PEREKONOMIAN INDONESIA
“ KRISIS EKONOMI ”
Disusun Oleh:
Kelompok II
Meyfi Wulandari ( 22120001 )
Kruyt Theodoran ( 22222017 )
Anggun Selviani ( 22120017 )
Nofriansyah ( 22120021 )
Martha Lusiana ( 22222038 )
Natalia Safitri ( 22120014 )
Kelompok II
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Krisis Ekonomi
B. Jenis Krisis Ekonomi dan Jalur Transmisi Dampaknya
C. Jalur Transmisi Kunci dan Indikator Monitoring Dampak Krisis
D. Analisis Empiris
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi di Indonesia dari zaman dahulu hingga sekarang sudah
sering terjadi apalagi pada tahun 1997 Indonesia pernah mengalami krisis
moneter selama lebih dari 2 tahun diubahlah menjadi krisis ekonomi yakni
lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup
dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Oleh karena itu, perlu
adanya tindakan-tindakan nyata dari pemerintah untuk memperbaiki ini semua
sehingga Indonesia bisa menjadi lebih baik dan tingkat pengangguran di
Indonesia berkurang.
Krisis ekonomi yang berkembang menjadi krisis di berbagai bidang telah
memberikan kesadaran baru akan adanya persoalan di bidang ekonomi, politik.
hukum serta agama dan sosial budaya yang bersifat struktural dan terus
berkembang di kalangan masyarakat. Persoalan ketidakadilan terus
dipertanyakan dan dituntut oleh masyarakat untuk segera diperbaiki. Masyarakat
menuntut reformasi di segala bidang secara mendasar, termasuk pemulihan
ekonomi secepatnya. Langkah-langkah untuk menanggulangi krisis secepatnya
dan melaksanakan reformasi tersebut selanjutnya telah diamanatkan rakyat
Indonesia melalui Sidang Istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat bulan
November 1998. Namun demikian upaya pemulihan ekonomi berjalan lambat
karena situasi sosial, politik, dan keamanaan yang kurang kondusif.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan Jenis krisis Ekonomi & Jalur Transmisi Dampaknya?
2. Menjelaskan Jalur Transmisi Kunci Indikator Monitoring Dampak Krisis?
3. Menjelaskan Analisis Empiris?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu Menjelaskan Jenis Krisis Ekonomi & Jalur Transmisi Dampaknya
2. Mampu Menjelaskan Jalur Transmisi Kunci Indikator Monitoring Dampak
Krisis
3. Mampu Menjelaskan Analisis Empiris
BAB II
PEMBAHASAN
A. Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi atau sering yang disebut dengan nama krisis moneter
merupakan suatu peristiwa atau kondisi dimana menurunnya ekonomi suatu
negara. Semua negara praktisnya mengalami yang namanya krisis dalam
perekonomian negaranya, karena krisis merupakan kejadian yang simultan dan
memiliki efek yang akan menyebar keberbagai negara. Krisis ekonomi Indonesia
merupakan salah satu negara di Asia yang mengalami krisis mata uang,
kemudian disusul oleh krisis moneter dan berakhir dengan krisis ekonomi yang
besar. Ekonomi setiap negara tentu berbeda-beda perkembangannya, sehingga
bagi pejabat yang mengatur perekonomian negara tidak hanya mengatur
perekonomian saja namun juga mengendalikannya ketika terjadi gejolak
ekonomi. Walaupun hanya masyarakat biasa namun perlu mengetahui pula
kondisi ekonomi yang sedang bergejolak atau yang akan mengalami krisis
ekonomi. Tujuannya agar ketika krisis tersebut terjadi sebagai masyarakat
khususnya yang berprofesi sebagai pengusaha dapat mengantisipasi atau
meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi
Secara umum, negara yang menghadapi keadaan kriss ekonomi akan
mengalami penurunan PDB (produk domestik bruto), anjloknya harga properti
dan saham, serta naik turunnya harga karena inflasi.Kejadian ini memang sangat
menakutkan.Sebab, akan ada banyak sekali pihak yang dirugikan jika sampai
terjadi krisis ekonomi di suatu negara.
Dilansir dari Detik, gejala yang muncul saat krisis ekonomi biasanya
diawali oleh penurunan belanja dari pemerintah.Lalu, jumlah pengangguran
melebihi 50% dari jumlah tenaga kerja. Selain itu, terjadi pula kenaikan harga
pokok yang semakin meroket, penurunan konsumsi yang rendah, penurunan
nilai tukar yang tidak terkontrol, dan penurunan pertumbuhan ekonomi yang
drastis.
Indonesia pernah menghadapi resesi sebanyak tiga kali yakni pada 1963, 1998,
dan 2020/2021. Ketiga krisis tersebut dipicu penyebab yang berbeda dan dengan
dampak yang berbeda pula.
Inflasi melambung hingga 119% pada 1963 sementara ekonomi ambles. Produk
Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun tersebut terkontraksi 2,24%.
Pengeluaran rumah tangga terkontraksi 3,95%, ekspor-impor terkontraksi
26,58% sementara investasi terkontraksi 23,69%.
Perekonomian Indonesia membaik setelah periode kelam 1965 dan melonjak pada
1970an dan 1980an. Pada periode 1990an awal, ekonomi Indonesia sebenarnya
tengah dalam periode pertumbuhan yang tinggi di kisaran 6%. Inflasi Indonesia
juga hanya berada di angka 5,1%. Setelah melewati pertumbuhan tinggi,
Indonesia mengalami resesi hebat pada 1998. Ekonomi terkontraksi hingga
13,13% sementara inflasi Indonesia melambung 77,63% pada 1998.
Ekonomi domestik terkontraksi 6,4% pada kuartal I. Kontraksi semakin
membesar menjadi 16,8% pada kuartal II dan 17,4% pada kuartal IV.
Resesi 1998 dipicu oleh Krisis Keuangan Asia. Krisis bermula dari Thailand
yang meninggalkan kebijakan nilai tukar tetapnya (fixed exchange rate) terhadap
dolar AS pada Juli 1997.
Kebijakan tersebut membuat banyak perusahaan menjadi gagal bayar karena
nilai mata uang yang melemah. Krisis menjalar ke negara-negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia. Krisis menjatuhkan nilai tukar rupiah dari Rp 2.500
menjadi Rp 16.900 per dolar AS. Indonesia harus membayar mahal atas terjadinya
krisis 1997/1998 yakni runtuhnya pemerintahan hingga krisis politik dan sosial yang
mengakibatkan kerusuhan massal. Krisis moneter bahkan sampai menjalar ke ranah
politik dan sosial hingga menjatuhkan kepemimpinan Presiden Soeharto yang
sudah berlangsung 32 tahun. Resesi pada 1998 juga melambungkan angka
kemiskinan di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 1996 berjumlah 22,5 juta
jiwa atau sekitar 11,3% dari total penduduk.
Sampai dengan akhir tahun 1998, jumlah penduduk miskin melonjak menjadi
49,5 juta orang, atau sekitar 24,2% dari total penduduk. Akibat resesi, industri
besar dan sedang berkurang drastis dari 22.997 perusahaan pada 1996 menjadi 20.422
pada 1998. Jumlah tenaga kerja pada periode tersebut anjlok hingga 18,5% atau 3,53
juta orang.
Resesi ketiga yang dialami Indonesia adalah pada 2020/2021. PDB nasional
terkontraksi selama empat kuartal yakni dari kuartal II-2020 hingga kuartal I-
2021.
Berbeda dari resesi 1963 dan 1998 yang dipicu oleh persoalan ekonomi, resesi
2020/2021 disebabkan oleh krisis kesehatan.
Krisis bermula dari menyebarnya virus Covid-19 dari China. Virus dengan cepat
menyebar ke seluruh dunia hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya
menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada 13 Maret 2020.
Untuk menekan penyebaran Covid-19, seluruh negara melakukan pembatasan
mobilitas bahkan sebagian besar "mengunci" negara mereka dengan menutup
perbatasan.
Akibatnya, lalu lintas barang dan manusia berkurang drastis secara global. Dunia
bahkan seperti berhenti beraktivitas karena absennya aktivitas ekonomi mulai
dari produksi, perdagangan, pariwisata, hingga belanja besar-besaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Krisis Ekonomi yang terjadi di Indonesia tidak sepenuhnya karena sistem
ekonomi Indonesia melainkan juga karena kiriman dari negara lain. Inflasi juga
merupakan salah satu faktor terjadinya krisis tersebut. Dampak yang di
timbulkan berbagai macam dan dampak tersebut kebanyakan membawa
pengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia bahkan berpengaruh
langsung kepada rakyat Indonesia.
Krisis ekonomi di Indonesia yang diawali dengan stok hutang luar negeri
swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek telah menciptakan
kondisi "ketidakstabilan ekonomi dan kelemahan dalam sistem perbankan di
Indonesia. Dan yang menjadi tugas pemerintah saat ini dan ke depan adalah
bagaimana penegakkan peraturan-peraturan tersebut. Perekonomia Indonesia
yang telah kebih baik masih harus mengurangi beban ekonomi rakyat dan
penganguran demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, khususnya
ekonomi pada pemberdayaan ekonomi rakyat dan daerah.
B. Saran
Saran kami adalah masih diperlukan pembenahan manajemen pembangunan
dan pemerintahan. Jika ekonomi Indonesia mengalami satu kerapuhan struktur
jangan hanya difokuskan pada satu sisi permasalahan tersebut saja, pemerintah
lebih baik meninjau permasalahannya lebih dalam lagi. Pemerintah harus lebih
mengawasi sistem perekonomian agar sehat dan jauh dari krisis. Juga
memperhatikan laju tingkat pertumbuhan ekonomi. Sehingga, dengan lebih
teraturnya sistem ekonomi Indonesia, kondisi ekonomi yang sehat dapat lebih
mensejahterakan dan memakmurkan masyarakat Indonesia terutama kaum
miskin.Untuk mengantisipasi krisis ekonomi bukan hanya semata-mata tugas
pemerintah namun menjadi tugas bersama untuk saling bahu membahu dalam
mengatasi krisis antara pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Tambunan, Tulus. "Krisis Ekonomi Indonesia." BUKU DOSEN-2011 (2012).
http://milarosalinasiregar.blogspot.com/2015/04/krisis-ekonomi.html?m=1