Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM 1

PENGARUH KINERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITTAS PELAYANAN

Dosen Pembimbing :

Dr. H Martoyo, MA

NIP. 196010031986031004

Disusun Oleh :

Randy Aristiawan

NIM : E1012191018

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada allah swt, atas berkat dan rahmatnyalah saya dapat

menyelesaikan laporan Praktikum I yang berjudul PENGARUH KINERJA

PEGAWAI TERHADAP KUALITTAS PELAYANAN guna memenuhi ketentuan

kurikulum yang berlaku pada Prodi Ilmu Administrasi Negara yang ada di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Dalam menyelesaikan laporan praktikum I, saya sangat menyadari akan adanya

kelemahan kelemahan baik dari penulisan maupun pemaparan atau penyajiannya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. H Martoyo, MA selaku dosen

pembimping praktikum I yang telah mendukung dan memberikan masukan.

Meskipun banyak hambatannya saya berhasil menyelesaikan praktikum I pada

waktuyang tepat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
A. TEORI GAMBARAN UMUM MATA KULIAH ........................................................................... 4
1.1 Pengertian manajemen oleh beberapa ahli ...................................................................... 6
2.1 Fungsi Manajemen .......................................................................................................... 7
B. TEORI ATAU KONSEP UTAMA YANG BERKAITAN DENGAN MATA KULIAH... 9
1. Teori Manajemen Ilmiah................................................................................................. 11
2. Teori Manajemen Administrasi ...................................................................................... 12
3. Teori Manajemen Birokrasi ............................................................................................ 13
4. Teori Hubungan Manusia ............................................................................................... 14
5. Teori Manajemen Sistem ................................................................................................ 15
6. Teori Manajemen Kontingensi........................................................................................ 15
7. Teori X dan Y ................................................................................................................. 16
C. APLIKASI SALAH SATU TEORI ................................................................................... 17
D. PENUTUP .......................................................................................................................... 21
1. KESIMPULAN ............................................................................................................... 21
2. SARAN ........................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 23
A. TEORI GAMBARAN UMUM MATA KULIAH

Lahirnya konsep manajemen ditengah gejolak masyarakat sebagai kosekuensi

akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial.

Meskipun pada kenyataannya, perkembangan ilmu manajemen sangat terlambat jauh

dibandingkan peradapan manusia dimuka bumi ini yang dimulai sejak keberadaan

Adam dan Hawa. Barulah lebih kurang abad ke-20 kebangkitan para teoritisi para

praktisi sudah mulai nampak. “Management” dalam (bahasa Iggris) hingga saat ini

terjemahannya sudah banyak dengan alasan-alasan tertentu seperti pembinaan,

pengurus, pengelola ketatalaksanaan, dan manajemen. Dalam Kamus Ekonomi,

manajemen berarti pengelola, kadang-kadang ketatalaksanaan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, manajemen berarti penggunaan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran. Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa ma-

najemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada tiga

alasan utama diperlukannya manajemen: 1) Untuk mencapai tujuan. Manajemen

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. 2) Untuk menjaga

keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen

dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan

kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan

dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun kreditur, pelanggan,

konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, masyarakat dan

pemerintah. 3) Untuk mencapai efisiensi don efektivitas. Suatu kerja organisasi


dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah

efisiensi dan efektivitas.

Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni, Luther Gulick mendefinisikan

manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha

secarasistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama

untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi

kerrianusiaan. Manajemen telah memenuhi persyaratan untuk disebut bidang ilmu

pengetahuan, karena telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi

menjadi suatu rangkaian teori. Teori-teori ini masih terlalu umum dan subyektif.

Tetapi teori manajemen selalu diuji dalam praktek, sehingga manajemen sebagai ilmu

akan terus berkembang. Manajemen merupakan ilmu pengetahuan juga dalam artian

bahwa manajemen memerlukan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam

penerapannya; misal, ilmu ekonomi, statistik, akuntansi, dan sebagainya. Bidang-

bidang ilmu ini dapat kita pelajari secara universal. Mary Parker

Follett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai

tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-

tugas itu sendiri. Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kom-

binasi dari keduanya. Kombinasi ini tidak dalam proporsi yang tetap tetapi dalam

proporsi yang bermaCam-macam. Pada umumnya para manajer efektif


mempergunakan pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan, apalagi dengan

perkembangan peralatan komputer. Di lain pihak dalam banyak aspek perencanaan,

kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia, ha-

gaimanapun manajer harus juga menggunakan pendekatan artistik (seni).

1.1 Pengertian manajemen oleh beberapa ahli

A. Menurut Jhon D. Millet membatasi Managemen (is the process of directing and

cilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal)

Adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang

diorganisasikan dalam kelompok formal dalam mencapai tujuan.

B. Menurut James A.F Stoner dan Charles Wankel, memberikan batasan manajemen

sebagai berikut. Management is the process of planning, organizing, leading, and

controlling the efforts of organization members and of using all other organizational

resources to achive stated organizations goals (Manajemen adalah proses

perencanaan, perorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota

organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi dan penggunaan seluruh

sumber daya organisasi lainnya demi tercapainnya tujuan organisasi).

C. Menurut Paul Hersay dan Kenneth H. Blanchard, memberikan batasan managemen

as working with and through individuals and groups to accomplish organizational

goals (sebagai usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok

untuk mencapai tujuan organisasi).


D. Menurut Richalrd L. Daft, manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi dengan

cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian sumber daya organisasi.

E. Menurut Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

untuk mencapai suatu tujuan tertentu

Pengertian manajemen diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen sebagai

ilmu dimaksudkan bahwa manajemen dapat dipelajari dan menjadi salah satu cabang

ilmu pengetahuan, dapat diterapkan untuk memecahkan persoalan- persoalan dalam

perusahaan serta untuk mengambil kepuasan oleh pimpinan atau manajer, sedangkan

manajemen sebagai suatu seni ialah bahwa dalam mencapai tujuan yang diinginkan,

seorang pimpinan sangat tergantung pada kemampuannya untuk mempengaruhi

orang lain yang ada di bawahnya.

2.1 Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan

melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan fungsi-fungsi

manajemen ini, berikut penjelasan mengenai fungsi manajemen:


A. Fungsi Planning

Perencanaan atau planning adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk

menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu atau periode tertentu

serta tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan

tersebut.

B. Fungsi Organizing

Organizing adalah pengelompokkan dan pengaturan orang untuk dapat digerakkan

sebagai suatu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan menuju

tercapainya tujuan yang ditetapkan. Ada tiga unsur organizing yaitu:

1. Pengenalan dan pengelompokkan kerja.

2. Penentuan dan pelimpahan wewenang serta tanggung jawab.

3. Pengaturan hubungan kerja.

Setelah adanya gambaran pengertian pengorganisasian sebagaimana telah diuraikan

di atas, maka pengorganisasian merupakan rangkaian aktivitas dalam menyusun suatu

kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dengan jalan membagi

dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan

menyusun jalinan hubungan kerja di antara satuan-satuan organisasi.

C. Fungsi Actuating
Penggerakan adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan

sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya

tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Setelah rencana ditetapkan, maka

tindakan berikutnya dari pimpinan adalah menggerakkan mereka untuk segera

melaksanakan kegiatan- kegiatan itu, sehingga apa yang menjadi tujuan suatu

kegiatan usaha benar-benar tercapai. Tindakan pimpinan menggerakkan itu disebut

“penggerakan” (actuating).

D. Fungsi Controlling

Pengendalian dalam Kamus besar Bahasa Indonesia berarti proses, cara, perbuatan

mengendalikan, pengekangan, pengawasan atas kemajuan dengan membandingkan

hasil dan sasaran secara teratur serta menyesuaikan usaha (kegiatan) dengan hasil

pengawasan. Pengertian pengendalian menurut istilah adalah proses kegiatan

pengendalian semua karyawan agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan

bekerja sesuai dengan rencana.

B. TEORI ATAU KONSEP UTAMA YANG BERKAITAN DENGAN MATA

KULIAH

Manajemen memiliki arti yang luas, sehingga teori dan praktik manajemen

yang tidak berkesinambungan dapat menyebabkan para praktisi maupun pemimpin

organisasi salah dalam mengambil keputusan sehingga perusahaan kehilangan arah

dalam mencapai tujuan dan pertumbuhannya. Seorang ahli militer dari Amerika
Serikat bernama James. A Lawrence pada tahun 1991 menuliskan definisi mendasar

tentang teori manajemen. Menurut Lawrence, prinsip dan aplikasi konsep manajemen

yang diterapkan oleh para pemimpin organisasi pada kegiatan rutin organisasi militer

maupun organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan individu

organisasi. Teori manajemen berfungsi untuk menyediakan kerangka kerja organisasi

dalam membangun tim kerja. Dengan teori manajemen maka para pemimpin mampu

menggunakan untuk menggunakan secara efektif banyak proses sistemik dan aspek

motivasi dari struktur dan fungsi organisasi. Dalam praktiknya, penerapan teori

manajemen dapat dilihat ketika para pemimpin organisasi memotivasi karyawan

mereka untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi pencapaian tujuan organisasi.

Misalnya, ketika para pemimpin organisasi mulai melakukan koordinasi dan

pengawasan, maka pada saat itulah teori manajemen bekerja.

Terdapat beberapa manfaat di dalam mempraktikkan teori manajamen yaitu

• Produktivitas Meningkat

Teori manajemen membantu organisasi untuk memaksimalkan produksi dengan

memaksimalkan sumberdaya yang mereka miliki. Perusahaan senantiasa berupaya

untuk mengembangkan potensi individu karyawan guna mencapai efektivitas,

efisiensi dan peningkatan produktivitas.

• Pengambilan Keputusan yang Disederhanakan

Teori manajemen membantu para pemimpin organisasi untuk menyusun strategi

dalam mempercepat proses pengambilan keputusan yang mendukung efektivitas dari

setiap keputusan yang mereka buat.


• Meningkatkan Kolaborasi

Para pemimpin organisasi dapat memanfaatkan teori organisasi untuk meningkatkan

partisipasi staf atau karyawan melalui kerja tim dan kolaborasi.

• Meningkatkan Objektivitas

Teori manajemen membantu para manajer dalam mengambil keputusan secara

obyektif karena semua keputusan yang diambil oleh mereka didasarkan pada data dan

fakta, dan bukan sekadar perkiraan atau sekadar berbasis pada perasaan.

Setelah mengetahui definisi serta manfaat teori manajemen bagi suatu organisasi,
juga terdapat beberapa beberapa teori tentang manajemen menurut para ahli :

1. Teori Manajemen Ilmiah

Teori ini Dikembangkan oleh Frederick Taylor, dia adalah salah satu orang pertama

yang mempelajari kinerja kerja secara ilmiah. Prinsip Taylor merekomendasikan

bahwa metode ilmiah harus digunakan untuk melakukan tugas di tempat kerja,

sebagai lawan dari pemimpin yang mengandalkan penilaian mereka pribadi terhadap

anggota tim. Taylor memulai proses penerapan manajemen ilmiah di sebuah

perusahaan otomotif Ford di Amerika Serikat. Henry Ford, sang pemilik perusahaan

menyewa jasa konsultan Taylor untuk memperbaiki manajemen di perusahaannya

sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan Ford pada waktu itu. Dan

terbukti pada tahun 1908 metode Assembly Line diperkenalkan dalam proses

produksi Mobil Ford. Dengan konsep ini maka proses produksi yang dulunya hanya
dapat memproduksi 1 unit mobil untuk satu model mobil diganti dengan produksi

skala massal. Ini dimungkinkan karena pada proses perakitan bagian mobil dibagi

menjadi tiap bagian dan tiap bagian bertanggung jawab menyelesaikan tugas tertentu

dengan input dan output yang telah ditentukan.

2. Teori Manajemen Administrasi

Henry Fayol adalah seorang sarjana teknik dari Perancis dan Direktur sebuah

perusahaan pertambangan. Pada tahun 1916, beliau menerbitkan sebuah buku

berjudul “Administration Industrielle ET Generale”. Buku ini merupakan hasil

pengamatan dan riset Fayol terhadap praktik manajemen di perusahaannya, yang

mana menginspirasinya untuk menciptakan sebuah teori yang dikenal sebagai

14 fungsi administrasi. 14 fungsi administrasi ini diciptakan oleh Henry Fayol untuk

membantu para pemimpin organisasi dalam mengelola dan berinteraksi dengan tim

kerjanya.

Terdapat 14 Fungsi Teori Administrasi Henry Fayol:

• Inisiatif

• Equity/Keadilan

• Rentang Kendali

• Bentuk penghargaan atas kinerja yang telah dihasilkan karyawan

• Kesatuan perintah.

• Saling menghargai dan patuh atas semua peraturan

• Pembagian kerja
• Otoritas dan tanggung jawab

• Kesatuan komando atau perintah Keseimbangan antara kepentingan individu

& organisasi

• Manajemen teratas sebagai otoritas tertinggi

• Tatanan

• Stabilitas masa kerja

• Espirit de corps (kerja sama tim)

3. Teori Manajemen Birokrasi

Max Weber (1864 -1920) dari Jerman memperkenalkan Birokrasi Legal Rasional

teori manajemen birokrasi yang dikenal dengan Birokrasi Legal Rasional. Weber

percaya bahwa salah satu karakteristik utama masyarakat industri adalah dorongan

untuk merasionalisasikan proses sosial dan ekonomi. Karena itu, jenis birokrasi

seperti ini ia namakan sebagai birokrasi “tipe ideal” atau “model organisasi yang

rasional”.

Kriteria ideal Teori Birokrasi menurut Max Weber :

• Adanya ketentuan tegas dan resmi mengenai kewenangan yang didasarkan

pada peraturan-peraturan umum, yaitu ketentuan-ketentuan hukum dan

administrasi.

• Prinsip pertingkatan (hierarki) dan derajat wewenang, merupakan sistem tegas

hubungan atasan dan bawahan dimana terdapat pengawasan di dalamnya.


• Ketatalaksanaan suatu birokrasi yang modern didasarkan pada dokumen-

dokumen tertulis, disusun dan dipelihara aslinya ataupun salinannya.

• Pelaksanaan birokrasi dalam bidang-bidang tertentu memerlukan latihan dan

keahlian khusus.

• Bila birokrasi telah berkembang dengan penuh, maka kegiatan-kegiatannya

meminta kemampuan bekerja yang maksimal dari pelaksana-pelaksananya,

terlepas dari kenyataan bahwa waktu bekerja pada organisasi tersebut secara

tegas dibatasi.

4. Teori Hubungan Manusia

Teori ini dikembangkan oleh Elton Mayo, yang melakukan eksperimen yang

dirancang untuk meningkatkan produktivitas yang meletakkan dasar bagi gerakan

hubungan manusia. Pada tahun 1927, para insinyur di Western Electric meminta

Profesor Elton Mayo dari Universitas Harvard untuk bergabung dan menjadi

konsultan pada proyek penelitian di Hawthorne, dimana Mayo dan tim penelitian

ditugaskan untuk meningkatkan produktivitas di antara karyawan yang tidak

puas. Mayo berusaha meningkatkan kepuasan pekerja dengan mengubah kondisi

lingkungan seperti pencahayaan, suhu, dan waktu istirahat. Semua perubahan itu

berdampak positif. Temuan ini memunculkan Teori Hubungan Manusia Mayo, yang

menyimpulkan bahwa karyawan lebih termotivasi oleh faktor sosial, seperti

komunikasi informal, penghargaan dan perhatian dari manajer atau menjadi bagian
dari kelompok dibandingkan dengan faktor lingkungan, seperti uang dan kondisi

kerja.

5. Teori Manajemen Sistem

Manajemen sistem menawarkan pendekatan alternatif untuk perencanaan dan

manajemen organisasi. Teori manajemen sistem mengusulkan bahwa bisnis, seperti

tubuh manusia, terdiri dari banyak komponen yang bekerja secara harmonis sehingga

sistem yang lebih besar dapat berfungsi secara optimal. Menurut teori tersebut,

keberhasilan suatu organisasi bergantung pada beberapa elemen kunci: sinergi,

interdependensi, dan keterkaitan antara berbagai subsistem. Karyawan adalah salah

satu komponen terpenting dari sebuah perusahaan. Elemen lain yang penting untuk

kesuksesan bisnis adalah departemen, kelompok kerja, dan unit bisnis. Dalam

praktiknya, manajer dituntut untuk mengevaluasi pola dan kejadian di perusahaannya

untuk menentukan pendekatan manajemen terbaik. Dengan cara ini, mereka dapat

berkolaborasi dalam program yang berbeda sehingga mereka dapat bekerja secara

kolektif daripada sebagai unit yang terisolasi.

6. Teori Manajemen Kontingensi

Dikembangkan oleh Fred Fiedler, fokus utama teori ini adalah tidak ada satu

pendekatan manajemen yang berhasil untuk setiap organisasi. Fiedler menyarankan

bahwa sifat seorang pemimpin secara langsung berkaitan dengan seberapa efektif

mereka memimpin timnya. Teori kontingensi mengidentifikasi tiga variabel yang


mungkin memengaruhi yaitu: struktur dan ukuran organisasi, teknologi yang

digunakan, dan gaya kepemimpinan.

7. Teori X dan Y

Teori ini dicetuskan oleh seorang Psikolog sosial asal Amerika Serikat, Douglas

McGregor. Menurutnya, gaya manajemen pemimpin organisasi dipengaruhi oleh

persepsi mereka tentang motivasi kerja anggota tim. Jika, para manajer menggunakan

Teori X, maka para manajer berasumsi bahwa para pekerja itu selalu malas dan tidak

memberikan seluruh kapasitas dan kapabilitasnya pada pakerjaan mereka, sehingga

mereka harus selalu dikendalikan. Individu anggota organisasi dengan kecenderungan

ini, umumnya lebih suka untuk dikontrol dan tidak mau menerima tanggung jawab.

Sebaliknya pada Teori Y, para manajer berasumsi bahwa para pekerja itu menikmati

pekerjaan mereka, dan itu sebabnya mereka mampu mengendalikan dirinya sehingga

tidak perlu ada pengawasan khusus. Rata-rata SDM di dalam tipe organisasi ini

memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang kreatif, lincah dan inovatif

sehingga mampu menghasilkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh

organisasi
C. APLIKASI SALAH SATU TEORI

Pemerintahan Kota Pontianak disibukkan oleh penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021. Ada fenomena menarik terkait proses

penyusunan APBD tersebut. Fenomena permasalahan Birokrasi ini sebenarnya bukan

masalah baru. Tapi masalah klasik ini yang dari tahun ke tahun seringkali berulang.

Karena sebagai suatu masalah dan berpotensi merugikan masyarakat, maka

seharusnya menjadi perhatian bersama, terutama bagi Pemkot Pontianak. Secara

umum struktur Rancangan APBD Kota Pontianak terdiri dari tiga komponen utama,

yakni pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah serta Rancangan

APBD Kota Pontianak tahun 2021 yang semula volume APBD adalah sebesar

Rp1,91 triliun mengalami penurunan sebesar Rp72,02 miliar atau turun 3,7 persen.

Tentu hal ini harus di maksimalkan dengan secara baik demi mensejahterakan Kota

Pontianak.

Di dalam melakukan kebijakan tersebut, harus ada beberapa landasan

manajemen yang baik agar tercapai nya suatu kebijakan itu tersebut.

Karena Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan suatu birokrasi. Tanpa

manajemen, sebuah birokrasi tidak akan berjalan dengan baik dan tujuan dari

birokrasi tersebut akan sulit dicapai. Karena itulah manajemen perlu untuk diterapkan

pada setiap birokrasi. Untuk melakukan kegiatan pengelolaannya, manajemen


memerlukan sistem. Dengan terdapatnya elemen-elemen yang terdapat pada sistem,

maka hal yang diinginkan manajemen yang merupakan tujuan dari birokrasi akan

terlaksana dan tercapai. Oleh karena itu sistem suatu birokrasi, dan manajemen

memiliki hubungan keterkaitan yang erat. Birokrasi memerlukan manajemen untuk

mencapai tujuannya, dan manajemen memerlukan sistem untuk melakukan kegiatan

pengelolaannya tersebut Birokrasi merupakan suatu sistem pengorganisasian negara

dengan tugas yang sangat kompleks dan hal ini jelas memerlukan pengendalian

operasi manajemen pemerintahan yang baik. Sangatlah disayangkan, apabila kerja

rutinitas aparat birokrasi sering menyebabkan masalah baru yang menjadikan

birokrasi statis dan kurang peka terhadap perubahan lingkungan bahkan terkesan

cenderung resisten terhadap pembaharuan. Kondisi seperti ini seringkali

memunculkan potensi praktek mal-administrasi yang mengarah pada korupsi, kolusi,

dan nepotisme (KKN) Bermula dari kondisi tersebut maka pemerintah pusat maupun

daerah perlu segera melakukan reformasi birokrasi yang tidak hanya pada tataran

komitmen saja tetapi juga dilandingkan dalam tataran kehidupan nyata.

Seorang ahli Max Weber mampu membahas manajemen birokrasi dari dua

sudut pandang yang berbeda yaitu perilaku dan struktural. Dari sudut pandang

perilaku, Max Weber berusaha memastikan bahwa ada hierarki pembagian wewenang

dan tenaga kerja dalam suatu organisasi. Tetapi kemudian, hal yang perlu dipahami

adalah bahwa sistem seperti itu berfungsi berdasarkan aturan yang ditetapkan.

Sedangkan Sudut pandang struktural Max Weber tentang manajemen adalah sudut
lain yang dengannya seseorang dapat memahami sistem manajemen birokrasi. Dia

menetapkan bahwa sistem manajemen birokrasi adalah struktur terorganisir dari

hubungan manusia. Namun, ada sesuatu yang unik tentang manajer birokrasi. Mereka

beroperasi dengan seperangkat aturan yang dibuat untuk memandu karyawan. Dalam

sistem birokrasi, hal-hal biasanya dilakukan secara terorganisir. Aturan dan peraturan

juga dibuat, dan orang-orang terikat untuk mengikutinya. Dengan kata lain, perintah

apa pun yang dikeluarkan oleh otoritas yang lebih tinggi harus dipatuhi oleh bawahan

untuk kelancaran organisasi tersebut. Jadi, singkatnya, ada keteraturan dalam sistem

birokrasi, dan hal-hal dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan

organisasi. Max Weber memiliki mencurahkan banyak perhatian dalam sistem

birokrasi dan percaya bahwa itu adalah satu-satunya cara manajemen dapat

melakukan kontrol total terhadap pekerja dalam suatu organisasi. Dan dia merasa

sistem dapat membuat pencapaian sasaran atau hasil yang ditargetkan, serta

meningkatkan efisiensi dimungkinkan. Teori Weber menempatkan lebih banyak

prioritas pada efisiensi. Dan dibandingkan dengan beberapa pemimpin yang kita

miliki saat ini, Weber sama sekali berbeda. Gaya manajemen-nya didasarkan pada

aturan ketat di tempat kerja dan pemisahan kekuasaan. Dan jika Weber ada di sini

hari ini, ia akan sangat mengkritik banyak pemimpin dan manajer karena terbuka

terhadap ide-ide baru dari bawahan dan menyetujui pengaturan kerja yang fleksibel

yang bertentangan dengan sistem birokrasi. Dia lebih mementingkan kecepatan,

ketepatan, pengetahuan tentang file, persatuan, pengurangan biaya pribadi dan total

subordinasi karyawan. Gaya manajemen Max Weber juga dianggap sebagai


manajemen birokrasi membuat kolaborasi dan kreativitas tidak mungkin berkembang

di lingkungan kerja. Dia menginginkan sistem yang kosong dari pengambilan risiko

atau fleksibilitas.

Birokrasi di Indonesia ketika persepsi yang muncul adalah suatu sistem

pelayanan dan administrasi pemerintahan yang terkesan aneh, berbelit-belit dan

lamban. Birokrasi merupakan penyakit menahun di tanah air yang sulit di ubah.

Namun setelah reformasi politik sekitar tahun 1998 terjadi, maka banyak upaya dan

program-program pembangunan dan pengembangan kelembagaan yang juga

direformasi menuju system yang lebih demokratis Birokrasi, dunia usaha dan

masyarakat adalah tiga pilar utama dalam upaya mewujudkan pelaksanaan

pemerintah yang baik dikenal dengan konsep “good governance”. Birokrasi sebagai

organisasi formal memiliki kedudukan dan cara kerja yang terikat dengan peraturan,

memiliki kompetensi sesuai jabatan atau wewenang, semangat pelayanan public,

pemisahan yang tegas antara milik organisasi dan individu serta sumber daya

organisasi yang tidak bebas dari pengawasan eksternal. Jika kondisi ini bias terpenuhi

maka harapan mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara yang demokratis akan

membawa kebaikan bagi Negara dan bangsa ini.


D. PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa Manajemen merupakan proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan suatu organisasi di

dalam birokrasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai

tujuan-tujuan tersebut di perlukan fungsi-fungsi Manajemen. Dari berbagai fungsi

Manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan fungsi pokok

suatu Manajemen terdiri atas tiga hal, yakni Planning (perencanaan), Organizing

(pengorganisasian), dan Controlling (pengawasan). Begitu pentingnya perananan

Manajemen di dalam birokrasi, itu menyimpulkan suatu birokrasi harus memiliki

sebuah Manajemen yang baik, karena Manajemen itu sangat penting untuk

kelancaran berjalannya suatu birokrasi. Peran Manajemen juga sangat penting di

dalam suatu birokrasi pemerintahan agar efektifnya suatu lembaga pemerintahan baik

pusat ataupun daerah.

2. SARAN

Sebuah Teori konseptual Manajemen sangat penting dan berguna bagi

perkembangan dan pencapaian suatu birokrasi, tetapi masih juga di jumpai lembaga-

lembaga pemerintahan di dalam birokrasi yang tidak menggunakan konseptual

manajemen secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu perlu adanya peran manajer atau

pemimpin yang memahami sebuah konseptual di dalam manajemen birokrasi. Dan


serta harapan kedepannya pemimpin-pemimpin kita bukan hanya sekedar memahami

sebuah teoro tetapi di harapkan juga menerapkan konsep itu tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Hendri, and Agus Widodo. "PENGARUH KONDISI KEUANGAN PEMERINTAH

KABUPATEN DAN KOTA TERHADAP KASUS COVID 19: STUDI EMPIRIS PADA

PEMERINTAH DAERAH DI KALIMANTAN BARAT." Fair Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi dan

Keuangan 4.4 (2021): 1512-1530.

Zahra, Soraya Tsamara, and Mulyadi Mulyadi. "KALIMAT TANYA DALAM BAHASA

MANDAILING: TEORI X-BAR." RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya 12.2

(2019): 235-242.

Handoko, T. Hani. "Manajemen." (1998).

Larasati, Sri. Manajemen Sumber Daya Manusia. Deepublish, 2018.

Sallustio, F., Curci, C., Stasi, A., De Palma, G., Divella, C., Gramignoli, R., Castellano, G., Gallone,

A. and Gesualdo, L., 2019. Role of toll-like receptors in actuating stem/progenitor cell repair

mechanisms: different functions in different cells. Stem cells international, 2019.

Rifai, Ahmad. "Administrasi dan Supervisi Pendidikan." (2019).

Anwar, Mokhamad. "Contingency theory and its implications to corporate financial planning and

organization structure." Jurnal Aplikasi Manajemen 13.3 (2015): 363-370.

Mayasari, Mayasari. "Teknik-Teknik Dan Pengambilan Keputusan Birokrasi Dan Peran

Etika." Ability: Journal of Education and Social Analysis (2021): 30-40.

Revida, Erika, A. Nururrochman Hidayatulloh, Irwan Kurniawan Soetijono, Ady Hermawansyah,

Bonaraja Purba, M. Iqbal Tawakkal, Syamsul Bahri, Muhammad Faisal AR Pelu, Sukarman Purba,

and Asmarianti Asmarianti. Teori Administrasi Publik. Yayasan Kita Menulis, 2020.

Anda mungkin juga menyukai