NPM : 20113036
MK : MANAJEMEN SYARIAH
KESIMPULAN DARI SEMUA MAKALAH
A. MANJEMEN SYARIAH
Manajemen syariah adalah manajemen yang mengatur organisasi untuk memperoleh
hasil yang optimal dan mengarah pada pencarian keridhaan allah.
Urgensi manajemen syariah adalah menginginkan kegiatan yang halal, baik produk
yang menjadi objek, cara memperolehnya, maupun cara pemanfaatannya.
Manajemen sangat diperlukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja
organisasi. Adapun orang yang mengatur, merumuskan, dan melaksanakan berbagai tindakan
manajemen disebut manajer.
Henry fayol
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan
pengawasan atau kontrol terhadap sumber daya yang ada agar mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
G.r. Terry
Manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh fyzee (1965), ia mengemukakan
bahwa pengertian syariah sama dengan yang diambil dalam istilah bahasa inggris yang
disebut sebagai canon of law. Canon of law sendiri memiliki makna keseluruhan perintah
tuhan sehingga setiap perintah-perintah tersebut dinamakan dengan hukum. Perlu diketahui
bahwa hukum allah tidaklah mudah untuk dimengerti, sedangkan syariah sendiri sudah
meliputi segala tingkah laku pada manusia. Selain itu, menurut agnides, sesuatu yang tidak
akan diketahui keberadaanya jika seandainya tidak ada wahyu tuhan itulah yang disebut
sebagai syariah. Sedangkan rosyada mendefinisikan syariah dengan arti menetapkan norma
hukum dengan tujuan untuk menata kehidupan manusia dengan tuhannya, maupun dengan
manusia lainnya.
Pada zaman bani umayyah manajemen pada masa ini mengalami stagnasi. Hal ini
disebabkan karena adanya persoalan dalam percaturan politik pemerintahan, tepatnya terjadi
perseteruan politik di kalangan elit sahabat.meskipun demikian, sejarah tetap mencatat ada
kemajuan di bidang manajemen, khusus manajemen pemerintahan yang terjadi perluasan di
al-diwan (lembaga, kantor, departemen) yang telah berkembang menjadi lima (5) diwan.
Pada zaman bani abbasiyah pemerintahan islam mempunyai peran yang cukup signifikan
termasuk di bidang manajemen. Selain lembaga pemerintahan, pada sistem peradilan juga
pada zaman ini dibentuk lembaga al-hisbah yang mengawasi kehidupan sosial masyarakat,
dan memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi
mungkar).
Artinya: ''sesungguhnya allah menyukai orang yang berperang (berjuang) dijalan-nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yangtersusun kokoh.'' (ash-
shaff: 4)
Kata shaffan (barisan) adalah sekolompok dari sekian banyak anggotanya yang
sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur. Sedangkan kata
marshushun berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud ayat ini adalah
tentang pentingnya kekompakan barisan, kedisiplinan yang tinggi, serta kekuatan kerja sama
dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan tantangan dalam menjalankan suatu.
Maksud dari shaff disitu menurut al-qurtubi adalah menyuruh masuk dalamsebuah barisan
(organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan. Dalam sebuah hadits
diterangkan:sesungguhnya allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan
dilakukan dengan “tepat, terarah dan tuntas”.suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur
dan terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses
juga dilakukan secara terarah dan teratur atau itqan.menurut al-baghawi maksud dari ayat di
atas adalah manusia seyogyanya tetap pada tempatnya dan tidak bergoyah dari tempat
tersebut. Di samping itu, dalam ayattersebut banyak mufassir yang menerangkan bahwa ayat
tersebut adalah barisan dalamperang. Maka ayat tersebut mengindikasikan adanya tujuan dari
barisan perang yaitu berupaya untuk melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah dan
memperoleh kemenangan.
Kepemimpinan islam harus dilandasi dengan ajaran al-quran dan sunnah yang acuan
utamanya adalah meneladani rasulullah saw dan khulafaurrasyidin.prinsip-prinsip dasar
kepemimpinan islam yaitu prinsip tauhid atau dasar, prinsip musyawarah (syuro), prinsip
keadilan, dan prinsip persatuan ukhuwah islamiyah.
Sifat kepemimpinan yang pertama adalah adil, yakni sikap memperlakukan sama rata
dalam hal hukum bagi setiap orang. Seorang pemimpin hendaklah bersikap dan berbuat adil
kepada seluruh rakyatnya. Sifat yang kedua adalah istiqamah, seorang pemimpin yang
istiqamah memiliki sikap menghargai waktu, disiplin, tanggung jawab, tidak menunda-nunda
pekerjaan, dan sabar dalam pencapaian tujuan kepemimpinan.
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama
satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai
tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut. Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. James d. Mooney
mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama. Chester i. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Stephen p. Robbins
menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dalam fikih, syirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama dagang dengan syarat dan
rukun tertentu. Kata syirkah dalam bahasa arab berasal dari kata syarika (fi’il madhi),
yasyraku (fi’il mudhari‘), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi
sekutu atau serikat. Menurut arti asli bahasa arab (makna etimologis), syirkah berarti
mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan
satu bagian dengan bagian lainnya. Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu
akad antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan
tujuan memperoleh keuntungan.
Ciri-cirinya, yaitu:
Terdapat akad
Agama islam sangat memperhatikan akad, tidak hanya akad ijab qabul pernikahan
saja, tetapi juga akad transaksi jual beli. Tanpa akad yang jelas, sebuah transaksi bisnis
hukumnya dapat berubah menjadi haram dalam islam.
Misalnya dalam akad perbankan, islam tidak mengenal istilah bunga tetapi menggunakan
konsep akad bagi hasil. Padahal jika dilihat, kedua produk perbankan tersebut sama sama
mengambil keuntungan. Hanya saja akad transaksi di awal berbeda.
Sehingga dalam aktivitas berdagang, harus ada akad jual beli sesuai dengan prinsip
muamalah yang telah diatur dalam islam. Hal ini bertujuan untuk memperkuat perjanjian
antara penjual dan pembeli.
Halal
Salah satu perbedaan bisnis konvensional dan syariah adalah terkait hukum halal dan
haram. Mungkin dalam bisnis konvensional tidak terdapat batasan produk yang boleh dijual.
Namun sesuai hukum bisnis syariah, tidak seluruh produk dapat diperjualbelikan.
Dalam transaksi syariah, jenis produk halal dijadikan obyek jual beli adalah produk
dengan kandungan intrinsik halal (tidak mengandung babi, minuman keras, narkoba, dan
sebagainya. Selain itu, produk juga harus didapat dengan cara halal, bukan barang curian,
hasil korupsi, atau barang selundupan.
Ada beberapa prinsip bisnis syariah wajib anda pahami sebelum memulai transaksi dengan
hukum ini, berikut penjelasannya.
Prinsip murabahah
Prinsip murabahah adalah akad jual beli yang dijelaskan secara detail dan terperinci
antara penjual dan pembeli. Dalam akad ini, penjual harus memberikan informasi yang
lengkap kepada pembeli terkait kualitas, harga, kondisi, sampai syarat pembelian. Kemudian
transaksi dapat diselesaikan apabila penjual dan pembeli saling bersepakat terhadap suatu
perjanjian.
Prinsip salam
Prinsip salam merupakan akad jual beli yang diterapkan saat transaksi bisnis
dilakukan dengan cara memesan. Cara kerja prinsip salam adalah pembeli melakukan
pemesanan dengan syarat tertentu dan menyetorkan uang muka atau lunas di awal. Kemudian
produk akan diberikan penjual kepada pembeli pada waktu yang telah disepakati.
Namun perlu diperhatikan bahwa dalam transaksi ini harus ada kesepakatan yang jelas terkait
hasil produk. Mulai dari ukuran, kualitas, kondisi, jumlah dan jenisnya. Apabila penjual tidak
memproduksi barang sesuai kesepakatan di awal misalnya terdapat barang cacat maka
penjual harus bertanggung jawab.
Prinsip istishna
Prinsip istishna hampir mirip seperti prinsip salam. Kedua akad ini memiliki akad sama sama
memesan di awal kepada penjual namun pembeli belum memberikan sejumlah uang di awal.
Syarat-syarat produk juga harus memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama di awal
pemesanan.
Prinsip musyarakah
Prinsip musyarakah adalah akad kerja sama untuk mendirikan suatu bisnis dan
mengelolanya secara bersama. Keuntungan dari suatu bisnis akan dibagi berdasarkan
kesepakatan bersama. Apabila terdapat kerugian maka harus ditanggung bersama sesuai
perjanjian di awal.
Prinsip mudharabah
Prinsip mudharabah merupakan akad kerja sama untuk mendirikan suatu bisnis
dimana terdapat pembagian peran antara pihak pemilik modal dan pihak pengelola modal.
Keuntungan dari usaha akan dibagi sesuai kesepakatan bersama. Sedangkan kerugian bisnis
akan ditanggung juga oleh keduanya.
Kuliner halal, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, bisnis kuliner yang
menjanjikan kehalalannya banyak dicari orang. Sebab mengonsumsi makanan dan minuman
halal merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini dapat menjadi peluang bagi anda
untuk menjual produk dengan mengutamakan kehalalan. Akan lebih baik lagi jika anda
berhasil mendapat sertifikat halal dari mui, sehingga produk anda lebih terjamin dan
terpercaya.
E. KONSEP MANAGERIAL SYARIAH
Manajemen syariah adalah suatu pengelolaan yang mengatur organisasi untuk
memperoleh hasil yang optimal dan bermuara pada pencarian keridaan allah.
Sama hal nya di dalam manajemen konvensional di dalam manajemen syariah juga
terdapat beberapa fungsi manajemen yaitu :
Urgensi manajemen syariah adalah menghendaki kegiatan yang halal, baik produk yang
menjdi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya.
Tipe – tipe manajer yang diperlukan dalam manajemen islami menurut didin hafidhuddin dan
hendri tanjung dalam bukunya manajemen syariah antara lain :
1. Ketegasan, jika seseorang manajer mengatakan sesuatu itu a dengan argumentasi yang
jelas, maka harus disepakati bahwa itu adalah a. Manajer yang sangat dibutuhkan saat
ini adalah manajer yang mempenyuai ketegasan dalam menentukan sikap.
2. Musyawarah. Manajer yang baik adalah manajer yang selalu bermusyawarah yang
esensinya saling tukar pendapat, yang merespon pendapat-pendapat bawahan dan
keluhan mereka.
3. Keterbukaan. Seperti yang dicontohkan oleh umar bin khattab. Beliau merupakan
seorang manajer sekaligus pemimpin yang baik. Sejarah telah mencatat, ketika umar
mengumpulkan wanita-wanita karena pada saat itu banyak laki-laki bujangan yang
sudah tua dan belum beristeri. Ternyata sebabnya adalah pada saat itu mahar untuk
menikahkan seotang wanita terlalu mahal. Umar mengatakan, “wahai para wanita,
kalian jangan membuat mahar yang mahal-mahal”.
Top management
Manajer tingkat atas dikenal sebagai manajer senior. Manajer di posisi seperti chief
executive officer (ceo), managing director, president, dan chief executive officer (cfo).
Manajer puncak membuat keputusan daripada mengarahkan operasi perusahaan sehari-hari,
menetapkan tujuan dan strategi perusahaan. Termasuk kebijakan perusahaan dan rencana
bisnis.
Pada tingkatan manajemen yang kedua disebut dengan istilah manajemen menengah
dan dalam bahasa inggris disebut middle management.
Tingkatan manajemen yang paling rendah adalah semua orang atau pihak yang berada
di dalam tingkat ini akan menjalin kontak atau hubungan langsung dengan tenaga
operasional. Sehingga pihak inipula yang bisa mengetahui langsung kendala yang dihadapi
para tenaga operasional saat kesulitan untuk mencapai target.
Selain itu, bagian ini pula yang akan menjadi penghubung antara tenaga operasional
dengan manajemen menengah. Setelah itu dari manajemen menengah akan langsung
disampaikan ke manajemen puncak. Sehingga untuk mengatasi suatu masalah kadang tidak
bisa diselesaikan di satu tingkat manajemen.
Melainkan perlu dikoordinasikan dengan manajemen di tingkat lainnya, khususnya
untuk masalah yang pelik atau susah ditemukan solusinya dan punya dampak yang kompleks.
Prosedurnya pun jelas, yakni bertahap untuk disampaikan dulu ke bagian manajemen
menengah dan tidak bisa langsung ke manajemen puncak.
Sumber konflik
Islam mengajarkan kita bagaimana cara mengatasi konflik, dan cara-cara ini telah
dituangkan dalam ayat-ayat qur’an yang diturunkan kepada rasulullah saw, yang selanjutnya
kita sebagai manusia dapat mentauladani cara-cara beliau dalam menyelesaikan konflik salah
satu cara dalam menyelesaikan konflik yaitu dengan negosiasi atau perundingan.
Negosiasi dapat diartikan; (1) proses tawar menawar dengan jalan berunding, untuk
memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok
atau organisasi) dan pihak yang lain. (2) penyesuaian sengketa secara damai melalui
perundingan antara pihak-pihak yang bersengketa.
d. Kebijakan
Kebijakan dapat di defenisikan sebagai sesuatu tindakan yang diambil dengan
sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para karyawan.
Dengan kata lain, kebijakan adalah usaha untuk membuat karyawan bahagia.usaha
manajemen yang paling banyak dilakukan untuk mengembangkan karyawan
adalah pelatihan peyeliaan atau bagian daripadanya berupa kursus singkat
mengenai tata laku manajemen dan sebagainya.hasil berbagai usaha untuk
menganalisis perhatian, menghibur, dan menyenangkan hati para karyawan lebih
baik dipadukan.
Ada empat karakteristik marketing syariah yang dapat menjadi panduan bagi para
pemasar, yaitu:
1. Teistis (rabbaniyah) Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki
dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang
religius (diniyyah).
2. Etis (akhlaqiyyah) Keistimewaan yang lain dari syariah marketing selain karena
teitis .
3. (rabbaniyyah), juga karena syariah marketing sangat mengedepankan masalah
akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.
4. Realistis (al-waqi’yyah) Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif,
fanatis, anti modernitas, dan kaku.
5. Humanistis (al-insaniyyah) Keistimewaan marketing syariah yang lain adalah
sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah
bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat
terkekang dengan panduan syariah.
Dan dalam konteks ekonomi islam manajemen pemasaran harus mempunyai etika,
yang berupa:
1. Etika pemasaran dalam konteks produk, bahwasannya produk harus: a) Produk
yang halal dan thoyib, b) Produk yang berguna dan dibutuhkan,c) Produk yang
berpotensi ekonomi atau benefit, d) Produk yang yang bernilai tambah tinggi, e)
Dalam jumlah yang berskala ekonomi dan sosial, f) Produk yang dapat
memuaskan masyarakat.
2. Etika pemasaran dalam konteks harga, yaitu : a) Beban biaya produksi yang wajar,
b) Sebagai alat kompetisi yang sehat, c) Diukur dengan kemampuan daya beli
masyarakat, d) Margin perusahaan yang layak, e) Sebagai alat daya tarik bagi
konsumen
3. Etika pemasaran dalam konteks distribusi, yaitu: a) Kecepatan dan ketepatan
waktu, b) Keamanan dan keutuhan barang, c) Sarana kmpetisi memberikan
pelayanan kepada masyarakat, d) Konsumen mendapat pelayanan tepat dan cepat.
4. Etika pemasaran dalam konteks promosi, yaitu: a) Sarana memperkenalkan
barang, b) Informasi kegunaan dan kualifikasi barang, c) Sarana daya tarik barang
terhadap konsumen, d) Informasi fakta yang ditopang kejujuran.
Lalu apa bedanya dengan manajemen SDM syariah? Dalam konteks syariah,
manajemen SDM Tentu saja dilaksanakan menggunakan pendekatan syariah. Manajemen
SDM syariah diarahkan pada Dua perbuatan manusia di dunia, yaitu perbuatan muamalah
dan perbuatan ibadah. Perbuatan Muamalah pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan
kecuali ada ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadist yang melarangnya. Adapun perbuatan
ibadah pada dasarnya tidak boleh dilakukan kecuali ada Dalil atau ketentuan yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan Hadist yang menyatakan bahwa perbuatan itu Harus atau boleh
dilakukan.
1. Fungsi planning atau perencanaan, yaitu suatu kegiatan menetapkan tujuan untuk
jangka waktu Tertentu serta langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut.
Sedangkan dalam perspektif islam komunikasi sudah dijelaskan dalam Q.S Al-
Baqarah:83 yang artinya “Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang
Baik”, selain itu juga Al Qur’an banyak memberikan penjelasan tentang bagaimana
Pentingnya komunikasi bagi umat manusia, khususnya umat Islam.
Dengan berkomunikasi, insya Allah, kita dapat menjalin saling pengertian dengan
Orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya
Adalah:
1. Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud
agar Komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia
pahami Terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan
berupa Perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan
Komunikan.
5. Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial,
barang dan Jasa.
6. Fungsi da’wah.
Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan perjuangan
bersama.Banyak manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara
baik dan efektif, di Antaranya adalah:
a. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain
dengan jelas sesuai dengan Yang dimaksudkan.
b. Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan
dalam suatu Permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
c. Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu
persahabatan, komunitas atau Jama’ah.
Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa aturan dan
Kaidah yang diikuti, yaitu:
2. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
Dihadapi orang lain. Setiap orang yang melakukan komunikasi harus mampu
Mendengar dan dan siap menerima masukan apapun dengan sikap yang positif.
Hal ini akan sangat sulit dilakukan manakala orang tersebut tidak dapat dikritik
Atau tidak siap menerima kritik. Menerima kritik memang tidak mudah. Tetapi
Kemampuan untuk menerima apapun masukan dengan sikap baik akan membawa
Pengaruh positif pada orang tersebut.
3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.Hal ini
berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang melakukan Komunikasi
dengan individu maupun kelompok, tetapi pesan tidak dapat dipahamikarena
media atau alat yang digunakan tidak mendukung. Misalnya, suara ditelepon
putus-putus, atau microphon yang mendengung, atau suara di telepon yang Terlalu
lemah. Beberapa hal tersebut mengakibatkan penerima pesan kesulitan
Memahami isi pesan. Akibatnya selain tidak respon, pemberi pesan justru tidak
Akan didengarkan atau diperhatikan.
5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lainHal ini
berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik pemberi
Maupun penerima pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini adalah kerelaan
Untuk rendah hati, menghargai, dan mau mendengarkan orang lain.