Anda di halaman 1dari 12

TEORI SCIENTIFIC MANAGEMENT DARI TAYLOR DAN TEORI HUMANIZED

SCIENTIFIC MANAGEMENT DARI HENRY GANTT DAN TEORI DALAM


PERSPEKTIF ISLAM
Oleh: Naila Sifa

PENDAHULUAN
Dalam dunia industri manajemen menjadi sesuatu yang penting untuk dikembangkan
terutama di dunia industri. Istilah manajemen kemudian menjadi cabang dalam ilmu lain,
misalnya ilmu militer kita kenal dengan istilah manajemen strategik, oleh dunia militer
strategik merupakan bagian dari teknik dalam berperang. Ilmu manajemen sendiri juga
berpengaruh dalam dunia birokrasi bahkan dunia pendidikan.
Perkembangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan organisasi modern
harus membutuhkan teori-teori manajemen dalam menjalankan visi, misi dan tujuan. Teori
manajemen menjadi penting dalam segmen kehidupan manusia modern, artinya manusia
modern membutuhkan perencanaan, pengorganisasiaan, pengendalian dan pengontrolan.
Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan problem yang berhubungan dengan
organisasi. Ilmu manajemen dalam aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses
dan produksi sedangkan aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana
sumber daya manusia yang berada dalam organisasi. Pada perkembangan peradaban rnanusia,
ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu: a) Ilmu yang mempelajari seluruh gejala,
bentuk dan eksistensinya yang memiliki hubungan dengan alam beserta isi dan secara umum
mempunyai sifat yang pasti serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu
eksakta, contoh (fisika, kimia dan biologi), b) IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia
dan eksistensi dalam hubungannya pada setiap kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat yang dinamai ilmu sosial atau non eksakta (ekonomi, politik, psikologi, sosiologi,
hukum, dan administrasi), c) IImu humaniora, merupakan kumpulan pengetahuan yang
memiliki hubungan dengan seni, (seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara).
Teori manajemen dipergunakan sebagai pedoman melaksanakan kegiatan dengan cara yang
tepat dan hemat dalam upaya mencapai tujan serta efektif dan efisien (Mulyono, 2010). Hal
ini sangat berkaitan dengan perilaku organisasi (PO). Perilaku organisasi adalah bidang studi
yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku
dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna
meningkatkan keefektifan suatu organisasi (P. Robbins & A. Judge, 2008).
Manajemen menjadi pusat perhatian dunia karena meliputi realitas atas dinamika organisasi
modern. Teori-teori manajemen dikonsumsi dan menjadi ciri dari organisasi modern, bahkan
dari teori organisasi modern dapat dibedakan bentuk dari satu organisasi dengan organisasi
lainnya. Dengan teori manajemen, kita bisa membuat klasifikasi sistem kerja organisasi,
apakah ini masuk tipe organisasi klasik atau modern. Perkembangan teori manajemen akan
membahwa pembaca pada ruang yang bersifat historis dan aplikatif. Dikatakan historis,
karena manajemen sendiri pada substantifnya berbicara tentang asal-mula istilah atau
penamaan dari kata manajemen itu sendiri. Sedangkan manajemen dikatakan sebagai ruang
aplikatif karena menjadi ilmu yang menyentuh realitas sosial.

TEORI MANAJEMEN

1. Teori Manajemen Ilmiah


Pada tahun 1909, seorang mechanical engineer yang bernama Frederick Winslow
Taylor mengemukakan idenya dalam sebuah ide yang ia rangkum dalam karya berjudul The
Principles of Scientific Management. Dalam karya tersebut, Taylor menyatakan, dengan
membuat seseorang bekerja sekeras mungkin yang ia bisa, tidak lantas dapat mengoptimalkan
kinerja yang telah dilakukan.

2. Teori Manajemen Administrasi


Adalah Henry Fayol yang merumuskan teori manajemen administrasi ini. Latar
belakangnya sebagai engineer di dunia pertambangan, mendorongnya untuk meneliti banyak
hal dalam bidang manajemen. Teori ini ia kembangkan saat melakukan pengamatan sekaligus
penelitian sebuah tim dengan menggunakan perspektif manajer.
Dalam penelitian tersebut, ia menganalisa berbagai keadaan yang mungkin akan
mereka hadapi di masa depan. Fayol memiliki pandangan setidaknya ada enam fungsi utama
yang dimiliki seorang pemimpin, yaitu memprediksi, merencanakan, mengkordinasikan,
menginstruksikan, mengendalikan, dan mengembangkan.

3. Teori Manajemen Birokrasi


Max Weber, seorang sosiolog dari Jerman, mengemukakan teori manajemen birokrasi
agar sebuah organisasi memiliki aturan sehingga organisasi memiliki tata kelola yang jelas.
Fokus Weber pada organisasi yang ditata secara hierarki. Disebutkan bahwa teori yang
dicetuskan Weber ini memiliki peran penting dalam operasional sebagian besar organisasi
saat ini. Dalam menerapkan teori manajemen birokrasi, diperlukan prinsip-prinsip yang
meliputi rantai komando, pembagian kerja yang jelas dan bertanggung jawab, pemisahan aset
pribadi pemilik dengan organisasi, aturan yang konsisten dan ketat, dokumentasi dan
pencatatan yang cermat, serta seleksi dan kenaikan jabatan karyawan berdasarkan kinerja dan
kontribusi untuk perusahaan.

4. Teori Manajemen Hubungan Antar Manusia


Teori manajemen ini dijelaskan oleh Elton Mayo dalam teorinya yang menjelaskan
hubungan antar manusia. Ia melakukan eksperimen yang mencari hubungan antara perubahan
lingkungan kerja dengan produktivitas yang didapatkan. Hasilnya cukup positif, karena setiap
perubahan positif di lingkungan kerja menunjukkan adanya peningkatan produktivitas.
Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh psikolog asal Australia tersebut seperti lama
waktu kerja, pencahayaan, jam istirahat, perhatian pribadi, dan rasa hormat sebagai manusia.
Dari perubahan-perubahan tersebut, Elton Mayo menyimpulkan bahwa peningkatan
produktivitas tersebut terjadi karena adanya perhatian yang dilakukan oleh peneliti.
Nuansa yang membuat mereka merasa dihargai menghadirkan rasa hangat dalam diri pekerja.
Karena itu, kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Mayo adalah pekerja akan lebih
termotivasi dalam bekerja karena adanya perhatian secara pribadi, apresiasi, dan dilibatkan
dalam kelompok. Itu semua lebih berpengaruh dibandingkan dengan uang saja.

5. Teori Manajemen Sistem


Teori manajemen berikutnya berfokus pada bagaimana agar sebuah sistem dapat berfungsi
secara optimal dengan mengharmoniskan komponen-komponen penyusunnya. Dalam teori
manajemen sistem, sinergisitas dan sinkronisasi antar subsistem sangat ditekankankan agar
sistem dapat berjalan dengan baik.

6. Teori Manajemen Kontingensi


Teori yang dikembangkan oleh Fred Fiedler ini menyatakan bahwa tidak ada gaya
kepemimpinan yang terbaik. Tanpa adanya kedekatan antara seorang pemimpin dengan yang
dipimpinnya, teori manajemen yang ada tidak akan banyak membantu. Menurutnya, setiap
pemimpin diharuskan memiliki kemampuan beradaptasi dengan yang dipimpin karena
lingkungan bisa saja berubah.
7. Teori Manajemen X dan Y
Dalam bukunya yang berjudul The Human Side of Enterprise, Douglas McGregor
memperkenalkan teori manajemen X dan Y yang menyimpulkan adanya dua jenis
manajemen yang berbeda dalam memotivasi tim. Gaya manajemen tersebut dipandu oleh
persepsi masing-masing tentang tim yang mereka pimpin.
Teori manajemen X digunakan oleh manajer untuk menghadapi karyawan yang tidak
bertanggung jawab dan apatis terhadap pekerjaan mereka sendiri ataupun perusahaan. Gaya
kepemimpinan yang dapat diambil pemimpin adalah dengan bersikap otoriter agar mereka
bisa fokus pada pekerjaan mereka.
Sementara teori manajemen Y digunakan oleh manajer yang percaya bahwa karyawannya
bertanggung jawab, memiliki motivasi, berkomitmen, dapat diandalkan. Sikap yang dipilih
adalah dengan memberikan rasa hormat dan membuka kolaborasi antara pemimpin dengan
yang dipimpin.

A. TEORI SCIENTIFIC MANAGEMENT DARI TAYLOR

Karakteristik Pendekatan Scientific Management


Terdapat empat karakteristik utama dari manajemen ilmiah yang disimpulkan dari
berbagai sumber adalah:
1. Manajemen ilmiah menghendaki adanya pembagian tugas menjadi elemen-elemen
yang lebih kecil untuk menjamin bahwa suatu pekerjaan dapat diselesaikan. Tujuan
dari pembagian tugas menjadi elemen-elemen yang lebih kecil ini adalah agar suatu
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan efisien.
2. Dalam manajemen ilmiah, manajemen menganggap bahwa uang adalah bentuk
penghargaan yang paling tepat untuk memotivasi karyawan. Para pekerja memperoleh
insentif berdasarkan output yang dihasilkan. Dengan demikian tujuan efisiensi
perusahaan dapat tercapai, dan target produksi pun terpenuhi.
3. Berdasarkan konsep manajemen ilmiah, pekerja merupakan alat yang digunakan
perusahaan dalam proses produksi. Perusahaan tidak memberikan pelatihan-pelatihan
yang bersifat mendidik dan mengembangkan keahlian para pekerja. Karenanya,
pekerja tidak diharuskan memiliki keahlian khusus. Untuk itu, perusahaan
menetapkan standar-standar dalam bekerja yang harus dipenuhi oleh para pekerja
dalam melakukan
pekerjaannya. Sebagai akibatnya, pekerja melakukan tugas tanpa diberi kesempatan
untuk mengembangkan diri dan keahliannya. Pekerja harus melakukan pekerjaan yang
sama dan berulang-ulang.
4. Dalam manajemen ilmiah, manajer memikul tanggung jawab yang lebih besar karena
minimnya kemampuan pekerja.
Konsultan manajemen pertama dalam sejarah tersebut mengemukakan empat prinsip
manajemen. Empat prinsip tersebut dikenal dengan Frederick Taylor’s four principles of
Scientific Management, yang isinya:
1. Kembangkan Ilmu di Dalam Setiap Elemen Pekerjaan
Untuk memulai pembahasan teori manajemen di poin ini, perlu diketahui bahwa
Taylor tidak berusaha untuk memaksa pekerja dengan menentukan sebarapa banyak
pekerjaan maksimum yang dapat dilakukan seorang pekerja dalam waktu tertentu.
Sebaliknya, untuk mengembangkan sains atau ilmu dalam pekerjaan tersebut, Taylor lebih
menyukai untuk mengetahui kapan seseorang dapat melakukan pekerjaan terbaik mereka,
tahun demi tahun, dan seterusnya.
Pada prakteknya, teori manajemen yang ia usung mengharuskan manajemen
melakukan tiga hal penting. Ketiga hal tersebut adalah mengumpulkan data objektif tentang
pekerjaan, melakukan eksperimen, dan melakukan standarisasi kebijakan dan prosedur
berdasarkan eksperimen.
Contoh penerapan teori manajemen Taylor poin satu ini adalah Taylor akan memilih
siapa saja yang masuk ke dalam pekerja kelas utama. Mereka dipilih berdasarkan eksperimen
yang telah dilakukan dan dirangkum dalam data. Mereka yang berada di kelas utama akan
dibayar lebih besar dibanding lainnya, diuji dengan cermat dan diperiksa bahwa mereka
bekerja dengan kemampuan terbaik setiap waktu. Dengan begitu, perusahaan mendapatkan
data yang akurat bagaimana produktivitas dapat dicapai secara optimal.
2. Seleksi, Latih, Ajar, dan Kembangkan para Pekerja Secara Ilmiah
Taylor lebih suka untuk melibatkan sains dalam manajemen. Hal ini tampak dari
caranya memanajemen sumber daya manusia. Taylor menyeleksi orang-orang tertentu untuk
pekerjaan tertentu. Sehingga para pekerja ditempatkan di posisi yang mereka bisa
mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.
Setelah lolos seleksi, para pekerja akan dilatih dan diajarkan bagaimana bisa menjadi
lebih ahli di bidang mereka masing-masing. Setelah menjadi ahli, para pekerja bisa
dikembangkan agar lebih produktif.
3. Bekerja Sama dengan Pekerja
Taylor mengungkapkan dalam teori manajemennya, penting bagi perusahaan untuk
menjalin kerja sama yang baik dengan para pekerjanya. Hal tersebut dirangkum dalam empat
poin, yakni melibatkan mereka dalam pengembangan ilmu tentang pekerja, para pekerja
harus saling belajar dan mengajari, saling menjaga dan menata alat dengan urutan yang
sempurna, dan mencatat kinerja pekerja.
4. Bagi Tugas dan Tanggung Jawab
Teori manajemen Taylor menjelaskan pentingnya pembagian tugas dan tanggung
jawab daam sebuah pekerjaan. Pada banyak kasus, seseorang pekerja perlu diproyeksikan
secara jelas dia akan dipekerjakan di bagian apa dan mengeksekusi apa.
Secara bersama, manajemen harus berperan aktif dan berdampingan dengan para
pekerja, membantu, mendorong, dan memudahkan jalan mereka. Oleh karena itu, pihak
manajemen bertanggung jawab atas penetapan metode dan kerja sama dalam perusahaan.
Sementara pekerja menerima bayaran atas kinerja mereka.

TEORI HUMANIZED SCIENTIFIC MANAGEMENT DARI HENRY GANTT


Henry L. Gantt hidup pada tahun (1861–1919). Rendahnya motivasi yang dicapai
mengakibatkan Gantt meninggalkan sistem tarif upah diferensial untuk diubah dengan suatu
inovasi baru berupa motivasi kepada para tenaga kerja. Motivasi pertama, bahwa setiap
tenaga kerja yang merampungkan pekerjaan yang dibebankan kepadanyaa
Gantt (1861–1919), kemudian mengembangkan empat prinsip Taylor tersebut dengan
sebutan prinsip Gantt, yakni: (a) kerja sama harus saling menguntungkan kedua belah pihak,
antara manajemen dengan karyawan, (b) seleksi ilmiah pekerja, (c) sistem bonus untuk
merangsang karyawan, (d) instruksi-instruksi kerja yang rinci harus digunakan dalam
organisasi.
Keterbatasan manajemen ilmiah dan sumbangannya, metode manajemen klasik
banyak diterapkan dalam berbagai kegiatan organisasi untuk meningkatkan produktivitas
kerja. Studi gerak dan waktu, prinsip efisiensi, seleksi pekerja secara ilmiah, perlunya
pendidikan dan pelatihan ternyata mampu meningkatkan produktivitas kerja. Kritik yang
sangat keras dari para ahli perilaku yang mengecam penganut Taylor menyatakan bahwa
Taylor dan penganutnya telah memperlakukan para pekerja secara tidak manusiawi. Taylor
dan pengikutnya menganggap manusia sebagai faktor produksi yang dapat dimanipulasi
dengan insentif ekonomi.
Teori Manajemen Ilmiah menerangkan secara ilmiah metode terbaik untuk
melaksanakan tugas apapun, dan untuk menyeleksi, melatih dan memotivasi pekerja.
Tujuannya adalah kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas. Henry L. Gantt adalah
seorang rekan Taylor, Henry L. Gantt mengemukakan empat gagasan Peningkatan
Manajemen sebagai berikut:
1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen
2. Seleksi ilmiah tenaga kerja
3. Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas karyawan dan organisasi
4. Penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci.
Kontribusi terbesar Gantt terhadap manajemen ilmiah adalah penggunaan metode
Grafik (Chart) yang dikenal sebagai Bagan Gantt (Gantt Chart), untuk perencanaan ,
koordinasi dan pengawasan produksi. Teknik-teknik scheduling modern dikembangkan atas
dasar metode scheduling produksi dari Gantt.
Bagan Gantt merupakan metode yang paling terkenal dalam proses perencanaan dan
pengawasan yang berhubungan dengan waktu. Bagan ini dikembangkan oleh Henry L. Gantt
dalam waktu 1900-an. Bagan yang relatif sederhana ini telah memberikan sumbangan yang
cukup besar bagi semua bentuk manajemen operasi, dan masih cukup bernilai serta
digunakan meluas sebagai teknik pengawasan terutama dalam perubahan-perubahan dengan
banyak proyek-proyek yang saling berhubungan.
Bagan Gantt dapat didefinisikan sebagai suatu bagan yang mempunyai keluaran di satu
sumbu dan satuan waktu di sumbu yang lain serta menunjukkan kegiatan yang direncanakan
dan kegiatan yang telah diselesaikan dalam hubungan antar setiap kegiatan dan dalam
hubungannya dengan waktu, atau dengan kata lain merupakan sebuah grafik batang yang
mengukur pekerjaan yang direncanakan dan diselesaikan di setiap tingkat produksi menurut
waktu yang diperlukan.
Bagan Gantt sampai sekarang masih banyak digunakan di industri sebagai sebuah metode
penjadwalan kerja. Banyak bagan Gantt nyata menggunakan garis dari plastik yang mudah
dipindah-pindah, dengan perbedaan warna untuk menunjukkan program yang dijadwalkan.
Bagian mekanik dapat menggunakan kartu. Dari bagan tersebut, manajer dapat melihat
apakah suatu proyek sedang dikerjakan, telah selesai, atau belum dikerjakan.
Henry L. Gantt mempertimbangkan sistem insentif dari Taylor yaitu:
 Memberikan motivasi kepada karyawan yang mampu menyelesaikan tugas yang
dibebankan melalui insentif /bonus.
 Mencatat kemajuan pekerja dan dilakukan secara terbuka serta dicatat pada bagan
balok individual (bagan Gantt) dengan warna hitam untuk pekerja yang mencapai
standar, dan warna merah untuk pekerja yang gagal.

TEORI MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Pada dasarnya ajaran islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As Sunnah juga Ijma’
ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan teratur. Dalam
pelaksanaan shalat yang menjadi icon paling sakral dalam Islam merupakan contoh konkrit
adanya manajemen yang mengarah kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya
merupakan pelaksanaan manajemen yang monomintal.

Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang
baru dalam perspektif islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan
alam semesta beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta
makhlukmakhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit. Ketika Nabi Adam
sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur manajemen
tersebut.

Contoh kecil realisasi manajemen seperti digambarkan oleh makhluk ciptaan Allah
berupa semut. Dalam menjalankan hidupnya semut termasuk diantara makhluk yang sangat
solid dan berkomitmen menjalankan roda kehidupannya dengan menggunakan manajemen,
tentunya versi semut. Keteraturan dan komitmen semut dalam kinerjanya sangat solid dan
penuh kepatuhan.

 ISTILAH IDARAH DALAM MANAGEMENT ISLAM

Istilah Management atau Idarah adalah suatu keadaan timbal balik,berusaha supaya
menaati peraturan yang telah ada. Idarah dalam pengertian umum adalah segala usaha,
tindakan dan kegiatan manusia yang berhubungan dengan perencanan dan pengendalian
segala sesuatu secara tepat guna.

Asal penemuan ilmu management itu bermula dari timbulnya berbagaimacam


persoalan yang berhubungan dengan bisnis sehingga berkembang menjadi sebuah ilmu untuk
mencapai berbagai macam tujuan.

 ASAS-ASAS MANAGEMENT DALAM ISLAM


Dalam hal asas-asas ini Alquran memberikan dasar sebagai berikut:

1. Beriman.

Diterangkan dalam surat Ali Imran ayat 28

‫اَل َيَّتِخِذ اْلُم ْؤ ِم ُنوَن اْلَك اِفِريَن َأْو ِلَياَء ِم ْن ُدوِن اْلُم ْؤ ِمِنيَن َو َم ْن َيْفَع ْل َٰذ ِل َك َفَلْيَس ِم َن ِهَّللا ِفي َش ْي ٍء ِإاَّل َأْن َتَّتُق وا ِم ْنُهْم ُتَق اًة‬
‫َو ُيَح ِّذ ُر ُك ُم ُهَّللا َنْفَس ُهۗ َو ِإَلى ِهَّللا اْلَم ِص يُر‬

Artinya: “Janganlah orang-orang mengambil (memilih) orang-orang kafir menjadi


wali (Pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat
demikian, lepaslah ia dari pertolongan Allah”.

2.Bertaqwa.

Diterangkan dalam surat An-Naba’: 31

‫ِإَّن ِلْلُم َّتِقيَن َم َفاًز ا‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, mendapat kemenangan.”

3.Azas Keseimbangan dan Keadilan

Menurut Nuruddin Keadilan dan Keseimbangan adalah suatu konsep yang luas
berkaitan hampir dengan seluruh aspek kehidupan sosial, politik terutama ekonomi. Dalam
Alqur’an kata adil disebut sebanyak tiga puluh satu kali. Belum lagi kata-kata yang
semakna seperti al-Qisth, al-Wazn (Seimbang) dan al-Wasth (Moderat).

4.Musyawarah.

Diterangkan dalam surat As-Syu’ara: 38

…. ‫… َو َأْم ُر ُهْم ُش وَر ٰى َبْيَنُهْم‬.

Artinya: “….. Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara


mereka.”

 PRESPEKTIF MANAGEMENT ISLAM

Ada empat pilar etika manajemen bisnis dalam perspektif Islam seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu tauhid, adil, kehendak bebas, dan tanggung
jawab. Keempat pilar tesebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika
melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun antara pimpinan dengan
bawahan. Konsep membangun ekonomi Islam, harus dilakukan sistem ekonomi yang
berbasis pada masyarakat atau umat dengan melalui sistem perbankan Islam atau ekonomi
Islam yang dikembangkan di dalam masyarakat.

Ada empat hal yang harus dipenuhi untuk dapat dikategorikan sebagai manajemen
Islami, yaitu:

1.Manajemen Islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak-akhlak Islam

2.Kompensasi ekonomis dan penekanan terpenuhinya kebutuhan dasar pekerja.

3.Faktor kemanusiaan dan spiritual sama pentingnya dengan kompensasi ekonomis.

4.Manajemen Islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak-akhlak Islam

Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan
secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam.
Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani (Jalaluddin
Abd’ ar-Rahman, tt: 122); “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas)”. (H.R Thabrani)
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya yang
transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah swt.. Sebenarnya, manajemen
dalam mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal
yang disyariatkan dalam ajaran Islam (Hafiduddin & Hendri, 2003: 22).

Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, baik, terencana, dan
terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan
sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang
didasarkan pada keragu-raguan.

Sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil yang
tidak optimal dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat. Oleh karena itu, dalam Hadis riwayat
Imam Tirmidzi dan Nasa’i, Rasulullah saw. bersabda: “Tinggalkan oleh engkau perbuatan
yang meragukan, menuju perbuatan yang tidak meragukan” (H.R. Tirmidzi dan Nasa’i).
Proses-proses manajemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara mantap
untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesutu dengan aturan serta
memiliki manfaat (Hafiduddin & Hendri, 2003: 3). Dalam hadis riwayat Tirmidzi dari
Abi Hurairah Rasulullah saw. bersabda: “Diantara baiknya, indahnya ke-Islaman seorang
adalah yang selalu meninggalkan perbuatan yang tidak ada manfaatnya”. (H.R. Tirmidzi).
Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak pernah
direncankan. Jika perbuatan itu tidak pernah direncanakan, maka tidak termasuk dalam
kategori manajemen yang baik.

MANAJEMEN ZAMAN RASULULLAH SAW.

Sebenarnya, sejak awal, Islam telah mendorong umatnya untuk mengorganisasi setiap
pekerjaan dengan baik. Jadi, dalam ajaran Islam, manajemen telah diterapkan sejak zaman
Rasulullah saw. Pembagian tugas-tugas telah mulai dibentuk. Walaupun Rasulullah saw.
sendiri tidak menyatakan hal ini adalah sebuah proses manajemen, namun aspek-aspek
manajemen secara nyata telah dilakukan, misalnya, mengapa Umar Ibnul Khaththab tidak
pernah dijadikan panglima perang karena ternyata memang beliau diarahkan menjadi seorang
negarawan. Demikian pula Abu Bakar ash-Shiddiq. Ia tidak pernah menjabat sebagai
pemimpin perang karena memang diarahkan menjadi negarawan. Mengapa ketika seorang
sahabat Nabi Abu Dzar al-Ghifari meminta jabatan kepada Rasulullah saw. Sementara teman-
temannya sudah diangkat menjadi gubernur dan lain-lain (Hafiduddin & Hendri, 2003:
25), maka Rasulullah mengatakan:“Ini adalah amanat berat dan engkau adalah orang yang
lemah”
Inilah manajer yang baik yaitu manajer yang mampu menempatkan orang pada posisi yang
sesuai dengan kehlian dan bidangnya masing-masing. Penempatan the right man in the right
place merupakan hal yang sangat penting Hafiduddin, Hendri Tanjung. 2003: 26). Hal ini
menunjukkan bahwa salah satu fungsi manajemen adalah menempatkan orang di posisi yang
tepat. Rasulullah saw. memberikan contoh pada hal ini, bagaimana menempatkan orang pada
tempatnya. Hal ini misalnya dapat dilihat bagaimana Abu Hurairah ditempatkan oleh
Rasulullah sebagai penulis Hadis. Atau dapat dilihat pula bagaimana Rasulullah saw.
menempatkan orang-orang yang kuat untuk setiap pekerjaan dan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
 Hafiduddin, Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah Dalam Praktik. Cet.I. Jakarta:
Gema Insani Press.
 Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Cet.XII. Jakarta: Kalam Mulia.
 Isnaeni Rokhayati,2014. Perkembangan Teori Manajemen Dari pemikiran Scientific
Management Hingga Era Modern Suatu Tinjauan Pustaka. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
 Muhammad Taufiqurrahman, 2019 . Mangement Dalam Perspektif Islam. Hes Unida
Gontor

Anda mungkin juga menyukai