Anda di halaman 1dari 8

Nama: Nabila Almuizzu Kewa

NIM : C0D021022

Kelas: G Perpajakan

Sejarah Manajemen
            Manajemen sebenarnya sudah ada semenjak keberadaan manusia. Hal ini dapat dilihat dari
keberadaan bangunan-bangunan ataupun monumen-monumen yang dibangun oleh peradaban
kuno. Seperti dibangunnya Piramid Cheops oleh arsitek Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Di
Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan semenjak masa prasejarah. Adanya Candi Borobudur
pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan salah satu bukti bahwa
manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia. (Husaini, 31:2013)
            Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400an di
kota Venesia, Italia yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. Penduduk
Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang
lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang
diluncurkan sepanjang kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke
kapal tersebut. Dan masih banyak lagi.
            Pada masa berikutnya, manajemen mulai dikenal luas ketika tahun 1776 Adam Smith,
seorang pemikir ekonomi Inggris, menerbitkan bukunya yang berjudul:”An Inquiry into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations”. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis
yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan
ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan
pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari.
Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah
sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan
kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3)
menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.(Sukirno, 3:2009)
            Dalam dua abad setelah zaman Adam Smith dunia telah menjadi sangat berkembang. Dalam
masa hidup Adam Smith, Revolusi industri baru saja akan bermula. Sekarang ini keguatan industri
sudah sangat canggih dan teknologi yang digunakaan sudah sangat berbeda. Juga organisasi
perusahaan sudah jauh lebih rumit.(Sukirno, 3:2009)
Secara garis besar, dalam perkembangannya teori manajemen dapat dibagi menjadi 4 jenis
aliran. Yaitu aliran Manajemen ilmiah (1870-1930), aliran Teori Organisasi Klasik (1900-1940),
aliran Hubungan Manusiawi (1930-1940), dan aliran Manajemen Modern (1940- sekarang).
Pembahasan perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen selanjutnya dapat
dilakukan dengan menguraikan para tokoh dan gagasan-gagasan mereka.
A.    Manajemen Ilmiah (1870-1930)
            Airan manajemen ini mencapai namanya berdasar filsafat dasar bahwa: Semua tugas yang
berkaitan dengan produksi fisik atau fungsi-fungsi manajerial dapat dan harus dianalisis melalui
metode ilmu pengetahuan yang mencakup: Pengumpulan data atau observasi, perumusan
hipotesis, pengujian dan implementasi aktual. Sedangkan cirri-ciri pokoknya adalah: penerapan
metode ilmiah terhadap problem-problem produksi, studi tentang waktu, studi tentang gerakan,
organisasi fungsional. (Winardi 49:1995)
            Tokoh-tokohnya adalah:
            Frederick W. Taylor (1856-1915) ialah orang pertama yang mengembangkan manajemen
ilmiah. Ia seorang ahli teknik mesin yang memulai pekerjaannya di pabrik baja Midvale Steel
Company Philadelpia (USA). Pada tahun 1886, ia meneliti usaha-usaha untuk meningkatkan kerja
berdasarkan waktu dan gerak.( Husaini, 33:2013).
            Taylor kemudian menuangkan gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu The Principles of
Scientific Management, Testimony Before the Special House Committee dan Shop Management yang
kemudian dirangkum dalam bukunya berjudul Scientific Management.Taylor telah memberikan
prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan
sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. (Handoko, 43:2009)
            Empat prinsip dasar pemikiran Taylor adalah sebagai berikut ini.
1)      Setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang harus diuraikan menurut bagian-bagiannya,dan cara
ilmiah untuk melakukan setiap bagian dari pekerjaan tersebut harus ditentukan
2)      Harus ada kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja
3)      Harus ada pembagian kerja antara manajer dan pekerja
4)      Manajer harus melakukan kegiatan supervise, memberikan perintah dan merancang apa yang
harus dikerjakan sedangkan pekerja harus bebas mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada
mereka. (Husaini, 34:2013)
            Frank dan Lillian Gilbreth (1868-1924 dan 1878-1972) merupakan kontributor utama aliran
manajemen ilmiah. Frank Gilbreth adalah pelopor pengembangan study gerakdan waktu,
menciptakan berbgai teknik manajemen yang diilhai oleh Taylor. Sedangkan Lillian Gilbreth lebih
tertarik pada aspek-aspek manusia dalam kerja, seperti seleksi, penempatan dan latihan personalia.
Dia menuliskan gagasannya dalam buku The Psychology of Management. Baginya manajemen ilmiah
mempunyai tujuan akhir membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai makhluk
hidup.  (Handoko 44:2009)
            Henry L. Gantt (1861-1919). Seperti Taylor, Gantt mengemukakan gagasan-gagasan (1)
kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2) seleksi ilmiah
pekerja, (3) sistem bonus untuk merangsang pekerja, (4) instruksi-instruksi kerja yang rinci harus
digunakan. (Husaini, 35:2013). Gantt sangat tertarik tentang cara-cara meningkatkan efektifitas
dan efisiensi kerja. Untuk itu, ia berusaha meningkatkan system kerja organisasi dengan
menggunakan jadwal kerja yang terencana. Kontribusi Gantt yang terkenal dan masih dipakai
hingga saat ini adalah teknik membuat jadwal denganmenggunakan diagram (bar) mendatar yang
keudian disebut Gantt Chart. Gantt Chart sangat sederhana sehingga udah dibuat dan banyak
digunakan orang untuk membuat jadwal.
            Harrington Emerson (1853-1931) yang terkenal dengan 12 prinsip-prinsip efisiensi, yang
secara ringkas adalah sebagai berikut: Tujuan dirumuskan dengan jelas, kegiatan yang dilakukan
masuk akal,adanya staf yang cukup, disiplin, balas jasa yang adil, pemberian perintah,adanya
standar-standar dan skedul-skedul, kondisi yng distandardisasi, operasi yang distandardisasi, instruksi-
intruksi praktis tertulis yang standar, dan balas jasa efisiensi. (Handoko, 45:2009).
Keterbatasan Teori Manajemen Ilmiah dan Sumbangannya
Metode-metode ilmiah telah banyak ditetapkan pada banyak kegiatan organisasi, terutama
dalam usaha meningkatkan produktifitas. Teknik-teknik efisiensi manajemen ilmiah, seperti studi
gerak dan waktu, telah menyebabkan kegiatan dapat dilaksanakan lebih efisien. Gagasan seleksi
dan pengebangan ilmiah karyawan menimbulkan kesadaran akan pentingnya kemampuan dan
latihan untuk meningkatkan efektifitas karyawan. Akhirnya, manajemen ilmiah yang telah
mengemukakan pentingnya disain kerja, mendorong manajer untuk mencari cara terbaik
pelaksanaan tugas.
            Setelah revolusi mental yang dicanangkan Taylor terjadi dalam praktek, timbul masalah-
masalah sebagai keterbatasan manajemen ilmiah. Kenaikan produktifitas sering tidak diikuti oleh
kenaikan pendapatan.Perilakumanusia yang bermacam-macam menjadi hambatan. Pendekatan
rasional hanya memuaskan kebutuhan-kebutuhan ekonomis dan phisik, tidak memuaskan
kebutuhan-kebutuhan sosial karyawan. Manajemen ilmiah juga mengabaikan keinginan manusia
untuk kepuasan. (Husaini 35:2013).
A.    Teori Organisasi Klasik (1900-1940)
            Aliran manajemen ini memusatkan pemikiran pada: masalah- masalah departementasi,
koordinasi dan organisasi yang tercakup dalam dalam desain dan manajemen organisasi-
organisasi. Ciri-ciri utama aliran manajemen ini adalah: Orientasi makro untuk desai administrative
dan mengandalkan diri pada pengalaman dan intuisi dan bukan pada data empiric. (Winardi,
50:1995)
            Tokoh-tokohnya adalah:
            Teori organsasi klasik dibedakan atas dua perspektif manajemen, yaitu manajemen ilmiah
dan manajemen adinistratif. Teori organisasi klasik disebut juga teori administrasi atau teori
manajemen administrative. Salah seorang tokohnya bernama Henri Fayol. Fayol terkenal
sebagai “Bapak Teori Ilmiah”. (Husaini, 37:2013)
            Henri fayol (1841-1925) seorang industrialis Perancis, mengemukakan teori teknik-teknik
administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang komplek dalam
bukunya yang terkenal, Administration Industrielle et Generalle ( Administrasi Industri dan Umum).
Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi lima unsure, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan.(Handoko, 46:2009)
            Fayol juga membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yaitu (1)  teknik: produksi
dan manufacturing produk, (2) komersial: pembelian bahan baku dan penjualan produk,
(3) keuangan: perolehan dan penggunaan modal, (4) keamanan: perlindungan karyawan dan
kekayaan, (5) akuntansi: pelaporan dan neraca keuangan, pencatatan laba, serta pencatatan
statistic, (6) Manajerial dan teknik-teknik kepemimpinan. (Husaini, 37:2013)
            James D. Mooney, eksekutif General Motors, mengkategorikan prinsip-prinsip manajemen
tertentu. Dia mendifinisikan organisasi sebagai sekelompok, dua atau lebih, orang yang bergabung
untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang sebuah organisasi perlu diperhatikan
empat kaidah dasar, yaitu (1) koordinasi, syarat-syarat adanya koordinasi meliputi
wewenang,saling melayani, doktrin dan disiplin, (2) prinsip scalar, proses scalar mempunyai
prinsip, prospek dan pengaruh sendiri yang tercermin dari kepemiminan, delegasi dan definisi
fungsional, (3) prinsip fungsional, adanya fungsionalisme bermacam-macam tugas yang berbeda,
dan (4) prinsip staf,kejelasan perbedaan antara staf dan lini. (Handoko, 47:2009)
            Urwick (1891-1983) adalah seorang konsultan manajemen. Ia adalah seorang murid yang
sangat rajin, yang keudian menulis buku yang komprehensif tentang pengetahuan manajemen
dengan judul, The Element of Administration. Dalam buku tersebut, ia mengumpulkan dan
menggabungkan pendapat para ahli sepertiTaylor, Fayol, dan seterusnya.Oleh karena itu, ia
bukanlah seorang innovator administrasi, tetapi seorang kolektor pendapat tentang administrasi.
( Husaini, 39:2013)
            Perkembangan teori organisasi klasik berikutnya dipengaruhi oleh Max Weber (1864-1920)
seorang Jerman peletak dasar sosiologi modern yang kemudian terkenal sebagai bapak sosiologi
modern. Teori birokrasi yang dihasilkannya muncul sekitar Perang Dunia I dimana sering terjadi
pertentangan antar buruh. Birokrasi Weber memiliki enam pokok berikut:
1.      Dalam organisasi ada pembagian tugas dan spesialisasi. Setiap individu dalam organisasi
mempunyai wewenang yang diatur oleh peraturan, kebijakan, ketetapan hukum.
2.      Hubungan dalam organisasi bersifat impersonal.
3.      Dalam organisasi ada hierarki wewenang, dimana dimana yang rendah patuh kepada yang lebih
tinggi.
4.      Administrasi selalu dilaksanakan dengan dokumen tertulis.
5.      Orientasi pengembangan pegawai adalah pengembangan karier yang berarti keahlian merupakan
kriteria utama diterima atau ditolaknya seseorang sebagai anggota organisasi dan berlaku pula
untuk mempromosikaannya
6.      Untuk mendapatkan efisiensi maksimal, setiap tindakan yang diambil harus selalu dikaitkan
dengan besarnya sumbangan terhadap pencapaian tujuan organisasi.(Husaini, 41:2009)
            Mary Parker Follet (1868-1933) dan juga Barnard bertindak sebagai jembatn antara teori
klasik dan hubungan manusiawi, karena pemikiran mereka berdasarkan kerangka kasik, tetapi
memperkenalkan beberapa unsur baru tentang aspek-aspek hubungan manusiawi.(Handoko,
47:2009). Esensi dari pemikran Follet adalah hubungan kerja yang baik tercipta dari kebersamaan
orang-orang bukan dibawah perintah seseorang. Idenya ialah mengganti power over dengan power
with dan menekankan pentingnya pengendalian diri sendiri daripada pengendalian oleh orang lain.
Pendapat Follet yang terkenal mengenai manajemen adalah “bekerja melalui orang lain. (Husaini,
44:2013)
            Chaster I. Barnard (1886-1961), presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey, menulis
bermacam-macam subyek manajemen dalam bukunya The Functions Of the Executive pada tahun
1938. Dia memandang organisasi sebagai system kegiatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi-
fungsi utama manajemen, menurut pandangan Barnard, adalah perumusan tujuan dan pengadan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. (Handoko, 49:2009)
           
            Keterbatasan Teori Organisasi Klasik dan Sumbangannya
            Seperti halnya dengan pendekatan manajemen ilmiah, pendekatan teori organisasi klasik
pun tidak luput dari kritikan. Kritik terhadap teori birokrasi antara lain (1) merangsang berfikir
yang mengutamakan konformitas dan formalitas, (2) merupakan rutinitas yang membosankan, ide-
ide kreatif tidak sampai kepada pengambil keputusan karena panjangya jalur komunikasi, (4) tidak
memperhitungkan organisasi informal yang seringkali lebih berpengaruh kepada organisasi formal,
(5)kecenderungan terjadi orwelian, yaitu keingina birokrasi turut menampuri bukan
mengendalikan urusan (Husaini, 44:2013)
            Teori-teori organsasi klasik hanya cocok untuk zamannya yang ketika itu organisasi relative
stabil dan lingkungan dapat diramalkan.Teorinya sangat abstrak dan dan sukar diterapkan untuk
pengambilan keputusan.
B.     Aliran Hubungan Manusiawi
            Aliran hubungan manusiawi muncul karena ketidakpuasan bahwa yang dihasilkan
pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja.Para
manajer masih menghadapi kesulitan karena para karyawan tidak selalu mengikuti pola-poa
perilaku yang rasional. Sehingga pembahasan sisi manusia daam organisasi menjadi penting.
Beberapa ahli mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan
psikologi. (Handoko, 50:2009)
            Ciri-ciri utama dari aliram manajemen ini adalah: pentingnya motivasi manusia, pendekatan
kelopok terhadap manajemen dan diulainya eksperimentasi ilmiah terhadap problem-problem
manusia. (Winardi, 50:1995)
            Tokoh-tokohnya adalah:
            Hugo Mustenberg (1863-1916) sebagai pecetus psikologi industri, mustenberg sering disebut
bapak psikologi industri.Dalam bukunya psikologi and industrial efficiency dia banyak
menguraikan penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk membantu pencapaian tujuan
produktifitas.Dia mengemukakan bahwa untuk meningkatkan produktifitas dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu (1)menerima pekerja yang terbaik, (2)menkeciptakan pekerjaan yang terbaik
dan (3)penggunaan pengaruh yang terbaik untuk merangsang motivasi kerja.(Husaini, 45:2013)
            Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari psikologi
eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metode tentang psikologi dapat digunakan untuk memilih
karakteristik tertentu yang cocok degan kebutuhan suatu jabatan. Riset belajar dapat
mengembangkan mengarahkan pengembangan metode latihan. Dan studi perilaku mausiadapat
membantu perumusan teknik-teknik psikologi untuk memotivasi karyawan. Sebagai tabahan,
Munsterberg mengingatkan adanya pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
(Handoko, 50:2009)
            Elton Mayo (1880-1949) terkenal dengan penelitian Hawthorne. Menurut penelitian
Hawthorne, hbungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk
menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi. Asumsinya, jika
manajer personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan manusiawi dalam organisasi
pun enjadi baik. Apabila moral dan efisiensi membaik, maka hubungan manusiawi dalam organisasi
pun menjadi baik. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang baik maka manajer harus
memahami alas an-alasan pekerja bekerja dengan cara tertentu, tidak dengan cara lainnya. Selain
itu, Mayo juga meneliti factor-faktor sosial dan psikologi yang dapat memotivasi pekerja. (Husaini,
46:2013)
            Elton Mayo, dan asisten risetnya Fritz J. Roethlisberger serta William J. Dickson, megadakan
suatu studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja yang sangat terkenal di pabrik
Howthorne milik perusahaan Western Electric dari tahun 1927 sampai tahun 1932. Mereka telah
membagi membagi karyawan menjadi kelompok penelitian. Percobaan pertama dilakukan untuk
mengetahui pengaruh kondisi penerangan terhadap produktifitas. Ketika kondisi penerangan
dinaikan, produktivitas juga naik seperti yang diperkirakan. Tetapi ketika kondisi penerangan
dikurangi sampai seperti bila hanya menggunakan sinar matahari, ternyata produktivitas tetap
naik.
            Dalam percobaan selanjutnya, Mayo dan kawan-kawannya menempatkan dua kelompok yang
masing-masing terdiri dari enam karyawati di ruang terpisah. Dalam salah satu ruang kondisi diubah-ubah
secara periodic,danruang lainnya tidak. Sejumlah variable-variabel dicoba: upah dinaikkan, periode
istirahat dan jam makan siang lamanya diubah-ubah, hari kerja dan minggu kerja diperpendek, peneliti
yang bertindak sebagai atasan mengikuti kelompok untuk memilih periode istirahatnya sendiri dan
memberikan kesempatan untuk mengajukan usul perubahan.
            Sekali lagi, keluaran di kedua ruang ternyata sama-sama meningkat. Mayo dan kawan-kawan data
mengesampigkan ahwa insentif keuangan bukan penyebab kenaikan produktivitas, karena skedu
pembayaran kelmpok yang diteliti dipertahankan sama. Mereka menyimpulkan bahwa rantai reaksi
emsional yang komplek telah mempengaruhi peningkatan produktifitas. (Handoko, 51:2009)
            Keterbatasan Teori Hubungan Mausiawi dan Sumbangannya
            Konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di
tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan dan kepuasan pekerja tidak menghasilkan perubahan
produktivitas yang mencolok. Lingkungan kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling
berinteraksikarena ada yang berinteraksi dengan unit lain diuar tempat kerja. Keompok yang
diteliti mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi obyek dan subyek penelitian.
Teori hubungan manusiawi mengilhami para ahli perilaku seperti Agryris, Maslow, Mc Gregor, dan
Mc Clelland untuk membahas teori motivasi.
           
C.    Aliran Manajemen Modern
            Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur yang pertama
merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal dengan perilaku
organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran
kuantitatif. Ada tiga pendekatan yang sering dipakai dalam aliran manajemen modern yaitu,
pendekatan perilaku organisasi, pendekatan sistem, dan pendekatan kontingensi.
a. Pendekatan Perilaku Organisasi
Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh system sosialnya. Tokoh-
tokoh pendekatan ini sebagai berikut.
1. Maslow yang terkenal dengan teori hierarki kebutuhan untuk menjelaskan perilaku
manusia dalam kaitannya dengan motivasi manusia.
2. McGregor dengan teori X dan Y.
3. Herzberg dengan teori dua factor
4. Mc Clelland dengan teori need of power, need of affiliation dan need of acievment.
5. Blake dan Mouton dengan teori Managerial Grid
6. Likert dengan teori empat system
7. Fiedler dengan pendekatan kontingensi dalam teori kepemimpinannya
8. Schein dengan penelitian dinamika kelompoknya
9. Vroom dengan teori ekspektasinya
10. Hersey dan Banchard dengan kepemimpinan situasionalnya, dan lain-lain (Husaini,
49:2013)
Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh manajemen
modern adalah sebagai berikut:
1. Manajemen tidak dapt dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur, prinsip)
2. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan
secara hati-hati
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendeatan manjer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komiten pekerja terhadap tujuan organisasi
yang sangat dibutuhkan (Handoko, 54:2009)
Aliran Kuantitatif
Alran kuatitatif atau yang disebut juga aliran management science digunakan dalam banyak
kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, dan lain-lain.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.(Handoko, 55:2009)
b.      Pendekatan Sistem
            Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai
suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan system
member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan dan sebagai bagian dari
lingkungan ekternal yang lebih luas.
            Sebagai suatu pendekatan manajemen, system mencakup baik sitem-sistem umum maupun
khusus dan analisis umum maupun terbuka. Pendekatan system umum pada manajemen dapat
dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis.
Sedangkan analisis system manajemen spesifik meliputi bidang-bidang seerti struktur organisasi,
desain pekerjaan, akuntansi,system informasi serta mekanisme perencanaan dan pengawasan.
c.       Pendekatan Kontingensi
            Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan berbagai pendekatan manajemen terdahulu
pada kehidupan nyata atau kondisi dan situasi tertentu. Perbedaan kondisi dan situasi tertentu
memerlukan pendekatan tertentu pula. Sebagai contoh: bila hubungan manusia dikalangan pekerja
sudah baik, tetapi produktivitasnya masih rendah maka pendekatan teori manajeen klasik mungkin
lebih tepat diterapkan. Akan tetapi, bila hubungan manusia dikalangan pekerja rendah dan
produktivitas tinggi maka pendekatan hubungan manusia mungkinlebih tepat diterapkan.
            Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa teknik-teknik manajemen yang sangat efektif
diterapkan dalam situasi tertentu ternyata tidak efektif pada situasi lain. Menurut pendekatan ini,
tugas manajer adalah mengidetifikasi teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi
tertentu dalam mencapai tujuan organisasi karena tidak satupun teknik manajemen yang bersifat
universal yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.(Husaini, 57:2013)

Kesimpulan
 Keberadaan manajemen telah ditemukan semenjak adanya peradadaban manusia. Namun secara
keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi.
Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah
Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru dan
indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber
daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli
matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam
proses produksi.
          Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran
manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah
menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara
ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang
kompleks yang menfokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan keterampilan
yang mendasari manajemen yang efektif. Perkembangan yang memberikan fokus yang sangat
berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen hubungan manusia yang ditandai
dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku
manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah
manajemen yang menfokuskan diri pada pengelolahan staf secara efektif yang didasari akan
pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis. Perkembangan selanjutnya
yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian
atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen
didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku
dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai