Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

PEREKONOMIAN INDONESIA
“KRISIS EKONOMI”

Kelompok

Meyfi
Kruyt Theodoran 22222017
Anggun
Nora Ayu
Martha Lusiana
Nofri
Natalya

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI
STIE PANCA BHAKTI PALU
PEREKONOMIAN Indonesia

Menurut Market Business News, krisis ekonomi adalah keadaan di mana perekonomian
di suatu negara mengalami penurunan secara drastis.

Secara umum, negara yang menghadapi keadaan tersebut akan mengalami penurunan
PDB (produk domestik bruto), anjloknya harga properti dan saham, serta naik turunnya
harga karena inflasi.

Kejadian ini memang sangat menakutkan. Sebab, akan ada banyak sekali pihak yang
dirugikan jika sampai terjadi krisis ekonomi di suatu negara.

Dilansir dari Detik, gejala yang muncul saat krisis ekonomi biasanya diawali oleh
penurunan belanja dari pemerintah.

Lalu, jumlah pengangguran melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja. 

Selain itu, terjadi pula kenaikan harga pokok yang semakin meroket, penurunan
konsumsi yang rendah, penurunan nilai tukar yang tidak terkontrol, dan penurunan
pertumbuhan ekonomi yang drastic

Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi


1. Utang negara yang berlebihan

salah satu penyebab terjadinya krisis ekonomi adalah karena banyaknya beban utang
negara sehingga tidak mampu membayarnya.

Hal ini sama seperti halnya suatu perusahaan. Apabila memiliki banyak utang dan tidak
mampu membayarnya, bisa dipastikan perusahaan tersebut akan bangkrut.

2. Laju inflasi yang tinggi

Inflasi merupakan sebuah peristiwa di mana harga barang dan jasa mengalami kenaikan
dalam waktu yang panjang.

Sebenarnya, inflasi tidak selalu menjadi hal yang negatif, bergantung pada tinggi
rendahnya tingkat presentase inflasi.

Akan tetapi, jika inflasi terjadi dalam waktu yang lama serta mengalami laju yang
tinggi, hal ini bisa mengakibatkan nilai uang turun dan membuat perekonomian di suatu
negara semakin memburuk.
3. Pertumbuhan ekonomi yang macet

Penyebab lainnya dari krisis ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi di suatu negara
tidak berkembang atau macet.

Semakin buruk pertumbuhannya, maka ada kemungkinan negara tersebut masuk ke


jurang krisis perekonomian.

Contoh nyata karena suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat
adalah karena adanya virus corona seperti saat ini.

Beberapa negara ada yang sudah mengalami resesi karena adanya pandemi virus
corona.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada kuartal II dan III, pertumbuhan ekonomi di
Indonesia mengalami hasil yang negatif sehingga terancam akan mengalami resesi.

Kendati demikian, sampai saat ini pemerintah masih terus berupaya untuk menjauh dari
jurang tersebut.

Dampak Krisis Ekonomi


Krisis ekonomi memberikan dampak yang sangat besar bagi negara dan tentunya dari
berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.

ketika suatu negara mengalami peristiwa tersebut, dipastikan banyak perusahaan yang
melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya.

Hal tersebut dilakukan karena perusahaan tidak memiliki cukup uang untuk
memberikan gaji kepada mereka.

Dengan kejadian tersebut, dipastikan juga angka pengangguran akan semakin naik.
Setelahnya, angka kemiskinan juga meningkat karena orang-orang tidak memiliki
pendapatan.

Selain itu, pemerintah dipastikan akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan belanja
negara.

Ditambah lagi, masyarakat juga kesulitan memenuhi kehidupan sehari-hari karena harga
kebutuhan naik secara tajam.

Melihat dampak yang terjadi, krisis ekonomi memang menjadi momok yang sangat
menakutkan bagi suatu negara.
Jika terjadi, bisa dipastikan keadaannya akan sangat kacau. Bahkan, bisa jadi penjarahan
dan perampokan akan terjadi di mana-mana.

Perbedaan Krisis dan Resesi Ekonomi


pengertian umum dari resesi adalah pertumbuhan ekonomi yang negatif selama 2
triwulan atau kuartal berturut-turut.

resesi itu merupakan siklus bisnis dan sesuatu yang wajar terjadi di negara. Terlebih
dengan adanya virus corona seperti saat ini.

Menurut Piter, yang lebih berbahaya dari resesi adalah krisis ekonomi. Sebab, itu bukan
lagi merupakan siklus bisnis, melainkan kondisinya sudah menjadi lebih buruk.

Jadi, secara sederhananya, resesi itu merupakan perlambatan ekonominya menurun


tetapi masih terbilang sehat.

Krisis Ekonomi di Indonesia


Indonesia sendiri pernah mengalami krisis ekonomi pada tahun 1998 lalu. 

Mengutip dari Kompas, saat itu ekonomi Indonesia anjlok sangat dalam, terkontraksi
17,9 persen pada kuartal III.

Dampak yang diberikan dari peristiwa tersebut sangat besar.

Menurut catatan dari Detik, ratusan perusahaan mulai dari skala kecil hingga
konglomerat bertumbangan pada krisis tahun 1998.

Sekitar 70% lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal mendadak bangkrut.

Kemudian, pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir
1960-an, yaitu sekitar 20 juta orang atau 20% lebih dari angkatan kerja.

Akibat itu, angka kemiskinan pun juga meningkat. Tercatat, angka kemiskinan pada
tahun 1998 mencapai sekitar 50% dari total penduduk.

Melihat dampak tersebut, saat ini pemerintah sedang berusaha dengan maksimal agar
krisis pada tahun 1998 tidak akan terulang lagi.

Cara Menyikapi Krisis Ekonomi


Meskipun pemerintah sudah mempersiapkan banyak strategi untuk mencegahnya,
belum tentu krisis ekonomi tidak akan terjadi lagi.

Kamu harus selalu waspada akan berlakunya peristiwa satu ini, terutama di masa-masa
tidak menentu seperti sekarang.

Nah, supaya kamu tidak terkena dampak buruknya, berikut adalah beberapa hal yang
harus kamu lakukan untuk menyikapi krisis ekonomi.

1. Mempersiapkan keuangan

Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi
adalah dengan mempersiapkan keuangan.

Memiliki kondisi finansial yang baik saat ekonomi negara tumbang sifatnya sangatlah
penting.

Hal satu ini kamu perlukan untuk menghadapi kondisi ekonomi yang semakin tidak
menentu dan sedang jatuh.

Kamu bisa mulai melakukannya dengan menabung, mempersiapkan dana darurat, dan
menekan jumlah pengeluaran untuk hal-hal yang kurang penting.

2. Mengurangi biaya pengeluaran

Mengurangi biaya untuk pengeluaran per bulan juga dapat menjadi cara yang baik untuk
menyikapi bahaya krisis ekonomi.

Menurut The Provident Prepper, jika bisa mengurangi pengeluaran serendah mungkin,
kamu tidak akan memiliki kesulitan untuk membayar tagihan saat kondisi keuangan
sedang memburuk.

Maka dari itu, mulailah dengan melihat anggaranmu dan tentukan hal-hal yang kamu
rasa tak terlalu dibutuhkan.

Prioritaskan pembelian dan pengeluaran khusus barang-barang serta hal lainnya yang
menjadi kebutuhan pokokmu dan keluarga.

3. Mengurangi utang

Hal berikutnya yang dapat kamu lakukan untuk menyikapi kemungkinan terjadinya
krisis ekonomi adalah dengan mengurangi utang.

Ingat, di masa jatuhnya ekonomi negara, semua orang terancam kehilangan pekerjaan
dan berbagai aset lain seperti rumah dan kendaraan yang disebabkan oleh utang.
Maka dari itu itu, cobalah untuk mengurangi dan segera melunasi utang yang tersisa
sebagai upaya untuk menghadapi kondisi ekonomi yang sedang jatuh.

Bayarlah utang yang memiliki tingkat bunga paling tinggi terlebih dahulu. Dengan cara
ini, dijamin kamu bisa mengurangi beban biaya bunga yang harus dibayar dalam jangka
waktu panjang.

4. Diversifikasi aset

Apabila hendak berinvestasi, penting bagimu untuk memiliki diversifikasi aset yang
merata.

Mengapa demikian? Sebab, aset akan menjadi komponen yang sangat penting untuk
menghadapi bahaya krisis ekonomi.

Apabila hanya berfokus pada satu instrumen, kamu berisiko mengalami kerugian yang
cukup tinggi.

Sebagai contoh, saat industri perbankan kolaps karena mengalami kredit macet,
rekening simpanan, baik itu dalam bentuk tabungan atau deposito, umumnya akan sulit
untuk diakses dan dicairkan dalam kurun waktu yang cepat.

Nah, hal ini tentunya dapat kamu antisipasi bila memiliki investasi pada aset atau
instrumen lainnya.

5. Memiliki pendapatan tambahan

Memiliki pendapatan tambahan merupakan salah satu cara terbaik untuk menyikapi
bahaya krisis ekonomi.

Seperti yang sudah Glints paparkan, setiap pekerja berisiko terkena PHK dan
kehilangan sumber pendapatan.

Nah, maka dari itu, solusi paling jitu adalah untuk memiliki sumber penghasilan
tambahan yang stabil.

Hal ini bisa kamu dapatkan dengan cara memperkaya skill dan mencari pekerjaan dari
bidang yang digemari. Kamu juga bisa berinvestasi atau mencari peluang kerja
freelance.

6. Periksa cakupan asuransi

Langkah selanjutnya yang perlu kamu ambil untuk mengantisipasi krisis ekonomi
adalah dengan memerika cakupan asuransi yang dimiliki.
Menurut laman Investopedia, memiliki cakupan asuransi yang baik dapat mencegah
satu krisis finansial untuk menumpuk di atas yang lain.

Penting juga untuk memastikan bahwa kamu memiliki asuransi dengan cakupan yang
benar-benar dibutuhkan dan bukan hanya minimal. Ini berlaku untuk polis yang sudah
kamu miliki, serta polis yang mungkin perlu dibeli.

7. Mempersiapkan stok bahan pangan

Mempersiapkan stok untuk kebutuhan pangan juga menjadi hal yang penting untuk
dilakukan guna menyikapi bahaya krisis ekonomi.

Hal satu ini mungkin terlihat sepele. Akan tetapi,  kolapsnya ekonomi sering terjadi
karena adanya kelangkaan bahan pokok makanan. Walaupun tersedia, harga bahan
pangan akan menjadi  sangat mahal.

Nah, untuk menyiasatinya, kamu bisa menyimpan stok makanan sebelum ekonomi
negara benar-benar jatuh.

Namun, kamu tidak perlu stok makanan dengan jumlah yang berlebihan. Jenis makanan
yang disimpan pun harus yang tidak gampang busuk.

8. Dekatkan diri dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai

Cara terakhir untuk menyikapi kemungkinan terjadinya krisis ekonomi adalah


mendekatkan diri dengan keluarga serta orang-orang yang dicintai.

Tanpa disadari, jatuhnya ekonomi negara dapat memengaruhi kehidupanmu secara


signifikan. Kehilangan pekerjaan dan aset tentunya dapat menjadi sesuatu yang dapat
memicu stres tinggi.

Maka dari itu, kamu akan selalu memerlukan dukungan dari keluarga dan orang-orang
yang dicintai, entah itu untuk keperluan emosional atau finansial.

Anda mungkin juga menyukai