Anda di halaman 1dari 14

HAMBATAN PEMBANGUNAN :

FAKTOR DALAM NEGERI


Ketika Negara maju terus menerus mengalami peningkatan taraf hidup, sampai
Perang Dunia II kemabanyakan Negara berkembang tidak banyak mengalami perubahan.
Negara berkembang masih merupakan Negara Negara yang taraf hidup penduduknya
relatife sangat rendah. Dalam bab ini akan diuraikan lima aspek dari teori yang akan
menjelaskan tentang hambatan pembangunan suatu Negara. Teori teori tersebut adalah :
Analisis mengenai pengaruh perkembangan penduduk terhadap beberapa aspek dalam
pembangunan ekonomi.
Efek dualisme sosial dan teknologi terhadap mckanisinc pasar dan penggunaan tenaga
kerja,
Lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious circle ofpovei-ty) sebagai factor yang
mengekalkan keterbelakangan.
Struktur ekspor yang bcrupa bahan mentah dan efek-nya kepada kemungkinan
mewujudkan pembangunan
Proses sebab-akibat kumulatif (the circularcumulatire causation) dan efeknya kepada
daerah yang lebih miskin.

SPERANGKAP PENDUDUK: EFEK PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP


TINGKAT KESEJAHTERAAN
1. Efek positif perkembangan penduduk
Ahli-ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa perkembangan penduduk dapat
menjadi faktor pendorong dan penghambat pembangunan. Ia dipandang sebagai faktor
pendorong karena, pertama, perkembangan itu memungkinkan pertambahan tenaga kerja
dari masa ke masa. Selanjutnya, pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan kepada
mereka sebelum menjadi tenaga kerja, memungkinkan sesuatu masyarakat memperoleh
bukan saja tenaga kerja yang ahli, akan tetapi juga kelompok tenaga terampil,terdidik,
dan entrepreneur yang berpendidikan. Biasanya ketiga kelompok tenaga kerja yang
disebutkan belakangan ini lebih besar jumlahnya apabila tingkat pembangunan bertambah
tinggi.
2. Efek negatif perkembangan penduduk
Akibat buruk yang mungkin ditimbulkan oleh pakan tercipta perkembangan penduduk
terhadap pembangunan apabila produktivitas sektor produksi sangat rendah dan dalam
masyarakat terdapat banyak pengangguran. Dengan adanya kedua keadaan ini, pertambahan
penduduk tidak akan menaikkan produksi secara signifikan. Yang lebih buruk lagi, masalah
pengangguran akan menjadi bertambah serius. Disamping itu produktivitas yang sangat
rendah akan menyebabkan perkembangan produksi pertanian yang sangat rendah pula. Hal

ini menurunkan tingkat pendapatan perkapita. Dan akhirnya dalam keadaan penduduk telah
sangat berlebihan jumlahnya, pertambahan penduduk menimbulkan implikasi yang kurang
menguntungkan terhadap tingkat tabungan, kemampuan mengekspor dan beberapa faktor lain
yang mempengaruhi laju pembangunan. Di negara berkembang perkembangan penduduk di
negara berkembang merupakan penghambat pembangunan ekonomi. Pengangguran yang
tinggi, yingkat pendapatan per kapita yang rendah, jaringan pengangkutan yang masih belum
sempurna, kekurangan tenaga terdidik dan entrepreneur, dan terbatasnya dana untuk
penanaman modal merupakan beberapa ciri penting negara berkembang yang menyebabkan
pertambahan penduduk lebih merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi.
3. Teori Nelson: Pembangunan dan Perangkap Penduduk
Analisis pengaruh langsung petambahan penduduk kepada perkembangan tingkat
kesejahtraan di lakukan oleh Nelson dan Leibenstein.Menurun pendapat Nelson , lajunya
pertambahan penduduk tidak selalu sama pada berbagai tingkat pendapatan. Pada tingkat
pendapatan perkapita yang sangat rendah tingkat kematian lebih besar dari pada tingkat
kelahiran, maka pertambahan penduduk adalah negatif. Pada pendapatan perkapita yang lebih
tinggi tingkat kematian akan menurun, akan tetapi tingkat kelahiran tidak berubah. Maka dari
itu makin tinggi tingkat pendapatan perkapita makin kecil tingkat kemunduran
penduduk.Tingkat penanaman modal merupakan faktor yang menentukan lajunya tingkat
pertambahan pendapatan nasional. Teori Nelson tlah menyatakan pada pendapatan perkapita
yang rendah tabungan adalah negatif.
Efek Tak Langsung Perkembangan penduduk terhadap Pembangunan
Berbaagai analisis yang di kemukakanterutama menunjukan pengaruh pertambahan
penduduk yang pesat kepada:
-

Kemampuan masyarakat untuk menabung.

Corak penanaman modal yang akan di lakukan.

Pemerataan pendapatan.

Strategi pemilihan teknologi yang akan di gunakan.

Keperluan untuk mempercepat kenaiakn produksi bahan makanan.

Perkembangan perdagangan luar negeri.

Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Tabungan


Salah satu kesimpulan yang dapat di tarik dari Nelson adalah bahwa suatu masyarakat
dapat melepaskan dirinya dari the low level equilibrium traf dengan memperbesar tingkat
penantaaman modalnya sehingga menimbulkan pertambahan pendapatan nasional yang lebih
besar dari tambahan penduduk .untuk menaikkan penanaman modal haruslah tercipta
kenaikan tabungan .

Pertambahan penduduk dan penanaman modal


Mengenai pegaruh pertambangan pendududk yang sangat cepat terhadap corak penananman
modal ahli-ahli ekonomi sepenuhnya sependapat bahwa keadaan tersebut akan
mengakibatkan bebrapa perubahan yang tidak menguntungkan struktur penanaman modal
yang dilaksanakan oleh negara berkembang .pertambahan penduduk yang pesat
mengakibatkan proporsi penduduk muda lebih besar. Keadaan ini mengharskan emerinth
melakukan oenanaman modal yang lbih besar untk pendidikan . selanjutnya ia menimbulkan
pula keharusan untuk mempercepat pengembangan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna
memperbaiki tingkt kesehatan masyarakat.
Pertambahan penduduk dan pemerataan penduduk
Perkembangan penduduk yang tinggi selanjutnya menghambat negara berkembang untuk
mencapai salah satu tujuan penting pembangunan ekonomi ,yaitu pemerataan pendapatan
.pertambahan penduduk yang tinggi akan menyebabkan jurang yang sudah ada diantara
beberapa goolongan masyrakat menjadi bertambaah lebar .
1.
Disatu pihak pengangguran yang terlalu besar jumlahnya cenderung untuk
mempertahankan tingkat upah pekerja oada tingkat upah yang sangat rendah.
2.
Pertambahan penduduk didaerah pertanian menimbulkan pengangguraan terselelubung
yang lebih serius dan keadaan ini akan menybabkan pendapatan rata-rata petani miskin
semakin rendah.
3.
Kekurangan kesempatan kerja di dea-desa memperderas arus urbanisasi ke kota-kota
besar dan hal ini menimbulkan pertumbuan kota yang terlalu cepat

Pertambahan Penduduk dan Pemilihan Teknologi


Aspek lain yang selalu di kemukakan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai akibat negatif
pertambahan penduduk adalah pemilihan teknologi yang tepat guna untuk pembsangunan.
Secara umum dapat di katakan bahwa makin tinggi teknologi yang di gunakan makin besar
kemampuannya untuk memperbesar tingkat produksi dan mempercepat pembangunan
ekonomi. Dari sudut ini dapatlah di katakan bahwa sala satu langkah yang perlu di
laksanakan untuk membangun suatu perekonomian adalah dengan mengembangkan
pemakaian teknologi yang modern atau tepat guna. Teknologi yang di gunakan di berbagai
industri dan sektor dipilih sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja
yang cukup tanpa mengurangi lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Pertambahan Penduduk dan Kebutuhan Pangan
Berbagai kalangan , termasuk badan-badan internasional, telah membuat prediksi
tentang impikasi perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan peningkatan produksi
bahan makanan. Prediksi tersebut memberikan gambaran yang sangat menyedihkan. Hal ini
misalnya di tujukan oleh salah satu hasil penyelidikan yang di lakukan oleh Food and

Agriculture Organization. Menurut penyelidikan tersebut pada akhir abad ke-20 penduduk
dunia akan menjadi lebih besar dua kali lipat dari permulaan tahun 1960-an. Untuk
memenuhi keperluan bahan makanan penduduk yang bertambah besar ini, produksi harus
menjadi tiga kali lipat dari tahun 1960-an.
Perkembangan Penduduk dan Neraca Pembayaran
Akhirnya, segolongan ahli ekonomi menunjukan pula akibat buruk pembangunan
penduduk terhadap kegiatan ekspor, inpor dan rencana pembayaran negara berkembang. Hal
yang terjadi menunjukan bahwa di satu pihak pertambahan penduduk yang pesat dapat
mengurangi jumlah ekspor, dan di lain pihak ia dapat menambah jumlah impor.
Perkembangan penduduk dapat menurunkan jumlah ekspor karena,
1.
Tanah yang pada mulanya di gunakan untuk memproduksi bahan-bahan ekspor
sekarang di gunakan untuk menghasilkan bahan makanan.
2.
Bahan makanan yang pada mulanya di ekspor sekarang terpaksa di gunakan untuk
mmenuhi keperluan dalam negeri.
Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Mekanisme Pasar
Salah satu crri penting daari negara berkembang adalah: perekonomiannya bersifat
dualistis. Maksudnya, dalam peerekonomian kegiatan ekonomi dapat di bedakan kepada dua
golongan: kegiatan ekonomi modern dan kegiatan ekonomi tradisional. Beberapa pendapat
telah di kemukakan tentang akibat yang kurang menguntungkan dariadanya dualism terhadap
kemungkinan untuk mengembangkan perekonomian, terutama yang masih menjalankan
kegiatan-kegiatan secara tradisional. Analisis-analisis tersebut pada dasarnya mewujudkan
bahwa cirri ekonomi yang bersifat dualism tersebut, terutama dualism social dan dualism
teknologi, menimbulkan keadaan yangmenyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi secara
semestinya.
Berbagaihambatan yang timbul dari adanya dualisme dalam perekonomian yang baru
berkembang bersumber dari pengaruh sector tradisional kepada kehidupan masyarakat dan
kegiatan perekonomian. Sebagian besar kegiatan ekonomi negara berkembang yang relative
miskin masih menggunakan teknik-teknik yang sangat sederhana dan cara berfikir yang masi
kuno.
Masyarakat Tradisional dan Efeknya Kepada Pembangunan
Dalam suatu maasyaarakat tradisionol pada umumnya terdapat sifat-sifat berikut:
1.

Tarap pendidikansebagian besar masyarakat masih rendah.

2.
Cara hiudup dan berfikir masih di pengaruhi oleh nilai-nilai agama, dan adaat istiadat
yang telah di praktekkan secara turun-temurun, dan pandangan hidup fatalis yang
menyerahkan diri kepada kekuasaan alam semesta dan Tuhan, dan

3.
Hubungan social di antara berbagai golongan masyarakat masih bersifat feudal.
Berbagai ciri ini sangat mempengaruhi prospek pembangunan ekonomi suatu negara.
Ketidak seimbangan pasar di timbulkan oleh kekurangan pengetahuan masyarakat tentang
keadaan pasar. Para pekerja tidak mengetahui adanya kesempatan kerja yang lebih baik di
sector atau di daerah lain, para petani tidak mengetahui adany acara-cara berproduksi yang
lebih baik dan para pengusaha tidak tahu adanya kemungkinan untuk mengembangkan
pasar di dalam negeri maupun di luaar negeri.
Efek Dualisme Teknologi
Di samping pengaruh dualism soaial yang menghambat pertumbuhan ekonomi di atas,
selanjutnya dinyatakan pula tentang dualism teknologi yang dapat menimbulkan dua
keadaaan yang mungkin mempengaruhi lajunya tingkat pembangunan ekonomi.
1.
Di dalam keadaan di mana dualism teknologi sebagai akibat demikiannya modal asing
atas sector modern, sebagian besar keuntungan yang diperolehkan di bawah ke luar negeri.
2.

Dan yang lebih serius akibat dari yang pertama, dulisme teknologi akan:

a.

Membatasi kemampuan sector modern untuk meembuka kesempatan kerja.

b.

Membatasi kemampuan sector pertanian untuk berkembang dan

c.

Memperburuk masalah pengangguran.

Efek lingkaran perangkap kemiskinan terhadap pembangunan ekonomi


Yang dimaksud dengan lingkaran perangkap kemiskinan, adalah serangkaian kekuatan yang
saling mempengaruhi secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan dimana suatu
negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat
pembangunan yang lebih tinggi. Teori ini terutama dikaitkan kepada nama Nurkse, seorang
ahli ekonomi yang merintis penelaahan mengenai masalah pembentukan modal di negara
berkembang. Nurkse mengemukakan teorinya tersebut sebagai suatu landasan untuk
menjelaskan tentang perlunya dilaksanakan strategi pembangunan seimbang di negara
berkembang. Disatu pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain
pihak perangsang untuk menanam modal. Di negara berkembang kedua faktor itu tidak
memungkinkan dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut
pandangan Nurkse, terdapat dua jenis lingkaran perangkap kemiskinan yang menghalangi
negara berkembang mencapai tingkat pembangunan yang pesat: dari segi penawaran modal
dan dari segi permintaan modal.
Tiga bentuk perangkap kemiskinan
Dari segi penawaran modal lingkaran perangkap kemiskinan dapat dinyatakan secara
berikut. Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, yang di akibatkan oleh tingkat
produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga
rendah. Ini akan menyebabkan tingkat pembentukan modal yang rendah. Keadaan yang

terakhir ini selanjutnya akan menyebabkan suatu negara kekurangan barang modal dan
dengan demikian tingkat produktivitas akan tetap rendah dari segi permintaan modal, corak
lingkaran perangkap kemiskinan mempunyai bentuk yang agak berbeda.
Hubungan antara ketiga perangkap kemiskinan
Analisis mengenai penghambat pembangunan yang baru di uraikan, maka pada
hakikatnya teori lingakaran perangkap kemiskinan berpendapat bahwa: (i) adanya
ketidakmampuan mengerahkan tabungan yang cukup; (ii) kurangnya rangsangan melakukan
penanaman modal: dan (iii) rendahnya taraf pendidikan, pengetahuan dan
kemahiran masyarakat, merupakan tiga faktor utama yang menghambat terciptanya
pembentukan modal dan perkembangan ekonomi.
Kritik terhadap teori perangkap kemiskinan
Pandangan yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang menhambat pembangunan
dalam bentuk lingkaran perangkap kemiskinantelah di kritik oleh Bauer. Ia sama sekali tidak
dapat menerima pandangan-pandangan yang di nyatakan dalam bentuk teori tersebut. Intinya
kritik Bauer mengatakan adalah tidak benar bahwa negara berkembangan terjeratdalam suatu
lingkaran perangkap kemiskinan stagnasi. Menurut Bauer pandangan seperti itu mengandung
beberapa masalah, yaitu variable-variabel yang di nyatakan atau tersirat yang di pandang
sebagai penghambat pembangunan. Oleh Baur ia tetap yakin akan pendapat ahli-ahli ekonomi
klasik yang menyatakan bahwa hubungan ekonomi internasional sangat menguntungkan
negara-negara yang relative miskin.

PERANKAP PENDUDUK : EFEK PERKEMBANGAN PENDUDUK


TERHADAP TINGAT KESEJAHTERAAN
Efek Positif Perkembangan Penduduk
Ahli ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa bahwa perkembangan
penduduk menjadi factor pendorong maupun penghambat pembangunan.
1.

Perkembangan itu memungkinkan penghambatan jumlah tenaga kerja dari masa masa.

2.
Pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan yang maksimal akan menghasilkan
tenaga kerja yang ahli dan terampi dan terdidik.
3.

Perluasan pasar

4.

Dapat mengembangkan teknologi

Kebijakan-kebijakan Pembangunan
Lemahnya sisi permintaan dan penawaran agregat menyebabkan perekonomian NSB seolaholah berada dalam lingkaran permasalahan tanpa ujung pangkal (lingkaran setan). Karena itu
campur tangan pemerintah, baik melalui kebijakan ekonomi maupun kebijakan nonekonomi,
amat diperlukan untuk memutuskan mata rantai lingkaran setan tersebut.
1. Kebijakan Ekonomi
Kebijakan moneter, fiskal dan ekonomi internasional secara teoretis dapat digunakan
pemerintah untuk memperbaiki kondisi perekonomian.
a. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat memperbesar kemampuan penawaran agregat melalui ~
pemberian kredit, khususnya kepada kelompok usaha kecil dan menengah
(UKM).
Di Indonesia hal ini telah dilakukan, misalnya melalui pemberian kredit pertanian
dan
atau pedesaan. ,
Kebijakan moneter juga dapat memperbesar permintaan agregat, khususnya untuk
kebutuhan pokok yang sangat penting, seperti perumahan. Untuk itu kredit
perumahan bagi rakyat yang berpenghasilan rendah dan tetap sangat memberi
manfaat. Di Indonesia hal ini dilakukan misaln a lewat # ro am Kredit Pemilikan
Rumah (KPR).
b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal melalui subsidi dapat merungkatkan daya beli dan atau daya
investasi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tetap. Misalnya subsidi
BBM pada masa lalu sangat menolong masyarakat yang menggunakan riunyak
tanah untuk keperluan memasak atau penerangan malam hari. Demikian juga
subsidi pendidikan, telah memungkinkan anak-anak dari keluarga kurang mampu
untuk menikmati investasi SDM.
Di sisi lain, kebijakan fiskal dapat menahan laju perilaku konsumtif masyarakat
kaya dan berpendapatan tinggi. Hal ini dilakukan lewat kebijakan pajak
penghasilan (PPh) progresif dan pajak pertambahan nilai (PPN), khususnya untuk
barang mewah (PPnBM). Menahan laju perilaku kelompok kaya amat panting,
setidak-tidaknya karena dua alasan:
Mengurangi inflasi akibat tekanan permintaan
Sebenarnya wajar saja bila mereka yang memiliki uang lebih banyak,
membeli barang dan jasa yang lebih banyak pula. Tetapi keterbatasan
penawaran agregat akan memperbesar tekanan permintaan, bila pola dan
gairah konsumsi kelompok kaya tidak dibatasi. Sebab pada akhirnya hal
ini akan menaikkan inflasi, yang akan merugikan masyarakat
berpendapatan rendah dan tetap
Menekan efek peniruan (demonstration effect) masyarakat miskin
Yang dimaksud dengan efek peniruan (demonstration effect) adalah
berubahnya pola konsumsi masyarakat bawah menjadi lebih konsumtif
dari yang seharusnya, karena terpengaruh oleh perilaku konsumsi

kelompok masyarakat yang sudah kaya dan atau berpenghasilan tinggi. Di


Indonesia saat ini ada kecenderungan di mana masyarakat yang belum
mampu, bahkan belum mempunyai penghasilan, untuk meniru apa yang
biasa dilakukan kelompok kaya. Misalnya, anak-anak remaja yang belum
berpenghasilan membiasakan diri makan/jajan di Kafe atau Mall.
Demikian juga keluarga yang sebenarnya belum memiliki penghasilan
cukup, memaksakan diri untuk makan bersama di restoran (mewah) untuk
merayakan hari ulang tahun anak.
Ilmu ekonomi tidak terlalu memberikan penilaian apakah kebiasaan di atas
&,i-ja atau tidak! Wewenang tersebut ada ditangan ilmu teologia (agama).
Yang menjadi perhatian ilmu ekonomi adalah apa dampak perilaku
tersebut terhadap kestabilan dan masa depan masyarakat (perekonomian).
Bila keluarga yang belum mampu, memaksakan diri berperilaku
konsumtif, mereka akan kehilangan kemampuan melakukan investasi
SDM, khususnya bagi anak-anak mereka. Dalam jangka panjang, pola
hidup konsumtif akan sangat merugikan kehidupan bersama. Sebab, 10-15
tahun kemudian yang dihasilkan mungkin adalah angkatan kerja yang
bodoh, malas, dan kurang bertanggungjawab.
Selain amok mengelola permintaan agregat, kebijakan fiskal juga berguna
untuk pengelolaan sisi penawaran agregat. Misalnya, pengenaan pajak
progresif akan mengendalikan nafsu individu atau perusahaan yang
mencoba taros meningkatkan keuntungan mereka. Dengan demikian
kesempatan kerja dan usaha akan lebih merata.
Selain mendapat kucuran dana, negara-negara peminjam juga mendapat
bantuan teknis, memperluas jaringan kerja informasi, dan juga memperluas
pasar ekspor.
Bagi negara pemberi pinjaman yang umumnya sangat kaya, makin
besamya ULN dunia ketiga, berarti memperkecil uang menganggur.

Namun dibalik manfaat, terdapat juga risiko-risiko ULNP, terutama


kebocoran dan inefisiensi penggunaan dana, baik karena
kesalahan/kekurangmampuan manajerial maupun karena korupsi.
Jika penawaran agregat perlu ditingkatkan, pemerintah juga dapat
menggunakan instrumen pajak dan subsidi. Misalnya, subsidi pendidikan
yang diberikan kepada pengelola pendidikan swasta akan meningkatkan
penawaran jasa pendidikan. Demikian juga subsidi BBM dan listrik yang
diberikan kepada industri akan dapat meningkatkan output yang
ditawarkan.
c. Kebljakan Ekonoml Internasional
Umumnya pemimpin NSB.lebih memilih kebijakan ekonomi terbuka (melakukan
hubungan ekonomi dengan lttar negeri). Sebab kebijakan ini akan membuka akses
pasar ekspor bagi produk-produk mereka, sekaligus membuka sumber pengadaan

barang modal dan bahan baku industri dari negara-negara lain. Secara teoretis,
jika pengelolaan baik dan transparan, kebijakan ekonomi terbuka akin
mempercepat proses pembangunan ekonomi.
Beberapa kebijakan ekonomi yang umumnya dipilih oleh NSB adalah
kebijakankebijakan promosi ekspor, substitusi impor, dan proteksi industri.
Kebijakan promosi ekspor selain menghasilkan devisa, juga melatih dan
meningkatkan daya saing atau produktivitas para pelaku ekonomi
domestik. Umumnya, NSB mengekspor hasil-hasil sektor primer
(pertanian dan pertambangan) atau hasil-hasil industri yang telah
ditinggalkan negara-negara yang lebih dahulu maju. Thailand misalnya,
sangat terkenal sebagai negara yang mampu menghasilkan devisa dari
ekspor hasil pertanian. Sementara Indonesia, memperoleh devisa yang
besar dari ekspor tekstil. Korea Selatan juga mulai menghasilkan devisa
yang besar dari ekspor mobil. Hal yang memungkinkan Thailand
mengekspor hasil pertanian, Indonesia mengekspor tekstil dan Korea
Selatan mengekspor mobil adalah negara-negara maju (Jepang, Amerika
Serikat, dan Eropa Barat) tidak lagi menaruh perhatian pada sektor
pertanian dan industri-industri tersebut. Saat ini mereka berkonsentrasi
pada industri yang padat ilmu pengetahuan (knowledge intensive),
misalnya komputer dan peralatan komunikasi canggih atau peralatan
militer modem. Sebab nilai tambah dari penjualan produk-produk tersebut
jauh lebih tinggi dari yang dihasillcan industri mobil atau tekstil.
Kebijakan substitusi impor adalah kebijakan untuk memproduksi barangbarang yang diimpor. Tujuan utamanya adalah penghematan devisa. Di
Indonesia, pengembangan industri tekstil pada awalnya adalah langkah
substitusi impor. Jika tahap substitusi impor terlampaui, NSB umum-nya
lantas menempuh strategipromosi ekspor.
Kebijakan proteksi industri umumnya bersifat sementara. Sebab tujuannya
untuk melindungi industri yang masih baru berkembang (infant
industries), sampai mereka mampu bersaing. Jika industri tersebut sudah
dewasa, maka perlindungan dicabut. Perlindungan yang diberikan
biasanya adalah pengenaan tarif dan atau pemberian kuota untuk barangbarang produk negara lain yang boleh masuk ke pasar domestik. _
2. Kebljakon Non Ekonoml
Pengalaman pembangunan di NSB berkali-kali menunjukkan bahwa kebijakan
ekonomi yang dirancang dan dilaksanakan tidak memberikan hasil seperti yang
diharapkan. Di Indonesia, subsidi BBM telah dimanfaatkan dengan baik oleh
kelompok kaya dengan membeli BBM yang lebih banyak digunakan untuk mobil dan
sumber energi lainya. Demikian juga subsidi pendidikan tinggi, khususnya di
perguruan tinggi negeri saat ini lebih banyak dinikmati oleh anak-anak dari keluarga
mampu.

Gejala di atas dapat dijelaskan oleh ilmu ekonomi, yaitu terjadinya kegagalan pasar
(market failure), yang disebabkan belum baiknya mekanisme pasar dan informasi
yang tidak simetris dan sempurna. Tetapi faktor lain yang tidak dapat diabaikan
adalah faktor-faktor nonekonomi. Misalnya monopoli kekuasaan, maraknya korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) dan faktor-faktor sosial budaya. Karenanya, kebijakan
non ekonomi akan saling mendukung dengan kebijakan ekonomi.
Kebijakan non ekonomi yang dapat ditempuh pemerintah antara lain penegakan
hukum, memperbaiki kondisi demokrasi, desentralisasi atau pengembangan otonomi
daerah secara bertahap.
c. Utang Luar Negerl (External Debt)
Salah satu persoalan terbesar yang dihadapi negara-negara dunia ketiga adalah
besarnya utang luar negeri (ULN). Jika pada tahun 1970-an ULN negara dunia ketiga
sebagian besar adalah ULN pemerintah (public external debt), maka pada dasawarsa
terakhir abad 20, porsi terbesar adalah ULN sektor swasta (private external debt).
Pembahasan ULN dunia ketiga menjadi sangat relevan, karena salah satu faktor
penyebab krisis ekonomi di Amerika Selatan periode 1980-an dan Asia Timur periode
1990-an adalah besarnya ULN, terutama sektor swasta.
1) Utang Luar Negerl Pemerlntah (Public External Debt)
Yang dimaksud dengan utang luar negeri pemerintah (ULNP) adalah pinjaman
pemerintah dari lembaga-lembaga bantuan keuangan internasional, khususnya Bank
Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund). Pinjaman
tersebut diberikan untuk mempercepat proses pembangunan. Sebab, untuk
menjalankan fungsi-fungsi pemerintah yang ideal, maka anggaran pemerintah harus
sangat besar, sementara kemampuan keuangan negara sangat lemah.
Ada beberapa argumentasi yang membenarkan pinjaman luar negeri oleh pemerintah,
di antaranya adalah:
a) Sangat lemahnya kemampuan pendanaan domestik sektor swasta maupun
pemerintah. Dengan demikian ULN ibarat suntikan makanan, yang akan sangat
mempercepat proses pembangunan ekonomi.
b) Pinjaman yang diberikan sangat ringan, dalam arti utang bersifat jangka panjang
dan dengan tingkat bunga sangat rendah.
2) Utang Luar Negeri Swasta (Private External Debt)
Utang luar negeri swasta (ULNS) dilakukan berdasarkan pertimbangan bisnis.
Lembaga-lembaga keuangan internasional barn akan memberi pinjaman kepada
sektor swasta, jika memenuhi pertimbangan-pertimbangan finansial. Kadang-kadang
pemberi pinjaman meminta jaminan pemerintah atas utang swasta. Hal ini disebut
public guarantee debt.
Karena dasar pertimbangan utamanya adalah untung rugi, maka ULNS mempunyai
syarat dan beban yang lebih berat. Umpamanya, jangka waktu pinjaman relatif
pendek dengan tingkat bunga pinjaman yang tinggi.
3) Perkembangan Utang Luar Negerl Dunla Ketiga

Pada tahun 1997 jumlah ULN NSB mencapai US$ 2,0 triliun, padahal pads tahun
1985 baru mencapai US$ 0,92 triliun, atau selama 1985-1997 ULN dunia ketiga
meningkat dengan kecepatan 6,7% per tahun. Angka pertumbuhan ULN ini lebih
besar dari pertumbuhan PNB dunia ketiga amok periode yang sama.
Dari sejumlah US$ 2,0 triliun di atas, sekitar US$ 1,3 triliun adalah utang 10 negara
pengutang terbesar, yaitu Brasil (US$ 194 miliar), Mexico (US$ 149 miliar), Cina
(US$ 146,7 miliar), Korea Selatan (US$ 143 miliar), Indonesia (US$ 136,2 miliar),
Rusia (US$ 126 miliar), Argentina (US$ 123 miliar), India (US$ 94 miliar), Thailand
(US$ 93 miliar), Turki (US$ 91 miliar). Dengan demikian sekitar 65% ULN dunia
merupakan utang 10 negara, di mana 9 di antaranya adalah negara dunia ketiga.
Kondisi ini lebih berat dibanding tahun 1985, di mana total ULN 10 negara tersebut di
atas adalah US$ 0,5 triliun atau 54% total ULN dunia
Dari sepuluh negara tersebut di atas, beberapa di antaranya memang telah lama
mengalami masalah ULN yang besar, misalnya Brasil yang di tahun 1985 ULN-nya
telah mencapai US$ 104 miliar, Mexico (US$ 97 miliar), Korea Selatan (US$ 55
miliar), dan Argentina (US$ 51 miliar). Di luar ketiga negara tersebut selama 19851997 ada beberapa negara yang pertumbuhan ULN-nya melebihi angka 10% per
tahun. Misalnya China (20,3% per tahun), dan Thailand (14,9% per tahun).

Hambatan Pembangunan faktor luar Negeri

Ekspor dan Pembangunan Ekonomi: Pandangan Ricardo


Sejak beberapa abad lalu ahli ekonomi telah menelaah peranan ekspor dalam pembangunan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat. Beberapa ahli ekonomi pada masa itu,
seperti Ricardo, smith, dan mill telah menunjukan bahwa perdagangan luar negeri dapat
memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan dapat mempercepat
perkembangan ekonomi suatu Negara.

Inti pandangan Ricardo

David Ricardo telah menyatakan bahwa sumber daya yang ada dalam suatu Negara sudah
sepenuhnya digunakan dan kegiatan produksi Negara tersebut tidak lebih efisien dari Negara
lain, perdagangan Luar Negeri dapat mempertinggi tingkat komsumsi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat.

Pandangan Ricardo Analisis cara grafis

Keuntungan yang dinikmati oleh sesuatu Negara dari adanya perdagangan luar Negeri dapat
ditunjukan menggunakan gambar yaitu seperti gambar
1

:
Dalam gambar 1, tingkat kepuasan yang ditunjukan oleh kurva c lebih tinggi dari pada yang
ditunjukan oleh kurva b, sedangkan tingkta kepuasan yang ditunjukan oleh kurva b lebih
tinggi dari pada yang ditunjukan kurva a.

Ekspor dan Pembangunan Ekonomi pandangan Smith dan Mill

Ada dua keuntungan dari mengadakan hubungan ekonomi dengan Negara lain yaitu dapat
memperluas pasar dan memperloh teknologi yang lebih baik dari pada yang di dalam Negeri.
Adam Smith menjelaskan
1.
Dengan adanya perdagangan luar Negeri, Negara dapat memproduksi barang-barang
yang sudah tidak dapat dijual lagi di dalam Negeri akan tetapi masih dapat dijual keluar
Negeri.
2.
Perluasan menjelaskan bahwa perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sector
produktif untuk menggunakan teknik produksi yang lebih tinggi produktifitasnya.
Smith dan Mill berpendapat bahwa perluasan pasar yang di akibatkan oleh perdagangan luar
Negeri akan menurun dilaksanakannya perbaikan-perbaikan teknologi yang digunakan oleh
proses produksi.

Doktrin (Teori) Ven for Surplus


Perhatikan gambar 2 kurva PQ adalah kurva batas produksi. Dalam gambar 2 sebelum
perdagangan dilakukan tingkat produksi ditentukan oleh titik A. berarti sumberdaya yang
terdapat dalam Negara itu belum sepenuhnya digunakan. Keadaan seperti ini disebabkan
permintaan terhadap barang-barang yang dapat dihasilkan dalam Negeri, yaitu barang
pertanian dan barang industry adalah kurang dari kemampuan masyarakat tersebut untuk
mengasilkannya.

Dalam Gambar 3. Kurva PQ merupakan kurva batas produksi sebelum perdagangan luar
Negeri dilakukan. Selanjutnya dimisalkan sumberdaya-belum sepenuhnya digunakan, dengan
demikian tingkat produksi ditentukan oleh titik yang terletak dibawah kurva PQ, misalnya
oleh titik M.

Pandangan teori Ricardo dengan teori smith dan mill


Menurut Ricardo, produksi barang yang dapat diekspor hanya dapat ditambah dengan
memindahkan sebagai faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang
yang dapat diimpor.
Menurut Smith dan Mill,lebih mencerminkan keaadaan yang terdapat dan dihadapi Negara
berkembang.
Efek Struktur Ekspor Kolonial terhadap Pembangunan
Struktur Ekspor Kolonial adalah strukut els[or suatu Negara yang memiliki tiga cirri poko
yaitu:
1.
Sebagai besar barang-barang yang di ekspor merupakan hasil industri primer
(pertanian, pertamangan, kehutanan, dan perikanan) dan masih merupakan bahan mentah.
2.

Jenis-jenis barang yang di ekspor sangat terbatas

3.
Sektor ekspor pada mulanya dikembangkan terutama oleh perusahan-perusahan yang
berasal dari Negara penjajah
Ciri-ciri diatas merupakan sector ekspor dikebanyakan Negara berkembang pada ketika baru
mencapai kemerdekaan. Beberapa ahli ekonomi, terutama Myrdal, Myint, prebisch, singer,
dan meier, telah menunjukan cirri-ciri sector ekspor tersebut, tidak dapat memberikan
sumbangan yang memuaskan untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
Proses Sebab-akibat Kumulatif
Teori yang dikemukakan oleh Myrdal ini mengemukakan sebab-sebab dari bertambah
memburuknya perbedaan tingkat pembangunan diberbagai daerah dalam suatu Negara. Teori

tersebut menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya jurang pembangunan antara Negaranegara miskin dan Negara kaya.

Pola Proses Sebab-akibat Kumulatif


Menurut Myrdal, pembangunan didaerah yang lebih maju akan menciptakan beberapa
keadaan yang akan menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi daerah yang terbelakang
untuk berkembang.
Tahap pembangunan dan proses Sebab-Akibat
Sebab akibatnya timbul dorongan untuk melaksanakan dsn mengembangkan kegiatan
ekonomi didaerah-daerah lain. Pandangan mirdal di atas bahewa selama daerah yang lebih
kaya belum mengalami kongesti, atau selama belum timbul berbagai factor yang dapat
menciptakan disekonomis ekstern didaerah tersebut, mekanisme pasar tidak akan dapat
menyeimbangkan tingkat perkembangan diberbagai daerah.
Gambaran Grafis Pandangan Myrdal
Myrdal menggunakan gambar 4. Dalam gambatran 4a. ditunjukan keadaan didaerah kaya dan
gambar 4b. menujukkan keadaan di daerah miskin. Pada masing-masing gambar tegak
menunjukan besarnya upah dan sumbudatar menunjukan jumlah tenaga kerja yang
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai