Anda di halaman 1dari 14

Perkembangan ilmu Manajemen

Diajukan untuk memenuhi persyaratan tugas Dasar Manajemen

Disusun Oleh :

1. Febri Riswanti (153020028)

2. Nadya Fitri Dzakia (153020040)

3. Neng Dian Ratna sari (153020046)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN
2017

Latar Belakang

Manajemen adalah cabang dari ilmu sosial. Semua ilmu dari cabang ilmu sosial pasti
mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena ilmu sosial bersifat dinamis yaitu selalu
mengikuti perkembangan zaman.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa hari ini tak kan ada tanpa ada masa lalu, maka
dari itu apapun yang ada di dunia ini pasti memiliki sejarah termasuk juga manajemen.
Sebelum kita mempelajari manajemen alangkah baiknya kita mempelajari sejarah
perkembangan manajemen agar kita lebih senang dalam mempelajari manajemen.

Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting dalam
meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan manajer.

Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar
pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan manusiawi dan manajemen
modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen yang berkembang terus dengan
berbagai aliran lainnya. Adapun aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses
dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana
sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Seseorang manajer hendaklah
mempelajari dan memahami secara keseluruhan tentang perkembangan (evolusi) manajemen
yang telah rnenghasilkan teori-teori manajemen yang muncul dari berbagai aliran, sehingga
manajer dapat menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.
Pendahuluan

Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal.

Pengertian Manajemen Menurut Para ahli

• Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

• Ricky W. Griffin: Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,


pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

• Lyndak F. Urwick: Manajemen adalah Forecasting (meramalkan), Planning Orga-


nizing (perencanaan Pengorganisiran), Commanding (memerintahklan), Coordinating
(pengkoordinasian) dan Controlling (pengontrolan).

• James A.F. Stoner adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan


terhadap sumberdaya organisasi lainnya supaya tujuan organisasi dapat tercapai
sesuai dengan yang ditetapkan.

• Stoner adalah suatu proses dalam membuat perencanaan, ppengorganisasian,


mengendalikan dan memimpin segala macam usaha dari pada anggota organisasi dan
menggunakan segala sumber daya organisasi dalam mencapai sasaran.

Sejarah Perkembangan Manajemen


Ahli Manajemen Daniel Wren, membagi fase fase perkembangan ilmu manajemen
kedalam empat tahapan, mulai dari tahap pemikiran awal. era manajemen sains, fase manusia
sosial, serta era modern.

Pemikiran Awal Manajemen

Ilmu Manajemen pada sebelum abad 20 terjadi 2 peristiwa yang cukup penting.
Peristiwa pertama tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan doktrin ekonomi klasic "The
Wealth of Nation yang dalam buku yang ia terbitkan mengemukakan tentang keungulan
ekonois yang akan didapat oleh organisasi atas pembagian kerja. Pembagian kerja atau
division of labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai perincian pekerjaan pekerjaan kepada
tugas yang lebih spesifik serta berulang. Dengan meneliti sebuah industri pabrik peniti
sebagai penelitian, Adam Smith mengungkapkan bahwa dengan 10 orang menjalankan tugas
khusus perusahaan bisa memproduksi sekitar 48 ribu peniti dalam sehari, namun apabila tiap
orang bekerja sendiri menyelesaikan pada tiap tiap bagian dari pekerjaan, menghasilkan 10
peniti saja sehari sudah sangat bagus. Adam Smith berkesimpulan bahwa suatu pembagian
kerja bisa meningkatkan tingkat produktifitas dengan :

1. Menghemat waktu
2. Menigkatkan keterampilan para pekerja
3. Menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa menghemat tenaga kerja

Peristiwa yang ke-2 adalah terjadinya Revolusi Industri di Britania. Revolusi industri
ini ditandai dengan banyaknya penggunaan mesin yang mengantikan peran manusia yang
kemudian mengakibatkan perpindahan aktivitas produksi yang awalnya dari rumah kerumah
menuju tempat yang khusus untuk produksi yang kita kenal sebagai "pabrik". Akibat kejadian
ini membuat para manajer kala itu memerlukan teori yang bisa membantu dalam meramalkan
permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan tugas tugas untuk bawahan, mengarahkan
aktivitas sehari hari dan yang lainnya sehingga menyebabkan ilmu manajemen kemudian
mulai dikembangkan oleh ahli.

Era Manajemen Sains

Manajemen Sains atau manajemen ilmiah dipopulerkan oleh ahli manajemen


Frederick Winslow Taylor yang ditulis dalam bukunya yang berjudul "Principles of Scientific
Management" (1911). Taylor memaparkan manajemen sains sebagai penggunaan metode
yang ilmiah dalam menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dalam perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai pemikiran


pemikiran yang baru dari Henry Gantt dan Gilberth. Henry Gantt mengemukakan ide bahwa
seorang mandor seharusnya mampu untuk memberikan pendidikan kepada para pekerja atau
karyawan untuk lebih bersifat rajin dan kooperatif. Kemudian dia mendesain sebuah grafik
untuk berupaya membantu manajememen yang bisa dipergunakan dalam merancang serta
mengontrol pekerjaan yang kemudian diberinama Gantt Chart. Sementara itu, Lillian Gilbreth
dan Frank yang merupakan pasangan suami istri menciptakan alat yang bisa mencatat
gerakan yang dalakukan oleh pekerja serta lama waktu yang mereka habiskan dalam sgerakan
tersebut. Alat ini dipergunakan untuk mewujudkan sistem produksi yang efisien yang disebut
sebagai "micromotion"

Era manajemen sains juga diramaikan oleh teori administratif, yaitu teori tentang hal
apa yang harus dilakukan oleh manajer serta bagaimana membentuk sebuah praktek
manajemen yang baik. Henry Fayol, seorang industriawan yang berasal dari Prancis
mengemukakan gagasan tentang Lima fungsi manajemen yang utama. fungsi fungsi
manajemen menurut Henry Fayol tersebut antara lain

1. Merancang
2. Mengorganisasi
3. Memerintah
4. Mengkoordinasikan
5. Mengendalikan

Gagasan fungsi manajemen menurut henry fayol ini kemudian dipergunakan sebaagai
kerangka kerja dalam buku ajar ilmu manajemen pada tahun 1950 dan terus berkembang
sampai saat ini.

Pada era ini, Max Weber, seorang ahli sosiologi asal Jerman mengambarkan sebuah
tipe ideal bagi organisasi yang disebut dengan birokrasi. bentuk oraganisasi yang bercirikan
dengan pembagian kerja, hirarki yang didefinisikan secara jelas, peratran serta kettapan yang
sangat rinci, dan sejumlah hubungan impersonal. Namun begitu, Max Weber sadar bahwa
birokrasi yang ideal tidaklah ada dalam realita. Max Weber bermaksud menggambarkan tipe
organisasi itu dengan menjadikan landasan dalam berteori mengenai bagaimana pekerjaan
bisa dijalankan dalam kelompok yang besar. Teori tersebut telah menjadi contoh bagi banyak
organisasi besar pada masa sekarang.

Pada tahun 1940 an, Patrick Blackett menelurkan ilmu tentang riset operasi yang
merupakan ilmu kombinasi dari mikroekonomi dan teori statistika. Riset operasi ini lebih
familiar dikenal dengan 'manajemen sains' dengan mencoba pendekatan ilmiah dalam
menyelesaikan masalah yang ada pada manajemen khususnya dibidang operasi danllogistik.
Tahun 1946, Peter F Drucker menerbitkan buku mengenai manajemen terapan. "Concept of
the Corporation". Buku ini menugaskan penelitian mengenai organisasi.

Era Manusia Sosial

Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzab perilaku dalam
pemikiran tentang manajemen. mahzab ini tidak memperoleh pengakuan luas hingga tahun
1930-an. yang menjadi katalis utama atas kelahiran mahzab ini adalah studi penelitian yang
dikenal dengan eksperimen Hawthrone. Eksperimen ini dilaksanakan pada tahun 1920 an
hingga 1930 an yang bertempat di Pabrik Hawthrone yang dimiliki Western Electric
Company. Pada awalnya, kajian ini hanya bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerangan
lampu terhadap produktifitas kerja. Dan hasil kajiannya mengindikasikan insentif semisal
jabatan, lama jam kerja, upah, periode istirahat memiliki pengaruh yang sedikit terhadap
output para pekerja dibandingkan tekanan kelompok, rasa aman dan penerimaan kelompok.
Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa norma sosial atau standar kelompok adalah penentu
yang utama perilaku kerja tiap individu

Era Modern

Dalam Era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep manajemen


kwalitas total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen W. Edwards Deming dan
Joseph Juran Deming yang di Jepang dianggap sebagai Bapak Kontrol Kwalitas
mengemukakan bahwa mayoritas permasalahan dalam hal kualitas bukanlah berasal dari
kesalan para pekerja, tetapi pada sistemnya. Dia menekankan akan pentingnya peningkatan
kualitas dengan menyusun teori lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa
ditingkatkan maka:
1. Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang, kesalahan yang sedikit,
minim terjadi penundaan serta pemanfaatan yang jauh lebih baik atas waktu serta
material
2. Produktifitas meningkat
3. Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap kualitas serta
penurunan harga
4. Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
5. Jumlah pekerjaan bertambah.

Perkembangan Ilmu Manajemen

Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,
yaitu :

• Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat
hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang
pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta,
contoh : fisika, kimia dan biologi.

• IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya
pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan
ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum,
administrasi dan lain-lain.

• IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni,


misalnya : seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.

IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886
Frederick W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang


mempelajari dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem.
Dimana fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan
terhadap organisasi.
Persfektif Manajemen
a. perspektif klasik
Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen.
Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
Tokoh dalam teori ini ada dua yaitu Robert Owen dan Charless Babbage.
Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapan di New
Lanark, Skotlandia, beliau mencurah perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin
dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa,
bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan
pada perusahaan, demikian pula halnya dengan tenaga kerja.
Selanjutnya dikatakan bahwa kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh
situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Menurutnya meningkatkan kondisi kerja di pabrik,
menaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan,
menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan
hidup karyawan dengan harga layak dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat
karyawan tinggal.
Jadi, dalam bahasa teorinya, pandangan Robert Owen ini bisa dirumuskan menjadi:
”Kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern
pekerjaan.
Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang profesor matematika dari Inggris, dia mempercayai
bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas dan
menurunkan biaya. Dia sekaligus penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui
spesialisa. Dimana setiap tenaga kerja harus diberi latihan ketrampilan yang sesuai dengan
setiap operasi pabrik. (pencipta alat penghitungan/kalkulator mekanis pertama.
Charles Babbage mengembangkan prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan
perkembangan prinsip-prinsip ilmiah. konsep ini dapat memudahkan menejemen untuk
menganalisis efektifitas bidang kedja sebuah perusahaan. Menejemen dapat menentukan
seorang manajer, fasilitas, bahan, dan tenaga kerja yang sesuai (efektif) untuk mendapatkan
hasil yang sebaik-baiknya.
Selain efisiensi dan prinsip pengetahuan, Babbage juga memperhatikan faktor
manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara
pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik,
apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas.

b. Perspektif humanistik
Timbul karena aliran klasik dianggap tidak dapat meyelesaikan masalah secara tuntas.
Tokohnya adalah Hugo Munsterberg dan Elton Mayo. Perspektif ini menekankan
keterbukaan, empati, perilaku suportif dan kesamaan. Pada umumnya sifat-sifat ini akan
membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur, memuaskan.
Keterbukaan
Sifat keterbukaan paling tidak menunjukkan ada 2 aspek tentang komunikasi antar
pribadi. Aspek pertama, dan mungkin yang paling jelas yaitu bahwa kita harus terbuka pada
orang-orang yang berinteraksi pada kita. Hal ini ini tidak berarti bahwa kita harus dengan
serta merta menceritakan semua latar belakang tentang kehidupan kita. Namun yang penting
ada kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah umum. Dari sini orang lain akan
mengetahui pendapat, pikiran dan gagasan kita.Sehingga aspek komunikasi akan mudah
dilakukan.
Aspek kedua dari keterbukaan menunjukkan pada kemauan kita untuk membertikan
tanggapan tehadap orang lain dengan jujur dan terus terang dengan segala sesuatu yang
dikatakannya. Demikian pula sebaliknya, kita ingin orang lain untuk memberikan tanggapan
secara jujur dan terbuka tentang segala sesuatu yang ia katakan. Disini keterbukaan
diperlukan dengan cara memberi tanggapan secara spontan dan tanpa dalih terhadap
komunikasi dan umpanbalik orang lain. Tentunya, hal ini tidak dapat dengan mudah
dilakukan dan dapat menimbulkan keslahpahaman orang lain seperti marah atau tersinggung.
Empati
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau
posisi orang lain. Dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu
memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Dengan empati seseorang berusaha
melihat dan merasakan seperti apa yang dilihat dan dirasakan orang lain.
Satu hal yang perlu ditambahkan disini, bahwa empati berbeda dengan simpati.
Simpati berarti seseorang mempunyai perasaan terhadap orang lain. Misalkan Anda tidak
lulus ujian. Dalam simpati, saya hanya merasa kasihan dan sedíh. Sedangkan dalam empati,
saya berusaha untuk ikut serta merasakan apa yang dirasakan dan dialami Anda.
Mungkin yang paling sulit dari sifat-sifat komunikasi hádala mencapai kemampuan
untuk berempati terhadap pengalaman orang lain. Karena dalam empati, seseorang sebaiknya
tidak melakukan penialian terhadap perilaku orang lain dan harus dapat mengetahui perasaan,
kesukaan, nilai, sikap dan perilkau orang lain.

Perilaku Suportif
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku suportif.
Artinya, seseorang dalam menghadapi statu masalah tidak bersikap bertahan (defensif).
Keterbukaan dan empati tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak suportif.
Menurut Jack R Gibb menyebutkan 3 perilaku yang menimbulkan perilaku suportif yakni
deskriptif, spontanitas dan profesionalisme. Sebaliknya dalam perilaku defensif ditandai
dengan sifat-sifat: evaluasi, strategi dan kepastian.
a. Deskriptif
Suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap suportif dibanding dengan suasana
evaluatif. Artinya, orang yang memilki sifat ini lebih banyak meminta informasi atau
deskripsi tentang suatu hal. Dalam suasana seperti ini ,biasanya orang tidak merasa dihina
atau ditantang, tetapi merasa dihargai. Sedangkan orang ynag memiliki sifat evaluatif
cenderung menilai dan mengecam orang lain dengan menyebutkan kelemahan-kelemahan
perilakunya.
Biasanya kata-kata yang diguankan hádala goblok, ngawur, tidak pernah becus dan
sebagainya. Sifat semacam ini cenderung membuat orang mebjadi bersikap mempertahankan
diri. Namur demikian, hal ini bukan berarti bahwa semua komunikasi evaluatif akan
menimbulkan tanggapan bertahan. Kadangkala seseorang yang sudah mengetahui watak
orang lain yang bersikap evaluatif,ia akan menanggapinya sebagai sesuatu yang wajar.
b. Provisionalisme
Seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memilki sikap berfikir, sifat
terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia menerima
pendapat orang lain, bila memang pendapatnya keliru.

Perilaku Positif
Komunikasi antar pribadi akan efektif kita memiliki perilkau positif.Sikap positif
dalam komunikasi antarpribadi menunjuk paling tidak pada 2 aspek, yaitu: pertama,
komunikasi antarpribadi akan berkembang bila ada pandangan positif terhadap diri sendiri.
Kedua, mempunyai perasaan positif terhadap orang lain dan berbagai situasi komunikasi.
a. Hugo Munsterberg (1863 -1916)
Dikenal sebagai Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah
berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas.Dalam
bukunya “Psychology and Indutrial Efficiency”, ia memberikan 2 cara untuk meningkatkan
produktivitas:
1. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan
yang akan dikerjakannya.
2. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.
b. Elton Mayo (1880 -1949)
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana manusiawi
menggambarkan manajer berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi buruk,
hubungan dalam organisasi pun akan memburuk
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan
kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Contoh Kasus Manajemen
Sebuah perusahaan akan mengalami kondisi pasang surut dalam menjalankan
kegiatan ekonominya. Dalam hal perkembangan perusahaan, mulai dari berdiri hingga
mampu bertahan, kondisi pasang surut tersebut bisa jadi merupakan suatu proses menuju
keberhasilan yang hendak dicapai oleh perusahaan. Merupakan hal yang wajar bila kondisi
tersebut terjadi karena kegiatan ekonomi bukanlah sesuatu yang berjalan konstan dari waktu
ke waktu dan juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti daya beli masyarakat hingga
budaya masyarakat yang mempengaruhi keinginan pasar. Dengan situasi dan kondisi
tersebut, manajemen perusahaan memiliki peranan penting dalam menjalankan roda kegiatan
perusahaan. Bisa dikatakan bahwa keberhasilan perusahaan tergantung pada kemampuan
manajemen dalam mengelola perusahaan mulai dari karyawan hingga kegiatan - kegiatannya.
Manajemen perusahaan yang baik juga pasti akan dipengaruhi oleh sosok manajer yang
handal di dalamnya yang menjadi pusat segala arahan, koordinasi hingga instruksi kepada
seluruh karyawan guna tercapainya tujuan perusahaan.

Di awal tahun 1993, perusahaan komputer raksasa dari Amerika IBM melakukan
pergantian di tingkat atas kepemimpinan perusahaan (Slater, 2001:12). Lou Gerstner ditunjuk
menjadi pimpinan dan CEO IBM yang baru menggantikan John Akers. Pergantian ini bukan
tanpa alasan, sebab tahun - tahun sebelumnya IBM telah merugi dari sisi pendapatan dan
pangsa pasar yang semakin berkurang.

Setelah mengambil alih perusahaan tersebut, dalam kepemimpinan Gerstner, IBM


pada tahun 1998 mencatat pendapatan sebesar US$ 81,7 milyar, naik 4% dari tahun
sebelumnya (US$ 78,5 milyar, menjadikan IBM sebagai perusahaan dengan peringkat
pendapatan tertinggi keenam di Amerika). Melihat kembali saat IBM kehilangan uangnya
selama tiga tahun berturut - turut, 1991, 1992, 1993, Gerstner telah mengubah kondisi
perusahaan sehingga pada tahun 1998 IBM meraih laba sebesar US$ 6,3 milyar naik sebesar
US$ 200 juta dari tahun sebelumnya.
Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli.


http://www.asikbelajar.com/2015/03/pengertian-manajemen-dari-para-ahli.html.
Diakses: 3 Agustus 2017.

Asri, Mulyo. 2015. Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen.


http://blog.unnes.ac.id/ikaasri/2015/11/19/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu-
manajemen-5/. Diakses: 5 Agustus 2017.

Bagus, Denny. 2009. Jurnal Manajemen, Bahan Kuliah Manajemen. http://jurnal-


sdm.blogspot.co.id/2009/07/sejarah-ilmu-manajemen.html. Diakses: 3 Agustus 2017.

Daus, Alphian. 2015. Contoh Kasus Dalam Perusahaan.


http://alphiandaushermawan.blogspot.co.id/2015/10/contoh-kasus-dalam-
perusahaan.html. Diakses: 3 Agustus 2017.

Vanderwijh, Pumariksa. 2014. Perkembangan Ilmu Manajemen.


http://pumariksa.blogspot.co.id/2014/11/perkembangan-ilmu-manajemen.html. Diakses: 5
Agustus 2017.

Anda mungkin juga menyukai