PENDAHULUAN
Al-Qur’an dan Hadis berfungsi sebagai petunjuk agar manusia dapat menjadi
khalifah yang baik di muka bumi ini. Untuk memperoleh petunjuk tersebut
diperlukan adanya pengkajian terhadap al-Qur’an itu sendiri, sehingga kaum
muslimin benar-benar bisa mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari
kandungan al-Qur’an dan Hadis tersebut yang di dalamnya kompleks membahas
permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun yang
belum terjadi. Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia, maupun
keberadaan alam ini sudah termaktub dalam al-Qur’an. Termasuk permasalahan
mulai dari asal kejadian manusia, sampai pada aktivitas yang dilakukan manusia
dalam hal ini tentang Manajemen.
1
2.1 RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang tidak
dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan ke dalam fungsi ini
adalah directing, commanding, leading dan coordinating.1
1
Jawahir Tanthowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1983), Hal.74
2
Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan, (Jogjakarta : Ar
Ruzz Media, 2013), hlm.287
3
D.Agus., Manajemen Prestasi Kerja.( Jakarta: Rajawali, 1986), hlm.26
3
Fungsi penggerakan ini menempati posisi yang penting dalam merealisasikan
segenap tujuan organisasi.4
Dengan demikian, Actuating adalah salah satu fungsi manajemen yang berfungsi
untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian. Actuating
merupakan upaya untuk menggerakkan atau mengarahkan tenaga kerja serta
mendayagunakan fasilitas yang ada untuk melaksanakan pekerjaan secara
bersama guna mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
ُ َويَ ْنه َْونَ ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر َوأُولَئِكَ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحونَ َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْد
ِ عونَ إِلَى ا ْل َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرونَ ِبا ْل َم ْع ُر
وف
Dan hendaklah ada diantara kamu (segolongan) umat yang mengajak pada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imron: 104)6
Ayat ini merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya, agar umat islam berpegang
teguh pada agama allah dengan cara mengajak pada kebajikan , memerintah
kebaikan dan melarang kemunkaran.7
Kata minkum (( منكمpada ayat di atas menurut Arrazi mempunyai arti penjelasan
(at-tabyin), sehingga ayat ini merupakan perintah kepada setiap orang untuk
4
Didin Kurniadin & Imam Machali, Manajemen Pendidikan…, hlm.131
5
Sondang P. Siagian, Sistem Informasi untuk Mengambil Keputusan, (Jakarta:Gunung Agung, 1997), Hal. 88.
6
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati,2013),hlm.63
7
Wahbah Azzuhaili, attafsir al munir, juz 2,(Beirut: dar al fikr,2000), hlm. 354
4
melaksanakan tugas dakwah masing-masing sesuai kemampuannya, baik dengan
kekuasaannya, lisannya ataupun dengan hatinya8
Memang tidak semua orang dapat melaksanakan dakwah, disisi lain kebutuhan
masyarakat dewasa ini menyangkut informasi yang benar di tengah arus informasi
yang demikian pesat dengan sajian nilai-nilai baru yang seringkali
membingungkan. Semua itu menuntut adanya kelompok khusus yang menangani
dakwah dan membendung informasi yang menyesatkan, karena itu, adalah lebih
tepat memahami kata minkum pada ayat di atas dalam arti sebagian kamu.11
Selanjutnya ayat di atas menggunakan dua kata yang berbeda dalam rangka
perintah berdakwah. Pertama adalah kata ) يدعونyakni mengajak, dan kedua
( )يأمرونyakni memerintahkan, mengajak dikaitkan pada al-khair, sedang
memerintah dikaitkan dengan al-ma’ruf, dan memerintah untuk tidak melakukan
atau melarang dikaitkan dengan al-munkar.
Al-Qur’an mengisyaratkan kedua nilai di atas dalam firmannya ini dengan kata (
)الخيرal-khair/kebajikan dan ( )المعروفal-ma’ruf. Al-khair adalah nilai universal
yang diajarkan oleh al-Qur’an dan sunnah, al-khair menurut Rasulullah adalah
mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah, sedang al-ma’ruf adalah sesuatu yang baik
menurut pandangan umum masyarakat selama sejalan dengan al-khair. Adapun al-
8
Fakhruddin Al- Razi, Al- Tafsil Al-Kabir, juz 3, (Lebanon: dar al kutub al ilmiyyah, 2009),hlm 145
9
Wahbah Azzuhaili, at-tafsir…, hlm. 353
10
M. Quraish Shihab, Tafsil Al Misbah, Volume 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm.162
11
M. Quraish Shihab, Tafsir,…,hlm.163
5
munkar adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat serta
bertentangan dengan nilai-nilai ilahi.12
12
M. Quraish Shihab, Tafsir…, hlm.164
13
Wahbah Azzuhaili, at-tafsir…, hlm. 354
14
M. Quraish Shihab, Tafsir…, hlm.165
15
M. Quraish Shihab, Membumikan…, hlm.293
6
pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa Allah telah menurunkan Al-Kitab dan
tidak membuatnya kebengkokan sedikitpun, ketidakbengkokan kitab suci al-
Qur’an dikukuhkan lagi dengan firmannya, sebagai bimbingan yang lurus dan
sempurna yang mengatasi dan menjadi tolok ukur kebenaran semua kitab-kitab
suci sebelumnya dengan tujuan untuk memperingatkan kepada siapapum tentang
adanya siksa yang sangat pedih dari sisi Allah dan juga membawa berita gembira
kepada orang-orang mu’min yang mantap imannya dan yang selalu mengerjakan
amal-amal shaleh, bahwa bagi mereka ganjaran yang besar yaitu surga dan segala
kenikmatan.
Kata ( )قيماqoyyiman/lurus, terambil dari kata qoma yang berarti berdiri, dari sini
kemudian kata tersebut juga berarti lurus karena yang berdiri sama dengan tegak
lurus. Menurut Azzuhaili kata qoyyiman merupakan penguat/ta’kid dari kata
‘iwajan/bengkok.16 Ulama lain memahami kata qoyyiman dalam arti memberi
petunjuk yang sempurna menyaangkut kebahagiaan umat manusia, suatu kitab
menjadi qoyyim apabila kandungannya ssempurna sesuai harapan. Dalam konteks
ini adalah kandungan ayat al-Qur’an yang mengandung kepercayaan haq serta
petunjuk tentang amal saleh yang mengantar menuju kebahagiaan.17
Pada ayat tersebut ada beberapa kalimat yang merupakan inti actuating , yaitu
qoyyiman, yundziro, dan yubasyyiru, memberikan bimbingan merupakan hal
pokok yang harus dilaksanakan oleh pimpinan dalam menciptakan iklim
kerjasama dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan organisasi, selain itu
memberikan apresiasi atas keberhasilan dan peringatan akan potensi kegagalan
apabila tidak melaksanakan kegiatan sebagaimana yang telah direncanakan
sebelumnya juga tidak boleh dilupakan oleh seorang pimpinan. Hal tersebut yang
merupakan isyarat pelaksanaan actuating yang termaktub dalam al-Qur’an
sebagai bagian dari manajemen.
16
Wahbah Azzuhaili, At-Tafsir al Munir, juz 8,(Beirut: dar al fikr,2000), hlm. 220
17
M. Quraish Shihab, Tafsil Al Misbah, Volume 8, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), hlm.8
7
1. Surat An- Nahl ayat 125
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.18
Pada ayat ini, Allah SWT. memberikan petunjuk tentang cara-cara melakukan
dakwah serta sikap orang Islam terhadap orang-orang di luar Islam, ayat ini
merupakan asas nabi Muhammad dalam berdakwah,metode atau langkah dalam
berdakwah yaitu dengan cara yang bijaksana, nasehat yang menyentuh hati dan
dengan berdiskusi dengan cara yang lebih baik.20 Dalam tafsir al Qurthubi
dijelaskan bahwa dalam mengajak pada agama Allah dan syari’atNYA harus
denngan cara yang lembut tanpa kekerasan dan kekejaman, dakwah ini dilakukan
sampai hari kiamat nanti21
18
M. Quraish Shihab, Membumikan…, hlm.143
19
Abul hasan ali bin ahmad bin Muhammad ali al wahidi, al wajiz fi kitabil aziz ,(al-Maktabah asy-Syamilah, al ishdar
3.51, 2013),hlm.281
20
Ahmad bin Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi,(al-Maktabah asy-Syamilah, al ishdar 3.51, 2013), hlm.158
21
Abu abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar al Anshori, Tafsir Al Qurthubi, ,(al-Maktabah asy-Syamilah, al
ishdar 3.51, 2013),hlm.200
8
2. Actuating dalam perspektif Hadis
3. Hadis Riwayat Bukhari
َع ِن،َّللاُ َع ْن ُه َما
َّ ي َ ضِ ِير َر َ :ُ َيقُول،ام ًرا
ٍ س ِم ْعتُ ال ُّن ْع َمانَ بْنَ َبش ِ س ِم ْعتُ َع َ :َ َقال، َحدَّثَنَا زَ ك َِريَّا ُء،َحدَّثَنَا أَبُو ُن َعي ٍْم
َ َك َمثَ ِل قَ ْو ٍم ا ْست َ َه ُموا َعلَى،الواقِعِ فِي َها
،ٍس ِفينَة َّ ” َمث َ ُل القَائِ ِم َعلَى ُحد ُو ِد:َسلَّ َم قَال
َ َّللاِ َو َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوَ ِ النَّبِي
ِ فَ َكانَ الَّذِينَ فِي أَ ْسفَ ِل َها إِذَا ا ْستَقَ ْوا ِمنَ ال َم،ض ُه ْم أ َ ْسفَلَ َها
،اء َم ُّروا َعلَى َم ْن فَ ْوقَ ُه ْم ُ ض ُه ْم أ َ ْعالَهَا َوبَ ْع
ُ اب بَ ْع
َ صَ َ فَأ
َوإِ ْن، فَإ ِ ْن يَتْ ُر ُكو ُه ْم َو َما أَ َراد ُوا َهلَ ُكوا َج ِميعًا،َصيبِنَا خ َْرقًا َولَ ْم نُؤْ ِذ َم ْن فَ ْوقَنَا
ِ لَ ْو أَنَّا خ ََر ْقنَا فِي ن:فَقَالُوا
َونَ َج ْوا َج ِميعًا،“ أ َ َخذُوا َعلَى أَ ْيدِي ِه ْم نَ َج ْوا22
22
Muhammad Bin Ismail al-Bukhori, Shahih Bukhari,juz 3, (al-Maktabah asy-Syamilah, al ishdar 3.51, 2013), hlm.139
23
Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad bin Musa bin Ahmad bin Husain Al ghitabi,Umdatul Qori Syarhu Shohih
Bukhari, juz 13, (al-Maktabah asy-Syamilah, al ishdar 3.51, 2013), hlm.56
9
senantiasa mentaaati perintah allah dan menjauhi larangannya, karena sekelompok
orang bisa jadi akan terkena dampak negatif dari ulah segelintir manusia saja.24
24
Ibnu Bathol Abu Hasan Ali bin Khalaf bin Abdul Malik , Syarah Shahih Bukhari libni Bathol, juz 7, (al-Maktabah asy-
Syamilah, al ishdar 3.51, 2013), hlm.13
25
Muslim bin HajjajAbul hasan al qusyairiy Annaisaburi, Shohih Muslim, juz 4,(al-Maktabah asy-Syamilah, al ishdar
3.51, 2013),hlm.1999
26
Abu Zakariya Muhyiddin bin Syaraf Annawawi, Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, juz 16 (al-Maktabah asy-Syamilah,
al ishdar 3.51, 2013)hlm.140
10
bertanggungjawab atas tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan besar
yang telah dirumuskan.
Rasulullah saw bersabda : Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw dan
berkata: tungganganku (kendaraanku) tidak bisa digunakan lagi, bawalah aku
dengan kendaraanmu! Rasulullah menjawab: saya tidak memiliki (tunggangan)
kendaraan. Kemudian ada seorang laki-laki yang menyahut dan berkata:
Rasulullah saya akan menunjukkan padanya kepada orang yang bisa
membawanya (mengangkutnya). Rasulullah saw pun berkata: barang siapa yang
menunjukan suatu kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sama dengan pahala
orang yang melakukan kebaikan itu. (HR. Muslim)
27
Muslim bin Hajjaj Abul hasan al qusyairiy Annaisaburi, Shohih Muslim, juz 3,(al-Maktabah asy-Syamilah, al ishdar
3.51, 2013),hlm.1506
28
Abu Zakariya Muhyiddin bin Syaraf Annawawi, Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, juz 13 (al-Maktabah asy-Syamilah,
11
kadar maupun lipat gandanya, karena pahala dalam beramal merupakan anugrah
dari Allah terlebih jika niatnya benar.[29]29
Dalam sebuah organisasasi harus ada yang bertugas mengarahkan, Pahala bagi
yang mengarahkan kebaikan sama dengan pelaksana kebaikan itu. Hadis di atas
memotivasi untuk selalu saling mengarahkan.
Fungsi actuating merupakan bagian dari proses kelompok atau organisasi yang
tidak dapat dipisahkan. Adapun istilah yang dapat dikelompokkan ke dalam
fungsi ini adalah directing commanding, leading dan coordinating. Proses ini juga
memberikan motivasi untuk memberikan penggerakan dan kesadaran terhadap
dasar dari pekerjaan yang mereka lakukan, yaitu menuju tujuan yang telah
ditetapkan, disertai dengan memberi motivasi-motivasi baru, bimbingan atau
pengarahan, sehingga mereka bisa menyadari dan timbul kemauan untuk bekerja
dengan tekun dan baik .
Al-Qur’an dan hadis telah memberikan pedoman dasar yang jelas mengenai
actuating dalam manajemen pendidikan yakni proses pembimbingan, pengarahan
ataupun memberikan peringatan sebagaimana dalam ayat dan hadits yang telah
kami bahas dan sajikan secara sederhana di atas. Bimbingan menurut Hadari
Nawawi berarti memelihara, menjaga dan memajukan lembaga
pendidikan melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional,
agar setiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan.30
29
Abdurrahman bin Abu Bakar jalaluddin Assuyuti, Addibaj ala Syarhi Muslim juz 4 (al-Maktabah asy-Syamilah, al
ishdar 3.51, 2013)hlm.490
30
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan,( Jakarta:PT Gunung Agung, 1983), hlm. 36
12
Dalam realitasnya, actuating dapat berbentuk hal-hal sebagai berikut :
Mereka dapat digerakkan dengan sukarela, dan dapat merasakan bahwa pekerjaan
itu adalah kewajibannya yang harus dikerjakan dengan suka rela seperti
pekerjannya sendiri. Dengan adanya rasa memiliki, dan ikut bertanggung jawab,
mereka akan kecewa jika gagal, sebaliknya mereka akan merasa bahagia jika
tujuan berhasil dicapai. Jika perasaan mereka sudah demikian berarti fungsi
motivasi pemimpin berhasil
13
Fungsi actuating berhubungan erat dengan sumber daya manusia, oleh karena itu
seorang pemimpin sebuah lembaga pendidikan dalam membina kerjasama,
mengarahkan dan mendorong kegairahan kerja para bawahannya perlu memahami
faktor-faktor manusia dan pelakunya.
31
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Teras, 2002),hlm.32
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Al-Qur’an dan Hadis telah memberikan pedoman kepada para umat tentang segala
sesuatu yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam menggerakkan semua
anggota dalam sebuah lembaga atau organisasi, bagaimana tata cara memerintah,
membimbing, mengarahkan, mengapresiasi serta mengingatkan manakala terjadi
kesalahan.
Konsep actuating yang diberikan oleh Al-Qur‟an dan Hadits dalam pelaksanaan
manajemen pendidikan perlu diimplementasikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Disinilah peran manajer atau kepala sekolah sangat
jelas dalam melaksanakan fungsinya, yakni selalu memberikan bimbingan,
arahan, koreksi serta memberikan kesempatan kepada semua unsur yang masuk
didalamnya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
15