Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kepemimpinan Sektor Publik

Dosen Pengampu : Dra. Rukna Idanati, M. Kes

Disusun oleh:

KELOMPOK V KELAS B

Graha Wangsa Rakyan Jati (F1B020044)

Yacob Immanuel Christian Zanetti (F1B020052)

Putra Cahya Tama Ramadhan (F1B020059)

Fitri Nur Afifah (F1B020068)

Safira Putri Septiana (F1B020076)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Manajemen merupakan salah satu displin ilmu sosial.Pada tahun 1886 Frederick W.
Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan.Dari
sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas. Kemudian Taylor menulis buku berjudul
“Principle of Scientific Management” yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai
ilmu.Ilmu manajemen sebagai ilmu pengetahuan juga mempunyai ciri-ciri seperti adanya
kelompok manusia, adanya kerjasama dari kelompok tersebut, adanya kegiatan/proses/usaha,
dan adanya tujuan.
Pada kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen
yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa para
manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan
berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi
bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada
defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.Stoner mengemukakan suatu
defenisi yang lebih kompleks yaitu manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan”.
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan
“seni”. Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah
kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk
rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa
harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.
Setiap pandangan yang ada mengenai manajemen mungkin bermanfaat di berbagai
masalah yang ada dan berbeda-beda. Oleh karena itu dari waktu ke waktu manajemen
memiliki perkembangan teori mulai dari teori manajemen ilmiah, teori manajemen klasik,
teori manajemen neo klasik atau biasa disebut teori perilaku organisasi, dan teori manajemen
maha guru.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana Sejarah Manajemen?
1.2.2 Bagaimana Prinsip Teori Manajemen Klasik?
1.2.3 Bagaimana Prinsip Teori Manajemen Ilmiah?
1.2.4 Bagaimana Prinsip Teori Organisasi Klasik?
1.2.5 Bagaimana Prinsip Teori Neo Klasik/Perilaku Organisasi?
1.2.6 Bagaimana Prinsip Teori Maha Guru?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan bagi setiap pembaca
tentang Teori Manajemen. Dari makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
sejarah manajemen yang ada. Selain itu juga pembaca dapat mengetahui dan memahami
perkembangan teori manajemen dari manajemen ilmiah sampai teori manajemen maha
guru.Makalah ini juga diharapkan melalui pemahaman yang didapatkan pembaca dapat
memberikan masukan untuk menentukan teori manajemen apa yang cocok untuk dia
terapkan dalam organisasinya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Manajemen (Teori Manajemen Kuno)

Manajemen telah dipraktikkan sejak zaman dulu meskipun saat itu teori manajemen
mungkin belum dirumuskan dengan komprehensif. Bahkan, barangkali manajemen telah lahir
sejalan dengan munculnya peradaban manusia. Sebagai contoh, bangsa Mesir bisa membuat
piramida, yaitu bangunan yang cukup kompleks dan hanya bisa diselesaikan dengan
koordinasi yang baik. Kekaisaran Romawi mengembangkan struktur organisasi yang jelas
serta sangat membantu komunikasi dan pengendalian. Konsep-konsep manajemen juga sering
dibicarakan oleh filsuf Yunani atau Arab (Islam) pada Abad Pertengahan. Berikut ini kita
bicarakan beberapa ilustrasi manajemen pada zaman kuno.

1. Mesir Kuno

Peradaban Mesir Kuno menghasilkan warisan yang spektakuler, yaitu piramida, bangunan
yang mungkin sudah Anda lihat dan kenal. Piramida merupakan bangunan raksasa.
Pembangunan piramida melibatkan ribuan orang (lebih dari 100.000 orang) dan
membutuhkan waktu sekitar 20 tahun untuk menyelesaikan satu piramida (ada beberapa
piramida yang dibangun). Untuk membangun konstruksi raksasa tersebut, jelas dibutuhkan
manajemen. Pasti ada manajer yang bertugas merencanakan, mengorganisasi,
mengoordinasikan, dan mengendalikan aktivitas, manusia, dan sumber daya agar bangunan
piramida tersebut bisa berdiri

2. Machiavelli

Pemikir dari Italia merumuskan beberapa prinsip manajemen dalam buknya Discourses
yang ditulis pada tahun 1531. Dia menuliskan beberapa prinsip yang relevan dengan
manajemen kontemporer seperti berikut.
1. Organisasi akan lebih stabil jika anggotanya mempunyai kebebasan untuk
mengemukakan perbedaan dan memecahkan konflik tersebut dalam organisasi.
2. Satu orang bisa mendirikan organisasi, tetapi organisasi akan lebih ‘langgeng’
(bertahan lama) jika menjadi urusan banyak orang dan ketika orang-orang tersebut
ingin mempertahankan organisasi tersebut.
3. Manajer yang lemah bisa memegang wewenang dengan mengikuti manajer yang kuat,
tetapi tidak mengikuti manajer yang lemah lainnya.
4. Manajer yang ingin mengubah organisasi yang macan harus mempertahankan
setidaknya ‘bayangan’ tradisi lama (a shadow of the ancient customs).

3. Sun Tzu

Filsuf cina, Sun Tzu, yang hidup sekitar 2.000 tahun yang lalu, menilai buku The Art of
Wars (Seni Perang). Beberapa prinsip yang dikembangkan oleh Sun Tzu sebagai berikut.
1. Jika music maju, kita mundur.
2. Jika musuh berhenti, kita memprovokasi.
3. Jika musuh berusaha menghindari perang, kita menyerang.
4. Jika musuh mundur, kita kejar.
Meskipun prinsip yang diajarkan tersebut ditulis untuk perang, kita bisa mengadaptasi
prinsip tersebut dalam konteks bisnis, misalnya strategi bisnis. Strategi bisnis dalam tingkat
tertentu akan berkaitan dengan strategi perang.

4. Adam Smith

Adam Smith, merupakan ekonom klasik yang hidup pada abad ke-18. Pada tahun 1776,
Adam Smith memublikasikan bukunya The Wealth of Nations. Dia berargumentasi bahwa
masyarakat seharusnya melakukan pembagian tenaga kerja (division of labor) atau
spesialisasi kerja (job specialization). Menurut Adam Smith, suatu tugas bisa dipecah-pecah
ke dalam bagian yang kecil. Kemudian, tugas tersebut bisa dilatih dan dikerjakan berulang-
ulang sehingga orang yang mengerjakan tugas tersebut menjadi sangat ahli. Akibatnya, dia
bisa mengerjakan hal tersebut lebih cepat sehingga produktivitas akan meningkat. Teori
spesialisasi tersebut mengilhami banyak kalangan, termasuk pemikir-pemikir manajemen
yang hidup setelah masa Adam Smith.
Meskipun Meskipun manajemen telah dipraktikkan dan dibicarakan pada zaman kuno,
kejadian semacam itu relatif sporadis dan tidak ada upaya yang sistematis untuk mempelajari
manajemen. Karena itu, manajemen selama beberapa abad kemudian “terlupakan”.
Ada alasan lain. Ada alasan lain. Ilmu ekonomi berkembang terlebih dulu. Bisnis atau
perdagangan dimasukkan dalam disiplin ekonomi. Ekonomi biasanya mengasumsikan
manajemen yang sudah efisien. Karena itu, studi manajemen tidak berkembang. Alasan lain,
manajemen sering dianggap sebagai seni atau praktik, bukan ilmu. Manajer yang baik tidak
perlu mempelajari teori manajemen, tetapi dengan “magang” atau terjun langsung ke
lapangan. Status ilmu manajemen sama seperti keterampilan mengetik. Semakin sering
mengetik, semakin lancar kemampuan mengetiknya. Dengan demikian, tidak perlu belajar
“ilmu mengetik”.
Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen yang lebih
serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, perusahaan-perusahaan berkembang
menjadi perusahaan raksasa. Perusahaan besar, seperti IBM atau General Motors, mulai
muncul pada awal abad ke- 20-an. Pekerja mencapai ribuan orang. Produksi dilakukan secara
massal. Input masuk dalam jumlah besar. Proses produksi harus dilakukan dengan cepat
(efisien). Pengelolaan perusahaan besar tentunya semakin kompleks. Studi manajemen yang
lebih serius semakin diperlukan.

2.2 Prinsip Teori Manajemen Klasik

Secara Keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19
masehi.Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan
ada nama Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1772-1871).Owen seorang
pemburu dan industrialisasi dari Inggris yang adalah salah satu tokoh pertama yang
menyatakan perlunya sumberdaya manusia didalam organisasi dan kesejahteraan
pekerja.Sedangkann Babbage seorang ahli matematika dari Inggris yang adalah orang
pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi.

a. Robert Owen (1771-1858)

Robert Owen merupakan manajer dan pemilik beberapa pabrik kapas di Inggris. Pada
waktu itu, kondisi kerja di pabrik sangat buruk. Owen sampai pada kesimpulan bahwa
manajer harus menjadi pembaru (reformer). Ia melihat peranan pekerja yang cukup penting
sebagai aset perusahaan. Pekerja bukan hanya merupakan input, tetapi merupakan sumber
daya perusahaan yang signifikan. Selanjutnya, dia memperbaiki kondisi kerja pekerjanya
dengan mendirikan perumahan (tempat tinggal) yang lebih baik. Ia mendirikan toko tempat
pekerja bisa membeli barang kebutuhan di toko tersebut dengan harga murah. Mengurangi
jam kerja menjadi 10,5 jam per hari dari sebelumnya sekitar 15 jam sehari dan menolak
pekerja di bawah umur 10 tahun. Owen berpendapat, dengan memperbaiki kondisi kerja atau
investasi pada sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga
keuntungan. Manajer lain pada waktu itu lebih senang melakukan investasi pada sisi teknis,
seperti investasi pada mesin, dan melupakan perbaikan/investasi pada sumber daya manusia.
b. Charles Babbage (1772-1871)

Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan latar belakang


kuantitatifnya, ia percaya bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan
efisiensi produksi, produktivitas naik, dan biaya operasi turun. Ia menganjurkan pembagian
kerja (division of labor) sehingga kerja/operasi setiap pabriknya bisa dianalisis secara
terpisah. Dengan cara semacam itu, training bisa dilakukan dengan lebih murah. Pekerja yang
melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang akan semakin terampil dan berarti
semakin efisien. Dia percaya bahwa metode kuantitatif bisa digunakan untuk menganalisis
persoalan perusahaan, seperti untuk mengefisienkan penggunaan bahan baku atau fasilitas
lain.

2.3 Prinsip Teori Manajemen Ilmiah/Saintifik

Teori manajemen ilmiah muncul karena kebutuhan meningkatkan produktivitas. Pada


awal abad ke-20, perusahaan raksasa bermunculan, sedangkan penawaran tenaga kerja relatif
kurang. Pendahulu-pendahulu teori manajemen juga membantu memunculkan manajemen
ilmiah.
a. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan
merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Frederick Taylor dikenal sebagai bapak
manajemen ilmiah. Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang
menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama
sistem trial and error.
Hakikat pertama dari manajemen ilmiah adalah a great mental revolution, karena hal ini
menyangkut manajer dan karyawan. Hakikat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan
untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan. Taylor mengemukakan
empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan
di setiap unsur-unsur kegiatan.
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan
tugasnya.
4. Harus dijalankan kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer. Di
mana manajer adalah pelayan bagi bawahannya. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan
waktu (time and motion study).
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan
produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat
prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana
pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu,
pendapatan pekerjaan, dan semangat kerja karyawan. Menurut Taylor, jika seorang pekerja
memahami scientific management maka pekerja tersebut akan bekerja dengan optimal serta
tidak akan banyak melakukan kritik terkait atasan dan pekerjaannya.
Dalam menerapkan keempat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di
kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati
ilmiah adalah :

1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.


2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sama sesama pekerja dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk
tingkat kesejahteraan maksimum para karyawan itu sendiri dan perusahaan.

b. Henry L. Gantt (1861-1919))

Henry L. Gantt merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang
konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas
kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. Membayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.

Berusaha mengimplementasikan konsep dan pemikiran Taylor melalui system intensif gaji
dan bonus untuk pekerja di perusahannya. Insentif sistem dari Gantt ini mengembangkan
sistem bonus bagi pekerja yang menyelesaikan pekerjaan mereka dalam waktu yang lebih
pendek. Hanry Gantt mengembangkan sebuah Chart atau grafik untuk lebih mendukung
sisitemnya. Grafik ini sampai saat ini dikenal dengan “Gantt Chart”.

c. Frank Gilberth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972)

Mereka mengembangkan apa yang dikenal dengan “Time and Motions Study”. Frank dan
Lilian mengemukakan peta dasar gerakan manusia yang dikenal dengan sebutan Therbliegh.
Studi mereka banyak menggabungkan aspek teknis yang telah dikembangkan Taylor dengan
prespektif sosiologi dan prespektif psikologi menghasilkan gabungan antara aspek teknis dan
aspek perilaku manusia yang mampu menghasilkan kegiatan operasi yang secara sosial
mampu merangsang para pekerjanya untuk berkontribusi dengan produktif.
Langkah-langkah pendekatan Management Science adalah sebagai berikut :
a. Perumusan masalah
b. Penyusunan suatu model matematis
c. Mendekatkan penyelesaian dari model
d. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi

Teori manajemen ilmiah memberikan beberapa sumbangan penting. Produksi massal


merupakan salah satu perwujudan teori manajemen ilmiah. Barang diproduksi dengan cepat
dan sebanyak-banyaknya, seperti proses produksi lini perakitan. Proses produksi semacam itu
sangat efisien. Ide massalisasi semacam itu bahkan memengaruhi sektor lain, misalnya jasa.
Rumah makan cepat saji (fast food restaurant), seperti McDonald, mengikuti ide proses
produksi lini perakitan. Desain pekerjaan, pemilihan, dan pengembangan karyawan secara
ilmiah juga merupakan hasil dari teori manajemen ilmiah. Manajemen ilmiah mendorong
pendekatan rasional untuk memecahkan masalah. Pendekatan semacam itu mendorong
pendekatan ilmiah pada manajemen dan mendorong pendekatan manajemen sebagai ilmu.
Pendekatan semacam itu mendorong profesionalisme manajemen.
Teori manajemen ilmiah mempunyai beberapa keterbatasan. Asumsi bahwa manusia
(pekerja) akan berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi dan fisiknya tidak selalu benar.
Tujuan produktivitas atau keuntungan cenderung mengarah pada ekploitasi pekerja. Asumsi
universalitas pendekatan manajemen ilmiah bahwa manajemen dapat dipakai untuk semua
situasi dan di semua tempat tidak sepenuhnya tepat. Hal ini disebabkan ada beberapa
pendekatan yang cocok untuk waktu/tempat tertentu, tetapi tidak cocok untuk waktu/tempat
yang lain.

2.4 Prinsip Teori Organisasi Klasik (Manajemen Administratif dan Manajemen


Birokrasi)

Teori manajemen ilmiah memfokuskan pada upaya meningkatkan produktivitas. Teori


organisasi klasik (teori administrasi klasik) memfokuskan pada kebutuhan
“menyistematisasi” cara-cara pengelolaan organisasi yang semakin kompleks.

a. Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol merupakan industrialis Prancis yan sering disebut sebagai bapak aliran
manajemen klasik karena upaya “menyistematisasi” studi manajerial. Pokok pikirannya
ditulis dalam bukunya yang berjudul General and Industrial Management. Menurut Fayol,
praktik manajemen dapat dikelompokkan dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan
dianalisis. Selanjutnya, analisis tersebut dapat diajarkan kepada manajer lain atau calon
manajer.

Fayol membagi kegiatan bisnis dalam enam kegiatan pokok yang saling berkaitan yaitu
teknis, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajemen. Dari keenam kegiatan
tersebut, Fayol memfokuskan pada manajemen karena menurutnya manajemen merupakan
kegiatan yang paling terlupakan. Fayol merupakan orang pertama yang mengelompokkan
kegiatan manajerial, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Menurut Fayol prinsip-prinsip praktik manajemen yang efektif terbagi kedalam 14


prinsip.Pertama, Pembagian kerja, spesialisasi akan membuat pekerjaan lebih efisien.Kedua,
Wewenang, manajer harus memiliki perintah agar dikerjakan.Ketiga, Displin, anggota
organisasi harus mematuhi peraturan dan perjanjian yang mengatur organisasi.Keempat,
Kesatuan Komando, setiap anggota hanya menerima instruksi dari satu atasan.Kelima,
Kesatuan Pengarahan.Keenam, Kepentingan Individu harus tunduk pada Kepentingan
Organisasi.Ketujuh, Penggajian, sistem penggajian harus fair baik kepada manajer maupun
karyawan.Kedelapan, Sentralisasi.Kesembilan, Hierarki, garis wewenang yang jelas dalam
suatu organisasi.Kesepuluh, Perintah, sumberdaya harus dikoordinasi sedemikian
rupa.Kesebelas, Persamaan, manajer maupun karyawan harus diperlakukan sama.Keduabelas,
Stabilitas Staff, perpindahan kerja yang tinggi harus dihindarkan karena akan mengurangi
efisiensi organisasi.Ketigabelas, Inisiatif, karyawan diberikan kebebasan untuk berinisiatif
melakukan pekerjaan.Keempatbelas, Kerja Tim.

b. Max Weber (1864—1920)

Max Weber merupakan ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi.
Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri atas ribuan anggota membutuhkan aturan yang
jelas untuk anggota organisasi tersebut. Adapun organisasi yang ideal adalah birokrasi saat
aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebutkan dengan jelas.
Birokrasi didasarkan pada aturan yang rasional dan yang dapat dipakai untuk mendesain
struktur organisasi yang efisien. Keahlian teknis dan evaluasi berdasarkan prestasi
ditekankan.

Model birokrasi Weber dipakai untuk memahami pengelolaan organisasi besar, seperti
perusahaan multinasional yang mempunyai karyawan ribuan orang. Perhatikan bahwa
birokrasi Weber berlainan dengan pengertian birokrasi populer. Orang cenderung
mengartikan kata birokrasi dengan konotasi negatif, yaitu organisasi yang lamban dan tidak
responsif terhadap perubahan.

2.5 Prinsip Teori Manajemen Neoklasik/Perilaku Organisasi

Aliran manajemen klasik tidak dapat menaikkan produktivitas sambil tetap menjaga
harmonisasi tempat kerja. Aliran klasik cenderung memandang organisasi secara mekanistis.
Teori perilaku kemudian muncul karena ketidakseimbangan teori klasik dalam memandang
organisasi. Elton Mayo merupakan pionir dalam aliran perilaku.

a. Pendekatan Hubungan Manusia

Teori hubungan kemanusiaan (human relations theory) terkait erat dengan nama Elton
Mayo kelahiran Australia tapi dikenal luas sebagai seorang guru besar di Harvard Business
School. Beberapa pengamat melihat hubungan kemanusiaan sebagai reaksi melawan
manajemen saintifik. Gagasan hubungan kemanusiaan menekankan pada karakteristik sosial
pekerjaan, dan memfokuskan pada pekerja sebagai anggota kelompok sosial, bukan sebagai
individu. Teori ini memandang para pegawai berada dalam konteks organisasi dan
merekomendasikan para manajer agar mengarahkan usaha-usaha motivasional mereka
terhadap tim, dan memahami para individu dalam upayanya memenuhi kebutuhan dasar
mereka di tempat kerja. Teori ini menyarankan agar para manajer mengontrol kelompok-
kelompok kerja (baik yang formal maupun informal) dengan cara menggunakan teknik-
teknik seperti pengawasan yang bersahabat dan tenang dan program konseling pegawai.

b. Studi Hawthorne

Teori ini menyimpulkan bahwa perhatian manajemen dapat meningkatkan semangat kerja
karyawan. Para peneliti juga berkesimpulan bahwa kelompok informal mempunyai pengaruh
yang positif teradap produktivitas. Suasana kerja di pabrik cukup membosankan dan
membuat arti hidup menjadi “kurang berarti”. Persahabatan antar teman kerja membantu
mengurangi kebosanan suasana kerja. Di samping itu, persahabatan sering dipererat dengan
perasaan bersama “antimanajer”. Dengan suasana seperti itu, tekanan kelompok menjadi
lebih kuat, bahkan dibandingkan dengan pengaruh manajemen. Dalam situasi tertentu,
tekanan kelompok merugikan karena cenderung menahan produktivitas. Anggota yang
melebihi prestasi kelompok akan dimusuhi dan memaksa anggota tersebut kembali ke
prestasi sebelumnya yang lebih rendah. Konsep manusia sosial (social man), yaitu manusia
dimotivasi oleh kebutuhan sosial dan melengkapi konsep manusia ekonomi/rasional yang
diajukan oleh manajemen klasik.

2.6 Prinsip Teori Manajemen Maha Guru

Pada teori maha guru yaitu (1) Banyak maha guru yang memegang jabatan di universitas
bisnis, seperti; Rossabeth Moss Kanter dan Michail Porte (Harvand Bussines School) Henry
Mitzberg (MCGill) dan Philip Kotler (Northwestern), yang sangat berpengaruh dalam
memengaruhi cara pikir para manajer, tentang inovasi, strategi perusahaan dan pemasaran.
(2) Ada maha guru konsultan yang mempunyai keahlian dan kredibilitas sebagai konsultan
yang telah menangani sejumlah organisasi. Seperti, Peter Drucker, Tom Peters, Philip Crosby
dan W. Edward Deming, yang mempunyai pengaruh besar terhadap praktik manajemen,
penciptaan keunggulan, dan peningkatan kualitas produk. (3) Para manajer pahlawan, ini
adalah individu-individu yang telah memegang posisi-posisi manajerial senior diperusahaan-
perusahaan. 

Seiring dengan tradisi Henry Fayol dan Alfred P. Sloan, para manajer pahlawan modern
membuat recommendation, berdasarkan pengalaman-pengalaman mereka untuk para manajer
yang lain. Manajer pahlawan Amerika yang paling berhasil adalah Lee lacocca (Chrysler
Corporation), sementara dari Inggris adalah Sir John Harvey-Jones (mantan ICI) yang
menjadi terkenal lewat publikasi buku dan penampilannya di televisi.

BAB III

KESIMPULAN

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini. Masing-
masing teori mempunyai sumbangan dan keterbatasan sendiri. Teori manajemen yang baik
dapat mendorong profesionalisme manajemen karena manajemen merupakan ilmu dan seni.
Teori dapat digunakan untuk memprediksi kaitan antara beberapa fenomena. Dengan
demikian, bisa diharapkan hal itu mengurangi praktik coba-coba dan dapat mengefisienkan
kerja manajer. Perkembangan teori manajemen terjadi melalui beberapa tahap: (1) teori
manajemen kuno, (2) teori manajemen klasik, (3) teori manajemen ilmiah/saintifik, (4) teori
organisasi klasik, (5) teori neo klasik/perilaku organisasi, serta (6) teori maha guru.
Teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen membuat lebih mudah bagi manajer untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan agar dapat menjalankan fungsinya secara efektif dan
efisien. Organisasi mempunyai manajemen untuk mencapai tujuan. Kondisi yang diharapkan
dari suatu organisasi adalah mencapai pada posisi excellence management.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Rahmawati.2015.”Perkembangan Teori Manajemen”.Surabaya:Fakultas Ekonomi


dan Bisnis UPNV Jawa Timur.
Hanafi, M. (2015). Konsep Dasar dan Perkembangan Teori Manajemen. M. Hanafi,
Manajemen. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Rokhayati, I. (2014). Perkembangan Teori Manajemen dari Pemikiran Scientific
Management
Hingga Era Modern Suatu Tinjauan Pustaka. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 15(2), 1-20.
Kuper, Adam & Kuper Jessica.”Leadership” dalam Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial.Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada
Hidayati, N. (2016, Maret 20). Teori dan Praktek Manajemen Pendidikan Islam Serta
Implikasinya. Dilansir pada
https://www.kompasiana.com/nurhidayati016/56ee08e3b2927376048b4577/teori-dan-
praktek-manajemen-pendidikan-islam-serta-implikasinya

Anda mungkin juga menyukai