Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN ILMIAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Manajemen

Dosen Pembina : Drh. Edya Moelia, M.Si

Oleh

Nama : Ibnu Mei Saefulloh

NIM : 18103310056

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR

2021

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut sejarah ilmun manajemen sudah ada sejak zaman dahulu,


yang menjadikannya salah satu bukti ialah Piramida yang berada di Mesir.
Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman
dulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa,
mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan
Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum
masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita
ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam
pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida yang berada di Mesir, terdapat juga bukti sejarah
lain berupa benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan kilometer di
Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah
melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan
manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap
bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia,
dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit
bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat
dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18
atau awal abad19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula
mempelopori teori manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen
(1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru
dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang
menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan
kesejahteraan pekerja. Pada zaman Owen ini terdapat praktek-praktek
memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dari standar 13 jam per
hari.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kronologi manajemen ilmiah
2. Bagaimana pengertian dan teori manajemen ilmiah ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan manajemen ilmiah ?
4. Apa saja contoh kasus manajemen ilmiah ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan bagaimana kronologi manajemen ilmiah
2. Menjelaskan bagaimana pengertian dan teori manajemen ilmiah
3. Menjelaskan apa saja kelebihan dan kekurangan penerapan manajemen
ilmiah
4. Menyebutkan contoh kasus manajemen ilmiah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kronologi Manajemen Ilmiah


Era manajemen ilmiah merupakan era dimulainya persemaian keilmuan
disiplin teknik industri dan merupakan babak baru dalam disiplin
kerekayasaan dimana tidak hanya faktor teknikal tetapi juga aspek-aspek
yang terkait dengan unsur manusia serta aspek keekonomian mulai
diperhitungkan, sehingga kriteria kinerja yang digunakan tidak hanya
produktivitas tetapu juga efisiensi. Sistem kerja yang semula bergantung
pada pekerja, mulai dianalisis secara ilmiah diperbaiki dan dibakukan
metode kerjanya sehingga pekerjalah yang mengikuti motoda kerja.
Menurut Hicks (1994) secara kronologis era ini dapat dibagi menjadi tiga
bagian yaitu :
1. Era Pionir
Era pionir ini ditandai dengan di mulainya penggunaan metode
ilmiah dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam suatu system
kerja . Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana meningkatkan
produkvitas system kerja secara effisien yang dapat memberikan nilai
tambah baik bagi manajemen maupun bagi pekerja .Pada era ini
bagaimana meningkatkan produktivitas system kerja secara efisiensi
dilakukan dengan cara memperbaiki hubungan antara manusia, mesin
dan material yaitu memperbaiki metode kerjanya, dan juga perbaikan
instrument peralatan bantu kerjanya. Perbaikan ini dilakukan melalui
penerapan studi waktu (time study) dan studi gerakan (motion study)
dengan menggunakan model deskriptif (charting model).
2. Era Tradisionalis
Pada era ini ide dasar Taylor pada era pionir dikembangkan dan
diaplikasikan pada bidang kajian yang lebih luas , tidak hanya terfokus
kepada stasiun kerja tapi dikembangkan pada system
manufaktur(fabrikasi), dan mulai merambah pula diluar system non
manufaktur. Pada aliran tradisionali supaya peningkatan produktivitas

3
dan effisiensi dilakukan melalui perbaikan system kerja dengan
pengembangan peralatan bantu kerja (instumen) yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan. Perbaikan system kerja dilakukan
dengan menggunakan teknik tata cara kerja (method engineering).
3. Era Awal Modernis
Mulai diperkenalkan penggunaan matematik dan statistic serta
prinsip optimasi klasik dalam menyelesaikan permasalahan dalam
system integral. Objek dan ruang lingkup kajian ditekankan pada
perancangan (design) dan pengoperasian system manufaktur dan
diperluas pula pada bidang diluar manufaktur. Era ini merupakan era
peralihan dari metode analis teknik industry klasik yang berbasis pada
konsep Taylor ke metode analisis teknik industry yang berbasis kepada
pendekatan optimasi yaitu penyelidikan operasional .Pada era ini mulai
dikembangkan instrument peningkatan produktivitas dan effisiensi
yang lebih fokus pada pendekatan matematis dan statistik. Beberapa
nama yang patut dicatat pada era ini diantaranya F.W.Harris, W.A
Shewhart , Grant &Ireson , Barnes, NiebeldanMundel , dan Mutter dan
Apple.

B. Teori dan Pengertian Manajemen Ilmiah Menurut Para Ahli

Frederick W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan


Lilian Gillberth adalah tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah.
Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas dengan
menangani kondisi kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi para
pekerja. Berikut penjelasan mengenai teori manajemen ilmiah menurut
para ahli

1. Frederick W. Taylor (1985-1915)


Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Federick
Winslow Taylor sekitar tahun 1900an. Taylor terkenal sebagai Bapak
Manajemen Ilmiah karena hasil penelitiannya yang telah dibukukan
dalam karyanya “principles scientific management” tentang usaha-
usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan

4
gerak pada tahun 1886, dijadikan sebagai pegangan penting bagi para
buruh dan manajer. Dalam penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa
efesiensi perusahaan rendah karena banyak waktu dan gerak-gerak
buruh yang tidak produktif.
Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah
metode studi,analisa dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Arti
kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme–mekanisme
atau teknik–teknik “a bag of trick” untuk meningkatkan efisiensi kerja
organisasi dan untuk mencapai efisiensi dan keefektifan organisasi. Ia
berasumsi bahwa manusia harus diperlakukan seperti mesin. Dalam
bekerja, setiap manusia harus diawasi oleh supervisor secara efektif
dan efisien.
Gerakan Taylor terkenal dengan gerakan efisiensi kerja. Untuk
menjawab berbagai pertanyaan seperti apakah ada satu cara kerja
terbaik “the one best way of doing job” dia mengajukan sekelompok
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah. Taylor
terkenal dengan rencana peng-upahan yang merangsang “differential
rate system”, yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatnya
produktivitas, mutu, pendapatan pekerja dan semangat kerja karyawan.
Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah,
yaitu : Shop Management, The Principle of Scientific Management,
dan Testimony Before the Special House Committee, yang dirangkum
dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management.
Untuk menerapkan keempat prinsip ini, Taylor mensyaratkan perlunya
satu revolusi mental dikalangan manajer dan karyawan.
Prinsip-prinsip dasar yang menurut dia mendasari pendekatan
manajemen ilmiah adalah :
a. Menggantikan cara yang asal-asalan dengan ilmu (pengetahuan
yang sistematis).
b. Mengusahakan keharmonisan dalam gerakan kelompok dan
bukannya perpecahan.

5
c. Mencapai kerjasama manusia dan bukanlah individualisme yang
kacau.
d. Bekerja untuk keluaran yang maksimum dan bukan keluaran yang
terbatas.
e. Mengembangkan semua karyawan sampai taraf yang setinggi-
tingginya, untuk kesejahteraan maksimum mereka sendiri dan
perusahaan mereka
Beberapa penegasan Taylor yang terkait dengan pengertian
manajemen ilmiah diantaranya adalah:
- Manajemen ilmiah bukanlah merupakan alat effisiensi (sscientific
management is not any efficiency device)
- Manajemen ilmiah bukanlah merupakan skema sistem penggajian,
dan bukan pula sistem pemberian intensif atau bonus kepada
karyawan
- Manajemen ilmiah bukanlah studi waktu dan studi Gerakan
- Manajemen ilmiah bukanlah membagi tugas dan fungsi antara
pekerja, mandor dan manajemen
2. Henry L. Gantt (1861-1919)
Henry L.Gantt (1861-1919) mempertimbangkan kembali system
perangsang Taylor, dengan memperkenalkan sistem bonus harian dan
bonus ekstra untuk para mandor. Setiap pekerja yang dapat
menyelesailan tugas yang dibebankan kepadanya dalam sehari berhak
menerima bonus.
Beliau juga memperkenalkan system "Charting" yang terkenal
dengan "Gant Chart". Ia menekankan pentingnya mengembangkan
minat hubungan timbal balik antara manajernen dan para karyawan,
yaitu kerja sama yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur
manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi pentingnya
mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala
masalah manajemen. Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis
dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya

6
pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan menekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan
mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan terciptanya
"Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknik-teknik
modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
Gantt menekankan pentingnya mengembankan minat timbal balik
antara manajemen dan karyawan, yaitu kerjasama yang harmonis. Dia
menggaris bawahi pentingnya mengajarkan, mengembangkan
pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta
perlunya penghargaan bahwa “dalam segala masalah manajemen unsur
manusia yang paling penting”.
Seperti Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan gagasan-
gagasan,yaitu :
a. Saling menguntungkan antar tenaga kerja dengan manajemen.
b. Seleksi kerjasama ilmiah tenaga kerja
c. Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas.
d. Pengunaan-pengunaan,instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode
grafik sebagai teknik scheduling produksi untuk perencanaan,
koordinasi dan pengawasan produksi yang terkenal dengan “Gantt
Chart” yang memuat jadwal kegiatan produksi karyawan supaya tidak
terjadi pemborosan.
3. Frank dan Lilian Gilberth (1868-1924 dan 1878-1972)
Frank B. Gilbreth (1868-1924) dan Lilian Gilbreth (1878-1972).
Pasangan suami istri ini bekerjasama mempelajari aspek kelelahan dan
gerak (fatique and motion studies). Disamping itu Lilian juga tertarik
dengan usaha membantu pekerja, menurut Lilian, sasaran akhir
manajemen ilmiah adalah usaha membantu karyawan menampilkan
kemampuannya yang penuh sebagai mahluk manusia.
Contributor utama dalam aliran ini adalah pasangan suami istri
Frenk Bungker dan Lilian Gilbreth. Dalam aliran ini Frank lebih

7
cenderung terhadap masalah yang sangat efisien, terutama untuk
menemukan “cara yang terbaik untuk mengerjakan suatu tugas”.
Konsep Gilbreth adalah gerakan dan kelelahan saling berkaitan.
Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi
kelelahan, hal ini dapat meningkatkan semangat karyawan.
Sedangkan istrinya Lillian Gilbreth lebih tertarik pada aspek-aspek
manusia dalam kerja ,seperti seleksi,penempatan dan latihan
personalia.Dia menuangkan gagasannya dalam buku yamg berjudul”
The Psychology of Management”.
Pasangan ini juga terkenal dengan konsep “Three position plan of
promotion” (rencana tiga kedudukan untuk suatu promosi), Menurut
konsep ini setiap karyawan memiliki tiga peran yaitu sebagai pelaku,
pelajar dan pelatih yang senantiasa mencari kesempatan baru. Pada
saat yang sama karyawan melakukan pekerjaan saat ini, ia juga
mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi dan sekaligus
melatih penggantinya (be a doer, a learner and teacher). Banyak
manfaat dan jasa yang diberikan oleh Manajemen Ilmiah, namun satu
hal yang dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan social
manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan
keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan
karyawan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan karyawan sebagai
manusia biasa.
4. Harrington Emerson (1853-1931)
Prinsip pokoknya adalah tentang tujuan, dimana dan hasil
penelitiannya menunjukkan kebenaran prinsip yaitu bahwa uang akan
lebih berhasil bila mengetahui tujuan penggunaannya. Bukti dan
pendapat Emerson yaitu adanya istilah Manage ment by Objective
(MBO).
Emerson mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi
yang sangat terkenal, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas
b. Kegiatan yang dilakukan masuk akal

8
c. Adanya staf yang cakap
d. Disiplin
e. Balas jasa yang adil
f. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg – sistem
informasi dan akuntansi
g. Pemberian perintah-perencanaan dan pengurusan kerja
h. Adanya standar-standar dan skedul-skedul – metoda dan wakt
setiap kegiatan
i. Kondisi yang distandardisasi
j. Operasi yang distandarisasi
k. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar
l. Balas jasa efisiensi-rencana intensif

C. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Manajemen Ilmiah


Dalam penerapan manajemen ilmiah terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan diantaranya adalah :
1. Kelebihan Penerapan Manajemen Ilmiah
- Pada manajemen ilmiah tedapat teknik efisiensi seperti study gerak
dan waktu hal ini manyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih
efisien
- Gagasan seleksi dan pengembangan ilmiah para pekerja
menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan Latihan
untuk meningkatkan efektivitas pekerja
- Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan
rasional untuk pemecahan masalah-masalah organisasi tetapi juga
meletakkan dasar profesionalitas
2. Kekurangan Penerapan Manajemen Ilmiah
- Kenaikan produktivitas tidak seimbang dengan kenaikan
pendapatan
- Perilaku manusia yang berbeda menjadi hambatan tersendiri
- Pendekaran rasionalis hanya memuaskan kebutuhan ekonomis dan
fisik tetapi tidak memuaskan kebutuhan sosial pekerja.

9
D. Contoh Kasus Manajemen Ilmiah
1. Pemecatan 5000 Pegawai Tri-Energi
Perusahaan Tri-Energi sebuah perusahaan minyak mempunyai
persediaan sekitar 5000 karyawan sebagai hasul kegiatan penarikan
selama periode kekurangan tenaga kerja. Perusahaan
mengantisipasikan bahwa pasar tenaga kerja akan semakin ketat. Oleh
karenanya perusahaan memutuskan mempersiapkan diri dengan
penarikan kelompok pekerja agar kebutuhan yang diantisipasi dapat
terpenuhi.
Setelah mempekerjakan karyawan ekstra, perusahaan pada dekade
selanjutnya secara continu mengotomatisasikan fasilitas – fasilitas
produksinya selama periode tersebut, meskipun kapasitas produksi
berlipat ganda, perusahaan akibat otomatisksasi hanya memerlukan
jauh lebih sedikit karyawan untuk mengoperasikan fasilitas – fasilitas.
Jadi keadaan menjadi berbalik dari antisipasi perusahaan yaitu bahwa
5000 karyawan yang telah terlanjur ditarik tak pernah lagi seluruhnya
dibutuhkan.
Perusahaan menganjurkan untuk mempekerjakan 5000 karyawan
itu, dan membuat masyarakat berpendapat bahwa sekali diterima
bekerja seorang karyawan yang melaksanakan pekerjaan dengan
memuaskan dapet mengharapkan untuk tetap mempertahankan
pekerjaannya, bagaimanapun juga Trienergi kemudian mengalami
masalah dengan rendahnya harga dipasaran dan laba yang didapet
turun sampai tingkat yang kurang memuaskan, direktur utama Jhonny
Bolang mempertimbangkan pemberhentian 5000 karyawan yang tak
pernah diperlukan tak satupun memenuhi syarat atau perlu
dipertahankan sampai pension, dia sadar bahwa banyak posisi
managernya dapat di hilangkan karena secara potensial angkatan kerja
akan lebih kecil.
2. Bidiono Menerima Tawaran Pekerjaan Baru

10
Budiono telah menjadi seorang representative pelayanan langganan
bagi perusahaan produk produk ilmiah CIRO untuk beberapa tahun
lamanya. Dalam posisi ini dia membantu para langganan melalui
penjelasan tentang cara penggunaan produk produk CIRO untuk
memecahkan berbagai masalah teknis mereka. Dia juga menerima
order- order pembelian dari para langganan, dan memberikan
pelayanan purna jual untuk menjamin bahwa kebutuhan langganan
terpuaskan oleh produk – produk CIRO.
Atasan Budiono adalah saudara Wijoyo, manajer pemasaran
perusahaan CIRO. Budiono selalu mempunyai hubungan baik yang
menyenangkan dengan saudara Wijoyo, dan pendapatannya cukup
tinggi dibandingkan bekerja di perusahaan lain.
Baru–baru ini Budiono menerima sebuah surat dari saudara
Tajudin, Wakil Presiden Direktur Bidang Penelitian perusahaan CIRO,
menanyakan apakah dia “akan tertarik untuk meluangkan kira-kira
setengah waktu kerjanya dalam tim pengkoordinasikan tes-tes
koorperatif dengan para langganan yang bertugas mengevaluasi
efektivisa produk-produk baru CIRO dalam pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan tertentu mereka”. Untuk pekerjaan penelitian terapan ini.
Budiono akan melapor kepada Tajudin. Surat tersebut disampaikan
tanpa sepengetahuan Wijoyo.
Budiono sangat tertarik dengan pekerjaan baru ini, tetapi dia ragu-
ragu apakah ia dapet bekerja secara sukses untuk kedua atasannya.
3. Manajemen Ilmiah Berarti Eksploitasi dan Dehumanisasi Karyawan
Profesor LKH, dikenal sebagai ahli ekonomi tenaga kerja dan
manajemen sumber daya manusia, membuat pernyataan berikut dalam
suatu kelas seminar program S2. “Saya menolak manajemen ilmiah
(scientific manajemen) sebagai suatu aliran yang dapat terus
dipertahankan karena aliran itu mengeksploitasi dan melakukan
dehumanisasi (tidak mempermanusiakan) para pekerja. Ini
menyebabkan hilangnya respek diri mereka dan membuat mereka
seperti mesin belaka yang mengikuti order-order manajemen”.

11
Professor LKH menyatakan hal itu dalam tanggapanya terhadap suatu
pertanyaan apakah dia setuju untuk terus mengembangkan tulisan-
tulisan Taylor.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam perkembangannya manajemen ilmiah dibagi menjadi 3 era,
yaitu era pionir, era tradisionalis, dan era awal modernis
2. Beberapa penegasan Taylor yang terkait dengan pengertian
manajemen ilmiah diantaranya adalah:
- Manajemen ilmiah bukanlah merupakan alat effisiensi (sscientific
management is not any efficiency device)
- Manajemen ilmiah bukanlah merupakan skema sistem penggajian,
dan bukan pula sistem pemberian intensif atau bonus kepada
karyawan
- Manajemen ilmiah bukanlah studi waktu dan studi Gerakan
- Manajemen ilmiah bukanlah membagi tugas dan fungsi antara
pekerja, mandor dan manajemen
3. Banyak sekali keuntungan dari manjemen ilmiah, salah
satunya mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer
untuk mencari alternatif terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan
4. Kekurangan yang sangat mendasar dalam teori manajemen ilmiah ini
adalah Memandang manusia sebagai sesuatu yang rasional yang hanya
dapat dimotivasi dengan pemuasan kebutuhan ekonomi dan fisik.
Aliran ini tidak memandang kebutuhan sosial karyawan.

B. Saran
Sebaiknya  teory  manajemen  ilmiah  ini dikaji  ulang  karena di
dalam teory manajemen  ilmiah  ini  masih ada kekurangan
yang  sangat  mendasar yang ada hubungannya dengan manusia terutama
dalam hal memandang kebutuhan social karyawan. Selain itu  di dalam
teory manajemen ilmiah peningkatan produksi tidak di sesuaikan dengan
gaji karyawan bahkan pemberhentian karyawan  pun  terjadi.

13
Daftar Pustaka

(Hadi, 2010)Hadi, S. (2010). Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu.


Widyaiswara Forum. http://syamsisite.blogspot.com/2010/11/sejarah-
perkembangan-manajemen-mutu.html

Hanafi, M. (2015). Konsep Dasar dan Perkembangan Teori Manajemen.


Managemen, 1(1), 66. http://repository.ut.ac.id/4533/1/EKMA4116-M1.pdf

https://myidheanet.blogspot.com/2017/01/makalah-tentang-manajemen-
ilmiah.html

https://www.portaljawa.com/kelebihan-dan-kekurangan-manajemen-ilmiah/

14

Anda mungkin juga menyukai