Anda di halaman 1dari 5

Konflik

Organisasi
Dosen pembimbing : Wa Ode Nur Ainun, S.E., M.Si
Mata kuliah : Perilaku Organisasi
Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin “Configere” yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang
atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan membuatnya tidak berdaya. Konflik adalah suatu kenyataan
hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik dilatarbelakangi oleh
perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi seperti ; ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan sebagainya. Lewat
dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi
yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak
pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, oleh karena itu konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.

2
Konflik dan negosiasi di dalam organisasi

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai


sebuah siklus di masyarakat, baik masyarakat organisasi maupun perusahaan.
Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi
yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik. Penyelesaian konflik bisa
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara negosiasi.
Negosiasi biasanya dilakukan agar mendapati jalan tengah atau titik temu
dalam sebuah kasus, dimana keadaan-keadaan tersebut di upayakan bisa
mereda atau bahkan bisa usai/berakhir/terselesaikan, dalam hal ini konflik itu
sendiri. “Intinya konflik dan negosiasi didalam organisasi itu” berbicara
tentang bagaimana caranya sebuah konflik itu sendiri bisa atasi dengan
dilakukannya mediasi secara bernegosiasi.

3
Konflik dan perilaku antar kelompok
Konflik dan perilaku antar kelompok cukup berhubungan, kenapa bisa? Sifat
dan perilaku suatu kelompok pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat dan
perilaku individu yang paling dominan dikelompok itu sendiri. Masing-
masing kelompok memiliki invidu-individu dominan tersendiri. Individu
dominan didalam suatu kelompok itu sendiri pada dasarnya juga merupakan
makhluk sosial yang bersifat unik, kadang berpresepsi baik dan kadang juga
berpresepsi buruk. Ketika ada presepsi buruk yang terjadi, maka akan timbul
kesalah pahaman. Saat terjadi kesalah pahaman antara individu didalam
suatu kelompok, masing-masing individu dominan ini akan merasa ikut
terpancing dan akhirnya membuka jalan bagi individu yang bermasalah
tersebut untuk melanjutkan apa yang menjadi aspirasi dia hingga
menyebabkan terjadinya perselisihan, yang dari sini akhirnya melahirkan
subuah konflik baru.
4
Cara mengelola konflik antar kelompok
Yang disebut dengan konflik itu sendiri, tidak hanya termuat dalam konflik antar
individu saja, namun bisa juga antar kelompok, dan seterusnya. Di setiap konflik
perlu yang namanya negosiator yang menjadi penengah untuk menengahi suatu
permasalahan sekaligus menyelesaikan permasalahan dalam konflik itu sendiri.
Setiap negosiasi memiliki potensi konflik dalam seluruh prosesnya, sehingga
penting sekali bagi kita untuk memahami alur dari pada cara mengelola konflik
itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menjelaskan berbagai alternatif penyelesaian
konflik dipandang dari sudut menang – kalah masing-masing pihak, ada empat
kuadran dalam memanajemen sebuah konflik. Yaitu : Kuadran Kalah-Kalah
(Menghindari konflik), Kuadran Menang-Kalah (Persaingan), Kuadran Kalah-
Menang (Mengakomodasi), dan Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi). Lewat 4
hal ini, kita jadi bisa memahami lebih jauh tentang bagaimana mengelola konflik
antar kelompok itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai