Anda di halaman 1dari 5

Nama :ROMI SAKTIFA

NIM :2231089

MAKUL :Manajemen Syariah

Pengertian Manajamen Syariah


Manajemen Syariah Adalah suatu pengelolaan yang mengatur organisasi untuk memperoleh hasil
yang optimal dan bermuara pada pencarian keridhoan Allah SWT.

Pengertian Manajemen Syariah Menurut Para Ahli

1. Henry Fayol

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan pengawasan


atau kontrol terhadap sumber daya yang ada agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

2. G.R. Terry

Manajemen adalah sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

3. Handoko

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-


usaha para anggota organisasi serta penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

4. Ricky W. Griffin.

Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, proses organisasi, proses kordinasi, dan proses
kontrol terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.

5. Hasibuan

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien.
6. Dr. Bennett N.B Silalahi, M.A.

Manajemen adalah ilmu perilaku yang terdiri dari aspek sosial eksak bukan dari tanggung jawab
keselamatan serta kesehatan kerja baik dari sisi perencanaannya.

Tujuan Manajemen
1) perencanaan (planning)

Planning atau perencanaan adalah keseluruhan proses dan penentuan secara matang tentang hal-
hal yang akan dikerjakan di masa akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Dalam perencanaan terlebih yang harus diperhatikan adalah apa yang harus dilakukan
dan siapa yang akan melakukannya. Jadi perencanaan disini berarti memilih sekumpulan kegiatan
dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagimana, dan oleh siapa

2) pengorganisasian (organizing)

Wujud dari pelaksanaan organizing ini adalah tampaknya kesatuan yang utuh, kekompakan,
kesetiakawanan dan terciptanya mekanisme yang sehat, sehingga kegiatan lancar, stabil dan mudah
mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses organizing yang menekankan pentingnnya tercipta
kesatuan dalam segala tindakan, dalam hal ini al-Qur'an telah menyebutkan betapa pentingnya
tindakan kesatuan yang utuh, murni dan bulat dalam suatu organisasi. Firman Allah

3) Penggerakan (actuating)

Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tidak dapat
dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan ke dalam fungsi ini adalah directing
commanding, leading dan coordinating. Karena tindakan actuating sebagaimana tersebut di atas,
maka proses ini juga memberikan motivating, untuk memberikan penggerakan dan kesadaran
terhadap dasar dari pada pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah
ditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi baru, bimbingan atau pengarahan, sehingga
mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja dengan tekun dan baik

4) Evaluasi/Controlling

Controlling itu penting sebab merupakan jembatan terakhir dalam rantai fungsional kegiatan-
kegiatan manajemen. Pengendalian merupakan salah satu cara para manajer untuk mengetahui
apakah tujuan-tujuan organisasi itu tercapai atau tidak dan mengapa terpai atau tidak tercapai.
Selain itu controlling adalah sebagai konsep pengendalan, pemantau efektifitas dari perencanaan,
pengorganisasian, dan kepemimpinan serta pengambilan perbaikan pada saat dibutuhkan.

Konsep Manajemen Syariah


Manajemen Sebagai ilmu

Sebagai ilmu, manajemen termasuk sesuatu yang bebas nilai atau berhukum asal mubah.
Konsekuensinya, kepada siapapun umat Islam boleh belajar. Berkaitan dengan ini, kita perlu
mencermati pernyataan Imam A; ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, Bab Ilmu. Beliau membagi
ilmu dalam dua kategori ilmu berdasarkan takaran kewajiban yaitu: (1) ilmu yang dikategorikan
sebagai fardhu ’ain, yakni yang termasuk dalam golongan ini adalah ilmu-ilmu tsaqofah bahasa Arab,
sirah nabawiyah, Ulumul Qur’an, Ulumul hadits, Tafsir, dan sebagainya. (2) Ilmu yang terkategori
sebagai fardhu kifayah, yaitu ilmu yang wajib dopelajari oleh salah satu atau sebagian dari kaum
muslimin. Ilmu yang termasuk dalam kategori ini adalah ilmu-ilmu kehidupan yang mencakup ilmu
pengetahuan dan teknologi serta keterampilan, diantaranya seperti ilmu kimia, biologi, fisika,
kedokteran, pertanian, teknik dan manajemen.

Dalam kitab Al fathul Kabir, Jilid III, disebutkan bahwa rasul pernah mengutus dua orang sahabatnya
ke negeri Yaman guna mempelajari teknologi pembuatan senjata bernamadabbabah. Yakni sejenis
kendaraan tank saat ini, yang terdiri atas kayu tebal berlapis kulit dan tersusun dari roda-roda.
Senjata ini mampu menerjang benteng lawan.

Manajemen Sebagai Aktivitas

Dalam ranah aktivitas, Islam memandang bahwa keberadaan manajemen sebagai suatu kebutuhan
yang tak terelakkan dalam memudahkan implementasi Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah
berpikir dan kaidah amal dalam kehidupan. Sebagai kaidah berpikir, aqidah dan syariah difungsikan
sebagai asas dan landasan pola pikir. Sedangkan sebagai kaidah amal, syariah difungsikan sebagai
tolok ukur (standar) perbuatan.

Karenanya, aktivitas menajemen yang dilakukan haruslah selalu berada dalam koridor syariah.
Syariah harus menjadi tolok ukur aktivitas manajemen. Senafas dengan visi dan misi penciptaan dan
kemusliman seseorang, maka syariahlah satu-satunya yang menjadi kendali amal perbuatannya. Hal
ini berlaku bagi setiap Muslim, siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Inilah sebenarnya penjabaran
dari kaidah ushul yang menyatakan ”al aslu fi al-af’al attaqoyyadu bi al-hukmusy syar’i”, yakni hukum
asal suatu perbuatan adalah terikat pada hukum syara yang lima, yakni wajib, sunah, mubah,
makruh dan haram.

Dengan tolok ukur syariah, setiap muslim akan mampu membedakan secara jelas dan tegas perihal
halal tidaknya, atau haram tidaknya suatu kegiatan manajerial yang akan dilakukannya. Aktivitas
yang halal akan dilanjutkannya, sementara yang haram akan ditinggalkannya semata-mata untuk
menggapai keridhaan Allah Swt.

Ruang Lingkup Manajemen Syariah


Ruang lingkup manajemen keuangan syariah yaitu

a) Lembaga keuangan bank: Bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah;

b) Lembaga keuangan non-bank: Pasar modal, pasar uang, perusahaan asuransi, dana pensiun,
perusahaan modal venture, lembaga pembiayaan (Lembaga sewa guna usaha, Perusahaan anjak
piutang,

Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Syariah


a. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Setiap muslim wajib melakukan perbuatan yang ma‟ruf, yaitu perbuatan yang

baik dan terpuji seperti perbuatan tolong-menolong (taawun), menegakkan

keadilan diantara manusia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

mempertinggi efisiensi, dan lain-lain. Sedangkan perbuatan munkar (keji),

seperti korupsi, suap, pemborosan dan sebagainya harus dijauhi dan bahkan

harus diberantas. Menyeru kepada kebajikan (amar ma’ruf) dan mencegah

kemunkaran (nahi munkar) adalah wajib. Untuk melaksanakan prinsip tersebut,

ilmu manajemen harus dipelajari dan dilaksanakan secara sehat, baik secara

bijak maupun secara ilmiah.

b. Kewajiban Menegakkan Kebenaran

Ajaran Islam adalah metode Ilahi untuk menegakkan kebenaran dan

menghapuskan kebatilan, dan untuk menciptakan masyarakat yang adil,

sejahtera serta diridhai Tuhan. Kebenaran (haq) menurut ukuran dan norma

Islam. Manajemen sebagai suatu metode pengelolahan yang baik dan benar,

untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan dan menegakkan kebenaran.

Menegakkan kebenaran adalah metode Allah yang harus ditaati oleh manusia.

Dengan manajemen yang disusun oleh manusia untuk menegakkan kebenaran

itu menjadi wajib.

c. Kewajiban Menegakkan Keadilan

Hukum syariah mewajibkan kita menegakkan keadilan, kapan dan dimanapun.

Semua perbuatan harus dilakukan dengan adil. Adil dalam menimbang, adil

dalam bertindak, dan adil dalam menghukum. Adil itu harus dilaksanakan

dimanapun dan dengan keadaan apapun, baik diwaktu senang maupun diwaktu

susah. Sewaktu sebagai orang kecil harus berbuat adil, sewaktu sebagai orang

berkuasapun harus adil. Setiap muslim harus adil kepada dirinya sendiri maupun

kepada orang lain.

d. Kewajiban Menyampaikan Amanah

Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada setiap muslim untuk

menyampaikan amanah. Allah memerintahkan agar selalu menyampaikan


amanat dalam segala bentuknya, baik amanat perorangan, seperti dalam jualbeli, hukum perjanjian
yang termaktubdalam Kitab al Buyu’ (hukum dagang)

maupun amanat perusahaan, amanat rakyat dan Negara, seperti yang dipikul

oleh seorang pejabat pemerintah, ataupun amanat Allah dan ummat, seperti yang dipikul oleh
seorang pemimpin Islam. Mereka tanpa terkecuali memikul

bebanuntuk memelihara dan menyampaikan amanat.

Latar Belakang Manajemen Syariah

Manajemen dalam islam dianggap sebagai ilmu teknik (seni) kepemimpinan diawal perkembangan
islam. Akan tetapi, pemikiran manajemen telah diterapkan dalam beberapa Negara yang tersebar di
penjuru dunia Pemikiran manajemen dalam islam bersumber dari nash-nash AlQur’an dan petunjuk-
petunjuk Al-Sunnah. Selain itu, ia juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang berkembang
dalam masyarakat pada waktu tersebut. Berbeda dengan manajemen konvensional, ia merupakan
suatu sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai serta hanya berorientasi pada pencapaian manfaat
duniawi semata.

Anda mungkin juga menyukai