Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 9

SISILIA SEFTY HASIANA (1731150026)


RAHEL ANGELIA (1731150044)
ANDRE ADRIAN (1731150076)
FEBRIYANI MARPAUNG (1731150024)
Budiono (2001), teori ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tentang pokok
ekonomi, baik jangka pendek maupun jangka panjang meliputi stabilitas dan
pertumbuhan perekonomian sebuah negara.
Samuelson dan Nordhaus, ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari dan mengamati kinerja perekonomian secara keseluruhan dan
komprehensif.
Jadi, ekonomi makro adalah sebuah ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
perekonomian sebuah negara secara komprehensif. Dengan kata lain, dalam ilmu
ekonomi makro dijelaskan tentang perubahan ekonomi sebuah negara yang
berdampak pada masyarakatnya dan pasar.
Untuk memahami peristiwa ekonomi dan memperbaiki kebijakan ekonomi dalam
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Bentuk kebijakan ekonomi makro, yaitu :
1. Kebijakan fiskal
Kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar
melalui instrumen – instrumen yang dimiliki bank sentral.

2. Kebijakan moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk menambah atau mengurangi faktor penawaran uang
yang ada dalam masyarakat. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang berasal dari
pemerintah dengan mempengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan
penerimaan pemerintah.
MASALAH-MASALAH EKONOMI MAKRO

a) Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan


dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan
triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit
makro” utama yaitu:
1. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak dialami oleh hampir
semua negara. Inflasi adalah suatu keadaan kecenderungan kenaikan harga-harga
secara umum dan terus-menerus.
Tingkat inflasi :
Inflasi Ringan berada dibawah 10% per tahun
Inflasi Sedang berada 10% - 30% per tahun
Inflasi Berat berada 30% - 100% per tahun
Penyebab Inflasi
1) Demand Pull Inflation. Inflasi ini disebabkan kelebihan permintaan atas barang /
jasa dan sering disebut sebagai inflasi sisi permintaan.
2) Cost-Push Inflation (Kenaikan biaya produksi).
3) Jumlah uang yang beredar dimasyarakat.
4) Administered Prices adalah harga barang dan jasa tertentu yang tingkat
harganya ditentukan secara sepihak oleh pemerintah atau BUMN.
5) Supply shock misalnya kekeringan, wabah ternak, gagal panen, harga minyak
dunia dan sebagainya.
2. Masalah Suku bunga
Suku bunga adalah biaya yang dipungut oleh bank untuk meminjamkan pinjaman .
Ketika bisnis meminjam uang dari bank dari waktu ke waktu, kenaikan suku bunga
akan secara langsung mempengaruhi bisnis. Dengan kenaikan suku bunga akan
menyebabkan kenaikan biaya bunga. Dalam kasus seperti itu, bisnis harus
mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk membayar kembali pinjaman.
3. Pengangguran

Pengangguran terjadi karena jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan
kerja yang tersedia. Berdasarkan tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah perekonomian
berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) atau tidak. Secara teoritis
perekonomian dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tenaga kerja yang
tersedia seluruhnya digunakan.

4. Ketimpangan dalam neraca pembayaran

Neraca pembayaran adalah neraca yang memuat ikhtisar dari segala transaksi yang terjadi antara
penduduk suatu negara dan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu, dan biasanya satu
tahun. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran suatu negara dapat dikatakan masalah apabila
ketidakseimbangan tersebut cukup besar. Masalah ini pada dasarnya menyangkut bagaimana
mengatur perekonomian agar terdapat keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan
kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Jika kenyataan itu terjadi, diperlukan
kebijakan pemerintah untuk mengatasinya.
b) Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah
mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian
antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan
tersedianya dana untuk investasi.
1. Masalah pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran
total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir
yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
a. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih
banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru
cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
b. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai
oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga
kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam
modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan
ekonomi.

c. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi
oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain,
dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326).
2. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan termasuk masalah kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor
seperti tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, lokasi, askses terhadap barang
dan jasa dimana seseorang atau masyarakat tidak bisa terpenuhi hak-hak dasarnya
guna mengembangkan dan mempertahankan kehidupan yang bermartabat.

Masyarakat yang termasuk miskin adalah:


a. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan.
b. Terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha.
c. Terbatasnya akses dan rendahnya mutu kesehatan.
d. Beban tanggungan yang tinggi karena banyaknya jumlah anak dalam keluarga.
e. Terbatasnya akses terhadap perumahan sehat, air bersih, dan sanitasi.
3. Masalah pemerataan Distribusi Pendapatan
Kesenjangan Distribusi Pendapatan yaitu perbedaan yang mencolok antara
masyarakat yang penghasilannya tinggi dengan masyarakat yang penghasilannya
rendah.
Tinggi rendah kesenjangan pendapatan bisa kita ukur melalui kreiteria bank
yaitu:
• Ketimpangan pendapatan dikatakan tinggi, jika kelompok penduduk termiskin
sebesar 40% dengan pendapatan lebih kecil dari 12% dari keseluruhan
pendapatan nasional.
• Ketimpangan pendapatan dikatakan sedang (moderat), jika jika kelompok
penduduk termiskin sebesar 40% dengan pendapatan lebih kecil dari 12-7% dari
keseluruhan pendapatan nasional.
• Ketimpangan pendapatan dikatakan rendah, jika jika kelompok penduduk
termiskin sebesar 40% dengan pendapatan lebih kecil dari 17% dari keseluruhan
pendapatan nasional.
• Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
1. Ciptakan Lapangan Kerja Untuk Pengangguran.
2. Kendalikan Masalah Inflasi.
3. Siklus Bisnis.
4. Mengendalikan Peningkatan Suku bunga.
5. Mengendalikan inflasi dengan kebijakan-kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai