflik.

1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Kehidupan yang Harmonis


Nah, di pikiran kita, kita bisa membayangkan bukan bahwa kehidupan harmonis itu sangat indah sekali
untuk ditinggali. Untuk menciptakan keharmonisan dalam berkehidupan antar sesama, maka diperlukan
juga yang namanya rasa memaklumi, tenggang rasa, dan menghormati yang harus dimiliki oleh setiap
orang.

2. Sengketa Lahan Untuk Tempat Ibadah

3. Penyalah Artian Ayat Dalam Kitab Suci

4. Pemikiran yang radikal

penyelesaian

Selanjutnya dalam melaksanakan fungsi Komnas HAM dalam mediasi, Komnas HAM
bertugas dan berwenang:¹⁸

a. Mengadakan perdamaian antar pihak-pihak yang berkai;

b. Menyelesaikan perkara melalui konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi dan penilaian


ahli;

c. Memberi saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui pengadilan;
d. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada pemerintah
untuk dindaklanju penyelesaiannya; dan

e. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran HAM kepada Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR) untuk dindaklanju.
3. Konflik Antar Kelas Sosial
Adanya pengelompokan kelas di dalam masyarakat sangat berpotensi menimbulkan
terjadinya konflik. Perebutan dan upaya mempertahankan peran dan status di dalam
kelompok masyarakat seringkali menimbulkan konflik. Misalnya kelompok kaya dan
kelompok miskin/ menengah yang saling memperebutkan kekuasaan di dalam politik.

a.kelas sosial tinggi memamerkan kekayaan


b.berlangsungnya mobilitas vertikal antara
kepentingan individu2 & kelompok
c.kelas sosial rendah sulit mencukupi kebutuhan
hidup

4. Konflik Politik
Konflik politik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam
kehidupan politik. Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok ingin berkuasa
terhadap suatu sistem pemerintahan.

Latar belakang

kemajemukan horizontal

kemajemukan horizontal adalah struktur masyarakat majemuk secara kultural, seperti suku bangsa,
daerah, agama, dan ras. Kemajemukan kultural dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang berakibat
timbulnya konflik karena pada dasarnya setiap kultur akan mempertahankan identitas dan karakteristik
budaya

Kemajemukan vertikal adalah struktur masyarakat yang berlawanan menurut pemilikan kekayaan,
pengetahuan dan kekuasaan, konflik dapat ditimbulkan oleh kemajemukan vertikal, karena adanya
perbedaan bahkan pertentangan kepentingan kelompok mayoritas yang tidak memiliki atau sedikit
memiliki kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan dengan kelompok minoritas yang mendominasi
kekayaan, pengetahuan dan kekuasaan.
A.Bandura ,[18] mengemukakan lima cara penyelesaian konflik yang biasa ditempuh oleh
masyarakat:

Pertama, elimination. Yaitu suatu penyelesaian konflik dengan cara satu kelompok yang
terlibat dalam pertikaian menarik diri dari konflik tersebut.

Kedua, subjugation atau domination. Yaitu penyelesaian konflik dengan cara satu kelompok
yang lebih kuat menekan dan memaksa kelompok lawan yang lebih rendah dan lemah agar
tunduk dan patuh kepada kelompoknya.
Ketiga, majority rule. Yaitu penyelesaian konflik dengan mengambil keputusan
berdasarkan suara terbanyak.
Keempat, minority Consent. Yaitu penyelesaian konflik dengan memenangkan mayoritas
tetapi tidak mengecewakan minoritas serta merasa tidak dikalahkan.

Kelima, compromise. Upaya penyelesaian dengan cara mengambil jalan tengah antara dua
kepentingan dari dua kelompok yang bertikai.

Keenam, integration. Yaitu penyelesaian konflik dengan mencari keputusan yang disepakati
bersama secara memuaskan melalui pendekatan dialog, diskusi, dan mempertimbangkan
semua pendapat dan kepentingan dari kelompok-kelompok yang bertikai. Cara ini adalah
cara yang paling dewasa dan memberi hasil yang paling baik meskipun pada kenyataan
adalah cara yang tidak mudah untuk ditempuh.

Anda mungkin juga menyukai