Manajemen syariah adalah seni dalam mengelola semua sumber daya yang dimiliki
dengan tambahan sumber daya dan metode syariah yang telah tercantum dalam kitab suci
atau yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Yang membedakan manajemen
syariah dengan manajemen umum adalah konsep Ilahiyah dalam implementasi sangat
berperan.
Idarah dalam pengertian umum adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan manusia
yang berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian segala sesuatu secara tepat guna.
Asal penemuan ilmu management itu bermula dari dari timbulnya berbagai macam
persoalan yang berhubungan dengan bisnis sehingga berkembang menjadi sebuah ilmu
untuk mencapai berbagai macam tujuan.
Al-Quran telah memberikan stimulasi mengenai hal ini di dalam firman Allah SWT
dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang berarti:
.... Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya, yang demikian itu lebih baik di sisi Allah dan lebih dapat
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguan (tulislah
muamalah itu) kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara
kamu maka tidak ada dosa bagi kamu jika tidak menulisnya.
1
2. Bertaqwa
Diterangkan dalam surat An-Naba ayat 31 yang berarti:
4. Musyawarah
Diterangkan dalam surat As-Syuara 38 yang berarti:
Menurut Ibrahim Abu Sin, ada empat hal yang harus dipenuhi untuk dapat
dikategorikan sebagai manajemen Islami, yaitu:
1. Manajemen Islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak-akhlak Islam.
2. Kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja.
3. Faktor kemanusian dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi ekonomis.
4. Sistem dan struktur organisai sama pentingnya.
2
E. PROSES MANAJEMEN UMUM
1. Planning
Adapun rumusan planning adalah penentuan terlebih dahulu apa yang dikerjakan.
penentuan ini juga mencanangkan tindakan secara efektivitas, efesiensi, dan mempersiapkan
inputs seerta outputs. Perencanaan adalah untuk mengelola usaha, menyediakan segala
sesuatunya yang berguna untuk jalannya bahan baku, alat-alat, modal, dan tenaga. Dalam
bentuk suatu kelompok atau organisasi, yang hendak dicapai adalah keberhasilan, tentu
didalamnya terdapat apa yang disebut dengan perencanaan atau planning. Hal ini
diterangkan dalam Q.S Al-Hasyr ayat 18.
2. Organizing
3. Actuating (penggerakan)
4. Controlling ( Ar-Riqobah/pengawasan)
Kegiatan ini bertujuan untuk meneliti dan memeriksa apakah pelaksanaan tugas-
tugas perencanaan semula betul-betul dikerjakan. Ar-Riqobah ialah mengetahui kejadian-
kejadian yang sebenarnya dengan ketentuan dan ketetapan peraturan, serta menunjuk secara
tepat terhadap dasar-dasar yang telah ditetapkan dalam perencanaan semula.
Sebagi ilmu, manajemen termasuk sesuatu yang bebas nilai atau berhukum asal
mubah. Imam Al ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, Bab Ilmu. Beliau membagi ilmu
dalam dua kategori ilmu berdasarkan takaran kewajiban yaitu: (1) ilmu yang di kategorikan
sebagai fardhu ain, yakni yang termasuk dalam golongan ini adalah ilmu-ilmu tsaqofah
bahasa Arab, sirah nabawiyah, Ulumul Quran, Ulumul Hadits, Tafsir, dan sebagainya. (2)
3
Ilmu yang terkategori sebagai fadhu kifayah, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh salah satu
atau sebagian dari kaum muslimin.
Implementasi syariah pada bidang iniberupa penetapan bahan masukan produksi dan
proses yang akan dilangsungkan.
Pada aspek ini syariah di Implementasikan pada SDM yaitu hal-hal yang berkorelasi
dengan faktor Profesionalisme serta Aqad pekerjaan. Harus dihindarkan penempatan SDM
pada struktur yang tidak sesuai dengan kafaah-nya atau dengan aqad pekerjaannya.
Implementasi syariah dalam hal ini terutama di tekankan pada kejelasan tugas dan
wewenang masing-masing bidang yang diterima oleh para SDM pelaksana berdasarkan
kesanggupan dan kemampuan masing-masing sesuai dengan aqad pekerjaan tersebut.
c. Aspek hubungan
Implementasi syariah pada aspek ini berupa penetapan budaya organisasi bahwa
setiap interaksi antar SDM adalah hubungan muamalah yang selalu mengacu pada amar
maruf dan nahi munkar.
Berikut ini adalah beberapa Implementasi syariah dalam fungsi pengarahan adalah
merupakan tugas utama dari fungsi kepemimpinan.
a. Motivasi
b. Fasilitator
5
Kedua, fungsi sosial. Setiap anggotanya harus dapat bersinergi dalam kesamaan visi,
misi dan tujuan organisasi. Suasana tersebut dapat diringkas dalam formula three in one (3
in 1), yakni kebersamaan seluruh anggota dalam kesatuan bingkai thinking-afkar (ide atau
pemikiran), feeling-masyair (perasaan) dan rule of game-nidzam (aturan main).
Fungsi manajerial pengawasan adalah untuk mengukur dan mengoreksi prestasi kerja
bawahan guna memastikan bahwa tujuan organisasi tingkat dan rencana yang di desain untuk
mencapainya, sedang dilaksanakan.
Dalam konteks ini, implementasi syariah diwujudkan melalui tiga pilar pengawasan,
yaitu:
a. Ketaqwaan individu. Seluruh personal SDM perusahaan dipastikan dan dibina agar
menjadi SDM yang bertaqwa
b. Kontrol anggota. Dengan suasana organisasi yang mencerminkan formula TEAM, maka
proses keberlangsungan organisasi selalu akan mendapatkan pengawalan dari para
SDM-nya agar sesuai dengan arah yang telah ditetapkan.
1. Sebagai ilmu
2. Sebagai suatu aktivitas
6
Pemasaran konvensional merupakan pemasaran yang bebas nilai dan tidak
mendasarkan ke-Tuhanan dalam setiap aktivitas pemasarannya. Sedangkan dalam
pemasaran berbasis syariah berdasarkan apa yang telah menjadi tuntunan ummat Islam
yakni tuntunan yang ada dalam Al-quran dan Hadist.
2. Etika Pemasaran
Seorang pemasar syariah akan secara jujur menceritakan kelebihan dan kekurangan
produk yang ditawarkannya. Hal ini merupakan praktik perniagaan yang pernah
dipraktekkan oleh Rasulullah SAW.
Konsumen dalam pemasaran syariah diletakkan sebagai mitra sejajar, dimana baik
perusahaan sebagai penjual produk maupun konsumen sebagai pembeli produk berada pada
posisi yang sama.
Dalam industri manajemen syariah tidak menganggap pesaing sebagai pihak yang
harus dikalahkan atau bahkan dimainkan. Tetapi konsepnya adalah agar setiap perusahaan
mampu memacu dirinya untuk menjadi lebih baik tanpa harus menjatuhkan pesaingnya.
Budaya kerja yang harus dikembangkan adalah budaya kerja yang diteladani
Rasulullah SAW, yaitu siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah.
Hal yang paling penting dalam manajemen menurut perspektif Islam adalah adanya
sifat riayah atau jiwa kepemimpinan. Hal ini merupakan faktor yang paling utama dalam
konep manajemen. Watak dasar ini merupakan bagian penting dari manusia sebagai khalifah
di muka bumi.
7
BAB II
Dalam manajemen konvensional tidak pernah ditemukan suatu prinsip. Oleh karena
itu, manajemen konvensional sering disebut manajemen yang tradisional.
B. PENTINGNYA MANAJEMEN
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan
pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.
Dua konsep utama untuk mengukur prestasi kerja (performance) manajemen adalah
efisiensi dan efektivitas. Efesiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
dengan benar. Seorang manajer efisien adalah seorang yang mencapai keluaran yang lebih
tinggi (hasil, produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan (tenaga kerja, bahan,
uang, mesin dan waktu) yang digunakan. Atau sebaliknya, manajer disebut efisien bila dapat
memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan yang terbatas.
8
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan
yang tepat untuk pencapain tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manajer
efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metoda (cara) yang tepat untuk
mencapai tujuan.
D. DEFENISI MANAJEMEN
Atas uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat
didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan
dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan pesonalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling).
E. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
1. Perencanaan atau planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan
taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
bisnis
9
2. Pengorganisasian atau organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesaian dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tanguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan
efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses motivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tabggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan
produktivitas yang tinggi.
4. Penggendalian dan pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun
berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
a. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan tertentu
yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi.
10
BAB III
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
1. Pendahuluan
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, manajemen sebetulnya
sama usianya dengan kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan
sehari-hari tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak
langsung, baik disadari ataupun tidak disadari.
Tatanan kehidupan manusia dari berbagai bentuknya secara serta merta tidak akan
terlepas dengan namanya manajemen dari bentuk dan keadaan yang multi dimensi.
2. Pengertian Manajemen
a. Manajemen sebagai suatu proses. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat
dilihat dari pengertian menurut:
1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana suatu pelaksanaan
suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan
orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai
tujuan.
b. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
11
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan
menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk suatu teori ilmiah.
Manajemen Islam harus didasari nilai-nilai dan etika Islam. Islam yang ditawarkan
berlaku universal tanpa mengenal ras dan agama.
Menurut Abu Sin untuk dapat dikategorikan manajemen Islam ada empat hal yang
harus dipenuhi.
Keempat, sistem dan struktur organisasi sama pentingnya, kedekatan atasan dan
bawahan dalam ukhuwah islamiyah, tidak berarti menghilangkan otoritas formal dan
ketaatan pada atasan selama tidak bersangkut dosa.
Manajemen sebenarnya telah mendapat perhatian di dalam Islam sejak zaman sejarah
Rasulullah SAW sampai kepada zaman kekhalifahan. Manajemen yang bermakna arti
12
pengelolaan atau pengurusan terhadap organisasi digunakan di dalam berbagai aspek
kehidupan seperti berdakwah, berbisnis, berpolitik, dan kehidupan sosial lainnya.
Terdapat beberapa peristiwa pada masa kekhalifahan Islam yang dapat dikemukakan
bertalian dengan perkembangan ilmu manajemen ini (Langgulung, 1988) adalah sebagai
berikut:
Manajemen Islam saat ini menjadi bagian penting dalam kajian ilmu pengetahuan,
seiring dengan munculnya trend ekonomi Islam sebagai salah satu alternatif baru
sistem perekonomian dunia. Kegagalan sistem ekonomi komunis dan ekonomi kapitalis
13
dalam mewujudkan keadilan masyarakat. Dalam kehidupan perekonomian maka
ekonomi Islam menjadi bagian penting dan banyak dikaji dalam lingkungan akademis
baik di negara-negara Islam maupun negara non-Islam.
Dalam Websters New Coolegiate Dictionary, kata manage dijelaskan berasal dari
bahasa Italia managgiare yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa latin manus yang
berarti tangan. Dalam kamus kata manage di beri arti:
1. Act or art managing; conduct; control; direction (tindakan atau seni mengurus,
memperlakukan, pengawasan, pembimbingan).
2. The collective body of those who manage any enterprise or intrest (badan kolektif yang
mengurus suatu perusahaan atau kepentingan).
Terdapat tiga aliran pemikiran manajemen yang ada: aliran klasik (yang akan dibagi
menjadi dua aliran, manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik), aliran hubungan
manusiawi (sering disebut aliran neoklasik), dan aliran manajemen modern.
Sebelum sejarah yang disebut zaman manajemen ilmiah muncul, telah terjadi
revolusi industri pada abad ke 19, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu
pendekatan manajemen yang sistematik. Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian
dilakukan oleh para teoritis.
Robert Owen (1771-1858). Pada permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang
manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di Neew Lanark Skotlandia, menekankan
pentignya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi
kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang
bekerja, menbangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko
14
perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia mengemukakan bahwa melalui
perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan (laba), dan
investasi yang paling menguntungkan adalah pada karyawan atau vital machmes.
Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah produser kerja yang juga memungkinkan
peningkatan produktivitas.
Manajemen Ilmiah
Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi gerak dan waktu, telah
menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi dan pengembangan
ilmiah para karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan latihan
untuk meningkatkan efektivitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah
mengemukakan pentingnya desain kerja, mendorong manajer untuk mencari cara terbaik
pelaksanaan tugas. Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan
rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetapi juga meletakkan dasar
profesionalisasi manajemen.
Setelah revolusi mental yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek, timbul
masalah-masalah sebagai keterbatasan penerapan manajemen ilmiah. Kenaikan
produktivitas sering tidak diikuti kenaikan pendapatan. Perilaku manusia yang bermacam-
macam menjadi hambatan. Pendekatan rasional hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan
sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia untuk kepuasan
kerja. Beberapa keterbatasan ini yang menimbulkan usaha-usaha para ahli manajemen
berikutnya untuk melengkapi model manajemen ilmiah.
15
Teori Organisasi Klasik
Teori hubungan manusiawi ini mengilhami para ilmuwan perilaku manusiawi seperti
Argyris, Maslow, dan McGregor untuk membahas lebih lanjut motivasi manusia. Konsep
16
makhluk sosial tidak menggambarkan secara lengkap individu-individu dalam tempatnya
bekerja. Hal ini merupakan salah satu keterbatasan teori hubungan manusiawi. Disamping
itu perbaikan-perbaikan kondisi kerja dan kepuasan karyawan tidak menghasilkan
peningkatan produktivitas yang dramatik seperti yang diharapkan. Juga lingkungan sosial di
tempat kerja hanya salah satu dari beberapa faktor yang saling berinteraksi yang
mempengaruhi produktivitas. Tingkat upah, seberapa jauh pekerjaan itu menarik, struktur
organisasi dan hubungan perburuhan juga memainkan peranan. Jadi, produktivitas dan
kepuasan kerja menjadi semakin kompleks dari yang dipikirkan semula.
Manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama
merupakan pengembangan dari hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku
organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran
kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen operasi).
Perilaku Organisasi
17
i. Hampir semua gagasan yang dikemukakan tokoh-tokoh di atas akan dibahas
lebih terperinci dalam bab-bab selanjutnya di belakang.
a. Prinsip dasar dari pendapat para tokoh manajemen modern sebagai berikut
b. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat
(peranan, prosedur, prinsip)
c. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
d. Organisasi sebagai sesuatu keseluruhan dan pendekatan manajerial individual
untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi
e. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
Aliran Kuantitatif
18
BAB IV
Dalam setiap organisasi bisnis, peran manajer bertugas untuk memastikan bahwa
keseluruhan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi dapat diwujudkan melalui rangkain
manajemen, baik yang bersifat fungsional maupun bersifat operasional.
2. Keahlian-keahlian Manajemen
Keahlian-keahlian manajemen meliputi sebagai berikut:
a. Keahlian teknis (technical skills),
b. Keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat (human relation skills),
c. Keahlian konseptual (conceptual skills),
d. Keahlian dalam pengambisan keputusan (decision making skills),
e. Keahlian dalam mengelola waktu (time management skills).
3. Tingkatan-tingkatan Manajemen
Ada beberapa tingkatan manajemen sebagaimana dikemukakan oleh Nickels
McHugh and McHugh (1997). Tingkatan-tingkatan manajemen tersebut adalah:
a. Manajemen tingkat pincak (Top Management),
b. Manajemen tingkat menengah (Middle Management),
c. Manajemen supervisi atau tingkat pertama (Supervisory or First-Lme Management),
d. Manajemen Nonsupervisi (Non-Supervisory Management).
20
BAB V
FUNGSI PERENCANAAN (PALNNING)
C. MELAKUKAN PERENCANAAN
Proses perencanaan melibatkan dua elemen penting, yaitu tujuan (goals) dan rencana (plan).
1. Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap berikut ini:
Tahap 1: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini.
Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dalam hambatan.
Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
2. Tujuan (Goals) dan Rencana (Plan) dalam Proses Perencanaan
Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau
dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi.
Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang
menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan
akan dialokasikan, pemjadwalan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang
terkait dengan pencapaian tujuan.
21
3. Beberapa Jenis Tujuan (Types of Goals)
Secara sederhana, kita dapat memahami bahwa setiap organisasi memiliki satu
tujuan akhir. Misalnya, untuk organisasi bisnis atau perusahaan, tujuan yang ingin dicapai
adalah maksimalisasi keuntugan (profitmaximation). Untuk organisasi nonprofit semisal
yayasan, tujuan yang ingin dicapai adalah pemenuhan akan kebutuhan sekelompok orang
tertentu. Untuk yayasan panti jompo misalnya, tujuan dapat berupa pemenuhan segala
kebutuhan para orang tua yang sudah tidak lagi memiliki siapa-siapa yang sanggup
mengurusnya.
Dari sisi kejelasan, tujuan juga dapat dibedakan mnjadi tujuan yang dinyatakan (state
goals) dan tujuan yang aktual dan nyata (real goals). Dari segi keluasan dan waktu
pencapaian, tujuan juga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tujuan stratgis (strategic goals),
tujuan taktis (tactical goals), dan tujuan oprasional (operasional goals).
22
BAB VI
A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para
anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefenisikan sebagai meknisme-
mekanisme formal dengan nama organisasi dikelola.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
adalah sebagai berikut:
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuan.
2. Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa strktur mengkuti stratgi.
3. Teknologi yang digunakan.
4. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
5. Ukuran organisasi.
1. Spesialisasi kegiatan.
2. Standarisasi kegiatan.
3. Koordinasi kegiatan.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja.
C. PEMBAGIAN KERJA
Pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang
efisien untuk meningkatkan produktivitas. Namun demikian, beberapa penulis telah
menunjukkan adanya konsekuensi-konskuensi pada perilaku karyawan sehubungan dengan
pembagaian kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ektrim, ini dapat menimbulkan
kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak
efisienan dan bukan efisiensi.
23
D. BAGAN ORGANISASI FORMAL
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yang
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pembagian kerja.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah.
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan.
4. Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan.
5. Tingkatan manajemen.
E. DEPARTEMNTALISASI
Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi
yang akan bertanggung jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah
dikategorikan berdasarkan faktor-faktor tertentu.
Dalam mendesain organisasi, khususnya dalam proses departementalisasi, Ada
beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu:
1. Pendekatan Fungsional.
2. Pendekatan Produk.
3. Pendekatan Pelanggan.
4. Pendekatan Geografis.
5. Pendekatan Matriks.
24
F. STRUKTUR ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
Desain organisasi melahirkan empat konsep yang juga penting dalam struktur
organisasi, yaitu:
1. Kekuasaan (Power)
Faktor yang Mendasari Adanya Kekuasaan
Menurut French dan Raven, terdapat lima faktor yang mendasari lahirnya sebuah
kekuasaan (sources of power), yaitu:
1) Reward Power
2) Coercive Power
3) Legitimate Power
4) Expert Power
5) Referent Power
2. Kewenangan (Authority)
Kewenangan (Authority) pada dasarnya merupakan bentuk lain dari keuasaan yang
sering kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Kewenangan merupakan kekuasaan
formal atau terlegitimasi.
Dua Pandangan Mengenai Kewenangan Formal
a. Pandangan Klasik
b. Pandangan Berdasarkan Penerimaan
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu
organisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan
pembuatan keputusan ketingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.
25
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Desentralisasi
Penentuan derajat desentralisasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Filsafat manajemen.
2. Ukuran dan tingkatan pertumbuhan organisasi.
3. Strategi dan lingkungan organisasi.
4. Penyebaran geografis organisasi.
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif.
6. Kualitas manajer.
7. Keanekaragaman produk dan jasa.
8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya.
26
BAB VII
PENGARAHAN (ACTUATING)
Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan
pengarahan yaitu
a. Koordination
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat
suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan perbedaan kepentingan
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai
b. Motivation
27
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen penting dalam
manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup
makan kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal
c. Communication
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan
suasana kerja yang kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan kerjasama yang baik
dalam berbagai kegiatan perusahaan.
d. Commanding
Dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya, tetapi harus
memperhitungkan langkah-langkah dan resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil
karena setiap keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan.
28
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja dan seterusnya
8. Perintah
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi staf nya, hal ini terjadi karena
manager kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia
1) Kepemimpinan
29
e) Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
Sikap ialah suatu cara memandang hidup , suatu cara berpikir , ber perasaan dan
bertindak . Beberapa sikap manager diantaranya yaitu
a) Sikap feudal
Manajer yang mempunyai sikap cara berfikir, berperasaan dan bertindak sesuai
dengan pola pola kehidupan feodalisme , yaitu suka terikat oleh aturan-aturan
tertentu yang telah ter adat dan selalu ingin penghormatan serba lebih
b) Sikap kediktatoran
c) Tata hubungan
- Komunikasi intern
- Komunikasi ekstern
- Komunikasi horizontal
- Komunikasi vertical
d) Perangsang
e) Supervisi
f) Disiplin
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan
ketaatan dan tingkah laku yang teratur jenis disiplin ada dua:
31
BAB VIII
Meminimum kan kegagalan, tujuan kedua dari fungsi pengawasan adalah untuk
memilihmu bukan kegagalan.
32
Idealnya, tujuan yang ingin dicapai organisasi bisnis atau perusahaan sebaiknya di
tetapkan dengan jelas dan lengkap pada saat perencanaan dilakukan. Terdapat 3 alasan
mengapa tujuan harus ditetapkan dengan jelas dan memuat standar pencapaian tujuan.
Pertama adalah bahwa seringkali tujuan terlalu bersifat umum sehingga sulit untuk dinilai
pada saat implementasi dilakukan. Kedua membuat standar yang lebih jelas dinyatakan.
Alasan ketiga mengapa penetapan tujuan perlu dilakukan secara jelas dan lengkap adalah
bahwa kejelasan dan kelengkapan tujuan memudahkan manajemen dalam melakukan
komunikasi organisasi termasuk juga menentukan metode yang akan digunakan dalam
mengevaluasi standar yang telah diterapkan.
Membandingkan kinerja dengan standar, setelah kita menetapkan bahwa yang akan
kita nilai adalah tingkat penjualan setiap 1 tahun sekali oleh manajer penjualan, maka pada
tahap ini manajer penjualan akan melakukan perbandingan dari apa yang telah diperoleh di
bagian penjualan dengan standar yang telah ditetapkan.
Lalu kita bandingkan antara kinerja yang diperoleh dengan standar yang telah
ditetapkan. Kita dapatkan bahwa kinerja yang dicapai (111,1%) ternyata di bawah standart
yang telah ditetapkan (150%), maka dapat disimpulkan kinerja yang dicapai tidak memenuhi
standar.
Diantara beberapa gejala yang biasanya menunjukkan perlu adanya kontrol atau
pengawasan dan pengendalian perusahaan sebagaimana diterangkan oleh Kreither 1992
adalah sebagai berikut:
a. Terjadi penurunan pendapat atau profit, namun tidak begitu jelas faktor
penyebabnya.
b. Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan).
c. Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produktivitas
kerja yang menurun, dan lain sebagainya).
d. Berkurangnya kas perusahaan
e. Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur
f. Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik
33
g. Biaya yang melebihi anggaran
h. Adanya penghamburan dan mefisiensi
B. TIPE-TIPE PENGAWASAN
Pengawasan umpan balik (feedback control). Pengawasan umpan balik juga dikenal
past - action controls, mengukur hasil hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
1. Standar-standard fisik mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan,
atau kualitas produk.
2. Standard-standard moneter yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup biaya tenaga
kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3. Standard-standard waktu meliputi beberapa produksi atau batas waktu suatu pekerjaan
harus diselesaikan.
34
Tahap 2: Penentuan Pengukuran
Pelaksanaan kegiatan penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai
cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. oleh karena itu, tahap kedua dalam
pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
Tahap kritis dari proses pengawasan adalah perbandingan pelaksanaan nyata dengan
pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.Walaupun tahap ini
paling mudah dilakukan tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat meng interpretasi kan
adanya penyimpangan atau deviasi.
Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk standar mungkin diubah,
pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan, tindakan koreksi mungkin
berupa:
D. PENTINGNYA PENGAWASAN
Ada berbagai faktor yang membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap
organisasi faktor-faktor itu adalah:
35
1. Pengubahan lingkungan organisasi
2. Peningkatan kompleksitas organisasi
3. Kesalahan-kesalahan
4. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Dapat didefinisikan sebagai suatu metode formal pengadaan dan penyediaan bagi
manajemen , informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu
36
proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan , pengawasan
dan operasional organisasi dilaksanakan secara efektif.
Karakteristik karakteristik pengawasan yang efektif dapat lebih terperinci sebagai berikut:
1. Akurat.
2. Tepat waktu.
3. Objektif dan menyeluruh.
4. Terpusat pada titik-titik pengawasan strategi.
5. Realistis secara ekonomis.
6. Realistic secara organizational.
7. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi.
8. Fleksibel.
9. Bersifat sebagai penunjuk dan operasional.
10. Diterima para anggota organisasi.
37
BAB IX
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. PENGERTIAN KEPUTUSAN
Keputusan adalah sesuatu pilihan yang diambil di antara satu atau lebih pilihan yang
tersedia.Pengambilan keputusan dalam melakukan penilaian dan menjatuhkan
pilihan.Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif.
B. JENIS-JENIS KEPUTUSAN
Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi ini seperti
bagaimana dalam membuat suatu produk, bagaimana memelihara mesin dan sebagainya
Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus
dikembangkan untuk menetapkan siapa saja memiliki tanggung jawab untuk membuat
keputusan dalam organisasi.
2. Tingkat manajemen
Ada sebuah cara yang disebut konsensus yang biasa digunakan wirausahawan untuk
mendorong anggota organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan tertentu. Konsensus
38
adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang terlibat di
dalamnya.Konsensus biasanya terjadi setelah pertimbangan dan pembahasan mendalam
yang lama oleh anggota anggota dari kelompok yang mengambil keputusan.
Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau
prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang.Keputusan tidak terprogram yaitu
keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak
biasanya.Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidakpastian, ini tergantung dari
beberapa aspek yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya
39
Secara umum, terdapat dua pendekatan dalam pengambilan keputusan, yaitu
pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.Pendekatan kualitatif mengantarkan
penilaian subjektif terhadap suatu masalah, sedangkan pendekatan kuantitatif mendasarkan
keputusan pada penilaian objektif yang didasarkan pada metode matematika yang dibuat.
Jika anda meramalkan cuaca mendasarkan pada pengalaman, maka pendekatan yang
digunakan adalah kualitatif.
Namun, jika ramalan didasarkan pada model matematika, maka pendekatan yang
digunakan adalah metode kuantitatif.Umumnya pendekatan kuantitatif dalam mengambil
keputusan yang menggunakan model-model matematika.Matematika sudah ditemukan oleh
manusia ribuan tahun yang lalu yang telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi.Salah
satu aplikasi matematika dalam pengambilan keputusan.Sebagai contoh sederhana,
bagaimana mengatur 50 kursi dengan ukuran tertentu ke dalam sebuah ruangan dengan
ukuran tertentu pula. Dengan ukuran kursi dan ruangan, maka akan ditemukan cara terbaik
untuk mengatur kursi apakah 5 baris kali 10 lajur atau sebaliknya semua tergantung ukuran
ruangan yang ada
40
BAB X
MANAJEMEN STRATEGI
Strategi bisnis merupakan bidang ilmu yang didasari oleh konsep dan teori dari
strategi militer, sebagaimana terkandung dari kata strategi itu sendiri yang berasal dari
bahasa Yunani Strategos yang berarti militer dan satu kata yang berarti memimpin.
41
Tujuan Perusahaan
Tujuan Perusahaan adalah akhir yang ingin dicapai perusahaan melalaui eksistensi
dan operasinya (Lawrence&Glueck) dialih bahasakan oleh Drs. Murad Msc dan AR. Henry
Sitanggang, SH (1997,63) bahwa:
C. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis di dalam manajemen perusahaan atau
organisasi yang secara sistematis dapat membantu dalam usaha penyususnan suatu rencana
yang matang untuk mencapai tujuan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan juga kondisi yang bersifat
deskriptif (memveri suatu gambaran). SWOT sendiri adalah singkatan dari Strength
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Oportunities (peluang), Threats (hambatan).
1. Strength, yaitu analisis kekuatan. Yang perlu diperhatikan dalam analisis ini adalahn
setiap perusahaan perlu menilai kekuatan ataupun kelemahan dibandingkan dengan para
pesaingnya.
2. Weakness, yaitu analisi kelemahan. Merupakan cara menganalisis kelemahan dalam
sebuah perusahaan yang menjadi kendala yang serius dalam kemajuan suatu perusahaan.
3. Opportunity, yaitu analisis peluang. Cara ini adalah untuk mencari peluang ataupun
terobosan ysng memungkinkan suatu perusahaan bias berkembang di masa yang akan
dating.
4. Threats, yaitu analisis ancaman. Cara menganisis tantangan atau ancaman yang harus
dihadapi oleh suatu perusahaan untuk menghadapi berbagai macam factor lingkungan
yang tidak menguntungkan pada suatu perusahaan yang menyebabkan kemunduruan.
Dari pembahan di atas tadi, analisis SWOT merupakan insrtumen yang bermanfaat
dalam melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi
kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan serta menekan dampak ancaman yang
timbul dan harus dihadapi. Inti analisis SWOT adalah menilai dalam/internal perusahan
42
dengan melihat kekuatan dan kelemahan, kemudian menilai keluar/eksternal perusahaan
dengan melihat peluang dan ancaman.
D. KEUNGGULAN BERSAING
Menurut Michael E. Porter alih bahasa oleh Tim Penerjemah Binarupa Aksara,
(1997:23) bahwa:
Keunggulan Bersaing adalah nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan
untuk pembeliannya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya.
a. Keunggulan Biaya
Disini suatu unit bisnis berupaya keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi
yang serendah mungkin sehingga harga dapat ditetapkan lebih rendah dari
pesaingnya dan meraih pangsa pasar yang besar.
b. Diferensisasi
Disini unit bisnis mengkonsentrasikan perhatiannya kepada pencapaian prestasi
prima yang dinilai oleh pangsa pasar secara keseluruhan. Yang dituju adalah unggul
pelayanannya, unggul mutunya, unggul model, unggul teknologi, dsb.
c. Fokus
Disini unit bisnis memusatkan perhatiannya pada satu atau lebih segmen pasar yang
lebih sempit dibandingkan melayani seluruh pasar. Perusahaan mencari informasi
tentang kebutuhan-kebutuhan dari segmen ini, dan menganut salah satu strategi dari
keunggulan bersaing.
43
Griffin (1995:4), menyatakan bahwa loyalitas pelanggan:
konsep loyalitas pelanggan lebih mengarah pada prilaku (behavior) dibandingkan
dengan sikap (attitude) dn seorang konsumen yang loyal akan memperlihatkan prilaku
pembelian yan didefinisikan sebagai pembeli yang teratur dan diperlihatkan sepanjang
waktub oleh beberapa unit pembuatan keputusan.
2. Karakteristik dan Tahap-Tahap Loyalitas Pelanggan
Griffin (1995:31) menyatakan bahwa karakteristik pelanggan yang loyal yaitu;
- Melakukan pembelian secara teratur
- Membeli diluar lini produk/jasa
- Menolak produk/jasa lain dan kebal terhadap daya tarik pesaing
- Menarik pelanggan baru untuk perusahaan
Menurut Griffin (1995:54), terdapat beberapa pertanyaan yang harus disiapkan oleh
perusahaan untuk mengetahui hal ini;
44
Ada sepuluh langkah untuk menyeleksi pasar yang paling menguntungkan bagi
perusahaan;
- Survei pasar keseluruh dengan mengidentifikasi seluruh tipe dan kategori pasar;
individu, industri, serta pihak-pihak lain.
- Segmentasi pasar dengan membuat daftar pasar potensial ke dalam kelompok-
kelompok yang memiliki karakteristik yang sama.
- Analisis pasar dengan mencari informasi yang lengkap untuk setiap kelompok
yang telah didaftar.
- Pelajari kondisi persaingan dengan mempelajari bagaimana pesaing melakukan
penjualan.
- Menyusun peringkat pasar berdasarkan prioritas.
- Melakukan analisis pasar yang mendalam untuk pasar peringkat atas.
- Anlisis alat pemasaran yang paling efektif.
- Melakukan uji pasar.
- Analisis hal-hal yang dapat dilakukan.
- Memilih pasar sasaran.
b. Bagaimana mempromosikan produk/jasa perusahaan.
c. Bagaimana menyaring prospek yang potensial
Prospek potensial adalah
- Mempunyai masalah yang dapat dipercaya oleh perusahaan.
- Memilih keinginan untuk memecahkan masalah.
- Mempunyai keinginan dan kemampuan untuk membeli produk/jasa perusahaan
untuk mengambil keputusan pada saat tertentu.
Banyak dari First Time Buyers yang tidak kembali untuk melakukan pemebelian
uang, hal ini menurut Griffin (1995:108), disebabkan oleh;
a. Masalah hubungan yang tidak enak pada saat pembelian pertama.
45
b. Tidak ada sistem pelayanan yang formal.
c. Putusnya hubungan komunikasi dengan pembuat keputusan.
d. Mudah untuk kembali ke perusahaan lama.
46
BAB XI
Dari konsep dasar fungsi pengorganisasian di mana struktur organisasi dibentuk dan
pekerjaan didesain maka langkah terakhir dalam fungsi pengorganisasian adalah
penempatan sumber daya manusia ke dalam setiap bagian yang telah ditentukan dalam
organisasi. Kegiatan ini sering disebutb staffing.
Dalam fungsi perencanaan tujuan dan rencana disusun, dan untuk merealisasikannya
maka dalam fungsi pengorganisasian, didesain sebuah struktur organisasi yang di dalamnya
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dialokasikan beserta dengan tugas-tugas
yang akan dijalankan menurut bagian-bagian yang terdapat dalam organisasi.
Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah menentukan siapa saja yang akan
ditempatkan pada setiap bagian dari struktur organisasi yang telah dibentuk tersebut.
Manajemen sumber daya manusia sebagai sebuah cara untuk mendapatkan orang-orang
yang tepat untuk menjalankan kegiatan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia sebagai bagian akhir dari fungsi pengorganisasian,
dengan demikian bisa menjembati antara fungsi pengorganisasian dan fungsi pengarahan.
Peranan sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki peran serta fungsi bagi
tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Sumber daya manusia disini mencakup
keseluruhan manusia yang ada dalam organisasi perusahaan yaitu mereka yang terlibat
dalam operasional bisnis perusahaan.
47
Setelah struktur organisasi didesain, kemudian setelah kewenangan dan
tanggungjawab disusun, dan pekerjaan ditentukan, maka langkah berikutnya adalah
menentukan dan menempatkan sumber daya manusia yang sesuai untuk setiap bagian dalam
organisasi.
Yang dimaksud disini adalah segala proses yang berkaitan degan upaya yang
dilakukan mulai dari perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan
kontrak kerja, penempatan tenaga kerja, hingga pembinaan dan pengembangan tenaga kerja
guna menempatkan dan tetap memelihara tenaga kerja pada posisi dan kualifikasi tertentu
serta tanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga kerja
tersebut.
Proses manajemen sumber daya manusia sendiri dibagi kedalam 5 bagian fungsi
utama yaitu;
1. Human Resorce Planning, merencanakan kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya
manusia bagi perusahaan.
2. Personnel Procurement, mencari dan mendapatkan sumber daya manusia; rekrutmen,
seleksi dan penempatan, serta kontrak tenaga kerja.
3. Personnel Development, mengembangkan sumber daya manusia; orientasi tenaga kerja,
pendidikan, dan pelatihan.
4. Personnel Maintenance, memelihara sumber daya manusia; pemberian penghargaan,
insentif, jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, dsb.
5. Personnel Utilization, memanfaatkandan mengoptimalkan sumber daya manusia;
promosi, demosi, transfer, separasi.
6. Perencanaan Sumber Daya Manusia
48
Metode penarikan yang biasa digunakan meliputi; pengiklanan, leasing (penggunaan
tenaga honorer), rekomendasi dari karyawan yang sedang bekerja (employee referrals),
penarika lewat lembaga-lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat
buruh penggunaan computer.
2. Seleksi Personalia
Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah;
a. Wawancara pendahuluan.
b. Pengumpulan data-data pribadi (biografis).
c. Pengujian (testing).
d. Wawancara yang lebih mendalam.
e. Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
f. Pemerikasaan kesehatan.
g. Keputusan pribadi.
h. Orientasi jabatan.
3. Orientasi Karyawan Baru
Tahap orientasi (terkadang disebut sebagai tahap induksi) merupakan kegiatan
pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan organisasi. Proses ini merupakan
proses yang penting karena suatu pekerjaan baru adalah sulit dan penyebab frustasi bagi
karyawan baru. Karyawan baru tersebut mungkin memenuhi syarat bagi suatu
pekerjaan/jabatan, namun situasi baru adalah berbeda dan asing, serta proses orientasi
yang jelek dapat memadamkan antusiasme dan usaha mulai dari permulaan. Sekitar
separuh perputaran tenaga kerja terjadi selama periode pembayaran pertama. Proses
orientasi dapat berupa pengenalan sederhana dengan karyawan lama, pemberian
informasi mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia (kondisi kerja, upahdan
jaminan social), prosedur-prosedur kerja, gambaran umum sejarah dan sifat perusahaan,
dan manfaat-manfaat yang diperoleh karyawan baru.
49
dibutuhkan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Oleh sebab itu, program
latihan dan pengembangan karyawan harus kontinyu dan dinamis.
50
c. Persyaratan-persyaratan pembayaran. Dalam jangka pendek, pengupahan dan
penggajian sangat tergantung pada tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah,
organisasi karyawan, (serikat buruh) kondisi permintaan dan penawaran tenaga kerja
(collective bargaining) dan para pesaing.
2. Bentuk-Bentuk Pembayaran
Banyak karyawan dibayar (dalam kas) pada setiap akhir hari kerja berdasarkan jumlah
jam kerja. Di lain pihak, banyak juga yang dibayar berdasarkan jam kerja yang diterima
pada akhir minggu. Bentuk pembayaran ini disebut upah harian. Para karyawan lain
dibayar dengan bentuk gaji tetap setiap minggu, bulan, ataupun tahun. Di samping itu
bentuk upah insentif (seperti bonus dan komisi ) banyak dipakai pada karyawan bagian
produksi dan penjualan. Banyak perusahaan juga mempunyai rencana pembagian laba
(profit sharing plan), dimana karyawan menerima sejumlah presentase tertentu dari laba
perusahaan sebagai pendapatan ekstra.
51
BAB XII
MANAJEMEN KONFLIK
52
harus dilakukan dengan adil. Selain debat, resolusi konflik dalam Islam dilakukan dengan
musyawarah. Dalam Al-Quran musyawarah sering merujuk pada penyelesaian konflik dan
hubungan sesame kaum muslim. Tujuan musyawarah adalah untuk menemukan jalan keluar
dari perbedaan yang tidak menyangkut gejala ideologis dan dikhotomik sehingga
memungkinkan terbentuknya kompromi dan negosiasi. Sedangkan perdebatan lebih
menunjukkan sebagai upaya untuk meyakinkan pihaik lain dan tidak mungkin terjadi
kompromi.
Konflik bisa disebabkan oleh beberapa hal yang mengakibatkan dua aspek
(positif/negative) tersebut bisa terjadi, di antaranya;
1. Batasan pekerjaan yang tidak jelas.
2. Hambatan komunikasi.
3. Tekanan waktu.
4. Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal.
5. Pertikaian antar pribadi.
53
6. Perbedaan status.
7. Harapan yang tidak terwujud.
C. PENGELOLAAN KONFLIK
Agar konflik tidak berlarut-larut maka konflik dapat dicegah atau dikelola dengan;
1. Discipline
Mempertahankan disipin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah
konflik.
2. Pertimbangan Pengalaman
Pertimbangan pengalaman dapat dicontohkan dalam Tahapan Kehidupan.
3. Komunikasi
Komunikasi yang baik dapat menciptakan lingkungan yang terapetik dan
kondusif.
4. Mendengarkan secara Efektif
5.
D. METODE PENANGANAN KONFLIK
1. Mengurangi Konflik
Untuk metode pengurangan konflik salah satu cara yang efektif adalah dengan
mendinginkan persoalan terlebih dahulu (cooling thing down). Cara lainnya adalah dengan
membuat musuh bersama sehingga para anggota dalam kelompok tersebut dapat bersatu
untuk menghadapi musuh tersebut, dengan maksud untuk mengalihkan perhatian para
anggota kelompok yang sedang mengalami konflik.
2. Menyelesaikan konflik
1) Dominasi (Penekanan)
Tindakan dominasi dapat dilakukan dengan macam-macam cara yaitu;
a) Memaksa (Forcing)
Gejala tersebut merupakan salah satu bentuk konflik yang dapat menyebar
apabila supresi (penekanan) konflik terus menerus diterapkan.
b) Membujuk (Smoothing)
Dalam kasus membujuk, yang merupakan sebuah cara untuk menekan
(mensupresi) konflik dengan cara yang lebih diplomatic, sang manajer mencoba
mengurangi luas dan pentingnya ketidaksetujuan yang ada, dan ia mencoba
secara sepihak membujuk pihak lain untuk mengikuti keinginannya.
c) Menghindari (Avoidance)
54
Memang perlu diakui bahwa sikap pura-pura tidak ada konflik merupakan
sebuah bentuk tindakan menghindari. Bentuk lain adalah penolakan (refusal)
untuk menghadapi konflik dengan jalan mengulur waktu.
d) Keinginan Mayoritas (Majority Rule)
Upaya untuk menyelesaikan konflik kelompok melalui pemungutan suara
dimana suara terbanyak menang (majority vote) dapat merupakan cara efektif
apabila para anggota menganggap prosedur yang bersangkutan sebagai prosedur
yang fair.
2) Penyelesaian secara Integratif
Dengan menyelesaikan konflik secara integrative, konflik antar kelompok diubah
menjadi situasi pemecahan persoalan bersama yang bisa dipecahkan dengan bantuan
teknik-teknik pemecaham masalah (problem solving).
Menurut (Winardi, 1994:84-89) ada tiga macam tipe metode penyelesaian konflik
secara integrative yaitu;
a) Consensus
b) Confrontation
c) Penggunaan tujuan-tujuan superordinat (super ordinate goals)
3) Kompetisi
Penyelesaian bentuk kompetisi dikenal dengan istilah win-lose orientation, di
mana terdiri dari lima orientasi yaitu;
a) Win-Lose (Kalah-Menang)
Sikap menang-kalah akan muncul dalam bentuk;
orang lain, baik secara emosional ataupun fisik. Untuk kepentingan pribadi.
Mencoba untuk berada di atas orang lain.
Menjelek-jelekkan orang lain supaya diri sendiri terlihat baik.
Selalu mencoba memaksakan kehendak tanpa memperhatikan perasaan
orang lain.
Iri dan dengki ketika orang lain berhasil.
b) Lose-Win (Kalah-Menang)
Dalam gaya ini seseorang tidak mempunyai tuntutan, visi, dan harapan. Ia
cenderung cepat menyenangkan atau memenuhi tuntutan orang lain. Mereka
mencari kekuatan dari popularitas atau penerimaan.
c) Lose-Lose (Kalah-Kalah)
55
Biasanya terjadi jika orang yang bertemu sama-sama punya paradigma Menang-
Kalah.
d) Win (Menang)
Orang bermentalis menang akan tidak harus menginginkan orang lain kalah.
Yang penting adalah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.
e) Win-Win (Menang-Menang)
Menang-Menang adalah kerangka pirkiran dan hati yang terus.
4) Kompromi
Melaui kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan menemukan dasar
yang di tengah dari dua pihak yang berkonflik. Cara ini lebih memperkecil
kemungkinan untuk munculnya permusuhan yang terpendam dari dua belah pihak
yang berkonflik, karena tidak ada yang merasa menang ataupun kalah.
56
Tidak semua konflik disuarakan oleh karyawan. Oleh karena itu ketajaman
observasi dari pimpinan akan dapat mendeteksi ada tidaknya suatu (sumber)
konflik, sehingga dapat segera ditangani sebelum mengalami eskalasi.
c. Kotak Saran (Suggestion Box)
Cara semacam ini banyak digunakan oleh perusahaan atau lembaga-lembaga
lain. Cara ini cukup efektif Karena para karyawan ataupun para pengadu tidak
perlu bertatap muka dengan pimpinan.
d. Politik Pintu Terbuka
Politik ini memang sering diumumkan, tetapi hasilnya sering tidak memuaskan.
Hal ini sering terjadi karena pihak sungguh-sungguh dalam membuka pintunya.
e. Mengangakat Konsultan Personalia
f. Konsultan personalia pada umumnya seorang ahli dalam bidang psikologi dan
biasanya merupakan staf dari bagian personalia. Kadang-kadang karyawan segan
pergi menemui atasannya, tetapi bisa menceritakan kesulitannya pada konsultan
psikologi ini.
g. Mengangkat ombudsman
Ombudsman adalah orang yang bertugas membantu mendengarkan kesulitan-
kesulitan yang ada atau dialami oleh karyawan untuk diberitahukan kepada
pimpinan. Ombudsman biasanya adalah orang yang disegani karena kejujuran
dan keadilannya.
57
Meskipun manajemen kemudian sudah memutuskan, keputusan ini haruslah
diberitahukan kepada anggota organisasi.
e. Tindak lanjut
Langkah ini diperlukan untuk mengawasi akibat dari keputusan yang telah diperbuat.
f. Pendisiplinan
Konflik dalam organisasi apabila tidak ditangani dengan baik bisa menimbulkan
tindakan pelecehan terhadap aturan main yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu
pelecehan ataupun pelanggaran terhadap peraturan permainan (peraturan organisasi)
haruslah dikenai tindakan pendisiplinan agar perturan tersebut memiliki wibawa.
Tindakan pendisipinan dapat dibedakan menjadi pendisiplinan bersifat positif dan
negative. Yang positif adalah dengan memberi nasehat untuk kebaikan pada masa yang akan
datang, sedangkan cara-cara yang negative mulai dari yang ringan sampai yang berat, antara
lain dengan;
a. Diberi peringatan secara lisan
b. Diberi peringatan secara tertulis
c. Dihilangkan/dikurangi sebagian haknya
d. Didenda
e. Dirumahkan sementara (lay-off)
f. Diturunkan pangkat/jabatannya
g. Diberhentikan dengan hormat
h. Diberhentikan dengan tidak hormat
58
BAB XIII
A. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah:
a. Keinginan yang terdapat pada seorang individual yang merangsangnya melakukan
tindakan (GR. Terry, yang dikutip oleh melayu S.P Hasibuan (2005: 145)
b. Motivasi: pekerjaan yang dilakukan oleh manajer dalam memberikan inspirasi,
semangat, dan dorongan pada orang lain, dalam hal ini karyawannya untuk mengambil
tindakan-tindakan tertentu (liang Gie, yang dikutip oleh sadali samsudin (2006: 281)
Motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu yang merupakan
bagian dari hubungan internal dan eksternal perusahaan sedemikian pentingnya motivasi,
banyak ahli filsafat, sosiologi, psikolog maupun ahli manajemen melakukan penelitian.
Motivasi berasal dari kata lain movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi
(motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan
bawahan khususnya.
Motivasi menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), (2008: 930) adalah:
Dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendaki.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Menurut Maslow yang dikutip Melayu S.P Hasibuan (2005: 154) faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja yaitu:
a. Kebutuhan fifiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan untuk mempertahankan hidup, yang termasuk dalam kebutuhan ini
adalah makan, minum, perumahan, udara dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan rasa aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni rasa aman dari ancaman kecelakaan
dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.
c. Kebutuhan social, atau afiliasi (affiliation or acceptance needs)
Kebutuhan social, teman afiliasi, interaksi, dicintai dan mencintai, serta diterima
dalam pergaulan kelompok pekerjaa dan masyarakat lingkungannya.
59
d. Kebutuhan yang mencerminkan harga diri (esteem or status needs)
Kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta penghargaan prestise dari
karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya prestise timbul karena adanya
prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan, ketarampilan
dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.
Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi seseorang secara penuh.
Menurut Claude S. George yang dikutip Melayu S.P Hasibuan (2005: 163) bahwa
seseorang mempunyai kebutuhan yang berbungan dengan tempat dan suasana di lingkungan
ia bekerja, yaitu:
a. Upah yang adil dan layak
b. Kesempatan untuk maju/promosi
c. Pengakuan sebagai individu
d. Keamanan kerja
e. Tempat kerja yang baik
f. Penerimaan oleh kelompok
g. Perlakuan yang wajar
h. Pengakuan akan prestasi
Menurut David McClelland salah satu teori yang popular dikalangan praktisi
manajemen ialah teori yang dikembangkan oleh David McClellaand seorang ahli psikolog
dari Universitas Harvard. Teori tersebut dikenal dengan teori kebutuhan yang isinya
menggolongkan kebutuhan kedalam tiga jenis yaitu keberhasilan, kekuasaan, dan afiliasi.
3. Prinsip-Prinsip dalam Motivasi Kerja Karyawan
5. Asas-Asas Motivasi
Menurut Melayu S.P Hasibuan (2005:146) asas-asas motivasi adalah sebagai berikut:
a. Asas mengikutsertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan
memberikan kesempatan untuk mereka memberikan pendapat
b. Asas komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin
dicapai
c. Asas pengakuan, artinya memberikan penghargaan dan pujian
d. Asas wewenang yang ingin didelegasikan, artinya memberikan kewenangan dan
kepercayaan diri pada bawahan
61
e. Asas adil dan layak, artinya alat dan jenis motivasi yang memotivasi harus
berdasarkan atas asas keadilan
f. Asas perhatian timbal balik, artinya bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan
baik.
62
menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya Dimensi-Dimensi Komunikasi, dapat
digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini menerapkan antata pribadi/individu dalam usaha menyampaikan
informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan
demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor
kelompok, sehingga komunikasi menjadi luas.
3. Komunikasi massa
Komunikasi ini dilakukan dengan menggunakan alat, yaitu media massa yang
meliputi cetak dan elektronik.
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam
Human Communication menguraikan ada tiga model dalam komunikasi, yaitu:
1. Model Komunikasi Linear (one-way communitation), dalam model ini komunikator
memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa
mengadakan seleksi dan interpretasi.
2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada
tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik.
3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat
dipahamidalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih.
1. Proses Komunikasi
Pada tataran teoritis, paling tidak kita mengenai atau memahami komunikasi dari dua
perspektif,yaitu:
a. Perspektif Kognitif, adalah penggunaan lambang-lambang (symbolis) untuk mencapai
kesamaan makna atau berbagi informasitentang satu objek atau kejadian.
b. Perspektif Perilaku, adalah memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau
simbolik dimana sender berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada
receiver.
63
b. Fungsi Regulatif
c. Fungsi Persuasif
d. Fungsi Integratif
64
2. Proses Terjadinya Komunikasi
Suatu sistem komunikasi organisasi mencerminkan berbagai macam individu dengan
latar belakang, pendidikan, kepercayaan, kebudayaan, keadaan jiwa, dan kebutuhan yang
berbeda-beda. Tetapi bila individu-individu dalam organisasi berkomunikasi.
Bila salah satu unsur ini hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai
contoh, seseorang dapat mengirimkan berita, tetapi bila tidak ada yang menerima atau
mendengar, komunikasi tidak terjadi.
4. Komunikasi Organisasi
Komunikasi efektif dimana saja, menyangkut penyampaian berita dari seseorang
kepada orang lain secara akurat. Hanya saja bedanya efektifitas komunikasi dalam
organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor khusus. Raymond V. Lesikar telah menguraikan
empat faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi, yaitu saluran
komunikasi formal, struktur organisasi, spesialisasi jabatan dan apa yang disebut lesikar
sebagai pemilikan informasi.
66
BAB XIV
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
Menurut Mary Parker Follett mengatakan bahwa ada tiga variable kritis yang
mempengaruhi gaya pemimpin, yaitu 1) pemimpin, 2) pengikut atau bawahan, 3) situasi.
Ketiganya saling berhubungan dan berinteraksi. Follett juga menyatakan bahwa para
pemimpin seharusnya berorientasi pada kelompok dan bukan berorientasi pada kepuasan.
67
BAB XV
LINGKUNGAN DAN BUDAYA ORGANISASI
Yang dimaksud lingkungan organisasi yaitu berbagai hat atau berbagai pihak yang
terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi, dan memengaruhi langsung
terhadap setiap program, kebijakan, hingga denyut nadi nya organisasi. Yang
termasuk ke dalam lingkungan internal organisasi yaitu:
a. Pemilik Organisasi (Owners)
Para pemilik organisasi adalah mereka yang secara historis maupun hukum
dinyatakan sebagai pemilik akibat adanya penyertaan modal, ide, ataupun
berdasarkan ketentukan lainnya dinyatakan sebagai pemilik organisasi.
b. Manajemen (Board of Managers or Directors)
Adalah orang-orang yang menurut para pemilik organisasi perusahaan dinyatakan
atau ditunjuk sebagai pengelola organisasi dalam aktivitasnya sehari-hari untuk suatu
periode tertentu.
c. Para Anggota atau Para pekerja (Employees)
Para anggota atau para pekerja dalam sebuah organisasi merupakan unsur sumber
daya manusia (SDM) yang sangat dominan dalam sebuah organisasi, karena
biasanya jumlahnya merupakan yang paling besar dalam sebuah organisasi.
d. Lingkungan Fisik Organisasi (Physical Work Environment)
Pemilik organisasi, pekerja, dan tim manajemen merupakan orang-orang atau
sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan.
68
Lingkungan eksternal atau lingkungan yang terkait dengan kegiatan operasional
organisasi dan bagaimana kegiatan operasional ini dapat bertahan. Dalam kegiatan
operasional, perusahaan berhadapan dan senantiasa berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan-lingkungan yang terkait langsung atau lingkungan mikro perusahaan
dan lingkungan yang tidak terkait langsung.
a. Lingkungan Makro Perusahaan
Lingkungan Mikro perusahaan adalah terdiri dari pelanggan (customer), pesaing
(competitor), pemasok (supplier), dan partner strategis (strategic partner), sedangkan
lingkungan makro perusahaaan terbagi dua, yaitu lingkungan local dan internasional.
Lingkungan local dapat berupa para pembuat peraturan (regulators), pemerintah
(government), masyarakat luas pada umumnya (society), lembaga-lembaga yang
terkait dengan kegiatan perusahaan seperti organisasi nonpemerintah (NGOs),
seperti lembaga perlindungan konsumen (YLKI), dan lain sebagainya.
b. Pesaing
Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan
organisasi yang kita jalankan.
c. Pemasok (supplier)
Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis dari sebuah
organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang
jadi dari berbagai jenis bahan baku.
d. Partner Strategis (strategic Partner)
Partner strategis adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan
perusahaan kita, tetapi secara bersama-sama bisa menjadi mitra kita dalam
menjalankan bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
e. Regulator
Adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dari kegiatan
bisnis yang fair dan aman bagoi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis.
f. Pemerintah (Government)
Adalah pihak yang atas legitimasi produk tertentu disuatu Negara diangkat dan
bertugas untuk mewujudkan masyarakat kearah yang lebih baik lagi dalam
pembangunan semua bidang.
g. Berbagai bentuk kegiatan bisnis internasional.
Perusahaan perlu memikirkan bagaimana agar kegiatan bisnisnya tidak hanya
berhasil dinegaaranya saja, tetapi juga bisa diperluas ke Negara-negara lain.
h. Kegiatan Ekspor dan Impor (export-import)
69
Ekspor adalah kegiatan dalam menghasilkan barang dan jasa disebuah Negara oleh
sebuah Negara oleh perusahaan dan menjualnya kenegara lain atau dipasarkan ke
Negara lain. Impor adalah kegiatan dalam mendatangkan barang dan jasa dari
Negara lain atau Negara luar ke sebuah Negara di mana perusahaan tersebut berada.
i. Lisensi ( licencing)
Merupakan sebuah kesepakatan atau perjanjian dimana sebuah perusahaan
memperbolehkan perusahaan lain untuk menggunakan merek, teknologi, atau asset
lainnya.
j. Partner Strategis
k. Investasi Langsung
Adalah salah satu bentuk kegiatan bisnis internasional dimana sebuah perusahaan
membeli sebagian atau keseluruhaan asset atau melakukan investasi di sebuah
perusahaan disuatu Negara tersebut.
Menurut Edgar Schein yang dikutip Moh. Pabundu Tika (2006:03) budaya
organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang dimiliki bersama yang didapat suatu
kelompok ketika memecahkan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal, yang
70
telah berhasil dengan cukup baik dianggap sah dank arena itu, diinginkan untuk diajarkan
kepada anggota baru.
Budaya organisasi pada dasranya akan mewakili norma-norma perilaku yang diikuti
oleh para anggota organisasi, termasuk mereka yang berada dalam hirarki organisasi.
2. Elemen dasar Budaya Organisasi
Adapun elemen-elemen dari budaya perusahaan menurut deal dan kennedy yang
dikutip oleh Moh. Pabundu Tika (2006:16) adalah:
a. Lingkungan usaha
b. Nilai-nilai
c. Pahlawan
d. Ritual
e. Jaringan budaya
3. Indicator Budaya Organisasi
Wirawan (2005:55) mengemukakan indicator dari budaya organisasi adalah sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan norma
b. Pelaksanaan nilai-nilai
c. Kepercayaaan dan filsafat
d. Pelaksanaan kode etik
e. Pelaksanaan seremoni
f. Sejarah organisasi
4. Fungsi budaya organisasi
Menurut Stephen P. Robbin (2002:311) adalah sebagai berikut:
a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya
menciptakan pembedaan dengan organisasi lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi
c. Mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas dari pada
kepentingan diri pribadi.
d. Mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas dari pada
kemantapan system social.
e. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendaali yang memandu
dan membentuk sikap.
5. Tipe Budaya Organisasi
Menurut Robert Kreitner dan Angelo terdapat tiga tipe umum budaya organisasi yaitu:
71
a. Budaya konstruktif adalah budaya dimana para karyawan didorong untuk
berinteraksi dengan orang lain dan mengerjakan tugas dan proyeknya dengan cara
yang akan membantu mereka dalaam memuaskan kebutuhan.
b. Budaya pasif-defensif bercirikan keyakinan yang memungkinkan bahwa karyawan
berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak mengancam keamanan
kerjanya sendiri.
c. Perusahaan dengan budaya agresif-defensif mendorong karyawannya untuk
mengerjakan tugasnya dengan keras untuk melindungi keamanan kerja dan status
mereka.
Secara alami budaya organisasi sukar untuk dipahami, tidak berwujud, implisit, dan
dianggap biasa saja. Setiap perusahaan memiliki tipe budaya organisasi, sebuah orgaanisasi
atau perussahaan mungkin dapat memiliki budaya organisasi dominan yang sama.
D. BUDAYA KETENIKAN
Budaya ini sangat penting karena kebanyakan ahli teknik mengorientasikan identitasnya pada
pekerjaannya dari pada komunitas di organisasinya. Hamper semua karyawannya berkulit putih dan
laki-laki kecuali sekretaris. Kebanyakan karyawan menggangap status sosialnya tinggi. Hamper
semua memiliki gelar insinyur elektronik dan ilmu komputer.
72
E. BUDAYA DAN ETOS KERJA ORGANISASI
Etos kerja sebenarnya adalah istilah popular untuk selerabekerja. Kita tahu betul bagaimana
membedakan antara berselera makan dan tidak selera makan, nah, orang dan organisasi yang punya
etos kerja tentunya menunjukan semangat untuk berkolaborasi, berdebat, berkomunikasi,
berprestasi yang tidak ada matinya. Berikut etos kerja di masing-masing Negara:
1. Bandingkan dengan etos kerja masehi (1584-1645):
a. berpikirlah dengan tidak membuang semuake tidak jujuran.
b. bentuklah dirimu sendiri di jalan yang benar
c. belajarilah semua seni
d. pahamilah semua jalan pekerjaan
2. Etos kerja jerman:
a. bertindak rasional
b. berdisiplin tinggi
c. bekerja keras
d. tidak mengumbar kesenangan
3. Etos kerja korea selatan:
a. kerja keras
b. displin
c. berhemat
d. menabung
e. mengutamakan pendidikan
4. Etos kerja jepang:
a. bersikap benar dan bertanggung jawab
b. berani dan kesatria
c. murah hati dan mencintai
d. bersikap santun dan hormat
73
G. MANAJEMEN BAGI BUDAYA ORGANISASI
Tidak semua budaya organisasi harus dipertahankan, adakalanya organisasi harus diubah.
Tetapi, seorang manajer perlu memahami budaya organisasi mana yang harus di pertahankan dan
mana yang harus diubah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang begitu pesat,
misalnya, mendorongsetiap orang atausetiapperusahaanuntukmelakukanperubahaansecaracepat.
Jadi, para manajer harus tahu persis budaya organisasi seperti apa yang mestinya harus
dibangun dan dipertahankan. Oleh karena itu, kemampuan para manajer untuk memahami scenario
budaya dan lingkungan dimana perusahaan itu akan berinteraksi sangatlah dibutuhkan.
74
BAB XVI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN DALAM ORGANISASI
Menurut Nuruddin (1995) konsep tanggung jawab sosial meliputi tanggung jawab
pada akses keadilan persamaan kedudukan seperti mana dikenali dengan terma rahmatan
lilalamin (rahmat bagi semua orang). Hal demikian seiring dengan konsep hukum umum
tentang "Equality Before The Law" (persamaan hak di depan undang-undang).
Kementerian lingkungan hidup dalam menyampaikan " Pedoman CSR Bidang
Lingkungan" beberapa pengertian tanggung jawab sosial perusahaan sebagai berikut:
a. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) menyebutkan
bahwa CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk
bertindak etis dan memberikan konstribusi kepada pengembangan ekonomi pada
komunitas setempat atau masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf
hidup karyawan beserta seluruh keluarganya.
b. ISO 26000, menyebutkan bahwa karakteristik social responsibility adalah kemauan
sebuah organisasi untuk mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan dalam
pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan serta
aktivitas yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan.
Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan dalam kebijakan di Indonesia pun
ternyata belum mempunyai definisi yang sama. Pengertian tanggung jawab perusahaan pada
penjelasan pasal 15 huruf b Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (UUMP) disebutkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung
jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modaluntuk menciptakan hubungan
yang serasi dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Sedangkan pengertian tanggung jawab perusahaan dalam pasal 1 angka 3 Undang-undang
75
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) menegaskan bahwa tanggung
jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perusahaan perseroan mempunyai tujuan
untuk berperan ikut serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
76
B. KEUNTUNGAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Susanto (2007) mengemukakan juga bahwa dari sisi perusahaan terdapat 6 manfaat
yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR:
1. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas diterima
perusahaan. Perusahaan yang menjalankan CSR secara konsisten akan mendapat
dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dari aktivitas yang
dijalankan. CSR akan mengangkat citra perusahaan yang dalam rentang waktu yang
panjang akan meningkatkan reputasi perusahaan.
2. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan
dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Sebagai contoh adalah sebuah
perusahaan consumer goods yang beberapa waktu yang lalu dilanda isu adanya
kandungan bahan berbahaya dalam produknya. Namun karena perusahaan tersebut
dianggap konsisten dalam menjalankan CSR nya maka masyarakat menyikapinya
dengan tenang sehingga tidak mempengaruhi aktivitas dan kinerjanya.
3. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada
perusahaan yang memiliki reputasi baik, yang secara konsisten melakukan upaya-
upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat
dan lingkungan sekitarnya.
4. CSR yang dilakukan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat
hubungan antara perusahaan dengan stakeholdersnya. Pelaksanaan CSR secara
konsisten menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap pihak-
pihak yang berkonstribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang
mereka raih.
5. Meningkatnya penjualan. Konsumen akan lebih menyukai produk yang dihasilkan
oleh perusahaan yang secara konsisten menjalankan CSR nya sehingga memiliki
reputasi yang lebih baik.
6. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan perlakuan khusus lainnya.
CSR banyak memberi keuntungan yaitu:
1. Peningkatan profitabilitas bagi perusahaan dan kinerja finansial yang lebih baik.
2. Menurunkan resiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar, karrna
sesungguhnya substansi keberadaan csr adalah tanggung jawab sosial dalam rangka
memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri disuatu kawasan, dengan jalan
membangun kerja sama antar stakeholders yang difasilitasi perusahaan tersebut
dengan menyusun program pengembangan masyarakat sekitar atau dalam pengertian
77
kemampuan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas
dan stakeholders yang terkait.
3. Mampu meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat dipandang sebagai sosial
marketing bagi perusahaan tersebut yang juga merupakan bagian dari pembangunan
citra perusahaan.
78
Alasan mengenai mengapa perusahaan perlu memiliki tanggung jawab sosial
meyakini bahwa sebagai bagian dari anggota masyarakat sudah semestinyalah perusahaan
perlu memiliki tanggung jawab sosial. Namun, bagi mereka yang kontra berpandangan
bahwa sampai sebatas mana tanggung jawab sosial tersebut.
Mereka yang berpandangan bahwa perusahaan perlu memiliki tanggung jawab
sosial menganggap bahwa banyak persoalan di masyarakat muncul sebagai akibat dari
kegiatan perusahaan yang dijalankan. Sebagai contoh, limbah industri merupakan akibat dari
adanya industri yang beroperasi di suatu wilayah. Oleh karena limbah ini merupakan akibat
dari kegiatan industri, maka sudah semestinyalah industri tersebut menyelesaikan pula
persoalan limbah tersebut agar tidak merugikan masyarakat.
Perusahaan perlu memberikan tanggung jawab sosial sebagai konsekuensi logis
keberadaannya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung jawab sosial yang
harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur denhan lebih baik oleh pemerintah sehingga
porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun bersama-sama
dengan pemerintah dan masyarakat mewujudkan lingkungan ke arah yang lebih baik.
Salah satu contoh tanggung jawab sosial yang telah dipikul oleh perusahaan adalah
sebagaimana yang telah dilakukan oleh PT ism Bogasari yang bergerak di dalam bisnis
tepung. Di sisi lain, perusahaan ini juga telah memberikan bantuan berupa fasilitas sosial
kepada masyarakat sosial untuk dapat memanfaatkannya.
G. ETIKA MANAJERIAL
Etika adakah pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk,
benar dan salah (Griffinn). Etika manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan
organisasi yang memenuhi kriteria etika. Etika (ethics) adalah keyakinan pribadi seseorang
mengenai apakah suatu perilaku, tindakan atau keputusan adalah benar atau salah. Hal-hal
yang menentukan perilaku etis antara satu orang dengan orang lain berbeda-beda.
Menurut Nasution (2011) " Manusia modern membutuhkan pegangan moral dan
makna hidup". Walau etika dapat mempengaruhi pekerjaan manajerial dengan banyak cara,
ada 3 bidang dasar yang menjadi perhatian khusus dari etika manajerial:
1. Bagaimana perusahaan memperlakukan karyawan mereka.
Upah dan kondisi kerja merupakan bidang yang memungkinkan menimbulkan
kontroversi. Fakta bahwa manajer mrmbayar seorang karyawan lebih sedikit daripada yang
layak diterima karena manajer tahu bahwa karyawan tersebut tidak mungkin keluar atau
tidak mau mengambil resiko kehilangan pekerjaan jika protes, mungkin dianggap tidak
etis. Terakhir, setiap organisasi diwajibkan melindungi kebebasan pribadi karyawannya.
2. Bagaimana karyawan memperlakukan organisasi
Sejumlah persoalan etika juga berakar dari bagaimana karyawan memperlakukan
organisasi mereka. Konflik kepentingan muncul ketika suatu keputusan sihcara potensial
menguntungkan individu tetapi mungkin merugikan organisasi. Kejujuran juga masalah
81
yang sering muncul termasuk menggunakan telepon perusahaan untuk membuat panggilan
interlokal pribadi, mencuri perlengkapan kantor, dan menambahkan pengeluaran.
3. Bagaimana karyawan dan perusahaan memperlakukan agen ekonomi lain.
Agen-agen ekonomi yang berkepentingan: konsumen, kompetitor, pemegang
saham, pemasok, dealer dan serikat tenaga kerja. Perilaku antara organisasi dan agen-agen
tersebut yang rentan terhadap ambiguitas etika termasuk iklan, promosi, pengungkapan
financial, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan permohonan permintaan, penawaran
dan perundingan, dan hubungan bisnis lainnya.
4. Pembuatan keputusan etis
Didorong oleh sebagian peningkatan keprihatinan terhadap skandal etika dalam
bisnis dan sebagian lagi oleh peningkatan kesadaran perusahaan mengenai pentingnya
perilaku etis, banyak organisasi telah menekankan kembali perilaku etis pada diri
karyawan.
Prinsip lain dalam pembuatan keputusan etis meliputi:
a. Pendekatan manfaat
b. Pendekatan individualism
c. Pendekatan hak-hak moral
d. Pendekatan keadilan
1. Nilai Personal sebagai Standar Etika
Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang
mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang.
Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara
pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan
yang dilakukannya.
2. Beberapa Isu Seputar Etika
Kreitner (1992) memberikan uraian dari beberapa isu seputar etika di masa kini yang
sering kali dihadapi oleh perusahaan. Di antara beberapa isu tersebut adalah :
a. Penggunaan obat-obatan terlarang
b. Pencurian oleh para pekerja atau korupsi
c. Konflik kepentingan
d. Pengawasan kualitas
e. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
f. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
g. Penyalahgunaan penggunaan aset perusahaan
h. Pemecatan tenaga kerja
82
i. Polusi lingkungan
j. Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
k. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
l. Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang
kebijakan
m. Dan lain sebagainya
3. Mengukur Etika Manajemen
Nilai Personal dapat digunakan untuk mengukur etika. Lebih lanjut lagi Griffin (2000)
mengenalkan sebuah model untuk menilai etika. Model penilaian etika tersebut memberikan
panduan apakah sesuatu tindakan atau kegiatan memenuhi kriteria atau tidak dapat dinilai
dari 4 kriteria etika, yaitu dari sisi manfaat, pemenuhan hak-hak, prinsip keadilan, dari sifat
pemeliharaan.Sebagai contoh, sebuah tindakan manajer dalam pemberian insentif kepada
pegawai yang berprestasi. Tindakan ini bisa dikatakan tindakan yang etis atau memenuhi
kriteria etika. Dari sisi manfaat, jelas semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi
yang dilakukan pegawai. Perusahaan memperoleh manfaat dari hasil kerja keras pegawainya
yang berprestasi, demikian juga bagi karyawannya.
4. Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Hubungan antara tasawuf, syariat dan bisnis melahirkankan etika manajemen usaha
dalam islam. Etika usaha terlihat dalam praktik bisnis, seperti investasi produksi, distribusi,
promosi, konsumsi, dan hubungan karyawan dengan perusahaan. Penerapan etika bisnis
islam juga terlihat pada penanganan krisis ekonomi, hubungan bisnis internasional, dan
krisis lingkungan hidup.
Menurut Tarigan (2012) mendefenisikan kegiatan produksi sebagai etika manajemen
usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga
moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana yang digariskan dalam
agama islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
83
BAB XVII
84
2. Kemampuan Konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan
dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing kedalam bidang operasional
perusahaan secara menyeluruh.
3. Kemampuan Hubungan Interpersonal.
E. PENGEMBANGAN KARIR
1. Pengertian Pengembangan Karir
Seorang individu yang pertama kali menerima tawaran pekerjaan akan memiliki
pengetahuan yang berbeda tentang pekerjaan jika dibandingkan dengan individu yang telah
lama bekerja. Mereka yang telah lama bekerja akan berpandangan lebih luas dan bermakna.
Anggapan tentang kerja tersebut berubah. Kerja tidak saja dianggap sebagai sumber
penghasilan, tetapo juga sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginan-keinginan lain,
seperti penghargaan dari orang lain, persaingan terhadap kekuasaan serta jabatan yamg lebih
tinggi dan lain-lain.
Pengembangan biasnya berhubungan dengan peningkatan kampuan intelektual atau
emosional yang diperlukanuntuk menunaikan pekerjaan yang lebih baik. Biasanya dalam
sebuah organisasi seseorang akan mengalami tingkat kesuksesan dimana seseorang
karyawan tersebut memiliki peluang untuk mendapatkan karir yang diinginkan.
Maka disini dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir seseorang di dorong oleh
keinginan yang kuat dapat menempati kedudukan yang lebih tinggi dalam suatu organisasi
yang didukung dengan kemampuan individu dan tingkat emosional yang dimilikinya diatas
rata-rata karyawan lainnya.
2. Tujuan Pengembangan Karir
Tujuan dari seluruh program pengembangan karir adalah untul menyesuaikan antara
kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di perusahaan saat
ini dan dimasa mendatang. Karena itu, usaha pembentukan pengembangan karir yang
dirancang secara baik akan dapat membantu karyawan dalam menentukan kebutuhan karir
mereka sendiri, dan menyesuaikan antar kebutuhan karyawan dengan tujuan perusahaan.
Walaupun perencanaan karir penting dalam fase sebuah karir, namun terdapat 3 poin dalam
perjalanan karir yang krusial. (1) pada saat karyawan mulai dikontrak. Pengalaman kerja
diawal-awal pekerkaan memiliki pengaruh pentimg dalam pembentukan karir. (2)
87
pertengahan karir, yaitu kondisi dimana karyawan sudah mulai menghadapi tekanan dan
tanggung jawab pekerjaan yang berbeda pada saat yang bersangkutan mulai dikontrak.
Namun, pada pertengahan karir ini, karyawan berada pada posisi dimana kemandekan karir
menjadi perhatian yang serius. (3) masa prapensiun, pekerja menghadapi ketidakpastian
akibat kondisi ekonomi, sosial, dan hubungan antarpersonal.
3. Pengembangan Karir Individu
Beberapa hal yang berkaitan dengan perkembangan karir individu seorang karyawan
adalah :
a. Prestasi Kerja
Prestasi kerja merupakan faktor yang paling penting untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier seorang karyawan. Ketika kinerjanya dibawah standar, dengan
mengabaikan upaya-upaya pemgembangan karir lain, bahkan tujuan karir sederhana
sekalipun biasanya tidak dapat dicapai. Kemajuan karir umumnya terletak pada kinerja dan
prestasi.
b. Eksposur
Kemajuan karir juga dapat dikembangkan melalui eksposur. Eksposur menjadi
paham dan diharapkan dapat dipertahankan setinggi mungkin. Mengetahui apa yang
diharapkan dari promosi, pemindahan ataupun kesempatan karir lainnya dengan melakukan
kegiatan yang kondusif.
c. Jaringan kerja
Jaringan kerja berarti problem eksposur diluar perusahaan. Kontak pribadi dan
profesional, utamanya melalui asosiasi profesi akan memberikan kontak kepada seseorang
yang bisa lebih baik.
d. Pengunduran diri
Apabila perusahaan tempat seorang karyawan bekerja tidak memberikan kesempatan
berkarier yang banyak dan ternyata diluar perusahaan terbuka kesempatan yang cukup besar
untuk berkarier, untuk memenuhi tujuan kariernya karyawan tersebut akan mengundurkan
diri.
e. Kesetiaan Pada Organisasi
Pada sejumlah perusahaan, orang menempatkan loyalitas pada karier diatas loyalitas
peusahaan. Level loyalitas perusahaan rendah merupakan hal yang umum terjadi di kalangan
lulusan perguruan tinggi terkini (yang ekspektasi tingginya seringkali menyebabkan
kekecewaan pada perusahaan) dan para profesional (yang loyalitas pertamanya seringkali
mengarah pada profesi).
f. Pembimbing dan Sponsor
88
Banyak karyawan yang segera mempelajari bahwa mentor bisa membantu
pengembangan karier mereka. Pembimbing adalah orang yang memberikan nasihat atau
saran kepada karyawan didalam upaya mengembangkan karier nya.
g. Bawahan yang Mempunyai Peranan Kunci
Manajer-manajer yang berhasil bersandarkan pada bawahan-bawahan yang
membantu kinerja mereka. Bawahan bisa mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
sangat khusus sehingga manajer bisa belajar darinya, atau bawahan bisa melaksanakan
peranan kunci dalam membantu manajer dalam menjalankan tugas-tugasnya.
h. Peluang untuk Tumbuh
Karyawan hendak diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya, misalnya
melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan jenjang pendidikannya.
i. Pengalaman Internasional
Untuk orang-orang yang mendekati posisis operasional atau staf senior, maka
pengalaman internasional menjadi peluang pertumbuhan yang prnting. Boleh jadi,
pengalaman internasional menjadi salah satu prasyarat menduduki beber posisi di
perusahaan tersebut.
4. Penyusunan Program Pengembangan Karier
Terlaksananya program dari pengelolaan sebuah organisasi, perusahaan, dll ditandai
dengan adanya program pengembangan karier yang lebih profesional terkait ini merupakan
salah satu dari cara yang bagi kemajuan perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung, dan bertahap di dalam pelaksanaannya.
Dalam kaitan ini, Edwin B.Flippo yang dikutip oleh Bambang Wahyudi (2002:163),
menyebutkan adanya 3 unsur yang harus diperhatikan dalam langkah penyusunan program
pengembangan karier yaitu:
a. Menaksir Kebutuhan Karier
Karier bagi seseorang merupakan suatu unsur yang sangat penting dan bersifat
sangat pribadi dalam kehidupannya. Setiap orang harus mempunyai kesempatan dan
memiliki kemampuan untuk merencanakan pengembangan dirinya.
b. Kesempatan Karier
Setelah tenaga kerja didorong untuk menentukan kebutuhan karirnya, maka sudah
sewajarnya apabila diikuti dengan tanggung jawab untuk menggambarkan kesempatan
karier yang ada didalam organisasi yang bersangkutan.
c. Penyesuaian Kebutuhan dan Kesempatan Karier
Apabila kedua unsur diatas yang tersedia telah diterapkan, maka yang harus
diterapkan adalah mengadakan penyesuaian diantara kedua kepentingan tersebut. Dalam
89
pelaksanaannya, penyesuaian tersebut dapat dilakukandengan program mutasi tenaga kerja
atau program pelatihan dan pembangunan tenaga kerja.
Dengan memperhatikan ketiga unsur dasar dalam langkah penyusunan rencana
pengembangan karier, kemudian disusin satu rencana jenjang karir yang meliputi beberapa
aspek, seperti sasaram, strategi mencari sasaran, evaluasi perkembangan pelaksanaan, dan
tindakan koreksi yang perlu dilakukan.
90
5. Checklists, adalah metode penilaian yang bukan sebagai penilai karyawan tetapi hanya
sekedar melaporkan tingkah laku karyawan.
Penilaian kinerja karyawan merupakan kesempatan periodik untuk melakukan
komunikasi antara orang yang menugaskan pekerjaan dengan orang yang mengerjakannya
untuk mendiskusikan apa yang saling mereka harapkan dan seberapa jauh harapan ini
dipenuhi.
KPI (Key performance indicators) untuk bidang SDM, marketing, finance, dan IT.
91
Ada beberapa jenis KPI. Diantaranya adalah indikator input, indikagor output, dan
indikator outcome. Indikator input meliputi sumber daya manusia, sarana prasarana, dana,
kebijakan, informasi,dll. Sedangkan indikator proses berupa monotoring pekerjaan yang
sedang dilakukan. Adapun indikator output meliputi ukuran hasil yang telah dicapai, yakni
mencakup pengetahuan dan perubahan perilaku akibat proses yang terjadi.
Oleh karena itu indikator output dikenal juga sebagai indikator efek. Yang terakhir
adalah indikator outcome, yakni indikator yang digunakan untuk mengetahui efek penerapan
suatu kebijakan.
93
Dengan mengidentifikasikan tingkat kinerja yang diinginkan, mengukur dan menilai
kinerja karyawan, menghimpun umpan balik kinerja karyawan, mendorong pencapaian
kinerja tertinggi, menyediakan bantuan yang dibutuhkan, dan menyediakan penghargaan
dan sanksi berdasarkan hasil evaluasi kerja. Yang harus dilakukan manajemen kinerja
adalah mengembangkan sanksi disiplin, meningkatkan produktivitas,
mempromosikan/menaikkan pangkat atau memberhentikan, kenaikan upah/insentif lainnya
dan lain-lain. Semua ini dilakukan untuk hasil tujuan bisnis tercapai atau tidak.
94