Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9 (EKONOMI SYARIAH 4)
1. TRI NAVITA KURNIA 2020602103
2. MUHAMMAD NAJIB 2020602111
3. PRASTIA HENDRAWAN 2020602114

DOSEN PENGAMPU: SAFIRA ELFHADILAH, SE, SEI, ME.


MATA KULIAH: EKONOMI PEMBANGUNAN

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran didunia dan
akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Pembangunan dan
juga untuk khalayak umum sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang
semoga saja bisa bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan dan dengan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan
masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu, kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran, dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata
kuliah Ekonomi Pembangunan yang kami harapkan dapat mengoreksi untuk kami.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………….
Pembahasan
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Linear………………………………………
2. Teori Perubahan Struktural………………………………………………...
3. Teori Dependensia…………………………………………………………
4. Teori Neo-Klasik…………………………………………………………..
5. Teori Schumpeter………………………………………………………….
Kesimpulan……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….
PEMBAHASAN
Ekonomi Pembangunan menjadi hal yang penting sejak adanya ketimpangan
perkembangan ekonomi yang besar antara negara-negara maju dengan negara berkembang.
Perekonomian suatu daerah/negara dapat dianggap maju apabila sudah mempunyai Lembaga
permodalan (bank dan non-bank) yang mapan, mekanisme pasar yang transparan, tidak ada
ketimpangan modal, dan masalah ketenagakerjaan yang telah berjalan baik.

Berikut adalah teori pembangunan ekonomi yang melandasi kebijakan pengelolaan


pembangunan di negara-negara berkembang. Ada 5 teori pembangunan ekonomi, meliputi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Linear, Teori Perubahan Struktural, Teori Dependensia,
Teori Neo-Klasik, dan Teori Schumpeter.

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Linear


Teori Pertumbuhan Ekonomi Linear ini terbagi lagi menjadi 3, yaitu :
a. Teori Pertumbuhan – Teori Adam Smith
Adam Smith kerap kali disebut sebagai Bapak dari ilmu ekonomi modern.
Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi menjadi 5 tahap, yaitu
dimulai dari masa pemburuan, masa beternak, masa bercocok tanam, masa
perdagangan, dan tahap perindustrian. Pada teori ini masyarakat dikatakan
bergerak dari yang awalnya tradisional menjadi modern yang kapitalis. Ada 3
unsur pokok dalam system produksi suatu negara, yaitu:
- Sumber-sumber alam yang tersedia
Hal ini merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi
suatu masyarakat. Tetapi ketersediaannya juga memiliki batas maksimal,
karena jika sumber-sumber ala mini sepenuhnya dimanfaatkan terus-menerus
maka akan menjadi terbatas sehingga pertumbuhan ekonomi juga akan ikut
terhenti.
- Sumber Daya Manusia (Jumlah Penduduk)
Peran jumlah penduduk disini akan menyesuaikan dengan kebutuhan
tenaga kerja.
- Stok barang yang ada
Hal ini lah yang menentukan semuanya, karena laju pertumbuhan
bergantung pada apa yang akan terjadi pada stok barang yang ada dengan
dibatasi oleh unsur sebelumnya yaitu ketersediaan SDA dan dukungan SDM
yang terampil.
Jika ketiga unsur ini terpenuhi maka proses pertumbuhan akan terjadi
karena ketiga unsur tersebut memiliki hubungan keterkaitan. Selain Adam
Smith yang menganut pemikiran klasik, seperti David Richardo dan Thomas
Robert Malthus.
Teori Pertumbuhan oleh David Richardo berupa penjabaran dimana
model pertumbuhan menjadi lebih tajam, baik dalam konsep-konsep yang
dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan itu sendiri.
Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-
sumber alam) tidak dapat bertambah sehingga akan membatasi ekonomi suatu
negara.
Lalu menurut Malthus berpendapat juga bahwa populasi akan terus
mengalami peningkatan lebih cepat daripada suplai makanan, sehingga
produksi makanan akan mengalami penurunan dan populasi mengalami
kenaikan.
b. Teori Pembangunan – Teori Karl Marx
Perkembangan masyarakat ini akan sejalan dengan proses pembangunan yang
dilaksanakan. Karl Marx memandang buruh sebagai salah satu input dalam proses
produksi, artinya buruh tidak memiliki posisi tawar sama sekali terhadap para
majikannya yang kapitalis. Konsekuensi penggunaan asumsi dasar tersebut adalah
kemungkinan terjadinya eksploitasi buruh secara besar-besaran. Dengan demikian
pemupukan modal menjadi kata kunci bagi peningkatan pendapatan yang lebih
besar di masa mendatang. seluruh masyarakat harus membuat diri mereka
produktif dari tahun ke tahun. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat
terikat dalam produksi yang bersifat materi. pihak yang memiliki posisi tawar
tertinggi, sedangkan kaum buruh hanya dapat menjual tenaganya kepada majikan
sebagai satu input dalam proses produksi. Maka, terjadilah eksploitasi besar-
besaran terhadap kaum buruh.
c. Teori Tahap Pertumbuhan – Teori W. W. Rostow
Proses pembangunan ekonomi menurut Rostow dalam bukunya “The Stages
of Economic Growth: a non-communist manifesto” dibedakan menjadi lima tahap,
yaitu:
1. Masyarakat Tradisional (the traditional sosiety)
Rostow mengartikan masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat
yang strukturnya berkembang di dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas,
didasarkan pada teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat. Cara
hidup masyarakat tersebut masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai pemikiran
yang tidak rasional dan didasarkan atas kebiasaan yang telah berlaku secara
turun menurun.
2. Prasyarat lepas landas (the precondition for take off)
Pada tahap ini masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan
dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus
berkembang (self sustained growth). Mereka dapat mencapai tahap prasyarat
untuk lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.
3. Tahap lepas landas (the take off)
Suatu tahap yang ditandai adanya pembaharuan-pembaharuan
(inventions) dan peningkatan penanaman modal. Adanya tingkat penanaman
modal yang makin tinggi akan mengakibatkan bertambahnya tingkat
pendapatan nasional dan akan melebihi tingkat pertambahan penduduk.
Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita makin lama makin bertambah
besar.
4. Tahap gerak menuju kematangan (the drive to maturity)
Suatu tahap dimana suatu perekonomian memperlihatkan
kemampuannya untuk melampaui industri-industri permulaan yang
menggerakkan take-off--nya dan menyerap hasil-hasil teknologi modern yang
paling maju, serta menerapkannya dengan efesien pada sebagian besar dari
sumber-sumber yang dimilikinya. Pada tahap ini perekonomian tumbuh
dengan teratur dan terjadi perluasan pemakaian teknologi modern secara
menyeluruh pada kegiatan-kegiatan perekonomian. Timbulnya lebih besar
daripada pertambahan penduduk, karena pemakaian mesin-mesin yang lebih
baru teknologinya. Barang-barang yang dulunya diimpor sekarang sudah dapat
diproduksi didalam negeri sendiri.
5. Tahap konsumsi masa tinggi (the age of high mass consumption)
Pada tahap konsumsi masa tinggi ini pendapatan riil perkapita
meningkat sampai pada titik dimana sejumlah besar orang dapat membeli
barang-barang konsumsi yang melebihi kebutuhan-kebutuhan pokok seperti
makanan, pakaian, dan perumahan.
2. Teori Perubahan Struktural
a. Teori Dualisme Sosial Oleh Boeke
Dalam suatu masyarakat mungkin terdapat dua sistem sosial yang sangat
berbeda. Kedua-duanya terwujud secara berdampingan dimana yang satu tidak
dapat sepenuhnya menguasai yang lainnya. Penetrasi dari sistem sosial yang baru
ini menyebabkan kegiatan cara berfikir segolongan masyarakat adalah sama
dengan yang terdapat di negara-negara yang sudah lebih maju. Akan tetapi di
sebagian besar masyarakat lainnya dengan sistem sosialnya mengalami perubahan
yang sangat minimal sekali, sehingga keadaan yang terwujud setelah penetrasi
tersebut tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan keadaan pada masa
sebelumnya. Berdasarkan pada keadaan yang demikian Boeke mengemukakan
teorinya dualisme sosial di negara-negara berkembang dan pengertian tersebut
didefinisikan sebagai suatu pertentangan dari suatu sistem sosial yang dari luar
(asing) dengan sistem sosial pribumi yang memiliki corak yang berbeda.
b. Teori Pembangunan Dualisme Ekonomi Oleh Arthur Lewis
Teori ini membahas proses pembangunan yang terjadi antara daerah perkotaan
dan pedesaan, yang mengikutsertakan proses uranisasi yang terjadi di sektor
modern dan termasuk juga sistem penetapan upah yang berlaku di sektor modern,
yang akhirnya akan berpengaruh besar terhadap arus urbanisasi yang ada.
c. Teori Pola Pembangunan Oleh Hollis Chenery
Teori ini memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses
perubahan ekonomi, industri dan struktur institusi dari perekonomia negara
sedang berkembang, yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional
beralih ke sektor industri.
d. Teori Akumulasi Modal Oleh Horrod-Domar
Teori Harrod-Domar memberikan peranan kunci kepada investasi dalam
pertumbuhan ekonomi. Investasi berpengaruh terhadap permintaan agregat, yaitu
melalui penciptaan pendapatan dan terhadap penawaran agregat melalui
peningkatan kapasitas produksi.
3. Teori Dependensia
Teori Dependensia berusaha menjelaskan penyebab keterbelakangan ekonomi
yang dialami oleh negara-negara berkembang. Asumsi dasar teori ini adalah
pembagian perekonomian dunia menjadi dua golongan, yang pertama adalah
perekonomian negara maju dan kedua adalah perekonomian negara-negara sedang
berkembang.
Andre Gunder Frank (Kuncoro, 2000) mengelompokkan negara maju kedalam
negara-negara metropolis maju (developed metropolitan countries) dan negarasedang
berkembang dikelompokkan kedalam negara satelit yang terbelakang (satelite
underdeveloped countries).  Hubungan antara negara metropolis dengan satelit ini
menyentuh keseluruhan sektor di negara -negara miskin, dan keterbelakangan sektor
tradisional ini justru diakibatkan adanya kontak dengan sitem kapitalis dunia yang
masuk ke negara mesikin melalui sektor modern.
4. Teori Neo-Klasik
Pemikiran agar sistem ekonomi suatu negara kembali ke sistem ekonomi
kapitalis abad ke-19 di mana kebebasan individu berjalan sepenuhnya, dan campur
tangan pemerintah dalam kehidupan ekonomi hendaklah seminimum mungkin. Tugas
utama pemerintah adalah mempertahankan keamanan dan ketertiban. Sistem
ekonomi, menurut pemikiran ini, hendaklah didasarkan sepenuhnya pada pemilikan
individu atas faktor-faktor produksi, mekanisme pasar dan persaingan bebas.
masyarakat terdiri dari penjumlahan bagian-bagian masyarakat itu. Atau dengan
perkataan lain, masyarakat terdiri dari para individu sehingga segala sesuatu yang
terbaik, menurut pendapat individu, merupakan segala sesuatu yang terbaik untuk
masyarakat secara keseluruhan. Sebagai akibat dari penitikberatan kepada kebebasan
memilih (freedom of choice) maka pendukung pemikiran ini tidak mempersoalkan
masalah ketimpangan distribusi pendapatan dalam masyarakat. 

Kritik atas Pemikiran Neo-Klasik

Pemikiran neoklasik mengundang berbagai reaksi dan kritik dari para ahli ekonomi.
Pemikiran neoklasik mengundang berbagai reaksi dan kritik dari para ahli ekonomi:

- Nicholas Kaldor
Menurut Kaldor, pemikiran neo-klasik secara berlebihan menekankan
betapa pentingnya peranan harga yang terbentuk di pasar bebas, sebagai
petunjuk dalam penentuan tingkat output dalam pengertian alokasi
sumbersumber ekonomi.

- Amartya Sen
Sen berpendapat bahwa definisi perkembangan ekonomi tidak hanya
mengandung pengertian peningkatan pendapatan per kapita, tetapi juga
meningkatnya kapabilitas rakyat yang ditunjukkan oleh meluasnya pemilikan
harta atau sumbersumber ekonomi di kalangan rakyat.
- Dennis Goulet
Goulet mengemukakan dua nilai inti emansipasi kemanusiaan
(corevalues of human development) yaitu harga diri dan kebebasan, di mana
dua nilai inti ini harus ada dalam definisi perkembangan ekonomi.
5. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menggambaran tentang proses pembangunan dan faktor
utama yang menentukan pembangunan ditulis dalam buknya Business Cycle pada
tahun 1939. Teori Schumpeter yang menjadi landasan teori pembangunan adalah
keyakinannya bahwa sistem ekonomi kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang
paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun
Schumpeter juga meramalkan bahwa sistem kapitalisme akan mengalami kemandekan
(staknasi) sama seperti pendapat kaum klasik.
Kunci utama dalam teori Schumpeter dalam perkembangan ekonomi adalah
proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau wiraswasta (entrepeneur).
Kemajuan ekonmi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi
oleh para entrepeneur. Entrepeneur disamping mampu meningkatkan keuntungan dan
menaikkan standar hidup masyarakat (total output), juga mampu memenangkan dalam
persaingan untuk memperoleh kedudukan monopoli.
KESIMPULAN
Ekonomi Pembangunan menjadi hal yang penting sejak adanya ketimpangan
perkembangan ekonomi yang besar antara negara-negara maju dengan negara berkembang.
Perekonomian suatu daerah/negara dapat dianggap maju apabila sudah mempunyai Lembaga
permodalan (bank dan non-bank) yang mapan, mekanisme pasar yang transparan, tidak ada
ketimpangan modal, dan masalah ketenagakerjaan yang telah berjalan baik.

Berikut adalah teori pembangunan ekonomi yang melandasi kebijakan pengelolaan


pembangunan di negara-negara berkembang. Ada 5 teori pembangunan ekonomi, meliputi :

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Linear


2. Teori Perubahan Struktural
3. Teori Dependensia
4. Teori Neo-Klasik
5. Teori Schumpeter
DAFTAR PUSTAKA

https://www.desbud.id/2021/04/teori-pertumbuhan-dan-pembangunan.html.
Diakses pada 6 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai