Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN TEORI MANEJEMEN

Dosen Pengampu : Dr.Jalaluddin Rum, SE., SH., M. Si.

Disusun Oleh : Kelompok 1

Hasriyandi (2023050103074)

Andi Rianti (2023050103075)

Cenna Nurul Hasjum (2023050103099)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) KENDARI

2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kitapanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu.

Dalam kesempatan kali ini kami mengucapkan terimma kasih kepada pengajar mata
kuliah Pengantar manajemen bapak (Dr.Jalaluddin Rum, SE., SH., M. Si.) sehingga kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perkembangan teori
manajemen”.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
sebagai pegangan dalam mempelajari materitentang teori teori mamajemen dan juga aliran
manajemen. Juga merupakan harapan kami dengan adanya makalah ini, akan mempermudah
semua pihak dalam proses perkuliahan pada mata kuliah Pengantar manajemen .

Kita adalah manusia biasa yang banyak kekurangan dan banyak melakukan dosa.
Sebagaimana dalam sebuah hadis, Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

‫“ ُكُّل َبِني آَدَم َخ َّطاٌء َوَخ ْي ُر اْلَخ َّط اِئيَن الَّتَّواُب وَن‬Semua anak Adam melakukan kesalahan dan
sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
ad-Darimi)

Kendari, 16 September 2023

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teori Manajemen .................................................................2


B. Teori Manajemen Ilmiah ...............................................................................3
C. Teori Manajemen Klasik ...............................................................................4
D. Teori Organisasi Klasik .................................................................................5
E. Aliran Manajemen Manusiawi ......................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................10
B. Saran .............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Saat ini ilmu manajemen mengalami perkembangan yang sangat cepat. Kita
menyadari bahwa ilmu manajemen sangat dibutuhkan di berbagai bidang. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman tentang teori-teori atau cara dalam
memecahkan masalah maupun menghadapi situasi tertentu. Oleh karena itu, makalah
ini berisi tentang perkembangan teori manajemen dari masa ke masa. Akibat dari
perkembangan tersebut, para ahli melakukan studi analisis sehingga menimbulkan
teori-teori manajemen yang diklasifikasikan menjadi beberapa aliran. Dalam
perkembanganya ilmu manajemen memiliki tiga jenis aliran pemikiran yaitu: Aliran
Klasik : Manajemen Ilmiah dan Klasik Aliran Hubungan Manusiawi ( Neoklasik )
Aliran Manajemen Modern :Perilaku Organisasi dan Aliran Kuantitatif.
Selain jenis-jenis aliran pemikiran, juga akan dibahas dua pendekatan yang
digunakan untuk mengintegrasikan tiga jenis aliran yang ada yaitu : Pendekatan
Sistem dan Pendekatan Kontingen (Contingency Approach).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teori manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen klasik?
3. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen neoklasik?
4. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen modern?
5. Apa yang dimaksud pendekatan sistem dan pendekatan kontingen?
6. Bagaimana perkembangan teori manajemen di masa mendatang?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan tugas dari
mata kuliah Pengantar Manajemen agar kita memahami tentang Perkembangan Teori
Manajemen.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teori Manajemen


Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai
dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi
dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang terus
berkembang dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan
produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana
sumber daya manusia yang berada dalam organisasi.
Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara
keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan
teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Dengan
demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun kompleksnya akan
dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific
Management (1911) yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelopok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.
3. Adanya kegiatan proses/ usaha
4. Adanya tujuan Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu
sosial yang mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat
modem. Dimana fenoena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang
membawa perubahan terhadap organisasi. Ada beberapa adalah faktor-faktor yang
dapat mepengaruhi kehidupan suatu organisasi, yaitu :
1. Tekanan pemilik perusahaan
2. Kemajuan teknologi
3. Saingan baru
4. Tuntutan masyarakat

2
5. Kebijaksanaan pemerintah
6. Pengaruh dunia Internasional

Pada kenyataannya manajemen sulit di defenisikan karena tidak ada defenisi


manajemen yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan
manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini
mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan
orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen
memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada
itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten
oleh semua orang.

B. Teori Manajemen Ilmiah

Pada tahun 1909, seorang mechanical engineer yang bernama Frederick


Winslow Taylor mengemukakan idenya dalam sebuah ide yang ia rangkum dalam
karya berjudul The Principles of Scientific Management. Dalam karya tersebut,
Taylor menyatakan, dengan membuat seseorang bekerja sekeras mungkin yang ia
bisa, tidak lantas dapat mengoptimalkan kinerja yang telah dilakukan. Oleh
karenanya, konsultan manajemen pertama dalam sejarah tersebut mengemukakan
empat prinsip manajemen. Empat prinsip tersebut dikenal dengan Frederick Taylor’s
four principles of Scientific Management, yang isinya:

1. Kembangkan Ilmu di Dalam Setiap Elemen Pekerjaan

Untuk memulai pembahasan teori manajemen di poin ini, perlu diketahui


bahwa Taylor tidak berusaha untuk memaksa pekerja dengan menentukan
sebarapa banyak pekerjaan maksimum yang dapat dilakukan seorang pekerja
dalam waktu tertentu. Sebaliknya, untuk mengembangkan sains atau ilmu dalam
pekerjaan tersebut, Taylor lebih menyukai untuk mengetahui kapan seseorang
dapat melakukan pekerjaan terbaik mereka, tahun demi tahun, dan seterusnya.
Pada prakteknya, teori manajemen yang ia usung mengharuskan manajemen
melakukan tiga hal penting. Ketiga hal tersebut adalah mengumpulkan data
objektif tentang pekerjaan, melakukan eksperimen, dan melakukan standarisasi
kebijakan dan prosedur berdasarkan eksperimen.

2. Seleksi, Latih, Ajar, dan Kembangkan para Pekerja Secara Ilmiah

Taylor lebih suka untuk melibatkan sains dalam manajemen. Hal ini tampak
dari caranya memanajemen sumber daya manusia. Taylor menyeleksi orang-
orang tertentu untuk pekerjaan tertentu. Sehingga para pekerja ditempatkan di
posisi yang mereka bisa mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Setelah lolos
seleksi, para pekerja akan dilatih dan diajarkan bagaimana bisa menjadi lebih ahli
di bidang mereka masing-masing. Setelah menjadi ahli, para pekerja bisa
dikembangkan agar lebih produktif.

3
3. Bekerja Sama dengan Pekerja

Taylor mengungkapkan dalam teori manajemennya, penting bagi perusahaan


untuk menjalin kerja sama yang baik dengan para pekerjanya. Hal tersebut
dirangkum dalam empat poin, yakni melibatkan mereka dalam pengembangan
ilmu tentang pekerja, para pekerja harus saling belajar dan mengajari, saling
menjaga dan menata alat dengan urutan yang sempurna, dan mencatat kinerja
pekerja.

4. Bagi Tugas dan Tanggung Jawab

Teori manajemen Taylor menjelaskan pentingnya pembagian tugas dan


tanggung jawab daIam sebuah pekerjaan. Pada banyak kasus, seseorang pekerja
perlu diproyeksikan secara jelas dia akan dipekerjakan di bagian apa dan
mengeksekusi apa.

C. Teori Manejemen Klasik

Teori manajemen klasik berasumsi bahwa para pekerja atau manusia


sifatnya rasional,berfikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Awal
sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris padaabad
18.para pemikir tersebut rnem berikan perhatian terhadap masalah-masalah
manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat.
para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, dan lainnya.

1. Robert Owen (1771 - 1858)

Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek


memperkerjakananak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam perhari.
Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan
adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi
industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen
meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak-
anak, mengurangi jam kerjakaryawan, menyediakan makanan bagi karyawan
pabrik, mendirikan toko-tokountuk menjual keperluan hidup karyawan dengan
harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan
tinggal, dengan mem bangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga
lingkungan hidup dan pabrik menjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak
Personal Manajemen Modem ".

Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya,


investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain
mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk
meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing secara
terbuka.

4
2. Charles Babbage (1792 - 1871)

Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik pada
usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan
prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan
biaya. Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan
spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga
pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dikendalikan dengan alat kalkulator.

Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang


disebut "rnesin penambah dan pengurang (DifferenceMachine)",
Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkem
bangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus
memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya mendapatkan hasil yang
sebaik-baiknya.

D. Teori Organisasi Klasik

Istilah klasik dalam pengertian yang umum seringkali diartikan sebagai


sesuatu yang secara tradisional telah diterima atau sesuatu yang telah sejak lama
cukup mapan. Jika istilah ini dikaitkan dengan teori organisasi maka artinya kurang
lebih adalah sebutan untuk suatu pemikiran tentang fenomena organisasi yang telah
sejak lama mapan atau telah menjadi tradisi yang diterima dalam kajian tentang
fenomena organisasi. Kesulitan yang ditemui jika istilah klasik diartikan seperti itu
adalah sukarnya menemukan titik awal dari kajian tentang fenomena organisasi,
mengingat sudah sejak sangat lama kajian tentang organisasi ini telah dilakukan,
baik oleh para pemikir maupun para filsuf besar pada masa-masa silam. tersentralisasi
dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang
kaku tidak mengandung kreatifitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini
menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-
ganti sesuai kehendak pemimpin. Definisi Organisasi menurut Teori Klasik: Organisasi
merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan- kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori organisasi klasik berkembang dengan dilatarbelakangi adanya revolusi


industri yang berkembang pesat di benua eropa sejak mulai ditemukannya mesin uap oleh
James Watt pada awal tahun 1800-an. Penemuan ini memicu munculnya industry-industri
besar yang menampung banyak pekerja sehingga dibutuhkan adanya suatu metode
pembagian kerja yang didasarkan pada kemampuan, kapasitas dan kompetensi dari pekerja,
sehingga munculnya spesialisasi. Teori organisasi klasik memiliki asumsi bahwa organisasi
selalu memiliki susunan yang rasional dan logis, baik secara ekonomis maupun pencapaian
efisiensi. Dengan kata lain, bagi teori organisasi klasik rasionalitas, efisiensi dan keuntungan
ekonomis adalah tujuan organisasi. Sejalan dengan tujuan yang demikian, manusia juga
diasumsikan bertingkah laku atau bertindak secara rasional pula. Jika manusia dipandang
sebagai mahluk yang rasional maka maka akan mudah bagi pihak manajemen untuk
mencapai kepentingan -kepentingannya, terutama peningkatan produktifitas melalui
peningkatan upah dan insentif bagi pihak pekerja.

5
Teori Organisasi Klasik memusatkan perhatiannya pada penciptaan suatu himpunan
teknik-teknik yang rasional, yang diperlukan dalam mengembangkan baik struktur maupun
proses dan juga mengarahkan suatu bentuk koordinasi yang mampu mengintegrasikan
hubungan-hubungan antara bagian dari suatu organisasi. Teori Klasik sangat meyakini
bahwa jika teknik dan pendekatan yang rasional dapat diwujudkan maka organisasi akan
dapat berjalan lebih baik dalam pencapaian tujuan.

Pusat perhatian utama bagi para pemikir teori organisasi klasik ini adalah
organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis. Hal ini dapat dipahami karena organisasi
yang bergerak dalam bidang bisnis itu, selain mudah dipelajari juga mengharuskan adanya
proses dan struktur yang rasional untuk mencapai efisiensi. suatu ciri yang selalu terlekat
pada organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis.

Teori Organisasi Klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat


unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:

1. Sistem kegiatan yang terkoordinasi b. Kelompok orang

2. Kerjasama

3. Kekuasaan dan Kepemimpinan

Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat
kondisi pokok: Kekuasaan, Saling melayani, Doktrin, Disiplin. Melalui asumsi-asumsi
tersebut maka yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:

1. Pembagian kerja (untuk koordinasi);

2. Proses Skalar dan Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal);

3. Struktur (hubungan antar kegiatan);

4. Rentang Kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

Teori ini biasa disebut dengan “Teori Tradisional” atau disebut juga “Teori Mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah
lembaga yang

E. Aliran Manajemen Manusiawi

Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi pada hakikatnya adalah
sumber daya manusia. Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena
terlihat kurang mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan
keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat
dengan mudah dipahami prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu
para manajer perlu dibantu dalam menghadapi bawahannya, melalui sosiologi dan
psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu :

6
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916)

Hugo Munsterberg merupakan Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya


yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-
tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya.
Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", memberikan 3 cara untuk
meningkatkan produktivitas :

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang


pekerjaan yang akan dikerjakannya.

b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis


untuk memaksim lkan produktivitas.

c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling


tepat dalam mendorong karyawan.

2. Elton Mayo (1880 -1949)

Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan


yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan bawahan sehingga mereka
secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta sem ngat
dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor
sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal
yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah dorongan
yang menyebabkan membaiknya produktivitas.

Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena


sikap yang dimiliki karyawan yang merasa manajer ataupun atasannya
memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal
dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh
kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar
pengaruhnya terhadap produktivitas.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin


pentingnya "people management skillsl” daripada "engineering atau technicall
skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek manajemn lebih
penting daripada manajemen atas dasar kemampuan perseorangan (individu),
Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan
oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks,
karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya
yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan
karyawan manajemen dan lain-lain.

3. William Ouchi (1981)

7
William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet
The Japanese Challenge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981
untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang.Teori
beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.

Teori Z menekankan perkembangan hubungan kepercayaan (trust


relationship) antara pemimpin dan yang dipimpin. Penekanan itu didasarkan pada
asumsi bahwa motivasi orang pertama-tama bersifat internal. Namun, perasaan-
perasaan itu harus diperkuat oleh komitmen jelas terhadap karyawan dari pihak
majikan atau pimpinan. Teori Z melihat pengambilan keputusan kolektif dan
tanggung jawab kelompok memberikan dukungan sosial yang diperlukan bagi
tercapainya kinerja puncak. Hal itu terjadi lewat penciptaan rasa aman, yang
memungkinkan para karyawan membangkitkan ide-ide baru tanpa takut ditolak
atau takut gagal.

Secara keseluruhan dan utuh teori Z diwujudkan dalam tujuh prinsip, yaitu :

1. Life Time Employment (Pekerjaan Seumur Hidup)

Di dalam hal bekerja, orang Jepang cenderung untuk bekerja seumur hidup
pada sebuah perusahaan saja dan tidak pernah berpikir untuk pindah apabila
tidak ada sebab-sebab yang luar biasa. Sebaliknya orang Amerika terkesan
merasa malu apabila dia tidak berpindah-pindah ke perusahaan-perusahaan lain
dengan kedudukan yang lebih tinggi (better achievement). Dari pihak perusahaan
Jepang sendiri tidak akan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan (PHK)
apabila karyawan tidak sengaja berbuat kriminal, anarkis, atau amoral.
Perusahaan Jepang dalam keadaan bermasalah lebih suka menurunkan upah
daripada mem- PHK karyawan. Pada perusahaan Amerika adalah lebih lazim
untuk melakukan lay-off , apabila perusahaan tidak bisa beroperasi penuh. Jadi
berorientasi jangka pendek.

2. Slow Promotion and Evaluation (Promosi yang lamban dan proses evaluasi)

Karena karyawan Jepang cenderung bekerja sampai pensiun dalam sebuah


perusahaan maka mereka menjalani promosi perlahan-lahan. Dalam waktu kerja
10 tahun pertama, biasanya karyawana Jepang belum mempunyai ”pangkat”
apapun, dalam masa tersebut terjadi kenaikan gaji dari waktu ke waktu yang
tidak didasarkan pada ”prestasi individual” tetapi lebih berdasarkan para rumus
rata-rata seluruh karyawan. Sebaliknya karyawan Amerika merasa terlambat
dipromosikan maka mereka segera mencari perusahaan lain yang dapat memberi
gaji dan pangkat lebih tinggi. Bagi orang Amerika, kesetiaan pada profesi lebih
penting daripada kesetiaan pada perusahaan.

3. Non Specialized Career Path (Tidak spesialisasi dan jalur karir luas)

8
Dalam manajemen Jepang, karyawan tidak akan menempuh satu jalur karir
dengan spesialisasi pada bidang tertentu saja. Yang lebih sering terjadi adalah job
rotation pada jabatan yang tingkatnya sama. Selain itu karena kebanyakan dari
mereka sudah pernah bertugas pada berbegai departemen, maka mereka saling
mengetahui kesulitan atau masalah-masalah dalam masing-masing departemen,
sehingga hal ini sangat membantu mereka dalam hal melakukan diskusi antar
departemen.

Sebaliknya dalam manajemen Amerika, jalur karir boleh dikatakan sangat


sempit. Spesialisasi sangat diutamakan dalam career planning. Seorang salesman,
misalnya, dalam karirnya ia akan bermuara pada jabatan sales manajer atau
marketing manajer. Seorang karyawan accounting pada akhirnya akan
menduduki karir sebagai financial manajer.

4. Concencual (Collective) Decision Making (Pengambilan Keputusan Bersama)

Banyak yang menilai bahwa orang Jepang terlalu lama dalam pengambilan
suatu keputusan karena setiap keputusan harus dirundingkan dahulu secara
selektif. Tetapi sekali keputusan itu diambil semua staf atau karyawan akan
mendukung dan menerima secara kompak ( acceptance ).

Pada perusahaan Amerika, keputusan biasanya dibuat dengan cepat tetapi


biasanya justru akan menemui kesulitan dalam pelaksanaannya sebab tidak
semua staf dan karyawan mengerti dengan benar apa ”rationale” ( fundamental
reason ) di balik keputusan itu. Pada dasarnya bila seseorang merasa
diikutsertakan dalam proses pengambilan suatu keputusan maka ia akan
mendukung sepenuh hati pelaksanaannya.

5. Colective Responsibility (Tanggung Jawab Bersama)

Orang Jepang menekankan pentingnya tanggungjawab kelompok sedangkan


orang Amerika lebih menekankan pada tanggung jawab pribadi daripada
pencapaian target kelompok (Super tim VS Super star).

6. Implicit Control Mechanism (Mekanisme Pengawasan Melekat)

Sistem control dalam manajemen Jepang lebih bersifat “melekat” sedangkan


di Amerika cenderung untuk menyuratkan segala macam kontrol dengan rinci
dan tertulis. Dengan sistem kontrol yang melekat, memberi peluang bagi tiap
karyawan untuk juga mengontrol dirinya sendiri.

7. Wholistic Concern (Perhatian Menyeluruh Pada Karyawan)

Manajemen Jepang memandang karyawannya sebagai manusia seutuhnya,


sedangkan manajemen Amerika memandang karyawan dalam batas ikatan
formalnya saja. Untuk melaksanaan kebijakan wholistic concern, dibentuk
9
paguyuban-paguyuban yang memungkinkan atasan dan bawahan beserta
keluarganya bertemu di luar tugas formal dimana masalah-masalah kesejahteraan
keluarga karyawan dapat dibicarakan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik
dengan pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori manajemen klasik dari
Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik
untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori
manajemenklasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang
kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan
ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif.
Perkembangan yang memberi fokus sangat berbeda dari teori manajemen
klasik disebut teori manajemen neoklasik (Aliran manajemen manusiawi) yang
ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada
perilaku, baik perilaku manusia maupun perilaku organisasi.
Manajemen yang baik menurut teori neo klasik (Aliran manajemen
manusiawi) ini adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf
secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis
maupun psikologis.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem
yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen
yang saling berkaitan. namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada
pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku
dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang
dihadapai.

B. Saran
Berdasarkan materi makalah pengantar Manajemen di atas, maka ada
empat unsur pokok yang kami sarankan agar teman-teman sekalian
memeperhatikan pembahasan tersebut. Karena teori manajemen merupakan
sumber dari ilmu tentang manajemen itu sendiri.
Maka dari itu kami mengharapkan saran dan keritik dari teman-teman
sekalian. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, Mohon maaf apabila
ada kesalahan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M. (2015). Konsep dasar dan perkembangan teori manajemen. M. Hanafi,


Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Dalimunthe, R. F., & SE, M. (2003). Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen. Sejarah
Perkembangan Ilmu Manajemen.

Wahyuningsih, D. D. (2017). Teori Managemen Dalam Bimbingan Dan Konseling:


Klasik, Neo-Klasik Dan Modern. Jurnal Ilmiah Konseling, 17(2).

https://www.gramedia.com/literasi/teori-manajemen/

11
12

Anda mungkin juga menyukai