Anda di halaman 1dari 3

Pemulihan Ekonomi dalam Menangani Resesi Dunia

Resesi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi dimana output
ekonomi suatu negara melambat atau memburuk. Perlambatan perputaran ekonomi suatu negara
melambat atau memburuk. Perlambatan perputaran ekonomi ini bisa berlangsung cukup lama
bahkan bertahun-tahun, jika pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) melambat selama dua
kuartal dan tetap stabil. Produk nasional bruto sendiri dapat diartikan sebagai tatanan ekonomi
negara selama suatu periode. Sehingga ketika suatu negara mengalami penurunan kegiatan
ekonomi secara terus menerus selama dua periode, maka dapat dikatakan negara tersebut sedang
mengalami resesi. Sementara itu,Biro Riset Ekonomi AS (NBER) mendefinisikan resesi sebagai
situasi dimana aktivitas ekonomi suatu negara dalam hal PDB, pendapatan, tingkat
pengangguran, produksi industri, penjualan grosir dan eceran menurun secara signifikan selama
beberapa bulan.
Kasus Covid-19 berdampak signifikan pada masing-masing negara. Kejadian ini
berdampak pada banyak sektor. Kebijakan pemutusan mata rantai penularan pandemi ini melalui
karantina wilayah dan pembatasan pergerakan orang berdampak besar pada sektor ekonomi.
Perlambatan kegiatan ekonomi berkontribusi pada penyempitan distribusi pendapatan,
penurunan konsumsi domestik dan peningkatan pengangguran. Jika masalah ini terjadi dalam
jangka panjang, suatu negara terancam resesi ekonomi. Selama resesi ekonomi pemerintah
biasanya menerapkan kebijakan fiskal dan moneter untuk menghifupkan kembali perekonomiaan
atau mencegah resesi yang lebih dalam. Resesi ekonomi di era Covid-19 menjadi sangat
komplek ketika suatu negara menghadapi masalah krisis kesehatan yang memiliki efek domino
pada sektor lainnya. Oleh karena itu, saat ekonomi pulih selama musim Covid-19 kehati-hatian
harus dilakukan untuk menahan penyebaran virus guna menghindari krisis yang berkepanjangan
disektor ekonomi dan kesehatan.
Dampak resesi merupakan konsekuensi yang terjadi dan berdampak pada beberapa pihak,
antara lain dampak pada pemerintah, bisnis dan pekerja.
1. Dampak resesi ekonomi terhadap manajemen
Resesi ekonomi memukul pemerintah cukup keras. Tentunya, ketika kondisi ini
terpenuhi, angka pengangguran akan meningkat dan pemerintah terpacu untuk
menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya akibatnya kredit ke Bank asing
meledak. Adanya resesi juga menurunkan penerimaan pajak dan penerimaan bukan
pajak. Hal ini disebabkan memburuknya situasi keuangan masyarakat dan jatuhnya real
estate. Hal ini mengurangi jumlah PPN yang mengalir ke kas negara. Disisi lain,
pemerintah terus di doronguntuk mengembangkan sektor publik juga. Salah satunya
menjamin kesejahteraan masyarakat. Terlepas dari semua permintaan yang ada dan
pendapatan pajak yang menurun, negara ini mengalami defisit dan utang nasional lebih
tinggi.

2. Dampak resesi ekonomi terhadap bisnis


Resesi adalah situasi ekonomi yang dapat mendorong perusahaan ke dalam
kebangkrutan. Hal ini disebabkan melemahnya daya beli masyarakat yang berimbas pada
penurunan penjualan perseroan dan mengancam arus kas. Ujung-ujungnya perusahaan
memangkas biaya operasional dan menutup unit bisnis yang tidak menguntungkan, terus
mengambil keputusan sulit untuk menerapkan efisien sumber daya manusia.

3. Dampak resesi ekonomi terhadap pekerja


Efek resesi tidak hanya mempengaruhi negara dan perusahaan, tetapi juga karyawan.
Tutupnya usaha dan langkah efisien staf untuk menekan biaya operasional
mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan karena PHK. Pekerja yang tidak di
PHK juga akan mengalami pemotongan gaji.
Hal ini telah menjadi kekuatan pendorong dibalik ketidakstabilan sosial, meningkatnya
ketidaksetaraan dan tingkat kejahatan yang tinggi dimana-mana.
Tersebarnya kabar resesi diberbagai media dan platform online membuat masyarakat
semakin cemas dan kepanikan mulai menjangkiti masyarakat indonesia satu-persatu. Ada banyak
konten dalam pergerakan tentang seberapa buruk situasinya ketika resesi melanda. Namun, kita
harus memahami bahwa tidak semua informasi yang beredar bisa mentah untuk dicerna. Oleh
karena itu, sangat sedikit dari informasi ini yang benar-benar membuat orang takut tanpa
pelatihan yang tepat, terutama bagi kebanyakan orang.
Fenomena ini biasa dikenal dengan istilah Fear-mongering. Dimana individu atau
kelompok tertentu dengan sengaja mengeksploitasi kelemahan orang lain terhadap seseorang
yang berada dalam bahaya. Akibatnya, orang yang mengalami kecemasan atau ketakutan
menjadi lebih cemas dan dapat beruju pada masalah kesehatan mental seperti depresi. Karena
maksud diatas bukan berarti bahwa resesi ekonomi tidak dapat dihindari. Ada beberapa cara
untuk mencegah dan menanggapi masalah resesi ekonomi ini
1. Pengeluaran pemerintah yang besar
Cara untuk menghindari resesi dunia adalah dengan meningkatkan daya beli. Salah satu
strategi yang bisa digunakan adalah membelanjakan secara besar-besar agar perputaran
ekonomi tidak berhenti dan dunia usaha bergerak untuk terus berivestasi.

2. Dukungan UMKM
Resesi adalah krisis yang bisa dihadapi banyak sektor, termasuk UKM. Melalui promosi
UKM yang tepat sasaran berupa pinjaman UKM dan berbungga rendah, diharapkan roda
perputaran ekonomi dapat berputar dengan baik.

3. Dapatkan kepercayaan investor


Selain dua hal diatas, ada langkah-langkah efektif yang dapat dilakukan untuk mencegah
resesi yang berpotensi menarik minat investor untuk berinvestasi di indinesia. Untuk
mencapai penjualan keuangan yang lebih baik dimasa depan.
Nama kelompok 4
1. Annisa Deva 4. Lailatul Sofiah
2. Dea Nur Afni 5. Melati
3. Jeni Purwanti 6. M Rafli Sifaul

Anda mungkin juga menyukai