com
081330422988 03172074684 Perkuliahan ke 3 dan 4
Katimpangan mencolok
Orang kaya + menengah
miskin
-12%
Ketimpangan Kecil
Org miskin Org kaya + menngah 18%
83% Jika PNB 12-17% diraih orang miskin, 88% diraih orang kaya dan menengah maka ketimpangan antara kaya dan miskin di anggap sedang.
82%
Jika PNB >17% diraih orang miskin, sisanya diraih orang kaya dan menengah maka ktimpangan antara kaya dan miskin di anggap Kecil.
Pembangunan dianggap berhasil jika pertumbuhan ekonomi tinggi, rata-rata harapan hidup diatas 71 tahun. Jumlah ibu meninggal dalam melahirkan dibawah angka /1000. angka buta aksara max . Serta pembanguna yang tikdak merusak lingkungan baik SDM atau SDA.
Mencari kurva Lorenz berdasarkan 0-1 pendistribusian pendapatan, semakin mendekati angka 1 semakin terjadi ketimpangan. Di negara berkembang koefesien gini bergerak 0,5-0,7 sedang di negara maju bergerak 0,2-0,35.
Negara-negara dikatulistiwa bertanah subur melakukan spesialisasi produksi pertanian. Negara sebelah Utara mengembangkan industri untuk menciptakan keunggulan komparatif bagi negaranya.
6. Teori Pembangunan
c. McClelland (dorongan berprestasi / n-Ach) Untuk membuat sebuah pekerjaan berhasil yang paling penting adalah sikap terhadap pekerjaan tersebut, melalui konsep The need for Achievement, kebutuhan untuk berprestasi orang dengan n-Ach tinggi akan memiliki dorongan berprestasi yang tinggi pula dan sebaliknya. Jika masyarakat memiliki n-Ach tinggi maka masyarakat tersebut dapat diharapkan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
6. Teori Pembangunan
c. McClelland (dorongan berprestasi / n-Ach) Orang yang memiliki n-Ach yang tinggi bekerja demi kepuasan bukan imbalan. McClelland berdasarkan penafsiran Max Weber jika etika protestan menjadi penyebab pertumbuhan di negeri barat maka pendapat ini bisa dicoba dinegara lain. Menurut dia bahwa masyarakat dinegeri dunia ketiga tidak mempunyai dorongan untuk meraih kebutuhan berprestasi, maksudnya masyarakat tidak memiliki ciri-ciri seperti dalam masyarakat kapitalis.
6. Teori Pembangunan
d. W.W Rostow. Dalam bukunya The stage of oconomic Growth, A NonCommunist Manisfesto (1960). Ada 5 tahap proses pembangunan; 1. Masyarakat Tradisional. 2. Pra kondisi untuk lepas landas. 3. Lepas landas. 4. Bergerak kedewasaan, perluasan kesempatan kerja. meningkatnya pendapatan Nasional. Permintaan konsumen; dan pembentukan pasar domestik yang tangguh. 5. Konsumsi masa tingkat tinggi.
6. Teori Pembangunan
d. W.W Rostow. 1. Masyarakat Tradisional.
Masyarakat yang strukturnya dibangun dalam fungsi produksi yang terbatas ilmu pengetahuan dan tekhnologinya 2. Masyarakat Pra kondisi lepas landas. Kondisi masyarakat proses peralihan mulai mengeksploitasi ilmu pengetahuan sehingga memperlihatkan dalam perubahan ekonomi, sosial dan politik. 3. Take off (tinggal landas) Masyarakat mengalami waktu halangan rintangan terhadap pertumbuhan ekonomi yang akhirnya bisa diatasi selama masa take off tingkat perekonomian berinvestasi naik misal 5% menjadi 10% atau melebihi dari pendapatan Nasional.
6. Teori Pembangunan
d. W.W Rostow.
4. Kedewasaaan Memperlihatakan perekonomian sanggup untuk melampaui industri permulaan dan menyerap hasil tehknologi modern yang peling maju secara efisien. Timbuknya industri baru dengan cepat, dan meninggalkan industri yang sudah tua. 5. Konsumsi masa tingkat tinggi. Artinya masyarakat memilih memperbesar alokasi sumber produksinya untuk mensejahterahkan dan jaminan sosial, sehingga timbulnya negara sejahterah. Rosto tidak memikirkan akibat politik dari pembangunan ekonomi, karena tidak semua orang bisa menikmati hasil pembangunan atau dapat tinggal landas tetapi diikuti kerusuhan politik atau bahkan gagal dalam melewati tahap tinggal landas.
6. Teori Pembangunan
e. Bert F.Hoselitz : faktor-faktor Non-Ekonomi. Membahas faktor non-ekonomi yang terabaikan oleh Rostow dalam bukunya Economic Growth and Development: Non-economic Factors in Economic development yaitu aspek; - Pemasokan modal besar dan perbankan. - Pemasokan tenaga ahli dan terampil. F.Hoselitz menekankan pada pentingnya pembentukan lembaga dan keterampilan kinerja (wiraswasta tangguh) serta ada ukungan kebijakan negara sebelum lepas landas , dan keseluruhannya saling menunjang proses modernisasi.
6. Teori Pembangunan
f. Inkeles dan Smith (manusia Modern). Menggambarkan ciri2 manusia modern; 1. Terbuka terhadap pengalaman baru. 2. Sikap yang semakin independen. 3. Percaya ilmu pengetahuan. 4. Berorientasi mobilitas tinggi berambisi. 5. Memiliki rencana jangkah panjang. 6. Aktif terhadap pencaturan politik.
c. Raul Presbisch.
d. Paul Baran. e. Teori Ketergantungan Klasik dari Andre Gunder
Frank ( pembangunan dan keterbelakangan). f. Teori Theotonio Dos Santos. g. Teori Dependensi Baru Cordoso.
Teori Dependensi
b. Teori Tindakan Sosial Voluntaristik (Talkot Parsons) Menurut Parsons; - Tindakan itu diarahkan pada tujuan tertentu. - Tindakan terjadi dalam suatu situasi (terdapat beberapa elemen-elemen yg berperan seebagai alat guna mencapai tujuan) - Secara normatif suatu tindakan sehubungan dng penentuan alat dan tujuan.
Jadi komponen dasar dari suatu tindakan adalah tujuan, alat, kondisi dan norma.
Teori Dependensi
b. Teori Tindakan Sosial Voluntaristik (Talkot Parsons) Parson lebih menekankan orientasi pada orang lain, dengan siapa dia terlibat, dan bagaimana dia berinteraksi dan berperilaku. Di dalam bukunya a general theory of action dia mencantumkan 5 pola perilaku; 1. Efektif (emosional) -- netralitas efektif. 2. Orientasi diri -- orientasi kolektivitas. 3. Universalisme -- partikularis. 4. Askripsi -- prestasi. 5. Spesifik -- kekaburan (menyebar).
Teori Dependensi
c. Raul Presbich
Ia menyatakan bahwa teori pembangian kerja secara Internasional menjadikan negara2 melakukan spesialisasi produksinya (pertanian dan industrial). Seharusnya setelah ada pembagian kelompok dan perdagangan global terjadi saling menguntungkan, namun kenyataannya tidak demikian. Menurut Presbich dikarenkan; 1. Permintaan untuk barang pertanian tidak elastis. 2. Negara pertanian sulit mengekspor ke negara Industri, karena negara industri telah memproteksi hasil pertanian merka sendiri. 3. Munculnya bhn mntah tehknologi baru (sintetis) yg menggantikan bahan menta alami. Mempersempit kesempata ekspor negara pertanian ke Negara Industri
Teori Dependensi
c. Raul Presbich
Presbich juga menyimpulkan bahwa negara terbelakang harus melakukan Industrialisasi sendiri guna membangun dirinya, dan turut ikut campur dalam perkembangan industri yang baru lahir, hingga sampai mampu mandiri.
Teori Dependensi
d. Paul Baran.
Menentang pemikiran karl marx. Menurut Baran memberikan sentuhan kapitalisme pada negara ketiga itu malah semakin menjadikan terbelakang, seperti terkena penyakit kretinisme (kerdil) yang pertumbuhannya terhambat . Faktor-faktor penghambatnya antara lain; 1. Produksi meningkat dan diikuti para petani dan pedesaan. 2. Meningkatnya produksi komoditi dan terjadi pembagian kerja berakibat sebagian orang menjadi buruh. 4. Mengumpulkan harta di tangan para pedagang dan tuan tanah
Mungkin faktor kapitalis ini berlaku di Eropa, dimana surplus di ambil kaum industri melalui para pedagang db tuan tanah, tetapi di negara ketiga malah menjadi penghambat
Teori Dependensi
d. Paul Baran. Penyusutan di dunia ketiga disebabkan oleh beberapa sifat klas berkuasa antara lain; a. Klas Tuan Tanah b. Klas Pedagang c. Klas Industrialis. d. Klas orang asing (bermodal kuat) pencarai bhn baku, memanfaatkan tenaga orang pinggiran yang murah.
Teori Dependensi
e. Teori Ketergantungan Klasik Andre Gunder Frank (Pembangunan dan Keterbelakangan)
Frank menyatakan keterbelakangan bukanlah suatu
kondisi alami masyarakat ataupun kekurangan modal, melainkan sebuah proses ekonomi, politik dan sosial yang diakibatkan oleh sistem kapitalisme negara pusat. Frank menekankan pada aspek politik, yakni hubungan politik & ekonomi, antara bermodal asing dengan penguasa negara satelit (pinggiran).
Teori Dependensi
e. Teori Ketergantungan Klasik Andre Gunder Frank (Pembangunan dan Keterbelakangan)
Tiga komponen utama yang mempengaruhi pembangunan aspek politik dan ekonomi yaitu; 1. Modal asing. 2. Pemerintahan lokal dinegara satelit(pinggiran). 3. Kaum Borjuis (tuan tanah dan pedagang)
Teori Dependensi
e. Teori Ketergantungan Klasik Andre Gunder Frank (Pembangunan dan Keterbelakangan)
Kapitalisme di negara satelit di katakan berkembang jika memenuhi ciri2; 1. Kehidupn ekonomi yg tergantung. 2. Terjadi kerjasama antar modal asing dengan klas berkuasa. 3. Terjadi ketimpangan antar si kaya dan si miskin.
Artinya sistem borjuis bergantung pada modal asing, dan tidak di konsumsi dan diinvestasikan di dlm negeri sndiri. Sehingga hanya akan menguntungkan modal asing dan kaum borjuis saja tidak menetes kebawah (trickel down effect)
Teori Dependensi
F. Teori Theotonio Dos Santos Negara pinggiran merupakan bayangan dari negara Metropolis, bila pusat berkmbang maka juga ikut berkembang. Santos membedakan 3 bentuk ketergantungan yaitu; 1. ketergantungan kolonial. 2. ketergantungan finansial-industrial. 3. ketergantungan teknologis-industrial
Teori Dependensi
F. Teori Theotonio Dos Santos
Tiga hambatan negara pinggiran; 1. Negara pinggiran membutuhkan valuta asing untuk meng-impor teknologi. 2. Negara pinggiran terus mengalami defisit neraca perdagangan Internasional, dikarenakan; a. Menurunnya nilai tukar. b. Sektor perekonomian di kuasai oleh modal asing. c. Pentingnya kebutuhan akan pinjam ke luar negeri. 3. negara pinggiran harus membayar sewa dikarenakan monopoli teknologi oleh negara pusat
Teori Dependensi
g. Teori Dependensi Baru CORDOSO Sifat pembangunan dinegara berkembang ; 1. Ketimpangan pendapatan makin besar. 2. Penekanan pada produksi barang mewah konsumsi tahan lama dan bukan kerupakan barang kebtuhan rakyat sehingga utang dan kemiskinan menambah.
Teori Dependensi
g. Teori Dependensi Baru CORDOSO
Gejala pembangunan dan ketergantungan memang bisa berjalan seiring (Cordoso:1972), namun pada artikel lain dia menyamakan gejala pembangunan dalam ketergantungan sebagai associated-dependent development atau pembangunan yang tergantung yang hanya terikutsertakan (Cordoso:1073). Cordoso juga menjelaskan gejala ini ini disebabkan oleh perubahan bentuk ketergantungan, dari ketergantungan akan bahan mentah menjadi ketergantungan akan teknologi, karena ketergantungan teknologi inilah produksi dapat dilakukan dinegara pinggiran, dan perusahaan multinasional menjadi pendorongnya.
Teori Dependensi
g. Teori Dependensi Baru CORDOSO Teori Modernisasi klasik memfokuskan pada modernisasi dan pembangunan. Teori Depedensi klasik melihat bahwa hubungan negara pusat dan pinggiran adalah penindaasan, yang mengakibatkan keterbelakangan. Menurut Cordoso dengan perusahaan multinasional akan bertanggungjawab terhadap munculnya karateristik baru sehingga menjumpai situasi yang dinamis.
Teori Dependensi
g. Teori Dependensi Baru CORDOSO Dinamika Politik Tiga kekuatan politik yang nampak yaitu; - Negara birokratis teknokratis militer. - Perusahaan multinasional. - Borjuis lokal.
Kekuatan Politik akan membentuk aliansi yang pada gilirannya membentuk bangunan yang bergantung
Teori Dependensi
g. Teori Dependensi Baru CORDOSO Fenomena Yang Tampak
Munculnya negara militer Pemerintahan sentralistik tindakan represif doktrin keamanan stabilitas politik. 2. Militer berusaha menghilangkan peran fraksi borjuis lokal nasional. 3. Sruktur ekonomi berpatner dengan perusahaan multinasional, memiliki posisi tawar menawar lebih rendah ,karena prusahaan multi nasional bermodal kuat dan mengendalikan teknologi yang lebih canggih.
1.
Teori Dependensi
g. Teori Dependensi Baru CORDOSO Negara Birokrasi Otoriter
Konsep negara birokratik otoriter dirumuskan oleh ODonnell, Sebagai kritik terhadap penjelasn teori depedensi klasik.
NBO lahir sekitar thn 1960-an di Amerika Latin, di karenakan krisis politik dan ekonomi, dan muncul kebijakan ekonomi baru yang disebut pendalaman industrialisasi (dipelopori oleh elit militer dan birokrat)
Teori Dependensi
g. Teori Dependensi Baru CORDOSO Negara Birokrasi Otoriter
Ciri-ciri NBO; a. Puncak pemerintahan dijabat orang yang pernah berhasil di birokrat. b. Pembatasan patisipasi politik yang ketat. c. Pembatasan partisipasi ekonomi yang ketat. d. Negara mengambangkan kebijaksanaan depolitisasi dan demobilisasi massa.