Secara umum, arti pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk menaikkan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dangan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
disertai dangan parubahan mendasar dalam struktur ekonomi suatu nagara dan pemerataan
pandapatan bagi panduduk suatu negara Adapun pangertian pambangunan ekonomi menurut
para ahli sebagai berikut.
Pembangunan ekonomi adalah sualu proses dengan proses pendapatan nasional riil
suatu perekonomian bertambah selama satu periode waktu yang panjang.
Pambangunan ekonomi adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup bangsa yang
sering diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan rill perkapita.
Dari uraian di atas, pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat pooling, sebagai benkut.
c Upaya peningkatan pendapatan per kapita tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang
panjang. Artinya, suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan per kapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti
bahwa pendapatan per kapita harus mengalam: kenaikan terus menerus
EKONOMI PEMBANGUNAN
Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-
negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut supaya negara-negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih
cepat lagi.
PEMBANGUNAN EKONOMI
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup
masyarakatnya, atau
Suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka
panjang
Pasca PD II, banyak negara memperoleh kemerdekaan (al : India, Pakistan, Phillipina, Korea
& Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan oleh
:
1. Negara jajahan yang memperoleh kemerdekaan
2. Berkembangnya cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di
bidang ekonomi.
3. Adanya keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam
mempercepat pembangunan ekonomi.
KARAKTERISTIK NEGARA BERKEMBANG
Negara Berkembang
Suatu negara akan dikatakan sebagai negara berkembang apabila memiliki beberapa
karakteristik dari negara berkembang itu sendiri. beberapa karateristik dari negara
berkembang antara lain sebagai berikut:
Hal yang sangat berbeda yang kita temukan di antara negara maju dan negara berkembang
terletak pada beberapa hal, dan salah satunya pada tingkat pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk memang menjadi salah satu ciri yang menunjukkan suatu negara
apakah tergolong dalam negara berkembag ataukah negara maju. Di negara maju, kita akan
menemukan tingkat pertumbuhan penduduk yang rendah, bahkan sangat rendah. Hal ini
dipengaruhi dan didukung oleh berbagai macam hal, seperti gaya hidup yang serba modern
hingga sifat hedonis dan individualistis yang tinggi. namun hal- hal tersebut tidak akan kita
temukan di negara berkembang. negara berkembang memiliki sebagian penduduk yang masih
mengenyam pendidikan rendah. Selain itu masyarakat negara berkembang masih sangat
kental dengan adat istiadat serta kebudayaan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan ikatan
yang kuat diantara sesama anggota keluarga. Dengan demikian mempunyai keturunan yang
banyak menjadi suatu anugerah tersendiri.
Dengan perbedaan tingkat pendidikan dan kebudayaan serta pola pikir yang masih
tradisional, maka menjadikan tingkat pertumbuhan di negara berkembang cenderung tinggi.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan banyak permasalahan timbul,
terutama di masa depan. Beberapa permasalahan yang dapat timbul yang diakibatkan oleh hal
ini adalah mahalnya biaya pendidikan, sulitnya tanah untuk membangun rumah, dan lain
sabagainya. Selain itu pertumbuhan penduduk yang tinggi juga akan menaikkan anggaran
pengeluaran negara.
Negara berkembang merupakan negara yang mempunyai beberapa tanda khusus yang dapat
kita lihat. Beberapa tanda atau ciri atau karakteristik dari negara berkembang ini memiliki
sifat serba tinggi. selain tingginya pertumbuhan penduduk, ternyata negara berkembang juga
bisa ditandai dengan tingginya tingkat pengangguran. Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa pengangguran merupakan momok yang dijauhi oleh negara- negara di dunia ini
(baca: negara penghasil kopi terbesar di dunia). bagaimanapun juga yang namanya
pengangguran itu tidak produktif dan banyak mendatangkan permasalahan, baik
permasalahan di bidang ekonomi, sosial masyarakat, hingga kriminalitas. Pengangguran
sendiri merupakan seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan atau yang bekerja namun
hanya beberapa jam saja seminggu. Orang dikatakan sebagai pengangguran apabila
memenuhi beberapa syarat, antara lain sebagai berikut:
Nah itulah beberapa syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk disebut sebagai seorang
pengangguran. Keberadaan pengangguran di tengah- tengah masyarakat memang menjadi
suatu masalah. Sebab pengangguran tidak mendapatkan pemasukkan, namun tetap
mengeluarkan uang untuk bertahan hidup. Otomatis hal ini akan menjadi tanggungan bagi
negara secara tidak langsung. Dan selain hal itu, pengangguran akan menimbulkan berbagai
macam dampak baik dampak dalam bidang perekonomian maupun dalam bidang sosial.
Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari status pengangguran antara lain dapat
menyebabkan tingginya pengeluaran negara hingga menimbulkan kriminalitas dimana- mana.
3. Ketergantungan pada sektor pertanian atau primer
Perekonomian adalah salah satu bagian yang yang paling penting bagi suatu negara.
Perekonomian suatu negara menjadi salah satu cerminan kesejahteraan masyarakatnya.
Banyak cara yang bisa dilakukan suatu negara untuk menopang perekonomiannya. Sektor-
sektor perekonomian ini bisa bermacam- macam, seperti sektor ekstraktif, industri,
perdagangan dan juga jasa. bagi negara maju, sektor yang mayoritas digeluti dan menjadi
andalan negaranya adalah sektor industri. Sektor industri sangat dibutuhkan oleh banyak
orang dan menjadi sektor yang memproduksi banyak benda- benda yang dibutuhkan manusia
sehari- hari. namun tidak seperti negara maju, di negara berkembang sektor yang sangat
dijadikan penopang adalah sektor primer, dalam hal ini adalah sktor pertanian. Selain sektor
pertanian, bisa juga sektor ekstraktif atau mengambil langsung dari alam seperti
pertambangan, perkebunan, perikanan dan lain sebagainya. Di negara berkembang memang
masih banyak dijumpai lahan- lahan pertanian, lahan perkebunan dan lainnya, maka dari
itulah banyak masyarakat yang bekerja disana. Selain karena luasnya lahan, salah satu faktor
yang mendukung adalah kurangnya tingkat pendidikan masyarakatnya sehingga banyak
masyarakat yang bekerja dengan kekuatan tangannya, seperti halnya sektor primer.
Di negara berkembang banyak hal yang masih jauh dari kata kesempurnaan. Beberapa
diantaranya adalah pasar serta iniformasi. Keterbatasan teknologi serta kelangkaan sumber
daya manusia yang berkualitas menjadikan negara berkembang memiliki sistem informasi
yang kurang sempurna dan pastinya tertinggal jauh dengan negara maju. Sistem komunikasi
di negara maju sudah banyak menggunakan peralatan yang super canggih dan belum ada di
negara berkembang. Karena di negara maju sudah sangat berkembang, maka tidak heran
apabila di negara berkembang tertinggal. Hal ini karena masyarakat negara maju mempunyai
cukup uang untuk membali peralatan komunikasi yang canggih didukung dengan kebutuhan
mereka yang penuh dengan mobilitas. Bahkan tidak hanya pada peralatan komunikasi saja,
namun juga dalam hal pasar di negara berkembang juga belum tertata rapi. Banyak hal yang
menjadi masalah di negara berkembang sehingga menyebabkan pasar tidak bertumbuh
dengan lancar.
5. Pendapatan perkapita rendah
Salah satu ciri yang cukup mencolok dalam menandai negara berkembang adalah pendapatan
perkapita penduduknya yang masih rendah. Negara berkembang sangat identik dengan
keterbatasan dan keterbelakangan. Dengan pendapatan perkapita yang rendah, maka akan
banyak penduduk negara berkembang hidup dalam batas garis kemiskinan. Hal ini akan
membuat kesejahteraan penduduk menjadi sangat jauh dari kata baik. Dengan pendapatan
perkapitan yang hanya sedikit itu, kebanyakan masyarakat hanya bisa memenuhi kebutuhan
pokok saja, dan sedikit kemungkinan untuk mereka bisa memenuhi kebutuhan sekunder, atau
bahkan kebutuhan mewah. Karena jumlah pendapatan yang pas- pasan, maka penduduk
negara berkembang ini hanya akan memperoleh makanan yang sederhana saja. Bisa jadi
masyarakat negara berkembang akan kekurangan gizi. Selain itu, rumah- rumah penduduk di
negara berkembang banyak yang masih sangat sederhana. Di beberapa negara berkembang
bahkan masih ada anak- anak serta bayi- bayi yang terlantar, kurang gizi sehingga sangat
mudah untuk terserang penyakit. Perolehan pendidikan juga dalam batas yang biasa saja,
disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh mereka. Tidak heran, di negara berkembang
jumlah siswa yang berprestasi akan sangat jauh beda dengan negara maju yang telah
memiliki fasilitas pendidikan yang lebih lengkap.
Kesempatan kerja yang kurang memadai menjadi salah satu ciri negara berkembang.
kesempatan kerja yang sangat terbatas ini dikarenakan oleh berbagai macam faktor. Salah
satu hal yang membuat kesempatan kerja ini menjadi tidak luas adalah karena perekonomian
di negara berkembang hanya mengandalkan sektor pertanian. Dengan demikian lapangan
kerja yang dibuka juga tidak banyak. Kesempatan kerja yang terbatas tersebut akan
melahirkan banyak pengangguran yang akan berdampak buruk bagi negara. Selain adanya
kesempatan kerja yang terbatas, ciri lain dari negara berkembang adalah kurangnya atau
sedikitnya jumlah wirausaha. Sedikitnya jumlah wirausaha ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang membangun bisnis serta terbatasnya modal yang dipunyai
masyarakat, ditambah dengan berbagai macam pendapat yang keluar dari pemikiran yang
masih kolot diantara masyarakat desa.
7. Adanya keterbatasan modal usaha
Telah dikatakan sebelumnya bahwa salah satu ciri dari negara berkembang adalah sedikitnya
jumlah pengusaha atau wirausaha. Hal ini terjadi karena dua hal yakni kurangnya
pengetahuan untuk berwirausaha serta terbatasnya jumlah modal yang dimiliki. Jumlah
modal terbatas karena negara berkembang hanya mengandalkan sektor primer saja, sehingga
pendapatan yang diterima pun juga hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari- hari,
dan sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali yang ditabung. Maka dari itulah
masyarakatnya yang tinggal di negara berkembang hanya mempunyai sedikit modal yang
dapat digunakan untuk membangun usaha. Merintis usaha pun tidak selalu langsung berhasil,
terkadang kita mengalami kerugian terlebih dahulu. Ketika percobaan pertama rugi, maka
kita akan mencoba kembali. Kali kedua membangun usaha itulah kita membutuhkan modal
lagi, maka dari itu modal yang disediakan harus memenuhi jumlah yang cukup.
Itulah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh negara berkembang. Karakteristik tersebut
mungin tidak semua dimiliki oleh suatu negara berkembang, namun poin- poin yang telah
disebutkan di atas merupakan karakteristik negara berkembang secara umum dan paling
banyak ditemui.
Indonesia
Filipina
Thailand
Malaysia
Vietnam
Timor Leste
Armenia
Kazakstan
Kirgistan
Mongolia
Tajikistan
Turkmenistan
Uzbekistan
Afghanistann
iki negara berkembang sebangak 48, yaitu:
beberapa negara berkembang yang ada benua Asia Afrika dan Amerika Lati
Bangladesh
Brunei Darussalam
Kamboja
Cina
Fiji
India
Kribati
Korea Utara
Laos
Maldives
Myanmar
Nepal
Pakistan
Palestina
Papua Nugini
Samoa
Solomon
Sri Lanka
Tonga
Tuvalu
Vanuatu
Bahrain
Iran
Irak
Yordania
Kuwait
Lebanon
Oman
Qatar
Arab Saudi
Suriah
Zaman
Uni Emirat Arab
Aljazair
Senegal
Zimbabwe
Djibouti
Mesir
Libya
Mauritania
Maroko
Sudan
Sudan Selatan
Tunisia
Angola
Benin
Botswana
Burkina Faso
Burundi
Kamerun
Cape Verde
Republik Afrika Tengah
Chad
Komoro
Republik Demokratik Kongo
Republik Kongo
Ivory Coast
Guinea Khatulistiwa
Eritrea
Ethiopia
Gabon
Gambia
Ghana
Guinea
Guinea- Bissau
Kenya
Lesotho
Liberia
Madagaskar
Malawi
Mali
Mauritus
Mozambik
Namibia
Niger
Nigeria
Rwanda
Sao Tome and Principe
Swaziland
Tanzania
Togo
Uganda
3. Negara- negara berkembang di benua Eropa, terdiri dari 11 negara yakni sebagai berikut:
Polandia
Lituania
Romania
Bullgaria
Latvia
Montenegro
Ukraina
Serbia
Albania
Moldova
Georgia
Azerbaijan
Bosnia dan Herzegovina
Belarus
Kroasia
Kosovo
Makedonia
Turki
4. Negara- negara berkembang di benua Amerika, terdiri dari 30 negara yakni sebagai
berikut:
Argentia
Bahama
Barbados
Chili
Brazil
Columbia
Bolivia
Bolivia
Belize
Antigua
El Savador
Ekuador
Republic Dominika
Costa rika
Grenada
Guyana
Guatemala
Haiti
Honduras
Meksiko
Jamaika
Panama
Nikaragua
Peru
Paraguay
Lucia
Vincent
Suriname
Uruguay
Venezuela
Tindad and Tobago
5. Negara- negara berkembang di benua Australia ada 11 negara, yakni sebagai berikut:
Fiji
Kribati
Kepulauan Marshall
Federasi Mikronesia
Nauru
Palau
Samoa
Solomon
Tonga
Tuvalu
Vanuatu
Permasalahan yang Sering Timbul di Negara Berkembang
Setiap negara pastilah mempunyai permasalahan, tidak mungkin jika tidak memiliki
permasalahan baik negara maju maupun negara berkembang. Perbedaanny, negara maju lebih
memiliki sedikit permasalahan daripada negara berkembang jika dilihat dari berbagai sisi.
Apa saja permasalahan yang ada di negra berkembang? berikut ini adalah ulasannya.
1. Penduduk
Permasalahan utama dari negara berkembang adalah pertumbuhan penduduknya yang tidak
terkendali. Hal ini akan menyebabkan permasalahan yang cukup rumit.
2. Ekonomi
3. Pendidikan
Pendidikan di negara berkembang tidak merata dan masih banyak orang yang belum
mendapatkan pendidikan secara layak. Hal ini karena kelebihan jumlah penduduk di negara
berkembang.
4. Kesehatan
Fasilitas kesehatan di negara berkembang masih sangat kurang. Hal ini juga didukung oleh
kesadaran masyarakat yang masih rendah tentang menjaga kebersihan, sehingga masih
banyak orang yang sakit.
5. Infrastuktur
Biasanya negara berkembang memiliki luas wilayah yang lebih besar daripada negara maju,
namun infrastukturnya kurang. Hal ini karena kekuarangan anggaran yang dimiliki oleh
negara berkemabng.
6. Hukum
Penegakan hukum di negara berkembang masih kurang. Hal ini didukung dengan kesadaran
masyarakat akan hukum itu sendiri masih rendah, sehingga masih banyak ditemukan berbagai
permasalahan hukum.
7. Tingkat Produksi
Hasil produksi di negara berkembang masih tergolong rendah, hal ini disebabkan karena
masih rendahnya tingkat produktivitas yang rendah dan juga kualitas sumber daya manusia
yang masih kurang. Industrinya biasanya menggunakan tenaga manusia sehingga kalah
dengan yang menggunakan mesin.
8. Kualitas penduduk
Kualitas penduduk rata- rata di negara berkembang masih rendah. Hal ini didukung dengan
pendidikan yang masih tidak merata.
Kekurangan infrastuktur membuat hasil pembangunan menjadi tidak merata, hanya terpusat
di wilayah ibukota saja. hal ini didukung dengan ketidakmerataan penghasilan masyarakat.
Negara berkembang masih kekurangan dalam memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan penduduknya. Banyak barang yang mengandalkan produksi negara lain sehingga
melakukan impor dari luar negeri. Selain itu kecintaan penduduk akan produk dalam negeri
masih kurang sehingga lebih memilih barang impor.
Penggolongan Negara
Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, faktor ekonomi dan
nonekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada sumber alamnya, sumber
daya manusia modal, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor
ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin terjadi selama lembaga sosial, kondisi
politik, dan nilai-nilai moral dalam suatu bangsa tidak menunjang. Di dalam pertumbuhan
ekonomi, lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi politik dan kelembagaan
merupakan faktor nonekonomi. Dalam suatu studinya, Professor Bauer menunjukkan
bahwapenentuan utama pertumbuhan ekonomi "adalah bakat, kemampuan, kualitas,
kapasitas dan kecakapan, sikap, adat-istiadat, nilai, tujuan, dan motivasi serta struktur politik
dan kelembagaan."
Faktor Ekonomi
Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang
mempengaruh pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan
konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi tersebut. Beberapa faktor
ekonomi tersebut akan dibahas di bawah ini.
1. Sumber Alam
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian adalah sumber alam
atau tanah. "Tanah" sebagaimana dipergunakan dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam
seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral, iklim, sumber air,
sumber lautan, dan sebagainya. Dalam dan bagi pertumbuhan ekonomi, tersedianya sumber
alam secara melimpah merupakan hal yang penting. Suatu negara yang kekurangan sumber
alam tidak akan dapat membangun dengan cepat. Sebagaimana dinyatakan oleh Lewis,
"Dengan hal-hal lain yang sama, orang dapat mempergunakan dengan lebih baik kekayaan
alamnya dibandingkan apabila mereka tidak memilikinya.
Di Negara kurang berkembang, sumber alam sering terbengkalai, kurang atau salah
pemanfaatan. Inilah salah satu penyebab keterbelakangan itu. Tersedianya sumber alam
secara melimpah saja belumlah cukup bagi pertumbuhan ekonomi. Apa yang yang diperlukan
ialah pemanfaatannya secara tepat. Jika sumber alam yang ada tidak dipergunakan secara
tepat, negara itu tidak mungkin mengalami kemajuan. J.I. Fisher dengan tepat mengatakan,
"tidak cukup beralasan untuk mengharapkan pengembangan sumber alam jika orang acuh tak
acuh pada produk dan jasa yang dapat disumbangkan oleh sumber-sumber tersebut." Hal ini
disebabkan karena keterbelakangan ekonomi dan langkanya faktor teknologi. Oleh karena itu,
sumber alam dapat dikembangkan melalui perbaikan teknologi dan peningkatan ilmu
pengetahuan. Di dalam kenyataan, sebagaiman dikemukakan Professor Lewis, "Nilai suatu
sumber alam tergantung pada kegunaannya, dan kegunaannya senantiasa berubah sepanjang
waktu karena perubahan dalam selera, perubahan dalam teknik atau penemuan baru. "Pada
saat perubahan seperti itu terjadi setiap bangsa dapat mengembangkan dirinya sendiri secara
ekonomis melalui pemanfaatan sepenuhnya sumber alam mereka. Inggris misalnya,
mengalami revolusi pertanian dengan menerapkan metode rotasi tanaman antara 1740-1760.
Begitu juga Perancis, mampu merevolusikan pertaniannya berdasarkan pola Inggris kendati
tanahnya kurang subur. Pada pihak lain, negara di Asia dan Afrika belum mampu
mengembangkan pertaniannya karena mereka menggunakan metode produksi yang kuno.
Seringkali dikatakan bahwa pembangunan ekonomi dapat terjadi meskipun negara
bersangkutan kekurangan sumber alam. Sebagaimana dikemukakan Lewis, "Suatu negara
yang dianggap miskin sumber alam saat ini mungkin dapat dianggap sangat kaya di
kemudian hari, tidak saja lantaran diketemukannya sumber-sumber yang tersembunyi, tetapi
juga karena penggunaan sumber yang telah diketahui dengan cara baru." Jepang adalah
negara seperti itu. Jepang yang kekurangan dalam sumber alam tetapi karena ia berhasil
menemukan penggunaan baru sumber-sumbernya yang terbatas, maka jadilah ia salah satu
negara termaju di dunia. Dengan mengimpor bahan mentah dan bahan tambang tertentu dari
negara lain, Jepang berhasil mengatasi kekurangan sumber alamnya melalui teknologi tinggi,
penelitian baru, dan ilmu pengetahuan tinggi. Begitu pula Inggris, berkembang kendati tanpa
minyak bumi dan logam non belerang.
Sarana pengangkutan dan perhubungan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan
ekonomi. Perkembangan sarana itu menurunkan biaya angkut, dan menaikkan perdagangan
dalam dan luar negeri negara. Hasilnya, perekonomian maju. Di negara yang memiliki jalan
raya, jalan kereta api, terusan atau sungai-sungai, pertumbuhan ekonominya akan terdorong
maju, seperti yang terjadi di Inggris, Perancis, Jerman, dan Belanda.
Jadi dalam pertumbuhan ekonomi, kekayaan alam yang melimpah saja belum cukup. Yang
terpenting ialah pemanfaatannya secara tepat dengan teknologi yang baik sehingga efisiensi
dipertinggi dan sumber dapat dipergunakan dalam jangka waktu lebih lama.
2. Akumulasi Modal
Faktor ekonomi penting kedua dalam pertumbuhan ialah akumulasi modal. Modal berarti
persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik
dalam batas waktu tertentu, hal ini di sebut akumulasi modal atau pembentukan modal.
Dalam ungkapan Professor Nurkse, "Makna pembentukan midal ialah, masyarakat tidak
melakukan keseluruhan kegiatannya saat ini sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumsi yang mendesak, tetapi mengarahkan sebagian daripadanya untuk
pembuatan barang modal, alat-alat dan perlengkapan, mesin dan fasilitas pengangkutan,
pabrik, dan peralatannya." Dalam arti ini pembentukan modal merupakan investasi dalam
bentuk barang-barang modal yang dapat menaikkan stok modal, output nasionaldan
pendapatan nasional. Jadi, pembentukan modal merupakan kunci utama menuju
pembangunan ekonomi.
Proses pembentukan modal bersifat kumulatif dan membiayai diri sendiri serta mencakup
tiga tahao yang saling berkaitan: (a) keberadaan tabungan nyata dan kenaikannya; (b)
keberadaan lembaga keuangan dan kredit untuk menggalakkan tabungan dan
menyalurkannya ke jalur yang dikehendaki; (c) mempergunakan tabungan untuk investasi
barang modal.
Pembentukan modal merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi. Di satu pihak ia
mencerminkan permintaan efektif, dan di pihak lain ia menciptakan efisiensi produkstif bagi
produksi di masa depan. Pembentukan modal mempunyai arti penting khusus bagi negara
kurang berkembang (LDC). Proses pembentukan modal menghasilkan
kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Pembentukan modal diperlukan untuk
memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di negara itu. Investasi di bidang barang
modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan modal
ini pula yang membawa ke arah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya
membawa ke arah spesialisasi dan penghematan dalam produksi skala luas. Pembentukan
modal membantu usaha penyediaan mesin, alat dan perlengkapan bagi tenaga buruh yang
semakin meningkat. Penyediaan overheadsosial dan ekonomi seperti pengangkutan, sumber
tenaga, pendidikan dan sebagainya di negara bersangkutan dimungkinkan melalui
pembentukan modal ini juga. Pembentukan modal ini pula yang membawa ke arah
penggalian sumber akam, industrialisasi dan ekspansi pasar yang diperlukan bagi kemajuan
ekonomi. Menurut Lewis, laju pembentukan modal di LDC adalah sebesar 5 persen atau
kurang, yang harus dinaikkan menjadi 12 sampai 15 persen. Perkiraan Kuznets
mengungkapkan, selama pertumbuhan ekonomi modern pembentukan modal bruto di negara
maju berkisar di sekitar 11-13 sampai 20 persen atau lebih, sedang pembentukan modal netto
adalah dari 6 sampai 12-14 persen.
Menurut Kuznets, rasio modal output marginal (ICOR = Incremental capital-output ratio;
incremental = marginal) juga memainkan peranan penting dalam petumbuhan ekonomi
modern. ICOR tersebut menggambarkan produktivitas modal. Perkiraan Kuznets
mengungkapkan bahwa sebelum PD I dan antara 1890-1950, ICOR tersebut naik di sembilan
negara maju, kecuali Italia. Di Jepang ratio bruto demikian meningkat dari 2,9 menjadi 4,3 di
Swedia dari 4,1 ke 5,5 dan di AS dari 5,1 ke 6,5.
Di pihak lain, ICOR di LDC begitu rendah lantaran kurangnya modal dan rendahnya
kapasitas produksi. Di negara seperti itu, rasio modal-output harus ditingkatkan. Tetapi di
negara terbelakang padat-penduduk, kenaikan output per kapita berkaitan dengan kenaikan
dalam rasio modal-buruh. Negara yang hendak meningkatkan rasio modal-buruhnya harus
menghadapi dua problema. Pertama,rasio modal- buruh jatuh karena jumlah penduduk naik.
Oleh karena itu, untuk mengatasi penurunan rasio modal buruh, diperlukan jumlah investasi
netto yang lebih besar - yang di negara terbelakang hal ini tidaklah mungkin. Kedua, apabila
penduduk meningkat dengan kecepatan tinggi, tabungan yang memadai bagi jumlah yang
diperlukan untuk investasi sulit dicapai karena rendahnya pendapatan per kapita di negara-
negara seperti itu. Walaupun demikian, laju pembentukan modal tersebut dapat dipercepat
dengan mendorong tabungan.
3. Organisasi
Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan. Organisasi berkaitan
dengan penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat
melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan produktivitasnya.
Dalam pertumbuhan ekonomi modern, para wirastawan tampil sebagai organisator dan
pengambil risiko diantara ketidakpastian, Wirastawan bukanlah manusia dengan kemampuan
biasa. Ia memiliki kemampuan khusus untuk bekerja dibandingkan orang lain. Menurut
Schumpeter, seorang wirastawan tidak perlu seorang kapitalis. Fungsi utamanya ialah
melakukan pembaharuan (inovasi). Revolusi industri di Inggris merupakan jasa para
wirastawan ini, begitu juga pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada abad ke-19 dan
pertengahan abad ke-20 merupakan jasa penyempurnaan kualitas manajemen.
Tetapi negara terbelakang langka akan tindakan wiraswasta. Faktor seperti kecilnya pasar,
kurang modal, ketiadaan milik swasta dan perjanjian, kurang buruh terlatih dan terdidik, tidak
tersedianya secara cukup bahan mentah dan fasilitas infrastruktur seperti pengangkutan,
tenaga, dan sebagainya, mempertinggi risiko dan ketidakpastian. Itulah sebabnya negara
seperti itu kekurangan wiraswastawan. Menurut Myrdal, negara-negara Asia kekurangan
wiraswastawan bukan karena mereka kekurangan modal atau bahan mentah tetapi karena
mereka kekurangan orang yang memiliki pandangan benar terhadap kewiraswastawan. Orang
Jepang memiliki pandangan seperti itu. Tidak heran mengapa Jepang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang pesat dan termasuk ke dalam kelompok negara maju.
Di negara maju, karya organisasi telah dipertontonkan oleh perusahaan swasta yang
menjelma menjadi perusahaan multinasional sesudah PD II, dan membantu kemajuan
ekonomi negara maju maupun negara sedang berkembang.
Pada pihak lain, setiap negara memainkan peranannya sebagai seorang organisator dalam
berbagai bentuk, semenjak Depresi Berat pada 1928-29. Sebelum PD II peranan itu berbentuk
modal overhead sosial, dan sesudah perang melebar ke dalam bentuk perusahaan umum.
Para birokrat pemerintahan di Eropa, Inggris, dan AS misalnya, berangkat dengan program
kesejahteraan umum seperti kesehatan masyarakat, jalan raya, jembatan, taman, pendidikan,
pengendalian banjir, perlindungan dari kebakaran, dan sebagainya. Sebagian dari
pemerintahan tersebut mengambil alih pengelolaan kereta api, pos dan telekomunikasi,
tenaga dan gas, dan sebagainya. Inggris menasionalisasi batubara, besi, dan angkutan darat
sedang Perancis menasionalisasi angkutan udara, batubara dan pabrik pembuatan kendaraan
bermotor Renault dan bus.
Di negara sedang berkembang, overhead sosial dan ekonomi kebanyakan dijalankan oleh
pemerintah pusat, negara bagian, atau daerah. Dan perusahaan umum (negara) diperluas
mencakup bidang pertambangan, perkebunan, perdagangan, penyaluran bahan mentah dan
kebutuhan pokok, produksi barang modal dan barang konsumen, dan sebagainya.
Peranan bank seringkali dikecualikan dari organisasi. Bank sebenarnya merupakan
lembaga teramat penting yang banyak memberikan sumbangan kepada pertumbuhan
ekonomi negara maju. Bank membantu industrialisasi negara Inggris, Eropa, dan AS dalam
memberikan bantuan keuangan kepada para wiraswastawan pada waktunya. Tidak saja
memberikan bantuan keuangan kepada perusahaan perorangan tetapi juga memberikan saran
mengenai masalah penanaman modal, menolong merekrut tenaga terlatih dan manajer dari
negara lain, mengimpor bahan mentah kualitas tinggi untuk mereka, dan bahkan menjualkan
produk manufaktur mereka pada tahap-tahap awal. Di Amerika, Eropa, dan Inggris, serta
daerah jajahannya, bank juga membantu dalam pengembangan sarana angkutan,
pertambangan, dan pengusaha manufaktur.
Di negara terbelakang, pengembangan pertanian dibantu dengan berbagai cara oleh bank
dagang, bank yang sudah dinasionalisasi, bank industri dan trust investasi, termasuk pula
yang disokong adalah, industri dan pengangkutan. Sejak 1950, Bank Dunia dan
perwakilannya telah membantu mendorong pengembangan berbagai sektor ekonomi di
negara terbelakang dengan menyediakan tenaga terlatih, nasihat, dan bantuan keuangan.
Jadi disamping perusahaan swasta, pengertian organisasi mencakup pemerintah, bank dan
lembaga-lembaga internasional yang ikut terlibat di dalam memajukan ekonomi negara maju
dan negara sedang berkembang.
4. Kemajuan Teknologi
Perubahan teknologi dianggap sebagai faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan
ekonomi. Perubahan itu berkaitan dengan perubahan di dalam metode produksi yang
merupakan hasil pembaharuan atau hasil dari teknik penelitian baru. Perubahan pada
teknologi telah menaikkan produktivitas buruh, modal dan faktor produksi yang lain.
Kuznets mencatat lima pola penting pertumbuhan teknologi di dalam pertumbuhan
ekonomi modern. Kelima pola tersebut ialah penemuan ilmiah atau penyempurnaan
pengetahuan teknik; invensi; inovasi' penyempurnaan, dan penyebarluasan penemuan yang
biasanya diikuti dengan penyempurnaan. Seperti Schumpeter, ia menganggap inovasi
(pembaharuan) sebagai faktor teknologi yang paling penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Menurut Kuznets, inovasi terdiri dari dua macam: pertama, penurunan biaya yang tidak
menghasilkan perubahan apa pun pada kualitas produk; kedua, pembaharuan yang
menciptakan produk baru dan menciptakan permintaan baru akan produk tersebut. Yang
kedua ini merupakan yang menciptakan permintaan.
Di dalam pertumbuhan ekonomi modern, kelima faktor yang disebut Kuznets, berjasa
dalam membantu perkembangan teknologi. Revolusi industri Inggris meluas ke seluruh
Eropa lewat para pengrajin dan pekerja yang berimigrasi ke negara-negara Eropa. Beberapa
orang bisnis Perancis mengunjungi pabrik-pabrik Inggris dan menyelundupkan mesin-mesin
ke Perancis kendati ada larangan terhadap ekspor mesin tersebut sesuai dengan perundangan
1828. Pada waktu revolusi industri di Perancis hampir selesai, para bankir dan insinyur
berkolaborasi dan menyebarkan teknik-teknik modern ke Jerman, Italia, Swiss, Austria, dan
Spanyol. Di pihak lain, industri tekstil Jepang pada awalnya bergerak dari mesin-mesin
Inggris yang dibuang. Belakangan ternyata kalau pertumbuhan industrinya terjadi lewat cara
meniru teknologi asing. Tetapi setelah PD II, Jepang melakukan inovasi sendiri dan
menghasilkan produk berkualitas tinggi di semua bidang dan mengekspornya ke AS,
Australia, Kanada, dan negara maju lain.
Negara sedang berkembang bisa memetik manfaat dari sumber-sumber ilmu pengetahuan
di bidang teknologi dari negara maju. Beberapa negara seperti India, Argentina, Meksiko, dan
Brasilia, memodifikasi dan menerapkan teknologi negara maju sesuai dengan daya serap dan
kebutuhan sosial, ekonomi, dan teknik mereka masing-masing.
1. Faktor Sosial
Faktor sosial dan budaya juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pendidikan dan
kebudayaan Barat membawa ke arah penalaran (reasoning) dan skeptisisme. Ia menanamkan
semangat kembara yang menghasilkan berbagai penemuan baru dan akhirnya memunculkan
kelas pedagang baru. Kekuatan faktor ini menghasilkan perubahan pandangan, harapan,
struktur dan nilai-nilai sosial. Orang dibiasakan menabung dan berinvestasi, dan menikmati
risiko untuk memperoleh laba. Mereka mengembangkan apa yang oleh Lewis disebut, "hasrat
untuk berhemat," dalam rangka memaksimukan output berdasarkan input tertentu
2. Faktor Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah sumberdaya manusia saja,
tetapi lebih menekan pada efisiensi mereka. Menurut Kuznets, penduduk Eropa meningkat
433 persen antara 1750-1950 sedang penduduk dunia selebihnya meningkat 200 persen
dalam periode itu. Walau penduduk meningkat 5 kali lipat, GNP per kapita negara-negara
Eropa dan negara kaya baru itu naik sebanyak sepuluh kali lipat.
Dalam pembangunan akan terjadi perubahan struktur ekonomi di suatu negara. Yang
dimaksud dengan struktur ekonomi adalah pembagian dua bidang ekonomi. Pertama, ada
yang membaginya berdasarkan tiga sektor bidang yang berbeda yaitu sektor pertanian, sektor
industri, sektor jasa. Bidang kedua berdasarkan sektor yang utama sampai dengan sektor
pelengkap yaitu sektor primer yang terdiri atas pertanian, kehutanan perikanan dan
pertambangan; sektor sekunder yang terdiri atas bidang pengangkutan dan perhubungan,
pemerintahan, perdagangan, dan jasa-jasa perseorangan.
Teori perubahan struktural menitik beratkan pembahasan pada mekanisme
transformasi ekonomi yang dialami oleh Negara berkembang, yang semula lebih bersifat
subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang
lebih modern dan didominasi oleh sector-sektor non primer.
a. Peranan sektor pertanian menurun dalam pembentukan pendapatan nasional. Dari data
12 negara diantara yang diamati secara time series, peranan sektor pertanian menurun
paling sedikit 20%, yaitu pada permulaan pembangunan produksi nasional. Terkecuali
dari 13 negara yang diamati, satu negara yang tidak mengalami penurunan peranan
pertanian adalah negara Australia.
b. Peranan sektor industri meningkat dalam pembentukan pendapatan nasional. Dari data
12 negara diantara 13 negara yang diamati, peranan sektor industri meningkat 20%
yaitu pada permulaan pembangunan peranan sektor industri hanya 20% s.d 30% dan
pada akhir pengamatan meningkat menjadi 40% sampai dengan 50% terhadap
pembentukan pendapatan nasional, sedangkan di negara Australia peranan sektor
industri relatif tetap.
c. Peranan sektor jasa tidak mengalami perubahan berarti, hanya di Swedia dan Australia
Sementara di negara lainnya, perubahan tidak begitu signifikan.
Perubahan corak struktur ekonomi seperti yang digambarkan di atas mempunyai arti
bahwa: (i) produksi sektor pertanian mengalami perkembangan yang lebih lambat ketimbang
perkembangan produksi nasional sedangkan (ii) tingkat pertambahan produksi sektor industri
lebih cepat daripada tingkat pertambahan produksi nasional dan (iii) tidak adanya perubahan
dalam peranan sektor jasa dalam produksi nasional berarti bahwa tingkat perkembangan
sektor jasa adalah sama dengan tingkat perkembangan produksi nasional. Perubahan struktur
ekonomi yang demikian coraknya disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama,keadaan yang demikian disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan
konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh
perubahan pendapatan adalah rendah untuk konsumsi atas bahan-bahan makan. Sedangkan
permintaan terhadap bahan-bahan pakaian, perumahan dan barang-barang konsumsi hasil
industri keadaannya adalah sebaliknya. Sifat permintaan masyarakat yang seperti ini telah
lama ditunjukkan oleh Engels, dan oleh sebab itu di sebut sebagai hukum Engels.
Kedua, perubahan struktur ekonomi seperti yang digambarkan diatas disebabkan pula
oleh perubahan teknologi yang terus menerus berlangsung. Perubahan teknologi yang terjadi
dalam proses pembangunan akan menimbulkan perubahan struktur priduksi yang
bersifat compulsory dan inducive.
Perubahan Struktur Ekonomi Dalam Penyerapan Tenaga Kerja
Hasil pengamatan S. Kuznets tentang perubahan struktur ekonomi dalam penyerapan
tenaga kerja.
a. Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun disetiap negara.
Peranan sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja mengalami penurunan 20% s.d
50%.
b. Peranan sektor industri dalam menyediakan kesempatan kerja akan mengalami kenaikan
yang relatif, peranannya meningkat hanya beberapa persen poin dan bias juga meningkat
relatif besar dalam menyediakan kesempatan kerja.
c. Peranan sektor jasa daalam menyediakan kesempatan kerja tidak mengalami perubahan
yang berarti.
Satu aspek lain dari perubahan peranan sektor industri dalam proses pembangunan di
negara maju pada waktu lalu yang dianalisis Kuztnets adalah perubahan peranan industri-
industri dalam sub-sektor industri pengolahan. Sayang sekali negara yang diobservasi sangat
terbatas, yaitu hanya terdiri dari dua negara (Amerika Serikat dan Swedia), sehingga
gambaran yang diperoleh mengenai bentuk perubahan yang terjadi dalam peranan industri-
industri pengolahan dalam keseluruhan kegiatan ekonomi dalam proses pembangunan tidak
dapat dipandang sebagai gambaran umum.
Berdasarkan model ini, kenaikan produksi sector industry manufaktur dinyatakan sama
besarnya dengan jumlah dari empat factor berikut:
a. Kenaikan permintaan domestic, yang memuat permintaan langsung untuk produk
industry manufaktur plus efek tidak langsung dari kenaikan permiantaan domestic untuk
produk sector-sektor lainnya terhadap sektor-sektor industry manufaktur.
b. Perluasan ekspor (pertumbuhan dan diversifikasi), atau efek total dari kenaikan jumlah
ekspor terhadap produk industry manufaktur.
c. Subitusi impor, atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan ditiap sector yang
dipenuhi lewat produksi domestic terhadap output industry manufaktur.
d. Perubahan teknologi, atau efek total dari perubahan koefisien input output di dalam
perekonomian akibat kenaukan upah dan tingkat pendapatan terhadap sector industry
manufaktur.
Transformasi structural dapat dilihat pada perubahan pangsa nilai output (NO) atau
NTB di setiap sector di dalam pembentukan PDB atau PNB atau PN. Berdasarkan hasi studi
dari Chenery tersebut, perubahan struktur ekonomi periode jangka panjang menunjukkan ciri-
ciri kontribusi output dari pertanian terhadap pembentukan PDB mengecil sedangkan pangsa
PDB dari inudtri manufaktur dan jasa mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan
PDB atau PN perkapita. Pada saat PNB perkapita US$ 200, sector-sektor primer menguasai
sekitar 45% dari PNB, sementara industry hanya menyumbang kurang lebih 15% saja. Pada
saat pendapatan perkapita mencapai US$ 1000, kontribusi output dari sector-sektor primer
mengalami penurunan menjadi 20% dan sector industry meningkat sekitar 28%.
Indikator penting kedua yang sering digunakan dalam studi-studi empiris untuk
mengukur pola perubahan struktur ekonomi adalah distribusi kesempatan kerja menurut
sector. Dengan pola yang sama, pada tingkat pendapatan perkapita yang rendah, sector-sektor
primer merupakan kontributor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja. Pada tingkat
pendapatan perkapita yang tinggi, sector-sektor sekunder terutama indusri menjadi lebih
penting dibandingkan pertanian sebagai sumber kesempatan kerja.
Aspek yang membedakan antara analisis Kuznets dan Chenery adalah perbedaan
penekanan analisis mereka masing-masing dalam menunjukkan corak perubahan peranan
tiap-tiap sektor kepada keseluruhan kegiatan perekonomian dalam proses pembangunan
ekonomi. Chenery lebih menekankan kepada analisis mengenai perkembangan dalam sub-
sektor industri, sedangkan penekanan analisis Kuznets adalah kepada corak perubahan di
sektor-sektor ekonomi yang utama. Lagipula, dalam analisis mengenai corak perubahan
struktur ekonomi dalam proses pembangunan, Chenery hanya menganalisis perubahan
peranan industri-industri yang tergolong dalam sub-sektor industri pengolahan dalam
menciptakan produksi nasional saja. Analisisnya tidak meneliti perubahan peranannya dalam
menampung tenaga kerja apabila perekonomian bertambah maju.
Jika pendapatan mereka naik dari tingkat terendah pendapatan pemerintah naik juga.
Pendapatan yang lebih tinggi menunjukkan permintaan yang tinggi pula, baik terhadap jasa
pemerintah yang sekarang dikebal sebagai sebuah gejala hokum Engel, maupun terhadap
kemampuan sector public yang lebih besar pula untuk mensuplainya. Hal ini menunjukkan
pula meningkatnya kekuatan badan-badan pemerintah pada sebuah tingkat untuk mengambil
semua sumber daya untuk penggunaan mereka sendiri sebagian karena perbaikan peraturan
dan administrasi perpajakan.
Tidak hanya tabungan tidak sukarela (pajak-pajak) bisa naik, tetapi juga tabungan
sukarela dan jumlah yang ditujukan untuk pembentukan modal fisik. Tabungan yang lebih
tinggi sedikit banyaknya mencerminkan berkurangnya utilitas marginal dari konsumsi
sekarang ini pada pendapatan yang lebih tinggi dengan tingkat konsumsi mereka yang juga
karenanya lebih tinggi. Pada saat yang sama, sumbungan proporsional dari aliran masuk
modal internasional-bantuan luar negeri dan investasi luas negeri bersih terhadap
pembentukan modal total secara umum, adalah lebih rendah di Negara-negara dengan
pendapatan lebih tinggi. Para investor local dan pemerintah Negara-negara berkembang
membiayai lebih banya untuk pembentukan modal mereka sendiri. Keuntungan komparatif
mereka didalam mengidentifikasi proyek-proyek yang menguntungkan atau berguna
bertambah pada saat yang sama dengan kemampuan keuangan mereka untuk menginvestasi
juga naik. Expor dan impor akan naik jika pendapatan naik. Tingkat yang diaanggap berguna
oleh sebuah Negara untuk swasembada, akan menurun. Kemampuan bersaing yang lebih
tinggi secara internasional akan meningkatkan ekspor. Impor akan naik, baik sebagai
masukan proses industrialisasi itu sendiri maupun sebagai reakasi terhadap elastisitas
pendapatan yang tinggi dari perminataan akan barang-barang konsumen impor.
Pada saat yang sama, ekspor produk-produk primer akan jatuh kedalam persentase
dari ekspor total, sementara impor produk primer akan naik. Pemusatan ekonomi pada produk
pertanian dan mineral perlahan-lahan akan diganti, oleh produksi yang lebih besar didalam
sector sekunder selama periode waktu yang tampaknya sangat lambat bagi para peserta.
Produksi sekunder bisa diikuti dengan ekspor manufaktur yang lebih tinggi dan hamper pasti
diikuti oleh peningkatan impor bahan mentah, barang setengah jadi dan bahan bakar
pendukungnya. Akhirnya, tak ada penelitiaan mengenai perubahan-perubahan struktur
pembangunan akan lengkap tanpa dimasukkannya tinjauan demografis.
Isu pokok yang dianalisis dalam teori mokroekonomi adalah: bagaimanakah caranya
menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia secra efisien agar kemakmuran
masyarakat dapat dimaksimumkan? Analisis seperti ini dibuat berdasarkan kapada pemikiran
bahwa (i) kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas, sedangkan (ii) kemampuan faktor-
faktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
masyarakat adalah terbatas. Berdasarkan kepada kedua pemikiran ini, teori mikroekonomi
bertitik tolak kepada pemisalan bahwa faktor –faktor produksi yang tersedia sepenuhnya
digunakan. Keadaan ini mendorong masyarakat untuk memikirkan cara yang paling efisien
dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia.
Dalam teori mikroekonomi masalah di atas dibagi dan dibedakan menjadi tiga
persoalan yang dinyatakan di bahwa ini:
1. Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi.
Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment.
Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian
dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi
kesempatan kerja penuh.
Salah satu alasan lain yang menyebabkan analisis makroekonomi digunakan lebih
berhati-hati di Negara berkembang adalah analisis lebih menekan kepada menelaah masalah-
masalah ekonomi yang digunakan dalam jangka pendek.ini berbeda dengan corak analisis
yang di gunakan di Negara berkembang.analisi yang di gunakan pada Negara berkembang
lebih menekankan kepada analisis kepada masalah-masalah pembangunan.
Tidak terdapat analisis mengenai pengruh keadaan social, struktur social, suasana
politik, nilai-nilai hidup,corak pandangan masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat
terhadap kegiatan masyarakat dan corak kebudayaan masyarakat terhadap kegiatan ekonomi
meruapakan kelemahan lain dari makroekonomi.
Makin tinggi kecondongan konsumsi batas, makin besar multiplier yang akan
diciptakan oleh sejumlah pertambahan dalam pengeluaran. Dengan demikian ini berarti pula
bahwa makin tinggi kecondongan konsumsi batas, makin sedikit pula pertambahan
pengeluaran yang diperlukan untuk menciptakan sejumlah pertambahan dalam pendapatan
nasional dan untuk mencapai kesempatan kerja penuh.
1. kemampuan dari perekonomian tersebut untuk menambah produksi lebih terbatas kalau
dibandingkan dengan kemam¬puan dari negara-negara maju;
Keadaan ini berbeda dengan keadaan dalam kegiatan ekonomi modern. Dari masa ke
masa para pengusaha terus-menerus mengadakan perbaikan dalam berbagai aspek kegiatan
mereka. Oleh karenanya kegiatan tersebut bertambah efisien, produktivitasnya terusmenerus
mengalami perbaikan dan dapat selalu dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi di pasar.
Di sektor industri, para pengusaha mempunyai reaksi yang lebih sensitif terhadap
perubahan-perubahan di dalam pasar kalau dibandingkan dengan para produsen di sektor
pertanian. Tetapi responsif mereka tingkatnya tidaklah seperti yang berlaku di negara-negara
maju. Beberapa faktor dapat menim-bulkan keadaan demikian, seperti: kesukaran untuk
memperoleh tenaga ahli yang dapat menjalankan alat-alat produksi modern dengan efisien;
kesukaran untuk memperoleh tenaga pimpinan perusahaan yang, dapat memimpin
perusahaan dengan rnenguntungkan; lebih terbatasnya kesanggupan untuk mengembangkan
teknologi yang akan memperbaiki efisiensi dan mutu produksi: dan adakalanya juga
terdapatnya kesukaran untuk memperoleh valuta asing yang diperlukan untuk mengimport
bahan mentah dan barang-barang untuk mengembangkan industri.
Awal dari kebijakan moneter seperti itu berasal dari akhir abad 19, di mana ia
digunakan untuk mempertahankan standar emas .Suatu kebijakan disebut sebagai kontraktif
jika mengurangi ukuran jumlah uang beredar atau menaikkan tingkat bunga. Sebuah
ekspansif meningkatkan kebijakan ukuran jumlah uang beredar, atau menurunkan tingkat
suku bunga. Selain itu, kebijakan moneter adalah sebagai berikut: akomodatif, jika tingkat
bunga yang ditetapkan oleh otoritas moneter pusat ini dimaksudkan untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi; netral, jika tidak dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan atau
memerangi inflasi, atau ketat jika dimaksudkan untuk mengurangi inflasi.
Dalam hampir semua negara modern, khusus lembaga (seperti Bank of England ,
dengan European Central Bank , Reserve Bank of India , dengan Federal Reserve System di
Amerika Serikat, Bank of Japan , dari Bank of Canada atau Reserve Bank of Australia ) ada
yang memiliki tugas melaksanakan kebijakan moneter dan sering independen dari eksekutif .
Secara umum, lembaga-lembaga ini disebut bank sentral dan sering memiliki tanggung jawab
lainnya seperti mengawasi kelancaran sistem keuangan.
Hal ini mencakup mengelola jumlah uang beredar melalui pembelian dan penjualan
berbagai instrumen keuangan, seperti tagihan treasury, obligasi perusahaan, atau mata uang
asing. Semua hasil pembelian atau penjualan dalam mata uang dasar kurang lebih memasuki
atau meninggalkan sirkulasi pasar.
Biasanya, tujuan jangka pendek operasi pasar terbuka adalah untuk mencapai target
suku bunga jangka pendek tertentu. Dalam kasus lainnya, kebijakan moneter bukan sasaran
mungkin memerlukan suatu nilai tukar tertentu relatif terhadap beberapa mata uang asing
atau yang lain relatif terhadap emas. Misalnya, dalam kasus Amerika Serikat Federal Reserve
menargetkan tingkat dana federal , tingkat di mana bank meminjamkan kepada anggota satu
sama lain dalam semalam, namun dengan kebijakan moneter Cina adalah target nilai tukar
antara Cina renminbi dan keranjang mata uang asing.
Moral bujukan (membujuk pelaku pasar tertentu untuk mencapai tertentu hasil)
Teori Kebijakan moneter adalah proses dimana pemerintah, bank sentral, atau otoritas
moneter dari kontrol negara terhadap jumlah uang beredar, ketersediaan uang, dan biaya uang
atau suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi.
Managemen utang
Pengendalian kredit
2. Kebijakan Fiskal di Negara Berkembang
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk
membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan
kata lain, Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan
kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan
dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak.
Pada sektor rumah tangga(RTK), dimana rumah tangga melakukan pembelian barang
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi daan mendapatkan pendapatan
berupa gaji, upah, sewa, dividen, bunga, dll dari perusahaan. kegiatan ekonomi dengan
Pemerintah adalah rumah tangga menyetorkan sejumah uang sebagai pajak dan menerima
penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non balas jasa, dll. Sedangkan dengan Dunia
Internasional adalah rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Pada sektor perusahaan, kegiatan ekonomi memiliki hubungan dengan rumah tangga
yaitu perusahaan menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat dan memberikan penghasilah dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji,
deviden, sewa, upah, bunga. Sedangkan hubungan dengan Pemerintah, perusahaan akan
membayar pajak kepada pemerintah dan menjual produk dan jasa kepada pemerintah.
Sedangkan hubungan dengan Dunia Internasional, perusahaan melakukan impor atas produk
barang maupun jasa dari luar negri.
Pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang
ada. Pada sektor Dunia Internasional / Luar Negeri, dimana Hubungan dengan RumahTangga
adalah dunia internasional menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga.
dan untuk Hubungan dengan Perusahaan, dunia internasional mengekspor produknya kepada
bisnis-bisnis perusahaan.
Negara Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi yang berlangsung sejak
beberapa tahun yang lalu. Dimana Tingginya tingkat krisis yang dialami negeri kita ini
diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadi
penurunan tabungan, berkurangnya investasi, semakin banyak modal yang dilarikan ke luar
negeri, serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan
untuk terus berlanjut dan memaksa pemerintah untuk menentukan suatu kebijakan dalam
mengatasinya. Kebijakan moneter dengan menerapkan target inflasi yang diambil oleh
pemerintah mencerminkan arah ke sistem pasar. Artinya, orientasi pemerintah dalam
mengelola perekonomian telah bergeser ke arah makin kecilnya peran pemerintah.
Di Eropa Barat, Amerika Utara Asia Timur, Australia, dan Selandia Baru yang dikenal
sebagai negara maju, masyarakatnya lebih siap untuk menghadapi penerapan mekanisme
pasar global tersebut. Bahkan masyarakat di negara-negara tersebut dapat menikmati manfaat
dari proses globalisasi itu. Sebaliknya, masyarakat di belahan Eropa Timur, Asia Selatan, dan
sebagian Asia Tenggara serta Afrika yang dikenal sebagai negara berkembang menanggung
derita akibat dari proses globalisasi itu.
Dengan adanya dualisme mengakibatkan ketidakmampuan shg sumber daya yang ada di
NYSB tidak digunakan secara efesien : Kurva Kemungkinan Produksi
(PRODUCTION POSSIBILITIES CURVE)
Penyebabnya :
a. Corak perpindahan penduduk yg masih muda & lebih terdidik
b. Corak aliran modal, kurangnya aliran / permintaan modal di daerah miskin. Karena
modal lebih terjamin di daerah yg maju.
c. Jaringan transportasi, daerah maju yg lebih baik
2. SPREAD EFFECT
Yaitu perkembangan daerah yg lebih maju dapat mendorong perkembangan di daerah
yg miskin.
- Timbulnya barang hasil pertanian & kerajinan.
PERSYARATAN DASAR PEMBANGUNAN
3. Perubahan Struktural
Perubahan structural mengandung arti peralihan dari masyarakat pertanian
tradisional
menjadi ekonomi industri modern, yang mencakup peralihan lembaga, sikap sosial dan
motivasi yang ada secara radikal. Perubahan structural semacam ini menyebabkan
kesempatan kerja semakin banyak, produktivitas buruh, stok modal, pendayagunaan sumber-
sumber baru serta perbaikan teknologi akan semakin tinggi.
4. Pembentukan modal
Pembentukan modal merupakan faktor paling penting dan strategis dalam proses
pembangunan ekonomi. Pembentukan modal bahkan disebut sebagai “kunci utama menuju
pembangunan ekonomi.” Sekali proses ini berjalan, ia akan senantiasa mengumpal dan
menghidupi dirinya sendiri. Proses ini berjalan melalui tiga tingkatan: (i) kenaikan volume
tabungan nyata yang tergantung pada kemauan dan kemampuan untuk menabung;
(ii)
keberadaan lembaga kredit dan keuangan untuk menggalakkan dan menyalurkan tabungan
agar dapat dialihkan menjadi dana yang dapat diinvestasikan; dan (iii) penggunaan tabungan
untuk tujuan investasi dalam barang-barang modal pada perusahaan. Pembentukan modal
juga berarti pembentukan keahlian, karena keahlian kerapkali berkembang sebagai akibat
pembentkan modal.
6. Persyaratan sosio-budaya
Wawasan sosio-budaya masyarakat haruslah diubah jikalau pembangunan diharapkan dapat
berjalan. Manakala terdapat hambatan sosial yang menghalangi kemajuan ekonomi,
hambatan tersebut harus disingkirkan atau disesuaikan.organisasi sosial seperti keluarga
bersama, system kasta, warna kulit, dogma agama dan kehidupan desa harus dimodifikasi
sehingga selaras dengan pembangunan. Setiap perubahan sosial atau budaya akan membawa
ketidakpuasan dan perlawanan dibelakangnya, yang karena itu dapat berpengaruh buruk pada
perekonomian. “karena kesejahteraan ekonomi hanyalah merupakan sebagian saja
dari
kesejahteraan sosial pada umumnya maka yang terakhir inilah yang harus mendapatkan
perhatian utama. Kenaikan pendapatan nasional tidak akan membawa kenaikan kesejahteraan
sosial, jika kenaikan pendapatan itu kurang dibarengi dengan penyesuaian budaya.”
7. Administrasi
Kehadiran administrasi yang kuat, berwibawa dan tidak korup, merupakan sine qua non
pembangunan ekonomi. Pemerintahan harus kuat, mampu menegakkan hukum dan
ketertiban serta dapat mempertahankan negeri melawan agresi dari luar. Tanpa
alat
perlengkapan administratif yang baik dan efisien, rencana pembangunan publik maupun
privat tidak akan dapat dilaksanakan secara sempurna. Kebutuhan akan pemerintahan yang
bersih dalam pembangunan ekonomi secara singkat dijelaskan oleh Prof. Herman Finer:
“pembangunan ekonomi memerlukan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang
berfungsi sebagai pedoman dan memberikan kepastian tentang keuntungan yang sepadan
dengan usaha dan pengorbanan seperti dijanjikan oleh program pembangunan. Pembangunan
ekonomi juga memerlukan suatu system administrasi yang tepat untuk melaksanakan rencana
yang dicantumkan di dalam peraturan perundang-undangan. Pemerintahan seperti itu harus
menyediakan pelayanan kepada masyarakat, kapan saja dibutuhkan, untuk
mendorong:
pembangunan ekonomi; ketertiban, keadilan, polisi, pertahanan; imbalan yang
sepadan
dengan kemampuan dan penerapan di dalam produksi; jaminan dalam menikmati hak milik
yang sifatnya bias sangat beraneka ragam; hak waris; jaminan bahwa persetujuan
dan
perjanjian bisnis akan ditepati; ketentuan-ketentuan tentang standar satuan berat; ukuran dan
mata uang serta stabilitas sistem pemerintahan itu sendiri, untuk memelihara rasa ketertiban
dan harapan serta tugas masa depan yang dapat diperhitungkan
PENDAPATAN PERKAPITA SEBAGAI INDEKS
TINGKAT KESEJAHTERAAN
Pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan
masyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara.
KELEMAHAN AD 1
v kelemahan metodologis & statistis dalam menghitung pendapatan perkapita dalam nilai mata uang
sendiri maupun mata uang asing.
v terjadi penafsiran yang salah / terlalu rendah thd negara miskin karena jenis-jenis kegiatan di
negara miskin terdiri dari unit-unit kecil dan tersebar di berbagai pelosok shg tidak dimasukkan dalam
variabel perhitungan pendapatan nasional.
v nilai tukar resmi mata uang suatu negara dengan valuta asing tidak mencerminkan perbandingan
harga kedua negara, walaupun dalam teori dikatakan nilai tukar ini menyatakan harga.
KELEMAHAN AD 2
faktor-faktor lain menentukan pendapatan dari tingkat kesejahteraan masyarakat suatu negara
1. FAKTOR EKONOMI :
v struktur umur penduduk
v pembangunan ekonomi tdk hanya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat tetapi juga harus
mengurangi jumah pengangguran.
1. 2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare) => William Nordhaus
dan James Tobin (1972)
Diperkenalkan William Nordhaus dan James Tobin (1972), menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk
memperoleh indicator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara :
1. a. Koreksi Positip : Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sector
informal.
2. b. Koreksi Negatif : Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan
INDIKATOR NON MONETER
1. Indikator Sosial
Oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok :
1. Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masy. di dua negara dengan memperbaiki cara
perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
2. Penyesuaian pendapatan masy. dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga
berbagai negara.
3. Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yg tdk
bersifat moneter (non monetary indicators).
Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).
1. Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia
Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor
: tingkat harapan hidup, angka kematian dan tingkat melek huruf. Sejak thn 1990 UNDP
mengembangkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index = HDI) : (1) Tingkat
harapan hidup (2) Tingkat melek huruf masyarakat dan (3) Tingkat pendapata riil perkapita masy.
berd. Daya beli masing-masing negara. Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti indkes
pembangunan manusianya tinggi demikian sebaliknya.
1. Indeks Campuran
BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan : tk pendidikan, tk
melek huruf & tk partisips pendidikan
KEMISKINAN
Ukuran kemiskinan :
1. Kemiskinan Absolut
Konsep kemiskinan dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan kebutuhan.
Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan minimum yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan, pakaian, dan perumahan untuk
menjamin kelangsungan hidup (Todaro, 1997)
2. Kemiskinan Relatif
Bersifat dinamis, shg kemiskinan akan selalu ada.
INDIKATOR KEMISKINAN
1. Tingkat konsumsi beras
2. Tingkat pendapatan
3. Indikator kesejahteraan rakyat
Publikasi UN (1961) berjudul “INTERNATIONAL DEFINITION AND
MEASUREMNT OF LEVELS OF LIVING : AN INTERIM GUIDE” Ada 9
Komponen kesejahteraan :
1. Kesehatan
2. Konsumsi makanan & gizi
3. Pendidikan
4. Kesempatan Kerja
5. Perumahan
6. Jaminan sosial
7. Sandang
8. Rekreasi
9. Kebebasan
Apa yang menentukan baik tidaknya sistem kesehatan? dan bagaimana kita bisa
mengetahui bahwa suatu sistem kesehatan telah berfungsi dengan sebaik-baiknya? Semua
pertanyaan ini meruppakan subjek dari perdebatan publik di hampir semua negara di seluruh
dunia.
3 Pekerja Anak
Pekerja anak merupakan masalah yang tersebar luas di negara-negara berkembang. Jika
seorang anak berusia di bawah 15 tahun bekerja, sekolah mereka akan terganggu dan dalam
hampir semua kasus bahkan tidak bersekolah sama sekali. Keadaan itu makin menggenaskan
karena kesehatan anak-anak yang bekerja itu sangat buruk, bahkan dalam status mereka yang
miskin ternyata kesehatan mereka lebih buruk di bandingkan dengan anak-anak miskin yang
tidak bekerja, dan umumnya pertumbuhan fisik mereka terhambat.
Terdapat empat pendekatan utama dalam kebijakan pekerja anak yang sekarang di terapkan
dalam perumusan kebijakan pembangunan.
7.1 HIV/AIDS
Epidemi AIDS mengancam untuk menghentikan atau bahkan membalikkan pencapain
kemajuan pembangunan ekonomi dan manusia telah diupayakan sedemikian lama di banyak
negara. Data menunjukkan bahwa jumlah penularan baru telah menurun dengan mantab
dalam abad baru. Ini merupakan pencapaian kesehatan global yang mengagumkan, tetapi
masih ada tantangan yang sangat besar. AIDS juga merupakan isu pembangunan ekonomi.
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalh tahap akhir dan fatal dari penularan
human immunodeficiency (HIV). Di negara-negara yang berpendapatan rendah, rata-rata
kemungkinan bertahan hidup setelah munculnya gejala AIDS adalah dibawah satu tahun.
Semula AIDS dipandang sebagai penyakit di negara-negara maju, terutama menjangkiti laki-
laki yang berhubungan seksual dengan sesama laki-laki. Akan tetapi, fakta menunjukkan
bahwa lebih dari 95% kasus HIV dan kematian karena AIDS terjadi di negara-negara
berkembang. Pada tahun 2009, sekitar 33 juta orang mengidap HIV di seluruh dunia dan
kurang lebih 22 juta dari jumlah itu terdapat di Afrika sub-Sahara.
7.2 Malaria
Malaria secara langsung telah mneyebabkan kematian lebih dari 1juta orang setiap tahun,
yang sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dari keluarga miskin afrika. Meskipun
ada kontroversial, ada bukti bahwa malaria telah menimbulkan biaya cukup besar. Malaria
memperendah produktivitas, seperti halnya malnutrisi, parasit, dan masalah kesehatan
lainnya. Malaria bahkan memperendah tingkat pertumbuhan. Dengan adanya dana yang
memadai, para pakar percaya bahwa dalam tempo yang tidak terlalu lama akan ditemukan
vaksin malaria yang efektif. Akan tetapi, karena korban malaria cenderung berasal dari
negara-negara berpendapatan rendah dan tidak mampu membeli obat-obatan yang mahal,
tidak banyak insentif yang tersedia bagi perusahaan-perusahaan farmasi untuk menekankan
penelitian bidang ini. Vaksin untuk penyakit lainnya telah menyelamatkan nyawa banyak
anak di negara berkembang. Ada sejumlah penyakit lainnya yang dapat dikendalikan oleh
vaksin dan melibatkan masalah-masalah teknis yang tidak lebih sulit dibandingkan vaksin
bagi penyakit lain yang sebelumnya telah dikembangkan. Apabila masalah-masalah seperti
itu dapat diatasi, mungkin akan diperoleh vaksin sebagai solusi terbaik untuk mengobati
penyakit malaria dan banyak penyakit tropis lainnya.
7.3 Cacing Parasit dan “ Penyakit Tropis Terabaikan” Lainnya
Banyak tantangan kesehatan di negara-negara berkembang yang telah mendapatkan perhatian
besar belakangan ini, yang ditandai dengan peran sentral dari Global Fund to Fight AIDS,
Tuberculosis, dan Malaria yang didanai dengan cukup baik. Insiden penyakit yang
disebabkan oleh cacing parasit yang melemahkan tubuh ini sangat banyak, menjangkiti
sekitar 2 miliar orang, 300 juta diantaranya menderita parah. Di antara banyak penyakit
parasit yang menyerang orang-orang di negara berkembang, schistosomiasis adalah yang
terburuk dalam kaitannya dengan dampaknya terhadap manusia pembangunan. WHO
malaporkan bahwa akibat schistosmiasis terhadap pertumbuhan anak sebenarnya dapat
dibalikkan 90% dengan perawatan yang efektif, tetapi terlalu sering diabaikan. Penyakit lain
yang lama menghantui adalah trypanosomiasis Afrika, atau penyakit tidur, yang masih
menjangkiti beberapa ratusan ribu orang di Afrika sub Sahara. Fakta paling tragis adalah
karena penyakit ini bersifat endemis di kawasan yang minim fasilitas kesehatannya, sehingga
kebanyakan orang yang yang terjangkit penyakit tidur ini telah meniggal bahkan sebelum
didiagnosis. Penyakit ini sekarang sedang di tanggulangi dengan obat-obatan yang
disumbangkan sebuah perusahaan farmasi kepada sejumlah organisasi internasional.
KEBIJAKAN EKONOMI DALAM
PEMBANGUNAN
1. KEBIJAKAN FISKAL
Arti lain dari kebijakan fiskal yaitu sebagai kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah untuk mengarahkan ekonomi dalam suatu negara melalui
pengaturan pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Tujuan dari kebijakan fiskal ini mirip juga dengan kebijakan moneter yaitu
untuk mengatur dan mengelola jumlah uang yang beredar. Namun pada
prakteknya kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan
pendapatan dan pengeluaran (belanja) pemerintah.
2. KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan dari otoritas moneter (dalam hal
ini adalah bank sentral) dalam bentuk pengendalian agregat moneter
(seperti uang beredar, uang primer, atau kredit perbankan) untuk mencapai
perkembangan kegiatan perekonomian yang dicita-citakan. Perkembangan
perekonomian ini berupa stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi yang
baik, dan kesempatan atau peluang kerja yang tersedia.
Pengertian lain dari kebijakan moneter adalah salah satu upaya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan
dengan tetap menjaga kestabilan harga.
1. Pajak
Dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang
telah ditetapkan, pemerintah dihadapkan pada berbagai pilihan sumber pembiayaan.
Pembiayaan dalam negeri merupakan pilihan utama pemerintah untuk pembiayaan
pembangunan. Namun sumber penerimaan dalam negeri yang berasal dari penerimaan pajak,
penerimaan migas, serta penerimaan dalam negeri lainnya belum cukup untuk membiayai
pembangunan sesuai target pertumbuhan yang diinginkan. Saat ini pemerintah Indonesia
tidak lagi dapat mengandalkan penerimaan dari migas, sehingga harus mengupayakan
peningkatan penerimaan pajak. Namun, penerimaan pajak tidak terlepas dari kondisi
perekonomian. Perekonomian yang tumbuh dengan cukup signifikan akan berdampak
terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan sehingga profitabilitas perusahaan akan
semakin besar. Para pekerjapun akan mengalami peningkatan pendapatan. Dalam kondisi
seperti ini, penerimaan Negara dari perpajakan akan dapat dipacu peningkatannya. Pajak
merupakan instrumen keuangan konvensional yang sering digunakan di banyak negara.
Penerimaan pajak digunakan untuk membiayai prasarana dan pelayanan perkotaan yang
memberikan manfaat bagi masyarakat umum, yang biasa disebut juga sebagai "public
goods".
Bagi pemerintah daerah tingkat II di Indonesia, penerimaan pajak yang terpenting dan
dominan adalah yang bersumber dari Pajak Pembangunan I, pajak hiburan/tontonan, dan
pajak reklame. Selain itu, PBB, yang pada dasarnya merupakan penerimaan bagi hasil dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dapat dianggap juga sebagai sumber penerimaan
pajak yang utama bagi daerah tingkat II. Oleh karena itu, PBB sering bersama-sama dengan
PAD dikategorikan sebagai Penerimaan Daerah Sendiri (PDS).
2. Utang
Pada umumnya penerimaan pajak tidak cukup untuk membiayai seluruh kegiatan
pembangunan yang dirancang untuk mengejar pertumbuhan yang ditargetkan Oleh karena
itu, pemerintah mengupayakan pembiayaan pembangunan tersebut dari utang. Pinjaman
dalam negeri digunakan untuk membiayai kegiatan dalam rangka pemberdayaan industri
dalam negeri dan pembangunan infrastruktur untuk pelayanan umum serta kegiatan investasi
yang menghasilkan penerimaan.
3. Modal Asing
Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi
dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti oleh
perbankan struktur produksi dan perdagangan. Modal asing dapat berperan penting dalam
mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi
menurun segera setelah perubahan struktur benar-benar terjadi. Asumsi dasar yang melatar
belakangi hubungan positif antara modal asing dan pertumbuhan ekonomi :
a. Setiap 1$ modal asing akan mengakibatkan kenaikan 1$ impor dan investasi.
Dengan asumsi ini dan ICOR yang stabil dimungkinkan untuk menghitung dampak modal
asing terhadap pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya menghitung berapa modal asing yang
diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan tertentu. Incremental Capital Ouput Ratio
(ICOR) atau rasio kenaikan ouput akibat kenaikan kapital adalah indikator ekonomi makro
yang sering digunakan untuk menilai kinerja investasi di suatu Negara. Kegunaan lainnya
adalah untuk menghitung besarnya investasi yang dibutuhkan agar perekonomian tumbuh
dengan laju yang sudah ditetapkan.
4. Dana Perimbang
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana perimbangan terdiri dari:
1) Bagian Daerah atau Bagi Hasil
Bagian daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil bagi atas penerimaan
pajak dan bumi bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan atau bangunan (BPHTB),
dan sumber daya alam.
2) Dana Alokasi Umum
Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 104 Tahun 2000,
dana alokasi umum (DAU) adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisai
3) Dana alokasi khusus
Dana alokasi khusus (DAK) adalah alokasi dana dari APBN kepada daerah tertentu untuk
membantu membiayai kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan
seperti dana alokasi umum dan kebutuhan yang merupakan komitemen atas dasar prioritas
nasional
5. Tabungan Dalam Negeri
Pertumbuhan ekonomi membutuhkan peningkatan investasi. Peningkatan Investasi pada
gilirannya membutuhkan dana pembiayaan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Dari
kedua sumber pembiayaan ini, sumber dana dalam negeri seyogyanya merupakan sumber
pokok pembiayaan. Terutama dilihat dari konteks pertumbuhan ekonomi jangka panjang,
dimana suatu negara haruslah mendasarkan pembiayaan investasi dari sumber dalam negeri.
Dari berbagai sumber pembiayaan dalam negeri, tabungan domestic merupakan salah satu
faktor penting bagi pembiayaan. Tabungan dalam negeri dapat bersumber dari tabungan
masyarakat/swasta, maupun tabungan pemerintah. Dalam konteks tabungan domestik,
idealnya kedua komponen tersebut harus dapat ditingkatkan secara sinergis dan bersamaan.
6. Investasi
Sebagaimana yang telah di ketahui investasi sangat berpengaruh besar terhadap
pembangunan ekonomi, Semakin banyak investasi dalam negeri semakin besar pula
kesempatan Negara kita untuk membangun ekonomi dalam negeri.