Anda di halaman 1dari 12

Makalah Pengantar Manajemen

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

Nama : Nofriansyah

NIM : 22120021

Prodi : Akuntansi

Kelas : A1M21
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat pertolongan dan rahmat-Nya
saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perkembangan Teori Manajemen”.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ilmu Manajemen serta teori-teori manajemen. Saya juga
menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah
saya buat di masa yang akan datang, mengingat kritik dan saran nantinya akan membuat lebih
baik kedepannya.
Semoga makalah yang ini dapat dipahami dan berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB 2 PEMBAHASAN 2
A. Ilmu Dan Teori Manajemen 2
B. Awal Penerapan Teori Manajemen 3
C. Perkembangan Teori Manajemen 3
1. Periode I (Manajemen Pra Ilmiah) 3
2. Periode II (Teori Klasik) 4
3. Periode III (Aliran Manajemen Modern) 6
BAB 3 PENUTUP 8
A. Kesimpulan 8
Daftar Pustaka 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku
usaha berkecimpung memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam
sejarah perkembangan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik
melaksanakan usah terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari
kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep manajemen
berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu pula.
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar
konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan
supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan
sebagai administrator dalam mengemban misi atasan, sebagai manajer dalam memadukan
sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses
belajar mengajar (Pidarta: 1988).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
 Ilmu dan Teori Manajemen
 Awal Penerapan Teori Manajemen
 Perkembangan Teori Manajemen

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Ilmu Dan Teori Manajemen

Pengertian manajemen sebagai ilmu dikarenakan manajemen merupakan sebuah


pengetahuan yang telah disusun secara teratur dan mencoba memecahkan kendala yang
berhubungan dengan sebab-akibat sehingga menjadi tabiat ilmu. Manajemen berhubungan
erat dengan ilmu-ilmu lainnya seperti pemasaran, keuangan, matematika dan lain-lain. Ilmu-
ilmu tersebut digunakan mengatasi sebuah kendala di dalam manajemen.
Manajemen sebagai praktik diakui sebagai suatu seni. Tetapi untuk menjalankan
praktik yang baik diperlukan pengetahuan dan keterampilan manajemen. Sehingga
manajemen dikatakan juga sebagai sains dan seni.
Dari sudut pandang filsafat ilmu pengetahuan, disebut “ILMU” apabila memiliki 3
aspek, yaitu:
• Ontologi yaitu ada objek yang dipelajari yaitu objek manajemen adalah kegiatan
manajerial atau kerjasama keorganisasian
• Epistimologi yaitu ada metode yang digunakan mempelajari objek. Pendekatan digunakan
mempelajari kegiatan manajerial / kerjasama keorganisasian sebagai objek manajemen
seperti pendekatan fungsional, pendekatan perilaku, pendekatan system, pendekatan
kontijensi
• Aksiologi yaitu ada manfaat& kegunaan mempelajari objek yaitu terwujudnya efektivitas
dan efisiensi pencapaian tujuan yang tidak lain adalah efisiensi dan efektivitas
organisasional
Teori merupakan simplikasi dari realita, memperkenalkan variable dan hubungan antar
variable. Berfungsi untuk mendiskripsi, menjelaskan, meramalkan, mengarahkan,
mengkonseptualisasikan fenomena yang ditangkap oleh indera manusia. Dalam teori
manajemen fenomena utama yang menjadi perhatian adalah “usaha untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien bersama dengan atau melalui orang lain. Oleh karena itu, orang
yang terlibat dalam praktik-pratik manajemen atau mencapai tujuan bersama dengan atau
melalui orang lain perlu mempelajari dan memahami teori manajemen.

2
B. Awal Penerapan Teori Manajemen

Sesungguhnya manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah
Piramida di Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman
dulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan
tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir
dapat menjadi decak kagum masyarakat di seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah
dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan
Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan
kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah
melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut
sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga
Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang
sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat
bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad
19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara
keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen
seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang
menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja.
Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara
mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya
pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas
dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).

C. Perkembangan Teori Manajemen

Dalam hal perkembangannya teori manajemen terdiri dari 3 (tiga) periode, yaitu sebagai
berikut :
1. Periode I (Manajemen Pra Ilmiah)

Pemikiran awal manajemen, menurut Daniel Wren, terjadi sebelum abad 20. Pada
waktu itu ada 2 (dua) peristiwa penting.

3
 Peristiwa Pertama : Buku Adam Smith
Tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan doktrin ekonomimklasik “The
Wealth of Nation” yang dalam buku yang ia terbitkan mengemukakan tentang
keunggulan ekonomis yang didapat oleh organisasi atas pembagian kerja.
Pembagian kerja atau division of labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai
perincian pekerjaan-pekerjaan kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang.
Dengan meneliti sebuah industri pabrik peniti sebagai penelitian, Adam Smith
mengungkapkan bahwa dengan 10 orang menjalankan tugas khusus perusahaan bisa
memproduksi sekitar 48 ribu peniti dalam sehari. Namun apabila tiap orang bekerja
sendiri menyelesaikan pada tiap-tiap bagian pekerjaan, menghasilkan 10 peniti saja
sehari sudah cukup bagus.
Adam Smith berkesimpulan bahwa suatu pembagian kerja bisa meningkatkan
tingkat produktifitas dengan menghemat waktu, meningkatkan keterampilan para
pekerja dan menciptakan mesin serta penemuan lain yang bisa menghemat tenaga
kerja.
 Peristiwa Kedua : Revolusi Industri di inggris

Akibat kejadian ini kala itu membuat para manajer kala itu memerlukan teoriyang
bisa membantu dalam meramalkan permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan
tugas-tugas untuk bawahan, mengarahkan aktivitas sehari-hari dan yang lainnya
sehingga menyebabkan ilmu manajemen kemudian mulai dikembangkan oleh ahli.

2. Periode II (Teori Klasik)


Robert Owen dengan idenya manusia adalah asset penting, perlu diperbaiki kondisi
kerjanya atau kehidupan pekerja.
Adapun Chales Babbage idenya efisiensi dan produksi melalui:
• Pembagian kerja melalui spesialisasi
• Setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan sesuai operasi pabrik
• Mengembangkan program-program permainan
• Menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan
dan pemilik pabrik
• Merencanakan skema pembagian keuntungan
Apa yang telah dikenalkan oleh Owen dan Babbage pada akhir abad 19 memberikan
kontribusi yang berharga bagi para praktisi manajemen bahwa organisasi bisnis perlu dikelola

4
secara benar, terutama jika organisasi tersebut berskala besar dan melibatkan banyak sekali
orang dan sumber daya yang harus dikelola. Kontribusi Owen dan Babbage seolah telah
membukakan mata para praktisi bisnis pada saat itu bagaimana seharusnya bisnis dijalankan.
Bermunculan pula setelah itu berbagai teori-teori dalam ilmu manajemen.
Perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktik yang dilandasi konsep teori
adalah sebagai berikut:
a. Teori Manajemen Ilmiah
Frederick W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian Gillberth
adalah tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilmiah. Mereka memikirkan suatu cara
meningkatkan produktivitas dengan menangani kondisi kekurangan tenaga terampil melalui
efisiensi para pekerja.
Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “scientific
management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah
pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi.
Empat prinsip dasar yang dikembangkan Taylor adalah :
 Pengembangan metode ilimah alam manajemen agar suatu perkejaan dapat ditentukan
metode pencapaian tujuannya secara maksimal.
 Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberika tugas dan tanggung
jawab sesuai keahlian.
 Pendidikan dan pengembangan karyawan.
 Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan.

b. Teori Organisasi Klasik


Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional dikenal dengan julukan
Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et
Generale (Administrasi Industri dan Umum) Fayol membagi aktifivtas-aktivitas industrial
dalam enam klompok yaitu teknikal, komersial, financial, keamanan, kepastian, akunting dan
manajerial. Ia adalah perumus empat belas prinsip manajemen yaitu:
1) Pembagian kerja
2) Wewenang
3) Disiplin
4) Kesatuan perintah
5) Kesatuan pengarahan
6) Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum

5
7) Balas jasa/imbalan
8) Sentralisasi
9) Rantai scalr/khirarki
10) Order/susunan
11) Keadilan
12) Stabilitas staf organisasi
13) Inisiatif
14) Esprit de corps (semangat korps)
Fayol percaya bahwa melalui penguasaan keterampilan dan prinsip dasar manajemen
orang yang mendalaminya dapat menjadi manajer yang baik.

3. Periode III (Aliran Manajemen Modern)


a. Aliran Perilaku
Elton Mayo dan F.J. Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku manusia dalam
bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorner milik perusahaan Western Electric dengan
temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan memiliki pengaruh besar
terhadap produktivitas.
McGregor memandang perlu adanya perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi
diri karyawan dengan menjunjukan dua kategori manusia yaitu manusia X dan manjusia Y
atau lebih dikenal dengan teori X dan teori Y. Manusia tipe X adalah manusia yang harus
selalu diawasasi agar mau melakukan usaha dalam pekerjaan mereka. Sedangkan manusia Y
sebaliknya, ia bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri tanpa
ada pengawasan sekalipun.
Aliran perilaku organisasi menganut prinsip bahwa:
 Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian.
 Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan
organisasi.
 Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan,
prosedur dan prinsip).

b. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-

6
komponen/bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu
kesatuan utuh yang saling terkait, terikat, mempengaruhi, membutuhkan, dan menentukan.
Oleh karena itu harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap
komponen-komponen lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak system berarti tidak
memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.

c. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori
manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Tidak
seluruh metode manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak
selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalanya pemecahan yang
efektif melalui pendekatan kauantitatif. Itu semua sangat tergantung pada karakteristik
situasi yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai.

7
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemikiran awal manajemen, menurut Daniel Wren, terjadi sebelum abad 20. Pada
waktu itu ada 2 (dua) peristiwa penting yaitu buku Adam Smith dan Revolusi Industri.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad
19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara
keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen
seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang
menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja.
Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara
mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya
pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas
dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).
Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran
manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah
menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen
secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola
organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip
dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif . perkembangan yang memberikan
fokus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik
yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku
baik pada perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori
neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif
yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan
dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun
saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan
antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan
lingkungan yang dihadapai.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://s2.universitassuryadarma.ac.id/2019/O6/13/4-fase-sejarah-manajemen(diakses pada
20 Maret 2022)
https://www.academia.edu(diakses pada 20 Maret 2022)
https://id.scribd.com(diakses pada 20 Maret 2022)

Anda mungkin juga menyukai