Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ORGANISASI DAN MANAJEMEN

TEORI DASAR ORGANISAI DAN MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. Clarissa Loveria Putri Agatha (2121006)


2. Fauzul Dwi Wardah (2121010)
3. M. Salman Alfayed (2121022)
4. KGS.M.Aditya Afriansyah (2121018)
5. Ronaldo (2121047)

DOSEN PEMBIMBING :

Nita Novianti, S.Kep.MMRS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DONA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Asaalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, merupakan kata yang pantas dan senantiasa kita ucapkan setiap saat,
karena berkat inayah dan rahmat-Nyalah sehingga apa yang kita lakukan setiap waktu senantiasa
bermanfaat dan bernilai ibadah disisi-Nya. Begitupun shalawat dan salam selalu kita kirimkan
kepada baginda utusan Allah Muhammad saw sebagai nabi pelopor kebenaran dan pembawa
cahaya dan penyempurna akhlak umat manusia.

Selesainya makalah ini merupakan usaha dari kami kelompok4, dan bantuan rekan-rekan
tentunya. Dalam makalah ini penulis mengangkat tentang “ TEORI DASAR ORGANISASI
DAN MANAJEMEN”

Makala yang ada ditangan pembaca ini merupakan sebuah tugas dari Dosen
STIKes DONA yaitu Ibu Nita Novianti, S.Kep.MMRS untuk

Memenuhi tugas Mata Kuliah“ TEORI DASAR ORGANISAI DAN MANAJEMEN “di
Kampus STIKes DONA PALEMBANG. Makala ini diharapkan memberikan jalan kemudahan
bagi siapa saja yang sedang belajar dan bermanfaat bagi para pembaca dan peminat buku ini
pada umumnya.

Kami sadar Makala ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu, kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran sekiranya dapat kami gunakan untuk perbaikan tugas berikut
nya.

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................1

1.3 Manfaat Makalah....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHSAN............................................................................................2

2.1 PENGERTIAN TEORI ORGANISASI.................................................................................2

2.2 JENIS-JENIS TEORI ORGANISASI...................................................................................2

2.3 TEORI MANAJEMEN...........................................................................................................8

2.3.1JENIS-JENIS TEORI MANAJEMEN.................................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

Kesimpulan...................................................................................................................................14

Saran.............................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

BAB I

iii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

TEORI DASAR ORGANISASI DAN MANAJEMEN Kita sering mendengar kalimat ini
diucapkan ketika ada seorang teman atau rekan kerja Anda ingin memberikan solusi dari suatu
permasalahan.

Tahukah Anda ketika kita berbicara tentang teori manajemen, maka tanpa kita sadari dalam
kehidupan berorganisasi teori manajemen dapat membantu Anda lebih efektif dalam
membimbing tim menuju kesuksesan? 

Ini disebabkan manajemen memiliki arti yang luas, sehingga teori dan praktik manajemen
yang tidak berkesinambungan dapat menyebabkan para praktisi maupun pemimpin organisasi
salah dalam mengambil keputusan sehingga perusahaan kehilangan arah dalam mencapai tujuan
dan pertumbuhannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui jenis jenis teori organisasi

1.3 Manfaat Makalah

1.Memahami dan mengetahui setiap teori dasar manajemen dan organisasi

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TEORI ORGANISASI

Pengertian teori organisasi menurut Lubis dan Husaini pada tahun 1987 sendiri adalah
sekumpulan ilmu pengetahuan yang membicarakan mengenai mekanisme kerjasama antara
dua orang maupun lebih yang dilaksanakan secara sistematis dalam mencapai tujuan bersama
yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Sedangkan, Stephen P. Robbins (1994) mengemukakan pengertian teori organisasi sebagai


disiplin ilmu yang mempelajari mengenai struktur serta desain organisasi. Teori organisasi
menunjuk pada berbagai aspek deskriptif serta perspektif dari disiplin ilmu tersebut. Teori
organisasi juga seringkali digunakan dalam menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya di
buat maupun di struktur serta menawarkan mengenai bagaimana sebuah organisasi yang ada
dapat dikonstruksi dalam meningkatkan keefektifan organisasi.

2.2 JENIS-JENIS TEORI ORGANISASI

1. Teori Manajemen Ilmiah atau Klasik

Dalam teori manajemen ilmiah atau klasik ini terdapat variabel yang diperhatikan, yaitu:

 Pentingnya peranan manajer


 Pemanfaatan serta pengangkatan tenaga kerja
 Tanggung jawab serta kesejahteraan karyawan
 Iklim yang kondusif

Terdapat pula berbagai prinsip dalam pembagian kerja di dalam manajemen ilmiah atau
scientific management yang berhubungan dengan para pakarnya yang terdiri dari:

v
1. Robert Owen pada tahun 1771 hingga 1858, di dalam prinsipnya menekankan mengenai
peranan sumber daya manusia atau SDM yang menjadi kunci keberhasilan bagi sebuah
perusahaan.

Terdapat pula asumsi mengenai teori Robert Owen ini yang dilatarbelakangi adanya kondisi
serta persyaratan kerja yang kurang atau tidak memadai, dimana kondisi kerja sebelumnya
serta kehidupan pekerja yang ada pada masa tersebut sangatlah buruk

2. Charles Babbage pada tahun 1792 hingga 1871, di dalam prinsipnya menganjurkan untuk
mengadakan adanya pembagian tenaga kerja yang memiliki kaitan dengan pembagian
pekerjaan, sehingga setiap pekerja yang ada dapat diajari atau dididik untuk memiliki suatu
keterampilan khusus.

Setiap pekerja yang ada hanya dituntut untuk melakukan tanggung jawab khusus
menyesuaikan dengan keahlian atau spesialisasi yang mereka miliki.

3. Frederick W. Taylor, di dalam prinsipnya menyatakan mengenai titik tolak penerapan


manajemen yang dilakukan secara ilmiah hasil penelitian mengenai studi waktu kerja atau
time and motion studies.

Dengan adanya penekanan waktu, penyelesaian pekerjaan yang ada dapat dikorelasikan
dengan upah atau bayaran yang diterima. Metode yang ada tersebut disebut sebagai sistem
upah diferensial.

4. Henry L. Gantt pada tahun 1861 hingga 1919, di dalam prinsipnya beliau mengeluarkan
gagasan yang memiliki kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu: Kerjasama yang saling
menguntungkan yang terjadi antara manajer serta karyawan, mengenal metode seleksi yang
tepat serta sistem bonus dan juga instruksi.

Henry L. Gantt juga menolak sistem upah diferensial, dimana beliau menganggap hal tersebut
hanya berdampak kecil terhadap motivasi kerja yang ada.

vi
5. Frank B. Gilberth dan Lillian M. Gilberth pada tahun 1868 hingga 1924 dan tahun 1878
hingga 1972, yang dalam prinsipnya mendasari pada gagasan hasil penelitian megnenai
hubungan gerakan serta kelelahan dalam pekerjaan.

Menurut Frank, antara gerakan dengan kelelahan memiliki kaitan antara satu sama lain.
Dimana setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Sedangkan menurut
Lilian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif  dapat mengurangi tingkat
kelelahan.

6. Herrington Emerson pada tahun 1853 hingga 1931, yang dalam prinsipnya mengatakan
penyakit yang mengganggu sistem manajemen yang ada di dalam industri adalah pemborosan
serta efisiensi.

Oleh sebab itu, beliau juga menganjurkan di dalam sebuah organisasi memiliki tujuan yang
jelas, kegiatan yang logis, staf yang mencukupi, memiliki disiplin kerja, balas jasa yang adil,
laporan yang kredibel atau terpercaya, urutan instruksi, standarisasi kegiatan, kondisi standar,
operasi standar, instruksi standar serta balas jasa insentif.

2. Teori Hubungan Antar Manusia

Dalam teori hubungan antar manusia, pendekatan yang dilakukan berupa pendekatan
psikologis terhadap bawahan, dimana dengan mengetahui perilaku seseorang bawahan
sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi yang bertujuan untuk menunjang tingkat
produktivitas orang tersebut dalam bekerja.

Hal tersebut yang membuat adanya satu rekomendasi bagi para manajer yang ada di dalam
sebuah organisasi, dimana organisasi itu merupakan sebuah sistem sosial yang harus
memperhatikan kebutuhan sosial serta psikologis karyawan yang ada di dalamnya sehingga
produktivitasnya dapat lebih tinggi.

vii
Berikut ini para pencetus atau ahli teori hubungan antar manusia. Simak informasi berikut.

 Abraham Maslow sebagai ahli teori hubungan antar manusia pertama mengatakan
mengenai mengemabgkan adanya hirarki kebutuhan untuk penjelasannya mengenai
perilaku manusia serta dinamika proses motivasi.
 Douglas McGregor sebagai ahli teori hubungan antar manusia kedua menggambarkannya
dengan teori X dan teori Y.
 Frederick Herzberg sebagai ahli teori hubungan antar manusia ketiga menguraikan
mengenai teori motivasi higienis atau yang dikenal dengan teori dua faktor.
 Robert Black dan Jane Mouton sebagai ahli teori hubungan antar manusia keempat
membahas mengenai lima gaya kepemimpinan dalam sebuah kondisi manajerial.
 Rensis Likert sebagai ahli teori hubungan antar manusia kelima mengidentifikasi serta
melakukan penelitian yang dilakukan secara intensif mengenai empat sistem manajemen
yang ada.
 Fred Fiedler sebagai ahli teori hubungan antar manusia keenam menyarankan pendekatan
contingency dalam studi mengenai kepemimpin.
 Chris Argyris sebagai ahli teori hubungan antar manusia ketujuh memandang sebuah
organisasi sebagai sistem sosial maupun sistem yang ada antar hubungan budaya.
 Edgar H. Schein sebagai ahli teori hubungan antar manusia kedelapan yang meneliti
mengenai dinamika kelompok yang terjadi di dalam organisasi.

3. Teori Aliran Kuantitatif

Dalam teori aliran kuantitatif keputusan manajemen lebih difokuskan berdasarkan atas
perhitungan yang dapat dipertanggungjawabkan tingkat keilmiahannya. Pendekatan ini juga
dikenal sebagai pendekatan ilmu manajemen yang pada umumnya memiliki langkah-langkah
sebagai berikut.

 Merumuskan masalah
 Menyusun sebuah model aritmatik
 Mendapatkan penyelesaian dari model yang ada
 Mengkaji model serta hasil model

viii
 Menetapkan pengawasan berdasarkan hasil
 Mengadakan implementasi

Terdapat juga alat bantu yang pada umumnya digunakan di metode ini yaitu metode statistik
serta komputerisasi dalam melihat kemungkinan serta peluang sebagai informasi yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen.

4. Teori Birokrasi

Teori birokrasi pertama kali dikemukakan oleh Max Weber yang ada di dalam bukunya yang
berjudul The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.

Kata birokrasi sendiri pada awalnya berasal dari kata legal-rasional. Dimana sebuah
organisasi yang ada itu legal, karena memiliki wewenang yang berasal dari seperangkat aturan
prosedur serta peranan yang telah dirumuskan secara jelas serta detail. Organisasi juga disebut
rasional dalam menetapkan tujuan serta perancangan organisasi dalam mencapai tujuan yang
ingin dicapai tersebut.

Menurut Max Weber, birokrasi juga memiliki enam karakteristik sebagai berikut.

 Birokrasi memiliki pembagian kerja yang jelas


 Birokrasi memiliki hirarki wewenang yang sudah dirumuskan dengan baik
 Birokrasi memiliki program rasional untuk mencapai tujuan organisasi
 Birokrasi memiliki sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
 Birokrasi memiliki sistem aturan yang mencakup berbagai hak serta kewajiban posisi
bagi para pemegang jabatan di dalamnya
 Birokrasi memiliki hubungan antar pribadi yang memiliki sifat impersonal

ix
5. Teori Administrasi

Teori administrasi ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan dari Henri Fayol
serta Lyndall Urwick yang berasal dari Eropa dan juga Mooney serta Reiley yang berasal dari
Amerika.

Sebagai seorang industrialis dari Perancis, Henri Fayol hidup pada tahun 1841 hingga 1925
dan mengemukakan serta membahas empat belas kaidah manajemen yang hingga saat ini
menjadi dasar dari perkembangan teori administrasi. Empat belas kaidah manajemen tersebut
terdiri dari:

 Pembagian kerja atau yang bisa disebut dengan division of work


 Wewenang dan tanggung jawab atau yang bisa disebut dengan authority and
responsibility
 Disiplin atau yang bisa disebut dengan discipline
 Kesatuan perintah atau yang bisa disebut dengan unity of command
 Kesatuan pengarahan atau yang bisa disebut dengan unity of direction
 Mendahulukan kepentingan umum dibandingkan dengan kepentingan pribadi atau yang
bisa disebut dengan subordination of individual interest to general interests
 Balas jasa atau yang bisa disebut dengan remuneration of personnel
 Sentralisasi atau yang bisa disebut dengan centralization
 Rantai skalar atau yang bisa disebut dengan scalar chain
 Aturan atau yang bisa disebut dengan order
 Keadilan atau yang bisa disebut dengan equity
 Kelanggengan personalia atau yang bisa disebut dengan stability of tenure of personnel
 Inisiatif atau yang bisa disebut dengan initiative
 Semangat korps atau yang bisa disebut dengan esprit de corps

Henri Fayol juga merinci berbagai fungsi kegiatan administrasi yang dijadikan berbagai
elemen manajemen dan dikenal juga dengan sebutan  Fayol’s Functionalism maupun teori
fungsionalisme Fayol yang terdiri dari: perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, serta pengawasan.

x
2.3 TEORI MANAJEMEN
Teori manajemen adalah kumpulan ide yang merekomendasikan aturan umum tentang
cara mengelola organisasi atau bisnis. Teori manajemen membahas bagaimana supervisor
menerapkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi dan bagaimana mereka memotivasi
karyawan untuk tampil pada kemampuan tertinggi mereka.

2.3.1JENIS-JENIS TEORI MANAJEMEN

1. Teori Manajemen Ilmiah

Pada tahun 1909, seorang mechanical engineer yang bernama Frederick Winslow Taylor
mengemukakan idenya dalam sebuah ide yang ia rangkum dalam karya berjudul The
Principles of Scientific Management. Dalam karya tersebut, Taylor menyatakan, dengan
membuat seseorang bekerja sekeras mungkin yang ia bisa, tidak lantas dapat mengoptimalkan
kinerja yang telah dilakukan.

Oleh karenanya, konsultan manajemen pertama dalam sejarah tersebut mengemukakan empat
prinsip manajemen. Empat prinsip tersebut dikenal dengan Frederick Taylor’s four principles
of Scientific Management, yang isinya:

1. Kembangkan Ilmu di Dalam Setiap Elemen Pekerjaan

Untuk memulai pembahasan teori manajemen di poin ini, perlu diketahui bahwa Taylor tidak
berusaha untuk memaksa pekerja dengan menentukan sebarapa banyak pekerjaan maksimum
yang dapat dilakukan seorang pekerja dalam waktu tertentu. Sebaliknya, untuk
mengembangkan sains atau ilmu dalam pekerjaan tersebut, Taylor lebih menyukai untuk
mengetahui kapan seseorang dapat melakukan pekerjaan terbaik mereka, tahun demi tahun,
dan seterusnya.

xi
Pada prakteknya, teori manajemen yang ia usung mengharuskan manajemen melakukan tiga
hal penting. Ketiga hal tersebut adalah mengumpulkan data objektif tentang pekerjaan,
melakukan eksperimen, dan melakukan standarisasi kebijakan dan prosedur berdasarkan
eksperimen.

Contoh penerapan teori manajemen Taylor poin satu ini adalah Taylor akan memilih siapa
saja yang masuk ke dalam pekerja kelas utama. Mereka dipilih berdasarkan eksperimen yang
telah dilakukan dan dirangkum dalam data. Mereka yang berada di kelas utama akan dibayar
lebih besar dibanding lainnya, diuji dengan cermat dan diperiksa bahwa mereka bekerja
dengan kemampuan terbaik setiap waktu. Dengan begitu, perusahaan mendapatkan data yang
akurat bagaimana produktivitas dapat dicapai secara optimal.

2. Seleksi, Latih, Ajar, dan Kembangkan para Pekerja Secara Ilmiah

Taylor lebih suka untuk melibatkan sains dalam manajemen. Hal ini tampak dari caranya
memanajemen sumber daya manusia. Taylor menyeleksi orang-orang tertentu untuk
pekerjaan tertentu. Sehingga para pekerja ditempatkan di posisi yang mereka bisa
mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.

Setelah lolos seleksi, para pekerja akan dilatih dan diajarkan bagaimana bisa menjadi lebih
ahli di bidang mereka masing-masing. Setelah menjadi ahli, para pekerja bisa dikembangkan
agar lebih produktif.

3. Bekerja Sama dengan Pekerja

Taylor mengungkapkan dalam teori manajemennya, penting bagi perusahaan untuk menjalin
kerja sama yang baik dengan para pekerjanya. Hal tersebut dirangkum dalam empat poin,
yakni melibatkan mereka dalam pengembangan ilmu tentang pekerja, para pekerja harus
saling belajar dan mengajari, saling menjaga dan menata alat dengan urutan yang sempurna,
dan mencatat kinerja pekerja.

4. Bagi Tugas dan Tanggung Jawab

xii
Teori manajemen Taylor menjelaskan pentingnya pembagian tugas dan tanggung jawab daam
sebuah pekerjaan. Pada banyak kasus, seseorang pekerja perlu diproyeksikan secara jelas dia
akan dipekerjakan di bagian apa dan mengeksekusi apa.

Secara bersama, manajemen harus berperan aktif dan berdampingan dengan para pekerja,
membantu, mendorong, dan memudahkan jalan mereka. Oleh karena itu, pihak manajemen
bertanggung jawab atas penetapan metode dan kerja sama dalam perusahaan. Sementara
pekerja menerima bayaran atas kinerja mereka.

2. Teori Manajemen Administrasi

Adalah Henry Fayol yang merumuskan teori manajemen administrasi ini. Latar belakangnya
sebagai engineer di dunia pertambangan, mendorongnya untuk meneliti banyak hal dalam
bidang manajemen. Teori ini ia kembangkan saat melakukan pengamatan sekaligus penelitian
sebuah tim dengan menggunakan perspektif manajer.

Dalam penelitian tersebut, ia menganalisa berbagai keadaan yang mungkin akan mereka
hadapi di masa depan. Fayol memiliki pandangan setidaknya ada enam fungsi utama yang
dimiliki seorang pemimpin, yaitu memprediksi, merencanakan, mengkordinasikan,
menginstruksikan, mengendalikan, dan mengembangkan.

Ia juga mencetuskan prinsip-prinsip bagaimana seorang pemimpin berinteraksi dengan para


pekerja. Namun demikian, prinsip-prinsip tersebut perlu dijalankan secara fleksibel.
Penerapan prinsip yang kaku justru mengurangi tingkat efektivitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan. Berikut prinsip-prinsip yang perlu dilakukan oleh pemimpin atau
manajemen.

1. Inisiatif

Pihak manajemen perlu membangkitkan inisiatif para pekerja sehingga mereka melakukan
pekerjaan mereka atas kesadaran mereka sendiri tanpa harus menunggu perintah atau dipaksa.

xiii
2. Egaliter

Sistem kesetaraan yang dimaksud adalah pihak manajemen memberikan rasa hormat dan
memperlakukan pekerja sama dengan lainnya. Tidak hanya itu, pihak manajemen harus
memberikan sikap yang ramah kepada para pekerja.

3. Renumerasi Personel

Adanya renumerasi pada pekerja, baik moneter maupun non moneter, berdasarkan tingkat
kinerja dapat menguatkan ikatan antara organisasi dan pekerja.

4. Kesatuan Arah

Pihak manajeman mulai dari tingkatan paling atas hingga paling bawah memiliki arah tujuan
yang sama dengan pekerja sehingga tujuan dapat dicapai dengan langkah yanag efektif dan
efisien.

3. Teori Manajemen Birokrasi

Max Weber, seorang sosiolog dari Jerman, mengemukakan teori manajemen birokrasi agar
sebuah organisasi memiliki aturan sehingga organisasi memiliki tata kelola yang jelas. Fokus
Weber pada organisasi yang ditata secara hierarki. Disebutkan bahwa teori yang dicetuskan
Weber ini memiliki peran penting dalam operasional sebagian besar organisasi saat ini.

Dalam menerapkan teori manajemen birokrasi, diperlukan prinsip-prinsip yang meliputi rantai
komando, pembagian kerja yang jelas dan bertanggung jawab, pemisahan aset pribadi pemilik
dengan organisasi, aturan yang konsisten dan ketat, dokumentasi dan pencatatan yang cermat,
serta seleksi dan kenaikan jabatan karyawan berdasarkan kinerja dan kontribusi untuk
perusahaan.

4. Teori Manajemen Hubungan Antar Manusia

Teori manajemen ini dijelaskan oleh Elton Mayo dalam teorinya yang menjelaskan hubungan
antar manusia. Ia melakukan eksperimen yang mencari hubungan antara perubahan
xiv
lingkungan kerja dengan produktivitas yang didapatkan. Hasilnya cukup positif, karena setiap
perubahan positif di lingkungan kerja menunjukkan adanya peningkatan produktivitas.

Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh psikolog asal Australia tersebut seperti lama waktu
kerja, pencahayaan, jam istirahat, perhatian pribadi, dan rasa hormat sebagai manusia. Dari
perubahan-perubahan tersebut, Elton Mayo menyimpulkan bahwa peningkatan produktivitas
tersebut terjadi karena adanya perhatian yang dilakukan oleh peneliti.

Nuansa yang membuat mereka merasa dihargai menghadirkan rasa hangat dalam diri pekerja.
Karena itu, kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Mayo adalah pekerja akan lebih
termotivasi dalam bekerja karena adanya perhatian secara pribadi, apresiasi, dan dilibatkan
dalam kelompok. Itu semua lebih berpengaruh dibandingkan dengan uang saja.

5. Teori Manajemen Sistem

Teori manajemen berikutnya berfokus pada bagaimana agar sebuah sistem dapat berfungsi
secara optimal dengan mengharmoniskan komponen-komponen penyusunnya. Dalam teori
manajemen sistem, sinergisitas dan sinkronisasi antar subsistem sangat ditekankankan agar
sistem dapat berjalan dengan baik.

6. Teori Manajemen Kontingensi

Teori yang dikembangkan oleh Fred Fiedler ini menyatakan bahwa tidak ada gaya
kepemimpinan yang terbaik. Tanpa adanya kedekatan antara seorang pemimpin dengan yang
dipimpinnya, teori manajemen yang ada tidak akan banyak membantu. Menurutnya, setiap
pemimpin diharuskan memiliki kemampuan beradaptasi dengan yang dipimpin karena
lingkungan bisa saja berubah.

7. Teori Manajemen X dan Y

Dalam bukunya yang berjudul The Human Side of Enterprise, Douglas McGregor
memperkenalkan teori manajemen X dan Y yang menyimpulkan adanya dua jenis manajemen

xv
yang berbeda dalam memotivasi tim. Gaya manajemen tersebut dipandu oleh persepsi
masing-masing tentang tim yang mereka pimpin.

Teori manajemen X digunakan oleh manajer untuk menghadapi karyawan yang tidak
bertanggung jawab dan apatis terhadap pekerjaan mereka sendiri ataupun perusahaan. Gaya
kepemimpinan yang dapat diambil pemimpin adalah dengan bersikap otoriter agar mereka
bisa fokus pada pekerjaan mereka.

Sementara teori manajemen Y digunakan oleh manajer yang percaya bahwa karyawannya
bertanggung jawab, memiliki motivasi, berkomitmen, dapat diandalkan. Sikap yang dipilih
adalah dengan memberikan rasa hormat dan membuka kolaborasi antara pemimpin dengan
yang dipimpin.

Teori manajemen pada umumnya diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar yang sudah
memiliki sistem yang kompleks. Sementara pada bisnis yang masih berkembang, teori
manajemen Y lebih banyak diterapkan karena para pekerja seringkali ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan perusahaan.

xvi
BAB III

xvii
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/teori-organisasi/amp/

xviii

Anda mungkin juga menyukai