Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
A. MANAJEMEN.....................................................................................................1
1. Definisi Manajemen.......................................................................................1
2. Teori Manajemen............................................................................................1
3. Fungsi Manajemen.........................................................................................7
4. Proses Manajemen..........................................................................................8
5. Peran Manajemen...........................................................................................9
6. Ruang Lingkup Manajemen............................................................................12
7. Keterampilan Manajemen...............................................................................14
B. PENDEKATAN SISTEM.....................................................................................15
1. Definisi Pendekatan Sistem............................................................................15
2. Pendekatan Sistem Pada Perguruan Tinggi (MBKM).....................................15
DAFTAR REFERENSI................................................................................................17
1
RESUME
A. MANAJEMEN
1. Definisi Manajemen
Manajemen adalah suatu rangkaian proses yg meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka
memberdayakan seluruh sumber daya organisasi/ perusahaan, baik sumberdaya manusia
(human resource capital), modal (financial capital), material (land, natural resources or
raw materials), maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi/
perusahaan (Solihin, 2012).
Manajemen dibutuhkan oleh individu atau kelompok individu, organisasi bisnis,
organisasi sosial atau pun organisasi pemerintah untuk mengatur, merencanakan segala hal
untuk memperoleh hasil yang optimal pada waktu yang akan dating. Manajemen
dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang baik, segala usaha yang
dilakukan kurang berhasil. Dalam perkembangannya proses manajemen adalah langkah
langkah strategis yang juga adalah manfaat dari manajemen tersebut.
2. Teori Manajemen
Pekembangan teori manajemen tidak bias dilepaskan dengan jejak-jejak sejarah
peradaban mansuia, karena manajemen hakikatnya adalah alat atau metode untuk
mencapai tujuan. Tujuan organisasi itu mewujud dengan karya-karya monumental seperti
bangunan dan teknologi yang memudahkan hidup manusia. Pyramid di Mesir, Candi
Borobudur di Indonesia, serta Tembok Besar di China adalah salah satu bukti keberhasilan
manajemen dan teori manajemen. (Hanafi, 2015)
a. Teori Manajemen Kuno
1) Mesir Kuno
Awal mula berkembangnya teori manajemen sebenarnya sudah dimulai sejak
jaman dahulu oleh bangsa kuno seperti Mesir, Romawi, Yunani, meskipun
belum ada studi manajemen yang sistematis. Secara praktis, Bangsa-bangsa
Mesir, Yunani dan Romawi sudah menerapkan ilmu manajemen dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam organisasi pemerintahan maupun dalam dunia
bisnis. Bukti adanya perkembangan teori manajemen pada masa kuno adalah
adanya peninggalan kejayaan Bangsa Mesir, Yunani, China, Persia dan
Romawi. Hal ini jelas menunjukkan bahwa manjamen sudah berkembang pada
masa itu. Piramida Mesir, Tembok China, Peradaban Yunani dan Romawi
membuktikan bahwa di masa itu ilmu manajemen telah berkembang.
2
Bagaimana mungkin suatu bangsa dapat membuat karya yang luar biasa jika
tanpa adanya proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian
2) Machiavelli
Pemikir dari Italia merumuskan beberapa prinsip manajemen dalam buknya
Discourses yang ditulis pada tahun 1531. Dia menuliskan beberapa prinsip yang
relevan dengan manajemen kontemporer seperti berikut.
- Organisasi akan lebih stabil jika anggotanya mempunyai kebebasan untuk
mengemukakan perbedaan dan memecahkan konflik tersebut dalam
organisasi.
- Satu orang bisa mendirikan organisasi, tetapi organisasi akan lebih
‘langgeng’ (bertahan lama) jika menjadi urusan banyak orang dan ketika
orang-orang tersebut ingin mempertahankan organisasi tersebut.
- Manajer yang lemah bisa memegang wewenang dengan mengikuti manajer
yang kuat, tetapi tidak mengikuti manajer yang lemah lainnya
- Manajer yang ingin mengubah organisasi yang mapan harus
mempertahankan setidaknya ‘bayangan’ tradisi lama (a shadow of the
ancient customs).
3) Sun Tzu
Beberapa prinsip yang dikembangkan oleh Sun Tzu sebagai berikut.
- Jika musuh maju, kita mundur.
- Jika musuh berhenti, kita memprovokasi.
- Jika musuh berusaha menghindari perang, kita menyerang.
- Jika musuh mundur, kita kejar
4) Adam Smith
Adam Smith berargumentasi bahwa masyarakat seharusnya melakukan
pembagian tenaga kerja (division of labor) atau spesialisasi kerja (job
specialization). Menurut Adam Smith, suatu tugas bisa dipecah-pecah ke dalam
bagian yang kecil. Kemudian, tugas tersebut bisa dilatih dan dikerjakan
berulang-ulang sehingga orang yang mengerjakan tugas tersebut menjadi sangat
ahli. Akibatnya, dia bisa mengerjakan hal tersebut lebih cepat sehingga
produktivitas akan meningkat.
3
a) Pendahuluan
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif.
Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada
situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah
pengendalian persediaan, seperti EOQ (economic order quantity), simulasi,
analisis breakeven, dan programasi linear (linear programming). Manajemen
operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
b) Sumbangan dan keterbatasan pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting, terutama dalam
perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat
sesuai untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk
perencanaan dan pengendalian proyek. Pendekatan tersebut juga membantu
memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan
model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhanakan menjadi
model matematika. Sayangnya, model kuantitatif banyak menggunakan
model atau simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk
manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan
psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian, potensi model
kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan
lebih lanjut, pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih
berarti.
d. Teori Manajemen Kontemporer
1) Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-subsistem yang saling berkaitan.
Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri atas
bagian-bagian yang berkaitan (subsistem), dan sistem/organisasi tersebut akan
berinteraksi dengan lingkungan. Pandangan yang menyeluruh semacam itu akan
lebih bermanfaat dibandingkan dengan pandangan yang terisolasi.
2) Pendekatan Situasional (Contingency)
Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu belum tentu efektif apabila
digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling
baik untuk mencapai tujuan organisasi dengan melihat situasi, kondisi, dan
waktu yang tertentu. Kesuksesan pendekatan tersebut akan sangat tergantung
pada situasi yang ada. Apabila pekerja tidak mempunyai keterampilan yang
7
cukup, pendekatan yang diajukan oleh aliran klasik akan lebih efektif.
Sebaliknya, apabila pekerja mempunyai keterampilan yang baik, pendekatan
perilaku akan lebih efektif. Apabila pekerja sudah cukup maju, pendekatan
aliran kuantitatif akan sangat membantu.
3. Fungsi Manajemen
Luther M Gullick menjabarkan fungsi manajemen sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di
masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian menentukan
siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Sehingga
pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang
serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orangorang
itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin
pencapaian tujuan.
c. Staffing (Penyusunan Pegawai)
Fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-
kegiatan yang telah direncakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi
perencanaan dan pengorganisasian. Aktivitas yang dilakukan dalam fungsi ini,
antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber
daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan
sumber daya manusia.
d. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan
terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah
diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak
menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
e. Coordinating (Koordinasi)
Pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
8
target dapat tercapai, menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan
menentukan indikator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.
b. Organizing
Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya
serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok
untuk menerapkan rencana. Dengan pengorganisasian, manajer mewujudkan rencana
menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas, penunjukan personel, dan melengkapi
mereka dengan teknologi dan sumber daya yang lain.
c. Actuating
Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan
supaya bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai
tujuan. Dengan kepemimpinan, manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-
usaha yang mendukung tercapainya tujuan serta mempengaruhi para karyawan supaya
melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Proses implementasi program
supaya bisa dijalankan kepada setiap pihak yang berada dalam organisasi serta dapat
termotivasi agar semua pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat
penuh kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan
implementasi yaitu menginplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya mau tetap bekerja dengan efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan tugas dan penjelasan yang teratur
mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.
d. Controlling
Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan.
Melalui pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang
dilakukan oleh karyawan, mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang
kinerja serta menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang
bersifat membangun serta perubahan.
5. Peran Manajemen
Seorang pemimpin bertugas untuk mengantarkan organisasi yang dipimpinnya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu pemimpin mempunyai peran
yang sangat penting dalam perjalanan organisasi mencapai tujuannya.
Fungsi manajemen diperankan dalam berbagai peran manajemen. Mintzberg telah
mempelajari berbagai peran manajerial dan mengidentifikasi 10 peran interaktif yang
10
2) Disseminator Role
Disseminator role merupakan peran dimana pemimpin berkewajiban
meneruskan informasi yang diperoleh baik dari sumber internal maupun
eksternal dengan menekankan pada nilai dan faktual dari informasi
tersebut sehingga membutuhkan kemampuandalam mendelegasikan dan
memfilter informasi.
3) Spokes Person Role
Spokesperson rolemerupakan peran yang mengharuskan pemimpin untuk
menyampaikan informasi mengenai organisasi kepada pihak luar sehingga
stakeholderkunci selalu mendapatkan informasi terkini mengenai operasi dari
organisasi.
c. Decisional Roles
Decisional Roles merupakan peran yang berhubungan dengan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Peran ini meliputi entrepreneurial role,
disturbance handler role, resource allocator roledan negotiator role.
1) Entrepreneurial Role
Entrepreneurial role merupakan peran dimana pemimpin bertindak sebagai
inisiator, perancang dan pendorong munculnya perubahan dan inovasi. Oleh
karena itu pemimpin sebaiknya menciptakan proyek peningkatan kinerja
organisasi dan bekerja untuk mendelegasikan, memberdayakan dan mengawasi
proses peningkatan tersebut.
2) Disturbance Handler Role
Disturbance handler roleadalah peran di mana pemimpin
melaksanakan tindakan koreksi jika organisasi menghadapi kesulitan-
kesulitan penting yang tak terduga.
3) Resource Allocator Role
Resource allocator rolemerupakan peran pemimpin untuk mendistribusikan
sumberdaya dari semua tipe termasuk waktu, dana, sarana prasarana dan
sumber daya manusia.
4) Negotiator Role
Negotiator roleyang merupakan peran pemimpin dalam bernegosiasi atas
nama organisasi.
12
7. Keterampilan Manajemen
Katz dan Starrat (1979) menyatakan terdapat tiga macam keterampilan manajerial
yang harus dikuasai oleh seseorang pemimpin yaitu keterampilan konseptual,
keterampilan teknikal dan keterampilan hubungan manusia.
a. Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual yaitu kemampuan untuk memandang dan memahami suatu
persoalan, suatu isu atau organisasi secara keseluruhan dan mengkoordinasikan
serta memadukan semua bagian-bagiannya yang saling terkait untuk kepentingan
atau kegiatan organisasi. Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan
dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial, meliputi proses perencanaan,
pengorganisasian, pendelegasian, pengontrolan, evaluasi dan pemecahan masalah.
b. Keterampilan Teknis
Keterampilan teknis yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan,
metode, atau teknik spesifik dalam bidang spesialisasi tertentu. Keterampilan ini
merupakan pemahaman dan kecakapan melakukan aktivitas pekerjaan yang
berhubungan dengan bidang khusus atau pekerjaan tertentu. Keterampilan teknis
biasanya lebih banyak berhubungan dengan keahlian tangan atau fisik lainnya,
namun ada juga beberapa keahlian non-fisik yang bersifat teknis, seperti keahlian
teknis bagi seorang akuntan dan salesman. Artinya kemampuan individu yang lebih
bersifat keahlian khusus teknis operasional seperti mengoperasikan alat-alat dan
kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif. Kemampuan dan keahlian itu bagi
peningkatan efektivitas organisasi diberbagai level harus selalu ditingkatkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan sejalan dengan perubahan yang dihadapi.
c. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial yaitu keterampilan mengelola diri sendiri dan bersosialisasi
dengan orang lain yang didasarkan pada nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan
seseorang, termasuk didalamnya tentang pola pikir (mindset), sistem kepercayaan
(belief system), kematangan emosi (emotional maturity) dan kepercayaan diri (self
confidence) seseorang. Soft-skill bersifat intangible, kecakapannya tidak bisa diukur
tapi pengaruhnya dapat dirasakan, dan kadar kualitasnya bisa disadari atau tidak
disadari oleh seseorang. Dalam keterampilan manajemen, yang termasuk dalam
15
LP3M
Kurikulum
WR
Asistensi
Mengajar
Mahasiswa
16
Method SOP
REFERENSI