Anda di halaman 1dari 11

POLA DASAR MANAJEMEN BANK SYARIAH

Dengan menyebut nama Alllah swt. yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang, kita panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telahmelimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita,
sehingga penyusundapat menyelesaikan makalah tentang “Pola dasar manajemen bank syariah”.

Makalah ilmiah ini disusun dengan maksimal dan bersumber dari beberapareferensi sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semuaitu.Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik segi susunankalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penyusunmenerima segala saran dan kritik agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah tentang “Pola dasar manajemenbank syariah” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
A. Latar Belakang

Bank syariah adalah lembaga bank yang dikelola dengan dasar-dasar syariah.Dengan kata lain,
pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada nilai, prinsip dankonsep syariah. Sehubungan dengan
hal tersebut pada makalah ini ditulis untukmenggambarkan aspek-aspek penting dalam manajemen
bank syariah. Mulai daripenertian manajemen dalam islam,dasar-dasar manajemen yang meliputi
keadilan,amanah dan pertanggungjawaban serta komuniatif. Tujuan manajemen Sertaimplikasi
pengelolaan bank syariah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian manajemen syariah?

2. Apa saja Dasar-dasar manajemen syariah?

3. Bagaimana Prinsip Manajemen syariah?

4. Apa Tujuan manajemen syariah?

5. Apa Unsur manajemen syariah dan implikasinya di bank syariah?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Apa Pengertian manajemen syariah.

2. Untuk mengetahui Apa saja Dasar-dasar manajemen syariah

3. Untuk mengetahui Bagaimana Prinsip Manajemen syariah.

4. Untuk Mengetahui Apa Tujuan manajemen syariah.

5. Untuk mengetahui Apa Unsur manajemen syariah dan implikasinya di bank syariah.
BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Manajemen Syariah

Manajemen dalam bahasa arab disebut dengan idarah. Idarah diambil dariperkataan adartasy-syai’a’
atau perkataan ‘adarta bihi’ juga dapat didasarkan pada kata ad-dhauran. Secara istilah,sebagian
pengamat mengartikannya sebagai alat untuk merealisasikan tujuan umum. Oleh karena itu, mereka
mengatakan bahwa idarah (manajemen) itu adalah suatu aktivitas khusus menyangkut
kepemimpinan,pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap
pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur pokok dalam suatu proyek.Tujuannya adalah
agar hasil-hasil yang ditargetkan dapat tercapai dengan cara yangefektif dan efesien.

Manajemen Islam datang karena tuntutan dari kesempurnaan Islam itu sendiri.Islam harus diikuti secara
sempurnan (kaffah) dan komprehensif. Islam menuntut kaum muslimin untuk mengaktualisasikan
keislamannya dalam aspek kehidupan.Dalam kehidupan manajemen mereka memiliki sistem
manajemen tersendiri, di mana garis-garis besarnya telah digambarkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Ini
semua adalah rambu-rambu dalam bidang manajemen yang harus ditaati oleh setiap muslim.Karena itu
munculnya manajemen Islam lebih merupakan realisasi dari Islam itusendiri yang universal.

Secara harfiah, manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage, yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan dan mengelola. Menurut kamus besar bahasa Indonesia manajemen berarti proses
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran

Manajemen syariah adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan, jika setiap
orang perilaku yang terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan
perilakunya akan terkendali.Aturan-aturan itu tertuang dalam Al-Quran, hadis dan beberapa contoh
yang dilakukan oleh para sahabat.Hal yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan
Islam adalah harus memiliki sifat ri‟ayah (jiwa kepemimpinan). Jiwa kepemimpinan menurut pandangan
Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Watak dasar ini merupakan bagian penting
dari manusia sebagai khalifah

Hakikat manajemen yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah merenungkan atau memandang ke depan
suatu urusan (persoalan), agar persoalan itu terpuji dan baik akibatnya. Hakikat manajemen yang
terkandung dalam Al-Qur’an ini, dengan demikian erat kaitannya dengan pencapaian tujuan,
pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajerial itu sendiri. Karena pada dasarnya terbangunnya
konsep manajemen disandarkan kepada ketiga dasar pemikiran tersebut (pencapaian
tujuan,pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajemen).

B. Dasar-dasar Manajemen Syariah


Islam mengajarkan segala sesuatu secara tepat, terarah, jelas dan tuntas. Hal ini merupakan prinsip
utama dalam Islam.Hakikat manajemen yang terkandung dalamAl-Qur’an yakni merenungkan atau
memandang ke depan suatu urusan (persoalan),agar perkara itu terpuji dan baik akibatnya, maka hal ini,
menderivasikan adanya prinsip-prinsip manajemen yang meliputi: pertama, keadilan. Kedua, amanah
dan pertanggung jawaban. Ketiga, komuniatif.

1. Keadilan

Kata kunci yang digunakan Al.Qur’an dalam menjelaskan konsep keadilan adalah ‘adl dan qist. ‘Adl
mengandung pengertian sawiyyat, dan juga mengandung makna pemerataan dan kesamaan. Qist
mengandung makna disribusi, angsuran, jarak yang merata. Taqassata salah satu kata derivasinya juga
bermakna distribusi yang merata bagi masyarakat, dan qistas kata turunan lainnya, berarti
keseimbangan berat,sehingga kedua kata di dalam Al-Qur’an yang digunakan untuk menyatakan
keadilan yakni ‘adl dan qist’mengandung makna distribusi yang merata, termasuk distribusi materi.
Keadilan yang terkandung dalam Al-Qur’an, juga bermakna menempatkan sesuatu pada proporsinya.

2. Amanah dan Pertangung jawaban

Dalam hal amanah dan pertanggung jawaban, Islam menggariskan dalam firman-Nya, yang artinya:”Dan
sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang kamukerjakan”. Ibn Katsir mengemukakan bahwa
ayat ini menyatakan sifat-sifat UtusanTuhan, yaitu: menyampaikan seruan Tuhan, member nasihat dan
kepercayaan.Al-Maraghi mengklasifikasikan amanat terbagi atas:

a). Tanggung jawab manusia kepada sesamanya

b). Tanggung jawab manusia kepada Tuhan

c). Tanggung jawabmanusia kepada dirinya sendiri.

Prinsip tersebut bermakna bahwa setiap pribadi yang mempunyai kedudukan fungsional dalam interaksi
antar manusia dituntut agar melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Apabila ada kelalaian
terhadap kewajiban tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi dirinya sendiri.

3.komunikasi

Dalam manajemen,komunikasi menjadi faktor penting dalam melakukan transformasi kebijakan atau
keputusan dalam rangka pelaksanaan manajerial itu sendiri menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.
Begitu pentingnya komunikasi dalam manajemen,sehingga menuntut komunikasi tersebut disampaikan
dengan tepat.Ketepatan penyampaian komunikasi ini, selanjutnya disebut sebagai komunikatif.

C. Prinsip Manajemen Syariah


Manajemen yang baik harus memenuhi syarat-syarat yang tidak boleh ditinggalkan demi mencapai hasil
tugas yang baik. Oleh karena itu, para pengusaha wajib mempelajari ilmu manajemen.Apabila bila
prinsip atau teknik manajemen itu terdapat atau diisyaratkan dalam Al-Qur’an atau hadis.

Beberapa Prinsip atau kaidah dan teknik manajemen yang ada relevasinyadengan Al-Qur’an atau hadis
antara lain sebagai berikut:

1. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Setiap muslim wajib melakukan perbuatan yang ma’ruf yaitu perbuatan yang baik dan terpuji seperti
perbuatan tolong menlong (taawun), menegakkan keadilan di-antara manusia meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, mempertinggi efisiensi, danlain-lain. Sedangkan perbuatan mungkar
(keji),seperti korupsi, suap,pemborosan,dansebagainya harus dijauhi dan bahkan harus diberantas.
Menyeru kepada kebajikan(amar ma’ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi mungkar) adalah wajib.
Untuk melaksanakan prinsip tersebut, ilmu manajemen harus dipelajari dan dilaksanakansecara sehat,
baik secara bijak maupun secara ilmiah.

2. Kewajiban Menegakkan Kebenaran

Manajemen sebagai suatu metode pengelolaan yang baik dan benar,untuk menghindari kesalahan dan
kekeliruan dan menegakkan kebenaran. Menegakkan kebenaran adalah metode Allah yang harus ditaati
oleh manusia. manajemen yang disusun oleh manusia untuk menegakkan kebenaran itu menjadi wajib.

3. Kewajiban Menegakkan Keadilan

Hukum syariah mewajibkan kita menegakkan keadilan, kapan dan di manapun.Semua perbuatan harus
dilakukan dengan adil. Adil dalam menimbang, adil dalambertindak, dan adil dalam menghukum. Adil itu
harus dilakukan di manapun dandalam keadaan apa pun, baik di waktu senang maupun di waktu susah.
Tiap muslim harus adil kepada dirinya sendiri dan adil pula terhadap orang lain.

4. Kewajiban Menyampaikan Amanah

Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kepada setiap muslim untuk menunaikan amanah. Allah
memerintahkan agar selalu menunaikan amanat dengan segala bentuknya, baik amanat perorangan,
seperti dalam jual-beli, hukum perjanjian termaksuk dalam hukum kitab al buyu’ (hukum dagang)
maupun amanat perusahaan,amanat rakyat dan negara, seperti yang dipikul oleh pejabat pemerintah
ataupunamanat Allah dan umat.

Seorang manajer perusahaan adalah pemegang amanat dari pemegang sahamnya,yang wajib mengelola
perusahaan dengan baik, sehingga menguntungkan pemegangsaham dan memuaskan konsumennya.

Dengan demikian, jelaslah bahwa hak dan kewajiban seseorang dalam manajemen secara tegas diatur di
dalam hukum syariah. Dengan demikian pulap rinsip-prinsip manajemen yang terdapat di dalam Al-
Qur’an dan hadis, yang selalu segar,tidak menemui kejanggalan, sehingga sewajar nyalah diterapkan
dalam praktik.
D. Tujuan Manajemen Syariah

Manajemen harus memahami arah organisasi yang diinginkan sebelum memulai melangkah menuju
arah tersebut. Perencanaan strategi harus dapat menentukan arah organisasi dengan merumuskan
tujuan yang dapat mendorong kemampuan organisasi menuju kearah yang sukses dalam lingkungan kini
yang diramalkan untuk masa yangakan datang.

Tujuan adalah target-target atau hasil-hasil yang lebih spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi dalam
kesatuan waktu tertentu. Secara umum tujuan biasanya dikategorikan dalam dua jenis, yaitu tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang.Tujuan jangka pendek adalah sasaran usaha yang diupayakan
oleh organisasi untuk dicapai biasanya dalam kurun waktu satu atau dua tahun. Sedangkan tujuan
jangkapanjang adalah sasaran usaha yang diupayakan oleh organisasi untuk dicapai dalamkurun waktu
tiga sampai lima tahun.

Semua organisasi, baik yang berbentuk badan usaha swasta, badan yang bersifat publik ataupun
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan tentu mempunyai suatu tujuan sendiri-sendiri yang merupakan
motivasi dari pendiriannya. Manajemen didalam suatu badan usaha, baik industri, niaga dan jasa, tidak
terkecuali jasa perbankan, didorong oleh motif mendapatkan keuntungan yang besar. Manajemen
haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap pengusaha dan manajer
dimanapun mereka berada, baik dalam organisasi bisnis,pelayanan publik, maupun organisasi sosial
kemasyarakatan. Perbedaannya hanyalah pada falsafah hidup yang dianut oleh masing-masing pendiri
atau manajer badan usaha tersebut.

Tujuan Manajemen syariah yaitu:

1. Memberikan pondasi yang untuk membangun integritas moral yang kokoh.

2. Pengembangan etos kerja yang berorientasi pada kemajuan dan keunggulan kinerja.

3. Menerapkan syariah islam dalam beribadah, muamalah dan hukum

4. Memakmurkan bumi yang telah diwajibkan Allah kepada hambaNya yang menuntut pencurahan
upaya materi dan intelektual untuk pemanfaatan daratan dan lautan

5. Menegakkan kekhilafahan di muka bumi yang merefleksikan penegakan hukum pemerintah dan
mengatur hubungan di antara anggota masyarakat.

6. Membentuk masyarakat dan Negara yang adil dan sejahtera, masyarakat yang memiliki ruh untuk
beribadah kepada Allah dengan benar.

E. Unsur manajemen syariah dan implikasinya di bank syariah


Manajemen sebagai suatu sistem di dalamnya terdapat unsur-unsur saling terkait antara satu dengan
yang lain dalam rangka mencapai sasaran. Unsur satu dengan yanglain tidak bisa dipisahkan. Hal inilah
sebagai suatu konsep keutuhan. Islammemberikan dorongan kepada umatnya untuk melihat sesuatu
secara utuh (kaafah).Terkait dengan manajemen sebagai sesuatu sistem, maka di dalamnya terdapat
unsur-unsur, yaitu: Perencanaan, Pengorganisasian, dan pengawasan.

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan merupakan bagian dari sunatullah. Konsep manajemen Islam menjelaskan bahwa setiap
manusia (bukan hanya organisasi) untuk selalu melakukan perencanaan terhadap semua kegiatan yang
akan dilakukan di masa depan agar mendapat hasil yang optimal. Semua kegiatan perencanaan pada
dasarnya melalui empat tahap berikut ini :

1) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

2) Merumuskan keadaan saat ini

3) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan

4) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapai tujuan.

b. Organizing (pengorganisasian)

Organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian-bagian yang
diintegrasikan.

George R. Terry mengatakan bahwa pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-


hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien
dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi Dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu
dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu Pengorganisasian juga
merupakan :

1) Penentuan sumber daya- sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisasi.

2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa
hal-hal tersebut ke arah tujuan.Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan pengaturan sumber daya
manusia yang tersedia dalam organisasi untuk menjalankan rencana yang telah di tetapkan serta
menggapai tujuan organisasi. Organizing mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan penting
dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

c. Actuating (Pelaksanaan dan Pengarahan)

(Actuating) yaitu melakukan penggerakan dan memberikan motivasi pada bawahan untuk melakukan
tugas- tugasnya. Penggerakan adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para
pekerja melakukan tugas dan kewajibannya, para pekerja sesuai dengan keahlian dan proporsinya
segera melaksanakan rencana dalam aktivitas yang konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan.

George R. Terry mengatakan bahwa penggerakan adalah usaha menggerakkan anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan
sasaran anggota-anggotanya tersebut, oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran
tersebut.Jadi penggerakan (actuating) dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk mencapai sasaran
yang sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha organisasi, dalam hal ini sebagai upaya menggerakan
orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran bersama-sama untuk
mencapai tujuan dikehendaki secara efektif.

d. Controling ( pengawasan)

Pengawasan adalah suatu kegiatan untuk mencocokan apakah kegiatan operasional (Actuating),
dilapangan sesuai dengan (Rencana), yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan (Goal) dari
organisasi itu tersendiri

Controlling dimaksudkan untuk melaksanakan penilaian dan koreksi terhadap proses pekerjaan yang
sedang berlangsung.Semua fungsi manajemen tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien tanpa
adanya fungsi pengawasan (Controlling). Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur,
yaitu :

1) Penetapan standar pelaksanaan tujuan organisasi.

2) Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan tujuan organisasi.

3) Pengukuran pelaksanaan tujuan organisasi yang nyata dan membandingkannya dengan standar yang
telah ditetapkan.

4) Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar yang
berlaku.

A. KESIMPULAN
Pola dasar manajemen bank syariah, Hakikat manajemen yang terkandung dalamAl-Qur’an ini, dengan
demikian erat kaitannya dengan pencapaian tujuan,pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajerial
itu sendiri. Karena pada dasarnya terbangunnya konsep manajemen disandarkan kepada ketiga dasar
pemikiran tersebut(pencapaian tujuan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan manajemen). Implikasi
penerapan paradigma manajemen islami akan menciptakan peradaban (manajemen) bisnis dengan
wawasan humanis,emansipatoris,transcendental dan teologika.

Hakikat manajemen yang terkandung dalam Al-Qur’an yakni merenungkan atau memandang ke depan
suatu urusan (persoalan), agar perkara itu terpuji dan baik akibatnya, maka hal ini, menderivasikan
adanya prinsip-prinsip manajemen yang meliputi: pertama, keadilan. Kedua, amanah dan
pertanggungjawaban. Ketiga,komuniatif.

Manajemen haruslah diselenggarakan dengan efisien. Sikap ini harus dimilikioleh setiap pengusaha dan
manajer dimanapun mereka berada, baik dalam organisasi bisnis, pelayanan publik, maupun organisasi
sosial kemasyarakatan. Manajemen sebagai suatu sistem di dalamnya terdapat unsur-unsur saling
terkait antara satudengan yang lain dalam rangka mencapai sasaran. Unsur satu dengan yang lain
tidakbisa dipisahkan. Hal inilah sebagai suatu konsep keutuhan. Islam memberikan dorongan kepada
umatnya untuk melihat sesuatu secara utuh (kaafah). Terkait denganmanajemen sebagai sesuatu
sistem, maka di dalamnya terdapat unsur-unsur, yaitu:Perencanaan, Pengorganisasian, dan
pengawasan.

B. SARAN

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagipenulis. Dalam hal ini
penulis membuka kesempatan bagi para pembaca untuk dapatmemberikan kritikan dan sarannya yang
dapat membangun demi kesempurnaanmakalah ini, karena penulis sadar bahwanya masih banyak
terdapat kekurangandalam makalah.

DAFTAR PUSTAKA
Ismail Nawawi,”Manajemen Syariah”.Sebuah Pemikiran,Wacana dan Realita. Vol.13 No.2, Desember
2010

Muhamad, Manajemen Dan Bank Syariah (Jakarta:Rajawali Pers,2015)

https://kumpulan-makalah-ekonomi-syariah.blogspot.com/2017/06/makalah- manajemen-bank-
syariah.html

http://pencariantugas.blogspot.com/2016/01/tujuan-dan-fungsi-manajemen- syariah.html?m=1

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7708/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai