Anda di halaman 1dari 13

Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui
bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan
adanya piramida di Mesir.[6] Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama
20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa
memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus
dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para
pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya
dikerjakan sesuai rencana.

Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang
yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol
pembangunannya.Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di
kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana.
Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak
kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata
Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku
dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan
(assembly line) yang dikembangkan oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini
perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk
memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.Daniel Wren membagi evolusi pemikiran
manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial,
dan era moderen.[7]
a. Pemikiran awal manajemen

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.[2] Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi
klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang
akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke
dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan
pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam
sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan,
sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1)
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang
1
terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat
menghemat tenaga kerja.[8]
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan
tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju
tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu
membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan
cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

b. Era manajemen ilmiah

Frederick Winslow Taylor.

Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—
seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington
Emerson[9]Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management,
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan
manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun
terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.[2]Henry Gantt yang pernah
bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang

2
mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan
kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut
sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-
istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat
mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut.[9]
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang
dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.
[9]Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan
gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan.[10] Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai
kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung
hingga sekarang.[2]Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang
merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber
menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi—bentuk organisasi
yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan
ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa
bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi
tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana
pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain
struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.[2]
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan
ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi.
Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada
tahun 1946, Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan
salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the
Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang
menugaskan penelitian tentang organisasi.[11]

c. Era manusia sosial

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam
pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah
serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.Eksperimen
Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western
Electric Company Works di Cicero, Illenois.[2]. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari
pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat,
maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan
kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja
individu.[9]

3
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang
mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah
menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.[9] Follet mengajukan suatu
filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik
tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk
menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan
kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok
daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri
mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the
Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang
lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi,
Barnard menjelaskan dikotonomi “efektif-efisien”.
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah
sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai
sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal,
sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga
diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori “penerimaan otoritas” didasarkan
pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

d. Era modern

Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality


management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang
paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir
1904).Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang.[9] Deming
berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan
pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan
mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
(1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2) produktivitas
meningkat; (3) market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga; (4) profitabilitas
perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat.
Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan
kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran.[9] Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat disebabkan
karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen. Ia merujuk pada “prinsip
pareto.” Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan,
kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih satu area yang
mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat
solusi, dan diimplementasikan.

SEJARAH PEMIKIRAN TENTANG MANAJEMEN


Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan
guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya.

4
Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-
keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus
mengalami perubahan. Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat dikelompokkan
berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
• Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah
(scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip administrative (administrative
principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi
manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.
• Pendekatan sumber daya manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga sebagai
aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja
kelompok serta peranan faktor-faktor social di tempat kerja.
• Pendekatan kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the quantitative or management
science approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan teknik-
teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam sebuah organisasi.
• Pendekatan modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan
pandangan system dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja
yang tinggi

1.1. Pendekatan Manajemen Klasik


Aliran klasik, terdiri dari :
a) Manajemen Ilmiah
Tokoh utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku “Scientific
Management”. Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada
manajemen dan mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi.
Empat prinsip dasar manajemen ilmiah, yaitu :
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen, agar metode yang paling baik untuk
pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas
suatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah karyawan
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan karyawan
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-
prinsiptersebut adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional, system upah perpotongan
differensial, kartu instruksi, pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan,
dan tenaga kerja.
b) Prinsip-Prinsip Administratif

5
Tokoh utama aliran ini adalah Henry Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku
“Administration Industriele et Generale”, mengemukakan lima unsur manajemen POACC
(fungsionalisme Fayol)
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam kegiatan yang saling bergantung yaitu :

1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.


2. Komersial, pembelian bahan baku dan penjualan produk
3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan, melindungi para karyawan dan kekayaan perusahaan
5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan keuangan
6. Manajerial, penerapan fungsi POACC
Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :
1. Pembagian kerja, spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja
2. Wewenang, hak untuk memberi perintah dan untuk dipatuhi
3. Disiplin, respek, dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi
4. Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu dari
seorang atasan.
5. Kesatuan pengarahan, operasi-operasi organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus
diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana.
6. Meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan umum
7. Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan
pemilik.
8. Sentralisasi, ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi (pengambilan keputusan
terpusat) dan desentralisasi (memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada
karyawan
9. Rantai scalar, garis perintah dan wewenang yang jelas
10. Order, kebutuhan sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat
11. Keadilan, harus ada persamaan perlakuan dalam organisasi
12.Kestabilan staff, tingkat perputaran karyawan yang tinggi tidak baik untuk perkembangan
perusahaan.
13. Inisiatif, adanya kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana
14.Semangat korps, kesatuan adalah kekuatan, menekankan mendorong komunikasi lisan bila
memungkinkan.

6
Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam
bukunya “Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai
berikut :
• Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-
kepentingan yang terintegrasi
• Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif
• Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan
dengan hubungan antar factor
• Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan
masyarakat
c) Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep
birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat
efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.
Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu
• Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih
terampil terhadap pekerjaan itu
• Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas,
setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi
• Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan
dibuat secara formal
• Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat
perlakuan khusus
• Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan
kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.
1.2. Pendekatan Sumber Daya Manusia/Perilaku Manusia
Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tidak
sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Aliran ini berusaha
melengkapi dengan pandangan sosiologi dan psikologi.Tokoh yang terkenal pada aliran ini
adalah Elton Mayo, melalui percobaan yang dilakukan di pabrik Hawthorne terhadap kondisi
kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa hubungan manusiawi diantara anggota
terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas,
perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong peningkatan motivasi mereka, daripada
perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode istirahat. Fenomena ini dikenal sebagai
“Hawthorne effect”.
Pandangan studi Hawthorne Effect memunculkan bidang studi perilaku organisasi yaitu
studi tentang indivisu dan kelompok dalam organisasi diantaranya muncul teori kebutuhan
manusia oleh Abraham Maslow terhadap lima tingkatan kebutuhan manusia, yaitu :Teori
tersebut berdasarkan atas dua prinsip, pertama prinsip deficit, kebutuhan yang telah terpenuhi

7
berhenti menjadi motivator dalam perilaku, kedua prinsip berurutan, kelima kebutuhan tersebut
berurutan seperti suatu hirarki, suatu kebutuhan disetiap tingkatan akan muncul jika kebutuhan
ditingkat yang lebih rendah sudah terpenuhi.
Douglas McGregor memberikan pandangan berdasarkan studi Hawthorne dan Maslow,
yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja :

Teori X berasumsi bahwa karyawan :


• Tidak suka bekerja
• Tidak mempunyai ambisi
• Tidak bertanggung jawab
• Enggan untuk berubah
• Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
Suka bekerja
• Mampu mengendalikan diri
• Menyukai tanggung jawab
• Penuh imajinasi dan kreasi
• Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan
berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan
mempunyai rasa enggan.Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap
mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kraetif
dalam melakukan pekerjaan mereka.
1.3. Pendekatan Management Science
Aliran kuantitatif (management science), merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan
teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya
digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling
produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya
manusia dan sebagainya.
Langkah-langkah management science yaitu :
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model

8
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
5. Penetapan pengawasan hasil-hasil
6. Pelaksanaan
Pendekatan manajemen kauntitatif mencakup karakteristik sebagai berikut ;
Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen
Penggunaan kriteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendpatan, deviden)
Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus yang canggih
Penggunaan computer untuk mempercepat proses
1.4. Pendekatan Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu
teori yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori
manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah
secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan
tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat
dan kemampuan anggota-anggota organisai. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen
sebagai system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.
1) Pendekatan Sistem (System Approaches)
Pendekatan system dalam manajemen artinya memandang organisasi sebagai suatu satu
kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubngan dan sebagai
bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya system merupakan sub system-
sub system yang saling berhubungan dan saling bergantung.
Manajemen memandang system sebagai system tertutup dan system terbuka. Manajemen
system tertutup memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan
perintah, rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan system terbuka
mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya
dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan.
2) Pendekatan Kontingensi (Contingency Approaches)
Pendekatan ini memandanga bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik
mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu
pencapaian tujuan manajemen.
Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang
berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam
seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya,
karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen
yang berbeda pula.
PENGERTIAN MANAJEMEN MENURUT PARA AHLI

9
Pendekatan Klasik : Manajemen Ilmiah, Prinsip-Prinsip Administratif, Teori Organisasi
Birokratis
1. Henry Fayol: “Manajemen mengandung gagasan lima fungsi utama yaitu, merancang,
mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajemen
adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang
akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.”
2. James A.F. Stoner (2006:Organisasi.org) “Manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya”.
3. Mulayu S.P. Hasibuan (2000:2) “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai satu tujuan.”
4. T.Hani Handoko (2000:10) “Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan,
kepemimpinan dan pengawasan.”
5. Marry Parker Follet “Manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui
orang lain”
6. Prof. Oie Liang Lee “Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi
tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
7. The Liang Gie, 1982 ” Manajemen adalah unsur yang merupakan rangkaian perbuatan
menggerakkan karyawankaryawan dan mengarahkan segenap fasilitas kerja agar tujuan
organisasi yang bersangkutan benar-benar tercapai.”
8. George R. Terry, 1994 Manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu "Suatu
proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demmi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya".
9. Dr. Sp. Siagian dalam buku “FILSAFAT ADMINISTRASI” “Manajemen adalah
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
melalui orang lain”
10. Ordway Tead yang disadur oleh Drs. He. Rosyidi dalam buku “ORGANISASI DAN
MANAGEMENT“ “Manajemen adalah “Proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan
menunjukan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang
telah ditetapkan.”
11. Renville Siagian “Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang jasa
pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman.”
12. Richard L.Daft (2002:8) “Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan
cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian sumberdaya organisasi.”
10
13. Oxford “Manajemen ialah the process of dealing with or controlling people or things (proses
berurusan dengan atau mengendalikan orang atau benda).”
14. Horold Koontz “Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain.”
15. Lawrence A. Appley “Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui
usaha orang lain.”
16. Hilman “Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan
mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.”
17. Ricky W. Griffin: “Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif
dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.”
18. William H. Newman: “Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh
hasil tertentu melalui orang lain.”
19. Drs. Oey “Manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian
dan pengontrolan.”
20. Prof. Eiji Ogawa “Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian
kegiatankegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha
dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan
sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.”
21. Federick Winslow Taylor “Manajemen adalah Suatu percobaan yang sungguh-sungguh
untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi
lain)atau setiap system kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan
menggunakan alatalat perumusan.”
22. Lyndak F. Urwick “Manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning Orga-nizing
(perencanaan Pengorganisiran), Commandin (memerintahklan), Coordinating
(pengkoordinasian) dan Controlling (pengontrolan).”
23.Cyril O’donnel “Dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management”
mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain.”
24. Ensiclopedia of The Social Sciences “Manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan
suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.”
25. Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39) “Menyatakan bahwa manajemen merupakan
metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai
tujuan tertentu.”
26. Millet (1954) “Manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari orang-
orang yang terorgasisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang
diinginkan.”

11
27. Davis (1951) “Manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan eksecutif dimanapun.”
28. Kimball and Kimball (1951) “Manajemen terdiri dari semua tugas dan fungsi yang meliputi
penyusunan sebuah perusahaan, pembiayaan, penetapan garis-garis besar
kebijaksanaa,penyediaan semua peralatan yang diperlukan dan penyusunan kerangka organisasi
serta pemilihan para pejabat terasnya.”
29. Peter Drucker “Dalam buku “The Principles of Management” yang ditulis oleh pencetus
teori bisnis Amerika yang meraih penghargaan Presidential Medal of Freedom di tahun 2002 ini,
manajemen adalah organ yang memiliki banyak tujuan untuk mengelola bisnis serta mengelola
manajer dan juga mengelola pekerja dan bekerja.”
30. Chaster I Bernard “Manajemen adalah seni dan ilmu,”

12
DAFTAR PUSTAKA

Pendekatan SDM : Hawthorne EffectàTeori Maslow, Teori X dan Teori Y


Pendekatan Kuantitaif
Pendekatan Modern : Pendekatan Sistem, Pendekatan Kontingensi
Sumber :http://datakuliah.blogspot.com/2009/09/evolusi-teori-manajemen-dan-dinamika.html

13

Anda mungkin juga menyukai