Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR MANAJEMEN
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANAJEMEN
Diajukan untuk memenuhi tugas makalah pengantar manajemen yang diampu oleh:
Ibu RIRIN AGUSTIN

Disusun oleh:
1.Ahmad Fauzi
2.Enjelyka Okta Viana
3. Aulia Hilmi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
PERGURUAN TINGGI INSTITUT MASTER
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah Swt.
Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
pengantar manajemen. Dengan judul “ perkembangan pemikiran
manajemen ”.

Sekaligus kami menyampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya


untuk ibu, selaku dosen mata kuliah pengantar manajemen. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulusmemberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Untuk itu, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaatdan pelajaran dari makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah...............................................................................................
B. Rumusan masalah.......................................................................................................
C. Tujuan penulis..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Paham manajemen dan administrasi.........................................................................
B. Pionir-pionir manajemen.............................................................................................
C. Evolusi pemikiran manajemen....................................................................................
D. Pemikiran klasik komtenporer....................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................................................
B. Kritik dan saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Telah diketahui bahwa manajemen terus berkembang hingga saat ini. Ilmu
manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan manajer.
Manajemen adalah suatu bentuk praktik yang pernah dilakukan oleh beberapa
organisasi di masa lampau ( tepatnya pada era prasejarah ) tetapi memiliki suatu
disiplin akademik baru. Sejak itu, pengetahuan tentang manajemen tumbuh dan
berkembang secara pesat dan cepat.
Pertumbuhan pengetahuan manajemen berkembang secara tidak berurutan
yang didasarkan pada fokus tertentu. Karena, pengetahuan manajemen datang dari
aneka ragam latar belakang akademis yang berbeda, sehingga memunculkan
bermacam prespektif teoritis, dan tidak ada teori manajemen yang berlaku umum,
karena pengetahuan manajemen berisikan beberapa persaingan dengan berbagai
prespektif yang bersifat parsial teoritis. Pada makalah ini, akan menjelaskan
tentang faham/ aliran manajemen dan administrasi,pionir -pionir manajemen, evolusi
pemikiran manajemen dan pemikiran klasik komtemporer.
Tinjauan ini diharapkan agar dapat memudahkan pembaca  untuk mengetahui
dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan pemikiran manajemen
guna memahami disiplin manajemen.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa saja faham/ aliran manajemen dan administrasi ?
2. Siapakah pionir – pionir manajemen ?
3. Apasaja fase evolusi pemikiran manajemen?
4. Apakah pemikiran klasik kontemporer?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Faham/ Aliran Manajemen dan Administrasi

Teori dan prinsip manajemen memberikan kemudahan dalam menentukan hal-


hal yang harus dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi seorang manajer, yaitu
orang yang menjalankan fungsi manajemen. Manajer dalam mengelola otoritasnya
tanpa menggunakan teori dan prinsip, aktivitas berjalan hanyalah firasat dan harapan
sehingga hasilnya tidak akan memberikan kepuasan kepada berbagai pihak.
Ellen A. Benowitz, seperti halnya Stephen P. Robbins, melakukan pemetaan atas
perkembangan pemikiran manajemen. Benowitz membaginya ke dalam 5 kategori
perkembangan pemikiran yaitu: (1) Classical School of Management (Aliran Manajemen
Klasik), (2) Behavioral Management Theory (Teori Manajemen Perilaku),
(3) Quantitative School of Management (Aliran Manajemen Kuantitatif), (4) Contingency
School of Management (Aliran Manajemen Kontijensi), dan (5) Quality School of
Management (Aliran Manajemen Kualitatif). Masing-masing tahap perkembangan
pemikiran tersebut masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-sub pemikiran seputar
manajemen.[1]

a.       Aliran Manajemen Klasik


Teori manajemen klasik terbentuk sebagai upaya menemukan cara terbaik untuk
memanajemen dan mengerjakan pekerjaan. Aliran Manajemen Klasik (Classical School
of Management) terdiri atas dua cabang: Aliran Saintifik Klasik dan Aliran Administrasi
Klasik.
1)      Aliran Saintifik Klasik (Classical Scientific School)
Aliran ini muncul akibat adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan
efisiensi. Penekanannya pada bagaimana menemukan cara terbaik untuk
menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan dengan cara menguji bagaimana
sesungguhnya proses kerja dilakukan serta keahlian apa yang dibutuhkan oleh pekerja
dalam proses kerja tersebut. Dan tokoh-tokoh yang berperan  didalamnya adalah
Frederick Taylor, Henry Gantt, Frank dan Lillian Gilbreth.
2)      Aliran Administrasi Klasik (Classical Administrative School)
Aliran Administrasi Klasik ini berkonsentrasi pada organisasi secara keseluruhan.
Penekanannya lebih pada bagaimana menciptakan prinsip-prinsip manajerial daripada
cara-cara kerja yang baru. Tokoh-tokoh yang berperan didalamnya adalah Max Weber,
Henri Fayol, Mary Parker Follett, dan Chester Irving Barnard.[2]
b.      Aliran Manajemen Perilaku
Penekanan pemikiran manajemen pasca aliran klasik ada di seputar interaksi dan
motivasi individu di dalam organisasi. Pemikiran di era aliran manajemen ini
dikembangkan oleh Hugo Munsterberg yang tertuang dalam buku karyanya, Psicology
and Industrial Efficiency (1916). Pemikiran manajemen yang terkandung didalamnya
adalah peranan psikologi dalam meningkatkan produktivitas. Peranan psikologi dalam
manajemen untuk meningkatkan produktivitas organisasi secara efektif, efisien dan
optimal meliputi tiga hal :
1)      Penemuan orang yang memiliki sikap mental yang cocok dengan pekerjaan
2)      Penemuan kondisi psikologis agar hasil yang dicapai memuaskan
3)      Perlu ditemukan cara atau metode yang bisa digunakan untuk mempengaruhi
pekerjaan agar diperoleh hasil yang sebaik-baiknya.[3]
Dalam perkembangannya motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan
sebuah unsur yang vital dalam manajemen. Ia dapat didefinisikan sebagai pembuat
seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat. Sebuah motivasi bagi
seorang manajer adalah tugas untuk menciptakan kondisi-kondisi kerja yang akan
membangkitkan dan memelihara keinginan yang bersemangat.
Selain Hugo Munsterberg, Elton Mayo dan Max Weber termasuk dalam pakar-pakar
yang mengikuti aliran ini.
c.       Aliran Manajemen Kuantitatif
Aliran manajemen kuantitatif adalah hasil dari riset manajemen yang diadakan selama
Perang Dunia II. Pada saat Perang Dunia II, matematikawan, fisikawan, serta ilmuwan
ilmu-ilmu pasti lainnya menggabungkan diri ke dalam bidang kemiliteran untuk melawan
aliansi Jerman, Jepang, dan Italia. Pendekatan kuantitatif atas manajemen melibatkan
penggunaan teknik-teknik kuantitatif matematika seperti statistik, model informasi, dan
simulasi komputer untuk memprediksi proses pembuatan keputusan. Aliran ini memiliki
beberapa cabang.
1)      Manajemen Sains
2)      Manajemen Operasi
3)      Sistem Informasi Manajemen (SIM)
d.      Aliran Manajemen Kontijensi (Situasional)
Aliran ini muncul sebagai hasil riset tahun 1960-an dan 1970-an dan sekaligus
merupakan reaksi penolakan atas aliran saintifik. Riset-riset tersebut fokus pada faktor-
faktor situasional yang mempengaruhi struktur dan gaya kepemimpinan organisasi di
aneka situasi berbeda.
e.       Aliran Manajemen Kualitas (Quality School of Management)
Aliran Manajemen Kualitas adalah konsep menyeluruh
seputar leading dan operating suatu organisasi. Yang dimaksudkan untuk
meningkatkan performa kerja organisasi secara terus-menerus dengan fokus
pada customer. Dengan kata lain, Manajemen Kualitas fokus pada bagaimana cara
mengorganisasi secara total untuk menciptakan pelayanan terbaik pada pelanggan.[4]
Munculnya aliran-aliran tersebut pada perkembangan pemikiran manajemen,
ditandai dengan lahirnya gerakan manajemen ilmiyah yang dipelopori oleh Frederick
Winslow Taylor di Amerika, dan Henri Fayol di Perancis, yang dimulai pada tahun 1886.

B. Pionir-Pionir Manajemen

a.       Frederick Winslow Taylor


Bapak Gerakan Manajemen Ilmiyah, pionir pertama yang mengemukakan idenya
tentang manajemen dengan cara yang serba sistem ( menggunakan manajemen
dengan metode-metode ilmu pengetahuan ).
b.      Henry Fayol
Bapak Teori Administrasi Modern, pengembang pertumbuhan pemikiran manajemen
operasional modern lewat karya tulisnya Administration Industrielle et
Generale ( Administrasi Industri pada Umumnya, 1916 ).
c.       Robert Owen (1771-1858)
Bapak Manajemen Kepegawaian Modern, karena pemikiran manajemen yang
dikembangkan tentang semua hal yang berkenaan dengan kepegawaian. Dan juga
pengembang pemikiran perlunya Sumber Daya Manusia.[9]
d.      Charles Babbage (1792-1871)
Bapak Komputer, karena pemikirannya tentang perlunya pembagian kerja dan
penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi.
e.       Hugo Munsterberg
Bapak Psikologi Industri, karena ia telah mengembangkan pemikiran manajemen yang
terkandung didalamnya adalah peranan psikologi dalam meningkatkan produktivitas.
[10]
f.       James Watt dan M.R. Boulton
Pengembang pemikiran teknik-teknik manajerial dan manajemen kepagawaian.
g.      Gant, Frank B. Gilbert dan Lilian Gilbert
Pakar-pakar pengikut F.W. Taylor yang mengembangkan pemikiran manajemen ilmiah
dengan ilmu pengetahuan.[11]
h.      James D. Money dan Chester Barnard
Pakar ekonomi sebagai pengikut Henry Fayol yang menuangkan pemikiran manajemen
dengan teori sistem.
i.        Max Weber dan Elton Mayo
Pakar yang mengetengahkan hubungan antarumat manusia dan mengemukakan teori
birokrasi, sebagai pengikut Hugo Munsterberg.

C. Evolusi pemikiran manajemen

1 . Aliran Manajemen Ilmiah


Teori Manajemen Ilmiah muncul sebagian dari kebutuhan untuk meningkatkan produksivitas. Di
awal abad kedua puluh, terutama di Amerika Serikat, tenaga kerja terampil terasa amat kurang.
Satu-satunya cara untuk meningkatkan produksivitas adalah menaikkan efesiensi para pekerja.
Oleh karena itu, Frederick W. Taylor, Henry L. Gantt, dan Frank serta Lilian Gillberth
memikirkan prinsip-prinsip utama yang dikenal sebagai teori Manajemen ilmiah.
Frederick W. Taylor (1856-1915) mendasarkan filosofinya pada empat prinsip dasar sebagai
berikut.
1.      Perkembangan manajemen ilmiah yang sebenarnya, jadi metode
terbaik                                                                            untuk melaksanakan setiap tugas
dapat ditentukan.
2.      Seleksi ilmiah para pekerja, sehingga setiap pekerja akan diberi tanggung         jawab
melakukan tugas yang paling cocok dengannya.
3.      Pendidikan dan pengembangan ilmiah para pekerja.
4.      Kerja sama bersahabat dan secara pribadi antara manajemen dan tenaga kerja.
Taylor mempertahankan pendapat bahwa sukses dari prinsip-prinsip ini memerlukan
revolusi mental yang lengkap pada pihak manajemen dan tenaga kerja. Taylor percaya
bahwa manajemen dan tenaga kerja mempunyai kepentingan bersama dalam meningkatkan
produktivitas.
         Kontribusi dari Teori Manajemen Ilmiah
         Keterbatasan Teori Manajemen Ilmiah

2. Aliran Teori Organisasi Klasik


         Henri Fayol
Henri Fayol (1841-1925) pada umunya diakui sebagai penemu aliran manajemen kliasik, bukan
karena dia adalah orang pertama yang menemukan tingkah laku manajerial, tetapi karena dia
adalah orang pertama yang membuatnya menjadi sistematik.
         Max Weber
Dengan alasan bahwa organisasi apapun yang mempunyai orientasi pada sasaran yang terdiri
dari beberapa ribu individual pasti memerlukan pengendalian peraturan dari semua aktivitasnya
dengan hati-hati, ahli sosiologi jerman, Max Weber (1864-1920) mengembangkan sebuah teori
mengenai manajemen birokrasi yang menekankan pada kebutuhan akan hierarki yang ditetapkan
dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang dengan jelas.
         Mary Parker Follett
Mary Parker Follett (1868-1933) adalah salah seorang yang ikut membangun kerangka kerja
dasar aliran klasik. Akan tetapi, dia memperkenalkan banyak elemen baru, terutama dalam
bidang hubungan manusia dan struktur organisasi. Dalam hal ini, dia memelopori kecenderungan
yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh aliran tingkah laku dan ilmu manajemen yang
muncul kemudian.
         Chester I. Barnard
Chester Barnard (1886-1961), seperti Follett, memperkenalkan beberapa elemen teori klasik
yang selanjutnya dikembangkan dalam aliran yang muncul kemudian. Barnard, yang menjadi
presiden dari New Jersey Bell pada tahun 1927, menggunakan pengalaman kerjanya dan
pengetahuan yang diperolehnya dari membaca di bidang sosiologi dan filosofi untuk
merumuskan teori mengenai organisasi. Menurut Barnard, orang berkumpul bersama dalam
organisasi formal untuk mencapai tujuan yang tidak dapat mereka capai kalau bekerja sendiri.

3. Aliran Tingkah laku: Organisasi adalah Manusia


Aliran tingkah laku muncul sebagian karena pendekatan klasik tidak berhasil mencapai produksi
efisien dan harmoni di tempat kerja yang memadai. Manajer menjadi frustrasi, karena orang
tidak selalu mengikuti pola tingkah laku yang diramalkan atau diharapkan. Jadi terdapat minat
yang semakin besar untuk membantu manajer agar lebih efektif dalam berhubungan dengan “sisi
manusia” dari organisasi mereka. Beberapa orang ahli teori mencoba memperkuat teori
organisasi klasik dengan pemahaman sosiologi dan psikologi.
         Gerakan Hubungan Manusia
Hubungan manusia sering kali digunakan sebagai istilah umum untuk menguraikan cara¬-cara
manajer berinteraksi dengan karyawan mereka.
         Pengalaman Hawthorne
Gerakan hubungan manusia tumbuh dari serangkaian penelitian yang dilaksanakan di Western
Electric Company dari tahun 1924 sampai tahun 1933. Akhirnya ini semua dikenal sebagai
“Penelitian Hawthorne” karena sebagian besar dilaksanakan di pabrik Western Electric Company
di Hawthorne dekat Chicago. Penelitian Hawthorne dimulai sebagai usaha menemukan
hubungan antara tingkat penerangan di tempat kerja dan produktivitas pekerja—tipe pertanyaan
yang mungkin juga telah diajukan oleh Frederick Taylor dan rekan-rekannya.
         Menerapkan Konsep Mutu pada Teori Hubungan Manusia
Penerapan dari teori hubungan manusia ini dapat dilihat dalam lingkungan yang penuh
persaingan sekarang ini. Misalnya, dengan restrukturisasi ekonomi global kompetitif sekarang
ini, banyak perusahaan telah membuat keputusan untuk “merampingkan diri” atau mengurangi
jumlah karyawan dan manajer.
         Dari Hubungan Manusia sampai Pendekatan Ilmiah Tingkah Laku
Mayo dan rekan-rekannya memelopori penggunaan metode ilmiah dalam penelitian mereka
mengenai manusia dalam lingkungan kerja. Para peneliti berikutnya , dilatih lebih baik dalam
ilmu-ilmu sosial (psikologi, sosiologi, dan anthropologi), menggunakan metode penelitian yang
lebih mutakhir dan dikenal sebagai “ilmuwan tingkah laku” dan bukan lagi “ahli teori hubungan
manusia”.
4. Aliran Ilmu Manajemen
Pada awal Perang Dunia II, Inggris amat memerlukan bantuan untuk memecahkan sejumlah
masalah baru dan kompleks selama masa perang. Dengan keberhasilan bertahan hidup sebagai
taruhan, orang Inggris membentuk tim operational research atau OR yang pertama.
5. Perkembangan Mutakhir dalam Teori Manajemen
Teori memberi pengaruh yang sangat kuat. Semakin lama kita menggunakan suatu teori, kita
semakin mengenai dan merasa nyaman dengannya dan semakin kita cenderung tidak mencari
teori alternatif kecuali ada peristiwa yang memaksa kita yang untuk berubah. Hal ini membantu
menerangkan mengapa teori manajemen “modern” benar-benar adalah mosaik kaya dari
berbagai teori yang paling sedikit telah bertahan selama satu abad terakhir.
6. Perkembangan Teori Manajemen jika Dilihat dari Pendekatan Sistem, Pendekatan
Kontingensi, dan Pendekatan Keterlibatan Dinamik
         Pendekatan Sistem
  Beberapa Konsep Kunci
  Subsistem
  Siniergi
  Sistem Terbuka dan Tertutup
  Batas Sistem
  Umpan Balik
         Pendekatan Kontinegensi
Ahli ekonomi terkemuka, Charles Kindleberger senang memberi tahu para mahasiswanya di
MIT bahwa jawaban dari pertanyaan yang benar-benar menarik dalam ekonomi adalah: “Itu
tergantung.” Tugas dari para ahli ekonomi, kata Kindleberger melanjutkan, adalah menentukan
pada apa hal itu tergantung, dan dengan cara seperti apa. “Itu tergantung” juga merupakan
jawaban yang tepat pada pertanyaan penting dalam manajemen.
         Memasuki Era Keterlibatan Dinamik
Semua teori di bagian depan telah kita miliki pada akhir abad kedua puluh dunia organisasi dan
manajemen. Di sini teori-teori tersebut dipraktekkan dengan latar belakang perubahan cepat dan
pemikiran ulang yang mendalam mengenai bagaimana manajemen dan organisasi akan
berevolusi dalam abad mendatang. Di jantung pemikiran ulang ini, yang benar-benar terjadi
dalam sejumlah cara pada saat yang sama, terletak cara-cara baru berpikir mengenai hubungan
dan waktu.
  Lingkungan Organisasi yang Baru
  Etika dan Tanggung Jawab Sosial
  Globalisasi dan Manajemen
  Mendirikan dan Memperbarui Organisasi
  Budaya dan Multibudaya
  Mutu
D. Pemikiran klasik kontemporer

1. Perspektif manajemen klasik, merupakan kelompok manajemen ilmiah atau saintifik


seperti Perusahaan Manufaktur, Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Ritel, dan
Kelompok Manajemen Administrasi. Kontribusi manajemen klasik terletak pada spesialis
pekerjaan, merupakan studi mengenai masa dan beban kerja, menggunakan metode ilmiah
dalam manajemen, dalam manajemen klasik juga dikenal fungsi-fungsi manajemen dan
mempelajari tentang prosedur dan birokrasi. Keterbatasan manajemen klasik yaitu kurang
memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti motif, tujuan, perilaku, dan lain
sebagainya.

2. Perspektif manajemen perilaku, membahas tentang Studi Howthorne, Teori Relasi


Manusia, dan Teori Perilaku Kontemporer. Studi Hownthorne (Elton Mayo), teori perhatian yang
menjelaskan mengenai pekerja akan lebih produktif jika merasa diperhatikan. Teori Relasi
Manusia, yang membahas mengenai Hirarki Kebutuhan. Teori yang terakhir dibahas dalam
perspektif manajemen perilaku adalah teori perilaku kontemporer, yang mengupas mengenai
perhatian pada perilaku pekerjaan yang disebabkan oleh faktor psikologis, sosiologis,
antropologis, dan lain sebagainya.

3. Perspektif manajemen kuantitatif, yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok
Manajemen Manajemen Sains dan kelompok Manajemen Operasi.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan


pemikiran manajemen ilmiah dari F.W. Taylor dan berkembang dengan pemikiran-
pemikiran para pakar pada bidang-bidang tertentu guna mewujudkan metode terbaik
untuk melakukan tugas manajemen. Dan mengembangkan teori pengelolaan organisasi
yang mendasari manajemen yang efektif.
Pada dasarnya manajemen terbentuk atas beberapa faham dan aliran yang
dikembangkan agar mudah dipahami oleh manusia dan dapat dijalankan pada
kehidupan pribadi maupun organisasi.
Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang
dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian yang saling berkaitan, dan memadukan
antar aliran dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang
dihadapi.

B. SARAN
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan, sumber bacaan, serta rujukan.
Sehingga berdampak pada kesempurnaan penyusunan makalah ini. Kalau ditinjau lebih dalam
lagi, isis makalah ini tergolong sangat kurang. Untuk kesempurnaan penyusunan makalah,
penulis sangan berharap kritikan serta saran yang membangun agar dapat menutupi
kekurangan dan keterbatasan penyajian.
DAFTAR PUSTAKA

Frinces, Z. Heflin, Manajemen Konsep Membangun Sukses,  Jogjakarta: Mida Pustaka, 2008

Nasution, M. Nur, Manajemen Perubahan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010

Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005

Terry, George R. dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992

Zuhri, Menejemen (Beberapa Masalah Pokok), Semarang, 1987

http://fairuzhr06.blogspot.co.id/2013/11/teori-manajemen-modern.html

https://prezi.com/8ehytgpyacq4/evolusi-teori-manajemen/

http://setabasri01.blogspot.co.id/2010/12/perkembangan-pemikiran-manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai