PENDAHULUAN
Dalam dunia industri manajemen menjadi sesuatu yang penting untuk dikembangkan
terutama di dunia industri. Istilah manajemen kemudian menjadi cabang dalam ilmu lain,
misalnya ilmu militer kita kenal dengan istilah manajemen strategik, oleh dunia militer
strategik merupakan bagian dari teknik dalam berperang. Ilmu manajemen sendiri juga
berpengaruh dalam dunia birokrasi bahkan dunia pendidikan.
Perkembangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan organisasi modern
harus membutuhkan teori-teori manajemen dalam menjalankan visi, misi dan tujuan. Teori
manajemen menjadi penting dalam segmen kehidupan manusia modern, artinya manusia
modern membutuhkan perencanaan, pengorganisasiaan, pengendalian dan pengontrolan.
Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan problem yang berhubungan dengan
organisasi. Ilmu manajemen dalam aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses
dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana
sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Pada perkembangan peradaban rnanusia,
ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu: a) Ilmu yang mempelajari seluruh gejala,
bentuk dan eksistensinya yang memiliki hubungan dengan alam beserta isi dan secara umum
mempunyai sifat yang pasti serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu
eksakta, contoh (fisika, kimia dan biologi), b) IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia
dan eksistensi dalam hubungannya pada setiap kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat yang dinamai ilmu sosial atau non eksakta (ekonomi, politik, psikologi, sosiologi,
hukum, dan administrasi), c) IImu humaniora, merupakan kumpulan pengetahuan yang
memiliki hubungan dengan seni, (seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara).
Teori manajemen dipergunakan sebagai pedoman melaksanakan kegiatan dengan cara yang
tepat dan hemat dalam upaya mencapai tujan serta efektif dan efisien (Mulyono, 2010). Hal
ini sangat berkaitan dengan perilaku organisasi (PO). Perilaku organisasi adalah bidang studi
yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku
dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna
meningkatkan keefektifan suatu organisasi (P. Robbins & A. Judge, 2008).
Manajemen menjadi pusat perhatian dunia karena meliputi realitas atas dinamika organisasi
modern. Teori-teori manajemen dikonsumsi dan menjadi ciri dari organisasi modern, bahkan
dari teori organisasi modern dapat dibedakan bentuk dari satu organisasi dengan organisasi
lainnya. Dengan teori manajemen, kita bisa membuat klasifikasi sistem kerja organisasi,
apakah ini masuk tipe organisasi klasik atau modern. Perkembangan teori manajemen akan
membahwa pembaca pada ruang yang bersifat historis dan aplikatif. Dikatakan historis,
karena manajemen sendiri pada substantifnya berbicara tentang asal-mula istilah atau
penamaan dari kata manajemen itu sendiri. Sedangkan manajemen dikatakan sebagai ruang
aplikatif karena menjadi ilmu yang menyentuh realitas sosial.
TEORI MANAJEMEN
Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang
baru dalam perspektif islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan
alam semesta beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta
makhlukmakhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit. Ketika Nabi Adam
sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur manajemen
tersebut.
Contoh kecil realisasi manajemen seperti digambarkan oleh makhluk ciptaan Allah
berupa semut. Dalam menjalankan hidupnya semut termasuk diantara makhluk yang sangat
solid dan berkomitmen menjalankan roda kehidupannya dengan menggunakan manajemen,
tentunya versi semut. Keteraturan dan komitmen semut dalam kinerjanya sangat solid dan
penuh kepatuhan.
Istilah Management atau Idarah adalah suatu keadaan timbal balik,berusaha supaya
menaati peraturan yang telah ada. Idarah dalam pengertian umum adalah segala usaha,
tindakan dan kegiatan manusia yang berhubungan dengan perencanan dan pengendalian
segala sesuatu secara tepat guna.
1. Beriman.
اَل َيَّتِخِذ اْلُم ْؤ ِم ُنوَن اْلَك اِفِريَن َأْو ِلَياَء ِم ْن ُدوِن اْلُم ْؤ ِمِنيَن َو َم ْن َيْفَع ْل َٰذ ِل َك َفَلْيَس ِم َن ِهَّللا ِفي َش ْي ٍء ِإاَّل َأْن َتَّتُق وا ِم ْنُهْم ُتَق اًة
َو ُيَح ِّذ ُر ُك ُم ُهَّللا َنْفَس ُهۗ َو ِإَلى ِهَّللا اْلَم ِص يُر
2.Bertaqwa.
Menurut Nuruddin Keadilan dan Keseimbangan adalah suatu konsep yang luas
berkaitan hampir dengan seluruh aspek kehidupan sosial, politik terutama ekonomi. Dalam
Alqur’an kata adil disebut sebanyak tiga puluh satu kali. Belum lagi kata-kata yang
semakna seperti al-Qisth, al-Wazn (Seimbang) dan al-Wasth (Moderat).
4.Musyawarah.
Ada empat pilar etika manajemen bisnis dalam perspektif Islam seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu tauhid, adil, kehendak bebas, dan tanggung
jawab. Keempat pilar tesebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika
melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun antara pimpinan dengan
bawahan. Konsep membangun ekonomi Islam, harus dilakukan sistem ekonomi yang
berbasis pada masyarakat atau umat dengan melalui sistem perbankan Islam atau ekonomi
Islam yang dikembangkan di dalam masyarakat.
Ada empat hal yang harus dipenuhi untuk dapat dikategorikan sebagai manajemen
Islami, yaitu:
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan
secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam.
Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani (Jalaluddin
Abd’ ar-Rahman, tt: 122); “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)”. (H.R Thabrani)
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya yang
transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah swt.. Sebenarnya, manajemen
dalam mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal
yang disyariatkan dalam ajaran Islam (Hafiduddin & Hendri, 2003: 22).
Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, baik, terencana, dan
terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan
sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang
didasarkan pada keragu-raguan.
Sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil yang
tidak optimal dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat. Oleh karena itu, dalam Hadis riwayat
Imam Tirmidzi dan Nasa’i, Rasulullah saw. bersabda: “Tinggalkan oleh engkau perbuatan
yang meragukan, menuju perbuatan yang tidak meragukan” (H.R. Tirmidzi dan Nasa’i).
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara mantap
untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesutu dengan aturan serta
memiliki manfaat (Hafiduddin & Hendri, 2003: 3). Dalam hadis riwayat Tirmidzi dari
Abi Hurairah Rasulullah saw. bersabda: “Diantara baiknya, indahnya ke-Islaman seorang
adalah yang selalu meninggalkan perbuatan yang tidak ada manfaatnya”. (H.R. Tirmidzi).
Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak pernah
direncankan. Jika perbuatan itu tidak pernah direncanakan, maka tidak termasuk dalam
kategori manajemen yang baik.
Sebenarnya, sejak awal, Islam telah mendorong umatnya untuk mengorganisasi setiap
pekerjaan dengan baik. Jadi, dalam ajaran Islam, manajemen telah diterapkan sejak zaman
Rasulullah saw. Pembagian tugas-tugas telah mulai dibentuk. Walaupun Rasulullah saw.
sendiri tidak menyatakan hal ini adalah sebuah proses manajemen, namun aspek-aspek
manajemen secara nyata telah dilakukan, misalnya, mengapa Umar Ibnul Khaththab tidak
pernah dijadikan panglima perang karena ternyata memang beliau diarahkan menjadi seorang
negarawan. Demikian pula Abu Bakar ash-Shiddiq. Ia tidak pernah menjabat sebagai
pemimpin perang karena memang diarahkan menjadi negarawan. Mengapa ketika seorang
sahabat Nabi Abu Dzar al-Ghifari meminta jabatan kepada Rasulullah saw. Sementara teman-
temannya sudah diangkat menjadi gubernur dan lain-lain (Hafiduddin & Hendri, 2003:
25), maka Rasulullah mengatakan:“Ini adalah amanat berat dan engkau adalah orang yang
lemah”
Inilah manajer yang baik yaitu manajer yang mampu menempatkan orang pada posisi yang
sesuai dengan kehlian dan bidangnya masing-masing. Penempatan the right man in the right
place merupakan hal yang sangat penting Hafiduddin, Hendri Tanjung. 2003: 26). Hal ini
menunjukkan bahwa salah satu fungsi manajemen adalah menempatkan orang di posisi yang
tepat. Rasulullah saw. memberikan contoh pada hal ini, bagaimana menempatkan orang pada
tempatnya. Hal ini misalnya dapat dilihat bagaimana Abu Hurairah ditempatkan oleh
Rasulullah sebagai penulis Hadis. Atau dapat dilihat pula bagaimana Rasulullah saw.
menempatkan orang-orang yang kuat untuk setiap pekerjaan dan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Hafiduddin, Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah Dalam Praktik. Cet.I. Jakarta:
Gema Insani Press.
Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Cet.XII. Jakarta: Kalam Mulia.
Isnaeni Rokhayati,2014. Perkembangan Teori Manajemen Dari pemikiran Scientific
Management Hingga Era Modern Suatu Tinjauan Pustaka. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Muhammad Taufiqurrahman, 2019 . Mangement Dalam Perspektif Islam. Hes Unida
Gontor