Anda di halaman 1dari 14

DI

OLEH KELOMPOK III

Nama-nama :

Marsia A Marcus : 1520190102034

Christien S Kuway : 1520200102005

Gerlad Seitte : 1520200102010

Grafil Waemase
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami naikan kepada Tuhan yang maha Esa atas berkatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul "Teori Menajemen klasik" .

Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester, kami
juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang turut membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnah untuk kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan, akhir kata semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua orang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

A. Latar balakang

B. Rumusan masalah

BAB II Pembahasan

BAB III Kesimpulan

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen pada dasarnya adalah upaya untuk mengatur segala sumber daya untuk mencapai
suatu tujuan. Jadi, dalam konteks pendidikan, manajemen adalah proses pengintegrasian segala
sumber daya yang tidak berhubungan menjadi sistem totalitas untuk mencapai
tujuannya.1Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan di hampir pada semua aspek kehidupan manusia, di mana berbagai permasalahan
hanya dapat diselesaikan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi, perubahan tersebut juga
telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Oleh karena itu,
agar mampu berperan dalam persaingan global tersebut, maka sebagai anak bangsa kita perlu
terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita sendiri. Oleh
karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus
dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien, kalau tidak ingin kalah
bersaing dengan negara-negara lain di globalisasi.terintegrasi dengan proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari akan pentingnya proses peningkatan
efisien, kalau tidak ingin kalahbersaing dengan negara-negara lain di globalisasi.terintegrasi
dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari akan
pentingnya proses peningkatan efisien, kalau tidak ingin kalah bersaing dengan negara-negara
lain di era globalisasi dewasa ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu teori manajemen klasik

2 . Adakah kelebihan dan kekurangan dari manajemen klasik


BAB II

Isi

Pengertian Manajemen Klasik

Teori Manajemen Aliran Klasik mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi


manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajer sangat dibutuhkan pada penerapan fungsi-
fungsi tersebut. Dalam Fattah (2000:22) teori manajemen klasik berasumsi bahwa manusia itu
sifatnya rasional, berfikir logis, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Oleh karena itu
teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja dalam proses yang logis dan rasional
dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut struktural atau anatomi organisasi.

Sejarah Perkembangan Manajemen Klasik

Teori Manajemen Aliran Klasik awal sekali timbul akibat terjadinya revolusi industri di
Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut memberikan perhatian terhadap masalah-masalah
manajemen yang timbul baik itu dikalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para
pemikir itu yang terkenal antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Charles Babbage dan lainnya.

Adapun manajemen klasik timbul dari kebutuhan akan pedoman untuk mengelola organisasi
yang kompleks, misalnya sebuah pabrik. Manajemen itu tidak dilahirkan, tetapi dapat diajarkan,
asalkan prinsip-prinsip mendasari dan teori umum manajemen dapat diterapkan.

Berikut dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya teori manajemen, yaitu :

A. Robert Owen (1771-1858)

Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi
mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana
terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat
(dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh
pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan
bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.

B. Charles Babbage (1792-1871)


Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian
dan minat pada bidang manajemen. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada
proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja dan menurunkan biaya, karena
setiap pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer saling
bertukar pengalaman dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen.

Kontribusinya terlihat dari bukunya On the Economy of machinery and Manufacures. Dia
menganjurkan Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :

1. Mengefisienkan waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang


baru.

2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain serta akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.

3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-
menerus dalam tugasnya.

4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena


perhatiannya pada hal itu-itu saja.

Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan.

Pokok Teori Manajemen Klasik

Teori Manajemen Aliran Klasik terbagi menjadi dua, yaitu teori manajemen ilmiah dan teori
organisasi klasik.

1. Teori Manajemen Ilmiah

Pelopornya adalah Frederick Winslow Taylor, Frank dan Lilian Gilberth, dan Henry
Laurance Grant serta Harrington Emerson. Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang
menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar 1900-an. Frederick Winslow Taylor
adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar
manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management).

Taylor menyusun sekumpulan prinsip yang merupakan inti manajemen ilmiah. Prinsip-prinsip
itu diringkas sebagai berikut :

 Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan


disetiap unsur-unsur kegiatan.
 Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan
dan pendidikan kepada pekerja.

 Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan


tugasnya.

Pendukung teori manajemen ilmiah yang lain adalah Frank B. Gilbert (1878-1924) dan Lilian
Gilberth (1878-1972) yang sukses mengarahkan pada studi gerak dan waktu. Dia tertarik
pada pengerjaan suatu pekerjaan yang memperoleh efisiensi tertinggi sebagai ilmu yang
menganalisis tugas sampai pada gerak fisik dasar. Diharapkan agar gerak tidak dihambur-
hamburkan dan dihemat serta diharapkan lancar sehingga produktifitas kerja meningkat.

Dalam konsep Gilbreth, gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Dengan kamera film ia
berusaha mencari gerakan paling menghemat untuk setiap pekerjaan, dengan demikian
menaikkan prestasi dan mengurangi kelelahan. Keduanya mengembangkan rencana promosi 3
tahap, yaitu :

1) Mengerjakan pekerjaan saat ini.

2) Mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi.

3) Melatih penggantinya dalam waktu yang bersamaan.

Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa, sambil menyiapkan
promosi karir dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian pekerja akan menjadi
pelaksana, pelajar yaitu menyiapkan karir yang lebih tinggi, dan pengajar dalam arti mengajari
calon penggantinya.

Pelopor manajemen ilmiah selanjutnya ialah Henry Laurance Gantt (1861-1919). Beliau
merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik
perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan
yang dicetuskannya yaitu :

1) Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai
tujuan bersama.

2) Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.

3) Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.

4) Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.

Harrington Emerson (1853-1931) terkenal dengan sebutan efficiency engineering sebagai


tipe konsultasi. Dia melihat penyakit sistem industri adalah pemborosan. Dia yakin bahwa
hancurnya pabrik bukan disebabkan oleh tanah, pekerja dan modal, tetapi karena miskinnya ide-
ide untuk berkembang.

Oleh sebab itu Emerson mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi, yaitu:

1) Tujuan dirumuskan dengan jelas.

2) Kegiatan yang dilakukan masuk akal.

3) Dikerjakan oleh orang yang benar-benar kompeten.

4) Disiplin.

5) Balas jasa yang adil.

6) Laporan yang reliabel, mutakhir dan valid.

7) Pemberian perintah-perencanaan dan urutan kerja.

8) Adanya standar-standar dan skedul-skedul metode dan waktu kegiatan.

9) Kondisi yang memiliki standar.

10) Operasi yang memiliki standar.

11) Instruksi-instruksi praktis tertulis yang memiliki standar.

12) Balas jasa efisien-rencana insentif (ganjaran akibat efisiensi).

Sumbangan dan Keterbatasan Manajemen Ilmiah

Teori manajemen ilmiah memberikan beberapa sumbangan penting. Produksi masal


merupakan salah satu perwujudan teori manajemen ilmiah. Barang produksi dengan cepat dan
sebanyak-banyaknya seperti proses produksi lini perakitan. Proses produksi semacam itu sangat
efisien. Ide masalisasi seperti itu bahkan mempengaruhi sektor lain, seperti jasa. “Rumah makan
cepat” (fast food restaurant) seperti McDonald mengikuti proses produksi lini perakitan. Desain
pekerjaan, pemilihan dan perkembangan karyawan secara ilmiah juga merupakan hasil dari teori
manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah mendorong pendekatan rasional untuk memecahkan
masalah. Pendekatan semacam itu mendorong pendekatan ilmiah pada manajemen, dan
mendorong pendekatan manajemen sebagai ilmu. Pendekatan ini mendorong profesionalisme
manajemen.

Teori manajemen ilmiah mempunyai beberapa keterbatasan. Asumsi bahwa manusia


(pekerja) tidak selalu berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi dan fisiknya. Tujuan produktivitas
atau keuntungan cenderung mengarah pada ekploitasi pekerja. Ada beberapa pendekatan yang
cocok untuk waktu/tempat tertentu, tetapi tidak cocok untuk waktu /tempat yang lain.

 Teori Organisasi Klasik

Konsep-konsep tentang organisasi telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-
konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory) atau kadang-kadang disebut
juga teori tradisional. Organisasi secara umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai
sangat tersentralisasi, dan tugas-tugasnya terspesialisasi. Para teoritisi klasik menekankan
pentingnya “rantai perintah” dan penggunaan disiplin, aturan dan supervisi ketat untuk
mengubah organisasi-organisasi agar beroperasi lebih efisien. Teori klasik sendiri terbagi atas
teori birokrasi dan teori administrasi, bahkan ada pula yang menganggap teori Manajemen ilmiah
juga merupakan bagian dari teori organisasi klasik.

Teori organisasi klasik yang pertama ialah teori birokrasi yang dikemukakan oleh Max
Weber dalam bukunya : The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism. Kata birokrasi mula-mula
berasal dari kata legal-rasional. Organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan
perencanaan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Weber bentuk organisasi yang
birokratik secara kodratnya adalah bentuk organisasi yang paling efisien.

Weber mengemukakan karakteristik birokrasi sebagai berikut :

1) Pembagian kerja yang jelas.

2) Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.

3) Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi.

4) Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja.

5) Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang
jabatan.

6) Hubungan-hubungan antar pribadi yang bersifat “impersonal”.

Jadi, birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif, yang menekankan struktur dalam
organisasi. Unsur-unsur birokrasi masih banyak ditemukan di organisasi-organisasi modern yang
lebih kompleks daripada hubungan “face-to-face” yang sederhana.

Teori organisasi klasik yang kedua ialah teori administrasi.

Teori administrasi berkembang sejak tahun 1990. Teori ini sebagian besar dikembangkan
atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lynlali Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di
Amerika.
Mooney dan Reilly menyebut Koordinasi sebagai faktor terpenting dalam perencanaan
organisasi maupun bangun teori yang mereka kemukakan. Mereka menekankan tiga prinsip
organisasi yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi
pemerintahan, agama, militer dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah : 1) Prinsip
koordinasi(kerja sama), 2) Prinsip skalar (pendelegasian wewenang dan tanggungjawab), dan 3)
Prinsip fungsional (pembagian kerja).

Tokoh selanjutnya ialah Henry Fayol (1841-1925). Menurut Fayol (Robbins dan Coulter,
1999), manajemen adalah sebuah kegiatan umum dari semua usaha manusia dalam bisnis,
pemerintahan, dan rumah tangga.

Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan
produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi
yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh
dalam bentuk cetak biru. Fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi elemen-
elemen manajemen, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, dan pengawasan. Pembagian kegiatan-kegiatan administrasi atas fungsi-
fungsi ini dikenal sebagai Fayol’s Functionalism atau teori Fungsionalisme Fayol.

Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya,
tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol
berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih
merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dan dapat dipahami prinsip-prinsip pokok
serta teori umumnya sebagaimana yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi
perusahaan ke dalam beberapa macam kegiatan :

1) Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.

2) Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan cara mengadakan pembelian bahan mentah dan
menjual hasil produksi.

3) Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan
menggunakan modal.

4) Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan
barang-barang kekayaan perusahaan.

5) Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan
neraca, serta berbagai data statistik.

Pada referensi lain ada yang menuliskan satu tambahan kegiatan selain lima kegiatan diatas,
yaitu kegiatan Manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberi perintah dan pengawasan).
 Fungsi Manajemen Klasik

Secara tradisional manajemen klasik memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut:

 Merencanakan (planning) adalah menentukan sasaran organisasi dan sarana untuk


pencapaian tujuan.

 Mengorganisasikan (organizing) adalah menetapkan dimana keputusan akan dibuat,


siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan, serta siapa yang akan bekerja untuk
siapa.

 Memimpin (leading) adalah memberi insparasi dan motivasi kepada karyawan untuk
berusaha keras mencapai sasaran organisasi.

 Mengendalikan (controlling) adalah mengawasi kemajuan pencapaian sasaran dan


mengambil tindakan korelasi bilamana dibutuhkan.

 Karakteristik Manajemen Klasik

Dari pemaparan di atas dan dari suatu sumber, terdapat beberapa karakteristik dari teori
manajemen klasik, antara lain yaitu:

a. Pengembangan manajemen dilakukan oleh teoritis.

b. Investasi terbesar adalah karyawan.

c. Tenaga kerja diberi pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.

d. Karyawan bertanggungjawab atas pekerjaan tertentu yang berulang.

e. Adanya skema pembagian keuntungan

 Kelebihan dan Kekurangan Teori Manajemen Klasik

1) Kelebihan Teori Manajemen Klasik

Dalam manajemen klasik metode ilmiah dapat diterapkan pada bermacam-macam kegiatan
organisasi, jadi bukan hanya pada organisasi industri. Berikut beberapa kelebihan dari
manajemen klasik.

a. Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
b. Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan
pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.

c. Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk
mencari alternatif terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

d. Manajemen klasik menyediakan banyak teknik dan pendekatan terhadap manajemen


yang masih relevan saat ini sebagai contoh pemahaman secara menyeluruh mengenai
sifat dari pekerjaan yang dilaksanakan, pemilihan orang yang tepat untuk melakukan
pekerjaan tersebut, dan melakukan pendekatan keputusan secara rasional semuanya
adalah ide yang berguna dan masing-masing dikembangkan selama periode ini.

e. Beberapa konsep inti dari model birokratif masih dapat digunakan di dalam rancangan
organisasi modern selama keterbatasan mereka diakui. Manajer seharusnya mengakui
bahwa efisiensi dan produktivitas dapat diukur dan dikendalikan dalam banyak situasi.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

a. Manajemen Pendidikan sebenarnya berkembang dan mengadopsi dari teori Manajemen


di bidang ekonomi. Teori Manajemen pada awalnya dikembangkan oleh tokoh-tokoh
yang bergerak dalam bidang bisnis.

b. Dalam perkembangannya Teori Manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :


(1) Teori Manajemen Kuno; (2) Teori Manajemen Klasik (tokohnya antara lain Robert
Owen (1771-1858) & Charles Babbage (1792-1871) ); dan (3) Teori Manajemen
Kontemporer.

c. Perkembangan manajemen pendidikan di Indonesia pada orde baru sangat diwarnai


dengan manajemen yang sentralistik, kemudian pada perkembangannya pada era
reformasi berkembang menjadi desentralisasi atau dikenal dengan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) yang intinya sekolah diberi wewenang untuk mengatur semua kegiatan
sekolah. Ini seiring dengan pemberian wewenang pemerintah pusat pada pemerintah
daerah (otonomi daerah).

d. Secara umum manajemen adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,


pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

e. Manajemen klasik lebih merupakan suatu teori manajemen yang mengedepankan


produktivitas suatu organisasi atau perusahaan dengan adanya peningkatan kualitas
pekerja/ karyawan dengan diberi pekerjaan yang spesifik dan dituntut tanggungjawab
untuk menyelesaikannya pada waktu yang telah ditentukan yang disertai pendidikan dan
latihan yang memadai demi meningkatkan efektivitas kerja serta adanya upaya mencari
alternatif metode terbaik untuk lebih mengefisienkan waktu pengerjaan suatu pekerjaan.

f. Konsep manajemen klasik dalam Administrasi Pendidikian sangat memperhatikan


pengembangan staf, apalagi pelaksana program administrasi pendidikan haruslah
profesional terhadap bidangnya karena kegiatan administrasi hanya dapat dilakukan oleh
orang yang profesional agar terhindar dari kesalahan praktek.

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L. 2003. Management (manajemen) Edisi 6 Penerjemah Edward Tanujaya, Shirly
Tiolina. Jakarta: Salemba Empat.

Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hanafi, Mamduh M. 2003. Manajemen. Yogyakarta: UPP-AMPYKPN.

Mulyono, MA. 2009. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.

Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Siswanto, H.B. 2007. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.


Sugiyo. 2013. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya.

Syamsu Yusuf, LN dan A. Juntika Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Kerjasama PPs UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Suherman, Uman. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Mandani Production.

Usman, Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_umum/Bab_2.pdf diakses
pada tanggal 12 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai