Anda di halaman 1dari 9

Pembangunan Ekonomi Komparatif

Disusun Oleh :
Nama NIM
1. Frisca Angela 125180085
2. Feliciana Han 125180088
3. Irda Auria 125180089
4. Vidra Octavia Tjandra Putri 125180095

Ekonomi Pembangunan Kelas CY


Tugas kelompok
1. Ciri Negara-Negara Berkembang

Ciri perekonomian global yang paling mencolok adalah adanya kesenjangan yang sangat tajam antar
Negara-negara di dunia baik Negara maju maupun Negara berkembang. Kesejangan tersebut dapat
dilihat dari output per pekerja, pendapatan riil perkapita, selain itu terdapat kesenjangan yang besar
dalam hal kesejahteraan yaitu harapan hidup, Pravelensi (persebaran) kekurangan nutrisi, melek huruf
dll. Beberapa Negara berkembang berhasil mencapai kemajuan besar untuk memperkecil kesenjangan
tersebut, sedangkan Negara berkembang lain hanya sedikit mengalami kemajuan.

Berikut sepuluh ciri penting yang umumnya rata-rata dimiliki oleh Negara Berkembang dibandingkan
dengan Negara maju yaitu :

1. Standar hidup dan produktivitas yang lebih rendah

2. Tingkat modal manusia yang lebih rendah

3. Tingkat ketimpangan dan kemiskinan absolut yang lebih tinggi

4. Tingkat pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi

5. Fraksionalisasi social yang lebih besar

6. Jumlah penduduk di pedesaan yang lebih besar namun memiliki tingkat migrasi desa-kota yang
lebih cepat

7. Tingkat industrialisasi yang lebih rendah

8. Kondisi geografis yang menghambat

9. Sektor keuangan dan pasar lainnya yang kurang berkembang

10. Dampak colonial yang tersisa, contohnya berupa lembaga-lembaga yang jelek, dan sering
bergantung secara eksternal

Gabungan dan kepelikan semua tantangan itu sangat mempengaruhi kadar kendala pembangunan dan
penetapan prioritas kebijakan di negara berkembang.

2. Mendefinisikan Negara-Negara Berkembang

Untuk mendefinisikan negara berkembang yang paling umum adalah dengan menggunakan pendapatan
per kapita yang dibuat oleh International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), yang lebih
dikenal sebagai Bank Dunia (World Bank). Dalam klarifikasi Bank Dunia, 210 negara dengan jumlah
penduduk sedikitnya 30.000 diperingkat berdasarkan tingkat pendapatan nasional bruto per kapita,
sebagai berikut:

 Negara berpendapatan rendah (Low Income Country – LIC)

 Negara berpendapatan menengah ke bawah (Low Middle Income Country – LMC)

 Negara berpendapatan menengah ke atas (Upper Middle Income Country – UMC)


 Negara OECD berpendapatan tinggi (High Income OECD Country)

Negara berpendapatan rendah didefinisikan sebagai negara dengan tingkat pendapatan nasional bruto
per kapita pada tahun 2008 sebesar atau kurang dari $975. Negara berpendapatan menengah-bawah
memiliki pendpatana antara $976 dan $3.855. Negara berpendapatan menengah-atas memiliki
pendapatan antara $3.856 dan $11.906 dan negara berpendapatan tinggi memiliki pendapatan sebesar
atau lebih dari $11.907

Ada pembedaan khusus diantara negara-negara berpendapatan menengah ke atas dan negara-negara
berpendapatan tinggi baru dengan menggolongkan negara-negara yang telah berhasil membangun
sejumlah sektor manufaktur yang relatif maju sebagai negara industri baru (newly industrialized country
– NIC) yaitu negara yang telah mencapai tingkat pembangunan ekonomi yang relative maju. Sektor
industri yang dinamis dan behubungan erat dengan sistem perdagangan, keuangan dan investasi global
seperti: Malaysia, Turki, Brasil, Cina, dan Meksiko.

Cara lain mengklasifikasi negara-negara di dunia berkembang adalah berdasarkan tingkat utang
internasional mereka, yaitu sebagai negara berutang sangat banyak, berutang sedang dan berutang
sedikit. Sementara UNDP menggolongkan negara-negara dengan kategori rendah, sedang, dan sangat
tinggi berdasarkan tingkat pembangunan manusia, mencakup tingkat pencapaian kesehatan dan
pendidikan.

3. Indikator Dasar Pembangunan

Ada beberapa indikator dasar atas tiga segi pembangunan yaitu: Pendapatan Riil Perkapita yang
disesuaikan dengan daya beli (Purchasing Power), kesehatan sebagaimana yang diukur dari tingkat
harapan hidup, asupan nutrisi, dan tingkat mortalitas anak serta pencapaian pendidikan sebagaimana
yang diukur dengan tingkat melek aksara dan tingkat pendidikan (atau lama pendidikan di sekolah).
Selain rata-rata pendapatan, juga perlu menilai rata-rata tingkat kesehatan dan pencapaian pendidikan
suatu negara yang mencerminkan kapabilitas inti (core capability).

4. Ukuran Holistik Taraf Hidup dan Kapabilitas

4.1. Indeks Pembangunan Manusia Tradisional

Indikator yang paling luas digunakan untuk mengukur status komparatif pembangunan sosio-
ekonomi disajikan dalam laporan-laporan tahunan UNDP yang berjudul “Human Development” (Laporan
Pembangunan Manusia). Inti semua laporan ini, yang dimulai pada tahun 1990, adalah pembuatan dan
penyempurnaan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index HDI).

Indeks Pembangunan Manusia (HDI) adalah Indeks yang mengukur pencapaian pembangunan sosio-
ekonomi suatu negara dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan riil per kapita yang
disesuaikan .
HDI memeringkat semua negara dengan skala 0 (pembangunan manusia terendah) sampai 1
(pembangunan manusia tertinggi) berdasarkan pada tiga tujuan atau produk akhir pembangunan, yaitu:

1. Masa hidup, yang diukur melalui harapan hidup setelah lahir

2. Pengetahuan, yang diukur dengan bobot rata-rata tingkat melek aksara orang dewasa dengan
bobot dua per tiga dan rasio partisipasi sekolah bruto-dengan bobot satu per tiga

3. Standar hidup, yang diukur berdasarkan produk domestic bruto per kapita yang disesuaikan
dengan paritas daya beli mata uang setiap negara yang nilainya berbeda-beda untuk
mencerminkan biaya hidup dengan asumsi utilitas marjinal yang semakin menurun (Diminishing
Marginal Utility) pendapatan.

Dalam indeks terakhir, ketiga komponen tersebut memperoleh bobot yang sama, yaitu satu per tiga,
sehingga diperoleh indeks HDI yang sebagai berikut:

HDI = 1/3 (indeks pendapatan) + 1/3 (indeks harapan hidup) + 1/3 (indeks pendidikan)

Salah satu manfaat umum utama HDI adalah untuk menunjukkan bahwa suatu negara sesungguhnya
dapat berkinerja jauh lebih baik sekalipun tingkat pendapatannya rendah. Sebaliknya, tingkat
pendapatan yang tinggi tidak selamanya diikuti dengan capaian pembangunan manusia yang tinggi pula.

Kesehatan dan pendidikan adalah input bagi fungsi produksi nasional sebagai komponen modal manusia
(human capital). Modal manusia merupakan investasi produktif manusia yang mencakup keterampilan,
nilai, dan kesehatan yang dihasilkan dari pengeluaran untuk pendidikan, pelatihan kerja, dan layanan
kesehatan.

4.2. Indeks Pembangunan Manusia Baru

UNDP memperkenalkan Indeks Pembangunan Manusia yang Baru (New Human Development Index –
NDHI) pada bulan November 2010 sebagai jawaban terhadap beberapa kritik terhadap HDI. Indeks ini
masih berdasarkan standar hidup, pendidikan dan kesehatan, akan tetapi indeks ini memiliki 8
perubahan penting yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan

Apa yang baru dalam NHDI:

a) Pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita menggantikan produk domestik bruto (GDP) per
kapita.

b) Indeks pendidikan yang telah diubah secara keseluruhan. Dua komponen baru telah
ditambahkan yaitu rata-rata pencapaian pendidikan aktual seluruh penduduk dan pencapaian
pendidikan yang diharapkan dari anak-anak masa kini.

c) Pencapaian pendidikan yang diharapkan adalah komponen baru lainnya yang agak ambigu;
ukuran ini merupakan peramalan yang dilakukan PBB, bukan pencapaian.

d) Dua komponen yang sebelumnya dipakai sebagai indikator dalam indeks pendidikan yaitu angka
melek aksara dan partisipasi sekolah tidak digunakan lagi.
e) Patokan tujuan atas (nilaiu maksimum) di setiap dimensi pada nilai maksimum dibanding batas
angka tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

f) Patokan tujuan bawah untuk tingkat pendidikan telah dikurangi

g) Memakai log natural (In) ketimbang menggunakan logaritma umum.

h) Perhitunga HDI dengan rata-rata (mean) geometri : NHDI = H1/3 E1/3 I1/3

5. Karakteristik Negara Berkembang: Keragaman Dalam Kesamaan

5.1. Standar Hidup dan Produktivitas yang Lebih Rendah

Terdapat perbedaan produktivitas antara negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan negara-
negara berkembang seperti India dan Republik Demokratik Kongo. Negara-negara berpendapatan paling
rendah dapat menyebabkan rendahnya investasi di negara tersebut. Oleh Gunnar Myrdal (pemenang
Hadiah Nobel) keadaan ini dinamakan “kausalitas melingkar dan kumulatif” (circular and cumulative
causation).

5.2. Tingkat Modal Manusia yang Lebih Rendah

Modal manusia (kesehatan, pendidikan dan keterampilan) merupakan hal penting bagi pertumbuhan
ekonomi. Berdasarkan indikator harapan hidup, tingkat nutrisi dan indikator melek aksara, tingkat
moralitas anak dibawah usia 5 tahun 17 kali lebih banyak di negara-negara berkembang dibandingkan
dengan negara-negara maju. Terdapat sinergi yang kuat antara kemajuan di bidang kesehatan dengan
pendidikan. Sebagai contoh, tingkat moralitas anak di bawah usia 5 tahun menurun ketika tingkat
pendidikan ibu meningkat.

5.3. Tingkat Ketimpangan dan Kemiskinan Absolut yang Lebih Tinggi

Secara global, 20% (atau sekitar 1,4 miliar) orang paling miskin hanya menerima 1,5% pendapatan dunia.
Mereka hidup dalam kemiskinan absolut dengan pendapatan dibawah $1,25 per hari. Untuk
mengangkat pendapatan mereka yang hidup dengan pendapatan kurang dari $1,25 per hari ke garis
kemiskinan minimal hanya membutuhkan kirang dari 2% pendapatan 10% orang-orang terkaya di dunia.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya skala ketimpangan global. Sebagian kemiskinan ekstrem terjadi
bukan hanya karena rendahnya modal manusia, tetapi juga karena pengecualian sosial dan politik serta
pemasungan hak lainnya. Kemiskinan absolut (absolute proverty) adalah situasi ketidakmampuan atau
kemampuan yang sangat minim dalam memenuhi kebutuhan pokok subsisten berupa makanan,
pakaian, tempat tinggal dan pelayanan kesehatan dasar. Kemiskinan ekstrem merupakab kegetiran yang
dahsyat dalam kehidupan manusia, sehingga upaya untuk menanggulanginya merupakan prioritas
pembangunan internasional.
5.4. Tingkat Pertumbuhan Penduduk yang Lebih Tinggi

Dari tahun 1990 sampai dengan 2008 jumlah penduduk negara berpendapatan rendah tumbuh 2,2%
setiap tahun, negara-negara berpendapatan menengah tumbuh 1,3% dan negara berpendapatan tinggi
hanya 0,7% per tahun, dari kelahiran dan imigrasi. Tingginya tingkat kelahiran berarti bahwa tenanga
kerja aktif (usia 15-64) harus menanggung lebih banyak penduduk dengan usia lebih dari usia 65 tahun
dan anak-anak usia dibawah 15 tahun, yang kedua kelompok ini diacu sebagai beban ketergantungan
(dependency burden), yaitu jumlah total penduduk berusia antara 0 sampai 15 dan 65 ke atas, yang
secara ekonomi dipandang tidak produktif sehingga tidak termasuk ke dalam angkatan kerja. Rasio
ketergantungan total di negara-negara berpendapatan rendah sebesar 72%, dan sebesar 49% di negara
berpendapatan tinggi. Kesimpulan, negara-negara berkembang tidak hanya dicirikan dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi, tetapi juga harus memikul beban ketergantungan yang lebih besar
dibanding dengan negara maju.

5.5. Fraksionalisasi Sosial yang Lebih Besar

Fraksionalisasi (fractionalization) adalah perbedaan signifikan dalam hal etnis, bahasa, dan bentuk
pengelompokan sosial lainya di suatu negara. Negara-negara berpendapatan rendah sering memiliki
fraksionalisasi, ada kalanya dapat menimbulkan pertikaian masyarakat dan konflik sosial sehingga
banyak menguras energi masyarakat untuk melakukan akomodasi politik, rekonsiliasi sosial, bahkan
konsolidasi nasional. Semakin besar perbedaan etnis, bahasa, dan agama di suatu negara, makin besar
kemungkinan terjadinya pertikaian internal dan ketidakstabilan politik. Keragaman etnis dan agama
seharusnya tidak perlu menimbulkan ketimpangan, kerusuhan dan ketidakstabilan. Intinya, komposisi
etnis dan agama di suatu negara berkembang serta dapat atau tidaknya keragaman itu menimbulkan
konflik atau justru mendorong kerja sama, merupakan faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan
upaya pembangunan.

5.6. Jumlah Penduduk di Pedasaan yang Lebih Besar Namun Memiliki Tingkat Migrasi Desa-Kota yang
Lebih Cepat

Sakah satu tonggak pembangunan ekonomi adalah pergeseran dari pertanian ke produksi barang dan
jasa. Di negara berkembang, sebagian besar penduduk tinggal di pedesaan yang identic dengan
ketiadaan pasar, keterbatasan informasi, dan stratifikasi sosial.

5.7. Tingkat Industrialisasi dan Ekspor Barang yang Lebih Rendah

Industrialisasi berkaitan dengan produktivitas dan pendapatan yang tinggi, serta menjadi tonggak
modernisasi dan kekuatan ekonomi nasional. Negara berkembang ekspor barang primer seperti hasil
pertanian dan pertambangan, sedangkan negara maju ekspor barang manufaktur.
5.8. Kondisi Geografis yang Menghambat

Negara-megara tak berpantai di Afrika berpendapatan lebih rendah dibandingkan dengan negara yang
berpantai. Negara-negara berkembang pada umumnya berada di daerah tropis dan sub tropis, sehingga
banyak mengalami masalah hama, parasite, serta penyakit endemik seperti malaria, keterbatasan
sumber daya air, dan suhu yang sangat panas. Pemanasan global juga berdampak paling besar pada
negara Afrika dan Asia Selatan.

Anugrah sumber daya (resource endownment) adalah ketersediaan faktor-faktor produksi di suatu
negara yang mencakup kekayaan mineral, bahan baku, dan tenaga kerja. Dalam kasus Republik
Demokratik Kongo, bahan tambang berlimpah akan tetapi karena terjadinya konflik keuntungan dari
jenis industri ini terjadi pertikaian sosial, pemerintahan yang tidak demokratis, ketimpangan yang tinggi,
bahkan konflik bersenjata, keadaan ini disebut sebagai “kutukan sumber daya alam” (the curse of
natural resource). Namun demikian, keadaan geografis bukan takdir yang tidak dapat diperbaiki. Sebagai
contoh, Singapura yang berpendapatan tinggi terletak di khatulistiwa.

5.9 Pasar yang Terbelakang

Beberapa aspek yang menyebabkan keterbelakangan pasar adalah:

a) Sistem hukum yang dapat menegakkan kontrak dan mengesahkan hak milik
b) Mata uang yang stabil dan terpercaya
c) Infrastruktur jalan dan utilitas yang dapat memperkecil biaya transportasi dan komunikasi antar
wilayah
d) Sistem perbankan dan asuransi yang berkembang baik dan ditata secara efisien dengan akses
luas, dengan pasar kredit normal yang menyeleksi proyek dan mengalokasi dana pinjaman atas
dasar keuntungan ekonomi relatif dan penegakan aturan pelunasan utang
e) Informasi pasar yang penting bagi produsen dan konsumen tentang harga, kuantitas dan
kualitas produk
f) Norma-norma sosial yang memperlancar hubungan bisnis yang berhasil dan jangka panjang

Infrastruktur (infrastructure) adalah fasilitas yang memungkinkan adanya kegiatan ekonomi dan pasar,
seperti jaringan transportasi, komunikasi dan distribusi, utilitas, air, saluran air, dan sistem persediaan
energi.

Pasar tak sempurna (imperfect market) adalah suatu pasar dimana asumsi teoritis persaingan sempurna
tidak berlaku, misalnya karena sedikitnya jumlah pembeli dan penjual, hambatan untuk masuk, dan
informasi yang tak lengkap.

Insformasi yang tak lengkap (incomplete information) adalah ketiadaan informasi yang dibutuhkan
produsen dan konsumen untuk mengambil keputusan secara efisien, sehingga pasar tidak berfungsi
dengan baik.
5.10 Dampak Kolonial yang Tersisa dan Hubungan Internasional yang Tidak Setara

Kebanyakan negara berkembang adalah negara bekas jajahan negara Eropa atau negara asing lainnya.
Dekolonisasi adalah salah satu peristiwa sejarah dan geopolitik paling penting setelah Perang Dunia II.
Lebih dari 80 bekas koloni Eropa telah menjadi anggota PBB. Akan tetapi, dampak era kolonial masih
tersisa di banyak negara berkembang beberapa dasawarsa setelahj kemerdekaannya, terutama di
negara-negara yang paling terbelakang.

Penguasa kolonial Eropa telah menimbulkan dampak dramatis dan bertahan lama terhadap
perekonomian serta struktur politik dan kelembagaan di daerah koloninya dengan mengenakan 3
gagasan yang kuat dan menggoyahkan tradisi, yaitu:

 Hak milik pribadi


 Pajak pribadi
 Persyaratan bahwa pajak harus dibayar dalam bentuk uang bukan hasil bumi

Ketergantungsn Eksternal. Selanjutnya, negara-negara berkembang juga kurang terorganisasi dengan


baik dan kurang berpengaruh dalam hubungan internasional, yang adakalanya menimbulkan akibat
tidak menguntungkan bagi pembangunan. Secara umum, negara berkembang memiliki posisi tawar
yang lemah dibanding negara maju dalam hal perekonomian internasional.

6. Perbedaan Antara Negara Berpendapatan Rendah Sekarang dan Negara Maju pada Tahap Awalnya

Terdapat delapan perbedaan penting dalam kondisi awal yang memerlukan analisis khusus tentang
prospek dari persyaratan pembangunan ekonomi modern yaitu:

1) Anugerah sumber daya alam dan manusia


2) Pendapatan per kapita dan tingkat GDP dalam kaitannya dengan negara-negara lain di dunia
3) Iklim
4) Jumlah, distribusi, dan pertumbuhan penduduk
5) Peran historis migrasi internasional
6) Manfaat perdagangan internasional
7) Kemampuan penelitian dan pengembangan ilmu dasar dan teknologi
8) Efektivitas lembaga-lembaga domestik

6.1. Anugerah Sumber Daya Alam dan Manusia

Beberapa negara berkembang mendapat anugerah cadangan minyak, mineral dan bahan baku yang
berlimpah, yang makin banyak dibutuhkan dunia. Akan tetapi hampir semua negara kurang maju
khususnya di Asia yang merupakan tempat tinggal lebih dari setengah penduduk dunia, tidak memiliki
sumber daya alam yang memadai.

Paul Romer menyatakan bahwa negara yang sekarang sedang berkembang “miskin karena warga
negaranya tidak memiliki akses ke gagasan yang digunakan di negara-negara industri untuk
mengahsilkan nilai ekonomi”. Bagi Romer, kesenjangan teknologi antara negara kaya dan negara miskin
dapat dipilah menjadi 2 kelompok:
 Kesenjangan obyek fisik (pabrik, jalan raya, permesinan modern)
 Kesenjangan gagasan (pengetahuan tentang pemasaran, distribusi, pengendalian persediaan/
inventory control, pemrosesan transaksi, dan motivasi karyawan

Kesenjangan gagasan ini oleh Thomas Homer-Dixson disebut sebagai kesenjangan kepaiawaian
(kemampuan menerapkan gagasan inovatif untuk memecahkan masalah-masalah praktis sosial dan
teknis).

6.2. Tingkat Pendapatan per Kapita dan GDP Relatif

Hampir 40% penduduk negara-negara berkembang berjuang untuk bertahan hidup pada tingkat
minimum. Pada awal era pertumbuhan modern negara-negara yang sekarang maju lebih maju secara
ekonomi dibandingkan negara0negara lain di dunia. Oleh karena itu, mereka diuntungkan dari posisi
keuangan mereka yang relatif kuat untuk memperlebar kesenjangan antara mereka sendiri. Sebaliknya,
negara-negara berkembang sekarang memulai proses pertumbuhan dari ujung bawah skala pendapatan
per kapita internasional.

6.3. Perbedaan Iklim

Hampir semua negara berkembang berada di iklim tropis dan sub tropis. Negara-negara yang
perekonomiannya maju terletak di zona beriklim sedang. Sekalipun ketimpangan sosial dan faktor
kelembagaan diyakini secara luas jauh lebih penting, peredaan lokasi negara lebih dari sekedar
kebetulan. Temperatur dan kelembapan ekstrem di negara-negara miskin juga telah berkpntribusi
terhadap kemerosotan kualitas lahan dn pesatnya penyusutan banyak sumber daya alam.

Iklim seperti ini juga menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman pangan tertentu, melemahkan
regenerasi pertumbuhan hutan, dan menyebabkan buruknya kesehatan ternak. Suhu panas dan
kelembapan ekstrem tidak hanya mengurangi kenyamanan pekerja, tapi juga menurunkan kesehatan
mereka, mengurangi semangat kerja, dan memperendah produktivitas dan efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai