Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATA KULIAH

ILMU ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


KONSEP ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Oleh:

ANNISA TRIA BUDININGSIH


NIM. 293221048

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN
MINAT STUDI MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
SURABAYA
2022
Review kuliah

KONSEP ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Oleh Widodo J. P., M.S., M.PH., Dr.PH.


DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
1.1. MANAGEMENT THEORY...................................................................................4
1.1.1. Organizational Theory.................................................................................4
1.1.2. Scientific Management................................................................................4
1.1.3. Human Relation Theory..............................................................................4
1.1.4. Quantitive Management..............................................................................5
1.1.5. Sistem Theory..............................................................................................5
1.1.6. Contingency Theory....................................................................................6
1.2. MANAGEMENT FUNCTION................................................................................6
1.2.1. POSDCORBE................................................................................................6
1.3. MANAGEMENT PROCESS.................................................................................8
1.4. MANAGEMENT SEEKS....................................................................................10
1.4.1. Growth........................................................................................................10
1.4.2. Prosperous.................................................................................................10
1.4.3. Image...........................................................................................................10
1.4.4. Vision..........................................................................................................10
1.4.5. Value...........................................................................................................10
1.4.6. Efficiency- Effectiveness..........................................................................10
1.5. MANAGEMENT SKILL......................................................................................10
1.6. MANAGEMENT SCOPE....................................................................................11
1.6.1. Strategic......................................................................................................11
1.6.2. HRD.............................................................................................................11
1.6.3. Marketing....................................................................................................11
1.6.4. Knowledge and Change............................................................................11
1.6.5. Quality and Safety.....................................................................................11
1.6.6. Inventory- Value Chain..............................................................................11
1.6.7. Finance.......................................................................................................11
1.6.8. Information System...................................................................................11
1.7. MANAGEMENT ROLES....................................................................................11
BAB 2..............................................................................................................................13
2.1 SISTEM DAN SUB SISTEM DI PUSKESMAS.................................................13
2.2 SISTEM PELAYANAN KESEHATAN LANSIA................................................16
BAB 1
KONSEP ORGANISASI DAN MANAJEMEN

1.1. MANAGEMENT THEORY


1.1.1. Organizational Theory

Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan


organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok
manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap
anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang
sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-
batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari
lingkungannya.
1.1.2. Scientific Management

Scientific management dikemukakan pertama kali oleh Frederick


Winslow Taylor pada tahun 1911. Taylor menggunakan pendekatan sains
untuk mengatur pekerjaan pada pengangkutan material ke tungku dengan
sekop. Scientific management adalah manajemen yang menggunakan
ilmu (science) dan scientific method. Dalam bukunya “Principle of
scientific management”, Frederick W Taylor mengungkapkan 4 prinsip
dalam scientific management, yaitu
1. Kembangkan ilmu pengetahuan dalam setiap pekerjaan, tinggalkan
rule of thumb.
2. Pilih secara scientific, lalu latih, ajar dan kembangkan pekerja.
3. Bekerja sama dengan pekerja, untuk memastikan pekerjaan dilakukan
sesuai dengan hasil riset.
4. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang merata antara pekerja
dan manajemen terkait pekerjaan yang dilakukan

1.1.3. Human Relation Theory

Menurut (S.P. Siagian,1984:7) Human Relation adalah Hubungan


manusiawi keseluruhan rangkaian hubungan baik, baik berupa formal
maupun informal yaitu antara atasan dengan bawahan yang dibina dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga tercipta suatu tujuan. Gerakan
human relations sebetulnya dimulai dengan Hawthorne Studies, yang
dikerjakan oleh para peneliti di bawah bimbingan Fritz Roethlisberger
yaitu salah satunya Elton Mayo, yang kemudian dianggap sebagai “Bapak
Studi Hawthorne” dan tokoh Human Relation Movement, karena berhasil
mengidentifikasi efek pencahayaan terhadap hasil kerja para pekerja
pabrik baja di Illinois. Illumination Experiment dan Relay assembly
menemukan yang disebut sebagai “Hawthorne effect”, yaitu sikap dari
individu untuk merubah perilakunya karena sadar sedang diobservasi.
Elton Mayo menyimpulkan bahwa produktivitas kerja tidak ditentukan oleh
faktor cahaya dan besaran upah, melainkan oleh bagaimana organisasi
memberikan kesempatan bagi pegawai untuk melakukan human relations
dalam organisasi, atau ada faktor sosial yang mempengaruhi
produktivitas. (dalam Liliweri, 2014:142). Setelah adanya Hawthorne
studies muncullah Human relation movement, dimana melihat manusia
sebagai manusia, bukan sebagai part atau komponen alat produksi.

1.1.4. Quantitive Management

Pendekatan Manajemen Kuantitatif (Quantitative Management


Theory) berfokus pada pengambilan keputusan, efektifitas, biaya, model
matematika dan penggunaan computer. Pendekatan ini mempunyai
tujuan untuk meningkatkan efektivitas dengan menggunakan model
matematis dan metode statistik.

Tiga area yang ada di dalam pemikiran Quantitative Management Theory


ialah sebagai berikut :

1. Management Sience
2. Operations Management
3. Management Information System

Di dalam manajemen kuantitatif meliputi 4 aspek yang terkait diantaranya


sebagai berikut :

1. Aplikasi Statistik
2. Optimalisasi Model
3. Sistem Informasi
4. Simulasi Computer

Tokoh pemikiran Manajemen Kuantitatif ialah Von Neumann (1940).


Von Neumann mengambangkan Konsep strategic planning yang juga
disebut dengan “The Game Theory” . Teori permainan (Game Theory)
merupakan teori yang menggunakan pendekatan matematis dalam
merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan.
Teori ini dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan
keputusan yaitu strategi optimum dari situasi-situasi persaingan yang
berbeda-beda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan.

1.1.5. Sistem Theory

Menurut Abdul Kadir (2014:61) bahwa “Sistem adalah sekumpulan


elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk
mencapai suatu tujuan”. Menurut Sutabri (2012:3) bahwa “Sistem adalah
suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variabel
yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain
dan terpadu”. Menurut Sutarman (2012:13) bahwa “Sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu
kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan
utama”.

Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu kumpulan sub


sistem yang saling berinteraksi, terkait dan bergantung yang membentuk
suatu kesatuan yang kompleks dan kesatuan yang utuh, yang memiliki
tujuan yang spesifik.

1.1.6. Contingency Theory


Teori kontingensi adalah teori kesesuaian pemimpin yang berarti
menyesuaikan pemimpin dengan kondisi yang tepat. Teori yang
dikemukakan oleh fiedler's ini berpendapat bahwa, kinerja pemimpin
ditentukan dari pemahamannya terhadap situasi dimana mereka
memimpin.

1.2. MANAGEMENT FUNCTION


1.2.1. POSDCORBE
Menurut Luther M. Gullick dalam karyanya “Papers on the Science

of Administration” mengatakan bahwa fungsi organik administrasi dan

manajemen adalah : (POSDCORBE)

1. Planning (Perencanaan)

Proses menetapkan secara garis besar apa yang perlu dilakukan dan metode

yang digunakan untuk melakukannya agar mencapai tujuan yang telah

ditetapkan bagi organisasi.

Fungsi perencanaan sbb :


1. Menjelaskan berbagai masalah.

2. Menentukan prioritas masalah.

3. Menentukan tujuan dan indikator keberhasilan.

4. Mengkaji hambatan dan kendala.

5. Menyusun rencana kerja operasioanal.

Manfaat perencanaan sbb :

1. Mengurangi ketidakpastian dan perubahan pada waktu mendatang.

2. Dimungkinkan melakukan pilihan dari berbagai tindakan alternatif.

3. Mengarahkan perhatian pada tujuan.

4. Sarana pengawasan.

5. Memudahkan koordinasi.

6. Meminimalkan pekerjaan tak pasti agar hemat waktu, usaha dan dana.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan yang berkaitan

dengan penyusunan struktur yang dirancang untuk membantu pencapaian

tujuan-tujuan telah ditentukan. Pengorganisasian merupakan suatu proses

mengorganisasikan orang-orang untuk melaksanakan misi utama mereka.

3. Staffing (Pengadaan tenaga kerja)

Kegiatan yang berhubungan dengan penentuan siapa-siapa yang melakukan

seluruh pekerjaan sesuai dengan tugasnya bidang dan keahliannya masing-

masing dalam organisasi tersebut serta merekrut dan mempekerjakan personalia

untuk melaksanakan pekerjaan agen yang penting.

4. Directing (Pemberian bimbingan)

Kegiatan yang berhubungan dengan usaha-usaha bimbingan, memberikan

guidance, saran-saran , perintah-perintah , instruksi-instruksi agar tujuan yang

telah ditentukan semula dapat dicapai.

5. Coordinating (Koordinasi)

Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur (orderly synchronization) dari usaha-

usaha (efforts) untuk mencapai pangaturan waktu (timing) dan terpimpin


(directing) dalam hasil pelaksanaan yang harmonis dan bersatu untuk

menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan (stated objective).

6. Reporting (Pelaporan)

Pelaporan adalah kegiatan berhubungan dengan laporan dari setiap kejadian,

lancer tidaknya aktivitas, apakah ada kemajuan atau tidak. Ini kebalikan

dari directing yang datang dari atasan kebawahan sedang ini dari bawah keatas.

7. Budgeting (Penganggaran)

Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi

melalui perencanaan fiskal dan akutansi. Allen Schick mengungkapkan adanya

tiga tujuan anggaran: pengawasan, manajemen, dan perencanaan. Sedangkan

fungsi anggaran berdasarkan perjalankan historisnya terdiri dari empat macam

yaitu: fungsi kontrol, fungsi manajemen, fungsi perencanaan, dan fungsi

evaluasi. penyusunan anggaran belanja yaitu bagaimana uang itu digunakan,

untuk keperluan apa, berapa banyaknya, termasuk kepada pos mana, kemudian

dari sumber-sumber apa saja keuangan didapat. Bila terjadi deficit darimana

kekurangan itu akan ditutup.

8. Evaluating

Evaluasi adalah pengumpulan data dan pengamatan yang dilakukan oleh

manajemen untuk menilai secara objektif tentang pencapaian kelompok kerja

berdasarkan tujuan dan program yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan.

1.3. MANAGEMENT PROCESS

Menurut James A.F. Stoner manajemen adalah suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi
serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Berikut adalah penjelasan lebih
lanjut mengenai 4 aktivitas dasar

1. Planning (Perencanaan)
Merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur demi
mencapai tujuan organisasi ataupun untuk memecahkan masalah tertentu.
Selain itu perencanaan (planning) juga diartikan sebagai upaya pemanfaatan
dari sumberdaya yang ada dan tersedia dengan tetap memperhatikan segala
aspek serta keterbatasan untuk dapat mencapai tujuan secara efisien dan juga
efektif .
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan:

 Specific, perencanaan harus jelas mengenai maksud serta ruang lingkupnya.


 Measurable, program kerja organisasi atau rencana harus dapat diukur
tingkat keberhasilannya.
 Achievable, perencanaan harus bisa dicapai, bukan sekedar angan-angan
saja.
 Realistic, harus sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada.
 Time, harus memiliki batas waktu yang jelas, harian, mingguan, bulanan, atau
tahunan.

Langkah-langkah dalam Membuat Perencanaan:

1. Menganalisis siituasi
2. Menyusun skala prioritas
3. Menentukan alternatif penyelesaian masalah
4. Menentukan tujuan kegiatan
5. Menyusun POA Setiap Tujuan
6. Merencanakan Kegiatan Evaluasi

2. Organizing (Pengorganisasian)

Merupakan sebuah kegiatan pemberian tugas-tugas untuk pekerja yang


terlibat di dalam kegiatan organisasi, sesuai  kualifikasi kompetensi SDM yang
dimiliki. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan tersebut merupakan proses
keseluruhan di dalam menyeleksi kompetensi  serta mengalokasikan sarana dan
prasarana untuk menunjang tugas karyawan dalam organisasi.

3. Actuating (Penggerakan)

Point penting dalam actuating (penggerakan) adalah menggerakan semua


anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi. Setiap pelaku
dalam organisasi, harus bekerja sesuai dengan peran dan tugasnya demi
mencapai visi misi dan program kerja organisasi yang telah diterapkan.
Tujuan Actuating:

 Untuk menciptakan kerjasama yang efisien.


 Untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan staff.
 Untuk menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan.
 Mengusahakan lingkungan dan suasana kerja yang meningkatkan motivasi
para pekerja.
 Membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. Controlling (Penggendalian / Pengawasaan)

Tahap terakhir dari proses manajemen adalah pengendalian (controlling),


atau pemantauan kemauan organisasi dalam mencapai tujuanya. Ketika
organisasi bergerak menuju tujuannya, manajer harus memonitor kemajuan
untuk memastikan bahwa organisasi tersebut berkinerja sedemikian rupa
sehingga akan mencapai tujuannya pada waktu yang telah ditentukan.
Pengendalian membantu memastikan efektivitas dan efisiensi yang diperlukan
demi keberhasilan manajemen. Dalam proses ini tidak hanya sekedar
mengendalikan pelaksanaan program, namun juga mengawasi sehingga apabila
ada kesalahan dapat dikoreksi. Dengan ini apa yang dikerjakan oleh staff dapat
diarahkan ke jalan yang tepat, dengan maksud mencapai tujuan yang sudah
direncanakan terlebih dahulu.

1.4. MANAGEMENT SEEKS


1.4.1. Growth
Pengembangan Organisasi harus selalu merupakan bagian integral dari
proses manajemen. Ia harus merupakan suatu kegiatan yang dapat terjadi
secara rutin dalam suatu organisasi yang dimaksudkan untuk dapat
mengantisipasi perubahan yang terjadi pada keadaan sekitarnya.
Pengembangan Organisasi merupakan usaha yang dilakukan secara terus
menerus. Hal ini berarti bahwa pengembangan organisasi bukanlah suatu
kegiatan yang perlu diadakan secara khusus dan sewaktu-waktu. Ia harus
merupakan pandangan hidup dari setiap organisasi.
Pengembangan organisasi memberikan perhatian utama kepada
peningkatan. Oleh karena itu, pengembangan organisasi bukan hanya
diperlukan bagi organisasi yang sedang ‘sakit’. Penggunaan pengembangan
organisasi perlu juga bagi organisasi yang sudah merasa sehat, karena di
dalamnya terkandung suatu filsafat kerja; “tidak ada yang terbaik, yang ada
hanyalah yang lebih baik’.
1.4.2. Prosperous
Organisasi membutuhkan pemahaman yang utuh agar bisa menciptakan
lingkungan kerja yang sehat, sehingga mendukung kesejahteraan pekerja.
Dalam hal ini, terdapat tiga faktor penting yang perlu dipahami, yakni values,
interest, dan power (VIP).

Studi kesejahteraan organisasi dipelopori oleh pemerintah Italia pada


2003 sampai 2013. Riset terhadap 300 tenaga administrasi publik melalui proyek
Magellano itu menyimpulkan bahwa kesejahteraan organisasi ternyata tidak
mudah dirumuskan. Perumusan ini membutuhkan alat ukur yang akurat dan
spesifik (Coli dan Rissotto, 2013). Meskipun riset tentang kesejahteraan
organisasi masih terus dikembangkan, beberapa literatur bisa digunakan untuk
membantu memahami masalah kesejahteraan organisasi. Di dalam buku Isaac
dan Ora (2006) yang berjudul Promoting Well-Being, kesejahteraan organisasi
dirumuskan dengan lima S, yakni site, sign, source, strategy, dan synergy.

Site atau situs merujuk pada lokasi kesejahteraan. Dalam hal ini adalah
organisasi itu sendiri. Sign atau tanda berfungsi untuk menilai kesejahteraan
organisasi. Tanda kesejahteraan organisasi terlihat dari partisipasi pekerja ketika
mengambil keputusan, komunikasi yang baik di antara rekan kerja dan atasan,
memiliki peran yang jelas ketika bekerja, dan punya produktivitas kerja.
Selanjutnya, organisasi yang mendukung kesejahteraan akan meningkatkan self-
determination karyawan. Source atau sumber yang dapat meningkatkan
kesejahteraan organisasi. Beberapa sumber yang dapat diidentifikasi untuk
keperluan itu adalah struktur partisipatoris, peran kerja yang jelas, serta cara
kerja yang efisien dan berdampak bagi kesehatan organisasi. Strategy atau
strategi merupakan cara untuk meningkatkan kesejahteraan. Kemudian,
synergy atau sinergi merupakan kombinasi dari sumber dan strategi. Untuk
mencapai kesejahteraan organisasi, aspek yang perlu didiskusikan adalah
kesehatan psikologis. Aspek ini mencakup pemenuhan kebutuhan individu di
dalam organisasi. Adapun organisasi yang sehat dapat terlihat dari hubungan
saling mendukung dan percaya di antara pekerja. Selain itu, tingkat empati dan
kesempatan untuk saling memperhatikan serta keberadaan umpan balik yang
konstruktif juga menjadi ciri organisasi yang sehat.

1.4.3. Image
Image atau Citra adalah tujuan pokok bagi suatu organisasi atau
perusahaan. Pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya
dapat dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat dari
publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap organisasi atau perusahaan
tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang dipercaya, professional, dan
dapat diandalkan dalam pembentukan pelayanan yang baik. 

Menurut Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas dan Manajemen


Komunikasi dan Aplikasi (1998:63) menyebutkan bahwa landasan citra berakar
dari: “Nilai-nilai kepercayaan yang konkritnya diberikan secara individual dan
merupakan pandangan atau persuasi, serta terjadinya proses akumulasi dari
individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk
membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering
dinamakan citra atau image.”

1.4.4. Vision
Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan, tujuan-
tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Menurut Kohler, visi merupakan suatu pernyataan tentang tujuan
organisasi yang ditampilkan dalam pelayanan dan produk yang ditawarkan dan
dikampanyekan yang biasanya berupa cita-cita masa mendatang, nilai-nilai
suatu aspirasi, kebutuhan yang dapat dipenuhi, pelayanan kelompok
masyarakat.

Menurut Wibisono, visi adalah serangkaian kata-kata bahkan rangkaian


kalimat mengungkapkan impian, cita-cita, rencana, harapan sebuah
perkumpulan, perusahaan, organisasi yang ingin dicapai di masa mendatang.
Visi juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk
organisasi demi menjamin kesuksesan dan kelestarian organisasi/ perusahaan
jangka Panjang. Dengan kata lain dapat diekspresikan bahwa visi merupakan
“want to be” dari perkumpulan ataupun organisasi.

1.4.5. Value
Organizational values adalah salah satu dasar bagi organisasi untuk
membangun hubungan yang produktif antar pekerja serta hubungan antara
organisasi dengan karyawannya, meningkatkan produktifitas kerja dan kepuasan
kerja serta komitmen karyawan terhadap organisasi.

1.4.6. Efficiency- Effectiveness


Efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan sebuah kegiatan yang dinilai

berdasarkan besarnya biaya/ sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil

yang diinginkan.
Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan

atau pencapaian suatu tujuan yang diukur dengan kualitas, kuantitas, dan waktu,

sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

1.5. MANAGEMENT SKILL

Gambar 1 : Management Skills by Robert L.Katz

Menurut Robert L. Katz, seorang Manajer yang sukses wajib memiliki 3


Keterampilan Manajemen Dasar yaitu Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill) ,
Keterampilan berhubungan dengan orang lain (Human Skill) dan Keterampilan
Teknis (Technical Skill). Menurutnya, Ketiga Keterampilan Manajemen tersebut
diperlukan untuk dapat menerapkan 4 fungsi dasar dalam manajemen. Berdasarkan
teori Robert L. Katz tentang Keterampilan Manajemen ini, Keterampilan Teknik lebih
penting bagi Manajer yang berada di tingkatan Manajemen yang lebih rendah dan
Keterampilan Konseptual lebih signifikan dibutuhkan oleh Manajemen Tingkat Tinggi
atau Manajemen Puncak. Sedangkan Keterampilan berhubungan dengan orang lain
atau Humanity Skills dianggap sama pentingnya bagi semua tingkatan manajemen.

1.6. MANAGEMENT SCOPE


Ruang Lingkup Manajemen meliputi :
1.6.1. Strategic
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson dalam buku Strategic
Management (2003) menyebutkan bahwa manajemen strategis adalah
perencanaan skala besar dan jangka panjang agar organisasi dapat
berinteraksi secara efektif dalam produksi dan mengoptimalkan
pencapaian baik tujuan strategis maupun operasional.
1.6.2. HRD
HRD (Human Resource Development) adalah salah satu divisi
yang memiliki peran penting dalam perkembangan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan bagian dari sistem
manajemen sumber daya manusia yang didalamnya termasuk pelatihan
dan pengembangan, pengembangan karir dan program serta proses dari
pengembangan organisasi.

1.6.3. Marketing
Menurut Kotler dan Amstrong (dalam Priansa, 2017:4) menjelaskan
manajemen pemasaran ialah suatu upaya manusia untuk mencapai hasil
pertukaran yang diinginkan dan membangun hubungan yang erat dengan
konsumen dengan cara yang menguntungkan bagi perusahaan

1.6.4. Knowledge and Change


Manajemen pengetahuan adalah serangkaian proses menciptakan
dan berbagi pengetahuan di seluruh organisasi untuk mengoptimalkan
pencapaian misi dan tujuan organisasi. Dimana manajemen pengetahuan
ini penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dan
mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh perusahaan,
terutama dalam menghadapi lingkungan dan tuntutan yang terus berubah.

1.6.5. Quality and Safety


Definisi QMS menurut ahli bernama Gaspersz (2001) adalah Sistem
manajemen kualitas merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan
praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin
kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap
kebutuhan atau persyaratan tertentu. Dimana Kebutuhan atau persyaratan
itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.

1.6.6. Inventory- Value Chain


Manajemen Inventory  mencakup proses perencanaan dan
pengendalian Inventory untuk memenuhi prioritas perusahaan dalam
memertahankan daya saingnya di pasar. Dalam logistik dan supply
chain, Inventory menjadi salah satu aliran penting yang dikelola, selain
aliran informasi dan aliran uang.

1.6.7. Finance
Menurut Agus Harjito dan Martono (2012:4) manajemen keuangan
(Financial Management) adalah segala aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana
dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen
(pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh aset, mendanai aset
dan mengelola aset untuk mencapai tujuan perusahaan.

1.6.8. Information System


Menurut Davis (2010:3) sistem informasi manajemen adalah
sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated) untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

1.7. MANAGEMENT ROLES


Salah satu tugas terpenting bagi seorang manajer adalah menggunakan
sumber daya organisasi secara efektif. Tugas ini melibatkan penyebaran dan
merekayasa sumber daya manusia (atau modal manusia), serta secara efisien
mengalokasikan sumber daya keuangan, teknologi, dan alam organisasi.
Mintzberg mengidentifikasi 10 peran yang diidentifikasi dari seorang manajer
yang dimainkan dalam sebuah organisasi yang terbagi dalam 3 kategori dasar:

1. Interpersonal Role (Peran Antar Pribadi).

2. Informational Role (Peran informasi).

3. Decisional Role (Peran keputusan).

10 Mintzberg’s managerial roles

1. Interpersonal category

a. Figurehead (tokoh). Manajer memiliki tanggung jawab sosial, seremonial dan

hukum. Manajer diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi.

b. Pemimpin. Manajer menunjukkan karakter kepemimpinannya, mengatur

kinerja dan tanggungjawab tiap-tiap orang dalam organisasi.

c. Liaison (koneksi). Manajer harus berkomunikasi baik dengan individu dalam

organisasi maupun di luar organisasi. Manajer harus membangun hubungan

kerja yang efektif atas nama organisasi

2. Informational Category
a. Monitor/Memantau : Secara teratur mencari informasi yang terkait dengan

organisasi, mencari perubahan yang relevan di lingkungan. Memantau tim,

baik dari segi produktivitas dan kesejahteraan mereka.

b. Disseminator/ Penyebar : Mengomunikasikan informasi yang berpotensi

berguna kepada kolega dan tim.

c. Spokeman/Juru Bicara : Manajer mewakili dan berbicara untuk organisasi

mereka. Bertanggung jawab untuk mengirimkan informasi tentang organisasi

dan tujuannya kepada orang-orang di luarnya.

3. Kategori Keputusan (Decisional Category)

a. Entreprenuer/ Pengusaha. Manajer membuat dan mengontrol perubahan

dalam organisasi. Ini berarti memecahkan masalah, menghasilkan ide-ide

baru, dan mengimplementasikannya.

b. Disturbance Handler/ Penangan Gangguan. Ketika sebuah organisasi atau

tim mengalami hambatan yang tidak terduga, manajer harus bertanggung

jawab dan juga membantu menengahi perselisihan yang terjadi.

c. Resource Allocator/ Pengalokasi sumber daya. Menentukan di mana sumber

daya organisasi paling baik diterapkan. Ini melibatkan mengalokasikan dana,

serta menugaskan staf dan sumber daya organisasi lainnya.

d. Negotiator/ Negosiator. Manajer diperlukan untuk mengambil bagian dan

mengarahkan dalam negosiasi penting di organisasi.


BAB 2
SISTEM DAN SUB SISTEM DI PUSKESMAS

2.1 SISTEM DAN SUB SISTEM DI PUSKESMAS


UKM di puskesmas merupakan sistem yang terdiri dari 2 sub sistem, yaitu sub
sistem UKM esensial dan sub sistem UKM pengembangan. Pelayanan UKM
dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, melakukan optimalisasi
dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas, serta dengan pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat.
Pada masing-masing bagian (sub sistem) misalnya sub sistem dari bagian UKM
esensial juga merupakan suatu sistem dari sub sistemnya. Dimana sistem UKM
esensial tersebut mempunyai sub sistem berupa kegiatan program sampai
dengan memiliki segmen yang tidak dapat dibenahi lagi menjadi sistem dan sub
sistem.

Gambar 2 : Sistem dan Sub sistem UKM Essensial


Sistem UKM Esensial memiliki 7 sub sistem yang terdiri dari :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Keluarga yang bersifat UKM

Sistem pelayanan kesehatan keluarga memiliki 5 sub sistem, yaitu:

1. Kesehatan Ibu
2. Kesehatan Bayi
3. Kesehatan Anak Balita dan Anak Prasekolah
4. Kesehatan Anak Sekolah dan Remaja
5. Pelayanan Pelayanan Kesehatan Lansia
4. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
5. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
Sistem Pelayanan Gizi Masyarakat memiliki beberapa subsistem kegiatan program,
yaitu :
1. Pelayanan Gizi Masyarakat
2. Penanggulangan Gangguan Gizi
3. Pemantauan Status Gizi
6. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sistem Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki 2 sub sistem
yaitu:
1. P2 Penyakit Menular memiliki 11 sub-sub sistem program, yaitu :
1.1. Program Diare
1.2. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
1.3. Kusta
1.4. TBC.
1.5. Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
1.6. Demam Berdarah Dengue (DBD)
1.7. Malaria
1.8. Pencegahan dan Penanggulangan Rabies
1.9. Pencegahan dan Penanggulangan Hepatitis
1.10. Pelayanan Imunisasi
1.11. Pengamatan Penyakit (Surveillance Epidemiology)
2. P2 Penyakit Tidak Menular memiliki 2 sub-sub sistem program, yaitu
1.1 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
1.2 Pelayanan Kesehatan Jiwa
7. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
Gambar 3 : Sistem dan Sub sistem UKM Pengembangan

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan merupakan upaya kesehatan


masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia
di masing-masing Puskesmas.

Sistem UKM Pengembangan memiliki 8 sub sistem yang meliputi:

1. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat


2. Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
3. Pelayanan kesehatan olahraga
4. Pelayanan Kesehatan Indera
5. NAPZA
6. Pelayanan Kesehatan Kerja
7. Kesehatan Matra
8. Kefarmasian
2.2 SISTEM PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Gambar 3 : Manajemen Sistem

 INPUT
Sistem UKM esensial memiliki salah satu sub program yaitu pelayanan kesehatan
lansia. Ada 11 resources input yang terdiri dari 6 M, 2T dan PIE pada sub program
pelayanan kesehatan lansia.

6M terdiri dari :

1. Man: pasien lansia (usia>60tahun), pasien pra lansia (usia 45-60 tahun),
pemegang program lansia, gizi, indera, ptm, petugas medis/paramedis, kader
kesehatan lansia, lintas sektor (desa dan perangkat desa, PKK, Pengurus
RT/RW dan Karang Werda).
2. Money: dana APBN berupa Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
APBDes.
3. Material: bahan habis pakai seperti stik gula darah, stik kolesterol, blood lancet,
kapas alcohol, obat-obatan, alat tulis dan dokumen pencatatan dan pelaporan.
4. Methode: SOP Pemeriksaan Gula Darah, SOP Pemeriksaan Kolesterol, SOP
Penyuluhan, SOP Pelayanan Kesehatan Lansia.
5. Machine: alat diagnostik seperti stetoskop, tensimeter, timbangan berat badan,
alat pengukur tinggi badan, alat cek kolesterol,asam urat dan gula darah.
6. Market: setiap warga negara usia 45-59 (pra lansia) dan lansia (60 tahun) atau
lebih, komunitas warakawuri sesuai rayon.

2T terdiri dari :

1. Technology: jaringan internet, komputer/ laptop, pemanfaatan teknologi untuk


meningkatkan mutu pelayanan, salah satunya dengan grup WA.
2. Time: Waktu pelaksanaan program dibuat sesuai dengan rencana kegiatan
(timeline) tahunan.

PIE terdiri dari :

1. Policy (Kebijakan) :
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas;
- Permenkes No.  43 Tahun 2016  tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
- Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
- Permenkes 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
- Keputusan Kepala Dinas Nomor 188 Tahun 2022 Tentang Indikator Mutu
dan Kinerja Puskesmas Tahun 2022 di Kabupaten Sidoarjo.
- Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 440 Tahun 2022 Tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas di Lingkungan Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.
- Keputusan Kepala Puskesmas Tentang Pelaksanaan Program Pelayanan
Kesehatan Lansia di Wilayah Puskesmas Trosobo
2. Information : Rekam Medis, Pemanfaatan media sosial (Instagram, Facebook,
Website dan Grup Whatsapp).
3. Energy : Listrik, Instalasi Genset, Air.

 PROSES

Pelayanan Kesehatan Lansia dilaksanakan dengan berkolaborasi antara lintas program


(Program P2 PTM) dan Lintas sektor. Dalam proses ada 4 K, yaitu Konversi,
Komunikasi, Koordinasi dan Kolaborasi. Dalam pelaksanaan program pelayanan
kesehatan lansia, kegiatannya dimulai dengan perencanaan program (termasuk
penggunaan anggaran), pelaksanaan kegiatan program, yang meliputi: pengukuran
tinggi badan, Pengukuran berat badan dan lingkar perut, pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan gula darah dan kolesterol, pemeriksaan gangguan mental, pemeriksaan
gangguan kognitif, pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut, anamnesa perilaku
berisiko, melakukan rujukan bila diperlukan, dan memberikan penyuluhan kesehatan.
Komunikasi, koordinasi dan kolaborasi terus dilakukan secara berkesinambungan
dengan lintas sektor (desa, kader posyandu lansia dan tim penggerak pkk desa) dan
lintas program (program P2PTM).
 OUTPUT
Komponen Output meliputi :
1. AIMS : Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai lansia sehat,
mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat.
2. GOAL : Mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) yang ke 3,
terutama dalam focus angka kematian akibat PTM.
3. OBJECTIVE: Peningkatan Angka Harapan Hidup Indonesia
4. TARGET : Pencapaian Kinerja Puskesmas sesuai dengan SK Indikator
Mutu dan Kinerja Puskesmas Tahun 2022 di Kabupaten Sidoarjo dan
Pencapaian indikator SPM.

 UMPAN BALIK/ FEEDBACK


Umpan Balik/ feed back perlu dilakukan untuk pembelajaran berupa
pembinaan,supervisi, monitoring dan evaluasi (monev) untuk menyempurnakan
input, proses dan output, sehingga tidak melenceng dari tujuan awal. Selain input,
proses dan output, environment pun mempengaruhi feed back.
Ada 4 tahap dalam umpan balik: Dilakukan kegiatan coaching dengan melatih
kader posyandu lansia, supervisi dari penanggung jawab program UKM,
monitoring dan evaluasi hasil tindak lanjut kegiatan secara rutin berkala oleh
pemegang program pelayanan kesehatan lansia.
Feedback juga didapatkan dari survey kebutuhan masyarakat, survey kepuasan
pelanggan, Kotak Saran dan Keluhan, e-WADUL dan WTA (Walk Through Audit)
oleh BPJS.

 ENVIRONMENT
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lansia harus memperhatikan keadaan ekonomi,
sosial dan politik yang berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

A.F Stoner, James dan Edward Freeman (eds), Manajemen Jilid I, terj. Alexander
Sindoro, Jakarta: PT Prahallindo, 1996.

Kartono. 1994. Teori Permainan (Game Theory). Penerbit Andi Offset : Yogyakarta

Keputusan Kepala Dinas Nomor 188 Tahun 2022 Tentang Indikator Mutu dan Kinerja
Puskesmas Tahun 2022 di Kabupaten Sidoarjo.

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 440 Tahun 2022 Tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidoarjo.

Lubis, S.M. Hari & Huseini, Martani. (1987). Teori Organisasi: Suatu Pendekatan
Makro. Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial.

Luther Gulick,(1965). Educational Administration,Edition, New Yor,McGraw Hill co.

M. Best and D. Neuhauser, “Walter A Shewhart, 1924, and the Hawthorne factory,” BMJ
Qual. Saf., vol. 15, no. 2, pp. 142–143, 2006.

Mintzberg, H. 1989, Mintzberg on Management: Inside Our Strange World of


Organizations, The Free Press, New York, NY.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan


Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas;

Peraturan Menteri Kesehatan  No. 43 Tahun 2016  tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Permenkes Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas

Peraturan Presiden (Perpres) SDGs Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan

Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Smith, Kevin B. & Larimer, Christopher W. (2018). The Public Policy Theory Primer.

Third. New York: Routledge.

Sondang P. Siagian, 1994, Organisasi, Kepemimpinan, Perilaku Administrasi, CV. Haji

Mas Agung, Jakarta.


Sutikno. (2014). Pemimpin dan Kepemimpin: Tips Praktis untuk Menjadi

Pemimpin yang diidolakan. Lombok; Holistica Lombok

Wijayanti, I. D. S. 2008. Manajemen. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Taylor, Frederick Winslow. 1974.Scientific Management . New York Harper.

Anda mungkin juga menyukai