Anda di halaman 1dari 25

TUGAS EKONOMI PEMBANGUNAN

“BAB 5 HAMBATAN PEMBANGUNAN : FAKTOR


DALAM NEGERI”

DISELESAIKAN OLEH:
 IRVAN FAHRIZAL 170201071 (Juru Ketik)
 MUHAMMAD AFRINALDI SIREGAR 170201079
 SISMA WIDILIA 1702010

TAHUN AJARAN 2018/2019


UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas semua
limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat meneylesaikan tugas Ekonomi Pembanguna
“BAB 5 HAMBATAN PEMBANGUNAN : FAKTOR DALAM NEGERI” tepat pada
waktunya.

Kami menyadari masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penegetikan BAB 5 namun
kami berupaya memperbaikinya sebaik mungkin, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan yang membangun.

Sekali lagi, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini. Kami berharap tuagas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 5 HAMBATAN PEMBANGUNAN : FAKTOR DALAM NEGERI
Perangkap penduduk : Efek Pembangunan Penduduk Terhadap Tingkat Kesejahteraa......2
Efek Tak Langsung Perkembangan Penduduk Terhadap Pembangunan.............................8
Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Mekanisme Pasar.......................................................12
Efek Lingkungan Terhadap Kemiskinan Terhadap Pembangunan Ekonomi....................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

ii
BAB 5
HAMBATAN PEMBANGUNAN:
FAKTOR DALAM NEGERI

Analisi dalam bab 2 dengan jelas telah menunjukan bahwa pada ketika negara maju terus-
menerus mengalami peningkatan taraf hidup, sampai Perang Dunia II kebanyakan negara berkembang
tidak banyak mengalami perubahan. Negara berkembang masih merupakan negara-negara yang taraf
hidup penduduknya relatif sangat rendah. Ini menimbulkan satu pertanyaan yang sangant fundamental.
Hakikat pertanyaan tersebut dapatlah dinyatakan dalam kalimat berikut: “faktor-faktor apakah yang
menyebabkan negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat terbatas pada masa
yang lalu?” Selanjutnya, sesudah Perang Dunia II dengan jelas dapat pula dilihat bahwa walaupun
negara berkembang telah mengerahkan usaha yang cukup besar untuk mrnciptakan pembangunan,
akan tetapi pada umumnya usaha-usaha tersebut belum mencapai hasil seperti yang dicita-citakan.
Kenyataan ini menimbulkan pula pertanyaan lain yang sama nadanya—akan tetapi yang lebih penting
dari pertanyaan pertama di atas—yaitu: “Faktor-faktor apakah yang menyebabkan banyak diantara
negara berkembang belum berhasil mencapai tingkat pembanguanan ekonomi seperti yang
diharapkan?”

Untuk menjelaskan sebab-sebab negara berkembang mengalami berbagai kesulitan


mengembangkan perekonomian mereka,da beberapa jenis analisis yang dapat dipandang sebagai teori
yanga menerangkan faktor yang menjadi penghambat utama pembangunan ekonomi. Analisis- analisis
tersebut dapat dipandang sebagai usaha yang menjelaskan mengapa pembangunan ekonomi tidak
terjadi seperti yang diharapkan. Analisi-analisis tersebut terkenal sebagai “teori-teori mengenai
penghambat pembangunan atau theories of underdevlopment.”

Hingga sekarang telah banyak pandangan yang dikemukakan untuk menjelaskan faktor
penghamabat peningkat tingakat kesejahteraan yang cepat di negara-negara yang relatif miskin.
Tidaklah mungkin untuk menjelaskan semua teori tersebut secara satu demi satu. Oleh sebab itu,
cukuplah apabila beberapa yang penting

1
Saja yang dianggap sebagai penghabat utama terhadap usaha untuk mempercepat pemmbangunan
ekonomi, perlu diterangkan. Berdasarkan kepada tujtuan ini ,dalam bab ini dan bab bertikut akan
diuraikan lima aspek teori yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk hambatan tersebut. Teori-teori
tersebut adalah:

1. Analisis sebagai pegaruh perkembangan penduduk terhadap beberapa aspek dalam


pembanguan ekonomi.
2. Efek dualisme sosial dan teknologi terhadap mekanisme pasar dan penggunaan tenaga kerja.
3. Lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious circle of poverty) sebagai faktor yang
mengegalakan keterbelakangan.
4. Struktur ekspor yang berupa bahan mentah dan efeknya kepada kemungkinan mewujudkan
pembangunan/
5. Proses sebab-akibat kumulatif (the circular cumulative causatiob) dan efeknya kepada daerah
yang lebih miskin.

Tiga analisis yang pertama merupakan analisis atas masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
faktor-faktor di dalam negeri. Bab ini akan membahas ketiga teori tersebut. Dua teori lainnya
menjelaskan masalah-masalah yang diakibatkan oleh keadaan-keadaan di luar negeri dan akan dibahas
dalam bab berikut.

PERANGKAP PENDUDUK : EFEK PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP


TINGKAT KESEJAHTERAAN

Dalam analisis ini terlebih dahulu akan diperhatikan efek positif dan negatif dari perkembangan
penduduk. Sesudah itu, dengan menggunakan teori Nelson secara garfis akan ditunjaukan efek
pertambahan penduduk terhadap pembanguanan ekonomi.

Efek Positif Perkembangan Penduduk

Ahli-ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa perkembangan penduduk dapat menjadi faktor
pendorong maupun penghambat pembanguan. Ia dipandang sebagai faktor pendorong, pertama,
perkembangan itu memungkinkan pertambahan jumlah tenaga kerja dari masa ke masa. Selanjutnya,
pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan kepada mereka sebelum menjadi tenaga kerja yang
ahli, akan tetapi juga tenaga kerja terampil, terdidik, dan emtrepreneur yang berpendidikan. Biasanya
ketiga kelompok tenaga kerja yang disebut belakangan ini lebih besar jumlahnya apabila tingkat
pertumbuhan bertambah tinggi.

2
Oleh karenanya, pada tingkat pembangunan yang lebih tinggi, pertambahan penduduk dapat
memberikan sumbangan yang lebih besar bagi pengembangan kegiatan ekonomi.

Dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk adalah perluasan pasar. Luas pasar
barang-barang dan jasa ditemukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat dan jumlah
penduduk. Maka apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar akan bertambah pula.
Karena perananya ini, maka perkembangan penduduk akan merupakan perangsang bagi sektor
produksi untuk meningkatkan kegiatannya. Dan akhirnya, pertambahan penduduk dapat menciptakan
dorongan untuk mengembangkan teknologi. Peran ini terlihat nyata pada sektor pertanian. Di negara
maju sejak beberapa abad yang lalu pertambahan penduduk berupakan salah satu faktor penting yang
menimbulkan perbaikan teknologi pertanian. Perkembangan penduduk yang bertambah cepat bersama
dengan perbaikan jaringan pengangkut dan pertumbuhan tingkat pendapatan, akan selalu memperluas
pasar bagi hasil-hasil pertanian . pasar yang bertambah luas merangsang peningkatan produktivitas
sektor tersebut dan ini dicapai dengan mempertinggi teknologi bercocok tanam.

Efek Negatif Perkembangan Penduduk

Akibat buruk yang mungkin ditimbulkan oleh perkembangan penduduk terhadap pembangunan akan
tercipta pabila produktivitas sektor produksi sangat rendah dan dalam masyarakat terdapat banyak
pengangguran. Dengan adanya kedua keadaan ini, pertambahan penduduk tidak akan menaikkan
prodiuksi secara signifikan. Yang lebih buruk lagi, masalah pengangguaran akan bertambah serius. Di
samping itu produktivitas yang sangat rendah akan menyebabkan perkembangan produksi pertanian
yang sangat rendah pula. Hal ini menurunkan pendapatan per kapita. Dan akhirnya dalam keadaan
penduduk telah sangat berlebihan jumlahnya, pertambahan penduduk menimbulkan implikasi yang
kurang menguntungkan terhadap tingkat tabungan, corak penanaman modal, corak pembagian
pendapayan, corak imigrasi penduduk, kemampuan mengekspor dan beberapa faktor lain yang
mempengaruhi laju pembangunan.

Di negara berkembang perkembangan penduduk lebih merupakan penghambat pembangunan


ekonomi. Ciri-ciri prkrmbngan penduduk dinegara berkembang seperti yang diterangkan pada bab
yang lalu lebih bnayk menimbulakan akibat negatif terhadap pembangunan. Pengangguran yang
tinggi, tinggi pendaptan perkapita yang rendah, jaringan pengangkut yang msih belum sempurna,
kekurangan tenaga terdidik entrepreneur, dan terbatsnya dana untuk penanaman modal merupakan
beberapa ciri penting negara berkembang yang menyebabkan pertambahan penduduk lebih mrupakan
hambatan pembangunan ekonomi.

3
Beberapa ahli ekonomi telah menganalisis pengaruh butuk pertumbuhan terhadap pembangunan
ekonomi. Berbagai analisis tersebut dapat dibedakan dalam dua golongan. Analisi-analisi yang
termasuk dalam golongan pertama merupakan analisis yang secara langsung menunjukan kaitan antara
tingkat perkembangan.

Penduduk dengan tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan analisis-analisis


yang termasuk dalam golongan yang kedua lebih menekankan kepadan menelaah pengaruh
perkembangan penduduk terhadap bebrapa faktor yang akan memetukan lajunya pertambahan
pendapatan nasioanal. Dengan perkataan lain, dalam analisis sejenis kedua kaitan antara pertambahan
penduduk dengan perkembangan tingkat kesejahteraan tidak secara langsung dianalisis. Dalam bagian
ini akan diuraikan akibat langsung dari perkembangan penduduk terhadap pertambahan tingkat
kesejahteraan, dan dallam bagian berikut akan dijelaskan akibat perkembangan penduduk terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi lajunya pertambahan pendapatan nasional.

Teori Nelson : Pembanguan dan Perangkap Penduduk

Analisis pengaruh langsung bertambah penduduk kepada perkambangan tingkat kesejahteraan


dilakukan oleh Nelson dan Leibentein. Mereka mengemukakan teorinya masing-masing dalam waktu
yang hampir bersamaan dan pokok pandangan mereka juga tidak banyak berbeda. Nelson maupun
Leibentein menunjukan bahwa pertambahan penduduk yang sangat pesat di negara berkembang
menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak mengalami perbaikan yangt berarti dan dalam
jangka panjang mungkin menurun. Mereka berpendapat bahwa sebagai akibat dari perkembangan
penduduk yang sangat tinggi , dalam jangka penjangtingkat pendapatan perkapita akan kembali
mencapai tingkat pendapatan subsisten atau cukup hidup.

Karena corak analisis teori Nelson dan Libenstein sangat mirip, maka cukuplah apabila dibahas
salah satunya saja. Dan di sini yang akan diuraikan adalah teori Nelson. Teorinya terpilih karena
analisis yang dikemukakanya dianggap lebih sempurna dari Libenstein. Dalam menjelaskan teorinya
nelson menggunakan tiga macam gambar yaitu seperti yang terdapat dalam gambar 5.1 gambar 5.1a
menunjukan hubungan antara pendapat per kapita dengan tingkat pertambahan penduduk dan gambar
5.1b menunjukan hubungan antara pendapatan per kapita dengantingkat penanaman modal perkapita.
Analisi Nelson pada hakikatnya menunjukan: (i) sifat hubungan antara pertambahan penduduk dengan
pendapatan nasional pada berbagai tingkat pendapatan per kapita; dan (ii) akibat hubungan tersebut
terhadap perkembangan tingkat pendapatan per kapita.

4
Hal ini ditunjukan dalam gambar 5.1c, yang sekali lagi menunjukan hubungan antara pendapatan
perkapita dengan tingkat pertambahan pnduduk, akan tetapi disamping itu menunjukan pula hubungan
antara tingkat pertambahan pendapatan naisonal dengan pebdapatan per kapita.

Menurut pendapat Nelson, lajunya pertambahan penduduk tidak selalu sama pada berbagai
tingkat pendapatan. Pada tingkat pendapatan perkapita sangat rendah tingkat kematian lebih besar dari
pada tingkat kelahiran, maka pertambahan penduduk adalah negatif. Pada pendapatan perkapita yang
lebih tinggi tingkat kematian akan menurun, akan tetapi tingkat kelahiran tidak berubah. Oleh
karenanya makin tinggi tingkat pendapatan per kapita makin kecil tinggat kemunduran penduduk.
Jumlah penduduk mencapai keadaan tidak berkembang, berarti tingkat kematian sama dengan tingkat
kelahiran, apabila tingkat pendapatan per kapita adalah sama dengan pendapatan subsisten. Sesudah
tingkat ini tingkat kematian akan mengalami penurunan lebih laqnjut, sebaliknya tinggat kelahiran
tetap. Pada tingkat pendapatan ysng lebih tinggi dari pendapatan subsisiten, perkembangan penduduk
akan mulai berlaku. Dan makin tinggi pendapatan makin laju tingkat perkembangan penduduk. Tetapi
pada akhirnya pada suatu tingkat pendpatan pe rkapita tertentu, tingkat kematian menjadi rendah
sekali, dan akan tetap besarnya walaupun tingkat pendapatan per kapita menjadi lebih tinggi lagi. Pada
pendapatan per kapita yang lebih tinggi tersebut tingkat ke;ahiran tetap tidak mengalami perubahan.
Oleh karenanya, mulai dari tingkat pendapatan tersebut, tingkat pertambahan penduduk akan tetap
sama bersarnya—dan mencapai tingkat yang paling maksimum walaupun pendapatan per kapita
bertambah tinggi.

Berdasarkan pada hubungan antara pendapat per kapita dengan tingkat perkembangan penduduk
seperti yang baru dijelaskan ini, Nelson menggambarkan sifat hubungan tersebut dalam bentuk kurva
PP dalam gambar 5.1a. titik Ya dapatlah dipandang sebgai tingkat pendapatan per kapita yeng
merupakan pendapatan subsisiten. Sebelum titik Ya kurva PP berada dibawah sumbu datar karena
tingkat pertambahan penduduk adalah negatif. Diatara titik Ya dan Yo tingkat kematian terus menerus
menurun sedangakan tingkat kelahiran tetap, maka apabila pendapatn nertambah jau dari titik Ya
(pendapatan bertambah tinggi) tingkat pertambahan penduduk menjadi bertambah besar. Pada tingkat
pendapatn Yo dan sesudahnya tingkat pertambahan penduduk mencapai titik maksimal yaitu sebesar
AP, dan keadaan itu tetap walaipun pendapatan per kapitab bertambah tinggi. Pada tingkat tersebut,
tingkat kelahiran dan tingkat kematian tidak mengalami perubahan walaupaun pendapatan per kapita
bertambah tinggi.

Kurva II dallam gambar 5.1b menunnjukan tingkat penanaman modal perkapita pada berbagai
tempat tingkat pendapatan. Nelson me gemukakan dua sumber penanaman modal, yaitu tanah yang
belum digunakan dan tabungan masyarakat.

5
Dari kedua sumber ini tabungan merupakan faktor yang paling menentukan besarnya tingkat
penanaman modal yang dilakukan. Pada tingkat pendapatan perkapita yang sama dengan pendapatan
subsisten tidak ada tabungan masyarakat. Oleh karenya tingkat penanaman modal perkapita adalah
nol. Padatingkat kurva II memotong sumbudatar, yaitu pada titik Ya yang merupakan titik yang
menggambarkan pendapatan subsisten.

Dibawah tingkat pendapatn ini konsumsi masyarakat melebihi tingkat pendapatannya (dissaving) dan
menurangi stok modal yang ada. Nelson berpendapat,

6
Kelebihan konsumsi diatas pendapatan pada akhirnya akan mencapai tingkat maksimal apabila
mendapat terus-menerus turun. Apabila tingkat tersebut mencapaai, yaitu pendapatan per kapita
sebesar Yx atau kiran, kirva II menjadi sejajar dengan sumbu datar. Pada pendapatan per kapita yang
lebih besar dari Ya, pendapat lebih besar dari konsumsi. Dengan demikian terdapat tabungan, dan
penanaman modal dapat dilakukan. Makin besar tingkat pendapatan makin besar pula tingkat
tabunagan,maka tingkat penanaman modal akan tinggi pula apabila pendapatan per kapita bertambah
tinggi.

Tingkat penanaman modal merupan faktor yang menentukan lajunya tingkat pertambahan
pendapatan nasional. Besarnya tingkat pertambahan pendapatan nasioanal pada berbagai pendapatan
per kapita ditunjukan oleh kurva YY pada gambar 5.1c. teori Nelson telah menyatakan pada
pendapatan per kapita yang rendah tabungan adalah negatif. Oleh karenanya tingkat penanaman modal
juiga negatif. Karena tingkat pertumbuhan dan pendapatan nasioanal ditentukan oleh tingkat
penanaman modal, maka dalam keadaan demikian laju perkembangan pendapatan nasioanal juga
negatif. Kurva YY yang berada di bawah sumbu datar, yaitu Yya, menunnjukan keadaaan ini. Pada
tinggat pendapatan sebesar Ya, yang merupakan pendapatan subsissten. Tabungan adalah nol dan
dengan demikian pendapatan nasonal tidsk berkembang atau pun mengalami kemundudran. Sesudah
tingkat ini, karena pendapatan perkapita yang lebih tinggi menciptakan tabungan yang lebih tinggi
pula, tinkat pertmabanah pendapatan menjadi bertambah besar. Tetapi hal ini tidak akan terus menerus
berlangsung, pada suatau tingkat pendapatan perkapita yang cukup tinggi tingkat tabungan tidak
mengalami kenaikan lagi. Faktor ini, dan ditambah lagi oleh teknologi yang dianggap tidak pernah
mengalami perkembangan, menyebabkan pada akhirnya tingkat pertambahan pendapatan nasioanal
akan menjadi bertambah kecil walau pendpatan per kapita bertamabah tinggi.

Dengan penjelasan ini dapat diutunjukan efek pertambahan penduduk kepada perkembangan
tinggakt pendapatan per kapita (tingkat kesejahteraan masyarakat). Untuk maksud ini perhatikanlah
gambar 5.1c. dapat dilihat bahwa kurva YY memotong kurva PP sebanyak tiga kali, pada waktu
pendapatan per kapita Ya, Yb, dan Yc. Di antara Ya dan Yb kurva PP berada diatas kurva YY, yang
berartin diantara kedua tingkat pendapatan perkapita tersebut tingkat pertambahan penduduk lebih
besar dari tingkat pertambahan pendapatan nasional. Sperti telah diketahui, tingkat pertambahan
pendapatan per kapita dapat ditentukan dengan menurangi tingkayt pertambahan penduduk dari
tingkat pertamabahan pendapatan nasional, tingkat pertambahan pedpatan per kapita akan negatif,
yang berarti dari waktu ke waktu tingkat pendapatan per kapitta besarnya adalah antara Ya dan Yb,
pertamabahan penduduk yang lebih cepat tinggkatnya dari tiingkat pertambahan pendapatan nasioanal
akan menyebabkan pendapatan perkapita menurun dari tahun ke tahun dan pada akhirnya mencapai
titik Ya.

7
Oleh Nelson titik ini dinamakan sebagai “ the low level equilibrium atau perangkap tingkat
keseimbangan rendah.”

Keadaan ini menunjukan bahwa dalam keadaan manapun di mana tingkat laju berkembangan
penduduk melebihi tingkat perkembnagan dan pendapatan nasioanl, tingkat keseimbnagan yang
dicapai—yaitu pada titk Ya—merupakan tingkat keseimbnagan yang stabil.

Dalam jangka panjang pendapatan per kapita akan turun ke tingkat tersebut. Tanpa adanya
perubahan sosial-politik dan teknologi, sesudah tingkat itu tercapai, perubahan dalam tingkat
pendapatan per kapita tidak akan terjadi lagi.

Di antara Yb dan Ycterjadi keadaan yang sebaliknya dari yang baru dijelaskan ini. Tingkat
pertambahan pendapatan nasional lebih besar dari tingkat pertambahan penduduk dan oleh karenanya
tingkat pertambahan pendapatan per kapita adalah positif. Dalam jangka panjang kenaikan pendapatan
per kapita akan terus menerus berlangsung hingga pendapatan itu mencapai Yc. Tanpa adanya
perubahan teknologi dan keadaan sosial-politik per kapita Yc adalah tingkat pendapatan per kapita
masyarakat yang paling maksimal.

EFEK TAK LANGSUNG PERKEMBANGAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN

Untuk melengkapi uraian mengenai pengaruh pertambahan penduduk terhadap pembangunan


ekonomi, selanjutnya perlu pula dibahas analisis-sanalisis yang menunjukan pengaruh tidak langsung
dari perkembangan penduduk terhadap pertambahan tingkat kesejahteraan masyarakat. Seperti telah
dikatakan, analisis serupa itu bertujuan umtuk menunjukan pengaruh pertambahan penduduk yang
pesat terhadap beberapa faktor penting yang menentukan lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Berbagai analisis yang dikemukakan terutama menunjuakan pengaruh pertambahan penduduk yang
pesat kepada:

 Kemampuan masyarakat untuk menabung


 Corak penanaman modal yang akan dilakukan
 Pemerataan pendapatan.
 Strategi pemilihan teknologi yang akan digunakan.
 Keperluan untuk memeprcepat kenaikan produksi bahan makanan.
 Perkembangan perdaganagan luar negri.

Bagaimana perkembangan penduduk akan mempengaruhi berbagai faktor ini, dan selanjutnya
menimbulkan efek kepada pembangunan ekonomi, akan diterangkan dalam uraian berikut.

8
Pertamabahan Penduduk dan Tingkat Tabungan

Salah satu kesimpulan yang dapat ditarik dari teori Nelson adalah bahwa suatu msyarakat dapat
melepaskan dirinya dari the low level equilibrium trap dengan memperbesar tingkat penanaman
modalnya sehingga menimbulkan pertamabahan pendapatan penduduk. Untuk kenaiakan penanaman

Modal haruslah tercipta kanaikan tabungan. Malang sekali, pertambahan penduduk


menimbulkan hal yang sebaliknya. Coale menunjukan dua akibat buruk dari pertambahan penduduk
yang cepat terhadapa tabungan masyarakat yaitu kan menurangi jumlah tabungan yang diciptakan oleh
tiap-tiap anggota masyarakat dan akan menamabah proporsi pendapatan nasional yang akan diterima
oleh poenduduk yang tidak sama sekali menabung. Hal yang kedua terjadi karena penambahan lebih
cepat terjadi dikalangan penduduk yang berpendapatan rendah. Ia menunjukan bahwa pertambahan
penduduk yang cepat akan menguarangi kemampuan pemerintah untuk menanbung karena jumlah
pajak yang dapat dikumpulakan menjadi semakin sedikit.

Pertamabahan Penduduk dan Penanaman Modal

Mengenai pengaruh pertambahan penduduk yang sangat cepat terhadap corak penanaman modal, ahli-
ahli ekonomi sepenuhnya sependapat bahwa keadaan tersebut akan mengakibatkan
beberapaperubahan yang tidak menuntungkan stuktur penanaman modal yang dilaksanakan oleh
negara berkembang. Pertambahan penduduk yang sangat pesat mengakibatkan proporsi penduduk
muda lebih besar. Keadaan ini mengharuskan pemerintah melakikan penanaman modal yang lebih
besar untuk pendidikan. Selanjutnya ia menimbulkan pula keharusan untuk mempercepat
pengembangan fasilitas-fasilitas yanng diperlukan guna memeprbaiki tingkat kesehatan masyarakat.
Dan akhirnya, perlu pula dilakukan lebih banayak penanaman modal untuk membangun lebih banyak
perumahan yang diperuntukan bagi pertambahan penduduk yang telah menjadi dewasa. Berbagai jenis
penanaman modal untuk menciptakan fasilitas-fasilitas sosial ini menyebabkan proporsi dana
penanaman modal yang dapat digunakan untuk membangun kegiatan-kegiatan yang lebih produktif
mennjadi kurang.

Pertambahan Penduduk dan Pemerataan Pendapatan

Perkembangan penduduk yang tinggi selanjutnya menghambat negara berkembang untuk mencapai
salah satu tujuan penting pembangunan ekonomi, yaitu pemerataan pendapatan. Pertambahan
penduduk yang tinggi akan menyebabkan jurang yang sudah ada di antara beberapa golongan
masyarakat menjadi bertambah lebar.

9
Pertama, di satu pihak pengangguran yang terlalu besar jumlahnya cendrung untuk memprtahankan
tingkat upah pekerja tidak terdidik pada tingkat upah yang sangat rendah. Akan tetapi dilain pihak,
pembangunan ekonomi menciptakan pertambahan pendapatan yang terus-menerus di sektor industri
dan dibeberapa sektor modern lainnya. Kedua, pertambahan penduduk didaerah pertanian
menimbulkan pengangguran terselubung yang lebih serius dari keadaan ini akan menyebabkan
pendapatan rata-rata petani miskin menjadi semakin rendah.

Pada waktu yang sama prbandingan antara tanah dan penduduk telah bertambah kecil, maka
sewa tanah akan mengalami kenaikan. Ini hanya akan menambah pendapatan para petani kaya. Dan
ketiga, kekurangan keceptan kerja di desa-desa memperderas arus urbanisasi ke kota-kota besar hal ini
menimbulkan pertumbuhan kota yang terlalu cepat. Akibat lanjut keadaan ini harga tanah, rumah, dan
sewa rumah naik dengan cepat.

Pertambahan Penduduk dan Pemilihan Teknologi

Aspek lain yang selalu dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai akibat negatif pertambahan
penduduk adalah pemilihan teknologi yang cepat guna untuk pembangungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa makin tinggi teknologi yang digunakan makin besar kemampuannya umtuk
memperbesar tingkat produksi dan mempercepat pembangunan ekonomi. Dari sudut ini dapat
dikatakan salah satu langka yang perlu dilaksanakan untuk membangun suatu perekonomian adalah
dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau tepat guna. Tetapi sayang, teknologi
tinggi pada umumnya bersifat pada-modal, berarti kemampuannya untuk menciptakan kesempatan
lebih terbatas ketimbang kegiatan ekonomi yang menggunakan teknologi yang lebih rendah. Maka
sebagai akibatnya para perencana pembangunan dipaksa untuk melakukan pilihan antara
memaksimalkan tingkat pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan teknologi modern, atau
memaksimalkan lapangan kerja dengan teknologi yang sederhana. Setiap negara menggunakan cara
berbeda untuk mengatasi pilihan rumit ini, tetapi pada umumnya selalu dicari jalan tengah. Teknologi
yang digunakan diberbagain industri dan sector dipilih secara demikian rupa sehingga dapat
menciptakan kesempatan kerja yang cukup tanpa mengurangi lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi.
Shubung dengan hal ini ahli ekonomi yang menusulkan penggunaan dan pengembangan teknologi
menegah (intermediate technologi), yaitu teknologi yang mempunyai kesanggupan meningkatakan
produksi sekaligus menciptakan kesempatan kerja.

10
Pertamabanah Penduduk dan Kebutuhan Pangan

Berbagai kalangan, termasuk badan-badan internasional, telah membuat prediksi tentang implikasi
perkembangan penduduk terhadap kebutuhan peningkatan prodiksi bahan makanan. Prediksi tersebut
memeberikan gambaran yang sanagat meneyedihkan. Hal ini ditunjukan oleh salah satu hasil
peneyelidikan yang dilakauakan oleh Food And Agriculture Organization. Menurut penyelididkan
tersebut pada akhirnya abad ke-20 penduduk dunia akan dua kali lipat dari permulaan tahun 1960-an.
Untuk memenuhi keperluan bahan makanan penduduk yang bertamabah besar ini,

Peoduksi harus menjadi tiga kali lipat dari tahun 1960-an, dan kenaikan ini terutama harus
dilakukan di negara berkembangan karena di daerah itu sebagian besar penduduk dunia berada. Pada
umumnya berbagai kalangan meragukan kemampuan negara berkembang mempunyai tambahan
produksi bahan makanan yang diperlukan. Sampai sekarang banyak diantara negara berkembang ini
belum sanggup memproduksi sendiri bahan-bahan makanan yang diperlukan mereka., dan masalah
kekurangan makanan dan gizi makanan yang merupakan masalah serius.kenaikana produksi bahan
makanan di negara berkembang pada masa lalu masuh belum sanggup memenuhi pertamabahan
permintaan yang diakibatkan oleh perkembangana pendududk dan pertmabahan pendapatan
masyarakat.oleh sebab itu banyak diantara mereka masih menginpor sebagian perlu bahan makanan
untuk penduduknya. Untuk mengatasi kekeurangan bahan makanana ini diperlikan perhatian yang
lebih banyak kepada usaha untuk mengembangkan sektor pertanian bahan makanan. Usaha ini akan
mengurangi jumlah sumber daya yang dapat digunakan disektor-sektor lain.

Perkembangan Penduduk Dan Neraca Pembayaran

Akibatnya, segolongan ahli ekonomi menunjukan pula akibat buruk perkembangan penduduk
terhadap kegiatan ekspor, impor, dan neraca pembayaran negara berkembang. Hal yang telah terjadi
menunjuakan bahwa disatu pihak pertambahan penduduk yang pesat dapat mengurangi jumlah ekspor
karena, pertama, tanah yang mulanya digunakan untuk memproduksi bahan-bahan ekspor sekarang
digunakan untuk menghasilkan bahan makanan. Kedua, bahan makanan yang pada mulanya diekspor
sekarang terpaksa digunakan untuk memenuhi keperluan dalam negeri. Perkembangan yabg cepat
dapatr menaikan jumlah impor secara berlebihan karena apabila bahan makannan yang diperoduksikan
di dalam negeri tidak dapat memenuhi keperluan yang ada, negara itu haruslah melakukan impor bahan
makanan dari dluar negeri. Seperti ditunjuk oleh Myrdal, sampai tahun 1960-an bagian yang cukup
besar dari impor india..., pakistan, dan negara kita merupakan impor bahan makakan.

11
Apabila perkrmbangan penduduk memperlsmbst sektor ekpor, sebaliknya memprcepat impor, maka
kedua hal ini bertentangan itu akan menimbulkan masalah defisit dan neraca pembayaran. Bararti
perkembnagan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan masalah ketidakseimbnahan neraca
pembayaran disuatu negara makin miskin yang menghadapi masalaha kelebihan penduduk.

EFEK DUALISME EKONOMI TEHADAP MEKANISME PASAR


Salah satu ciri penting dari negara berkembang—seperti telah dijelaskan dalam bab satu, adalah;
perekonomiannya bersifat dualistis. Maksudnya, dalam perekonomian kegiatan ekonomi dapat
dibedakan kepada dua golongan: kegiatan ekonomi nmodern dan kegiatan ekonomi trdisional. Beberpa
pendapat telah dikemukakan tentang akibat yang kurang menguntungkan dari adanya dualisme
tersebut terhadap kemungkinan untuk mengembangkan perekonomian, terutama yang masih
menjalankan keguatan-keguiatannya secara tradisional. Analisis-analisi tersebut pada dasarnya
menunjukan bahwa ciri ekonomi yang bersifat dualistis tersebut, terutama dualisme sosial dan
teknologi, menimbulkan kegiatan-kegiatan yang menyebabkan mekanisme pasar tidak berfungsi
secara semestinya. Dan tidak kesempurnaan mekanisme pasar ini selanjutnya mengakibatkan
sumberdaya yang tersedia tidak digunakan secara efisien. Di samping itu, analisis-analisis tersebut
menunjukan pula bahwa penggunaan teknologi yang terlalu tinggi di sektor modern. Hal ini menambah
kerumitan masalah pengangguran yang menghadapi dan membesar jurang antara tingkat pendapatan
di sektor-sektor ekonomio yang modern dengan sektor eekonomi yang tradisional.

Berbagai hambatan yang timbul dari adanya dualisme dalam perekonomian yang baru
berkembang bersumber dari pengaruh sektor tradisonal kepada kehidupan masyarakat dan kegiatan
perekonomian. Sebagian besar kegiatan ekonomi negara berkembang yang relatif miskin masih
mengguanakan teknik-teknik yang sangat sederhana dan cara yang masih kuno. Hal yang pertama
menyebabkan produktivitas berbagai kegiatan produktif sangat rendah, dan hal yang ke dua
meneyebabkan usaha-usahanya pembaharuan sangat terbatas. Dengan demikian cara berproduksi
tradisional dan memiliki produktivitas rendah tidak mengalami perubahan berarti dari masa ke masa.
Keehidupan masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai hidup yang diwarisi selama beberapa
generasi membatasi kemungkinan perbaikan teknologi memproduksi maupun organisasinya, dan
pengembangan pasar yang baru. Keadaan masyarakat seperti itu juga menimbulkan ketidak
sempurnaan di dalam pasar sehingga mekanisme pasar tidak berfungsi secara efisien.

12
Masyarakat Tradisional dan Efeknya Kepada Pembanguanan

Seperti telah dinyatakan dalam bab 1, dalam satu masyarakat tradisonal pada umumnya terdapat sifat-
sifat berikut : (i) taraf pendidikan sebagian besar masyarakat masih sangat rendah (ii) cara hidup dan
berfikir masih dipengaruhi oleh nilai-nilai agama adat istiadat yang telah diperaktikan secara turun
temurun, dan pandangan hidup fatalis yang menyerahkan diri kepada kekuasaan semesta tuhan; dan
(iii) hubungan sosial di antara berbagai golongan masyarakat masih bersifat feodal. Berbagai ciri ini
sanagat mempengaruhi prospek pembanguanan ekonomi suatu negara.

Ciri-ciri dari kehidupan masyarakat trdisional dseperti menimbulkan beberpa macam ketidak
sempurnaan pasar. Dalam pasar yang sempurna faktor;faktor produksi itu mempunyai mobilitas tinggi
dan dapat saling menggantikan. Dalam keadaan seperti itu produksi menjual marjinal akan menetukan
tingkat upah,dan tingkat upah tersebut akan sama besarnya di semua sektor. Hal ini tidak terdapat
banyak negara miskin. Antara sektor modern dan sektor tradisional terdapat perbedaan tingkat upah
yang cukup tinggi yang bersumber dari perbedaan tingkat produksi yang besar antara kedua sektor
tersebut. Perbedaan tingkat pendidikan dan keterampilan pekerja merupakan faktor penting lain yang
menyebabkan keadaan demikian.

Ketidaksempurnaan pasar ditimbulkan pula oleh kekurangan pengetahuan masyarakat tentang


keadaan pasar. Para pekerja tidak menegtahui adanya kesempatan kerja yang lebih baik di sektor
ataupun daerah lain, paea petani tidak mengetahui adanya cara-cara berproduksi yang lebih baik dan
para pengusaha tidak tau adanya kemungkinan untuk menegmbangkan pasar di negeri maupun luar
negeri. Adanya kekuatan monopoli di dalam perdagangan hasil sektor tradisional—dipegang pedagang
perantara—merupakan contoh laim dari adanya ketidak sempurnaan pasar di negara-negara miskin.
Dalam sektor pertanian subsisten dan sektor tradisonal lainnya kekuasaan untuk menentukan harga
dan syarat penjualan terutama terletak di tangan para tengkulak,pengijon, dan pedagang perantara
lainnya. Para petani dan produsen kecil dalam kegiatan lian di sektor trsdisonal mempunyai kekuasaan
yang sangat terbatas untuk menentukan harga.

Sikap masyarakat dianggap merupakan faktor lain yang menimbulkan ketidak sempurnaan pasar.
Dalam pasar yang sempurna para pelaku ekonomi bersifat rasional. Setiap orang melakukan kegiatan
ekonomi—sebagai pekerja, pengusaha, atau maksimal hasil daya usahanya. Pengamatan atas keadaan
di negara berkembang menunjukan bahwa adakalanya masyarakat tidask berusaha untuk mrncapai
tujuan tersebut dan tidak respontif terhadap ransangan-rangsangan untuk memperoleh hasil yang lebih
baik, yang terjadi dalam pasar. Dalam pasar yang sempurna kenaikan harga tau permintaan akan
mendorong segala usaha untuk menaikan produksi. Dalam sektor trdisional kenaikan harga pada
umumnya belum merupakan perangsang yang cukup kuat untuk meningkatkan tingkat produksi.

13
Dibanyak masyarkat trdisonal kehidupan sederhana dan menggantungkan nasib hidup kepada takdir
adalah lebih ditekankan daripada kerja keras untuk mencapai kemewahan dunuawi. Sikap ini selalu
menjadi penghambat yang mendorong masyarakat meningkatkan usaha mereka dalam kegiatan-
kegiatan yang akan memberi pengaruh positif kepada pembanguanan ekonomi yang sedang
dilaksanakan.

Berbagai macam keadaaan yang menimbulakan ketidaksempurnaan pasar seperti yang baru saja
diuraikan, menyebabkan sumber daya yang ada tidak digunakan secara efisien. Hal ini bukan saja
menumbulakan pengangguaran berbagai macam sumber daya, tetapi juga mengakibatkan penggunaan
tidak selalu duarahkan kepada sektor dan kegiatan yang potensi perkembangannya relatif lebih baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila dilakukan perbaikan-perbaikan pada kondisi pasar,
maka sumber daya dapat digunakan dengan efisien, produksi dapat ditingkatkan dan proses
pembangunan dapat dipercepat.

Gambaran Mengenai Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Pembangunan

Pengaruh ketidak sempurnaan pasar terhadap tingkat produksi masyarakat dapat ditunjukan dengan
menggunakan kurva batas produksi (production possibilities curve), seperti gambar 5.2 dimisalkan
negara hanya menghasilkan dua golongan barang : hasil pertanian, yang jumlahnya digambarkan pada
sumbu datar,dan hasil industri, yang jumlahnya digambarkan pada sumbu tegak. Kurva AB adalah
kurva batas prodiksi di suatu negara yang tingkat perkembangannya relatif rendah, sedangkan kurva
PQ menggambarkan kurva batas produksi untuk negara yang sudah maju. Kurva batas produksi ini
menunjukan kemampuan maksimum dari suatu negara untuk mrnghasilkan barang industri, barang
pertanian atau gabungan dari kedua golongan barang tersebut. Apabila gabungan barang prodiksi dan
barang pertanian ditunjukan oleh salah satu titik pada kurva tersebut, maka keadaan itu berarti bahwa
sumber daya yang terdapat di negara itu digunakan sepenuhnya. Kemampuan berproduksi negara yang
lebih maju lebih besar dari negara yang lebih miskin. Oleh karenanya kurva batas prodksinya (PQ)
adalah lebih jauh dari titik O jika dibandingkan dengan kurva batas produksi dari negara yang lebih
miskin (AB)

14
Walaupun kemampuan negara yang relatif miskin dalam memproduksi barang pertanian dan
barang industri lebih terbatas, negara seperti itu sering kali tidak mampu mencapai batas produksi
maksimalnya. Salah satu sebanya yang penting adalah terdapat ketidaksempurnaan pasar. Pada
umumnya tingkat produksi yang dicapai dalam negara yang relatif miskin adalah pada titik-titik
diabawah kurva batas prosuksi AB misalnya saja pada titik M. Apabiala tingkat produksi seperti yang
ditunjauk oleh titik M, maka keadaan tersebut menunjuakn bahwa walauapu tidak dilakukakan
perbaikana dalam perkembangan kelembagaaan organisasi produksi, jumlah produksi dapat
diperbesar. Keadaan yang baru ini misalnya seperti yang ditunjuk oleh titik N1 atau N2 yang berarti
bahwa tingkata produksi nassional telah bertambah tinggi. Titik N1 menunjukan bahwa tingkta
prodiksibarang pertanian telah meningkat, sedangkan titik N2 menggambarkan bahwa pertambahan
produksi yang berlaku terjadi di sector industri.

Efek Dualisme Tegnologi

Di samping dualisme sosial yang menghambat pertumbuhan ekonomi di atas, selanjutnya sering
dunyatakan pula tentang dualisme tegnologi yang dapat menimbulkan 2 keadaan yang mungkin
mempengaruhi lajunya tingkat pembangunan ekonomi.

15
Yang pertama, di dalam keadaan dimana dualisme tegnologi sebagai akibat dominannya modal
asing atas sektor modern, sebagian besar keuntungan yang dioeroleh akan dibawa keluar negeri. Ini
akan mengurangi potensi tabungan yang dapat dikerahkan untuk menanam modal di dalam negeri dan
memperlambat lajunya pertumbuhan ekonomi. Walau demikian, keadaan yang kurang
menguntungkan ini tidak perlu dianggap suatu masalah yang serius, karena setelah perang Dunia II
peranan smodal asing di sektor pertanian dan sektor pembangunan dinegara berkembang sudah kian
berkurang. Tabungan asing di sektor tersebut hanya merupakan sebagian kecil saja adari sejumlah
tabungan lain akan dibahas.

Yang kedua, dan lebih serius akibatnya dari tadi yang pertama, dualisme teknologi akan (i)
membatsi kemampuan sector modern untuk memberikan kesempatan kerja . (ii) membatasi
kemampuan sektor pertanian untuk berkembang dan (iii) mmeperburuk maslah pengangguran. Berikut
ini ketiga implikasi yang kurang menguntungkan dari adanya dualisme tegnologi akan dibahas .

Sector modern terutama terdiri dari sektor indutri dan dalam sektor ini trknik-teknik berproduksi
bersifat padat-modal.

Dalam teknik prodiksi yang demikian sifatnya, proporsi antara faktor-faktor produksi relatif
rendah, berarti terdapa tperbandingan tertentu, dan yang tetap besarnya, di antara jumlah modal dan
kesempatan kerja hanya dapat diciptakan. Pertambahan dalam kesempatan kerja hanya dapat
dilakukan dengan penciptaan modal yang baru, jadi dengan melakukan penambahan modal baru.
Sampai dimana kesanggupan sejimlah penanaman modal tertentu untuk menciptakan kesempatan
kerja tergantung pada teknologi yang digunakan. Makin tinggi tingkat teknologi makin terbatas
kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja dan mempertinggi tingkat kesempatan kerja. Dan
selanjutnya, terbatasnya kemampuan sektor industri modern untuk menciptakan kesempatan kerja
akan menghambat perkembangan di sektor pertanian. Telah kita lihat bahwa sektor industri dan sektor
modern lainnya todak mempunyai kemampuan untuk menampung penambahan tenaga kerja yang
berasal dari sektor pertanian. Dari tahun ke tahuan keadaan pengangguaran di kota-kota maupun di
pedesaan menjadi semakin serius. Di sektor pertanian keadaan ini menyebabkan perbandingan antara
tanah dan tenaga kerja menjadi kecil dan menimbulkan kesulitan untuk meningkatkan produktivitas
sektor pertanian.

Selain perlu disadari implikasi buruk yang mungkin ditimbulkan oleh adanya dualisme
teknologi terhadap penciptaan kesempatan kerja dan pengembangan sektor pertanian, harus pula
disadari bahwa teknologi modern mempercepat pertumbuhan ekonomi. Di banyak negara sektor
industri merupakan sektor yang perkembangannya jauh lebih pesat dari perkembangan keseluruhan
perekonomian. Tambahan pula, dari analisis teoritis dan peneyelidikan empiris telah dibuktikan bahwa
kemajuan teknologi merupakan penentu utama laju pertumbuhan ekonomi.

16
Kalau kedua aspek dari akibat dualisme teknologi terhadap pembanguanan yang baru dijelaskan
diatas—yaitu : (i) hambatan-hambatan yang ditimbulkan terhadap kesempatan kerja dan
pengembangan sektor pertanian; dan (ii) adanya kemungkinan untuk mempercepat produksi—secara
dapat dipertimbangkan, rasanya kurang cukup alasan untuk berpendapat bahwa dualisme teknologi
memapankan kemiskinan di negara berkembang. Tanpa adanya sektor modern, negara berkembang
akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dari apa yang telah dicapainya pada masa lalu.

Akhir-akhir ini disadari pula adanya implikasi yang tidak menguntungkan dari adanya dulisme
tknologi. Kegiatan-kegiatan dalam sektor modern pada umumnya mengalami perkembangan yang
jauh lebih pesat dari sektor tradisonal, dengan demikian juarang tingkat kesejahteraan antara kedua
sektor tersebut makin lama makin bertambah besar. Sehingga, walaupun dicita-citakan bahwa
pembanguanan itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat, pada
kenyataannya manfaat pembanguanan terutama dinikmati hanya oleh segolongan kecil penduduk.
Seperti telah diuraikan dakam bab-bab terdahulu, telah umum disadari bahwa: (i) jurang tingkat
pendapatan antara golongan kaya dan miskin telah menjadi bertambah lebar; (ii) di banyak negara,
pembangunan yang terjadi belum sanggup menciptakan kesempatan kerja yang seimbang dengan
pertambahan tenaga kerja sehingga keadaan pengangguran menjadi bertambah buruk. Dari hal-hal
yang dijelaskan ini dapatlah disimpulakan bahwa dualisme teknologi tidak berdampak buruk terhadap
lajunya pembangunan, tetapi terhadap keharmonisan proses pembangunan.

EFEK LINGKARAN PERANGKAP KESMISKIANAN TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI

Yang dimaksud dnegan lingkaran perangkap kemsikinan (the viciuous circle of poverty) atau dengan
singkat perangkap kemiskinan, adalah serangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi secara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan di mana suatau negara akan tetap miskisn dan akan
tetapa mengalami banyak kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Teori ini
terutama dikaitkan kepada nama Nurkse, 8 seorang ahli ekonomi yang merintis penelaahan mengenai
masalah pembentukan modal di negara berkembang. Nurkse menegemukakan teorinya tersebut sebagi
suatu landasan untuk menjelaskan tentang perlunya direncanakan strategi pembangunan seimbang di
negara berkembang. Teori pembangunan seimbangnya ini akan diuraikan dalam BAB 12.

Dalam mengemukakan teorinya tenetang lingkaran perangkap kemiskinan pada hakikatnya


Nurkse berpendapat bahwa kemiskinan buakan saja disebabkan oleh ketiadaan pembangunan pada
masa lalu tetapi juga menghadirkan hambatan kepada pemabngunan pada masa yang akan datang.
Sehubung dengan hal ini Nurkse mengatakan : “suatu negara jadi miskin karena ia merupakan negara
miskin” (A country is poor because it is poor).

17
Menurut pendapatnya lingkaran perangkap kesmiskinan yang paling terpenting adalah keadaan-
keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan terhadap terciptanya tingkat pembentukan moda
yang tinggi. Di suatu pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain pihak
oleh perangsang untuk mrenjalankan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan Nurkse, terdapat dua
jenis lingkaran perangkap kemiskinan yang menghalangi negara berkembang mencapai tingkat
pembangunan yang pesat: dari segi penawaran modal dan dari segi permintaan modal.

Tiga Bentuk Perangkap Kemiskinan

Dari segi penawaran modal lingkaran perangkap kesmiskinan dapat dinyatakan secara berikut. Tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah, yang diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah,
menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan menyebabkan tingkat
pembentukan modal yang rendah. Keadaan yang terakhir ini selanjutnya akan menyebabkan suatu
negara menghadapi kekurangan barang modal dan dengan demikian tingkat produktivitas akan tetap
rendah. Dari segi permintaan modal, corak lingkaran perangkap kemiskinan mempunyai bentuk yang
agak berbeda. Di negara-negara miskin perangsang untuk melaksanakan penanaman modal rendah
karena luas pasar untuk berbagai jenis barang terbatas, dan hal belakangan disebut ini disebabkan oleh
pendapatan masyarakat yang rendah. Sedangkan pendapatan yang rendah disebabkan oleh
produktivitas yang rendah yang diwujudkan oleh pembentukan modal yang terbatas pada masa lalu.
Pembentukan modal yang terbatas ini disebabkan oleh kekurangan perangsang menanam modal.

Dalam bagian lain dari analisis Nurkse, ia menyatakan bahwa peningkatan pembentukan modal
bukan saja dibatasi oleh lingkaran perangkap kesmiskinan seperti yang dijelaskan di atas, tetapi juga
oleh adanya international demostration effect. Yang dimaksud dengan ini adalah kecendrungan untuk
mencontoh corak konsumsi di kalangan masyarakat yang lebih maju. Adanya negara maju,
memungkinkan penduduk di negara berkembang menginpor dan mengonsusmsi barang-barang
industri yang mutunya jauh lebih baik dari yang dapat di hasilkan di dalam negeri. Penegluaran yang
bertambah tersebut akan mengurangi tingkat tabungan yang dapat dikerahkan oleh negara berkembang
untuk membiayai pembentukan modal yang akan mempertinggi kemampuan menghasilkan produksi
nasional. Andaikan keadaan sedemikian berlaku, maka international demosnstrantion effect akan
memperburuk lagi keadaan lingkungan perangkap kemiskinan yang diahadapi oleh suatu negara
berkembang.

Di samping dua lingkaran perangkap kemsikinan ini, Meier dan Baldwin mengemukakan pula
satu lingkaran prangkap kemiskinan lain.

18
Lingkaran perangkap kemiskinan ini timbul dari hubungan saling mempengaruhi antara keadaan
masyarakat dan amsih terbelakang dan tradisional dengan kekayaan alam yang belum dikembangkan.
Untuk mengembangankan kekayaan alam yang dimiliki, harus ada tenaga kerja yang mempunyai
keahlian untuk memimpin dan melaksanakan berbagai macam kegiatan ekonomi. Ni negra
berkembang kekayaan alam berusaha sepenuhnya diusahakan dan dikembangkan karena tingkat
pendidikan masyarakat masih relatif rendah tenaga-tenaga ahli yang diperlkukan terbatas jumlahnya,
dan mobilitas sumber daya juga terbatas. Kenyataan di berbagai negara menunjukan bawhwa makin
kurang berkembang keadaan sosial dan ekonomi suatu negra, makin lebih terbatas jumlah sumber daya
dan kekayaa alam yang dapat dikembangkan. Sebalikanya, akrena kekayaan alam belum sepenuhnya
dikembangkan, maka tingkat pembangunan masyarakay lebih rendah, dan kemampuan untuk
mrningkatkan pengetahuan dan keahlian penduduk juga terbatas.

Hubungan antara Ketiga Perangkapa Kemiskinan

Ketiga lingkaran perangkapa kemiskinan di atas dapat digambarkan secara berikut:

Kalau dirangkum dan disarikan analisis menegnai penghambat pembangunan yang baru
diuraikan di ats, maka pada hakikatnya teori lingkaran perangkap kesmiskinan nerpendapat bahwa:

19
(i) adanya ketidakmampuan menegrahkan tabungan yang cukup; (ii) kurangan rangsangan melakukan
penanaman modal; dan (iii) rendahnya taraf pendidikan, penegtahuan, dan kemahiran masyarakat,
merupakan tiga faktor yang menghambata terciptanya pembentukan modal dan perkembangan
ekonomi.

Kritik Terhadap Teori Perangkap Kemiskinan

Pandangan yang mengemukakan tentang faktor-faktor yang menghambat pembangunan dalam bentuk
lingkaran perangkapa kemiskinan telah dikritik oleh Bauer. Ia sama sekali tidak dapat menerima
pandangan-pandangan yang dinyatakan dlam teori tersebut. Intinya kritik Bauer mengatakan adalah
tidak benar bahwa negaraberkembang terjerat dalam sutu lingkaran kemiskinan dan stagnasi.

Menurut Bauerpandangan seperti itu mengandung beberapa kesalahan. Yaitu : variabel-


variabel—yang dinyatakan atau yang tersirat yang dipandang seperti penghambat pembangunan
kurang penting perannya dalam menentukan lajunya pembangunan, dan interaksi diatara mereka tidak
sama seperti dikemukakan oleh yang mengembangkan teorinya. Dia selanjutnya mengatakan,
andaikan teori itu benar, individu di berbagai pelosok dunia tidak tidak akan pernah mencapai
kekayaan dan kesejahteraan seperti yang telah mereka capai saat ini. Kenyataan bahwa terdapat
negara-negara yang sudah sangat maju sekali perekonomiannya, yang pada waktu lalu merupakan
misikin dan dapat mengalami perekembangan tanopa bantuan dari luar, dipandangannya sebagai suatu
bukti bahwa pandangan yang dikemukakan dalam teori lingkaran perangkap kemiskinan adalah
kurang tepat.

Selanjutnya Bauer berkeyakinan pula bahwa teori itu juga tidak benar di dalam konteks negra
berkembang. Untuk membuktikan ia mengemukakan beberapa fakta empiris. Di amerika latin
pandangan nasional mengalami pertumbuhan sebesar 4,2 persen dan pendapatan per kapita sebesar 2
persen antara tahun 1935 dan 1953. Antar tahun 1945 dan 1955 tingkat perkembangan yang dicapai
lebih cepat dari yang baru dinyatakan, yaitu 2,4 persen. Tingkta pertumbuhan tersebut lebih cepat dari
yang dicapai Amerika Serikat dalam waktu yang sama. Demikian juaga, di Asia dan Afrika bebrapa
negara telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Misalnya, tingkat produksi tanaman karet
di daerah Asia Tenggara pada tahun 1950-an lebih besar bebrapa puluh kali lipat kalau diabndingkan
dengan permulaan aba ke-20.

Pendapat yang menyatakan bahwa international demonstration effect akan memperburuk


keadaan lingkaran perangkapa kemiskinan, akarena akan lebih memperkecil tingkat tanbungan dan
penanaman modal yang dapat dilakukan dan pada akhirnya akan memperlambat pembangunan, juga
disangkal oleh Bauer.

20
Ia tetap yakin akan pendapat ahli-ahli ekonomi klasik yang menyatakan bahwa hubungan ekonomi
internasional sangat menguntungkan negara-negara yang relatif miskin. Adanya hubungan tersebut
memungkinkan bahwa suatu negara yang lebih miskin menyadari dan selanjutnya mengubah sikap
dan meninggalkan kebiasaan dan adat istiadat yang dapat menjadi penghambat usaha pembangunan.
Jika hubungan tersebut akan mengembangkan pandangan-pandangan baru, sikap dan cara baru dan
mengembangkan tanaman-tanaman baru untuk di ekspor. Ditinjau dari sudut pandang ini, ia
mengkritik teori international demonstration effect karena mengabaikan adanya pengaru hubungan
dengan negara maju terhadap perubahan sikap masyarakat tradisional yang mungkin terjadi, timbulnya
perkembangan ide-ide baru dan kemungkinan berkembangnya teknik-teknik produksi yang lebih
modern.

Kritik Bauer yang lain terhadap teori international demonstration effect ditunjukan kepadapokok
pandangan teori tersebut. Seperti telah dijelaskan teori tesebut berpendapat adanya kemungkinan untuk
memperoleh barang-barang yang lebih baik kualitasnya dari negara maju akanb menyebabkan tingkat
konsumsi menjadi bertambah tinggi. Sebagai akibatnya tingkat tabungan dan tingkat penanaman
modal menjadi bertambah rendah. Pada akhirnya keadaan itu akan memperlambat laju pembangunan
ekonomi yang bisa dicapai. Menurut Bauer, hubungan dengan dunia luar memungkinkan diperolehnya
berbagai jenis barang baru dan barang-batang bermutu tinggi., hubungan itu akan merangsang
penduduk dinegara berkembang akan dapat menaikkan konsumsi. Dengan demikian tingkat
pembentukan modal akan menjadi bertambah besar pula dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Jelas dapat dilihat bahwa antara bauer dan para pendukung teori international demonstration
effect dapat berbeda pandangan mengenai pengaruh dari hubungan dengan dunia luar terhadap usaha
negara berkembang untuk mempercepaat pembangunan ekonominya. Delam teori international
demonstration effect dianggap bahwa pandangan dengan negara yang lebih maju akan menaikan
tingkat konsumsi, dan hal ini seharusnya akanmmengurangi lajunya tingkat pertumbuhan ekonomi
yang dapat dicapai. Sedangkan menurut Bauer, adanya perdagangan dengan negara maju tersebut akan
menjadi perangsang unruk mempertinggi daya usaha masyarakat dan akan menaikkan tingkat kegiatan
ekonomi. Dengan demikian tingkat perkembangan ekonomi yang dicapai akan menjadi bertambah
cepat dan bukan sebaliknya.

21
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2011. “ Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Kebijakan¸
Edisi 2. Jakarta: Kencana

22

Anda mungkin juga menyukai