Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH ILMU ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

REVIEW : ORGANIZATIONS MANAGEMENT DAN PENDEKATAN SISTEM


PADA PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

Zulkifli Walangadi 2932210256

DEPARTEMEN ADMINISTRASI KEBIJAKAN DAN KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
ii

DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
A. MANAJEMEN.....................................................................................................1
1. Definisi Manajemen.......................................................................................1
2. Teori Manajemen............................................................................................1
3. Fungsi Manajemen.........................................................................................7
4. Proses Manajemen..........................................................................................8
5. Peran Manajemen...........................................................................................9
6. Ruang Lingkup Manajemen............................................................................12
7. Keterampilan Manajemen...............................................................................14
B. PENDEKATAN SISTEM.....................................................................................15
1. Definisi Pendekatan Sistem............................................................................15
2. Pendekatan Sistem Pada Perguruan Tinggi (MBKM).....................................15
DAFTAR REFERENSI................................................................................................17
1

RESUME
A. MANAJEMEN
1. Definisi Manajemen
Manajemen adalah suatu rangkaian proses yg meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka
memberdayakan seluruh sumber daya organisasi/ perusahaan, baik sumberdaya manusia
(human resource capital), modal (financial capital), material (land, natural resources or
raw materials), maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi/
perusahaan (Solihin, 2012).
Manajemen dibutuhkan oleh individu atau kelompok individu, organisasi bisnis,
organisasi sosial atau pun organisasi pemerintah untuk mengatur, merencanakan segala hal
untuk memperoleh hasil yang optimal pada waktu yang akan dating. Manajemen
dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang baik, segala usaha yang
dilakukan kurang berhasil. Dalam perkembangannya proses manajemen adalah langkah
langkah strategis yang juga adalah manfaat dari manajemen tersebut.
2. Teori Manajemen
Pekembangan teori manajemen tidak bias dilepaskan dengan jejak-jejak sejarah
peradaban mansuia, karena manajemen hakikatnya adalah alat atau metode untuk
mencapai tujuan. Tujuan organisasi itu mewujud dengan karya-karya monumental seperti
bangunan dan teknologi yang memudahkan hidup manusia. Pyramid di Mesir, Candi
Borobudur di Indonesia, serta Tembok Besar di China adalah salah satu bukti keberhasilan
manajemen dan teori manajemen. (Hanafi, 2015)
a. Teori Manajemen Kuno
1) Mesir Kuno
Awal mula berkembangnya teori manajemen sebenarnya sudah dimulai sejak
jaman dahulu oleh bangsa kuno seperti Mesir, Romawi, Yunani, meskipun
belum ada studi manajemen yang sistematis. Secara praktis, Bangsa-bangsa
Mesir, Yunani dan Romawi sudah menerapkan ilmu manajemen dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam organisasi pemerintahan maupun dalam dunia
bisnis. Bukti adanya perkembangan teori manajemen pada masa kuno adalah
adanya peninggalan kejayaan Bangsa Mesir, Yunani, China, Persia dan
Romawi. Hal ini jelas menunjukkan bahwa manjamen sudah berkembang pada
masa itu. Piramida Mesir, Tembok China, Peradaban Yunani dan Romawi
membuktikan bahwa di masa itu ilmu manajemen telah berkembang.
2

Bagaimana mungkin suatu bangsa dapat membuat karya yang luar biasa jika
tanpa adanya proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian
2) Machiavelli
Pemikir dari Italia merumuskan beberapa prinsip manajemen dalam buknya
Discourses yang ditulis pada tahun 1531. Dia menuliskan beberapa prinsip yang
relevan dengan manajemen kontemporer seperti berikut.
- Organisasi akan lebih stabil jika anggotanya mempunyai kebebasan untuk
mengemukakan perbedaan dan memecahkan konflik tersebut dalam
organisasi.
- Satu orang bisa mendirikan organisasi, tetapi organisasi akan lebih
‘langgeng’ (bertahan lama) jika menjadi urusan banyak orang dan ketika
orang-orang tersebut ingin mempertahankan organisasi tersebut.
- Manajer yang lemah bisa memegang wewenang dengan mengikuti manajer
yang kuat, tetapi tidak mengikuti manajer yang lemah lainnya
- Manajer yang ingin mengubah organisasi yang mapan harus
mempertahankan setidaknya ‘bayangan’ tradisi lama (a shadow of the
ancient customs).
3) Sun Tzu
Beberapa prinsip yang dikembangkan oleh Sun Tzu sebagai berikut.
- Jika musuh maju, kita mundur.
- Jika musuh berhenti, kita memprovokasi.
- Jika musuh berusaha menghindari perang, kita menyerang.
- Jika musuh mundur, kita kejar
4) Adam Smith
Adam Smith berargumentasi bahwa masyarakat seharusnya melakukan
pembagian tenaga kerja (division of labor) atau spesialisasi kerja (job
specialization). Menurut Adam Smith, suatu tugas bisa dipecah-pecah ke dalam
bagian yang kecil. Kemudian, tugas tersebut bisa dilatih dan dikerjakan
berulang-ulang sehingga orang yang mengerjakan tugas tersebut menjadi sangat
ahli. Akibatnya, dia bisa mengerjakan hal tersebut lebih cepat sehingga
produktivitas akan meningkat.
3

b. Teori Manajemen Klasik


1) Pendahulu/Pionir Teori Manajemen Klasik
a) Robert Owen (1771—1858)
Owen percaya bahwa penilaian terbuka ini bukan hanya memungkinkan
para manajer mengetahui letak permasalahan, tetapi juga memberikan
kebanggaan dan mendorong persaingan. Dalam organisasi kita masa kini,
kebiasaan memasang dan mempublikasikan angka-angka penjualan dan
produksi didasarkan pada prinsip psikologi yang sama
b) Charles Babbage (1792—1871)
Charles berpendapat bahwa meningkatnya produktivitas dan menurunnya
biaya produksi karena dalam proses kerja menerapkan prinsip-prinsip
ilmiah. Di samping itu kerja sama antar karyawan, pimpinan, dan pemilik
perusahaan dapat memajukan perusahaan.
2) Teori Manajemen Ilmiah
Teori Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific
management, pertamakali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam
bukunya yang berjudul Principles ofScientific Management pada
tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah
adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik
dalammenyelesaikan suatu pekerjaan.” . Manajemen ilmiah mendorong
pendekatan rasional untuk memecahkan masalah. Pendekatan semacam itu
mendorong pendekatan ilmiah pada manajemen dan mendorong pendekatan
manajemen sebagai ilmu. Pendekatan semacam itu mendorong profesionalisme
manajemen. Teori manajemen ilmiah mempunyai beberapa keterbatasan.
Asumsi bahwa manusia (pekerja) akan berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi
dan fisiknya tidak selalu benar. Tujuan produktivitas atau keuntungan
cenderung mengarah pada ekploitasi pekerja. Asumsi universalitas pendekatan
manajemen ilmiah bahwa manajemen dapat dipakai untuk semua situasi dan di
semua tempat tidak sepenuhnya tepat.
3) Teori Organisasi Klasik
Teori Organisasi Klasik biasa disebut dengan “teori tradisional” atau “teori
mesin”, berkembang mulai tahun 1800-an (abad 19).
Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan
4

tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural


yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Sistematisasi yang dilakukan oleh
Fayol masih mempunyai pengaruh yang cukup besar pada studi manajemen
sampai saat ini. Sistematisasi tersebut memberikan pandangan (insight) terhadap
bidang-bidang yang harus dianalisis untuk meningkatkan efektivitas
manajemen. Teori organisasi klasik dikritik karena tampaknya teori tersebut
lebih tepat untuk lingkungan yang stabil dan tidak cepat berubah-ubah.
4) Aliran Perilaku
a) Pendekatan hubungan manusiawi (human relations)
Hubungan manusiawi (human relations) pada umumnya mengacu pada
suasana kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dan karyawan.
Jika hubungan manusia pada suatu organisasi efektif, suasana kerja akan
mendorong semangat kerja dan keharmonisan suasana kerja. Efektivitas
kerja diharapkan akan terjadi dari suasana kerja atau hubungan manusiawi
yang baik.
b) Studi Hawthorne
Kelompok informal mempunyai pengaruh yang positif teradap
produktivitas. Suasana kerja di pabrik cukup membosankan dan membuat
arti hidup menjadi “kurang berarti”. Persahabatan antarteman kerja
membantu mengurangi kebosanan suasana kerja. Di samping itu,
persahabatan sering dipererat dengan perasaan bersama “antimanajer”.
Dengan suasana seperti itu, tekanan kelompok menjadi lebih kuat, bahkan
dibandingkan dengan pengaruh manajemen. Dalam situasi tertentu,
tekanan kelompok merugikan karena cenderung menahan produktivitas.
Anggota yang melebihi prestasi kelompok akan dimusuhi dan memaksa
anggota tersebut kembali ke prestasi sebelumnya yang lebih rendah.
Konsep manusia sosial (social man), yaitu manusia dimotivasi oleh
kebutuhan sosial dan melengkapi konsep manusia ekonomi/rasional yang
diajukan oleh manajemen klasik.
c) Sumbangan dan keterbatasan pendekatan hubungan manusiawi
Aliran hubungan manusiawi menyadarkan pentingnya kebutuhan sosial.
Dengan demikian, aliran ini menyeimbangkan konsep lama yang
menekankan ekonomi/rasionalitas manusia. Suasana kerja menjadi lebih
5

baik dibandingkan dengan sebelumnya. Pelatihan-pelatihan yang


kemudian banyak memfokuskan pada upaya memperbaiki hubungan kerja
antara manajer dan karyawan. Aliran ini memelopori studi baru dalam
bidang dinamika kelompok, yaitu perhatian ditujukan tidak hanya pada
individu, tetapi juga pada proses dan dinamika kelompok. Meskipun
demikian, ada beberapa keterbatasan teori ini. Desain, metode, dan analisis
penelitian yang dilakukan oleh Mayo sampai saat ini masih menjadi
kontroversi. Konsep manusia sosial yang dikembangkan ternyata tidak
menjelaskan sepenuhnya perilaku manusia. Usaha perbaikan-perbaikan
kondisi kerja ternyata tidak mampu menaikkan prestasi kerja. Sebagai
contoh, perbaikan kondisi kerja di suatu perkebunan tidak menaikkan
prestasi kerja, malah cenderung menurunkan prestasi kerja karena pekerja
cenderung menjadi lebih santai dalam kerja. Tidak ada tekanan untuk
bekerja keras seperti sebelumnya.
5) Pendekatan Ilmu Perilaku
a) Pendahuluan
Ahli-ahli dalam perilaku menggunakan metodologi dan konsep dari ilmu
sosial, seperti sosiologi, psikologi, dan antropologi. Mereka
mengembangkan kerangka analisis yang lebih kompleks dibandingkan
dengan pendekatan hubungan manusiawi. Beberapa ahli perilaku
mengatakan bahwa perilaku manusia didorong oleh kebutuhan untuk
mengaktualisasi dirinya sendiri (self-actualization).
b) Sumbangan dan keterbatasan aliran ilmu perilaku
Aliran ilmu perilaku memberi sumbangan yang berarti terhadap
pemahaman motivasi individu, perilaku kelompok, hubungan interpersonal
dalam kerja, dan pentingnya kerja untuk manusia. Manajer dapat menjadi
lebih sensitif dan efektif dalam berurusan dengan bawahannya. Meskipun
demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan
lebih lanjut. Teori tersebut juga cukup kompleks untuk manajer.
Rekomendasi mereka sering berbeda antara satu ahli dan lainnya sehingga
manajer mengalami kesulitan menentukan pendapat yang paling baik.
c. Aliran Kuantitatif
1) Riset Operasi dan Manajemen Sains
6

a) Pendahuluan
Manajemen operasi merupakan variasi lain dari pendekatan kuantitatif.
Pendekatan ini lebih sederhana dan dapat diaplikasikan langsung pada
situasi manajemen. Beberapa contoh model manajemen operasi adalah
pengendalian persediaan, seperti EOQ (economic order quantity), simulasi,
analisis breakeven, dan programasi linear (linear programming). Manajemen
operasi sering dianggap sebagai aplikasi dari riset operasi.
b) Sumbangan dan keterbatasan pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting, terutama dalam
perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat
sesuai untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh, model CPM bermanfaat untuk
perencanaan dan pengendalian proyek. Pendekatan tersebut juga membantu
memahami persoalan manajemen yang kompleks. Dengan menggunakan
model matematika, persoalan yang kompleks dapat disederhanakan menjadi
model matematika. Sayangnya, model kuantitatif banyak menggunakan
model atau simbol yang sulit dimengerti oleh kebanyakan orang, termasuk
manajer. Pendekatan kuantitatif juga tidak melihat persoalan perilaku dan
psikologi manusia dalam organisasi. Meskipun demikian, potensi model
kuantitatif belum dikembangkan sepenuhnya. Apabila dapat dikembangkan
lebih lanjut, pendekatan kuantitatif akan memberikan sumbangan yang lebih
berarti.
d. Teori Manajemen Kontemporer
1) Pendekatan Sistem
Sistem dapat diartikan sebagai gabungan sub-subsistem yang saling berkaitan.
Organisasi sebagai suatu sistem akan dipandang secara keseluruhan, terdiri atas
bagian-bagian yang berkaitan (subsistem), dan sistem/organisasi tersebut akan
berinteraksi dengan lingkungan. Pandangan yang menyeluruh semacam itu akan
lebih bermanfaat dibandingkan dengan pandangan yang terisolasi.
2) Pendekatan Situasional (Contingency)
Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu belum tentu efektif apabila
digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang paling
baik untuk mencapai tujuan organisasi dengan melihat situasi, kondisi, dan
waktu yang tertentu. Kesuksesan pendekatan tersebut akan sangat tergantung
pada situasi yang ada. Apabila pekerja tidak mempunyai keterampilan yang
7

cukup, pendekatan yang diajukan oleh aliran klasik akan lebih efektif.
Sebaliknya, apabila pekerja mempunyai keterampilan yang baik, pendekatan
perilaku akan lebih efektif. Apabila pekerja sudah cukup maju, pendekatan
aliran kuantitatif akan sangat membantu.
3. Fungsi Manajemen
Luther M Gullick menjabarkan fungsi manajemen sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di
masa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang
terlibat dalam kerja sama di suatu institusi. Kegiatan pengorganisasian menentukan
siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip pengorganisasian. Sehingga
pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang
serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orangorang
itu dalam organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin
pencapaian tujuan.
c. Staffing (Penyusunan Pegawai)
Fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-
kegiatan yang telah direncakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi
perencanaan dan pengorganisasian. Aktivitas yang dilakukan dalam fungsi ini,
antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber
daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan
sumber daya manusia.
d. Directing (Pengarahan)
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan
terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah
diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak
menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
e. Coordinating (Koordinasi)
Pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
8

kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan


menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.
f. Reporting (Pelaporan)
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian
informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti
perkembangan dan kemajuan kerja.
g. Budgetting (Pembuatan Anggaran)
Luther Gullick mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu fungsi
manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian
organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi.
h. Controlling (Pengawasan)
Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana,
kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

Menurut G.R. Terry fungsi manajemen sendiri dibagi menjadi 4, yaitu:


a. Planing
b. Organizing
c. Actuating
d. Controlling
Ke empat fungsi ini biasanya disingkat POAC dan keempatnya berlangsung secara
bertahap membentuk proses manajemen.
4. Proses Manajemen
a. Planning
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta
langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya. Melalui perencanaan, seorang
manajer mengidentifikasi hasil kerja yang diinginkan serta mengidentifikasi cara-cara
untuk mencapainya. Kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang di dalamnya
mesti membuat strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan
suatu rencana aktivitas suatu kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat
penting karena inilah awalan dalam melakukan sesuatu.
Dalam merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan seperti
apa tujuan dan target yang dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan
9

target dapat tercapai, menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan
menentukan indikator atau standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.
b. Organizing
Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya
serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok
untuk menerapkan rencana. Dengan pengorganisasian, manajer mewujudkan rencana
menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas, penunjukan personel, dan melengkapi
mereka dengan teknologi dan sumber daya yang lain. 
c. Actuating
Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan
supaya bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai
tujuan. Dengan kepemimpinan, manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-
usaha yang mendukung tercapainya tujuan serta mempengaruhi para karyawan supaya
melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Proses implementasi program
supaya bisa dijalankan kepada setiap pihak yang berada dalam organisasi serta dapat
termotivasi agar semua pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat
penuh kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan
implementasi yaitu menginplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya mau tetap bekerja dengan efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan tugas dan penjelasan yang teratur
mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.
d. Controlling
Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan.
Melalui pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang
dilakukan oleh karyawan, mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang
kinerja serta menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang
bersifat membangun serta perubahan.
5. Peran Manajemen
Seorang pemimpin bertugas untuk mengantarkan organisasi yang dipimpinnya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu pemimpin mempunyai peran
yang sangat penting dalam perjalanan organisasi mencapai tujuannya.
Fungsi manajemen diperankan dalam berbagai peran manajemen. Mintzberg telah
mempelajari berbagai peran manajerial dan mengidentifikasi 10 peran interaktif yang
10

dilakukan oleh manajer. Dari pengamatannya pada aktivitas kelima pemimpin


organisasi dari lima organisasi yang berbeda tersebut, ia menghasilkan teori
yang menyatakan bahwa ada 10 peran yang dilaksanakan oleh manajer.
Sepuluh peran tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori dasar yaitu
interpersonal roles, informational roles dan decisional roles.
a. Interpersonal Roles
Interpersonal roles merupakan peran yang memfokuskan kepada hubungan
antar personal dalam organisasi dan di luar organisasi dalam rangka tugas
tugas seremonial dan simbolik. Peran peran tersebut terdiri dari figurehead role,
leader role dan liaison role. Ketiga peran tersebut diturunkan dari otoritas dan
status formal yang menugaskan manajer tersebut.
1) Figurehead Role
Figurehead role merupakan peran yang merupakan tugas simbolik legal dan
sosial.
2) Leader Role
Leader rolemerupakan peran seorang pemimpin dalam organisasi sehingga
tugas yang dilaksanakan sesuai dengan peran ini antara lain
membangun hubungan dengan karyawan, dengan berkomunikasi,
memotivasi dan membimbing mereka.
3) Liaison Role
Liaison rolemerupakan peran dengan tugas untuk memelihara jaringan dari
pihak-pihak luar organisasi.
b. Informational Roles
Informational roles merupakan peran untuk memastikan bahwa informasi
tersedia, sehingga peran ini mencakup aktivitas menerima, mengumpulkan dan
menyebarkan informasi dengan pemimpin organisasi sebagai pusat informasi dari
organisasi. Peran ini terdiri dari monitor role, disseminator roledan spokesperson
role.
1) Monitor Role
Monitor rolemerupakan peran yang mengharuskan pemimpin untuk mencari
informasi internal dan eksternal mengenai hal-hal yang dapat
mempengaruhi organisasi, termasuk analisis mengenai kondisi kekuatan,
kelemahan, peluang danancaman bagi organisasi. Semua informasi
yang diperoleh harus disimpan dan dipelihara.
11

2) Disseminator Role
Disseminator role merupakan peran dimana pemimpin berkewajiban
meneruskan informasi yang diperoleh baik dari sumber internal maupun
eksternal dengan menekankan pada nilai dan faktual dari informasi
tersebut sehingga membutuhkan kemampuandalam mendelegasikan dan
memfilter informasi.
3) Spokes Person Role
Spokesperson rolemerupakan peran yang mengharuskan pemimpin untuk
menyampaikan informasi mengenai organisasi kepada pihak luar sehingga
stakeholderkunci selalu mendapatkan informasi terkini mengenai operasi dari
organisasi.
c. Decisional Roles
Decisional Roles merupakan peran yang berhubungan dengan pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan. Peran ini meliputi entrepreneurial role,
disturbance handler role, resource allocator roledan negotiator role.
1) Entrepreneurial Role
Entrepreneurial role merupakan peran dimana pemimpin bertindak sebagai
inisiator, perancang dan pendorong munculnya perubahan dan inovasi. Oleh
karena itu pemimpin sebaiknya menciptakan proyek peningkatan kinerja
organisasi dan bekerja untuk mendelegasikan, memberdayakan dan mengawasi
proses peningkatan tersebut.
2) Disturbance Handler Role
Disturbance handler roleadalah peran di mana pemimpin
melaksanakan tindakan koreksi jika organisasi menghadapi kesulitan-
kesulitan penting yang tak terduga.
3) Resource Allocator Role
Resource allocator rolemerupakan peran pemimpin untuk mendistribusikan
sumberdaya dari semua tipe termasuk waktu, dana, sarana prasarana dan
sumber daya manusia.
4) Negotiator Role
Negotiator roleyang merupakan peran pemimpin dalam bernegosiasi atas
nama organisasi.
12

6. Ruang Lingkup Manajemen


Ruang lingkup manajemen terdiri dari:
a. Manajemen Strategis
Manajemen strategi dapat di definisikan sebagai sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-
keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai
tujuannya. Sebagaimana disyaratkan oleh definisi ini, manajemen stategis berfokus
pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi,
produksi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk
mencapai keberhasilan organisasional. Tujuan manajemen strategi adalah untuk
mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok
(David, 2011).
b. Manajemen Sumber Daya Manusia
Mangkunegara (2017) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai
suatu perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahaan tenaga kerja dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
c. Manajemen Pemasaran
Pengertian Manajemen Pemasaran menurut Sofjan Assauri (2013), adalah kegiatan
penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian programprogram yang
dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara keuntungan dari pertukaran
melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka
panjang (Assauri, 2013).
d. Manajemen Pengetahuan dan Perubahan
Secara umum manajemen pengetahuan (Knowledge Management/KM) dapat
dipahami sebagai suatu langkah-langkah sistematis dalam mengelola asset
intelektual/pengetahuan dan berbagai informasi dari individu/perorangan (personal)
dan organisasi untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing dan
memaksimumkan nilai tambah serta inovasi. KM tidak dibatasi pada perangkat
teknologi hardware dan software (tangible asset), tetapi KM memfokuskan pada
13

investasi pengembangan kompetensi dan pengetahuan para pekerjanya (intangible


asset) sehingga mereka bisa berinovasi (Tjakraatmadja, 2013).

e. Manajemen Mutu dan Keselamatan


Menurut Hadari Nawawi (2005) manajemen mutu adalah manajemen fungsional
dengan pendekatan secara terus menerus yang difokuskan pada peningkatan kualitas
agar produk yang disajikan sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang
dilayani dalam pelayanan (public service)dan pembangunan masyarakat (public
development).
f. Manajemen Inventory
Manajemen persediaan merupakan sistem-sistem untuk mengelola persediaan.
Bagaimana barang-barang persediaan dapat diklasifikasikan dan seberapa akurat
catatan persediaan dapat dijaga. Kemudian, kita akan mengamati kontrol persediaan
dalam sektor pelayanan. Manajer operasi diseluruh dunia telah menyadari bahwa
manajemen persediaan yang baik sangatlah penting. Di satu sisi, sebuah perusahaan
dapat mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan. Di sisi lain, produksi dapat
berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika sebuah barang tidak tersedia.
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi
persediaan dengan pelayanan pelanggan. Anda tidak akan pernah mencapai sebuah
strategi berbiaya rendah tanpa manajemen persediaan yang baik (Render, 2014).
g. Manajemen Keuangan
Menurut Agus Harjito dan Martono (2012) manajemen keuangan (Financial
Management), atau dalam literatur lain disebut pembelanjaan, adalah segala
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,
menggunakan dana dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara
menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen
(pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh aset, mendanai aset dan mengelola
aset untuk mencapai tujuan perusahaan.
h. Manajemen Sistem Informasi
Menurut Moekijat (2011) bahwa sistem informasi manajemen adalah jaringan
prosedur pengolah data oleh suatu organisasi dan disatukan apabila dipandang perlu
dengan maksud memberikan data yang bersifat intern maupun data yang bersifat
ekstern untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
14

7. Keterampilan Manajemen
Katz dan Starrat (1979) menyatakan terdapat tiga macam keterampilan manajerial
yang harus dikuasai oleh seseorang pemimpin yaitu keterampilan konseptual,
keterampilan teknikal dan keterampilan hubungan manusia.
a. Keterampilan Konseptual
Keterampilan konseptual yaitu kemampuan untuk memandang dan memahami suatu
persoalan, suatu isu atau organisasi secara keseluruhan dan mengkoordinasikan
serta memadukan semua bagian-bagiannya yang saling terkait untuk kepentingan
atau kegiatan organisasi. Keterampilan ini merupakan pemahaman dan kecakapan
dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerial, meliputi proses perencanaan,
pengorganisasian, pendelegasian, pengontrolan, evaluasi dan pemecahan masalah.
b. Keterampilan Teknis
Keterampilan teknis yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan,
metode, atau teknik spesifik dalam bidang spesialisasi tertentu. Keterampilan ini
merupakan pemahaman dan kecakapan melakukan aktivitas pekerjaan yang
berhubungan dengan bidang khusus atau pekerjaan tertentu. Keterampilan teknis
biasanya lebih banyak berhubungan dengan keahlian tangan atau fisik lainnya,
namun ada juga beberapa keahlian non-fisik yang bersifat teknis, seperti keahlian
teknis bagi seorang akuntan dan salesman. Artinya kemampuan individu yang lebih
bersifat keahlian khusus teknis operasional seperti mengoperasikan alat-alat dan
kegiatan-kegiatan yang bersifat administratif. Kemampuan dan keahlian itu bagi
peningkatan efektivitas organisasi diberbagai level harus selalu ditingkatkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan sejalan dengan perubahan yang dihadapi.
c. Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial yaitu keterampilan mengelola diri sendiri dan bersosialisasi
dengan orang lain yang didasarkan pada nilai-nilai yang dianut dalam kehidupan
seseorang, termasuk didalamnya tentang pola pikir (mindset), sistem kepercayaan
(belief system), kematangan emosi (emotional maturity) dan kepercayaan diri (self
confidence) seseorang. Soft-skill bersifat intangible, kecakapannya tidak bisa diukur
tapi pengaruhnya dapat dirasakan, dan kadar kualitasnya bisa disadari atau tidak
disadari oleh seseorang. Dalam keterampilan manajemen, yang termasuk dalam
15

keterampilan soft-skill diantaranya adalah kemampuan untuk memimpin,


memotivasi, mengelola konflik, erkomunikasi dengan efektif, bekerjasama,
menumbuhkan partisipasi, memberdayakan rekan kerja dan bawahan. Dalam
konteks jenis keterampilan ini diri individu pada level jabatan apapun, harus
memiliki kemampuan ini yang terlihat pada kemampuan bekerjasama, komunikasi
dalam kelompok, kemampuan-kemampuan seperti itu harus dimiliki oleh semua
manajer pada setiap tingkat manajemen.
B. PENDEKATAN SISTEM PADA PERGURUAN TINGGI
1. Pendekatan Sistem
Suatu sistem merupakan rangkaian dari kerja komponen maupun elemen dimana
menghasilkan suatu tujuan yang hendak dicapai. Sistem harus diperhatikan agar
mencapai sasaran yang dikehendaki. Pendekatan Sistem adalah upaya untuk
melakukan pemecahan masalah yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada
secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem.
2. Pendekatan Sistem Pada Perguruan Tinggi
Manjamen Sistem dan Uraian Sub Sistem Pada Asistensi Mengajar di Satuan
Pendidikan

LP3M
Kurikulum
WR

FAKULTAS Tata Usaha


Perguruan Sekolah
PRODI Tinggi

DOSEN Dewan Guru

Asistensi
Mengajar

Mahasiswa
16

Input Man Pejabat Universitas, Mahasiswa, Pejabat Sekolah, Siswa

Money APBN, Biaya Pendidikan, APBD

Method SOP

Material Alat Tulis Kantor

Markets Sekolah dan Mahasiswa

Machines Komputer, dll

Technology Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT), Aplikasi MBKM

Time 1-2 Semester

Policy - UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan


nasional
- UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
- PP No 04 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan
Pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi
- Permendikbud No 3 Thn 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
- Buku Panduan Merdeka Belajar -Kampus Merdeka
tahun 2020
- Keputusan Mendikbud no 74/P/202 tentang pengakuan
satuan kredit semester pembelajaran kampus medeka.
Information Buku Panduan dan Petunjuk Teknis

Energy Listrik, dll

Proses Konversi Melakukan pendataan, dan mengolah pendataan, serta konversi


nilai mata kuliah untuk capaian SKS

Koordinasi Melaksanakan koordinasi baik internal maupun eksternal

Komunikas Melakukan komunikasi internal maupun komunikasi eksternal


i

Kolaborasi Melaksanakan kolaborasi dengan sekolah

Output Aim Meningkatkan kualitas Pendidikan dasar dan menengah di


Indonesia

Goal Pemerataan kualitas pendidikan di sekolah dasar dan menengah

Objective - Memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang


memiliki minat dalam bidang Pendidikan
- Membantu meningkatkan pemerataan kualitas
pendidikan
Target - Mahasiswa dapat meningkatkan capaian belajar siswa di
sekolah dengan metode yang tepat.
- Mahasiswa mendapat pengalaman mengajar
Feedback Monitoring, Pelaporan

Environment Sosial, Ekonomi, Politik, dll.


17

REFERENSI

A.A., A. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Assauri, S. (2013). Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta: PT.
Grafindo Persada.
Busro, M. (2018). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenadameidia
Group.
Danim, S. (2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.
David, F. (2011). Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Salemba Empat.
Hanafi, M. (2015). Konsep Dasar Dan Perkembangan Manajemen. Jakarta: Universitas
Terbuka Jakarta.
Katz, R. a. (1979). The Social Psychology of Organizations. New Delhi: Wiley Eqstern
Private Limited.
Maisah, M. Y. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen Masa Depan. Bogor: IPB Press.
Martono, A. H. (2012). Manajemen Keuangan Edisis Ke-2. Yogyakarta: Ekonisia.
Midin, A. (2004). Dasar-Dasar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK). Makassar.
Mintzberg, H. (1975). The Manager’s Job: Folklore and Fact,. United States: Harvard
Business Review, July –August.
Moekijat, P. (2011). Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remadja Karya.
Mulyadi, D. (2015). Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Bandung: Alfbeta.
Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosia. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Render, H. d. (2014). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.
Solihin, I. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Suharsono. (2012). Pengetahuan Dasar Organisasi. Jakarta: Universitas Atma Jaya.
Syamsi, I. (1994). Pokok-Pokok Organisasi Dan Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta.
Tjakraatmadja, J. R. (2013). Personal knowledge management. Bandung: Institute Teknologi
Bandung.
Waldo, D. (2006). Pengantar Studi Administrasi. Jakarta: Aksara Baru.
18

Anda mungkin juga menyukai