Anda di halaman 1dari 6

Belum ada definisi yang universal untuk memberikan penjelasan apa itu manajemen.

Namun
jika dilihat dari asal bahasa, manajemen berasal dari Bahasa Peranics kuno ménagement yang
artinya seni melaksanakan dan mengatur. Namun ada dugaan bahwa istilah manajemen
diambil dari Bahasa Italia maneggiare yang artinya mengendalikan, terutama dalam lingkup
“mengendalikan kuda”.

Definisi yang paling mudah diterima untuk memahami manajemen adalah dengan
menganggapnya sebagai suatu seni. Manajemen merupakan sebuah seni yang dilakukan oleh
seorang pemimpin untuk mengelola tim dan mengarahkan orang-orang di dalamnya sehingga
dapat mencapai tujuan bersama. Seni tersebut meliputi bagaimana merencanakan,
mengorganisasikan, mengkordinasikan, dengan mengontorl sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.

Efektif berarti cara yang digunakan terbukti ampuh dapat mencapai tujuan sesuai dengan
harapan. Sementara efisien berarti cara yang digunakan dapat menghemat waktu, sumber
daya, tenaga, dan terorganisir. Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa tujuan dari
manajemen adalah agar suatu tujuan tercapai secara efektif dan efisien. Efektif namun tidak
efisien membuat tim melakukan pemborosan, baik waktu, sumber daya, dan dana. Sementara
efisien tapi tidak efektif tidak ada artinya.

Pengertian Teori Manajemen


Jika manajemen merupakan sebuah seni untuk mencapai tujuan dengan pemimpinnya sebagai
senimannya, maka teori manajemen merangkum seni-seni tersebut. Teori manajemen
memberikan wadah untuk bertemunya ide-ide dalam mengelola pekerjaan.

Ide-ide yang berupa panduan umum tersebut direkomendasikan oleh para pakar dan
cendikiawan tentang bagaimana cara menjalan sebuah pekerjaan, organisasi, atau bisnis agar
dapat memenuhi harapan dengan efektif dan efisien. Teori manajemen mengajarkan sekaligus
memberikan inspirasi kepada para manajer, supervisor, direktur, dan pemimpin bagaimana
menerapkan strategi yang efektif dan efisien.

Ide atau teori yang diterapkan oleh seorang leader adalah ide yang paling sesuai dengan
keadaan mereka, baik secara kepribadian, budaya kerja, lingkungan, kebijakan perusahaan,
dan kondisi karyawan. Teori yang diterapkan bisa jadi bukan yang paling ideal, namun
melihat faktor-faktor yang ada, teori tersebut merupakan teori yang paling baik untuk
diterapkan. Jadi untuk memilih teori manajemen mana yang akan digunakan pun, Anda perlu
memiliki manajemen dalam memilih. Itulah seninya.

Perlu diketahui, teori manajemen sangat banyak macamnya. Pencetusnya juga banyak. Hal
ini karena teori manajemen telah dicetuskan sejak berabad-abad yang lalu. Meskipun teori
manajemen yang awal-awal terkesan kuno, namun teori-teori tersebut memberikan kerangka
berfikir dan kerja yang bermanfaat untuk diterapkan dalam menjalankan organisasi maupun
bisnis di jaman sekarang.

Jenis-jenis Teori Manajemen


Sebagaimana yang kita bahas di paragraf sebelumnya, teori manajemen memiliki banyak
jenis. Di bawah ini akan kita ulas jenis-jenis teori manajemen yang telah dikenal oleh banyak
pelajar dan praktisi.

1. Teori Manajemen Ilmiah

Pada tahun 1909, seorang mechanical engineer yang bernama Frederick Winslow Taylor
mengemukakan idenya dalam sebuah ide yang ia rangkum dalam karya berjudul The
Principles of Scientific Management. Dalam karya tersebut, Taylor menyatakan, dengan
membuat seseorang bekerja sekeras mungkin yang ia bisa, tidak lantas dapat mengoptimalkan
kinerja yang telah dilakukan.

Oleh karenanya, konsultan manajemen pertama dalam sejarah tersebut mengemukakan empat
prinsip manajemen. Empat prinsip tersebut dikenal dengan Frederick Taylor’s four
principles of Scientific Management, yang isinya:

1. Kembangkan Ilmu di Dalam Setiap Elemen Pekerjaan

Untuk memulai pembahasan teori manajemen di poin ini, perlu diketahui bahwa Taylor tidak
berusaha untuk memaksa pekerja dengan menentukan sebarapa banyak pekerjaan maksimum
yang dapat dilakukan seorang pekerja dalam waktu tertentu. Sebaliknya, untuk
mengembangkan sains atau ilmu dalam pekerjaan tersebut, Taylor lebih menyukai untuk
mengetahui kapan seseorang dapat melakukan pekerjaan terbaik mereka, tahun demi tahun,
dan seterusnya.

Pada prakteknya, teori manajemen yang ia usung mengharuskan manajemen melakukan tiga
hal penting. Ketiga hal tersebut adalah mengumpulkan data objektif tentang pekerjaan,
melakukan eksperimen, dan melakukan standarisasi kebijakan dan prosedur berdasarkan
eksperimen.

Contoh penerapan teori manajemen Taylor poin satu ini adalah Taylor akan memilih siapa
saja yang masuk ke dalam pekerja kelas utama. Mereka dipilih berdasarkan eksperimen yang
telah dilakukan dan dirangkum dalam data. Mereka yang berada di kelas utama akan dibayar
lebih besar dibanding lainnya, diuji dengan cermat dan diperiksa bahwa mereka bekerja
dengan kemampuan terbaik setiap waktu. Dengan begitu, perusahaan mendapatkan data yang
akurat bagaimana produktivitas dapat dicapai secara optimal.

2. Seleksi, Latih, Ajar, dan Kembangkan para Pekerja Secara Ilmiah

Taylor lebih suka untuk melibatkan sains dalam manajemen. Hal ini tampak dari caranya
memanajemen sumber daya manusia. Taylor menyeleksi orang-orang tertentu untuk
pekerjaan tertentu. Sehingga para pekerja ditempatkan di posisi yang mereka bisa
mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.
Setelah lolos seleksi, para pekerja akan dilatih dan diajarkan bagaimana bisa menjadi lebih
ahli di bidang mereka masing-masing. Setelah menjadi ahli, para pekerja bisa dikembangkan
agar lebih produktif.

3. Bekerja Sama dengan Pekerja

Taylor mengungkapkan dalam teori manajemennya, penting bagi perusahaan untuk menjalin
kerja sama yang baik dengan para pekerjanya. Hal tersebut dirangkum dalam empat poin,
yakni melibatkan mereka dalam pengembangan ilmu tentang pekerja, para pekerja harus
saling belajar dan mengajari, saling menjaga dan menata alat dengan urutan yang sempurna,
dan mencatat kinerja pekerja.

Bagi Tugas dan Tanggung Jawab

Teori manajemen Taylor menjelaskan pentingnya pembagian tugas dan tanggung jawab daam
sebuah pekerjaan. Pada banyak kasus, seseorang pekerja perlu diproyeksikan secara jelas dia
akan dipekerjakan di bagian apa dan mengeksekusi apa.

Secara bersama, manajemen harus berperan aktif dan berdampingan dengan para pekerja,
membantu, mendorong, dan memudahkan jalan mereka. Oleh karena itu, pihak manajemen
bertanggung jawab atas penetapan metode dan kerja sama dalam perusahaan. Sementara
pekerja menerima bayaran atas kinerja mereka.

2. Teori Manajemen Administrasi

Adalah Henry Fayol yang merumuskan teori manajemen administrasi ini. Latar belakangnya
sebagai engineer di dunia pertambangan, mendorongnya untuk meneliti banyak hal dalam
bidang manajemen. Teori ini ia kembangkan saat melakukan pengamatan sekaligus penelitian
sebuah tim dengan menggunakan perspektif manajer.

Dalam penelitian tersebut, ia menganalisa berbagai keadaan yang mungkin akan mereka
hadapi di masa depan. Fayol memiliki pandangan setidaknya ada enam fungsi utama yang
dimiliki seorang pemimpin, yaitu memprediksi, merencanakan, mengkordinasikan,
menginstruksikan, mengendalikan, dan mengembangkan.

Ia juga mencetuskan prinsip-prinsip bagaimana seorang pemimpin berinteraksi dengan para


pekerja. Namun demikian, prinsip-prinsip tersebut perlu dijalankan secara fleksibel.
Penerapan prinsip yang kaku justru mengurangi tingkat efektivitas dan efisiensi dalam
mencapai tujuan. Berikut prinsip-prinsip yang perlu dilakukan oleh pemimpin atau
manajemen.

1. Inisiatif

Pihak manajemen perlu membangkitkan inisiatif para pekerja sehingga mereka melakukan
pekerjaan mereka atas kesadaran mereka sendiri tanpa harus menunggu perintah atau dipaksa.
2. Egaliter

Sistem kesetaraan yang dimaksud adalah pihak manajemen memberikan rasa hormat dan
memperlakukan pekerja sama dengan lainnya. Tidak hanya itu, pihak manajemen harus
memberikan sikap yang ramah kepada para pekerja.

3. Renumerasi Personel

Adanya renumerasi pada pekerja, baik moneter maupun non moneter, berdasarkan tingkat
kinerja dapat menguatkan ikatan antara organisasi dan pekerja.

4. Kesatuan Arah

Pihak manajeman mulai dari tingkatan paling atas hingga paling bawah memiliki arah tujuan
yang sama dengan pekerja sehingga tujuan dapat dicapai dengan langkah yanag efektif dan
efisien.

5. Disiplin, Pembagian Kerja, Wewenang dan Tanggung Jawab.


6. Sentralisasi, Ketertiban, Stabilitas Masa Kerja, Espirit de Corps, dan beberapa prinsip lainnya.

3. Teori Manajemen Birokrasi

Max Weber, seorang sosiolog dari Jerman, mengemukakan teori manajemen birokrasi agar
sebuah organisasi memiliki aturan sehingga organisasi memiliki tata kelola yang jelas. Fokus
Weber pada organisasi yang ditata secara hierarki. Disebutkan bahwa teori yang dicetuskan
Weber ini memiliki peran penting dalam operasional sebagian besar organisasi saat ini.

Dalam menerapkan teori manajemen birokrasi, diperlukan prinsip-prinsip yang meliputi


rantai komando, pembagian kerja yang jelas dan bertanggung jawab, pemisahan aset pribadi
pemilik dengan organisasi, aturan yang konsisten dan ketat, dokumentasi dan pencatatan
yang cermat, serta seleksi dan kenaikan jabatan karyawan berdasarkan kinerja dan kontribusi
untuk perusahaan.

4. Teori Manajemen Hubungan Antar Manusia

Teori manajemen ini dijelaskan oleh Elton Mayo dalam teorinya yang menjelaskan hubungan
antar manusia. Ia melakukan eksperimen yang mencari hubungan antara perubahan
lingkungan kerja dengan produktivitas yang didapatkan. Hasilnya cukup positif, karena setiap
perubahan positif di lingkungan kerja menunjukkan adanya peningkatan produktivitas.

Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh psikolog asal Australia tersebut seperti lama
waktu kerja, pencahayaan, jam istirahat, perhatian pribadi, dan rasa hormat sebagai manusia.
Dari perubahan-perubahan tersebut, Elton Mayo menyimpulkan bahwa peningkatan
produktivitas tersebut terjadi karena adanya perhatian yang dilakukan oleh peneliti.

Nuansa yang membuat mereka merasa dihargai menghadirkan rasa hangat dalam diri pekerja.
Karena itu, kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Mayo adalah pekerja akan lebih
termotivasi dalam bekerja karena adanya perhatian secara pribadi, apresiasi, dan dilibatkan
dalam kelompok. Itu semua lebih berpengaruh dibandingkan dengan uang saja.
5. Teori Manajemen Sistem

Teori manajemen berikutnya berfokus pada bagaimana agar sebuah sistem dapat berfungsi
secara optimal dengan mengharmoniskan komponen-komponen penyusunnya. Dalam teori
manajemen sistem, sinergisitas dan sinkronisasi antar subsistem sangat ditekankankan agar
sistem dapat berjalan dengan baik.

6. Teori Manajemen Kontingensi

Teori yang dikembangkan oleh Fred Fiedler ini menyatakan bahwa tidak ada gaya
kepemimpinan yang terbaik. Tanpa adanya kedekatan antara seorang pemimpin dengan yang
dipimpinnya, teori manajemen yang ada tidak akan banyak membantu. Menurutnya, setiap
pemimpin diharuskan memiliki kemampuan beradaptasi dengan yang dipimpin karena
lingkungan bisa saja berubah.

7. Teori Manajemen X dan Y

Dalam bukunya yang berjudul The Human Side of Enterprise, Douglas McGregor
memperkenalkan teori manajemen X dan Y yang menyimpulkan adanya dua jenis
manajemen yang berbeda dalam memotivasi tim. Gaya manajemen tersebut dipandu oleh
persepsi masing-masing tentang tim yang mereka pimpin.

Teori manajemen X digunakan oleh manajer untuk menghadapi karyawan yang tidak
bertanggung jawab dan apatis terhadap pekerjaan mereka sendiri ataupun perusahaan. Gaya
kepemimpinan yang dapat diambil pemimpin adalah dengan bersikap otoriter agar mereka
bisa fokus pada pekerjaan mereka.

Sementara teori manajemen Y digunakan oleh manajer yang percaya bahwa karyawannya
bertanggung jawab, memiliki motivasi, berkomitmen, dapat diandalkan. Sikap yang dipilih
adalah dengan memberikan rasa hormat dan membuka kolaborasi antara pemimpin dengan
yang dipimpin.

Teori manajemen pada umumnya diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar yang sudah
memiliki sistem yang kompleks. Sementara pada bisnis yang masih berkembang, teori
manajemen Y lebih banyak diterapkan karena para pekerja seringkali ikut terlibat dalam
pengambilan keputusan perusahaan.

Implementasi Teori Manajemen


Setelah mempelajari berbagai macam teori manajemen, tentu Grameds bertanya-tanya
bagaimana untuk menerapkannya. Seringkali teori yang kita pelajari memerlukan contoh
sebagai inspirasi agar kita mengerti harus melakukan langkah apa.

Di dunia professional, menerapkan teori manajemen bisa dimulai dengan melakukan


investasi untuk meng-upgrade karyawan Anda. Sebagaimana yang diusulkan oleh Taylor,
Anda perlu mengamati kinerja para karyawan agar dapat membuat kebijakan terbaik yang
bisa menaikkan produktivitas perusahaan.
Setelah mengetahui kebijakan apa yang terbaik, tingkatkan skill karyawan Anda dengan
pelatihan yang dapat mengembangkan produktivitas mereka untuk perusahaan. Tidak hanya
itu, peran teori hubungan manusia juga tidak bisa dilupakan. Selain meningkatkan skill
pekerja, Anda juga perlu untuk memberikan perhatian yang tulus kepada kerja agar mereka
lebih semangat bekerja di lingkungan yang Anda pimpin.

Tidak hanya itu, sudah menjadi fitrah apabila manusia ingin dilibatkan dalam keputusan-
keputusan penting. Tidak ada salahnya melibatkan para pekerja dalam menentukan keputusan
yang ada kaitannya dengan masa depan atau pekerjaan mereka. Dengan memberikan
kesempatan untuk bersuara, mereka lebih memiliki komitmen dan tanggung jawab atas
keputusan tersebut.

Oleh karena itu, Anda perlu melakukan manajemen sumber daya manusia. Bagi Grameds
yang ingin mendalami manajemen sumber daya manusia, tenang saja. Kami menyediakan
buku terbaik.

Tidak hanya itu, sudah menjadi fitrah apabila manusia ingin dilibatkan dalam keputusan-
keputusan penting. Tidak ada salahnya melibatkan para pekerja dalam menentukan keputusan
yang ada kaitannya dengan masa depan atau pekerjaan mereka. Dengan memberikan
kesempatan untuk bersuara, mereka lebih memiliki komitmen dan tanggung jawab atas
keputusan tersebut.

Oleh karena itu, Anda perlu melakukan manajemen sumber daya manusia. Bagi Grameds
yang ingin mendalami manajemen sumber daya manusia, tenang saja. Kami menyediakan
buku terbaik.

Anda mungkin juga menyukai