Anda di halaman 1dari 20

NAMA : RIDHA FAHMI

NPM : 20113036
MK : MANAJEMEN SYARIAH
KESIMPULAN DARI SEMUA MAKALAH
A. MANJEMEN SYARIAH
Manajemen syariah adalah manajemen yang mengatur organisasi untuk memperoleh
hasil yang optimal dan mengarah pada pencarian keridhaan allah.

Urgensi manajemen syariah adalah menginginkan kegiatan yang halal, baik produk
yang menjadi objek, cara memperolehnya, maupun cara pemanfaatannya.

Perbedaan antara manajemen syariah dan konvensional adalah dalam cara


pengambilan keputusan manajer, dalam manajemen konvensional manajer menghadapi
masalah dan menyelesaikannya dengan tindakan yang diambil di masa lalu, sehingga selalu
mendasar pada tradisi, sedangkan manajer syariah langkah-langkah yang diambil oleh
seorang manajer. Dalam mengambil keputusan atas suatu masalah harus berlandaskan pada
kaidah-kaidah allah yang tertuang dalam al-qur’an dan hadist serta teladan para sahabat.

Manajemen sangat diperlukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja
organisasi. Adapun orang yang mengatur, merumuskan, dan melaksanakan berbagai tindakan
manajemen disebut manajer.

Henry fayol
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan
pengawasan atau kontrol terhadap sumber daya yang ada agar mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.

G.r. Terry
Manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh fyzee (1965), ia mengemukakan
bahwa pengertian syariah sama dengan yang diambil dalam istilah bahasa inggris yang
disebut sebagai canon of law. Canon of law sendiri memiliki makna keseluruhan perintah
tuhan sehingga setiap perintah-perintah tersebut dinamakan dengan hukum. Perlu diketahui
bahwa hukum allah tidaklah mudah untuk dimengerti, sedangkan syariah sendiri sudah
meliputi segala tingkah laku pada manusia. Selain itu, menurut agnides, sesuatu yang tidak
akan diketahui keberadaanya jika seandainya tidak ada wahyu tuhan itulah yang disebut
sebagai syariah. Sedangkan rosyada mendefinisikan syariah dengan arti menetapkan norma
hukum dengan tujuan untuk menata kehidupan manusia dengan tuhannya, maupun dengan
manusia lainnya.

B. SEJARAH PERTUMBUHAN MANAJEMEN SYARIAH


diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini
dibuktikan dengan adanya piramida di mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari
100.000 orang selama 20 tahun. Piramida giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan
apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan
mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa
segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana. Praktik-praktik manajemen lainnya dapat
disaksikan selama tahun 1400-an di kota venesia, italia, yang ketika itu menjadi pusat
perekonomian dan perdagangan. Perkembangan ilmu manajemen di dalam islam dapat dilihat
dari beberapa catatan sejarah. Salah satunya adalah nizam alidari yang bermakna sistemtata
laksana. Terdapat beberapa peristiwa pada masa kekhalifahan islam yang dapat dikemukakan
bertalian dengan perkembangan ilmu manajemen ini. Ketika perkembangan islam mulai
nampak dan islam di dakwahkan secara terang-terangan dengan persuasif, rasulullah saw
mulai mengutus para sahabat untuk dijadikan sebagai duta guna mendakwahkan agama dan
memungut zakat masyarakat arab pada waktu itu. Rasulullah saw juga memiliki majelis syura
semacam think tank (staf ahli) yang dimulai setelah berdirinya negara “kota madinah” majelis
syura difungsikan oleh rasulullah sebagai tempat berdiskusi dan bermusyawarah untuk
membicarakan masalah-masalah yang dihadapi yang berkenaan masalah keagamaan,
pemerintahan, kemasyarakatan, dan hubungan dengan bangsa atau negara lain. Rasulullah
saw juga melakukan pembagian tugas dan wewenang.
Pada zaman pemerintahan abu bakar aktivitas manajemen yang dilakukannya antara
lain menata wilayah kekuasaan islam dibagi menjadi beberapa provinsi. Pada zaman
pemerintahan umar bin khattab kegiatan manajemen semakin luas. Salah satu diantaranya
dipraktikkannya konsep dasar hubungan antara negara dan rakyat, tugas pelayanan publik dan
menjaga kepentingan rakyat dari otoritas pemimpin. Utsman bin affan,pertama-tama kegiatan
manajemen yang dilakukannya adalah menjaga dan melestarikan sistem pemerintahan yang
sudah ditetapkan oleh khalifah umar bin khattab. Khalifah utsman lebih mengakomodir
keinginan rakyatnya ketika mereka meminta untuk mencopot dan melengser pemimpin
mereka. Pada zaman khalifah ali bin abi thalib kegiatan manajemen yang menonjol yang
dilakukannya adalah memilih gubernur dengan sangat selektif, begitu juga dalam
mengangkat pegawai.

Pada zaman bani umayyah manajemen pada masa ini mengalami stagnasi. Hal ini
disebabkan karena adanya persoalan dalam percaturan politik pemerintahan, tepatnya terjadi
perseteruan politik di kalangan elit sahabat.meskipun demikian, sejarah tetap mencatat ada
kemajuan di bidang manajemen, khusus manajemen pemerintahan yang terjadi perluasan di
al-diwan (lembaga, kantor, departemen) yang telah berkembang menjadi lima (5) diwan.
Pada zaman bani abbasiyah pemerintahan islam mempunyai peran yang cukup signifikan
termasuk di bidang manajemen. Selain lembaga pemerintahan, pada sistem peradilan juga
pada zaman ini dibentuk lembaga al-hisbah yang mengawasi kehidupan sosial masyarakat,
dan memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar ma’ruf nahi
mungkar).

C. ORGANISASI DALAM ISLAM


Allah swt telah mengingatkan umat manusia agar segala pekerjaan yang
akandilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja sama agar bisa
terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai macam rintanganyangakan
dihadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan kokoh dan rapi. Dalam surah ash-shaf ayat
4, allah swt. Memberikan gambaran sebagai berikut:

Artinya: ''sesungguhnya allah menyukai orang yang berperang (berjuang) dijalan-nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yangtersusun kokoh.'' (ash-
shaff: 4)
Kata shaffan (barisan) adalah sekolompok dari sekian banyak anggotanya yang
sejenis dan kompak serta berada dalam satu wadah yang kukuh lagi teratur. Sedangkan kata
marshushun berarti berdempet dan tersusun dengan rapi. Yang dimaksud ayat ini adalah
tentang pentingnya kekompakan barisan, kedisiplinan yang tinggi, serta kekuatan kerja sama
dalam menghadapi berbagai macam rintangan dan tantangan dalam menjalankan suatu.
Maksud dari shaff disitu menurut al-qurtubi adalah menyuruh masuk dalamsebuah barisan
(organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan. Dalam sebuah hadits
diterangkan:sesungguhnya allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan
dilakukan dengan “tepat, terarah dan tuntas”.suatu pekerjaan apabila dilakukan dengan teratur
dan terarah, maka hasilnya juga akan baik. Maka dalam suatu organisasi yang baik, proses
juga dilakukan secara terarah dan teratur atau itqan.menurut al-baghawi maksud dari ayat di
atas adalah manusia seyogyanya tetap pada tempatnya dan tidak bergoyah dari tempat
tersebut. Di samping itu, dalam ayattersebut banyak mufassir yang menerangkan bahwa ayat
tersebut adalah barisan dalamperang. Maka ayat tersebut mengindikasikan adanya tujuan dari
barisan perang yaitu berupaya untuk melaksanakan kewajiban yaitu jihad di jalan allah dan
memperoleh kemenangan.

Kepemimpinan islam harus dilandasi dengan ajaran al-quran dan sunnah yang acuan
utamanya adalah meneladani rasulullah saw dan khulafaurrasyidin.prinsip-prinsip dasar
kepemimpinan islam yaitu prinsip tauhid atau dasar, prinsip musyawarah (syuro), prinsip
keadilan, dan prinsip persatuan ukhuwah islamiyah.

Sifat kepemimpinan yang pertama adalah adil, yakni sikap memperlakukan sama rata
dalam hal hukum bagi setiap orang. Seorang pemimpin hendaklah bersikap dan berbuat adil
kepada seluruh rakyatnya. Sifat yang kedua adalah istiqamah, seorang pemimpin yang
istiqamah memiliki sikap menghargai waktu, disiplin, tanggung jawab, tidak menunda-nunda
pekerjaan, dan sabar dalam pencapaian tujuan kepemimpinan.

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama
satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai
tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut. Stoner
mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama. James d. Mooney
mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama. Chester i. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Stephen p. Robbins
menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

D. ORGANISASI BISNIS DALAM ISLAM


Dalam istilah syariah, organisa bisnis sering disebut sebagai syirkah. Apa dan
bagaimana sebenanya syirkah ini bekerja?

Dalam fikih, syirkah termasuk salah satu bentuk kerjasama dagang dengan syarat dan
rukun tertentu. Kata syirkah dalam bahasa arab berasal dari kata syarika (fi’il madhi),
yasyraku (fi’il mudhari‘), syarikan/syirkatan/syarikatan (mashdar/kata dasar); artinya menjadi
sekutu atau serikat. Menurut arti asli bahasa arab (makna etimologis), syirkah berarti
mencampurkan dua bagian atau lebih sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi dibedakan
satu bagian dengan bagian lainnya. Adapun menurut makna syariat, syirkah adalah suatu
akad antara dua pihak atau lebih, yang bersepakat untuk melakukan suatu usaha dengan
tujuan memperoleh keuntungan.

Ciri-cirinya, yaitu:

Terdapat akad
Agama islam sangat memperhatikan akad, tidak hanya akad ijab qabul pernikahan
saja, tetapi juga akad transaksi jual beli. Tanpa akad yang jelas, sebuah transaksi bisnis
hukumnya dapat berubah menjadi haram dalam islam.
Misalnya dalam akad perbankan, islam tidak mengenal istilah bunga tetapi menggunakan
konsep akad bagi hasil. Padahal jika dilihat, kedua produk perbankan tersebut sama sama
mengambil keuntungan. Hanya saja akad transaksi di awal berbeda.
Sehingga dalam aktivitas berdagang, harus ada akad jual beli sesuai dengan prinsip
muamalah yang telah diatur dalam islam. Hal ini bertujuan untuk memperkuat perjanjian
antara penjual dan pembeli.
Halal
Salah satu perbedaan bisnis konvensional dan syariah adalah terkait hukum halal dan
haram. Mungkin dalam bisnis konvensional tidak terdapat batasan produk yang boleh dijual.
Namun sesuai hukum bisnis syariah, tidak seluruh produk dapat diperjualbelikan.
Dalam transaksi syariah, jenis produk halal dijadikan obyek jual beli adalah produk
dengan kandungan intrinsik halal (tidak mengandung babi, minuman keras, narkoba, dan
sebagainya. Selain itu, produk juga harus didapat dengan cara halal, bukan barang curian,
hasil korupsi, atau barang selundupan.

Tidak mengandung unsur gharar, maysir, dan riba


Islam telah mengatur secara jelas praktik jual beli dan produk yang mengandung
unsur riba (bunga), maisir (perjudian), dan gharar (ketidakjelasan) dilarang jelas oleh islam.
Hal tersebut dikarenakan ketiga hal tadi berpotensi merugikan salah satu pihak. Padahal
dalam islam, setiap manusia wajib bersikap adil dan tidak dzalim terhadap sesamanya dalam
bermuamalah.

Ada beberapa prinsip bisnis syariah wajib anda pahami sebelum memulai transaksi dengan
hukum ini, berikut penjelasannya.

Prinsip murabahah
Prinsip murabahah adalah akad jual beli yang dijelaskan secara detail dan terperinci
antara penjual dan pembeli. Dalam akad ini, penjual harus memberikan informasi yang
lengkap kepada pembeli terkait kualitas, harga, kondisi, sampai syarat pembelian. Kemudian
transaksi dapat diselesaikan apabila penjual dan pembeli saling bersepakat terhadap suatu
perjanjian.

Prinsip salam
Prinsip salam merupakan akad jual beli yang diterapkan saat transaksi bisnis
dilakukan dengan cara memesan. Cara kerja prinsip salam adalah pembeli melakukan
pemesanan dengan syarat tertentu dan menyetorkan uang muka atau lunas di awal. Kemudian
produk akan diberikan penjual kepada pembeli pada waktu yang telah disepakati.

Namun perlu diperhatikan bahwa dalam transaksi ini harus ada kesepakatan yang jelas terkait
hasil produk. Mulai dari ukuran, kualitas, kondisi, jumlah dan jenisnya. Apabila penjual tidak
memproduksi barang sesuai kesepakatan di awal misalnya terdapat barang cacat maka
penjual harus bertanggung jawab.

Prinsip istishna
Prinsip istishna hampir mirip seperti prinsip salam. Kedua akad ini memiliki akad sama sama
memesan di awal kepada penjual namun pembeli belum memberikan sejumlah uang di awal.
Syarat-syarat produk juga harus memenuhi kriteria yang telah disepakati bersama di awal
pemesanan.

Prinsip musyarakah
Prinsip musyarakah adalah akad kerja sama untuk mendirikan suatu bisnis dan
mengelolanya secara bersama. Keuntungan dari suatu bisnis akan dibagi berdasarkan
kesepakatan bersama. Apabila terdapat kerugian maka harus ditanggung bersama sesuai
perjanjian di awal.

Prinsip mudharabah
Prinsip mudharabah merupakan akad kerja sama untuk mendirikan suatu bisnis
dimana terdapat pembagian peran antara pihak pemilik modal dan pihak pengelola modal.
Keuntungan dari usaha akan dibagi sesuai kesepakatan bersama. Sedangkan kerugian bisnis
akan ditanggung juga oleh keduanya.

Contoh bisnis syariah untuk anda lakukan.

Kuliner halal, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, bisnis kuliner yang
menjanjikan kehalalannya banyak dicari orang. Sebab mengonsumsi makanan dan minuman
halal merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini dapat menjadi peluang bagi anda
untuk menjual produk dengan mengutamakan kehalalan. Akan lebih baik lagi jika anda
berhasil mendapat sertifikat halal dari mui, sehingga produk anda lebih terjamin dan
terpercaya.
E. KONSEP MANAGERIAL SYARIAH
Manajemen syariah adalah suatu pengelolaan yang mengatur organisasi untuk
memperoleh hasil yang optimal dan bermuara pada pencarian keridaan allah.
Sama hal nya di dalam manajemen konvensional di dalam manajemen syariah juga
terdapat beberapa fungsi manajemen yaitu :

Fungsi perencanaan (planning)


Fungsi pengorganisasian (organizing)
Fungsi penggerakan (actuating)
Fungsi evaluasi (controlling)

Urgensi manajemen syariah adalah menghendaki kegiatan yang halal, baik produk yang
menjdi objek, cara perolehannya, maupun cara penggunaannya.

Tipe – tipe manajer yang diperlukan dalam manajemen islami menurut didin hafidhuddin dan
hendri tanjung dalam bukunya manajemen syariah antara lain :

1. Ketegasan, jika seseorang manajer mengatakan sesuatu itu a dengan argumentasi yang
jelas, maka harus disepakati bahwa itu adalah a. Manajer yang sangat dibutuhkan saat
ini adalah manajer yang mempenyuai ketegasan dalam menentukan sikap.
2. Musyawarah. Manajer yang baik adalah manajer yang selalu bermusyawarah yang
esensinya saling tukar pendapat, yang merespon pendapat-pendapat bawahan dan
keluhan mereka.
3. Keterbukaan. Seperti yang dicontohkan oleh umar bin khattab. Beliau merupakan
seorang manajer sekaligus pemimpin yang baik. Sejarah telah mencatat, ketika umar
mengumpulkan wanita-wanita karena pada saat itu banyak laki-laki bujangan yang
sudah tua dan belum beristeri. Ternyata sebabnya adalah pada saat itu mahar untuk
menikahkan seotang wanita terlalu mahal. Umar mengatakan, “wahai para wanita,
kalian jangan membuat mahar yang mahal-mahal”.

Top management

Manajer tingkat atas dikenal sebagai manajer senior. Manajer di posisi seperti chief
executive officer (ceo), managing director, president, dan chief executive officer (cfo).
Manajer puncak membuat keputusan daripada mengarahkan operasi perusahaan sehari-hari,
menetapkan tujuan dan strategi perusahaan. Termasuk kebijakan perusahaan dan rencana
bisnis.

Manajemen menengah (middle management)

Pada tingkatan manajemen yang kedua disebut dengan istilah manajemen menengah
dan dalam bahasa inggris disebut middle management.

Middle mangement pada dasarnya merupakan manajemen yang bertugas sebagai


penghubung antara manajemen puncak dengan manajemen lini pertama yang dibahas di
bawah khususnya bagian koordinasi dan penyampaian pesan.

Siapa saja yang menjalankan profesi di bagian manajemen menengah bertanggung


jawab untuk membawahi dan juga mengarahkan kegiatan-kegiatan manajer lain dan juga para
karyawan yang menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Sehingga tugas dan tanggung
jawab dari manajemen menengah mencakup banyak hal dan menyentuh semua bagian dalam
tubuh perusahaan.

Manajemen lini pertama (first line management)

Pada tingkatan akhir di dalam tingkatan manajemen nantinya akan dijumpai


manajemen lini pertama yang juga disebut dengan istilah first line management. Pihak-pihak
yang berada di dalam manajemen lini pertama perlu memiliki keterampilan teknis dalam
memimpin dan mengawasi tenaga operasional.

Tingkatan manajemen yang paling rendah adalah semua orang atau pihak yang berada
di dalam tingkat ini akan menjalin kontak atau hubungan langsung dengan tenaga
operasional. Sehingga pihak inipula yang bisa mengetahui langsung kendala yang dihadapi
para tenaga operasional saat kesulitan untuk mencapai target.

Selain itu, bagian ini pula yang akan menjadi penghubung antara tenaga operasional
dengan manajemen menengah. Setelah itu dari manajemen menengah akan langsung
disampaikan ke manajemen puncak. Sehingga untuk mengatasi suatu masalah kadang tidak
bisa diselesaikan di satu tingkat manajemen.
Melainkan perlu dikoordinasikan dengan manajemen di tingkat lainnya, khususnya
untuk masalah yang pelik atau susah ditemukan solusinya dan punya dampak yang kompleks.
Prosedurnya pun jelas, yakni bertahap untuk disampaikan dulu ke bagian manajemen
menengah dan tidak bisa langsung ke manajemen puncak.

F. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana
seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi,
dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju
dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat
kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan
kemahiran kemahiran yang dimilikinya.

Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga


pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih
mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan
kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi
kepentingan anggota lainnya dalam kelompok (jusmawati, satriawati, dan imran
2018).kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai
kinerja untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya.4 kepemimpinan
adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu
tertentu.

Harbani mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk


mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan
senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu.5 kepemimpinan diartikan sebagai
proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas
anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi
berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap
tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar
mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi.
Kemudian, dalam islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki
sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni : siddiq,
tabligh, amanah dan fathanah (staf):
(1) siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya;
(2) tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;
(3) amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;
(4) fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.
Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin islam dimana nabi saw pernah bersabda:
“pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” Oleh sebab itu, pemimpin
hendaklah ia melayani dan bukan dilayani, serta menolong orang lain untuk maju.

G. MANAJEMEN KONFLIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Kata konflik dalam bahasa yunani disebut dengan configere atau conflictum yang
berarti saling berbenturan. Arti kata ini menunjukkan pada semua bentuk benturan, tabrakan,
ketidaksesuaian, ketidakserasian, per-tentangan, perkelahian, oposisi, dan interaksi-interaksi
yang antagonis atau bertentangan.
Komponen konflik
1) Interest ( kepentingan), yakni sesuatu yang memotivasi orang untuk emlakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Memotivasi ini tidak hanya dari bagian keinginan
pribadi seseorang tetapi juga dari peran dan statusnya
2) Emotion ( emosi), yang serimng diwujudkan melalui perasaan yang menyertai
sebagian besar interaksi manusia seperti marah, kebencian, takut, penolakan
3) Values (nilai), yakni komponen konflik yang paling susah dipecahkan karena nilai
itu merupakan hal yang tidak bisa di raba dan dinyatakan secara nyata. Nilai
berada pada kedalaman akar pemikiran dan perasaan tentang benar dan salah, baik
dan buruk yang mengarahkan dan memelihara perilaku manusia

Sumber konflik

Sumber-sumber konflik dapat dibagi menjadi lima bagian:


1) Biososial, para pakar manajemen menempatkan frustasi-agresin sebagai sumber
konflik. Berdasarkan pendekatan ini frustasi sering menghasilkan agresi yang
mengarah pada terjadinya konflik.
2) Kepribadian dan interaksi, termasuk di dalamnya kepribadianyang abrasif (suka
menghasut), gangguan psikologi, kemiskinan, keterampilan interpersonal,
kejengkelan, persaingan, perbedaan gaya interaksi, ketidaksederajatan hubungan.
3) Struktural, banyak konflik yang melekat pada struktur organisasi dan masyarakat.
Kekuasaan, status, dan kelas merupakan hal-hal yang berpotensi menjadi konflik,
seperti tentang hak asasi manusia, gender, dan sebagainya
4) Budaya dan ideologi, intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan dari
perbedaan politik, sosial, agama, dan budaya. Konflik ini juga timbul di antara
masyarakat karena perbedaan sistem nilai
5) konvergensi (gabungan), dalam situasi tertentu sumber-sumber konflik itu
menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri.

Strategi mengatasi konflik

Islam mengajarkan kita bagaimana cara mengatasi konflik, dan cara-cara ini telah
dituangkan dalam ayat-ayat qur’an yang diturunkan kepada rasulullah saw, yang selanjutnya
kita sebagai manusia dapat mentauladani cara-cara beliau dalam menyelesaikan konflik salah
satu cara dalam menyelesaikan konflik yaitu dengan negosiasi atau perundingan.

Negosiasi dapat diartikan; (1) proses tawar menawar dengan jalan berunding, untuk
memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok
atau organisasi) dan pihak yang lain. (2) penyesuaian sengketa secara damai melalui
perundingan antara pihak-pihak yang bersengketa.

Dengan demikian, yang dimaksud dengan negosiasi adalah tindakan yang


menyangkut pandangan bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh pihak yang
berkonflik secara bersama-sama dengan melibatkan pihak ketiga, yang diakhiri dengan
perdamaian.

H. KONSEP MOTIVASI DALAM MANAJEMEN SYARIAH


Motivasi dapat diartikan sebagai upaya pimpinan untuk menggerakkan (memotivasi)
seseorang atau kelompok orang yang dipimpin dengan menumbuhkan dorongan atau motive
dalam diri orang-orang yang dipimpin untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan
kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Dorongan ada dalam diri seseorang, sedangkan upaya menggerakkan (motivasi)


sering dilakukan oleh pihak di luar dirinya. Sedangkan beberapa unsur penggerakan yaitu
situasi, upaya menggerakkan, dan kegiatan yang bertujuan.
Bentuk motivasi
Pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut oleh perusahaan meliputi empat
elemen utama sebagai berikut:

a. Kompensasi bentuk uang


Salah satu bentuk yang paling sering diberikan karyawan adalah berupa
kompensasi . Kompensasi yang diberikan kepada karyawan biasanya berwujud
uang.
Konpensasi sebagai kekuatan untuk memberi motivasi selalu mempunyai
reputasi atau nama baik dan wewenang sudah selayaknya demikian.meskipun
sama sekali kurang tepat bahwa semua orang akan berbuat apa saja untuk
meningkatkan pendapatan uang mereka, namun selama beberapa dekade terbukti
bahwa hampir semua orang akan berbuat apa saja untuk mencegah agar sumber
pendapatan mekera tidak diambil orang lain.

b. Pengarahan dan pengendalian


Pengarahan yang dimaksud menentukan bagi karyawan mengenai apa
yang harus mereka kerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan.
Sedangkan pengendalian dimaksukan menentukan bahwa karyawan harus
mengerjakan hal hal yang telah diintruksikan.
Pengarahan dan pengendalian dalam suatu bentuk jelas perlu untuk
mendapatkan kinerja yang terpercaya dan terkoodinasi. Akan tetatpi hal itu telah
menjadi sumber perdebatan yang sangat sengit dan panjang. Dengan demikian ,
tujuan motivasi kerja para karyawan dapat terwujud.
c. Penetapan pola kerja yang efektif
Pada umumnya reaksi terhadap kebosanan kerja menimbulkan hambatan yang
berarti bagi keluaran produktivitas kerja.karena manajemen menyadari bahwa
masalahnya bersumber pada cara pengaturan pekerjaan, mereka menanggapinya
dengan berbagai tehknik yang efektif dan kuranh efektif.penyesuaian yang efektif
dari pola kerja pada kebutuhan karyawan yang meningkat tidak mungkin terjadi,
minimum pada ukuran yang besar, tanpa perubahan besar dalam budaya intern
perusahaan. Perubahan yang demikian lamban sifatnyadan cenderung ketinggalan
dibelakang kebutuhan tersebut.

d. Kebijakan
Kebijakan dapat di defenisikan sebagai sesuatu tindakan yang diambil dengan
sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para karyawan.
Dengan kata lain, kebijakan adalah usaha untuk membuat karyawan bahagia.usaha
manajemen yang paling banyak dilakukan untuk mengembangkan karyawan
adalah pelatihan peyeliaan atau bagian daripadanya berupa kursus singkat
mengenai tata laku manajemen dan sebagainya.hasil berbagai usaha untuk
menganalisis perhatian, menghibur, dan menyenangkan hati para karyawan lebih
baik dipadukan.

I. MANAJEMEN PEMASARAN DALAM ISLAM


Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur.Manajemen
adalah proses menggerakkan tenaga manusia, modal dan peralatanlainnya secara terpadu
untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah manajemenberhubungan dengan usaha untuk
tujuan tertentu dengan jalan menggunakansumber-sumber daya yang tersedia dalam
organisasi dengan cara yang sebaikmungkin. Dalam pengertian organisasi selalu
terkandung unsur kelompok (lebih dari 2 orang) manusia maka manajemenpun biasanya
digunakan dalam usaha suatu kelompok manusia, walaupun manajemen itu dapat pula
ditetapkanterhadap usaha-usaha individu.

Ada empat karakteristik marketing syariah yang dapat menjadi panduan bagi para
pemasar, yaitu:
1. Teistis (rabbaniyah) Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki
dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah sifatnya yang
religius (diniyyah).
2. Etis (akhlaqiyyah) Keistimewaan yang lain dari syariah marketing selain karena
teitis .
3. (rabbaniyyah), juga karena syariah marketing sangat mengedepankan masalah
akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.
4. Realistis (al-waqi’yyah) Syariah marketing bukanlah konsep yang eksklusif,
fanatis, anti modernitas, dan kaku.
5. Humanistis (al-insaniyyah) Keistimewaan marketing syariah yang lain adalah
sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis (al-insaniyyah) adalah
bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat
kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat
terkekang dengan panduan syariah.

Dan dalam konteks ekonomi islam manajemen pemasaran harus mempunyai etika,
yang berupa:
1. Etika pemasaran dalam konteks produk, bahwasannya produk harus: a) Produk
yang halal dan thoyib, b) Produk yang berguna dan dibutuhkan,c) Produk yang
berpotensi ekonomi atau benefit, d) Produk yang yang bernilai tambah tinggi, e)
Dalam jumlah yang berskala ekonomi dan sosial, f) Produk yang dapat
memuaskan masyarakat.
2. Etika pemasaran dalam konteks harga, yaitu : a) Beban biaya produksi yang wajar,
b) Sebagai alat kompetisi yang sehat, c) Diukur dengan kemampuan daya beli
masyarakat, d) Margin perusahaan yang layak, e) Sebagai alat daya tarik bagi
konsumen
3. Etika pemasaran dalam konteks distribusi, yaitu: a) Kecepatan dan ketepatan
waktu, b) Keamanan dan keutuhan barang, c) Sarana kmpetisi memberikan
pelayanan kepada masyarakat, d) Konsumen mendapat pelayanan tepat dan cepat.
4. Etika pemasaran dalam konteks promosi, yaitu: a) Sarana memperkenalkan
barang, b) Informasi kegunaan dan kualifikasi barang, c) Sarana daya tarik barang
terhadap konsumen, d) Informasi fakta yang ditopang kejujuran.

J. SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MANAJEMEN SYARIAH


Manajemen SDM merupakan kegiatan mengelola SDM Agar bekerja sama dan saling
membantu dalam kegiatan usaha/bisnis untuk mencapai tujuan bersama. Aktivitas
manajemen SDM antara lain mencakup cara mendesain sistem perencanaan, penyusunan
Pegawai, dan hubungan ketenagakerjaan.

Lalu apa bedanya dengan manajemen SDM syariah? Dalam konteks syariah,
manajemen SDM Tentu saja dilaksanakan menggunakan pendekatan syariah. Manajemen
SDM syariah diarahkan pada Dua perbuatan manusia di dunia, yaitu perbuatan muamalah
dan perbuatan ibadah. Perbuatan Muamalah pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan
kecuali ada ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadist yang melarangnya. Adapun perbuatan
ibadah pada dasarnya tidak boleh dilakukan kecuali ada Dalil atau ketentuan yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan Hadist yang menyatakan bahwa perbuatan itu Harus atau boleh
dilakukan.

1. Fungsi planning atau perencanaan, yaitu suatu kegiatan menetapkan tujuan untuk
jangka waktu Tertentu serta langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan tersebut.

2. Fungsi Organizing atau pengorganisasian, yaitu mengelompokkan orang dan


mengatur Mereka sebagai suatu kesatuan untuk menjalankan rencana yang telah
ditetapkan guna mencapai tujuan Perusahaan.
3. Fungsi Actuating atau menggerakkan, yaitu proses memotivasi karyawan agar mampu
bekerja Dengan ikhlas demi tercapainya tujuan perusahaan dengan efisien dan
ekonomis.

4. Fungsi Controlling atau pengawasan, yaitu proses, cara, pengendalian, pengawasan


atas kinerja Karyawan secara teratur serta menyesuaikan kegiatan dengan hasil
pengawasan.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan istimewa di Antara


makhluk lainnya. Kemampuan demikian dimaksudkan agar manusia Menjadi individu yang
dapat mengembangkan seluruh potensi sumber daya Yang dimilikinya. Secara umum potensi
manusia diklasifikasikan kepada Potensi jasmani dan potensi rohani. Hasan Langgulung
melihat potensi yang Ada pada manusia tersebut sangat penting sebagai karunia yang
diberikan Allah untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi, inilah Tujuan
utama atau akhir (ultimate aim) pendidikan Islam.
Manajemen sumber daya manusia berbasis syariah, Kaitannya dengan konsep manajemen
sumber daya manusia berbasis syariah, manajemen sumber daya manusia berbasis syariah
adalah suatu ilmu manajemen yang berisi struktur teori menyeluruh yang konsisten dan dapat
dipertahankan dari segi empirisnya yang didasari pada jiwa dan prinsip-prinsip islam.

Prinsip dalam manajemen SDM syariah adalah melindungi kepentingan bersama,


yaitu hifzdin (melindungi nilai spiritual), hifznafs ( melindungi jiwa ), hifz’aqil ( melindungi
intelektualitas ), hifznasl (melindungi generasi penerus), dan hifzmaal ( melindungi harta ).

K. KONSEP KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN SYARIAH

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris “communication”, secara etimologis


Atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini
Bersumber pada kata communis, dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau
‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau
Kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu


Pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam
Komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan
Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu: Human communication is the
process Through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—
respond to And create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa
komunikasi Manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, Organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan
untuk beradaptasi dengan Lingkungan satu sama lain.

Sedangkan dalam perspektif islam komunikasi sudah dijelaskan dalam Q.S Al-
Baqarah:83 yang artinya “Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang
Baik”, selain itu juga Al Qur’an banyak memberikan penjelasan tentang bagaimana
Pentingnya komunikasi bagi umat manusia, khususnya umat Islam.

Dalam perspektif Islam, komunikasi disamping untuk mewujudkan hubungan secara


Vertical dengan Allah Swt, juga untuk menegakkan komunikasi secara horizontal terhadap
Sesama manusia. Komunikasi dengan Allah Swt tercermin melalui ibadah-ibadah fardhu
(salat, puasa, zakat dan haji) yang bertujuan untuk membentuk takwa. Sedangkan komunikasi
Dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan hubungan sosial yang disebut
Muamalah, yang tercermin dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya,
Politik, ekonomi, seni dan sebagainya.

Dengan berkomunikasi, insya Allah, kita dapat menjalin saling pengertian dengan
Orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya
Adalah:

1. Fungsi informasi.
Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud
agar Komunikan dapat memahaminya.

2. Fungsi ekspresi.
Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia
pahami Terhadap sesuatu hal atau permasalahan.

3. Fungsi kontrol.
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan
berupa Perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.

4. Fungsi sosial.
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan
Komunikan.

5. Fungsi ekonomi.
Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial,
barang dan Jasa.

6. Fungsi da’wah.
Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan perjuangan
bersama.Banyak manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara
baik dan efektif, di Antaranya adalah:
a. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain
dengan jelas sesuai dengan Yang dimaksudkan.
b. Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan
dalam suatu Permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
c. Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu
persahabatan, komunitas atau Jama’ah.

Komunikasi yang Efektif

Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa aturan dan
Kaidah yang diikuti, yaitu:

1. Komunikator menghargai setiap individu, orang maupun kelompok yang


dijadikan Sasaran komunikasi.Hal ini mensyaratkan bahwa seseorang yang
melakukan komunikasi bisa Menempatkan diri, tidak menganggap dirinya sebagai
orang yang paling tahu dan Paling benar.

2. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
Dihadapi orang lain. Setiap orang yang melakukan komunikasi harus mampu
Mendengar dan dan siap menerima masukan apapun dengan sikap yang positif.
Hal ini akan sangat sulit dilakukan manakala orang tersebut tidak dapat dikritik
Atau tidak siap menerima kritik. Menerima kritik memang tidak mudah. Tetapi
Kemampuan untuk menerima apapun masukan dengan sikap baik akan membawa
Pengaruh positif pada orang tersebut.

3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.Hal ini
berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang melakukan Komunikasi
dengan individu maupun kelompok, tetapi pesan tidak dapat dipahamikarena
media atau alat yang digunakan tidak mendukung. Misalnya, suara ditelepon
putus-putus, atau microphon yang mendengung, atau suara di telepon yang Terlalu
lemah. Beberapa hal tersebut mengakibatkan penerima pesan kesulitan
Memahami isi pesan. Akibatnya selain tidak respon, pemberi pesan justru tidak
Akan didengarkan atau diperhatikan.

4. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi.Hampir mirip


efeknya dengan permasalahan media yang rusak, maka bagian ini Berkaitan
dengan kejelasan isi pesan itu sendiri. Misalnya apabila pemberi pesan
Menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh penerima pesan, maka jelas
Akan sulit bagi penerima pesan untuk memahami isi pesan dan akhirnya umpan
Balik juga tidak akan muncul. Demikian juga bila pemberi pesan tidak jelas dalam
Menyampaikan pesan akibat penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan latar
Belakang penerima pesan, maka akan muncul berbagai interpretasi. Akhirnya isi
Pesan akan bergeser, dan komunikasi tidak dapat mencapai tujuannya.

5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lainHal ini
berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik pemberi
Maupun penerima pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini adalah kerelaan
Untuk rendah hati, menghargai, dan mau mendengarkan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai