Anda di halaman 1dari 3

Dalam Paradigma Pertumbuhan, Teori Harrod-Domar menganalisis persyaratan yang

dibutuhkan oleh suatu negara agar perekonomiannya dapat tumbuh dan berkembang dalam
jangka panjang secara mantap. Model pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dibangun
berdasarkan pengalaman-pengalaman dari negara maju. Harrod-Domar memberikan peran
penting pembentukan investasi terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Investasi
dianggap faktor penting karena memiliki dua peran dalam mempengaruhi perekonomian.

Pertama, investasi berperan sebagai faktor yang dapat menciptakan pendapatan, artinya
investasi mempengaruhi sisi permintaan. Kedua, investasi dapat memperbesar kapasitas produksi
perekonomian dengan meningkatkan stok modal, artinya investasi akan mempengaruhi dari sisi
penawaran. Dalam perspektif waktu yang lebih panjang, pengeluaran investasi tidak hanya
mampu mempengaruhi permintaan agregatif, namun juga mampu mempengaruhi penawaran
agregatif, melalui perubahan kapasitas produksi.

 Selain itu, dalam teori pertumbuhan Rostow, pertumbuhan ekonomi dibagi kedalam lima
tahap yakni tahap tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, tahap menuju
kedewasaan, dan masa konsumsi tinggi. Pada tiap-tiap tahapan memiliki karakteristik masing –
masing. Perubahan dari tahap tradisional ke arah industri modern sebagai syarat pembangunan
dan kemajuan ekonomi suaru negara.

Sedangkan dalam paradigma ekonomi, Dudley Seers mengatakan “Dengan singkat,


pembangunan ekonomi didefinisikan kembali di dalam pengertian pemberantasan atau
penurunan kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran, di dalam konteks pertumbuhan
ekonomi.”

Dengan demikian, Seers menyebutkan bahwa tolok ukur pembangunan harus


didisagregasikan menjadi tiga pertanyaan pokok :

1. Seberapa jauh pembangunan menurunkan tingkat kemiskinan

2. Seberapa jauh pembangunan menurunkan ketimpangan

3. Seberapa jauh pembangunan mengurangi pengangguran


Selain itu dalam teori tirai kemiskinan oleh Mahbub Ulhaq, menyatakan pada tahun
1960-an negara-negara berkembang mengambil keputusan penting yaitu demonstration effect,
fusion effect, dan compression effect. Namun terdapat beberapa permasalahan seperti adanya
upaya mengejar ketertinggalan dari negara maju merupakan Cacthing up Fallacy karena:

1. perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi antara negara maju dengan miskin, dan
perbedaan dalam besaran (magnitude) GNP menyebabkan sulit mengejar
ketertinggalan
2. Pertumbuhan ekonomi yg tinggi tdk diserta dgn pemberantasan kemiskinan melalui
trickle-down effect. hal ini sangat tergantung pada struktur pertumbuhan itu sendiri.
3. Oleh karena negara berkembang memiliki sistem distribusi yg jelek, dan karena
institusi yg menciptakan pertumbuhan tdk netral, akan ttp cenderung mengacu pada
kepentingan golongan atas, maka distribusi pendapatan cenderung tdk merata.

Oleh karena itu Mahbub Ulhaq berpandangan bahwa

1. Pertumbuhan GNP sering tidak sampai ke bawah, yg dibutuhkan adalah serangan


langsung kemiskinan
(Pasar bukan alat yang tepat dan diandalkan untuk menentukan pembagian sumber
pendapatan. Mekanisme pasar sering menjadi timpang akibat pembagian kekayaan &
pendapatan sehingga perlu adanya perubahan lembaga)
2. Gaya pembangunan harus demikian rupa sehingga bukan manusia yang dikerahkan
ke sekitar pembangunan, namun pembangunan yang dikerahkan di sekitar manusia.
3. Perubahan lembaga lebih penting daripada harga untuk susun siasat pembangunan
melalui perubahan struktur hak milik tanah, industri bidang jasa, yang semuanya
harus menjangkau masyarakat miskin.
4. Siasat baru pembangunan yaitu berpijak pada tujuan memuaskan kebutuhan pokok
manusia dan bukan pada pemerintahan pasar.
5. Kebijakan pembagian lapangan kerja harus dijadikan bagian yang tidak terpisahkan
dari setiap rencana produksi karena tidak mungkin memproduksi lalu baru kemudian
membagi
6. Menaikkan produktivitas kaum miskin dengan cara mengarahkan penanaman modal
ke sektor-sektor miskin,
7. Hubungan kekuasaan politik dan ekonomi harus dirombak dan disusun kembali agar
pembangunan dapat tersebar di masyarakat. Maka pola investasi dirubah dengan lebih
terdistribusikan kepada masyarakat.

Jadi, perbedaan antara Paradigma Pertumbuhan (Harord Domar; WW. Rostow)


dengan Paradigma Ekonomi (Dudley Seer dan Mahbul Ul Haq) adalah

Menurut paradigma Ekonomi, pembangunan tidak melihat dari pertumbuhan ekonomi, investasi,
dan peningkatan GNP. Tetapi pembangunan harus memperhatikan aspek lain yaitu masyarakat
itu sendiri dan harus memperhatikan bahwa pembangunan dapat menghapuskan atau
menurunkan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan keterbelakangan. Karena jika dilihat dari
sisi Paradigma Pertumbuhan, investasi dan peningkatan GNP tidak memperhatikan masyarakat
miskin yang mengakibatkan hanya memberi keuntungan kepada masyarakat golongan atas/kaya.

Compression

Indonesia ingin menjadi negara maju melalui pembangunan infrastruktur dalam waktu yang
cepat. Namun sebagai negara berkembang yang masih bergantung kepada negara lain, Indonesia
harus meminjam uang kepada negara lain untuk melakukan pembangunan infrastruktur tersebut.
Padahal, uang tersebut dapat digunakan dalam pembangunan non-fisik seperti pembangunan
sumber daya manusia.

Anda mungkin juga menyukai