Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aldi Purama

Notar : 2201019
Kelas : TD 1.3

PERMASALAHAN EKONOMI
MAKRO

1. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan dapat juga dikatakan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah
yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan
dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar
kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan
kesehatan kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang
miskin.

2. Krisis Nilai Tukar


Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997,
akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan
dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada
perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta.
Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk
menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan
nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang
mengambang terkendali.

Sejak akhir tahun 2012 hingga memasuki paruh pertama tahun 2013, tekanan terhadap
nilai tukar rupiah masih berlanjut. Sepanjang semester I tahun 2013, nilai tukar rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat bergerak dinamis dengan kecenderungan melemah.
Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut di satu sisi merupakan pengaruh dari sentimen global
terkait perkembangan ekonomi global yang diproyeksikan akan terkoreksi ke bawah.

Dari sisi domestik, pelemahan nilai tukar rupiah antara lain berasal dari kondisi
transaksi berjalan yang mengalami defisit terutama disebabkan melambatnya kinerja ekspor
dan Meningkatnya impor, terutama impor bahan bakar minyak (BBM). Di sisi lain,
pelemahan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh ketidakseimbangan di pasar valuta asing
(valas) domestik akibat tingginya permintaan atas valas dalam rangka pembayaran utang di
tengah terbatasnya pasokan.

3. Masalah Inflasi

Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah
krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat
inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus
naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut
jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter.
Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan
mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi
perusahaan.

a. Jenis-jenis Inflasi di Indonesia


1. Inflasi ringan adalah inflasi di bawah 10% per tahun (Belum mengganggu
kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk
dikendalikan).
2. Inflasi sedang adalah inflasi antara 10%-30% per tahun (Belum
membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang
berpenghasilan tetap.
3. Inflasi berat adalah inflasi antara 30%-100% per tahun (Sudah mengacaukan
perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih sayang
menyimpan barang).
4. Inflasi sangat berat adalah inflasi di atas 100% pe tahun (Mengacaukan
kegiatan perekonomian suatu negara dan sulit dikendalikan.
b. Analisis:
Makna Inflasi adalah presentase tingkat kenaikan harga yang terjadi secara terus
menerus dan secara umum. Secara umum hitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam
suatu Indeks harga yang biasa disebut Indeks Harga Konsumen. Dengan menggunakan rumus
((IHK sekarang-IHKsebelumnya)/IHK sebelumnya) x 100% maka akan diperoleh persentase
tingkat inflasi.

4. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

Jumlah pengangguran dapat dihitung dengan persentase pekerja-pekerja tanpa


pekerjaan yang ada didalam angkatan kerja. Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang
aktif mencari kerja. Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat
dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk didalam angkatan
kerja (id.wikipedia.org). Angkatan kerja sendiri merupakan penduduk usia kerja (15 tahun
keatas) yang bekerja, atau memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan orang-
orang yang mencari pekerjaan (Ginting, et al, 2007).

Pengangguran sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yang semuanya berkaitan
dengan sebab-sebab yang berbeda pula, yaitu :

a. Pengangguran klasikal terjadi ketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga


pengusaha tidak berani memperkerjakan karyawan lebih dari yang sudah ada.
Gaji bisa menjadi terlalu tinggi karena peraturan upah minimum atau adanya
aktifitas serikat pekerja.
b. Pengangguran friksional terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja
tetapi waktu untuk mencarinya menyebabkan adanya periode dimana si pekerja
tersebut menjadi pengangguran.
c. Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab pengangguran
termasuk ketidakcocokan antara kemampuan pekerja dan kemampuan yang dicari
oleh pekerjaan yang ada (id.wikipedia.org).
Dampak negatif pengangguran terhadap perekonomian secara umum antara
lain :

a. Masyarakat tidak dapat memaksimalkan kesejahteraan yang dicapai


b. Pendapatan pajak pemerintah rendah
c. Melemahkan pertumbuhan ekonomi

5. Pertumbuhan penduduk.

Merupakan perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu


tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Dalam kaitannya di bidang ekonomi,
pertumbuhan penduduk ini dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti tingkat
kemiskinan dan pengangguran akan menjadi semakin meningkat. Dan ini akan
menjadi “PR” bagi pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar
tidak terjadi ledakan penduduk yang akan memunculkan kesulitan-kesulitan
ekonomi.
Logikanya mungkin seperti ini, jika dalam suatu keluarga terdapat banyak anak,
maka pengeluaran dari suatu keluarga tersebut akan meningkat.
Begitu juga dengan pertumbuhan penduduk, jika semakin banyak populasi
manusia di suatu negara maka pemerintah harus berpikir dengan lebih keras
bagaimana agar supaya masyarakatnya dapat bertahan hidup. Dan pasti itu
berkaitan dengan masalah ekonomi. Sejauh ini, pemerintah melakukan langkah
seperti mensosialisasikan agar setiap keluarga cukup memiliki & orang saja.
Dengan begitu, “PR” pemerintah dengan membuka lapangan kerja baru yang cukup
sulit direalisasikan menjadi sedikit terbantu. Untuk itu kenapa pertumbuhan
penduduk ini disebut sebagai masalah ekonomi jangka panjang.
Akibat dari pertambahan penduduk yang sangat tinggi akan menimbulkan
efek sebagai berikut:
a. Jumlah tanggungan dalam keluarga semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan beban setiap keluarga untuk membiayai
tanggungannya semakin besar. Dengan demikian keluarga yang
besar jumlah tanggungannya cenderung menghadapi masalah
kemiskinan.
b. Besarnya tanggungan tanpa pendapatan yang memadai membatasi
kemampuan keluarga menyediakan dana untuk pendidikan anak-
anaknya. Berarti kebanyakan anak- anak di negara berkembang tidak
memperoleh pendidikan yang cukup.
c. Pertumbuhan tenaga kerja sangat cepat dan seringkali tidak
sebanding dengan tambahan kesempatan kerja

6. Pertambahan kapasitas produksi

Dalam hal ini, kapasitas produksi adalah kemampuan pembatas dari unit
produksi untuk dapat berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan
dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Yang menjadi pertanyaan
sekarang mengapa pertambahan kapasitas produksi dinyatakan sebagai masalah
ekonomi jangka panjang ini dikarenakan dalam suatu perusahaan yang
memproduksi dengan sebanyak-banyaknya tanpa memedulikan segmen pasar, ini
akan menjadi bertambah buruknya kondisi ekonomi suatu negara. Karena jika
kapasitas
produksi bertambah, ini ditakutkan akan ada banyak produk yang tidak terjual
dan akan menjadi barang yang interior. Dan ini menjadi tugas pemerintah lagi dalam
membatasi kapasitas produksi bagi setiap perusahaan. Untuk itulah mengapa
kapasitas produksi menjadi masalah ekonomi jangka panjang.

7. Ketersediaan Dana Investasi

Dalam suatu negara, dana investasi sangat berpengaruh dalam roda


pergerakan ekonomi. Karena dana investasi ini dapat membantu pemerintah dalam
mencari sumber-sumber pendapatan negara. Tapi mengapa ketersediaan dana
investasi ini menjadi suatu masalah ekonomi dalam jangka panjang. Mungkin ini
disebabkan jika dana investasi ini tidak memiliki persediaan yang cukup untuk
mendanai sektor-sektor ekonomi dalam membangun pondasi-pondasi
perekonomian yang cukup kuat. Pemerintah akan melakukan tindakan-tindakan
agar dana investasi selalu mengalir dan dapat tersedia karena sangat berguna untuk
perekonomian.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ismailrasulong.wordpress.com

http://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/

http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/lapsem%20I%20APBN%202013.pdf

http://loeandguefriends.blogspot.com/2013/04/permasalahan-ekonomi-makro.html

http://www.scribd.com/doc/103479731/22/Perkembangan-Tingkat-Kemiskinan-di-Indonesia-
1998%E2%80%932012

http://k3dkebumen.wordpress.com/2014/01/23/angka-kemiskinan-di-tahun-2014-bertambah-048/

Boediono, DR. 1993. Ekonomi Makro. Yogyakarta : BPFE

Id.wikipedia.org

www.bi.go.id

www.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai