Anda di halaman 1dari 23

PERTEMUAN KE-1

KONSEP DASAR DAN PERKEMBANGAN MANAJEMEN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Konsep Dasar dan Perkembangan
Manajemen Modern, dengan demikian diharapkan Anda harus mampu:
1.1. Memahami dan Menjelaskan Sejarah Manajemen
1.2. Memahami Evolusi Teori Manajemen
1.3. Memahami Pendekatan Manajemen
1.4. Memahami Pengertian Manajemen
1.5. Memahami Fungsi, proses dan bidang manajemen
1.6. Memahami Tingkatan manajer
1.7. Memahami Tanggung jawab dan peran manajer

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
1.1 Memahami Pengertian Manajemen
1.1 Sejarah Manajemen
Ilmu manajemen sudah ada sejak berpuluhan ribu tahun yang lalu. Hal ini
terbukti dengan adanya Piramida di Mesir. Piramida itu dibangun oleh lebih dari
100.000 orang selama 20 tahun lamanya. Pembangunan piramida tersebut tak
mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakannya,
mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, serta mengontrol
pembangunannya.
Praktik manajemen lainnya bisa dilihat selama tahun 1400-an di kota
Venesia, Italia, yang saat itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di
Italia. Penduduk Venesia membangun bentuk awal suatu perusahaan bisnis dan
mengerjakan banyak kegiatan yang biasa terjadi di organisasi-organisasi modern
saat itu. Sebagai ilustrasinya yakni di gudang senjata Venesia, kapal perang yang
diluncurkan sepanjang kanal dan dalam setiap perhentian, bahan baku dan tali
layar ditambahkan ke kapal ini.

1
Hal tersebut sama seperti dengan model lini perakitan (assembly
line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya.
Selain lini perakitan itu, orang Venesia mempunyai sistem penyimpanan dan
pergudangan untuk melihat isinya, manajemen sumber daya manusia untuk
mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan
biaya.
Sebelum abad ke-20, telah terjadi dua peristiwa yang sangat penting di
dalam ilmu manajemen. Peristiwa penting pertama terjadi di tahun 1776
saat Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, “The Wealth of
Nation”. Di dalam bukunya, ia menyampaikan keunggulan ekonomis yang akan
diperoleh oleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor) yakni
perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Smith juga
menyatakan bahwa pembagian kerja bisa meningkatkan produktivitas dengan
meningkatnya keterampilan dan kecekatan setiap pekerja, menghemat waktu
yang terbuang pada pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain
yang bisa menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang dapat mempengaruhi perkembangan ilmu
manajemen ialah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri tersebut
menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang
berakibat dalam pindahnya kegiatan produksi dari setiap rumah menuju tempat
khusus yang dinamakan pabrik. Perpindahan tersebut mengakibatkan setiap
manajer yang saat itu membutuhkan teori yang bisa membantu mereka
memperkirakan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
membagikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain
sebagainya, sampai ilmu manajamen tersebut mulai dikembangkan oleh para
ahli.
Di awal abad ke-20 seorang industriawan Perancis bernama Henry
Fayol mengemukakan suatu gagasan lima fungsi utama manajemen yaitu
diantaranya sebagai berikut ini merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol tersebut kemudian mulai

2
dipakai sebagai kerangka kerja buku ajaran ilmu manajemen dalam pertengahan
tahun 1950 dan terus-menerus berlangsung hingga sekarang.
Ahli sosiologi Jerman Max Weber menguraikan suatu tipe ideal
organisasi yang dinamakan sebagai birokrasi yang berbentuk organisasi yang
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang diartikan dengan jelas, peraturan
dan ketetapan secara teperinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal.
Weber juga mengerti bahwa bentuk “Birokrasi Yang Ideal” itu tidak ada di
dalam realita. Dia hanya mengilustrasikan tipe organisasi tersebut dengan
maksud dan tujuan yang dapat menjadikannya sebagai landasan untuk berteori
tentang bagaimana pekerjaan bisa dikerjakan dalam suatu kelompok besar.
Teorinya ini dapat menjadikan contoh desain struktural bagi banyak organisasi
besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi di tahun 1940-an saat Patrick
Blackett mencetuskan ilmu riset operasi yang adalah kombinasi dari sebuah teori
statistika dengan sebuah teori mikroekonomi. Yang terkenal dengan “Sains
Manajemen”. Beliau juga mencoba pendekatan sains untuk mengatasi masalah
di dalam manajemen khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun
1946 Peter F. Drucker sering juga disebut sebagai Bapak Ilmu
Manajemen melahirkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan
sebagai berikut yakni “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation).
Buku ini juga muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yang menugaskan penelitian tentang sebuah organisasi.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


1.2 Memahami Evolusi Teori Manajemen
1.2 Evolusi Teori Manajemen
Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang masing-masing
berusaha membantu para manajer untuk memahami dan memimpin
perusahaannya serta mengatasi masalahmasalah di dalam perusahaan. Tiga aliran
tersebut adalah :

3
1) Aliran Klasik (Classical school)
Aliran ini dipelopori oleh Robert Owen ((1771-1858) dan Charles
Babbage (1792-1871). Robert Owen berpendapat bahwa dengan
dipenuhinya kebutuhan dan peningkatan kondisi pekerja (perumahan, jam
kerja, koperasi, dan sebagainya) dapat meningkatkan hasil produksi dan laba
perusahaan. Unsur pekerja merupakan salah satu unsur terpenting dalam
proses produksi (vital machines=mesin utama) Charles Babbage berpendapat
bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja dapat
meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya menjadi lebih rendah,
yaitu dengan dialtih suatu keterampilan tertentu dan harus bertanggung
jawab terhadap bagian yang dikerjakannya dengan keterampilan tersebut
Tokoh-tokoh lain dalam aliran klasik,antara lain :
1) Frederich W. Taylor (1856-1915)
Frederich W. Taylor adalah tokoh peletak prinsip manajemen ilmiah,
dengan percobaan gerak dan waktu. Dengan efisiensi gerak dapat
meningkatkan produktivitas, sehingga dapat ditentukan standar minimal
produksi atas dasar keahlian rata-rata pekerja. Dengan ditentukannya
standar minimal produksi dapat diterapkan sistem upah dengan bonus
bagi pekerja yang dapat melampaui standar minimal produksi, lebih
jauh lagi dengan sistem upah ini dapat memperbaiki metode kerja
karyawan. Empat prinsip dasar teori Frederich W. Taylor, yaitu :
a. Dengan perkembangan manajemen ilmiah dapat ditentukannya
metode terbaik dalam menjalankan tugas;
b. Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, sehingga setiap karyawan
dapat diberi tanggung jawab atas tugas yang sesuai dengan
keterampilannya;
c. Pengembangan dan pendidikan karyawan dengan cara ilmiah;
d. Hubungan/kerjasama yang erat antara manajemen dan karyawan.
2) Henry L. Gantt (1861-1919)

4
Henry L. Gantt memperkenalkan system bagar (chart system), yang
memuat jadwal kegiatan produksi karyawan, disebut siatem Gantt Chart.
3) Frank B dan Lilian M. Gilberth (1868-1924 / 1878-1972)
Pasangan ini bekerja sama mempelajari aspek kelelahan dan gerak.
Pengurangan gerak dapat menyebabkan pengurangan kelelahan).

Sumbangan-sumbangan dari Aliran Klasik


✓ Metode-metode yag dikembangkan dapat diterapkan pada berbagai
kegiatan organisasi, selain di organisasi industri.
✓ Teknik-teknik efisiensi (seperti studi gerak dan waktu), bahwa gerak
fisik dan alat dapat lebih diefisienkan.
✓ Penekanan pada seleksi dan pengembangan karyawan dengan cara
ilmiah menunjukan pentingnya kemampuan dan faktor pelatihan dalam
meningkatkan efektivitas kerja seorang pekerja.
✓ Manajemen ilmiah yang menekankan pentingnya rancangan kerja
mendorong manajer mencari cara terbaik untuk pelaksanaan tugas.
✓ Manajemen ilmiah tidak hanya mengembangkan pendekatan rasional
dalam memecahkan masalah, tetapi menunjukkan jalan ke arah
profesionalisasi dari manajemen.

Keterbatasan Aliran Klasik


✓ Sering peningkatan produksi tidak disertai dengan peningkatan
pendapatan.
✓ Hubungan manajemen dan karyawan tetap jauh.
✓ Manusia dipandang sebagai sesuatu yang rasional bahwa manusia
dapat dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan fisik,
namun mengabaikan frustasi dan ketegangan yang dialami karyawan
apabila mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sosial mereka serta
mengabaikan kepuasan karyawan atas hasil kerjanya.

5
2) Aliran Perilaku (Behaviaoral school)
Aliran perilaku berkembang sebab aliran klasik dipandang tidak benar-
benar pembantu pencapaian efisiensi produksi dan keserasian tempat keja.
Oleh karena itu dicari upaya untuk membantu manajer mengatasi masalah
melalui sisi perilaku karyawan.
Tokoh-tokoh aliran perilaku :
a) Hugo Munsterberg (1863-1919), sumbangan utamanya adalah
penerapan psikologi karyawan dalam membantu peningkatan produksi,
melalui tuga cara, yaitu:
1. Mendapatkan orang yang cocok.
2. Menciptakan kondisi kerja yang baik.
3. Memotivasi karyawan.
b) Elton Mayo (1880-1949), terkenal dengan ekperimen perilaku manusia
dalam situasi kerja, disebut sebagai Ekperimen Hawthorne. Ekperimen
ini menghasilkan kesimpulan bahwa perhatian khusus pada karyawan
dapat meningkatkan usaha kerjanya, disebut Hawthorne effect. Dari
ekperimen ini diperoleh hasil yaitu dari konsep manusia yang rasional
bahwa manusia yang hanya dapat dimotivasi dengan pemenuhan
ekonomi, diganti dengan konsep pemenuhan sosial melalui hubungan
kerja.
3) Aliran Ilmu Manajemen (Management Science School)
Aliran ini mengembangkan prosedur penelitian operasional
(operasional research+OR) dalam menghadapi masalah organisasi. Prosedur
yang dignauakan dimulai dari analisis masalah sampai dengan usulan
kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.
Beberapa sumbangan aliran ini:
✓ Prinsip aliran ini diterapkan dalam pemecahan masalah pada organisasi
besar.

6
✓ Teknik-teknik manajemen ilmiahdigunakan pada berbagai kegiatan,
seperti penyusunan anggaran, arus uang, jadwal produksi,
pengembangan produk, perencanaan tenaga kerja dan lain-lain.
✓ Mencoba memecahkan masalah dengan cara meninjaunya dari berbagai
ilmu (interdisipliner).
✓ Memecahkan masalah secara matematis.

Keterbatasan Aliran ini :


✓ Sumbangan aliran ini pada manajemen hanya diterapkan pada kegiatan
perencanaan dan pengawasan dan tidak pada kegiatan lain seperti
pengorganisasian dan kepemimpinan.
✓ Walaupun teknik yang digunakan cukup luas dalam mengatasi masalah
manajemen, tetapi tidak cukup efektif untuk masalah manusia dalam
manajemen.
4) Pendekatan Sistem
Pendekatan system memandang organisasi sebagai suatu kesatuan
yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama
lain.Dalam pendekatan ini manajer diajak untuk memandang organisasi
sebagai suatu kesatuan yang merupakan bagian dari lingkungan ekternal
yang lebih luas. Dalam sistem ini dijelaskan bahwa kegiatan setiap bagian
dari organisasi akan mempengaruhi kegiatan bagian lainnya.
Beberapa istilah dan sumbangan yang digunakan dalam pendekatan
sistem, yaitu :
✓ Subsistem, yaitu bagian-bagian yang membentuk kesluruan sistem.
Setiap sistem menjadi subsistem dari kesatuan yang lebih besar.
✓ Sinergi, yaitu bagian-bagian terpisah dalam sebuah orgnisasi yang saling
bekerja sama dan berhubungan serta menghasilkan kerja yang lebih
besar.

7
✓ Sistem terbuka, yaitu sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar.
Sistem tertutup, yaitu sistem yang tidak berhubungan dengan
lingkungan luar.
✓ Arus, yaitu perubahan seluruh masukan ( informasi, bahan dan enegi)
yang berasal dari lingkungan melalui suatu proses untuk menghasilkan
keluaran (barang dan jasa).
✓ Umpan balik, merupakan kunci pengawasan terhadap sistem, dengan
adanya umpan balik, maka dapat dilakukan perbaikan apabila ada
kesalahan dalam pelaksanaannya
5) Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini menggunakan metode-metode yang efektif untuk
mengatasi masalahmasalah dalam situasi tertentu yang tidak dapat
diterapkan dalam situasi lain. Tugas manajer adalah mengidentifikasi teknik
mana yang digunakan dalam situasi dan waktu yang tepat dalam membantu
pencapaian tujuan. Suatu langkah yang paling tepat untuk mengatasi
masalah dalam pendekatan kontingensi adalah bergantung pada situasi yang
dihadapi oleh manajemen, karena adalah suatu kenyataan bahwa situasi, aksi
dan hasil adalah faktor yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu
sama lainnya.
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda.
Jalur pertama merupakan pengembangan aliran perilaku (perilaku
organisasi) dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah (aliran
kuantitatif) atau operation reserch dan management science.
ALIRAN PERILAKU ORGANISASI
Pendekatan manusia mempelopori tumbuhnya pendekatan baru yang
lebih sering dikenal sebagai pendekatan/aliran perilaku. Dengan
menggunakan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi
dan dengan metoda penelitian yang lebih sempurna, para peneliti ini lebih
terkenal sebagai “behavioral scientists” dari pada “human relations

8
theorists”. Diantaranya yang terkenal adalah Argyris, Maslow dan Mc.
Gregor dorongan. Prinsip Dasar Perilaku Organisasi :

1) Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara


ketat (peranan, prosedur dan prinsip).
2) Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus
dengan pertimbangan secara hati-hati.
3) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap
tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan para ilmuwan perilaku ini terlihat dalam peningkatan
pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perilaku kelompok, hubungan
antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Semua hal ini
telah membuat para manajer semakin peka dan terampil dalam menangani
dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan kemudian muncul berbagai
konsep yang lebih maju lagi seperti kepemimpinan, penyelesaian
perselisihan, cara mendapatkan dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan
organisasi dan konsep komunikasi.
Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum
dikembangkan lebih lanjut. Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran
ini, karena disamping terlalu umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit. Teori
tersebut juga cukup kompleks untuk manajer. Rekomen- dasi mereka sering
berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan
menentukan pendapat yang paling baik.

9
ALIRAN KUANTITATIF ( RISET OPERASI DAN MANAJEMENN
SAINS )
Aliran kuantitatif untuk manajemen mulai berkembang sejak Perang
Dunia II. Pada waktu itu Inggris ingin memecahkan beberapa persoalan yang
sangat kompleks dalam perang. Inggris kemudian membentuk Team Riset
Operasi (Reserch Operation), dipimpin oleh P.M.S Blackett. Team ini terdiri
dari ahli matematika, fisika, dan ilmuwan lainnya. Inggris berhasil
menemukan terobosan-terobosan penting dari team tersebut. Amerika Serikat
kemudian meniru, membentuk team riset operasi seperti yang dibentuk
Inggris. Komputer digunakan untuk menghitung model-modek matematika
yang dikembangkan. Ketika perang selesai, model-model dari riset operasi
tersebut kemudian diaplikasikan ke Industri. Industri juga mengalami per-
kembangan pesat dengan persoalan-persoalan yang semakin kompleks.
Persoalan tersebut tidak dapat lagi dipecahkan dengan metode-metode
konvensional. Model riset operasi diperlukan dalam hal ini. Beberapa model
riset operasi : CPM (Critical Path Method) yang digunakan untuk
merencanakan proyek, teori antrian untuk memecahkan persoalan antrian.
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif.
Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada situasi
manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah :
pengendalian persediaan seperti EOQ (Economic Order Quantity), simulasi,
analisis break-even, programasi lenier (linear programming). Manajemen
operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
Sumbangan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam
perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat
sesuai untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk
perencanaan dan pengendalian proyek. Pendekatan tersebut juga membantu
memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan
model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhana kan menjadi

10
model matematika. Meskipun nampaknya model matematika dengan
formula-formula yang sulit dimengerti sangat kompleks, tetapi model
tersebut bermaksud menyederhanakan dunia nyata yang sangat kompleks.
Dengan model matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan
diberi perhatian ekstra.
Keterbatasan Aliran Kuantitatif (Riset Operasi/ Manajemen Sains)
Sayangnya model kuantitatif banyak menggunakan model atau simbol
yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk manajer. Pendekatan
kuantitatif juga tidak melihat persoalan peri laku dan psikologi manusia
dalam organisasi. Meskipun demikian potensi model kuantitatif belum
dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan lebih lanjut
pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih berarti.
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan
dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini
berkumpul para sarjana matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam
memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di
Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan
“OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri.
Masalah-masalah ruwet yang memerlukan “OR Tim” ini antara lain di
bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih
diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern. Pengembangan
model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang
kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan
masalah yang lebih berdasar rasional kepada paramanajer dalam membuat
putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para
manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam haL
penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi
pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.

11
Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada
hubungan manusia.
Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
pengendalian, tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu
sepertimotivasi, organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini
sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena dapat menyangkut
kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan
penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan
kompleks.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


1.3 Memahami Pendekatan-pendekatan Manajemen
1.3 Pendekatan-pendekatan Manajemen
Menurut Donnely, Gibson, Ivancevich, dan Koontz, O’Donnell serta
Weihrich; pendekatan dalam manajemen dapat dikelompokkan dalam 3
kelompok, yaitu:
1. Pendekatan Klasik
2. Pendekatan Perilaku
3. Pendekatan Manajemen Ilmiah
Selain 3 pendekatan di atas, masih ada pendekatan lain, yaitu pendekatan
kuantitatif, pendekatan kotemporer, pendekatan situasional.
1. Pendekatan Klasik. Dalam pendekatan ini lebih berfokus pada rasionalitas
dan berusaha menjadikan organisasi dan para pekerja se-efisien mungkin.
2. Pendekatan Perilaku. Dalam pendekatan ini mempelajari secara mendalam
tindakan-tindakan (perilaku) orang yang bekerja di sebuah organisasi.
3. Pendekatan Kuantitatif. Dalam pendekatan ini menggunakan teknik-teknik
kuantitatif untuk membantu proses pengambilan keputusan.
4. Pendekatan Kotemporer. Dalam pendekatan ini sebuah organisasi menerima
atau mengambil input (sumber daya manusia) dari lingkungannya dan

12
mengubah atau memproses sumber daya tersebut menjadi output yang
kemudian disebarkan lagi ke lingkungannya.
5. Pendekatan Situasional. Dalam pendekatan ini suatu organisasi bersifat unik
menghadapi situasi-situasi yang berlainan dan membutuhkan cara
pengelolaan yang berbeda-beda.
Adapun perbedaan dari berbagai pendakatan manajemen tersebut, yaitu:

Pendekatan
Manajemen Perbedaan
Berfokus pada teori manajemen ilmiah (menjalankan
Pendekatan tugas dengan se-sefisien mungkin) dan teori administrasi
Klasik umum (apa yang dikerjakan manajer dengan
menggunakan praktik-praktik manajemen yang baik)
Pendekatan Berfokus pada perbaikan atau pengambilan keputusan
Kuantiaif berdasarkan teknik kuantitatif
Pendekatan Berfokus pada tindakan-tindakan (perilaku) pekerja
Perilaku (SDM) dalam suatu organisasi
Pendekatan Berfokus pada proses untuk menghasilkan output dan
Kontemporer bagaimana cara pengelolaan suatu organisasi

Tujuan Pembelajaran 1.4:


1.4 Memahami Pengertian Manajemen
1.4 Pengertian dan Konsep Dasar Manajemen
Secara etimologis, pengertian manajemen merupakan seni untuk
melaksanakan dan mengatur. Manajemen ini juga dilihat sebagai ilmu yang
mengajarkan proses mendapatkan tujuan dalam organisasi, sebagai usaha
bersama dengan beberapa orang dalam organisasi tersebut sehingga ada orang
yang merumuskan dan melaksanakan tindakan manajemen yang disebut dengan
manajer. Di bawah ini dijelaskan beberapa pendapat yang menjelaskan tentang
pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut:
1) Menurut Sudarwan dan Yunan Danim (2010: 18) mengemukakan bahwa:
Manajemen sebagai sebuah proses yang khas, yang terdiri atas tindakan-
tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan,

13
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaransasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lainuntuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat
fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasikan
(organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
Dengan demikian, manajemen adalah suatu kegiatan yang
berkesinambungan.
2) Malayu S. P. Hasibuan Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu).
3) Arifin Abdurrachman sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, yang
mengartikan manajemen merupakan kegiatankegiatan untuk mencapai
sasaran-sasaran dan tujuan pokok yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang-orang pelaksana. Jadi, dalam hal ini kegiatan dalam
manajemen terutama adalah mengelola orang-orangnya sebagai pelaksana.
4) Henry L. Sisk Management is the coordination of all resources through the
processes of planning, organizing, directing, and controlling in order to
attain stated objectives. (Manajemen adalah Pengkoordinasian dari semua
sumber-sumber melalui proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pemberian bimbingan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan). Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip-prinsip
manajemen.
5) Sedangkan Husaini Usman menyimpulkan, esensi pengertian manajemen
dapat dipandang, baik sebagai proses (fungsi) maupun sebagai tugas (task).
Hal ini senada dengan pendapat Maurice R. Hecht: management is an
activity, and if you start by looking at little pieces here and there, you can
destroy the understanding of the whole. Artinya, manajemen adalah sebuah

14
aktivitas, dan jika kamu mulai melihat kepada potongan-potongan sedikit di
sana-sini, kamu dapat merusakkan pengertian itu keseluruhannya.
6) Menurut Robbins dan Coulter (2012, p.36, manajemen adalah
mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan orang lain sehingga kegiatan
mereka selesai dengan efisien dan efektif.
7) Menurut Manullang (2005, p.5) istilah manajemen mengandung tiga
pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu proses, kedua,
manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen, dan ketiga manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai
suatu ilmu. Pengertian manajemen yang pertama serta kenyataan bahwa
manajemen adalah ilmu sekaligus seni, maka manajemen itu dapat
didefinisikan sebagai seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan.
8) Menurut Daft dan Marcic (2007, p.7) manajemen adalah efektifitas dan
efisiensi pencapaian tujuan organisasi melalui perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan sumber daya organisasi.
Menurut Bateman dan Snell (2004, p.14) manajemen adalah proses dalam
bekerja dengan orang-orang dan berbagai sumber daya untuk mencapai
tujuan organisasional.
Berdasarkan dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu pola atau sistem koordinasi yang dilakukan dalam
organisasi melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dengan memberdayakan semua kekuatan yang dimiliki dalam
rangka pencapaian tujuan tertentu.
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat
pokok yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam
prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya
tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas :

15
1. Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja,
seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan
memberikan beban kerja yang berimbang.
2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas Setiap
kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya
kepada atasan secara langsung.
3. Disiplin
Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja
sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya)
berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah
ditetapkan.
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis
perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian),
bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para
karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang
atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan,
satu rencana, dan satu pimpinan).
Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan diantara
para kerabat kerja/karyawan. Karena ada yang diberi tugas yang banyak dan ada
pula yang sedikit, padahal mereka memiliki kemampuan yang sama
(Dayat,n.d,pp.7-9). Manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kerja
orang lain. Dengan demikian berarti dalam manajemen terdapat minimal 4
(empat) ciri, yaitu:
1) Ada tujuan yang hendak dicapai
2) Ada pemimpin (atasan)

16
3) Ada yang dipimpin (bawahan)
Manajemen bagi setiap organisasi atau lembaga merupakan unsur pokok
yang harus dijalankan oleh setiap pimpinan organisasi atau lembaga tersebut.
Para pimpinan tersebut bertindak sebagai manajer sehingga harus menggunakan
sumber daya organisasi, keuangan, peralatan dan informasi serta sumber daya
manusia dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sumber daya manusia merupakan sumber daya terpenting bagi setiap organisasi.
Tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan (state goals) mengandung
arti bahwa para pemimpin atau manajer organisasi apapun berupaya untuk
mencapai berbagai hasil akhir spesifik, tentu saja harus unik bagi masing-masing
organisasi. Ulber Silalahi (2002: 4) mengungkapkan manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan dan pengontrolan
untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas dalam
mencapai tujuan organisasional secara efektif dan secara efisien. Secara prinsip
dapat dilihat bahwa pada kenyataannya manajemen merupakan kombinasi ilmu
dan seni dan tidak dalam proporsi yang tetap, tetapi dalam proporsi yang
bermacam-macam. Konsep manajemen merupakan suatu konsep yang
mencerminkan adanya kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus
dalam organisasi.

Tujuan Pembelajaran 1.5:


1.5 Memahami Fungsi dan Tujuan Manajemen
1.5 Fungsi dan Tujuan Manajemen
Fungsi manajemen adalah proses dari langkah-langkah mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Banyak pandangan-pandangan
yang berbeda dari para ahli mengenai rumusanrumusan fungsi-fungsi
manajemen, di sini penulis mengambil pandangan dari seorang ahli bernama
George R. Terry. Dalam bukunya “ Principles of management” George R. Terry
merumuskan fungsi-fungsi manajemen dengan singkatan POAC, yaitu :

17
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sesuatu yang akan direncanakan tentang apa yang akan
dicapai, yang kemudian memberkan pedoman, garis-garis besar tentang apa
yang akan dituju. Perencanaan merupakan persiapan-persiapan untuk
pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan-rumusan tentang “apa” dan
“bagaimana “ suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. Persiapan-persiapan
tesebut dapat berupa tindakan-tindakan administrasi atas tindakan-tindakan
selanjutnya. Perencanaan tidak harus dalam bentuk tulisan tetapi mungking
hanya dalam pemikiran (benak), terutama untuk hal yang bersifat pribadi dan
rahasia (misalnya rencana operasi lokasi perjudian, pelacuran, sarang
narkoba dan lain-lainnya). Dalam sistem pembangunan di Indonesia, tugas
perencanaan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bapenas),
yang merupakan himpunan dari perencanaan sektor pemerintah yang paling
kecil. Setiap organisasi biasanya selalu membuat perencanaan untuk
lancarnya perputaran roda organisasi. Demikan hal dengan individu,
hendaknya membiasakan diri untuk membuat/menentukan rencana agar
aktivitas jelas dan terarah.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan
aktivitasaktivitas, pegelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas,
pendelegasian wewenang, pengkoordinasian hubungan antar wewenang serta
informasi baik secara vertikal maupun horizontal, yang dibutuhkan
organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan
serta penggerakan orang-orang agar orang-orang tersebut mau dan suka
bekerja. Berdasarkan pengertian tersebut jelaslah bahwa peranan
penggerakan (actuating) sangat penting, karena penggerakan berfungsi
untuk menggerakan fungsi-fungsi manajemen yang lain, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengawasan. Menggerakan orang-orang

18
agar mau dan suka bekerja mempunyai arti bagimana menjadikan para
pegawai sadar akan tugas dan kewajiban serta bertanggung jawa atas tugas
yang dibebankan kepadanya tanpa menunggu perintah dari siapapun.
4. Pengendalian/Pengawasan (Controlling)
Mc. Farland memberikan definisi, pengawasan adalah suatu proses dimana
pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau
kebijakan yang telah ditentukan. Pengawasan dimkasudkan untuk mencegah
atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak sesuaian dan lain-
lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.
Jadi pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap orangnya, tetapi
mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan.
Tujuan Manajemen
1. Menciptakan Efisiensi dan Efektivitas Kerja
2. Efisien secara singkat dapat diartikan berdaya guna. Artinya, segala sumber
daya yang digunakan dalam proses pelaksanaan pekerjaan telah dimanfaatkan
secara maksimal. Tidak ada sumber daya yang penggunaannya kurang dari
kapasitas, atau bahkan menganggur.
3. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan meliputi semua hal yang berkaitan dengan pemasukan
dan pengeluaran dana. Pengalokasian dana harus mempertimbangkan
kebutuhan organisasi. Manajemen mengatur pembagian kerja disertai rincian
dana yang dibutuhkan. Pengaturan inilah yang bertujuan agar pengalokasian
dana dapat sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja.
4. Mengawal Kinerja Seluruh Tingkatan Manajerial
Tingkatan manajerial yang berbeda-beda menuntut adanya sistem koordinasi
yang terstruktur. Sistem tersebut dapat berupa prosedur tertulis maupun
berupa budaya organisasi. Seperti telah disebutkan dalam fungsi actuating,
semua pelaksanaan pekerjaan harus berpedoman pada prosedur yang memuat
tanggungjawab masing-masing tingkatan. Prosedur merupakan bagian

19
penting dari manajemen. Tujuan manajemen di sini adalah memastikan
bahwa tingkatan-tingkatan tersebut melaksanakan pekerjaan sesuai jalurnya.
Melalui prosedur, akan dapat ditaksir sudah sejauh mana tujuan organisasi
dicapai, bagaimana prosesnya berjalan, serta langkah apa lagi yang harus
diambil selanjutnya.

Tujuan Pembelajaran 1.6:


1.6 Memahami Tingkatan Manajer
1.6 Tingkatan Manajer
Manajer adalah orang yang memiliki pengalaman, pengetahuan serta
keterampilan yang baik dan diakui oleh organisasi/perusahaan tersebut untuk
dapat memimpin, mengendalikan mengelola, mengatur serta mengembangkan
organisasi dalam rangka mencapai visi (tujuan) perusahaan. Secara sederhana
manajer adalah orang yang dapat mengarahkan atau memimpin orang lain dan
mampu bertanggung jawab atas kegiatan (pekerjaan) di suatu organisasi atau
perusahaan. Dalam penerapannya pada beberapa organisasi, manajer biasanya
dikelompokkan kedalam beberapa kategori manajer seperti manajer puncak (top
management), manajer tingkat mengah (middle management) dan manajer lini
pertama (first-line management). Berikut ini penjelasannya:
1. Manejemen lini pertama (first line management)
Manajer ini merupakan tingkatan paling rendah, sering dikenal dengan
manajer operasional. Tugas dan fungsinya seperti memimpin dan mengawasi
pegawai non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
2. Manajer tingkat menengah (middle management)
Manajer ini berada diantara manajer lini pertama (first line management) dan
manajer puncak (top management), tugas dan fungsinya adalah sebagai
penghubung antara keduanya.
3. Manajer puncak (top management)
Manajer puncak seperti Chief Executive Officer (CEO), Chief Information
Officer (CIO) dan Chief Financial Officer (CFO). Tugas dan fungisnya

20
manajer puncak adalah bertugas untuk merencanakan kegiatan maupun
strategi organisasi perusahaan secara umum serta mengarahkan jalannya
organisasi ataupun perusahaan. Manajer puncak ini dikenal dengan
istilah executive officer.

Tujuan Pembelajaran 1.7:


1.7 Memahami Tanggung Jawab dan Peran Manajer
1.7 Tanggung Jawab dan Peran Manajer
1. Tugas dan Fungsi dari seorang manajer yaitu:
a. Memimpin suatu organisasi atau perusahaan
b. Mengendalikan, mengelola dan mengatur organisasi.
c. Dapat meningkatkan perkembangan sebuah organisasi.
d. Dapat untuk mengatasi semua dari berbagai jenis masalah yang telah
ada di dalam organisai.
e. Dapat untuk mengendalikan dan juga mengawasi suatu
perorganisasian.
f. Menciptakan rasa kepercayaan terhadap orang lain.
g. Meningkatkan rasa tanggung jawab atas semua hal.
h. Dapat untuk mengevaluasi seluruh aktivitas dan juga kegiatan pada
suatu organisasi.
i. Menggali dan juga mengembangkan suatu sumber daya telah dihak
oleh sebuah perusahaan dan organisasi.
2. Peran dari seorang manager terbagi menjadi tiga bagian yaitu sebagai
berikut.
a. Peran antar pribadi. Peran ini yang berhubungan dengan orang serta
kewajiban lain yang mempunyai sifat seremonial dan juga simbolis.
Peran ini yang mencakup juga sebagai peran figur untuk para
bawahannya, pemimpin dan penghubung.
b. Peran informasional. Peran ini yang mencakup peran dari manajer
untuk berkemampuan memantau serta dapat menyebar informasi, dan
juga tentunya berperan sebagai jubir (juru bicara).

21
c. Peran dalam pengambilan keputusan. Peran pengambil keputusan ini
yang mencakup peran untuk seorang wirausahawan, mampu
menyelesaikan masalah, dapat membagi sumber daya serta mampu
berunding. Yang dengan dilihat dari garis besar kegiatan atau juga
aktivitas yang dapat dijalankan oleh para manajer adalah untuk
melakukan berbagai interaksi dengan orang lain.
3. Tanggung jawab yang ditanggung oleh seorang manger pada umumnya,
antara lain sebagai berikut
a. Mencapai tujuan organisasi dan perusahaan bersama dengan
karyawan yang dipimpin. Tugas serta tanggung jawab dari manajer
secara khusus adalah dengan berusaha untuk bekerja sama dengan
seluruh karyawan atau staff yang telah dipimpinnya untuk secara
bersama-sama mampu mencapai tujuan dari perusahaan. Tercapainya
suatu tujuan perusahaan ini maupun dari departemen merupakan
bentuk tanggung jawab yang besar oleh seorang manajer dikarenakan
melalui manajer kita membuat perencanaan dan berbagai langkah-
langkah di dalam pencapaian dan tujuan yang diambil.
b. Bertanggung jawab terhadap proses manajemen secara keseluruhan.
Manajer mempunyai tugas dan juga fungsi di dalam manajemen.
Tugas dan juga fungsi dari manajer kali ini akan lebih pada
pelaksanaan dan fungsi dari manajemen yang mulai dari perencanaan
sampai evaluasi. Manajer ini harus dapat memastikan berbagai fungsi
manajemen yang berjalan dengan baik.

C. Latihan dan Soal


1. Coba saudara jelaskan apa yang saudara ketahui tentang manajemen dan
seberapa penting ilmu manajemen dalam suatu organisasi/perusahaan?
2. Coba saudara jelaskan dengan singkat keempat fungsi dari manajemen?
3. Coba saudara jelaskan apa yang terjadi jika fungsi manajemen tidak optimal
dilaksanakan oleh seorang pemimpin organisasi/perusahaan?

22
4. Menurut saudara, apakah ilmu manajemen saat ini masih diperhitungkan?
Jelaskan.
5. Mengapa peran manajer penting dalam perusahaan?
6. Jelaskan tingkatan manajer yang anda ketahui?

D. Daftar Pustaka
John M. Echols dan Hasan Shadaly, Kamaus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta:
PT. Gramedia, 1992), hlm. 372
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1995), hlm. 21
Soebagio Admodinata, Manajemen Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Ardya
Jaya, 2000), hlm. 228
Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji
Masagung,1994), hlm. 3
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, hlm. 1-2
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), Cet. XVIII, hlm. 7
Henry L. Sisk, Principles of Management (Ohio, South-Western Publishing
Company, 1969), hlm. 10
Materi ini dapat diakses pada
http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/modul%208-11.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai