Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

Disusun Oleh :

Ajeng Sela Pramesti (1709620048)

Intan Nur Arini (1709620039)

Jabbarani Nur Majiidu (1709620074)

Nabiilah Dwi Kurnia (1709620045)

Program Studi Pendidikan Administrasi Pekantoran

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Jakarta


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengantar Manajemen dengan
pokok bahasan mengenai “Sejarah Perkembangan Teori Manajemen” ini dengan baik.
ucapkan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada Dosen mata kuliah Pengantar
Manajemen Universitas Negeri Jakarta yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan
membimbing kami sampai saat ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi semuanya dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan bagi kami maupun para pembaca. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi kata,
pengejaan maupun materi dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 24 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................................1

BAB II ISI..................................................................................................................................3

2.1. Perkembangan Teori........................................................................................................3

2.2. Teori Manajemen Ilmiah..................................................................................................6

2.3. Teori Manajemen Klasik..................................................................................................7

2.4. Teori Organisasi Klasik..................................................................................................10

2.5. Aliran Manajemen Manusiawi.......................................................................................12

BAB III PENUTUP.................................................................................................................17

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................17

3.2. Saran...............................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam
rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.

Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan (evolusi), teorii
manajemen dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masa
lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap ruang lingkup dan
perkembangan ilmu manajemen. Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan
(evolusi) ilmu manajemen. Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran
sebagai dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi
dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus
dengan berbagai aliran lainnya.

Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi
sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber daya
manusia yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan
memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen yang telah
rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga
manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.
Dengan demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun
kompleksnya akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan teori manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen ilmiah ?
3. Apa yang dimaksud dengan teori manajemen klasik?
4. Apa yang dimaksud dengan teori organisasi klasik ?
5. Apa yang dimaksud dengan aliran manajemen manusiawi ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan perkembangan teori manajemen
2. Menjelaskan teori manajemen ilmiah
3. Menjelaskan teori manajemen klasik
1
4. Menjelaskan teori organisasi klasik
5. Menjelaskan aliran manajemen manusiawi

2
BAB II
ISI

2.1. Perkembangan Teori Manajemen

Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah ini antara lain, F.W. Taylor, Frank dan
LIlian Gilbreth, H. Gantt, dan H. Emerson. Teori manajemen menerangkan metode terbaik
untuk melaksanakan tugas apapun, dan untuk menyeleksi, melatih dan memotivasi pekerja.
Teori manajemen ilmiah ini berkembang pada tahun 1870 hingga 1930. Pada kisaran tahun
1900-1940, muncul teori organisasi klasik.

1) Teori Manajemen
4 alasan mempelajari teori manajemen adalah :
 Teori mengarahkan keputusan manajemen
 Teori membentuk pandangan kita mengenai organisasi
 Teori membuat kita sadar mengenai lingkungan usaha
 Teori merupakan suatu sumber ide baru
2) Teori Manajemen Ilmiah
Salah satu tokoh teori manajemen ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor.
Berdasarkan penelitian dan analisisnya, ditetapkan beberapa prinsip baru yang menggantikan
prinsip lama, yaitu sistem trial and error.

Terdapat tiga makalah yang merupakan hasil pemikiran Taylor tentang teori
manajemen, yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan
Testimony before The Special House Committee. Ketiga makalah tersebut diterbitkan
menjadi sebuah buku dengan judul Scentific Management.

Berdasarkan bukunya, Scientific Management, terdapat empat prinsip yang dirumuskan


Taylor:

1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menggantinya dengan metode ilmu pengetahuan


di setiap kegiatan manajemen;
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu. Langkah selanjutnya adalah
memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja;
3. Pekerja harus menerapkan ilmu pengetahuan di dalam menjalankan pekerjaannya;

3
4. Antara pimpinan dan pekerja harus terdapat kerjasama yang baik.

3) TEORI ORGANISASI KLASIK (1900-1940)


Salah satu tokoh teori organisasi klasik adalah Henry Fayol (1841-1925). Fayol
mengemukakan teori dan teknik administrasi sebagai dasar pengelolan organisasi yang 
kompleks. Hal ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle
et General (General and Industrial Management).

Berikut 14 prinsip manajemen menurut Fayol:

 Devision of Work (spesialisasi dalam pekerjaan).


 Authority and Responsibility (Kewenangan dan tanggungjawab).
 Dicipline (Disiplin).
 Unity of Command (Kesatuan Instruksi).
 Unity of Direction (Kesatuan Pengarahan).
 Subordination of Individual Interest to Generale Interest.
 Renumeration. Gaji
 Centralization (Pemusatan).
 Scalar Chain (Garis Wewenang).
 Order.
 Equity (Kesamaan).
 Stability of Tonure of  Personel.
 Initiative (Inisiatif).
 Esprit the Corps.

4) Hubungan Manusiawi / Neo Klasik (1930-1940)

Teori ini lahir karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi
seperti yang diharapkan. Teori ini melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi
dan psikologi. Salah satu tokoh teori hubungan manusiawi adalah Hugo Munsterberg.

Hugo Munsterberg (1863-1916)

Hugo merupakan Bapak psikologi industry. Bukunya Psychology and Industrial


Efficiency menguraikan bahwa diperlukan tiga hal untuk mencapai produktivitas, yaitu
4
1. penemuan best possible person
2. penciptaan best possible work
3. penggunaan best possible effect.
5) Teori Manajemen Modern (1940-Sekarang)
Teori xy ini diungkap McGregor dalam bukunya, The Human Side Enterprise. Dalam
buku ini, diuraikan para manajer atau pemimpin organisasi memiliki dua jenis pandangan
terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau teori y.
Menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya
adalah:
 Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha
menghindarinya.
 Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa, dikendalikan,
atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
 Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang
formal sepanjang hal itu terjadi.
 Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman di atas faktor lain yang berhubungan
dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi.

Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan
alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai
manusia adalah sebagai berikut:
 Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada
orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental.
Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama
menyenangkan.
 Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
 Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
 Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan
aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
 Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi
secara tepat.

5
Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya
bahwa merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali
dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing
individu.
2.2. Teori Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama
kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles
of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan
manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap
tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirnya teori manajemen modern.

Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas
dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena
mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama,
nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang
pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari
yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan
tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah “teknik paling baik”
dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.

Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang
cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:

1. Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
2. Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja
tersebut.
3. Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah
dikembangkan tadi.
4. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan
para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya
daripada bagi para pekerja.

6
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya
pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor
mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen
juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama
bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda
dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri


Frank dan Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan
ceramahnya pada sebuah pertemuan profesional. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan
mikronometer yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya
waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang
luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian
dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh
belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut
Therbligs. Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih
tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.

Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu
bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa
seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18
gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak
perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari
18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara
drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik
Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.

2.3. Teori Manajemen Klasik


1) Pengertian Manajemen Klasik

Teori Manajemen Aliran Klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-


fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajer sangat dibutuhkan pada penerapan
fungsi-fungsi tersebut. Dalam Fattah (2000:22) teori manajemen klasik berasumsi bahwa
manusia itu sifatnya rasional, berfikir logis, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh
karena itu teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang

7
logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktural atau anatomi
organisasi.

2)      Sejarah Perkembangan Manajemen Klasik

Teori Manajemen Aliran Klasik awal sekali timbul akibat terjadinya revolusi industri
di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memberikan perhatian terhadap masalah-
masalah manajemen yang timbul baik itu dikalangan usahawan, industri maupun masyarakat.
Para pemikir itu yang terkenal antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Charles Babbage dan
lainnya.

Adapun manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola
organisasi yang kompleks, misalnya sebuah pabrik. Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi
dapat diajarkan, asalkan prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat
diterapkan. Berikut dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya teori manajemen,
yaitu:

a. Robert Owen (1771-1858)

Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor
produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan
bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga
kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan,
tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan
kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan
dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert
Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.

b. Charles Babbage (1792-1871)

Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip
ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan
biaya, karena setiap pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan
agar para manajer saling bertukar pengalaman dalam penerapan prinsip-prinsip
manajemen.

8
Kontribusinya terlihat dari bukunya On the Economy of machinery and
Manufacures. Dia menganjurkan Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa
keunggulan, yaitu :

a) Mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman


yang baru.
b) Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain serta akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
c) Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-
menerus dalam tugasnya.
d) Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada hal itu-itu saja.

Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan.

3) Fungsi Manajemen Klasik

Secara tradisional manajemen klasik memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai
berikut:

a. Merencanakan (planning) adalah menentukan sasaran organisasi dan sarana untuk


pencapaian tujuan.
b. Mengorganisasikan (organizing) adalah menetapkan dimana keputusan akan dibuat,
siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja
untuk siapa.
c. Memimpin (leading) adalah memberi insparasi dan motivasi kepada karyawan untuk
berusaha keras mencapai sasaran organisasi.
d. Mengendalikan (controlling) adalah mengawasi kemajuan pencapaian sasaran dan
mengambil tindakan korelasi bilamana dibutuhkan.
4) Karakteristik Manajemen Klasik

Dari pemaparan di atas dan dari suatu sumber, terdapat beberapa karakteristik dari
teori manajemen klasik, antara lain yaitu:

a. Pengembangan manajemen dilakukan oleh teoritis.

9
b. Investasi terbesar adalah karyawan.
c. Tenaga kerja diberi pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
d. Karyawan bertanggungjawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.
e. Adanya skema pembagian keuntungan.

2.4. Teori Organisasi Klasik

Teori organisasi klasik memiliki asumsi bahwa organisasi selalu memiliki susunan
yang rasional dan logis, baik secara ekonomis maupun pencapaian efisiensi. Bagi teori
organisasi klasik, rasionalitas, efisiensi dan keuntungan ekonomis adalah tujuan organisasi.
Manusia juga diasumsikan bertingkah laku atau bertindak secara rasional pula. Jika manusia
dipandang sebagai makhluk yang rasional maka akan mudah bagi pihak manajemen untuk
mencapai kepentingan-kepentingannya, terutama peningkatan produktivitas melalui
peningkatan upah dan insentif bagi pihak pekerja.

Teori organisasi klasik memusatkan perhatiannya pada penciptaan suatu kumpulan


teknik-teknik yang rasional, yang diperlukan dalam mengembangkan baik struktur maupun
proses, dan juga mengarahkan suatu bentuk koordinasi yang mampu mengintegrasikan
hubungan-hubungan antara bagian dari suatu organisasi. Teori organisasi klasik sangat
menyakini bahwa jika teknik dan pendekatan yang rasional dapat diwujudkan maka organisasi
akan dapat berjalan lebih baik dalam pencapaian tujuan. Teori klasik berkembang dalam tiga
aliran :

 birokrasi
 teori administrasi
 manajemenilmiah

ketiga aliran ini dibangun atas dasar anggapan-anggapan yang sama ,mempunyai efek
yang sama dalam praktek ,dan semuanya dikembangkan sekitar tahun 1900-1950 oleh
kelompok-kelompok penulis.

Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi , teori administrasi dan manajemen ilmiah
dikembangkan langsung dari pengalamn praktek manajemen .Teori klasik mendefinisikan
organisasi sebagai stuktur hubungan , kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja
sama .

10
1) Teori Birokrasi
Kata birokrasi berasal dari katalegal-rasional.Organisasi disebut rasional dalam hal
penetapan tujuan dan perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut . Organisasi
itu legal karena wewenangnya berasal dari seperangkat atuan . 
Menurut Weber bentuk organisasi yang birokratik secara kodratnya adalah bentuk
oragnisasi yang paling efisien . Weber berpendapat bahwa masyarakat perlu membentuk
organisasi “baru” yang lain dari organisasi tradisional . Model organisasi “baru” ini
(birokratik) mempunyai karakteristik-karakteristik struktural tertentu .
Menurut Weber , model birokratik dapat digunakan secara efektif. Weber
mengemukakan karakteristik-karakteristik birokratik sebagai berikut :
 Pembagian kerja yang jelas
 Hirarki wewenang yang dirumuskan secaa baik
 Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
 Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
 Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para
pemegang jabatan
 Hubungan-hubunagn antara pribadi yang bersifat “impersonal” Ada pemisah
antara masalah-masalah pribadi dengan persoalan-persoalan resmi (formal)
organisasi .
 Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif, yang menekankan struktur
dalam organisasi 
2) Teori Administrasi
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teorisasi organisasi klasik. Berkembang
sejak tahun 1900.Henri fayol (1841-1952) , seorang industrialis dari Perancis , pada tahun
1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi.Fayol menyatakan bahwa
semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok :
1. kegiatan-kegiatan teknikal (produksi , manufacturing , adaptasi) 
2. kegiatan-kegiatan komersial (pembelian, penjualan, pertukaran)
3. kegiatan-kegiatan finansial (pencarian suatu penggunaan optimum dari modal)
4. kegiatan-kegiatan keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia
organisasi)
5. kegiatan-kegiatan akuntansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan
laporan rugi-laba, statistik)

11
6. kegiatan-kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian dan pengawasan)

Fayol mengemukakan dan membahas 14 (empat belas) kaidah manajemen yang


menjadi dasar perkembangan teori administrasi.Pinsip-prinsip dari Fayol tersebut secara
ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

 Pembagian kerja (division of work)


 Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility) 
 Disiplin (discipline) 
 Kesatuan perintah (unity of command)
 Kesatuan pengarahan (unity direction) 

Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordinationof


individual interests to general interests) 

 Balas jasa (remuniretion of personnel) 


 Sentralisasi (centralization)
 Rantai skalar (scalar chain)
 Aturan (order)
 Keadilan (equity) 
 Kelanggengan personalia (stability of tenureof personnel)
 Inisiatif (initiative)
 Semangat korps (esprit de crops)

Fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen”


manajemen –perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pemberian perintah
(commanding), pengkoodinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling).

Di Amerika Serikat , James D. Mooney dan Allen Reilly dalam 1931 menulis dan
menerbitkan buku mereka,Onward Industry.di mana buku ini mempunyai dampak besar
pada praktek manajemen di Amerika . Mereka menekankan tiga prinsip organisasi yang
mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan,
agama, militer, dan bisnis.

Ketiga prinsip tersebut adalah :

12
 Prinsip Koordinasi
 Prinsip skalar
 Prinsip Fungsional

2.5. Aliran Manajemen Manusiawi


Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada
hakikatnya adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap
karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan
keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan
mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer
perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.
Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu :

1) Hugo Munsterberg (1863 -1916)

Yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa


pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan
teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia
memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:

a) Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan
yang akan dikerjakannya.
b) Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
c) Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam
mendorong karyawan.
2) Elton Mayo (1880 -1949)

Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang


memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi
mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang
memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi
dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan
kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas.
Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang
dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang
cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect",

13
Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih
informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan terhadap
konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun
pengendalian manajemen. Konsep "socialmanl”dapat menggantikan konsep "rational man”
yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang
terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan
dengan istilah "vital machine”.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya "people
management skillsl” daripada "engineering atau technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika
kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar
kemampuan perseorangan (individu), Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan
Mayo yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya
yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan
manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya
pemikiran-pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju.

Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus


dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para penelitinya lebih dikenal
dengan sebutan "behavioral scientists" daripada 'human relations theorists". Di antara mereka
yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self
actualizing man" daripada hanya sekedar "social man" dalam memberi dorongan kepada
karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia
tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man".
Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang efektif
akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam
organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.

3) William Ouchi (1981)

William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The
Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk
menggambarkan adaptasi Amerikaatas perilaku Organisasi Jepang.Teori beliau didasarkan
pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang

14
dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut
adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang. Sumbangan para ilmuan yang
beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi
perseorangan, perlaku kelompok,

Ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia.
Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan
dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada
masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan
kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi. Walaupun demikian aliran ini tidak
bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi
manajer untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar
memilih nasehat ilmuwan yang mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di
dalam perusahaan.

4) Sumbangan Aliran Hubungan Manusiawi (Human Behavior)

Aliran hubungan manusiawi menyadarkan pentingnya ke-butuhan sosial. Dengan


demikian aliran ini menyeimbangkan konsep lama yang menekankan ekonomi/rasionalitas
manusia. Suasana kerja menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pelatihan-pelatihan
yang kemudian banyak yang memfokuskan pada upaya memperbaiki hubungan kerja antar
manajer dengan karyawan. Aliran ini mempelopori studi baru dalam bidang dinamika
kelompok, dimana perhatian ditunjukan tidak hanya pada individu, tetapi juga pada proses
dan dinamika kelompok
Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam
peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun
hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer
diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan
bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-
masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan
kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.

Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu
umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku
manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana yang
sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.
15
5) Keterbatasan aliran hubungan manusiawi
Keterbatasan hubungan manusiawi itu Konsep mahluk sosial tidak manggambarkan
secara lengkap individu-individu dalam tempatnya bekerja, Perbaikan kondisi kerja dan
kepuasan karyawan tidak menghasillkan peningkatan produktivitas yang dramatis seperti
yang diharapkan Pentingnya perhatian kepada karyawan secara individual, Lingkungan sosial
ditempat kerja salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas.

Kekurangan

Meskipun demikian ada beberapa keterbatasan teori ini. Disain, metoda dan analisis
penelitian yang dilakukan oleh Mayo sampai saat ini masih menjadi kontaversi. Konsep
manusia social yang dikembangkan ternyata tidak menjelaskan sepenuhnya perilaku manusia.
Usaha perbaikan -perbaikan kondisi kerja ternyata tidak mampu menaikan prestasi kerja.
Sebagai contoh, perbaikan kondisi kerja disuatu perkebunan, tidak menaikan prestasi kerja,
malah cenderung menurunkan prestasi kerja karena pekerja cenderung menjadi lebih santai
dalam kerja.

Tidak ada tekanan untuk bekerja keras seperti sebelumnya. Tentunya ada faktor lain,
selain faktor sosial, yang mendorong prestasi kerja. Faktor ekonomi (gaji), kemampuan kerja
karyawan, budaya dan struktur organisasi, dan banyak faktorlain mempengaruhi prestasi kerja
karyawan. Aliran hubungan manusia belum mampu melakukan prediksi perilaku manusia
dengan akurat. Suatu hal yang dapat dimengerti karena faktor social merupakan hasil emosi
manusia yang lebih sulit diukur. Contoh lain, kepuasan kerja sering dikatakan sebagai
pendorong prestasi kerja. Tetapi hubungan tersebut diragukan bahkan logika sebaliknya
tampaknya lebih kuat : prestasi kerja akan menyebabkan kepuasan kerja

Kelebihan

Kelebihan Aliran hubungan manusiawi menyadarkan pentingnya ke-butuhan sosial.


Dengan demikianaliran ini menyeimbangkan konsep lama yang menekankan
ekonomi/rasionalitas manusia.Perhatian pada keterampilan manajemen manusia semakin
ditingkatkan disampingketerampilan teknis manusia, karena penekanan pada hubungan sosial.

16
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori manajemen yang
dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih teori yang paling sesuai untuk
menghadapi situasi tertentu. Disamping itu seorang manajer dapat saja m enggabungkan dan
memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau pendekatan untuk menghadapi
masalah sederhana maupun yang kompleks dan pendekatan-pendekatan ini yang
menggambarkan kedudukan dan peranan manajemen saat ini dan di masa datang.

Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan ilmu


manajemen yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:

a) Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.Mempelajari teori manajemen juga


memberi petunjuk kepada kita di mana kita mendapatkan beberapa ide mengenai
organisasi dan manusia didalamnya.
b) Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha. Mempelajari berbagai teori
manajemen berdasarkan perkembangannya, kita dapat memahami bahwa setiap teori
adalah karena berdasarkan lingkungannya yaitu ekonomi, sosial, politik dan pengaruh
teknologi yang dirasakan pada waktu dan tempat terjadinya peristiwa tertentu.
Pengetahuan ini membantu setiap orang untuk memahami apa sebabnya teori tertentu
cocok terhadap keadaan yang berbeda.
c) Mengarahkan terhadap keputusan manajemen. Mempelajari evolusi manajemen
membantu memahami proses dasar sehingga dapat memilih suatu tindakan yang
efektif. Pada hakekatnya suatu teori merupakan asumsi-asumsi yang koheren/logis,
untuk menjelaskan beberapa fakta yang diobservasi. Teori yang absah, dapat
memprediksi apa yang akan terjadi pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan
ini, kita bisa rnenerapkan teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang
berbeda.
d) Merupakan sumber ide baru. Mempelajari perkembangan teori manajemen
memungkinkan kita pada suatu kesempatan mengambil pandangan yang berbeda
darisituasi sehari-hari.

17
3.2. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada kritik dan saran, silakan disampaikan kepada kami. Dan apabila ada
kesalahan dalam makalah ini, mohon dapat memaafkaan dan memakluminya, karena kami
manusia yang tak luput dari kesalahan, khilaf dan lupa

18
DAFTAR PUSTAKA
https://kinantiarin.wordpress.com/teori-manajemen-ilmiah/

Richard L. 2003. Management (manajemen) Edisi 6 Penerjemah Edward Tanujaya, Shirly


Tiolina. Jakarta: Salemba Empat.

Edward Freeman.R, Jr.Gilbert,dan Stoner, dkk (1995).Manajemen, Jakarta:PT.Prenhallindo.

http://ekavidiaz.wordpress.com/2012/10/20/teori-manajemen-neo-klasik-aliran-hubungan-
manusiawi-2/

19

Anda mungkin juga menyukai