Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

EKONOMI PEMBANGUNAN

KELOMPOK 2 :
 DORTHEUS NELSON ICK
 NIM : 2022041014078
 DEA PASKAH REMATOBI
 NIM : 2022041014308
 DEBORA GUBON HAAY
 NIM : 2022041014040
 FRANSINA MARIA KANTUM
 NIM : 2022041014308
 PASKAH AWOM
 NIM : 2022041014309
 SHERLY SARLOTA KARUBABA
 NIM : 2022041014214
Hambatan Pernbangunan: Faktor Dalam Negeri

Analisis dalam Bab 2 dengan jelas telah menunjukkan bahwa pada


ketika negara maju terus-menerus mengalami peningkatan tarafhidup,
sampai Perang Dania II kebanyakan negara berkembang tidak banyak
mengalami perubahan. Negara berkembang masih merupakan negara-
negara yang tarafhidup penduduknya relatif sangat rendah. Ini
menimbulkan satu pertanyaan yang sangat fundamental. Hakikat
pertanyaan tersebut dapatlah dinyatakan dalam kalimat
berikut:Faktarlaktor apakah yang menyebabkan negara berkembang
mengaiami pertumbuhan ekonorni yang sangat terbatas pada rasa yang
lain? Selanjutnya, sesudah Perang Dunia II dengan jelas dapat pula
dilihat bahwa walaupun negara berkembang telah mengerahkan usaha
yang cukup besar untuk menciptakan pembangunan, akan tetapi pada
umumnya usaha-usaha tersebut belurn mencapai hasil seperti yang
dicita-citakan. Kenyataan ini menimbulkan pula pertanyaan
lain yang sama nadanya akan tetapi yang lebih penting dari pertanyaan
perrama di atas yaitu: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan banyak
di antara negara berkanbang belum berhasil mencapai tingleat
pembangunan ekono;ni seperti yang diharapkan?
Untuk menjelaskan sebab-sebab negara berkembang mengalami
berbagai kesulitan mengembangkan perekonomian mereka, ada
beberapa analisis yang dapar dipandang sebagai teori yang
menerangkan faktor yang menjadi penghambat mama pembangunan
ekonomi. Analisis-analisis tersebut dapat dipandang sebagai usaha
yang menjelaskan mengapa pembangunan ekonomi tidak terjadi seperti
yang diharapLin. Analtsis-analisis tersebut dikenal sebagai teorkeori
mengenai penghambat pembang inan atau theories
ofunderdevelopment .
Hingga sekarang telah banyak patidangan yang Llikenink kan untuk
menjelaskan faktor yang mcnghambat peningkatan tingkat
kcsejahteraan yang cepat di negaranegara yang relatifrniskin. Tidaklah
mungk in untuk menjelaskan semua teori tersebut secara satu demi
satu. sebab iru, cukupiali apabila beberapa yang terpenting
Berdasrkan tujuan ini dalam bab ini dan bab berikutnya akan diuraikan
dalam 5 aspek dari teori yang menjelaskan tentang bentuk bentuk
hambatan tersebut .
1.Analisis pengaruh perkembangan penduduk bebrapa aspek dalam
pembanguna ekonomi .
2.efek dualism social dan teknologi terhadap mekanisme pasar dan
pengunaan tenaga kerja
3.lingkungan perangkap kemiskinan (the vision circle of poverty) sebagai
faktor yang mengeakalkan keterbelakangan.
4.sturuktur ekspor yang berupa bahan mentah dan efeknya kepada
kemungkinan .memwujudkan pembangunan.
5.proses sebab akibat kumulatif (the circular cumulative causation) dan
efeknya kepada daerah yang lebih miskin .
Tigaa analisis yang pertama merupakan analisis atas masalah masalah
yang ditimbulkan oleh faktor faktor dalam negeri. Dan dua teori lainnya
menjelaskan masalah masalah yang diakibatkan oleh keadaaan
keadaan diluar negeri .

PERANGKAP PENDUDUK:EFEK PERKEMBANGAN


PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KESEJATRAAN.

Terdapat efek positif dan negative dari perkembangan penduduk dalam


analisis ini .

Efek positif perkembangan penduduk

1.ahli ahli ekonomi pada umumnya sependapat bahwa perkembangan


penduduk dapat menjadi faktor pendorong maupun penghambat
pembangunan.faktor pendorong karna pertama ,perkembangan itu
memungkinkan pertumbahan jumlah tenaga kerja dari masa ke
masa.selanjutnya,pertambahan penduduk dan pemberian Pendidikan
kepada mereka sebelum menjadi tenaga kerja ,memungkikan sesuatu
masyrakat memperoleh bukan saja tenaga kerja yang ahli tetapi tenaga
kerja yang terampil,terdidik,dan enterpencur yang berpendidikan.

Dorongan lain yang timbul timbul Bari perkembangan penducluk


adalah perluasan pasar. lavas pasar barang-banmg Liam jasa
ditentukan 016 dua fAt or ',cluing, yaitu pendapatan masyarakat dan
jumlah penduduk. Maka apabila penduduk bertambah dengan
sendirinva luas pasar akan bertambah pula. Karma peranannya ini,
maka perkembangan pcnduduk akan merupakan perangsang bagi
sektor produksi untuk meningkatkan kegiatannya. Dan akhirnya,
pertambahan pcnduduk dapat menciptakan dorongan untuk
mengembangkan teknologi. Peran ini tcrlihat nyata di sektor
pertanian. Di negara maju sciak beberapa abad yang lain
pertambahan pcnduduk merupakan salah satu faktor penting rang
mcnirnbulkan perbaikan teknologi pertanian. Perkembangan
pcnduduk yang bertambah cepat bcrsania dengan perbaikan jaringan
pengangkutan dan pertambahan tingkat pcndapatan, akan selalu
mcmperluas pasar bagi hasil-hasil pertanian. Pasar yang bertambah
luas rncrangsang pen ingkatan produktivitas sektor tersebut dan ini
dicapai dengan mempertinggi teknologi bercocoktanam.

Efek Negatif Perkembangan Penduduk


Akibat buruk yang mungkin ditimbulkan oleh perkembangan penduduk
terhadap pembangunan akan tercipta apabila produktivitas sektor
produksi sangat rendah dan dalarn masyarakat terdapat banyak
pengangguran. Dengan adanva kedua keadaan ini, pertambahan
penduduk tidal ( akan menaikkan produksi secara signifikan. Yang
lebih buruk lagi, masalah pengangguran akan menjadi bertambah
serius. Di samping itu produktivitas yang sangat rendah akan
menyebabkan perkembangan produksi pertanian yang sangat rendah
pula. Hal ini menurunkan tingkat pendapatan per kapita. Dan akhirnya
dalam keadaan penduduk telah sangat bcrlebihan jurnlahnva, per-
tambahan penduduk menimbulkan implikasi yang kurang
menguntungkan terhadap tingkat tabungan, corak penanaman =dal,
corak pembagian peadaparan, corak migrasi penduduk, kernampuan
mengekspor dan beberapa faktor lain yang mempengaruhi laju
pembangunan.

Di negara berkembang perkembangan penduduk lebih merupakan


penghambat pembangunan ekonomi. Ciri-ciri perkembangan
pcnduduk di negara berkembang seperti yang diterangkan pada bab
yang lalu lebil banyak menimbulkan akibat neg,atiF terhadap
pembangunan. Pengangguran yang tinggi, tingkat pendapatan per
kapita yang rendah, jaringan pengangkutan yang masill belum
sempurna, kekurangan tenaga terdidik clan entrepreneur, dan
tcrbatasnya dan untuk penanaman modal merupakan beberapa ciri
penting negara berkembang yang menyebabkan pertambahan
penduduk lebih merupakan penghambat pembangunan ekonomi.
Beberapa ahli ekonomi telah menganalisis pengaruh buruk pertambahan
penduduk terhadap pembangunan ekonomi.berbagi analisis tersebut
dapt dibedakan dalam dua golongan.analisis-analisis tang termasuk
dalam golongan pertama merupahan analisis yang secara langsung
menunjukan kaitan antara tingkat perkembangan penduduk dengan
tingkat perkembangan kesejahteraan masyarakat.sedangkan analisis-
analisis yang termasuk dalam golongan yang kedua lebih menekanksn
kepada menelaah pengaruh perkembangan penduduk terhadap
beberapa faktor yang akan menentukan lajunya pertambahan
pendapatan nasional.Dengan perkataan lain dalam analisis jenis kedua
kaitan antara pertambahan penduduk dan perkembangan tingkat
kesejahteraan tidak secara langsung dianalisis.Dalam bagian ini akan
diuraikan akibat langsung dari perkembangan penduduk terhadap
pertambahan tingkat kesejahteraan,dan dalam bagian berikut akan
dijelaskan akibat perkembangan penduduk terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi lajunya pertambahan pendapatan nasional.

Teori Nelson : Pembangunan dan perangkap Penduduk

Analisis pengaruh langsung pertambahan penduduk kepada


perkembangan tingkat kesejahteraan dilakukan oleh Nelson dan
Leibenstain.Merka mengemukakan teorinya masing-masing dalam
waktu yang hamper bersamaan dan pokok pandangan mereka juga
tidak banyak berbeda .Nelson maupun Leibenstein menunjukan bahwa
pertambahan penduduk yang pesta di negara berkembang
menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak mengalami
perbaikan yang berarti dalam jangka Panjang mungkin menurun.mereka
berpendapat bahwa sebagi akibat dari perkembangan penduduk yang
tinggi,dalam jangka Panjang tingkat pendapatan perkapita akan Kembali
mencapi tingkat pendapatan subsisten atau cukup hidup.
Karena corak analisis teori Nelson dan Leibenstein sangat mirip,maka
cukuplah apabila dibahas salah sarus aja.Dan di sini yang akan duraikan
adalah teori Leibenstein sangat mirip,maka cukuplah apabila dibahas
salah satu saja.Dan disini yang akan diuraikan adalah teori
Nelson.Teorinya dipilih karena analisis yang dikemukakannya dianggap
lebih sempurna dari Leienstein.Dalam menjelaskan teorinya Nelson
menggunakan tiga macam gambar yaitu seperti terdapat dalam
Gamnbar5.1.Gambar 5.Ia menunjukan hubungan antara pendapatan
per kapit adengan tingkat tingkat pertambahan penduduk dan Gambar
5.1b menunjukan hubungan antra pendapatan per kapita dengan tingkat
penanaman modal per kapita.Analisa Nelson pada hakikatnya
menunjukan : (i) sifat hubungan antara pertambahan penduduk dengan
pendapatan nasional pada berbagai tingkat pendapatan perkapita; dan
(ii) akibat hubungan tersebut terhadap perkembangan tingkat
pendapatan per kapita.Hla ini itu ditunjukan dalam gambar 5.1c,yang
sekali lagi menunjukan hubungan antara pendapatan perkapita dengan
tingkat pertambahan penduduk,akan tetapi di samping itu menunjukan
pula hubungan antara tingkat pertambahan pendapatan nasional
dengan pendapatan per kapita.
besar tingkat pendapatan makin besar pula tingkat tabungan, maka
tingkat penanaman modal akan bertambah tinggi pula apabila
pendapatan per kapita bertambah tinggi. Tingkat penanaman modal
merupakan faktor yang menentukan lajunya tingkat pertambahan
pendapatan nasional. Besarnya tingkat pertambahan pendapatan
nasional pada berbagai pendapatan per kapita ditunjukkan oleh kurva
YY pada Gambar 5. 1c. Teori Nelson telah menyatakan pada
pendapatan per kapita yang rendah tabungan adalah negatif. Oleh
karenanya tingkat penanaman modal juga negatif. Karena tingkat
pertambahan pendapatan nasional ditentukan oleh tingkat penanaman
modal, maka dalam keadaan demikian laju perkembangan pendapatan
nasional juga negatif. Kurva YY yang berada di bawah sumbu datar,
yaitu YY, menunjukkan keadaan ini. Pada tingkat pendapatan sebesar
Y, yang merupakan pendapatan subsisten, tabungan adalah nol dan
dengan demikian pendapatan nasional tidak berkembang ataupun
mengalami kemunduran. Sesudah tingkat ini, karena pendapatan per
kapita yang lebih tinggi menciptakan tingkat tabungan yang lebih tinggi
pula, tingkat pertambahan pendapatan nasional menjadi bertambah
besar. Tetapi hal ini tidak akan terus-menerus berlangsung, pada suatu
tingkat pendapatan per kapita yang cukup tinggi tingkat tabungan tidak
mengalami kenaikan lagi. Faktor ini, dan ditambah oleh teknologi yang
dianggap tidak pernah mengalami perkembangan, menyebabkan pada
akhirnya tingkat pertambahan pendapatan nasional akan menjadi
bertambah kecil walau pendapatan per kapita bertambah tinggi. Dengan
penjelasan ini sekarang dapatlah ditunjukkan efek pertambahan
penduduk kepada perkembangan tingkat pendapatan per kapita tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Tanpa adanya perubahan sosial-politik dan teknologi, sesudah tingkat
itu tercapai, stabil. Dalam jangka panjang pendapatan per kapita akan
turun ke tingkat tersebut. perubahan dalam tingkat pendapatan per
kapita tidak akan terjadi lagi. Di antara Y, dan Y, terjadi keadaan yang
sebaliknya dari yang baru dijelaskan ini. penduduk dan oleh karenanya
tingkat pertambahan pendapatan per kapita adalah Tingkat
pertambahan pendapatan nasional lebih besar dari tingkat pertambahan
berlangsung hingga pendapatan itu mencapai Y. Tanpa adanya
perubahan teknologi positif. Dalam jangka panjang kenaikan
pendapatan per kapita akan terus-menerus dan keadaan sosial-politik,
pendapatan per kapita Y adalah tingkat pendapatan per kapita
masyarakat yang paling maksimal. Bagian.
EFEK TAK LANGSUNG PERKEMBANGAN PENDUDUK
TERHADAP PEMBANGUNAN
Untuk melengkapi uraian mengenai pengaruh pertambahan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi, selanjutnya perlu pula dibahas
analisis-analisis yang memunjukkan pengaruh tidak langsung dari
perkembangan penduduk terhadap pertambahan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Seperti telah dikatakan, analisis serupa itu bertujuan untuk
menunjukkan pengaruh pertambahan penduduk yang pesat terhadap
beberapa faktor penting yang menentukan lajunya tingkat pertumbuhan
ekonomi.
modal haruslah tercipta kenaikan tabungan. Malang sekali, pertambahan
penduduk menimbulkan hal yang sebaliknya. Coale menunjukkan dua
akibat buruk dari per- tambahan penduduk yang cepat terhadap
tabungan masyarakat yaitu akan mengurangi jumlah tabungan yang
diciptakan oleh tiap-tiap anggota masyarakat dan akan me- nambah
proporsi pendapatan nasional yang akan diterima oleh penduduk yang
sama sekali tidak menabung. Hal yang kedua terjadi karena
pertambahan penduduk lebih cepat terjadi di kalangan penduduk yang
berpendapatan rendah. Ia juga menunjukkan bahwa pertambahan
penduduk yang cepat akan mengurangi kemampuan pemerintah untuk
menabung karena jumlah pajak yang dapat dikumpulkan menjadi
semakin sedikit. Pertambahan Penduduk dan Penanaman Modal
Mengenai pengaruh pertambahan penduduk yang sangat cepat
terhadap corak pe- nanaman modal, ahli-ahli ekonomi sepenuhnya
sependapat bahwa keadaan tersebut akan mengakibatkan beberapa
perubahan yang tidak menguntungkan struktur penanaman modal yang
dilaksanakan oleh negara berkembang. Pertambahan penduduk yang
pesat mengakibatkan proporsi penduduk muda lebih besar. Keadaan ini
meng- haruskan pemerintah melakukan penanaman modal yang lebih
besar untuk pendidikan. Selanjutnya ia menimbulkan pula keharusan
untuk mempercepat pengembangan fasilitas-fasilitas yang diperlukan
guna memperbaiki tingkat kesehatan masayarakat.
miskin menjadi semakin rendah. Pada waktu yang sama, karena
perbandingan antara tanah dan penduduk telah bertambah kecil, maka
sewa tanah akan mengalami kenaikan. kesempatan kerja di desa-desa
memperderas arus urbanisasi ke kota-kota besar dan hal Ini hanya akan
menambah pendapatan para petani kaya. Dan ketiga, kekurangan ini
menimbulkan pertumbuhan kota yang terlalu cepat. Akibat lanjut dari
keadaan ini harga tanah, rumah, dan sewa rumah naik dengan cepat.
Pertambahan Penduduk dan Pemilihan Teknologi Aspek lain yang
selalu dikemukakan oleh ahli-ahli ekonomi sebagai akibat negatif
pertambahan penduduk adalah pemilihan teknologi yang tepat guna
untuk pem- bangunan. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin
tinggi teknologi yang diguna- kan makin besar kemampuannya untuk
memperbesar tingkat produksi dan memper- cepat pembangunan
ekonomi. Dari sudut ini dapatlah dikatakan bahwa salah satu langkah
yang perlu dilaksanakan untuk membangun suatu perekonomian adalah
dengan mengembangkan pemakaian teknologi yang modern atau tepat
guna. Tetapi sayang, teknologi tinggi pada umumnya bersifat padat-
modal, berarti kemampuannya untuk menciptakan kesempatan kerja
lebih terbatas ketimbang kegiatan ekonomi yang menggunakan
teknologi yang lebih rendah. Maka sebagai akibatnya para perencana
pembangunan dipaksa untuk melakukan pilihan antara memaksimalkan
tingkat pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan teknologi modern,
atau memaksimalkan penciptaan lapangan kerja dengan penggunaan
teknologi yang sederhana.
besar ini, produksi harus menjadi tiga kali lipat dari tahun 1960-an, dan
kenaikan ini terutama harus dilakukan di negara berkembang karena di
daerah itu sebagian besar penduduk dunia berada. Pada umumnya
berbagai kalangan meragukan kemampuan negara berkembang
mengupayakan tambahan produksi bahan makanan yang diperlu- kan.
Sampai sekarang banyak di antara negara berkembang masih belum
sanggup memproduksikan sendiri bahan-bahan makanan yang
diperlukan mereka, dan masalah kekurangan makan dan gizi makanan
masih merupakan masalah yang serius. Kenaikan produksi bahan
makanan di negara berkembang pada masa lalu masih belum sanggup
memenuhi pertambahan permintaan yang diakibatkan oleh
perkembangan penduduk dan pertambahan pendapatan masyarakat.
Oleh sebab itu banyak di antara mereka masih mengimpor sebagian
keperluan bahan makanan untuk penduduknya. Untuk mengatasi
masalah kekurangan bahan makanan ini diperlukan perhatian yang lebih
banyak kepada usaha untuk mengembangkan sektor pertanian bahan
makanan. Usaha ini akan mengurangi jumlah sumber daya yang dapat
digunakan di sektor-sektor lain. Perkembangan Penduduk dan Neraca
Pembayaran Akhirnya, segolongan ahli ekonomi menunjukkan pula
akibat buruk perkembangan penduduk terhadap kegiatan ekspor, impor,
dan neraca pembayaran negara berkembang.
EFEK DUALISME EKONOMI TERHADAP MEKANISME
PASAR

Salah satu ciri penting dari negara berkembang-seperti telah dijelaskan


dalam Bab kegiatan ekonomi dapat dibedakan kepada dua golongan
kegiatan ekonomi modern Satu, adalah perekonomiannya bersifat
dualistis. Maksudnya, dalam perekonomian dan kegiatan ekonomi
tradisional. Beberapa pendapat telah dikemukakan tentang akibat yang
kurang menguntungkan dari adanya dualisme tersebut terhadap kemung
terutama yang masih menjalankan kinan untuk mengembangkan
perekonomian, kegiatan-kegiatannya secara tradisional. Analisis-analisis
tersebut pada dasarnya menun jukkan bahwa ciri ekonomi yang bersifat
dualistis tersebut, terutama dualisme sosial tidak berfungsi secara
semestinya. Dan ketidaksempurnaan mekanisme pasar ini selan- dan
teknologi, menimbulkan keadaan-keadaan yang menyebabkan
mekanisme pasar jutnya mengakibatkan sumber daya yang tersedia
tidak digunakan secara efisien. Di samping itu, analisis-analisis tersebut
menunjukkan pula bahwa penggunaan teknologi yang terlalu tinggi di
sektor modern menimbulkan kesulitan bagi negara untuk mempercepat
perkembangan kesempatan kerja di sektor modern. Hal ini menambah
kerumitan masalah pengangguran yang dihadapi dan membesar jurang
antara tingkat pendapatan di sektor-sektor ekonomi yang modern
dengan sektor ekonomi yang tradisional. Berbagai hambatan yang
timbul dari adanya dualisme dalam perekonomian yang baru
berkembang bersumber dari pengaruh sektor tradisional kepada
kehidupan masyarakat dan kegiatan perekonomian.
Ciri-ciri dari kehidupan masyarakat tradisional seperti ini menimbulkan
beberapa macam ketidaksempurnaan pasar.
Dalam pasar yang sempurna faktor-faktor produksi mempunyai mobilitas
tinggi dan dapat saling menggantikan.
Dalam keadaan seperti itu produksi marjinal akan menentukan tingkat
upah, dan tingkat upah tersebut akan sama besarnya di semua sektor.
Hal ini tidak terdapat di banyak negara miskin. Antara sektor modern
dan sektor tradisional terdapat perbedaan tingkat upah yang cukup
tinggi yang bersumber dari perbedaan tingkat produktivitas yang besar
antara kedua sektor tersebut. Perbedaan tingkat pendidikan dan
keterampilan pekerja merupakan faktor penting lain yang menyebabkan
keadaan demikian. Ketidaksempurnaan pasar ditimbulkan pula oleh
kekurangan pengetahuan masya- rakat tentang keadaan pasar. Para
pekerja tidak mengetahui adanya kesempatan kerja yang lebih baik di
sektor atau di daerah lain, para petani tidak mengetahui adanya cara-
cara berproduksi yang lebih baik dan para pengusaha tidak tahu adanya
kemungkinan untuk mengembangkan pasar di dalam negeri maupun di
luar negeri.
Adanya kekuatan monopoli dalam memperdagangkan hasil sektor
tradisional-dipegang para pedagang perantara-merupakan contoh lain
dari adanya ketidaksempurnaan pasar di negara-negara miskin.
Dalam sektor pertanian subsisten dan sektor tradisional lainnya
kekuasaan untuk menentukan harga dan syarat penjualan terutama
terletak di tangan para tengkulak, pengijon, dan pedagang perantara
lainnya. Para petani dan produsen kecil dalam kegiatan lain di sektor
tradisional mempunyai kekuasaan yang sangat terbatas untuk
menentukan harga.
juga mengakibatkan penggunaan tidak selalu diarahkan kepada sektor
dan kegiatan yang potensi perkembangannya relatif lebih baik. Dengan
demikian dapat dikatakan dapat digunakan dengan lebih efisien,
produksi dapat ditingkatkan dan proses pem- bahwa apabila dilakukan
perbaikan-perbaikan pada kondisi pasar, maka sumber daya bangunan
dapat dipercepat.
Gambaran Mengenai Efek Dualisme Ekonomi Terhadap Pembangunan
Pengaruh ketidaksempurnaan pasar terhadap tingkat produksi
masyarakat dapat di- tunjukkan dengan menggunakan kurva batas
produksi production possibilities curve, seperti dalam Gambar 5. 2.
Dimisalkan negara hanya menghasilkan dua golongan barang hasil
pertanian, yang jumlahnya digambarkan pada sumbu datar dan hasil
industri, yang jumlahnya digambarkan pada sumbu tegak. Kurva AB
adalah kurva batas produksi di suatu negara yang tingkat
pembangunannya relatif rendah, sedangkan kurva PQ menggambarkan
kurva batas produksi untuk negara yang sudah maju.
Walaupun kemampuan negara yang relatif miskin dalam
memproduksikan barang pertanian dan barang industri lebih terbatas,
negara seperti itu sering sekali tidak mampu mencapai batas produksi
maksimalnya. Salah satu sebabnya yang penting adalah karena
terdapatnya ketidaksempurnaan pasar. Pada umumnya tingkat produksi
yang dicapai dalam negara yang relatif miskin adalah pada titik-titik di
bawah kurva batas produksi AB, misalnya saja pada titik M. Apabila
tingkat produksi seperti yang ditunjukkan oleh titik M, maka keadaan
tersebut menunjukkan bahwa walaupun tidak dilakukan perbaikan dalam
kelembagaan dan organisasi produksi, jumlah produksi dapat
diperbesar. Berarti tingkat produksi yang baru akan ditunjukkan oleh
titik-titik yang terletak lebih dekat dari kurva AB atau pada kurva itu.
Keadaan yang baru ini misalnya seperti yang ditunjukkan oleh titik N,
atau N,, yang berarti bahwa tingkat produksi nasional telah bertambah
tinggi. Titik N, menunjukkan bahwa tingkat produksi barang pertanian
telah meningkat, sedangkan titik N, menggambarkan bahwa
pertambahan produksi yang berlaku terjadi di sektor industri. Efek
Dualisme Teknologi Di samping pengaruh dualisme sosial yang
menghambat pertumbuhan ekonomi di atas, selanjutnya sering
dinyatakan pula tentang dualisme teknologi yang dapat menimbulkan
dua keadaan yang mungkin mempengaruhi lajunya tingkat
pembangunan ekonomi.
sifatnya, proporsi antara faktor-faktor produksi relatif tetap. Berarti
terdapat perban- kerja yang dapat diciptakannya. Pertambahan dalam
kesempatan kerja hanya dapat dingan tertentu, dan yang tetap
besarnya, di antara jumlah modal dan kesempatan modal baru. Sampai
di mana kesanggupan sejumlah penanaman modal tertentu untuk
dilakukan dengan penciptaan modal yang baru, jadi dengan melakukan
penanaman tinggi tingkat teknologi makin terbatas kemampuannya
untuk menyerap tenaga kerja menciptakan kesempatan kerja tergantung
kepada teknologi yang digunakan. Makin dan mempertinggi tingkat
kesempatan kerja. Dan selanjutnya, terbatasnya kemampuan
perkembangan di sektor pertanian. Telah kita lihat bahwa sektor industri
dan sektor sektor industri modern untuk meningkatkan kesempatan kerja
akan menghambat modern lainnya tidak mempunyai kemampuan untuk
menampung pertambahan tenaga di kota-kota maupun di daerah
pedesaan menjadi semakin serius. Di sektor pertanian kerja yang
berasal dari sektor pertanian. Dari tahun ke tahun keadaaan
pengangguran keadaan ini menyebabkan perbandingan antara tanah
dan tenaga kerja menjadi kecil dan menimbulkan kesulitan untuk
meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Selain perlu disadari
implikasi buruk yang mungkin ditimbulkan oleh adanya dualisme
teknologi terhadap penciptaan kesempatan kerja dan pengembangan
sektor pertanian, harus pula disadari bahwa teknologi modern
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Di banyak negara sektor industri
merupakan sektor yang perkembangannya jauh lebih pesat dari
perkembangan keseluruhan perekonomian.
menciptakan kesempatan kerja yang seimbang dengan pertambahan
tenaga kerja
sehingga keadaan pengangguran menjadi bertambah buruk. Dari hal-hal
yang dijelaskan
ini dapatlah disimpulkan bahwa dualisme teknologi tidak berdampak
buruk terhadap lajunya
pembangunan, tetapi terhadap keharmonisan proses pembangunan.

EFEK LINGKARAN PERANGKAP KEMISKINAN


TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI
Yang dimaksudkan dengan lingkaran perangkap kemiskinan (the vicious
circle of poverty),
atau dengan singkat perangkap kemiskinan, adalah serangkaian
kekuatan yang saling
mempengaruhi secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan keadaan
di mana sesuatu
negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami banyak kesukaran
untuk mencapai
tingkat pembangunan yang lebih tinggi. Teori ini terutama dikaitkan
kepada nama
Nurkse, seorang ahli ekonomi yang merintis penelaahan mengenai
masalah pembentukan modal di negara berkembang. Nurkse
mengemukakan teorinya tersebut
sebagai suatu landasan untuk menjelaskan tentang perlunya
dilaksanakan strategi
pembangunan seimbang di negara berkembang. Teori pembangunan
seimbangnya
ini akan diuraikan dalam Bab 12.
Dalam mengemukakan teorinya tentang lingkaran perangkap
kemiskinan pada
hakikatnya Nurkse berpendapat bahwa kemiskinan bukan saja
disebabkan oleh ketiadaan pembangunan pada masa lalu tetapi juga
menghadirkan hambatan kepada pembangunan di masa yang akan
datang. Sehubungan dengan hal ini Nurkse mengatakan:
"Suatu negara jadi miskin karena ia merupakan negara miskin" (A
country is poor because it is poor). Menurut pendapatnya lingkaran
perangkap kemiskinan yang terpenting
adalah keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan
terhadap terciptanya
tingkat pembentukan modal yang tinggi. Di satu pihak pembentukan
modal ditentukan oleh tingkat tabungan, dan di lain pihak oleh
perangsang untuk menanam
modal. Di negara berkembang kedua faktor itu tidak memungkinkan
dilaksanakannya
tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi menurut pandangan
Nurkse, terdapat dua jenis lingkaran perangkap kemiskinan yang
menghalangi negara berkembang mencapai tingkat pembangunan yang
pesat: dari segi penawaran modal dan dari segi permintaan modal. Tiga
Bentuk Perangkap Kemiskinan Dari segi penawaran modal lingkaran
perangkap kemiskinan dapat dinyatakan secara berikut. Tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah, yang diakibatkan oleh tingkat
produktivitas yang rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk
menabung juga rendah. Ini akan menyebabkan tingkat pembentukan
modal yang rendah. Keadaan yang terakhir ini selanjutnya akan dapat
menyebabkan suatu negara menghadapi kekurangan barang modal dan
dengan demikian tingkat produktivitas akan tetap punyai bentuk yang
agak berbeda. Di negara-negara miskin perangsang untuk melak-
rendah. Dari segi permintaan modal, corak lingkaran perangkap
kemiskinan melaksanakan penanaman modal rendah karena luas pasar
untuk berbagai jenis barang terba- yang rendah. Sedangkan
pendapatan yang rendah disebabkan oleh produktivitas yang tas, dan
hal yang belakangan disebutkan ini disebabkan oleh pendapatan
masyarakat rendah yang diwujudkan oleh pembentukan modal yang
terbatas pada masa lalu. Pembentukan modal yang terbatas ini
disebabkan oleh kekurangan perangsang untuk menanam modal. n 2
Dalam bagian lain dari analisis Nurkse, ia menyatakan bahwa
peningkatan pembentukan modal bukan saja dibatasi oleh lingkaran
perangkap kemiskinan seperti yang dijelaskan di atas, tetapi juga oleh
adanya international demonstration effect. Yang dimaksudkan dengan
ini adalah kecenderungan untuk mencontoh corak konsumsi di kalangan
masyarakat yang lebih maju. Adanya negara maju, memungkinkan
penduduk di negara berkembang mengimpor dan mengonsumsikan
barang-barang industri yang mutunya jauh lebih baik dari yang dapat
dihasilkan di dalam negeri. Pengeluaran yang bertambah tersebut akan
mengurangi tingkat tabungan yang dapat dikerahkan oleh negara
berkembang untuk membiayai pembentukan modal yang akan memper-
tinggi kemampuan menghasilkan produksi nasional.
kurang penting peranannya dalam menentukan lajunya pembangunan,
dan interaksi dinyatakan atau yang tersirat-yang dipandang sebagai
penghambat pembangunan pandangan seperti itu mengandung
beberapa kesalahan, yaitu variable-variable-yang teorinya. Dia
selanjutnya mengatakan, andaikata teori itu benar, individu di berbagai
di antara mereka tidak sama seperti yang dikemukakan oleh yang
mengembangkan pelosok dunia tidak akan pernah mencapai tingkat
kekayaan dan kesejahteraan seperti yang telah mereka capai sekarang
ini. Kenyataan bahwa terdapat negara-negara yang negara miskin dan
dapat mengalami perkembangan tanpa bantuan dari luar, dipandang-
sudah sangat maju sekali perekonomiannya, yang pada waktu yang lalu
merupakan nya sebagai suatu bukti bahwa pandangan yang
dikemukakan dalam teori lingkaran perangkap kemiskinan adalah
kurang tepat. Selanjutnya Bauer berkeyakinan pula bahwa teori itu juga
tidak benar di dalam konteks negara berkembang. Untuk
membuktikannya ia mengemukakan beberapa fakta empiris. Di Amerika
Latin pendapatan nasional mengalami pertumbuhan sebesar 4,2 persen
dan pendapatan per kapita sebesar 2 persen antara tahun 1935 dan
1953. Antara tahun 1945 dan 1955 tingkat perkembangan yang dicapai
lebih cepat dari yang baru dinyatakan, yaitu 2,4 persen. Tingkat
pertumbuhan tersebut lebih cepat dari yang dicapai Amerika Serikat
dalam waktu yang sama. Demikian juga, di Asia dan Afrika beberapa
negara telah mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Kritik Bauer yang lain terhadap teori international demonstration effect
ditujukan kepada pokok pandangan teori tersebut. Seperti telah
dijelaskan teori tersebut berpen- dapat adanya kemungkinan untuk
memperoleh barang-barang yang lebih baik kualitas- nya dari negara
maju akan menyebabkan tingkat konsumsi menjadi bertambah tinggi.
Sebagai akibatnya tingkat tabungan dan tingkat penanaman modal
menjadi bertambah rendah. Pada akhirnya keadaan itu akan
memperlambat laju pembangunan ekonomi yang bisa dicapai. Menurut
Bauer, hubungan dengan dunia luar memungkinkan di- perolehnya
berbagai jenis barang baru dan barang-barang bermutu tinggi,
hubungan itu akan merangsang penduduk di negara berkembang untuk
bekerja lebih giat. Dengan cara demikian kenaikan tingkat pendapatan
akan dapat menaikkan konsumsi. Di samping itu, pendapatan yang
tinggi akan mempertinggi tingkat tabungan. Dengan demikian tingkat
pembentukan modal akan menjadi bertambah besar pula dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Hambatan Pembangunan Faktor Luar Negeri

Di samping keadaan yang sudah ada di negara berkembang, terdapat


pula keadaan atau pengaruh yang berasal dari negara maju, yang dapat
mengurangi kemampuan negara berkembang mempercepat
pembangunan ekonomi. Beberapa analisis telah di- buat dengan tujuan
untuk menunjukkan pengaruh yang kurang menguntungkan, yang
bersumber dari perkembangan ekonomi yang lebih tinggi di negara
maju, terhadap pembangunan ekonomi di negara yang relatif miskin.
Sejarah hubungan antara negara maju dan negara berkembang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang besar antara keuntungan
potensial yang mungkin diperoleh negara berkembang dari hubungan
tersebut, dengan keuntungan yang sebenarnya diperoleh. Ahli-ahli
ekonomi Klasik telah menunjukkan beberapa keuntungan yang mungkin
diperoleh apabila mengadakan hubungan ekonomi dan perdagangan
dengan negara lain. Apabila keuntungan ini dapat benar-benar
diperoleh, hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara lain
dapat merupakan alat pendorong penting untuk mempercepat
pembangunan ekonomi. mengalami pertumbuhan yang relatif lambat,
sehingga menimbulkan kesulitan dalam neraca pembayaran dan
akhirnya memperlambat kelajuan pembangunan ekonomi. usaha
pembangunan seperti yang ditunjukkan oleh ahli-ahli ekonomi Klasik.
Keadaan ini menunjukkan bahwa sektor ekspor tidak memberikan
sumbangan terhadap Bab ini pertama-tama akan menunjukkan tentang
pandangan ahli ekonomi Klasik mengenai keuntungan yang mungkin
diperoleh suatu negara dari hubungan ekonomi dan perdagangan
dengan negara lain. Sesudah itu akan diuraikan pula analisis beberapa
ahli ekonomi lain mengenai peranan perdagangan luar negeri dalam
pembangunan ekonomi di negara berkembang. Pada dasarnya analisis
tersebut menunjukkan sebab- sebab negara berkembang tidak
memperoleh keuntungan yang maksimal dari kegiatan perdagangannya
dengan negara maju. Dari analisis-analisis tersebut dapat disimpulkan
sebab-sebabnya perdagangan-dalam bentuknya yang sekarang ini-
antara negara maju dengan negara berkembang, tidak dapat
memberikan sumbangan optimal kepada percepatan pembangunan
ekonomi di negara yang masih rendah tahap pembangunannya.

EKSPOR DAN PEMBANGUNAN EKONOMI PANDANGAN


RICARDO

Sejak beberapa abad lalu ahli ekonomi telah menelaah peranan ekspor
dalam pem- bangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Di dalam masa Klasik analisis mengenai keterkaitan antara
perdagangan luar negeri dan pembangunan mendapat perhatian yang
lebih besar lagi. Beberapa ahli ekonomi pada masa itu, seperti Ricardo,
Smith, dan Mill, telah menunjukkan bahwa perdagangan luar negeri
dapat memberikan beberapa sumbangan yang pada akhirnya akan
dapat mempercepat perkembangan ekonomi suatu negara.
i memungkinkan suatu negara memperluas pasar atas hasil-hasil
produksinya dan ii memungkinkan negara tersebut menggunakan
teknologi yang dikembangkan di luar negeri, yang lebih baik daripada
yang terdapat di dalam negeri. Inti Pandangan Ricardo Pada permulaan
abad kesembilan belas David Ricardo telah menyatakan bahwa
walaupun i sumber daya yang ada dalam suatu negara sudah
sepenuhnya digunakan dan ii kegiatan produksi negara tersebut tidak
lebih efisien dari negara lain, perda- gangan luar negeri dapat
mempertinggi tingkat konsumsi dan tingkat kesejahteraan
masyarakatnya. Keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar
negeri, dalam ke- adaan yang dimisalkan tersebut, timbul sebagai akibat
dari perbedaan harga relatif perbandingan harga dari barang yang
diperdagangkan, antara negara-negara yang akan melakukan
perdagangan. Untuk memperjelas pernyataan ini, berikut ini diambil satu
contoh sederhana. Misalkan di negara A sehelai kain diproduksikan
dalam 6 jam dan satu pasang sepatu dalam 12 jam. Kalau dianggap
pula bahwa biaya produksi ditentukan oleh jumlah waktu yang
digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang, maka di negara A harga
satu pasang sepatu adalah dua kali sebesar harga satu helai kain.
Selanjutnya misalkan di negara B juga dapat dihasilkan kain dan sepatu.
Di negeri ini waktu yang diperlukan untuk memproduksikan masing-
masing barang itu adalah 10 jam dan 25 jam.
yang menggambarkan yang masih produksi sudah dijelaskan dalam bab
yang lalu-yaitu kurva y produksi tertinggi yang dapat dicapai suatu
negara. Dengan demikian y perlu dijelaskan adalah hal yang
digambarkan oleh kurva kepuasan sama. Kurva kepuasan sama
dapatlah diartikan sebagai kurva yang menggambarkan kombinasi dari
kepada seseorang atau masyarakat. Dengan demikian dalam Gambar 6.
1, setiap kurva sejumlah barang yang dihasilkan, yang akan
memberikan kepuasan yang sama besarnya kepuasan sama-yaitu kurva
a, b, dan c-menunjukkan gabungan barang industri dan barang
pertanian yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Makin
tinggi letak sesuatu kurva kepuasan sama, makin besar kepuasan yang
akan diperoleh dari menggunakan gabungan barang yang ditunjukkan
oleh titik-titik pada kurva kepuasan sama tersebut. Dalam Gambar 6. 1,
tingkat kepuasan yang ditunjukkan oleh kurva c adalah lebih tinggi
daripada yang ditunjukkan oleh kurva b, sedangkan tingkat kepuasan
yang ditunjukkan oleh kurva b adalah lebih tinggi daripada yang
ditunjukkan oleh kurva a.
Pada tingkat produksi seperti yang ditentukan oleh titik A, harga relatif di
antara barang industri dan barang pertanian adalah seperti ditunjukkan
oleh garis q. Sedangkan di luar negeri perbandingan harga di antara
kedua jenis barang itu adalah seperti yang ditunjukkan oleh garis p.
Dengan demikian barang industri relatif lebih murah di pasaran luar
negeri jika dibandingkan dengan di dalam negeri. Dalam keadaan
seperti ini, negara itu akan memperoleh keuntungan apabila
mengadakan perdagangan luar negeri. Untuk maksud tersebut, negara
itu harus memperbesar produksi hasil pertaniannya dan selanjutnya
mengekspornya untuk memperoleh barang industri yang diinginkan. Ini
menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki efisiensi relatif yang lebih
lazim disebut memiliki keunggulan komparatif dalam menghasilkan
barang pertanian. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal dari
perdagangan luar negeri, sesudah dilakukannya perdagangan, tingkat
produksi di negara itu haruslah diubah dari seperti yang ditunjukkan oleh
titik A menjadi seperti yang ditunjukkan oleh titik B. Dengan demikian
sesudah perdagangan, tingkat produksi adalah sebesar OX, barang
pertanian ditambah OY, barang industri. Besarnya jumlah impor yang
akan dilakukan, dan jumlah ekspor yang harus dibuat untuk membayar
impor yang dilakukan, tergantung pada cita rasa masyarakat.

EKSPOR DAN PEMBANGUNAN EKONOMI: PANDANGAN


SMITH DAN MILL

Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik, ada dua keuntungan lain dari


mengadakan hubungan ekonomi dengan negara lain, yaitu dapat
memperluas pasar dan dapat memperoleh teknologi yang lebih baik
daripada yang ada di dalam negeri. Adam dengan adanya perdagangan
luar negeri, negara dapat menaikkan produksi barang- Smith merupakan
ahli ekonomi Klasik pertama yang menunjukkan kemungkinan
memperoleh kedua keuntungan ini. Pada pokoknya ia berpendapat
bahwa, pertama, barang yang sudah tidak dapat dijual lagi di dalam
negeri akan tetapi masih dapat dijual ke luar negeri. Dan selanjutnya,
dengan adanya ekspor tersebut negara itu dapat mengimpor barang luar
negeri dan menambah jumlah barang yang dapat dikonsumsi- kan oleh
penduduknya. Mengenai keuntungan yang kedua, Smith menjelaskan
bahwa teknik produksi yang lebih tinggi produktivitasnya. Salah satu
cara yang dapat di- perluasan pasar yang terjadi akan mendorong sektor
produktif untuk menggunakan tempuh untuk melaksanakan hal ini
adalah dengan mengimpor teknologi yang lebih tinggi dari luar negeri.
Pandangan bahwa perdagangan luar negeri dan hubungan ekonomi
dengan negara lain dapat mempertinggi tingkat produktivitas kegiatan
memproduksi diuraikan dengan lebih mendalam oleh John Stuart Mill.
Menurut pendapatnya ada beberapa faktor yang menyebabkan
perdagangan luar negeri akan menaikkan tingkat produktivitas.
Sama dengan Smith,Mill berpendapat bahwa perluasan pasar yang
diakibatkan oleh perdagangan luar negeri akan mendorong
dilaksanakannya perbaikan-perbaikan teknologi yang digunakan dalam
proses produksi.Perdagangan luar negeri akan mempertinggi tingkat
spesialisasi,mempertinggi efisiensi penggunaan mesin yang ada, dan
akan mendorong usaha-usaha untuk memperbaiki efisiensi proses
produksi dengan mengadakan pembaruan inovasi.
sebagai doktrin comparative costs. Sedangkan analisis Smith, yang
menunjukkan timbul- nya perluasan pasar sebagai keuntungan utama
dari perdagangan luar negeri, dinama- kannya doktrin vent for surplus.
Dan Myint menamakan uraian Mill, yang menunjukkan tentang
kemungkinan menaikkan produktivitas sebagai akibat dari adanya
hubungan ekonomi dengan luar negeri, sebagai doktrin productivity. 3
Perbedaan di antara ketiga- tiga jenis keuntungan yang dapat diperoleh
dari perdagangan luar negeri ini dapat lebih jelas dilihat dengan
membandingkan gambaran dari masing-masing keuntungan tersebut.
Doktrin comparative costs telah terlebih dahulu digambarkan, yaitu
seperti yang dikemukakan dalam Gambar 6.2

Apabila produksi dalam negeri mendapat pasaran yang luas di luar


negeri, tetapi produktivitas tidak mengalami perubahan, produksi
maksimum hanyalah terbatas sampai titik-titik yang terletak pada N,N,
misalnya ditunjukkan oleh titik R. Tetapi berdasarkan kepada doktrin
productivity, perdagangan luar negeri akan menimbulkan kenaikan
produktivitas. Dengan adanya perdagangan luar negeri, impor barang
modal dilakukan dan kurva batas produksi akan berpindah ke atas.
Misalnya sekarang telah menjadi P,Q. Dengan kenaikan ini produksi
dapat mencapai seperti ditunjukkan oleh titik-titik S, dan S, atau titik-titik
lainnya pada kurva P,Q,. Apabila terdapat cukup permintaan di luar
negeri, tingkat produksi seperti yang ditunjukkan oleh titik-titik tersebut
akan dapat dicapai. Perbandingan Teori Ricardo dengan Teori Smith
dan Mill Apabila dibandingkan teori Ricardo di satu pihak dengan teori
Smith dan Mill di lain pihak, dapat disimpulkan bahwa di antara teori-
teori itu terdapat tiga perbedaan penting. Pertama, dalam doktrin
comparative costs yang dikemukakan oleh Ricardo dimisal- kan bahwa
tingkat kesempatan kerja penuh sudah tercapai. Oleh karena itu
produksi suatu barang hanya dapat dinaikkan dengan mengurangi
produksi barang lainnya. Sebaliknya dalam kedua teori lainnya
dimisalkan masih terdapat pengangguran dalam faktor-faktor produksi,
oleh karenanya produksi suatu barang masih dapat ditambah tanpa
mengurangi produksi barang lainnya. Maka apabila perdagangan luar
negeri dilakukan, akan terjadi penyesuaian yang berbeda dalam
penggunaan faktor-faktor produksi yang tersedia. Menurut teori Ricardo,
produksi barang yang dapat diekspor hanya dapat ditambah dengan
memindahkan sebagian faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang yang dapat diimpor. Hal ini tidak perlu terjadi
menurut teori Smith dan Mill. Produksi barang yang dapat diekspor
dapat ditambah dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang
menganggur dan dengan mempertinggi teknologi yang digunakan dalam
proses produksi. Perbedaan yang kedua, dalam doktrin comparative
costs dianggap terdapat dua hal berikut i jumlah permintaan dalam
masyarakat cukup besar sehingga memungkinkan dicapainya tingkat
kesempatan kerja penuh dan ii mobilitas faktor-faktor produksi adalah
sempurna. Dalam kedua teori lainnya, hal-hal yang dinyatakan ini tidak
perlu wujud. Doktrin vent for surplus dan productivity menganggap
bahwa permintaan yang terdapat dalam masyarakat sudah seluruhnya
dipenuhi sebelum tingkat kesempatan kerja penuh tercapai. Maka faktor-
faktor produksi yang belum digunakan terpaksa menganggur. Dalam
keadaan seperti ini perluasan pasar ke luar negeri akan menaikkan
permintaan. Selanjutnya kenaikan permintaan ini akan menaikkan
produksi dan mempertinggi tingkat penggunaan faktor-faktor produksi.
Dipandang dari sudut ini, kegiatan ekspor merupakan tenaga pendorong
yang akan mempercepat laju pembangunan ekonomi.
2. Jenis-jenis bahan mentah yang dickspor sangat terbatas. 3. Sektor
ekspor pada mulanya dikembangkan terutama oleh pengusaha-
pengusaha yang berasal dari negara penjajah. Ciri-ciri di atas
merupakan ciri sektor ekspor di kebanyakan negara berkembang pada
ketika baru mencapai kemerdekaan. Beberapa ahli ekonomi, terutama
Myrdal, Myint, Prebisch, Singer, dan Meier, telah menunjukkan bahwa
ciri-ciri sektor ekspor tersebut, tidak dapat memberikan sumbangan yang
memuaskan untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Pandangan
Myrdal Analisis Myrdal yang menjelaskan sebab-sebab sektor ekspor di
negara berkembang kurang memberikan sumbangan yang memuaskan
dalam pembangunan ekonomi di negara-negara yang relatif miskin,
sejalan dengan teorinya mengenai proses sebab- akibat kumulatif. Teori
ini akan diuraikan dalam bagian berikut. Ia berpendapat, dalam kegiatan
perdagangan antara negara kaya dan negara miskin, mekanisme pasar
akan menimbulkan suatu proses kumulatif yang akan mengekalkan
keadaan tidak ber- kembang stagnasi dan tingkat kesejahteraan yang
rendah di negara-negara miskin. Perdagangan luar negeri di antara
berbagai negara yang diatur oleh mekanisme pasar akan menimbulkan
disequalizing forces atau kekuatan yang tidak menyeimbangkan- yaitu
faktor-faktor yang mengakibatkan keuntungan perdagangan tidak
dinikmati secara merata oleh berbagai negara yang terlibat dalam
kegiatan tersebut. Negara-negara yang relatif lebih kaya, yang terutama
mengekspor barang industri, menikmati keuntungan yang lebih besar
daripada negara-negara yang lebih miskin, yang terutama mengekspor
bahan-bahan mentah. Pandangan Myint Myint mengemukakan dua
sebab, mengapa pada masa penjajahan yang lalu, sektor ekspor yang
mengalami perkembangan sangat pesat di beberapa negara
berkembang, tidak berhasil merangsang keseluruhan perekonomian
untuk berkembang dengan lebih laju. Kedua sebab itu adalah adanya
kekuatan monopoli dan monopsoni di sektor luar negeri ekspor dan
impor, dan pengaruh edukatif kegiatan ekspor yang bercorak kolonial
terhadap masyarakat di negara-negara miskin sangat terbatas. Pada
masa penjajahan, sektor luar negeri dan sektor-sektor ekonomi modern
di daerah-daerah terjajah dimiliki oleh beberapa perusahaan asing yang
sepenuhnya menguasai aneka kegiatan di sektor-sektor tersebut.
Perusahaan-perusahaan itu memiliki monopoli dalam menentukan
harga-harga barang impor yang dijual kepada penduduk, sehingga
memungkinkan mereka memperoleh keuntungan yang tinggi. Dan y
lebih penting lagi, perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kekuasaan
monopsoni dalam menentukan harga-harga faktor produksi yang
mereka gunakan dan dalam membeli produksi barang-barang ekspor
yang dihasilkan oleh para petani kecil. Kekuatan ini memungkinkan
mereka untuk tetap menikmati keuntungan yang tinggi dari
menghasilkan barang-barang ekspor atau membelinya dari para petani.
Apabila terjadi penurunan harga-harga barang ekspor di pasaran dunia,
para pengusaha tersebut mengatasinya bukan dengan menurunkan
produksi atau pembelian dari para petani, tetapi dengan menurunkan
upah dan harga pembelian. Cara ini memungkinkan mereka tetap
menikmati keuntungan yang tinggi. Terdapatnya kekuatan monopsoni
dalam menentukan harga-harga faktor produksi menyebabkan tingkat
upah tenaga kerja tidak mengalami perubahan yang berarti. Walaupun
sektor ekspor mengalami perkembangan, perusahaan-perusahaan asing
tetap dapat mempertahankan upah tenaga kerja pribumi pada tingkat
yang rendah. Cara- cara yang dilakukan untuk menciptakan hal itu
adalah i dengan tetap membatasi tingkat pengolahan dari bahan-bahan
mentah yang diekspor, sehingga tingkat keahlian para pekerja tidak
perlu dipertinggi dan ii dengan mengimpor pekerja-pekerja dari luar
daerah, seperti dari Jawa ke Sumatera, atau dari luar negeri, seperti
yang berlaku di Malaysia dahulu di mana tenaga kerja di perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang ekspor didatangkan dari India
dan Daratan Cina. Beberapa ahli ekonomi berpendapat bahwa ekspor
bahan mentah tidak dapat mendorong pertumbuhan ekonomi selaju
seperti yang diakibatkan oleh perkembangan ekspor barang industri.
Menurut pendapat tersebut, dalam suatu sistem perdagangan luar
negeri di mana ekspor negara maju berupa barang industri dan negara
berkembang berupa bahan mentah, keuntungan yang diperoleh dari
kegiatan tersebut tidak akan dinikmati secara merata. Keuntungan
perdagangan yang berupa dorongan kepada perkembangan di sektor-
sektor lain lebih terbatas hasilnya bagi negara-negara yang mengekspor
bahan-bahan mentah. Myint kurang setuju dengan pendapat ini.
Menurut keyakinan Myint, sampai di mana perkembangan akan terjadi di
sektor-sektor lain sebagai akibat dari perkembangan ekspor, bukanlah
tergantung kepada jenis-jenis barang yang diekspor suatu negara.
Faktor yang lebih menentukan adalah besarnya akibat edukatif dari
perkembangan sektor ekspor, yaitu sampai di mana sektor ekspor akan
mengubah sektor-sektor lainnya dalam perekonomian. 130 130 Pada
waktu yang lalu, di daerah-daerah terjajah perkembangan ekspor hanya
menciptakan perkembangan dalam jaringan pengangkutan, sedangkan
dalam kegiatan memproduksi di berbagai sektor produktif lainnya sangat
terbatas. Dalam kebanyakan kegiatan ekonomi lainnya, termasuk
kegiatan-kegiatan yang memproduksi barang berpendapat bahwa tidak
terciptanya perkembangan teknologi dan perbaikan efisiensi ekspor,
tidak mengalami perubahan berarti. Dengan demikian pada intinya Myint
merupakan faktor yang membatasi besarnya dorongan perkembangan
ekspor terhadap pembangunan ekonomi. Pandangan Meier Meier juga
mengaitkan sebab-sebab kegagalan perkembangan sektor ekspor bagi
per- tumbuhan ekonomi yang memuaskan kepada pengaruh dari
perkembangan tersebut terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya.
Dalam uraiannya Meier menjelaskan bahwa perkembangan ekspor, di
samping secara langsung menciptakan pembangunan ekonomi, secara
tidak langsung akan menciptakan pertumbuhan lebih lanjut melalui
dorongannya kepada perkembangan di sektor lain. Oleh sebab itu,
sampai di mana perkembangan ekspor akan menciptakan
pembangunan ekonomi bukan saja ter- gantung kepada lajunya
perkembangan ekspor itu sendiri, tetapi juga kepada sifat- sifat dari
faktor-faktor yang menentukan pengaruhnya terhadap perkembangan di
sektor-sektor lainnya. Menurut Meier faktor-faktor itu dapat dibedakan
dalam dua jenis, yaitu i sifat-sifat sektor ekspor itu sendiri dan ii tingkat
ketidaksempurnaan pasar dalam negeri. Sifat-sifat Sektor Ekspor
Dipandang dari sudut sifat atau ciri sektor ekspor, tingkat laju
pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari perkembangan ekspor, akan
menjadi bertambah tinggi apabila berlaku keadaan-keadaan berikut
1. Tingkat perkembangan ekspor bertambah tinggi.
2. Akibat langsung dari kegiatan ekspor terhadap kesempatan kerja
adalah tinggi.
3. Hanya sebagian kecil pendapatan dari ekspor diterima oleh golongan
masyarakat yang memiliki kecondongan marjinal mengimpor marginal
propensity to import yang tinggi.
4. Penanaman modal yang dilakukan dan dibiayai oleh tabungan sektor
ekspor sangat produktif.
5. Perkembangan ekspor diciptakan oleh perkembangan teknologi,
bukan oleh perluasan kegiatan tersebut.
6. Hubungan kait mengait di antara sektor ekspor dengan sektor-sektor
lain sangat erat.
7. Pendapatan ekspor tetap berada di dalam negeri. Tingkat
Ketidaksempurnaan Pasar Dipandang dari sudut ketidaksempurnaan
pasar dalam negeri, pandangannya tidak berbeda dengan teori
ketidaksempurnaan pasar sebagai penghambat pembangunan yang
telah diuraikan dalam bab yang lalu. Faktor-faktor seperti mobilitas
faktor-faktor pengetahuan mengenai kemungkinan pengembangan
teknologi, kekurangan tenaga produksi yang terbatas, tingkat pendidikan
masyarakat yang sangat rendah, kekurangan usahawan entrepreneur
dan berbagai faktor lainnya menyebabkan sistem pasar di ekspor tidak
menciptakan perkembangan yang cukup laju pada sektor-sektor
ekonomi negara berkembang sangat kurang sempurna. Oleh sebab itu
perkembangan sektor lainnya. Pandangan Prebisch dan Singer Prebisch
dan Singer berpendapat bahwa faktor-faktor yang berasal dari luar
negeri peranan sebagai penggerak pembangunan di negara
berkembang. Pandangan mereka merupakan faktor utama yang
menyebabkan sektor ekspor kurang berhasil memegang mengenai
persoalan tersebut sangat bersamaan dan oleh sebab itu selalu disebut
sebagai teori Prebisch-Singer. Teori mereka pada dasarnya
berpendapat bahwa dalam jangka buruk. Faktor ini menyebabkan
keuntungan perdagangan hanya dinikmati negara- panjang syarat
perdagangan atau terms of trade negara berkembang akan bertambah
negara maju. Maka laju pembangunan ekonomi di negara-negara
berkembang menjadi lebih lambat ketimbang yang seharusnya. Istilah
syarat perdagangan memiliki beberapa pengertian. Pengertian yang
selalu dipakai, dan juga digunakan dalam teori Prebisch-Singer di atas,
adalah perbandingan antara indeks harga ekspor dengan indeks harga
impor. Syarat perdagangan akan menjadi semakin buruk apabila indeks
harga ekspor berkembang lebih lambat daripada perkembangan indeks
harga impor. Prebisch, Singer, dan beberapa ahli ekonomi lain yakin
bahwa di banyak negara berkembang keadaan yang seperti itu sering
terjadi. Seperti telah diuraikan, sebagian besar ekspor negara
berkembang merupakan ekspor barang produksi sektor primer. Fakta di
masa lalu menunjukkan perkembangan harga bahan mentah pertanian
dan hasil pertambangan lebih lambat dari harga barang industri. Hal ini
antara lain ditunjukkan oleh suatu studi Perserikatan Bangsa-Bangsa
beberapa tahun sesudah Perang Dunia II, yang merupakan yang
dilakukan oleh salah satu penyelidikan yang pertama mengenai masalah
itu. Kesimpulan-kesimpulan utama yang diperoleh dalam penyelidikan
tersebut adalah 1. Indeks perbandingan harga bahan mentah dengan
harga barang industri di pasaran dunia menurun dari sebesar 147 pada
tahun 1876-80 menjadi sebesar 100 pada tahun 1938. 2. Indeks
perbandingan harga impor Inggris, yang terutama merupakan bahan-
bahan mentah, dan harga ekspornya, yang terutama merupakan
barang-barang industri, menurun dari sebesar 163 pada tahun 1876-80
menjadi sebesar 100 pada tahun 1938. 3. Antara tahun 1938 dan 1946-
47, dari sebanyak 44 negara berkembang yang diamati syarat
perdagangannya, didapati 19 negara mengalami perbaikan, 6 negara
tidak berubah dan 19 negara keadaannya semakin buruk. Walaupun
dengan menggunakan fakta di atas tidak secara tegas dapat dinyatakan
bahwa semua negara berkembang menghadapi masalah syarat
perdagangan yang semakin memburuk, namun pada masa ini sudah
umum diyakini bahwa masalah tersebut dihadapi oleh banyak negara
berkembang.
masalah kongesti, mekanisme pasar akan dengan sendirinya
menyeimbangkan dan menghapuskan perbedaan tingkat pembangunan
antara daerah tersebut dengan daerah lain yang relatif kurang maju.
Gambaran Grafis Pandangan Myrdal Analisis Myrdal di atas, yang
menjelaskan tentang makin melebarnya perbedaan tingkat
pembangunan di berbagai daerah apabila kegiatan ekonomi diatur oleh
mekanisme pasar, merupakan kritik terhadap keyakinan pokok ahli-ahli
ekonomi Klasik. Kaum Klasik berkeyakinan mekanisme pasar akan
menimbulkan pemerataan pembangunan di berbagai daerah.
Perbedaan pendapat Myrdal dan ahli-ahli ekonomi Klasik tersebut dapat
ditunjukkan dengan menggunakan Gambar 6. 4

insinyur, dan berbagai tenaga ahli lainnya-yaitu tenaga-tenaga yang


juga sangat di-
perlukan di negara berkembang.
Untuk beberapa negara ternyata migrasi ke negara lain menimbulkan
beberapa keuntungan, yaitu: (i) mengurangi masalah pengangguran di
negara sendiri; dan (ii) memberikan tambahan devisa dari gaji yang
dikirimkan kepada keluarga.
Pada bagian kedua tahun 1960-an dan permulaan tahun 1970-an, untuk
mengurangi kekurangan tenaga kerja, beberapa negara Eropa Barat
telah mendatangkan tenaga kerja yang relatif rendah pendidikannya dari
daerah-daerah Eropa Selatan, seperti Italia, Yunani, Spanyol, dan Turki.
Ekspor tenaga kerja dari daerah-daerah Eropa Selatan ini telah
memberikan keuntungan seperti yang dikemukakan di atas. Semenjak
tahun 1980-an negara-negara di Timur Tengah, Taiwan, Korea, Hong
Kong, Malaysia, dan Singapura banyak menggunakan tenaga kerja dari
luar yaitu dari Filipina, Indonesia, dan negara di Asia Selatan. Pengaliran
tenaga kerja ini memberikan sumbangan devisa yang cukup besar
kepada negara asal dari tenaga kerja tersebut.
Walaupun akibat migrasi tenaga kerja antar negara tidak sepenuhnya
menyokong pendapat Myrdal, teorinya tidak dapat dikatakan kurang
memberikan gambaran yang sebenarnya dari pengaruh pengembangan
di negara kaya terhadap negara yang lebih miskin. Kenyataan yang
terdapat sampai sekarang ini di negara berkembang, yaitu: terdapatnya
banyak hambatan yang harus dihadapi untuk mengembangkan sektor
industri, ekspor barang industri sangat terbatas, segolongan
penduduknya menabung dan menanam modal mereka di pusat-pusat
pasar uang dunia dan efisiensi kegiatan ekonominya lebih rendah
daripada di negara maju, membuktikan bahwa adanya backwash effects
yang ditimbulkan oleh keadaan di negara maju mengurangi laju per-
kembangan ekonomi di negara berkembang. Haruslah diakui bahwa
backwash effects tersebut tidaklah seburuk seperti yang dihadapi oleh
daerah-daerah miskin dalam suatu negara. Hal ini tidak mengurangi
relevansi pandangan Myrdal, karena keadaan tersebut disebabkan oleh
mekanisme pasar dalam perdagangan antar negara berlakunya tidaklah
sesempurna seperti dalam perdagangan antar daerah. Dalam setiap
negara terdapat peraturan-peraturan yang menghalangi terjadinya aliran
penduduk, modal, dan barang ke luar atau ke dalam masing-masing
negara itu.

Anda mungkin juga menyukai