Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KETERKAITAN PERISTIWA ATAU FENOMENA

EKONOMI YANG ADA DI SEKITAR ANDA DENGAN TEORI


TAHAPAN WALT WHITMAN ROSTOW

HASIL DISKUSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Perekonomian
Dosen Pengampu: Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd.;
Labibatussolihah, M.Pd.

Disusun Oleh:
Abdalla Yaritsul F 2004251
Chepi Sopian 2010134
Keisha Aulia Rahim 2001371
Ahmad Afari Adi 1903174
Muhammad Galih 1902935

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
Pembagian Kerja Kelompok 1

Abdalla Yaritsul F: Berperan untuk menganalisis kelebihan teori tahapan


pertumbuhan ekonomi Rostow

Chepi Sopian : Berperan menganalisis kekurangan dari penerapan teori pertumbuhan


Rostow

Kesiha Aulia Rahim : Berperan menentukan ide pembahasan peristiwa ekonomi dan
teori yang tepat untuk digunakan

Muhammad Galih : Berperan dalam mengaitkan peristiwa atau fenomena ekonomi


yang ada saat ini dengan 5 tahapan teori pertumbuhan Rostow dan menyusun hasil
diskusi untuk kemudian dikumpulkan di spot.

Ahmad Afari Adi: berperan untuk mencari sumber referensi tentang teori 5 tahapan
Rostow

Tugas Kelompok

 Analisis keterkaitan peristiwa atau fenomena yang ada di sekitar Anda dengan
teori tahapan!

Kami dari kelompok 1 berdiskusi mengenai “Era Konsumsi Tinggi” yang


merupakan tahapan terakhir dari teori tahapan pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini, mayoritas masyarakat sudah hidup
berkecukupan. Pada masa ini, masyarakat lebih fokus terhadap masalah-masalah yang
berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan bersama, tidak lagi pada masalah
produksi. Selain itu, investasi untuk meningkatkan produksi sudah tidak lagi menjadi
tujuan utama seperti pada tahap menuju kedewasaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Rostow sebagai berikut:


“In a quite technical sense, the balance of atention of the society, as it
approached and went beyond maturity, shifted from supply to demand, from
problem of production to problems of consumption, and of walfare in the
widest sense.” (Rostow, 1993).

Artinya:
Dalam suatu pengertian yang sangat teknis, keseimbangan perhatian dari
masyarakat, sementara ia mendekati dan pergi meninggalkan tahap
kematangan, beralih dari penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi ke
persoalan konsumsi dan kesejahteraan dalam arti luas.

Menurut Rostow pembangunan ekonomi berlangsung secara betingkat-tingkat dengan


lima tahapan yang dijabarkan dalam teorinya, yaitu (Arsyad, 2004):

a. Masyarakat Tradisional
Menurut Rostow, yang dimaksudkan dengan masyarakat tradisional adalah
masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang
relatif masih primitif yang didasarkan pada ilmu dan teknologi pra-Newton dan cara
hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang
rasional, tetapi kebiasaan tersebut masih turun temurun. Tingkat produktivitas per
pekerja masih rendah, oleh karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat
digunakan untuk kegiatan sektor pertanian.
b. Tahap Prasarat Tinggal Landas
Suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai
pertumbuhan atas kekuatannya sendiri. Menurut Rostow, pada tahap ini dan
sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis.
c. Tahap Tinggal Landas
Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi
polotik, terciptanya kemajua yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-
pasar baru.
d. Tahap Menuju Kedewasaan
Masa di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada
hampir semua kegiatan produksi.
e. Tahap Konsumsi Tinggi
1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan ini
bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain.
2. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare istate) dengan cara mengusahakan
terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata melalui sistem pajak
yang progresif.
3. Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang,
pangan, dan papan) menjadi meliputi pula barang-barang konsumsi tahan lama
dan barang-barang mewah.

Di atas kertas teori Rostow memang sangat mengagumkan, prinsip bahwa


pertumbuhan itu terjadi secara bertahap adalah sangat memuaskan sehingga
memperoleh banyak pengikut diseluruh dunia (Herrick& Kindleberger, 1983). Dalam
teori ini dianggap bahwa dengan pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan
dinikmati pula oleh si miskin melalui proses merambat ke bawah (trickle-down
effects) (Suroso, 1993). Maka tidak heran kalau teori Rostow menjadi kerangka teori
pembangunan bagi kebanyakan negara-negara yang sedang berkembang khususnya di
benua Asia dan Afrika. Adanya janji manis berupa kemakmuran dan kesejahteraan
ekonomi yang relatif lebih cepat dicapai dengan pola pertumbuhan ekonomi
menjadikan pandangan ini menjadi mainstream.

Pada tahapan ini juga diperlukan para wirausahawan/wiraswasta yang berani


mengambil resiko tinggi (high risk). Menurut Rostow, terdapat 2 kondisi sosial yang
menyebabkan lahirnya para wirausahawan, yatu adanya masyarakat modern yang
ingin mencapai kekuasaan melalui cara-cara konvensional, tetapi masyarakat
tradisional tidak memberikan hak kepada masyarakat modern karena masyarakat
tradisional yang masih primitif; serta masyarakat tradisional memberi kebebasan
kepada warganya untuk mencari kekayaan untuk menaikkan statusnya di strata
masyarakat.

Di Indonesia sendiri, Teori Rostow pernah digunakan pada masa kekuasaan


Presiden Soeharto, melalui program Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Dilaksanakan sebagai dasar pembangunan jangka panjang yang ditetapkan secara
berkala untuk waktu lima tahun. Saat ini pun masih bisa kita lihat penerapan Teori
Rostow ini dalam kehidupan sehari-hari. Seperti subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
berkaitan dengan kebutuhan akan bahan bakar seiring bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor. Boomingnya sektor pariwisata, layanan digital, berkembang
pesatnya online shop/e-commerce, serta peningkatan konsumsi masyarakat pada
produk mewah. Hal tersebut merupakan bentuk tuntutan akan kebutuhan masyarakat
modern yang menginginkan kepraktisan, hanya dengan mengakses satu aplikasi bisa
memenuhi kebutuhan.

Keterkaitan Fenomena Ekonomi Indonesia Saat Ini Dengan Teori Tahapan


Rostow

Berdasarkan pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi
2023 diperkirakan akan tetap kuat di kisaran 4,5-5,3% yang didorong melalui
peningkatan permintaan domestik baik konsumsi rumah tangga serta investasi.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh hampir seluruh komponen PDB dari
sisi pengeluaran. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48% (yoy) sejalan
meningkatnya mobilitas masyarakat. Ekspor tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93%
(yoy), didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat. Pertumbuhan
investasi nonbangunan juga tetap tinggi sejalan dengan kinerja ekspor.

Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat juga tecermin secara Lapangan Usaha
dan spasial. Secara lapangan usaha kinerja positif ini ditopang oleh Industri
Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Informasi dan Komunikasi. LU
Transportasi dan Pergudangan serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga
mencatat pertumbuhan yang tinggi didorong oleh berlanjutnya peningkatan mobilitas
masyarakat dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara
(departemen komunikasi bank Indonesia, https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-
media/news-release/Pages/sp_252823.aspx).

Jika melihat pada penjelasan diatas, maka bisa dikatakan ekonomi Indonesia
mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Faktor pertumbuhan ekonomi ini karena
adanya perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-
faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya. Contoh fenomena ekonomi yang
saat ini menjadi salah satu kunci utama tumbuhnya perekonomian yaitu sektor
pariwisata, pertumbuhan pesat e-commerce, layanan digital, dan meningkatnya
konsumsi masyarakat pada produk-produk mewah.

Berdasarkan pada teori pertumbuhan ekonomi Walt Whitman Rostow yang


terdiri dari 5 tahapan yaitu, masyarakat tradisional, pra tinggal landas, tinggal landas,
menuju kedewasaan, dan tahap konsumsi tinggi maka menurut kelompok kami
ekonomi Indonesia saat ini berada pada tahapan konsumsi tinggi, karena pertumbuhan
ekonomi Indonesia sudah melaui 4 tahapan sebelumnya. Pada tahap ini perhatian
masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan
konsumsi. Hal itu dibuktikan dengan perkembangan kegiatan industri yang ditujukan
menciptakan barang-barang konsumsi yang tahan lama dan kegiatan jasa, seperti pada
sektor industri migas, digital atau e-commerce dan masyarakat yang sudah mampu
membeli barang-barang konsumsi yang melebihi kebutuhan pokok.

Kelebihan Teori Rostow:

1. Memberikan kejelasan tahapan-tahapan pencapaian kemajuan yang meliputi :

1) masyarakat tradisional,

2) masyarakat pra kondisi tinggal landas,

3) masyarakat tinggal landas,

4) masyarakat kematangan pertumbuhan dan

5) masyarakat dengan konsumsi biaya tinggi.

Tahapan tersebut memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di


sebuah Negara tentang tahapah dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus
dilalui untuk menjadikan sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang
disampaikan oleh Rostow itulah yang melatarbelakangi banyak Negara berkembang
menerapkan teori ini dalam pembangunan mereka.

2. Petunjuk jelas yang disampaikan oleh Rostow tentang cara praktis dalam
memperoleh sumberdaya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang
tinggi. Cara tersebut disajikan dalam berbagai alternatif yaitu:
a. Dana investasi dari pajak yang tinggi

b. Dana invesatasi dari pasar uang atau pasar modal

c. Melalui perdagangan internasional

d. Investasi langsung modal asing

Kelemahan teori Rostow

1. Sering terjadi pertumbuhan ekonomi yang semu tidak seperti yang diharapkan oleh
teori ekonomi ini. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi tertutupi oleh
pertumbuhan penduduk akibat penurunan angka kematian.

2. Dengan dasar teori ini, seringkali Negara harus melakukan mobilisasi seluruh
kemampuan modal dan sumber daya alamnya sehingga mencapai tingkat investasi
produktif sebesar 10% dari pendapatan nasionalnya. Efek dari teori itu adalah terjadi
eksploitasi besar-besaran terhadap sumber alam dan bahan-bahan mentah, tanpa
mempertimbangkan kelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan di masa yang
akan dating. Kerusakan alam justru berakibat pada penurunan ekonomi masyarakat
tradisional, penurunan kesehatan, merebaknya penyakit, kerawanan sosial, dsb.

3. Negara yang menerapkan teori ini seringkali memperoleh sumberdaya modal dari
investasi langsung modal asing yang ditanamkan pada bidang pembangunan
prasarana, pembukaan tambang, dan struktur produktif yang lain. Investasi ini
biasanya dalam bentuk pinjaman, baik dari Negara, kreditor, maupun dari lembaga-
lembaga internasional seperti bank dunia, IMF atau dari MNC (Multi Natioanl
Corporation). Pinjaman juga sering diberikan pada pemerintah Negara berkembang
untuk mendanai proyek-proyek pembangunan. Dari pola itu terlihat terdapat ketidak
seimbangan posisi karena Negara berkembang tersebut berposisi sebagai debitor,
sedangkan Negara asing atau lembaga asing adalah kreditor. Negara berkembang
selanjutnya sering ditekan sehingga yang tampak, pemerintah Negara berkembang
tersebut tidak lebih hanyalah tangan kanan dari Negara asing atau lembaga asing yang
ingin mensukseskan agenda-agenda politik maupun ekonominya di Negara yang
sedang berkembang. Negara berkembang juga seringkali terjerat utang dan sulit untuk
menyelesaikan persoalan utang sehingga menjadikan mereka sulit menuju kemajuan
yang diharapkan.

Daftar Pustaka:

Arsyad, L. (2004). Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN

Rostwo, W, W. (1993). The Stage of Economic Growth. Cambridge University Press

(departemen komunikasi bank Indonesia, https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-


media/news-release/Pages/sp_252823.aspx).

Anda mungkin juga menyukai