Anda di halaman 1dari 15

KEPEMIMPINAN SETIAP ERA

DISUSUN OLEH :
FEBY NAMIRA DEVELLA
1801103010115

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1................................................................................................................... LATAR
BELAKANG........................................................................................... 2
1.2...................................................................................................................
RUMUSAN MASALAH........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. BIOGRAFI NABI MUHAMMAD SAW...................................... 3
2.2. KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW......................... 4
2.3. PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP NABI
MUHAMMAD SAW....................................................................... 8
2.4. KUNCI KESUKSESAN KEPEMIMPINAN
NABI MUHAMMAD SAW........................................................... 8
2.5. KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN INDONESIA............... 10

BAB III PENUTUP


3.1. KESIMPULAN............................................................................... 13

DAFTAR ISI............................................................................................................ 14

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Siapapun tidak dapat mengingkari bahwa Nabi Muhammad SAW adalah salah satu
tokoh besar di dunia. Tidak hanya umat Islam sebagai pengikutnya yang mengakui kebesaran
pengaruhnya, tetapi juga oleh umat lainnya di seluruh dunia. Nabi Muhammad SAW adalah
manusia biasa, tetapi di sisi lain ia tidak seperti umumnya manusia.
Makkah sebagai kota dimana  Islam dilahirkan memberikan sebuah tantangan
tersendiri bagi nabi saat mensyi'arkan Islam. Perlu rasanya bagi kita untuk mengetahui
bagaimana ia menghadapi dan memecahkan problem-problem kala itu. Untuk itu, dalam
makalah ini akan mengkaji bagaimana sejarah perjuangan Muhammad SAW sebagai seorang
nabi terakhir, khususnya pada periode awal kenabian di Makkah; lalu kita juga perlu
mengkaji kepemimpinan Muhammad SAW sehingga beliau mampu mencapai kesuksesan.
Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu
administrasi negara, sedangkan ilmu administrasi negara adalah salah satu cabang dari ilmu-
ilmu sosial, dan merupakan salah satu perkembangan dari filsafat. Dalam kepemimpinan ini
terdapat hubungan antar manusia (komunikasi Interpersonal, yaitu hubungan saling
mempengaruhi dan hubungan kepatuhan-kepatuhan atntara bawahan dan atasan. Dalam
hakikat penciptaan manusia, bisa dikatakan bahwa semua manusia adalah pemimpin, namun
dalam usaha-usaha pembentukannya diperlukan proses-proses yang harus dilakukan guna
membentuk mental dan sifat pemimpin.
Di Indonesia khususnya banyak potensi yang mulai bermuculan terutama dari
generasi mudanya. Dalam usaha menyiapkan tenaga kepemimpinan yang musa-muda,
diperlukan adanya latihan kepemimpinan di dalam konteks kepemimpinan yang
berkepribadian Indonesia, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai panutan.

1.2.      RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW?
B. Bagaimana Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW?
C. Bagaimana Pendapat Para Orientalis Terhadap Nabi Muhammad SAW?
D. Apa Kunci Keberhasilan dari Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW?
E. Bagaimana Kepemimpinan Pemerintahaan di Indonesia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    BIOGRAFI NABI MUHAMMAD SAW


Beliau dilahirkan di Makkah, dari seorang wanita  bernama Aminah binti Wahab dan
seorang pemuda Abdullah bin Abdul Muthalib. Muhammad dilahirkan pada hari senin
bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April tahun 571 Masehi, yang dikenal
dengan tahun Gajah. Tahun Kelahiran Rasulullah dinamakan dengan tahun Gajah karena
pada tahun tersebut, kota Makkah diserang oleh pasukan bergajah yang dipimpin oleh
Abrahah, seorang gubernur dari kerajaan Nasrani Abisenia dengan tujuan untuk
menghancurkan Ka'bah. [1]
Dalam masa kelahiran beliau banyak terjadi peristiwa yang sangat luar biasa sebagai
bukti nyata bahwa dia adalah manusia agung pilihan Tuhan. Peristiwa itu misalnya dalam
sebuah riwayat dari Anas bin Malik, ia berkata : “Rasulullah telah didatangi oleh Jibril ketika
beliau sedang bermain dengan anak-anak lainnya. Lalu Jibril memegang dan merebahkan
beliau, kemudian Jibril membelah dada serta mengeluarkan hati beliau. Dari hati tersebut
dikeluarkan segumpal darah,lau Jibril berkata :”Ini adalah bagian setan yang terdapat dalam
dirimu”. Setelah itu Jibril membasuh hati tersebut dengan menggunakan air Zamzam didalam
sebuah bejana yang terbuat dari emas, kemudian meletakkannnya kembali kedalam dada
beliau serta menjahitnya seperti semula.[2]
Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia
tiga bulan setelah dia menikahi Aminah. Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu
pengasuh, Halimah Sa'diyyah. Dalam asuhannyalah Muhammad dibesarkan sampai usia 4
tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika
berusia 6 tahun dia menjadi yatim piatu. Hal ini seakan-akan menunjukkan bahwa Allah ingin
melaksanakan sendiri pendidikan Muhammad, orang yang dipersiapkan untuk membawa
risalah-Nya yang terakhir. [3]
Dalam usia muda Muhammad hidup sebagai penggembala kambing penduduk mekah.
Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dn merenung.
Dalam suasana demikian dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan
perenungan ini membuatnya jahuh dalam pemikiran nafsu duniawi, sehingga dia terhindar
berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda di juluki sebagai
Al- Amin, orang yang terpercaya.
Nabi Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syiria atau Syam
dalam usia 12 tahun. Kafilah itu dipimpin oleh Abu Tholib. Dalam perjalana ini, di Busyro,
sebelah selatan Syiria, ia bertemu dengan pendeta kristen bernama Buroiroh. Pendeta ini
melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad sesuai dengan petunjuk cerita kristen.
Sebagian sumber menceritakan bahwa pendeta itu menasehatkan Abu Thalib jangan terlalu
jauh memasuki daerah Syiria. Sebab dikhawatirkan orang-orang yahudi yang mengetahui
tanda-tanda tersebut akan berbuat jahat kepadanya.
Pada usia yang ke-25 Muhammad berangkat ke Syiria membawa barang dagangan
saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khodijah. Dalam pandangan ini
Muhammad memperoleh laba yang besar terus kemudian Khodijah melamar Muhammad

3
karena Muhammad disamping mempunyai laba yang besar orangnya jujur sehingga Khotijah
tertarik untuk menjadikan suaminya.[4]

2.2.     KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW


Sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang kepemimpinan
seorangMuhammad saw. Dalam masa 22 tahun beliau sanggup mengangkat derajat bangsa
Arab dari bangsa jahiliah yang diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa
terkemuka dan berhasil memimpin banyak bangsa di dunia. Orang-orang yang berada di
bawah kepemimpinannya merasakan kelembutan dan  kasih sayang beliau. .
            Cara berpikir Muhammad saw yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga
lurus terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan sebuah
keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak.
Inilah cara berpikir Muhammad saw tersebut yang menjadi prinsip kepemimpinannya :
1. Beliau menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu,
bukan penampilan atau faktor-faktor luar lainnya
Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar Assidiq,
Umar ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah gambaran jelas
kemampuan Muhammad saw dalam melihat fungsi.  
- Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Muhammad saw,   adalah
sahabat utama. Ini bermakna modal seorang pemimpin adalah kepercayaan dari orang lain.
-Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani dan tidak kenal takut dalam menegakkan
kebenaran. Ini bermakna kekuasaan akan efektif apabila ditunjang oleh semangat pembelaan
terhadap kebenaran dengan penuh keberanian.
- Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh
harta kekayaannya untuk perjuangan Muhammad saw. Faktor ketiga yang tidak kalah penting
adalah pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi
ekonomi yang baik dan keuangan yang lancar.  
- Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas, penuh ide kreatif, rela
berkorban dan lebih suka bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan akan menjadi semakin
kuat karena ada regenerasi. Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu
menyiapkan penerus agar rencana-rencana yang belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh
generasi berikutnya.

2. Beliau mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan


Tidak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang menjadi
sia-sia dan tidak bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu kambing dan air putih
sebagai makanan yang bermanfaat untuk tubuh adalah salah satu contohnya. Bagaimana
sukanya Muhammad terhadap orang yang bekerja keras dan memberikan manfaat terhadap
orang banyak dan kebencian beliau terhadap orang yang menyusahkan dan merugikan orang
lain adalah contoh yang lain.

4
3. Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda
Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah menyelamatkan
seorang anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan shalat, maka beliau
menyuruh untuk membatalkan shalat dan menyelamatkan anak yang sedang menghadapi
bahaya.

4. Beliau lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri


Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah,
Muhammad Saw baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin Makkah
berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu beliau terancam akan dibunuh, namun tetap
mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih lemah.

Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta
perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan
pernyataan : Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang
meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan
Rasulnya. Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata
kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi etnik Yahudi.

5. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya
Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada mempersulit
orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul Begitu pun dengan Muhammad saw. Ketika
orang lain disuruh mencari jalan yang termudah dalam beragama, maka Beliau memilih
untuk mengurangi tidur.

Ketika dia menyampaikan perintah Allah Swt kepada umat untuk mengeluarkan zakat
hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan menyerahkan seluruh
hartanya untuk perjuangan dan tidak menyisakan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah
yang menempel di samping mesjid, satu dua potong pakaian dan beberapa butir kurma atau
sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di atas pelepah korma.
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah ra. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti
kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada semua itu,
maka Muhammad Saw mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk menahan
lapar.

6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi


Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan bagi
kita. Muhammad Saw menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama daripada kenikmatan
dunia dengan seluruh isinya ini. 
“Seandainya kalian letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka
aku tidak akan berhenti dalam menyampaikan risalah ini.”  Demikian Muhammad Saw
berkata kepada para pemimpin Quraisy yang mencoba menyuap Muhammad Saw dengan
harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di kalangan suku-suku Arab dan juga

5
menyediakan wanita-wanita cantik asalkan Muhammad Saw akan menghentikan dakwahnya
di kalangan mereka.
mengenai kepemimpinan Rasulullah itu, bahwa teladan kepemimpinan itu
sesungguhnya terdapat pada diri Rasulullah SAW karena ia adalah pemimpin yangholistic,
accepted, dan proven[5]. Holistic  karena beliau adalah pemimpin uang mampu
mengembangkan leadership  dalam berbagai bidang  termasuk diantaranya: self
development, tatanan masyarakat yang akur, sistem pendidikan yang bermoral dan
mencerahkan. Kepemimpinannya accepted karena beliau adalah Seorang pemimpin yang
diterima dan diakui oleh semua masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima
sampai saat ini. Kepemimpinannya proven atau penuh bukti tidak hanya berjanji dan sudah
terbukti sejak lebih dari 15 abad yang lalu hingga sekarang masih relevan diterapkan.[6]
Berikut ini merupakan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam berbagai bidang:
1.        Muhammad SAW Sebagai Pemimpin Sistem Pendidikan Holistik
Perhatian Rasulullah SAW terhadap Pendidikan
Rasulullah SAW sangat memperhatikan dunia pendidikan dan mendorong umatnya
untuk terus belajar. Beliau juga membuat beberapa kebijakan yang berpihak kepada
pendidikan umat. Misalnya, ketika kaum muslim berhasil menawan kaum musyrik dalam
perang badar, beliau membuat kebijakan bahwa tawanan tersebut dapat bebas kalau mereka
membayar tebusan atau mengajar baca-tulis kepada warga madinah. Kebijakan ini cukup
strategis karena mempercepat terjadinya transformasi ilmu pengetahuan di kalangan kaum
muslim. Dan dengan mempunyai kemampuan baca-tulis mereka akan mampu mengangkat
harkat mereka di samping kekuatan iman yangh mereka miliki.
Selain sebagai tempat ibadah dan sentra aktivitas sosial, Rasulullah SAW juga
menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan. Di masjid ini, terjadi transformasi ilmu
pengetahuan antar kaum muslim terutama pengajaran ajaran Islam dan Rasulullah SAW juga
terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan di masjid ini.[7]
Esensi dari pendidikan yang baik
Pendidik yang baik harus mempunyai beberapa kebaikan, antara lain sebagai berikut:
Pertama, memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada semua aspek dari pikiran,
ruh, dan diri seseorang.
Kedua, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan universalitasnya,
kelengkapannya, dan kualitas dari murid-muridnya. Murid-mirid Rasulullah siap untuk
menyampaikan risalahnya keseluruh dunia. Risalah yang mereka sampaikan, karena bersifat
universal dan valid untuk segala zaman dan ruang, mudah diterima oleh orang-orang dari
berbagai ras, agama yang berbeda-beda, dan berbagai tingkatan intelektual dean dari berbagi
usia.
Ketiga, sebuah sistem pendidikan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk
mengubah murid-muridnya.
Muhammad SAW merupakan salah satu tokoh pendidikan dunia. Meskipun beliau
adalah seorang yang ummi tetapi beliau menganjurkan umatnya untuk belajar. Semangat
belajar ini merupakan salah satu ajaran Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan”.
Bahkan wahyu petama yang diterima beliau adalah “iqra” atau “bacalah!”[8]
2.        Muhammad sebagai pemimpin sosial politik 
6
Keunikan politik Muhammad SAW di Zamannya
Sebagai kepala pemerintahan, Muhammad SAW menggabungkan kepemimpinan politik
dan militer. Kemampuan menggabungkan kecemerlangan kepemimpinan politik dan miuliter
ini sangat langka ditemukan di antara pemimpin-pemimpin besar dunia. Banyak pemimpin
dan panglima perang yang sukses dalam berbagai peperangan yang mereka hadapi namun
kurang berhasil dalam mengelila pemerintahan ketika perang itu usai. Muhammad SAW telah
terbukti mampu menjalankan kedua fungsi dalam waktu bersamaan. Beliau seorang kepala
negara namun juga seorang jenderal yang menguasai taktik peperangan.
Kebijakan Sosial-Politik Muhammad SAW pada Periode Madinah
a.    Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar
Tak lama setelah menetap di Madinah, Rasulullah membangun persaudaraan antar
muslim, khususnya antara kaum Muhajirin dengan Anshar. Mereka menjadi sangat dekat satu
sama lainnya.
Salah satu contoh persaudaraan antara Abdurrahman bin ‘auf dan Sa’d bin ar-Rabi.
Setibanya kaum muhajirin di Madinah, Muhammad SAW mempersaudarakan Abdurrahman
bin ‘auf dan Sa’d bin ar-Rabi. Kemudian Sa’d bin ar-Rabi’ berkata kepada Abdurrahman,
“aku termasuk orang Anshar yang mempunyai banyak harta. Harta itu akan kubagi dua,
setengah untukmu dan setengah untukku. Aku juga mempunyai seorang istri; lihatlah mana
yang kamu pandang paling menarik. Sebutlah namanya, dia akan segera kucerai. Setelah
habis masa iddahnya kamu kupersilahkan untuk menikahinya.” Abdurrahman menjawab,
“semoga Allah memberkati keluarga dan kekayaan kamu”.[9]
Selain Abdurrahman bin ‘Auf, ada beberapa Muhajirin lainnya yang juga memulai
bisnis perdagangan. Persaudaraan yang terbina antara golongan Muhajirin dan Anshar
berpengaruh kepada sektor ekonomi. Kaum muhajirin sebagaimana lazimnya orang makkah
mempunyai kompetensi disektor perdagangan. Sementara kaum Anshar lebih mempunyai
keahlian di bidang pertanian. Kombinasi antara kompetensi perdagangan dann pertanian ini
belakangan membawa kepada perekonomian Madinah yang lebih baik.[10]      
b.      Konstitusi Madinah

Langkah politik berikutnya yang beliau lakukan adalah membuat kesepakatan antar
berbagai faksi yang ada di Madinah. Kesepakatan itu dikenal dengan al-Shahifa al-
Madinahatau dalam istilah modern disebut sebagai Piagam Madinah (Madeena Charter).
Maka untuk pertama kalinya lahirlah makna “wathan” (tanah air, negara). Di
dalam wathan ini semua manusia mempunyai kedudukan yang sama ndi bawah suatu
undang-undang nasional yang menetapkan hak dan kewajiban mereka tanpa memandang
asal-usul, kebangsaan, dan akidah.[11]

Tidak lama setelah sampai di Madinah Muhammad SAW mengumpulkan para


pemimpin Madinah untuk merumuskan suatu kesepakatan politik yang belakangan dikenal
sebagai “Piagam Madinah”. Demikianlah, seluruh kota Madinah dan sekitarnya telah benar-
benar jadi terhormat bagi seluruh penduduknya. Mereka berkewajiban mempertahankan kota
ini dan mengusir setiap serangan yang datang dari luar. Mereka harus bekerjasama antara
sesama mereka guna menghormati segala hak dan kebebasan yang sudah disepakati bersama.
[12]

7
2.3.    PANDANGAN ORIENTALIS TERHADAP NABI MUHAMMAD SAW
Berikut ini beberapa pendapat kaum orientalis terhadap Nabi Muhammad SAW[13]:
1.      Michael M. Hart
Michael M. Hart dalam bukunya telah menempatkan Nabi Muhammad SAW dalam
urutan pertama dari keseratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia sepanjang
masa. Orientalis ini mengatakan: “Jatuhnya pilihan saya kepada Muhammad untuk
memimpin di tempat teratas dalam daftar pribadi-pribadi yang paling berpengaruh di dunia
ini mungkin mengejutkan beberapa pembaca dan mungkin pula dipertanyakan oleh yang
lainnya, namun dia memang satu-satunya orang dalam sejarah yang telah berhasil secara
unggul dan agung baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang keduniaan.”
“Tambahan pula, berbeda dengan Yesus, Muhammad itu seorang pemimpin keduniaan
dan sekaligus keagamaan. Nyatanya, sebagai kekuatan yang mendorong kemenangan orang-
orang Arab (Muslim) dan sayogyanya menempati urutan sebagai pemimpin politik yang
paling berhasil sepanjang masa.”
2.      Mahatma K. Gandhi
Mahatma K. Gandhi mengatakan: “Saya ingin tahu sebaik-baiknya tentang perihidup
seorang yang hingga kini memegang hati jutaan manusia.... saya lebih dari sebelumnya,
bahwa bukanlah pedang yang membawa Islam kepada kejayaan pada masa-masa itu dalam
skema kehidupan. Kesederhanaan agama Islam yang tegas, penguasaan diri yang paling kuat
dari Nabi itu, keteguhan memenuhi janji, pelayanannya yang sungguh-sungguh kepada
sahabat dan pengikutnya, keyakinan yang mutlak kepada Tuhan dan kepada risalahnya
sendiri. Hal inilah, dan bukannya pedang yang menaklukkan segala-galanya di hadapan kaum
muslimin dalam mengatasi rintangan.... Ketika saya menutup jilid kedua buku biografi Nabi
ini, saya betul-betul menyesal karena tidak ada lagi bagi saya yang dapat dibaca mengenai
peri hidup yang agung itu.”   
3.      R.C.V Bodley
“Kedudukan Muhammad yang unik di dalam sejarah keagamaan disebabkan oleh
kenyataan bahwa dia telah mengilhami segala apa yang dilakukannya tanpa mengaku sebagai
orang suci atau Malaikat, dengan tiada memiliki suatu sifat pun selain sifat insani semata-
mata. Kecuali pribadinya yang cemerlang, tidak ada suatu daripadanya yang membedakan dia
dari kaum muslimin yang lain.”
4.      Jhon William Draper
“Empat tahun setelah meninggalnya Justinianus, maka pada tahun 596 Masehi lahirlah
di Mekah, tanah Arab, seorang laki-laki yang berbeda dari laki-laki lainnya; telah
memberikan pengaruh yang terbesar terhadap umat manusia.”
5.      Stanley Lane-Poole
“Dia itulah pelindung yang paling setia terhadap orang-orang yang dalam
perlindungannya, yang paling manis dan paling disenangi dalam percakapan. Orang-orang
yang melihatnya tiba-tiba dipenuhi rasa penghormatan, orang-orang yang dekat kepadanya
jatuh cinta, orang yang berkata tentang dirinya akan melukiskan: “Saya tidak pernah melihat
orang yang seperti dia baik sebelum maupun sesudahnya.”

8
“ia orang yang sangat pendiam, namun apabila ia sedang berkata, ia berkata dengan
tekanan dan kesungguhan dan tak ada orang yang dapat melupakan apa yang dikatakannya
itu,”
6.      Lamartine
“Filsuf, orator, Rasul, pembuat undang-undang, panglima, penakluk ide-ide, pembina
dogma yang rasional, suatu agama tanpa berhala, pendiri dua pulauh empirium dunia dan satu
empirium spiritual, itulah dia Muhammad. Berhubung dengan semua standar yang dapat
dipergunakan untuk mengukur kebesaran manusia, kita boleh bertanya: adakah orang yang
lebih besar daripada dia?”
7.      Napoleon Bonaparte
“Saya memuja Tuhan dan menghormati Nabi Muhammad dan Qur’an suci.”
8.      Thomas W. Arnold
“Banyak penulis barat menggambarkan seolah-olah Nabi Muhammad menunjukkan
cara hidup baru sejak hijrah ke Madinah atau sejak terjadinya perubahan lingkungan
masyarakat di Madinah. Bahwa dia tidak lagi sebagai seorang juru dakwah, sebagai pemberi
ingat, sebagai pesuruh Tuhan kepada seluruh manusia yang menyampaikan dengan cara yang
lemah lembut, tetapi seolah-olah berubah menjadi seorang bengis yang menurutkan hawa
nafsu jahatnya dengan menggunakan segala cara untuk memaksa orang tunduk kepada
pendapatnya.”
Tuduhan tersebut adalah keliru sama sekali. Tidaklah benar setelah di Madinah Nabi
Muhammad meninggalkan perannya sebagai juru dakwah atau muballigh Islam. Juga tidak
benar bahwa setelah dia memegang komando angkatan perang yang kuat, dia lantas berhenti
mengundang orang-orang kafir masuk Islam.” (Thomas W. Armnold, Sejarah Dakwah
Islam, terjemahan dari The Preacing of Islam, Penerbit Wijaya, Jakarta, 1981, hlm.30-31)
9.      Thomas Carlyle
Thomas Carlyle memberikan pernyataan secara terbuka tentang Nabi Muhammad Saw.
Dia menyatakan bahwa “adalah aib yang besar bagi budayawan manapun, jika ia condong
kepada anggapan bahwa agama Islam dituduh sebagai suatu kebohongan, dan Muhammad
sebagai penipu dan pendusta. Sudah tiba waktunya kita memerangi perkataan palsu yang
memalukan yang sudah disebar-luaskan orang, karena risalah yang disampaikan rasul
merupakan pelita bagi umat manusia”.[14]
Carlyle menyesalkan kebohongan yang mungkar terhadap Islam dan rasulnya, dan
menganggap penuduhnya sebagai orang yang lemah dan kurang akal. Dia merasa heran
terhadap kemungkaran semacam itu, dan dibuatnya perumpamaan dan tidak masuk akal.
Keyakinan Carlyle akan kebenaran Nabi Muhammad Saw. ini didasarkan atas
pandangannya bahwa sebagai seorang yang besar mustahil untuk jadi pendusta. Kejujuran
merupakan asas keutamaan dan keterpujian di sisinya. Ia memperkuat keyakinan akan
kebenaran rasul dengan pengetahuannya tentang sejarah Rasulullah Saw. yang sejak masa
kecil diberi gelar Al-Amien (orang yang terpercaya). Perkataan, perbuatan dan pemikirannya
selalu tepat. Tidak ada satu pun kalimat yang keluar dari mulut beliau malainkan pasti
mengandung hikmah yang tinggi.

2.4.    KUNCI KESUKSESAN KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW

9
1.      Akhlak rasul terpuji tanpa cela.
2.      Karakter rasulullah yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhana dan bersemangat tinggi.
3.      Sistem dakwah nabi menggunakan metode himbauwan, hikmah, dan bijaksana.
4.      Tujuan perjuangan nabi untuk kebenaran dan keadilan, menghancurkan yang batil,dan
tanpa pamrih.
5.      Prinsip persamaan.
6.      Prinsip kebersamaan.
7.      Mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikut.
8.      Memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat serta mendelegasikan wewenang.
9.      Tipe kepemimpinannya kharismatis dan demokratis.[15]

2.5. KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN INDONESIA

Indonesia sebagai negara yang menerapkan sistem pemerintahan demokrasi yang


sesuai dengan Pancasila,  dalam hal ini pemerintah Indonesia harus benar-benar mampu
manjalankan roda pemerintahan dengan sifat-sifat pemimpin yang sesuai dengan sistem
pemerintahannya. Sistem pemerintahan demokrasi merupakan sistem pemerintahan dimana
rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara, pemerintah hanya sebagai
pelaksana sistem pemerintahan dimana terpilihnya para tokoh di pemerintahan merupakan
hasil dari rakyat melalui pesta demokrasi yang sering disebut Pemilu (Pemilihan Umum),
dalam acara 5 tahun sekali rakyat berbondong-bondong untuk memilih calon presiden dan
wakil presiden, yang nantinya akan memimpin negara Indonesia. Pemerintahnya yang
notabene adalah berasal dari rakyat nantinya akan menjadi pelayan rakyat, dan berkewajiban
untuk bertanggung jawab atas berjalan atau tidaknya roda pemerintahannya.

Sudah diuraikan diatas mengenai persyaratan kepemimpinan yang harus dimiliki oleh
aparatur negara. Selain itu perlu juga adanya pemahaman secara dalam mengenai nilai-nilai
dari pancasila yang merupakan asas negara Indonesia. Untuk memahami hal tersebut marilah
kita renungkan pemikiran Dr. Ruslan Abdulgani mengenai moral Pancasila dalam kaitannya
dengan kepemimpinan nasional antara lain sebgai berikut:

1. Yang dimaksud dengan Pancasila ialah Pancasila yang tercantum pada Pembukaan


Undang-Undang Dasar 1945; Ketuhanan YME, Kemanusiaan Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan /Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
2. Nilai-nilai tersebut harus dihayati, yaitu diresapi dan diendapkan dalam hati dan
kalbu, sehingga memunculkan sikap dan tingkah laku yang utama/terpuji dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk kemudian diterapkan/diamalkan dengankesungguhan hati dalam
kehidupan bermasyarakat, karena orang menyadari sedalam-dalamnya Pancsila sebagai

10
pandangan hidup bangsa dan sumber kejiwaan masyarakat, (sekaligus menjadi dasar negara
Republik Indonesia) untuk hidup rukun-damai bersama-sama.
3. Pancasila dan UUD 1945 menjamin kemerdekaan setiap penduduk utuk memeluk
agama masing-masingdang beribat meurut agama dan kepercayaannya. Kebebasn beragama
adalah salah satu hak paling asasi di antara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan itu
langsung bersumber pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Kebebasan
beragam itu bukan pemberian negara, dan bukan pemberian golongan, akan tetapi merupakan
anugerah Ilahi.

Betapa pentingnya pemahaman pemimpin tentang falsafah negaranya dikarenakan


falsafah negara merupakan pandangan hidup semua rakryat indonesia dan sebagai seorang
pemimpin, pemerintah harus mampu mengemban kewajiban untuk meuwujudkan tujuan
bersama tersebut. Sebuah pemerintahan sebuah negara khususnya harus memiliki teknis
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, dalam hal ini Prof. Arifin
Abdoerachman dalam bukunya (Teori, pengembangan dan filosofi Kepemimpinan Kerja, hal.
60-67)  menjelaskan bahwa ada 6 (enam) teknik kepemimpinan pemerintahan yaitu sebagai
berikut :

1. Teknik pematangan/penyiapan pengikut

Dalam teknik ini terdapat dua sub teknik yaitu teknik penerangan dan teknik propaganda.
Teknik penerangan dimaksud kan untuk memberi keterangan yang jelas dan faktual kepada
orang-orang sehingga mereka dapat memiliki pengertian yang jelas dan mendalam mengenai
sesuatu hal yang menyebabkankan timbulnya kemauan untuk mengikuti pemimpin sesuai
dengan rasa hati dan akalnya. Hal ini berbeda dengan teknik propaganda yang berusaha
memaksakan kehendak atau keinginan pemimpin, bahkan kadang-kadang bagi pengiktu tidak
ada pilihan lain, dengan mengenakan ancaman-ancaman hukuman.

1. Teknik Human Relation

Teknik ini merupakan proses atau rangkaian  kegiatan memotivasi orang, maksudnya yaitu
keseluruhan proses pemberian motif agar orang mau bergerak. Hal-hal yang biasa dijadikan
motif yaitu pemenuhan kebutuhan, yang meliputi kebutuhan physis, dan kebutuhan
psikologis. Dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut menyebabkan orang-
orang bersedia mengikuti pemimpin yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut.

1. Teknik menjadi teladan

Teknik menjadi teladan sangat cocok bagi masyarakat Indonesia dewasa ini yang masih
berorientasi ke atas. Dengan memberi contoh-contoh, orang-orang yang harus digerakan itu
lalu mengikuti apa yang dilihat. Hakekatnya dari pemberian contoh ini diwujudkan dalm dua
aspek, yaitu aspek negatif dalam bentuk larangan-larangan atau pantangan-pantangan, dan
aspek posotif dalam bentuk anjuran-anjuran atau keharusan-keharusan berbuat. Dalam rangka

11
pemberian teladan maka si pemimpin harus dapat membatasi dan menguasai diri, khususnya
tidak menyimpang atau melanggar larangan-larangan dan sebaliknya selalu mematuhi
anjuran-anjuran. Dengan demikian orang-orang lalu bersedia mengikuti pemimpin.

1. Teknik Persuasi dan pemberian perintah

Teknik persuasi atau ajakan menunuuk kepada suatu suasana di mana antara kedudukan
pemimpin tidak terdapat batasan-batasan yang jelas. Karena itu dengan persuasi ajakan-
ajakan dilakukan dengan lunak sehingga orang-orang yang diajak itu bersedia mengikuti
pemimpin dengan kemauan sendiri dan atas tanggung jawab sendiri.

Teknik pemberian perintah, yaitu menyuruh orang yang diberi perintah untuk mematuhi yang
memberi perintah melakukan sesuatu. Di belakang perintah terdapat kekuasaan. Kekuasaan
adalah wewenang dari yang memerintah ditambah dengan kemampuan memaksakan
perintah. oleh karena itu sering kali perintah ini diperluas dengan persuasi, jadi sifatnya
campuran.

1. Teknik penggunaan sistem komunikasi yang cocok

Komunikasi berarti menyampaikan suatu mkasud kepada pihak lain, baik dalam rangka
penerangan, persuasu, perintah dan sebgainya. Dalam negara demokrasi seperti negara
Indonesia yang berdasarkan Pancasila, komunikasi bersifat dua arah, yaitu Top-Down (dari
atas ke bawah), berisi perintah-perintah dan informasi-informasi, dari bawah ke atas (Bottom-
Up) berisi laporan-laporan dan saran-saran. Lain daripada itu tentunya masih ada juga
komunikasike samping. Sistem komunikasi yang cocok disesuaikan dengan faktor-faktor,
seperti; keadaan penerima, alat komunikasi, dan sebagainya. Akhirnya dalam hal komuniksi
ini perlu juga dibangun saluran-saluran komuniksai yang jelas dan biasanya mengikuti
struktur organisasi.

1. Teknik penyediaan fasilitas-fasilitas

Apabila sekelompok orang siap untuk mengiktui ajakan si pemimpin, maka orang-orang
tersebut harus diberi fasilitas-fasilitas atau kemudahan-kemudahan, adapun beberapa fasilitas
antara lain; Kecakapan, Uang, waktu, dan Perangsang.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Kepemimpinan dalam pemerintahan yang merupakan salah satu jenis kepemimpinan,


ternyata mempunyai kedudukan yang strategis dalam pelaksanakan kebijakan-kebijakan
pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan negara dan cita-cita nasional. Dengan
memperhatikan berbagai deskripsi tentang kepemimpinan yang ada, maka pada umumnya
kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan dan kesanggupan menggerakan orang-
orang/pegikut untuk bekerja dan mengarahkan ke tujuan yang telah
ditetapkan.Kepemimpinan yang merupakan gejala kelompok dalam kepustakaan ilmu
administrasi dianggap sebagai inti dari management, berdasarkan alasan bahwa management
terutama berhubungan dengan manusia, padahal kepemimpinan berhubungan dengan
kemampuan dan kesanggupan menggerkan dan mengarahkan orang-orang/pengikut.

Dalam kepemimpinan banyak teknik yang dapat dikembangkan, tetapi sesuai dengan
tingkat perkembangan masyarakat kita dewasa ini, yang masih berorientasi ke atas,
maka teknik kepemimpinan dengan pemberian suri tauladan merupakan teknik yang sangat
cocok. Lain daripada itu perlu juga dikembangkan gaya kepemimpinan motivasi yang
positifdengan memberikan penghargaan kepada yang berhasil, bersamaan dengan gaya
partisipasif atau gaya demokratisdengan memberikan kesempatan kepada anak buah untuk
berprakarsa dan berparisipasi dalam pengambilan keputusan, dan gaya pengawasan yang
berorientasi kepada fakror-faktor manusiasejalan dengan sila kemanusiaan yang adil dan
beradab dari Pancasila.

13
DAFTAR ISI

[1]  Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, The World Idol Muhammad Rasulullah,
Jakarta : Amzah,2008,hlm. 47
[2]  Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, hlm. 57
[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : Rajawali Pers,2008,hlm. 16
[4] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,( Jakarta : PT Raja Harpindo Persada, 2003 ) hlm
16-17
[5] http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/wahidunnaba-mahasiswa-its-
segitiga-sukses-kepemimpinan-nabi-muhammad-saw.htm#.UJn8Sp diakses pada hari jum’at
pukul: 15.30
[6]Muhammad Syafii Antonio(Nio Guan Cung), Teladan sukses dalam hidup & bisnis
(Muhammad SAW “The Super Leader Super Manager”), (Jakarta: ProLM, 2007), hlm.6
[7] Muhammad Syafii Antonio (Nio Guan Chung), hlm.184
[8]M.fetullah Gulen, Versi Tedalam (Kehidupan Rasulullah Muhammad SAW, <terj.> Tri
Wibowo Budi Santoso) , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), Ed.1. Cet.1, hlm. 199
[9]M. Fethullah Gullen, hlm. 279
[10]Muhammad Syafii Antonio, hlm. 153
[11]Abdurrahman Azzam, The Greatest Leader (kajian tentang kepemimpinan Rasulullah
Berdasarkan sumber-sumber Sejarah Otentik, (Jakarta: Qisthi Press, 2008), hlm. 167
[12]Muhammad Syafii Antonio (Nio Guan Chung), hlm. 154
[13] Samsul Munir Amin dan Haryanto Al-Fandi, hlm. 362-367
[14]http://andromedazone.blogspot.com/2009/01/pandangan-orientalis-tentang-
muhammad_26.html
[15] Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis Pada Madrasah, ( Semarang : Pustaka
Riski Putra, 2011 ), hlm. 25-26

14

Anda mungkin juga menyukai