Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan
pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun
berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam
berbagai situasi dan kondisi. Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai
pandangan pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya.
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini. Ilmu manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata cara penting
dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah masalah yang berkaitan dengan
manajer.
Teori manajemen dapat membantu memajukan profesi manajemen. Kerja sama
antara teoretisi manajemen dan praktisi manajemen dapat membuahkan hasil yang
mengagumkan. Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang disusun
secara sistematis. Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara
fenomena-fenomena yang ada. Setiap teori akan mengembangkan konsep-konsep yang
digunakan sebagai simbol fenomena tertentu. Dalam bahasa sehari-hari, konsep sama
saja dengan kata-kata yang kita pakai. Kursi menjelaskan benda yang bisa diduduki.
Semakin lama, konsep-konsep menjadi semakin banyak dan semakin spesifik. Bidang
lain tidak akan memahami konsep dari bidang lainnya. Secara singkat, teori manajemen
bisa membantu memajukan praktik manajemen. Teori manajemen ilmiah muncul karena
kebutuhan meningkatkan produktivitas. Pada awal abad ke-20, perusahaan raksasa
bermunculan, sedangkan penawaran tenaga kerja relatif kurang. Pendahulu-pendahulu
teori manajemen juga membantu memunculkan manajemen ilmiah.
Dalam meningkatkan efesiensi dan produktivitasnya, salah satu upaya yang
ditempuh organisasi untuk menciptakan kondisi kondisif dengan memberikan
kompensasi yang memuaskan. Dengan memberikan kompensasi, organisasi dapat
meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan.
Karyawan harus menerima hak-haknya sebagai karyawan yaitu imbalan atau
kompensasi setelah mereka menjalankan kewajiban. Definisi kompensasi adalah segala
sesuatu yang diterima karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam suatu
organisasi.Masalah kompensasi merupakan suatu yang sangat kompleks, namun paling
penting bagi karyawan maupun organisasi itu sendiri.
Pentingnya kompensasi sebagai salah satu indikator kepuasan dalam bekerja sulit
ditaksir, karena pandangan-pandangan karyawan mengenai uang atau imbalan langsung
nampaknya sangat subjektif dan barang kali merupakan sesuatu yang sangat khas dalam
industri. Tetapi pada dasarnya dugaan adanya ketidakadilan dalam memberikan upah
maupun gaji merupakan sumber ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang
pada akhirnya bisa menimbulkan perselisihan dan semangat rendah dari karyawan itu
sendiri. Oleh karena sangat penting sekali untuk suatu perusahaan menentukan sistem
manajemen kompensasi seperti apa yang akan berlaku di perusahaannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam mini paper ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa sajakah dasar-dasar manajemen ilmiah?
2. Apakah dimaksud dengan kontraks psikologis?
3. Apakah yang dimaksud dengan motivasi serta imbalan finansial dan non finansial?
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat.
Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-
kumpulan hukum bagi manajemen yang diterapkan dalam berbagi situasi dan kondisi. Para
manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang
berbeda adalah dalam penerapannya. Teori manajemen ilmiah muncul karena kebutuhan
meningkatkan produktivitas. Pada awal abad ke-20, perusahaan raksasa bermunculan, sedangkan
penawaran tenaga kerja relatif kurang. Pendahulu-pendahulu teori manajemen juga membantu
memunculkan manajemen ilmiah.
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management,
dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yg berjudul Principles of Scientific
Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah
adalah penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan sesuatu
pekerjaan. Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini
sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas
ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kepada karyawannya untuk
bersifat rajin (industrious) & kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu
manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yg digunakan untuk merancang dan mengontrol
pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank
& Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat
setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yg dihabiskan untuk melakukan
setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dgn hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yg
dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Pada
awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan 5
fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan.
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu
manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu,
Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yg merupakan dasar-dasar dan nilai yg
menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber
menggambarkan sesuatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi. Bentuk organisasi
yg dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yg didefinisikan dgn jelas, peraturan dan ketetapan
yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk
birokrasi yang ideal itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut
degan maksud menjadikannya sbg landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dpt
dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi
banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan
ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dgn teori mikroekonomi. Riset
operasi, sering dikenal dgn Sains Manajemen, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan
masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik & operasi. Pada tahun 1946, Peter F.
Drucker menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: Konsep Korporasi
(Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yg menugaskan penelitian tentang organisasi.
Adapun tokoh-tokoh dari aliran manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor,
Frank dan Lilian Gilbreth, dan Henry L. Gantt sebagai berikut:
a. Frederick Winslow Taylor (1856 -1915)
Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan
dibahas, pada sekitar tahun 1900-an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan
merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak
manajemen ilmiah (scientific management). Frederick Taylor disebut sebagai bapak
manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap
pekerjaan (time and motion study). Di sebuah pabrik baja di Philadelphia, Taylor melihat
pekerja yang melakukan praktik soldiering sengaja memperlambat pekerjaan, lebih rendah
dibandingkan dengan kemampuan yang sebenarnya. Taylor kemudian mengembangkan
analisis kerja. Pekerjaan dipecah-pecah ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut ditentukan (biasanya dengan melihat waktu
yang dipakai oleh pekerja yang baik). Metode yang terbaik dan tercepat untuk melakukan
pekerjaan tersebut dipelajari.
Taylor kemudian memperkenalkan sistem pembayaran differential (differential rate
system). Dengan cara tersebut, karyawan akan memperoleh kenaikan upah apabila berhasil
melampaui standar yang telah ditentukan. Kenaikan upah tersebut dihitung secara teliti
berdasarkan perkiraan kenaikan keuntungan perusahaan karena kenaikan produksi tersebut.
Dengan cara semacam itu, upah menjadi fair karena ditentukan secara ilmiah. Dengan cara
semacam itu juga, baik perusahaan maupun pekerja akan sama-sama memperoleh
keuntungan. Pekerja yang tidak efisien tidak perlu takut kehilangan pekerjaan karena
penawaran tenaga kerja pada waktu itu masih kurang.
Karena teorinya tersebut, Taylor kemudian bekerja menjadi konsultan di beberapa
perusahaan. Dengan cara semacam itu, Taylor merasa dapat mengaplikasikan idenya dengan
lebih efektif dan melaporkan bahwa banyak perusahaan yang sukses dengan menggunakan
metodenya. Sebagai contoh, di suatu pabrik, dengan menganalisis dan memecah pekerjaan,
dapat ditemukan metode yang lebih baik. Pekerja dapat dikurangi dari 120 menjadi hanya 35
orang. Jam kerja dikurangi dari 10,5 jam menjadi 8,5 jam. Akurasi kerja dapat meningkat
dengan 2/3-nya. Upah naik 80 sampai 100 persen. Semangat kerja karyawan juga naik.
Meskipun sukses menaikkan produktivitas, banyak tantangan yang muncul. Pekerja
mulai takut diberhentikan apabila perusahaan menggunakan metode yang dikembangkan oleh
Taylor. Tantangan terhadap Taylor menyebabkan pemogokan pada sebuah pabrik Watertown
Arsenal di Massachussets, Amerika Serikat. Wakil rakyat (anggota kongres) memanggil
Taylor meminta penjelasan mengenai ide-idenya. Penjelasan Taylor ditulis dalam dua buku:
Shop Management dan The Principles of Scientific Management.
Manajemen ilmiah, menurut Taylor, didasarkan pada beberapa langkah atau prinsip
sebagai berikut ini.
Frederick W. Taylor dikenal dengan gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-
prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan
yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan
pekerjaan dan semangat kerja karyawan.
Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1) Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2) Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.
3) Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4) Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental
di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati
ilmiah adalah :
1) Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3) Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4) Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat
kesejahteraan maksimum para karyawan itu sendiri dan perusahaan.
Buku-buku Taylor yang terkenal adalah “Shop management (1930)”, Principles Of
Scientific Management (1911)”, dan “Testimory Before Special House Comittee (1912)”.
Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul
“Scientific Management.
b. HenryL Gant (1861 -1919)
Gantt pernah bekerja dengan Taylor. Kemudian, dia bekerja sendiri dan melakukan
perbaikan metode Taylor. Dia melakukan perbaikan metode penggajian Taylor (differential
system) karena menurutnya metode tersebut kurang memotivasi pekerja. Setiap pekerja yang
dapat menyelesaikan beban kerja hari itu akan menerima 50 cents. Pengawas (supervisor)
akan memperoleh bonus untuk setiap pekerja yang berhasil memenuhi standar kerja pada hari
itu. Pengawas juga akan memperoleh bonus tambahan apabila semua karyawan dapat
memenuhi standar yang telah ditentukan. Dengan insentif semacam itu, pengawas diharapkan
akan melatih pekerja dengan lebih baik.
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra
untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan
“Gant Chart”. Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik
antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis. Henry beranggapan
bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta
perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana
dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini
yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor
teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
Gantt juga memperkenalkan sistem penilaian terbuka yang merupakan ide Owen.
Kemajuan pekerja dicatat dengan bagan kotak warna hitam apabila berhasil memenuhi
standar dan warna merah apabila tidak bisa memenuhi standar. Gantt chart (bagan Gantt)
kemudian populer dan digunakan untuk perencanaan, yaitu mencatat skedul (jadwal)
pekerjaan tertentu.
c. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972)
Suami istri ini selain mempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan
usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia.
Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga
terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang
senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep “three position plan of
promotion”. Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal
penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok,
karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan
pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian
suamianya pada efisiensi yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam
melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus
memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di
antara pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
Keduanya merupakan suami istri yang mempunyai minat yang sama terhadap
manajemen. Frank Gilberth melakukan studi pekerjaan tukang batu (bricklayer) dalam
melakukan tiga hal: mengajar tukang batu yang junior, bekerja cepat, dan kemudian sengaja
memperlambat kerjanya. Setelah melakukan studi, ia mengajukan metode kerja yang lebih
efisien. Metodenya mengurangi pergerakan fisik dari 18 jenis menjadi hanya lima jenis dan
meningkatkan output 200-300 persen. Sukses tersebut mengarahkannya pada studi gerak dan
kelelahan. Menurutnya, pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan.
Semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Lilian Gilberth
memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Ia
percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi
sepenuhnya sebagai seorang manusia.
Keduanya mengembangkan rencana promosi tiga tahap yang ditujukan sebagai
program pengembangan karyawan dan untuk menaikkan semangat kerja karyawan. Ketiga
tahap/posisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa sambil
menyiapkan promosi karier dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian, pekerja akan
menjadi pelaksana: pelajar, yaitu menyiapkan karier yang lebih tinggi dan pengajar dalam arti
mengajari calon penggantinya.
B. Kontrak Psikologis
Kontrak adalah pengaturan atau perjanjian tertulis atau lisan yang dibuat antara dua
orang atau lebih, biasanya dapat ditegakkan oleh hukum. Kontrak adalah kesepakatan
bersama yang disepakati. Kata 'psikologis' berarti pengaturan hanya ada di dalam pikiran
mereka yang bersangkutan – tidak disepakati di antara mereka. Kontrak psikologis mengacu
pada aspek hubungan kerja yang tidak didefinisikan dengan baik atau dipahami dengan jelas.
Konsep kontrak psikologis adalah salah satu yang penting bagi siapa saja yang
terlibat dengan manajemen penghargaan karena berkaitan dengan pendefinisian dan
pemenuhan harapan mengenai gaji, kinerja dan pengembangan serta penerapan kompetensi
dan keterampilan.
Kontrak psikologis adalah kesepakatan seseorang terhadap organisasi tentang harapan
kedua belah pihak dalam pelaksanaan kewajibannya masing-masing dengan indikator: (1)
kewajiban bersama, (2) kepercayaan terhadap janji, (3) kesepakatan dengan organisasi, (4)
harapan bersama
a. Ada dua jenis kontrak yang mendefinisikan hubungan kerja:
1. Kontrak transaksional, yang memiliki persyaratan pertukaran yang dijelaskan dengan
baik. Ini memiliki dasar hukum dan biasanya dinyatakan dalam istilah keuangan
dengan persyaratan kinerja tertentu. Mereka juga disebut 'Kontrak ekonomi'.
dinyatakan dalam kontrak kerja formal, yang dapat tertulis atau tidak tertulis, dan
menentukan atau menunjukkan syarat dan ketentuan kerja.
2. Kontrak relasional, memiliki istilah yang lebih abstrak dan mengacu pada
keanggotaan terbuka organisasi. Persyaratan kinerja yang melekat pada keanggotaan
mungkin tidak lengkap atau ambigu. disebut kontrak psikologis, karena tersirat
daripada dinyatakan dan tidak tunduk pada kesepakatan. Dan aspek-aspeknya adalah
yang memberikan pengaruh terbesar pada motivasi, komitmen, moral dan kepuasan
kerja karyawan.
b. Kontrak Psikologis menurut para Ahli:
Menurut David Guest kontrak psikologis merupakan kombinasi keyakinan yang
dianut oleh individu dan majikannya tentang apa yang mereka harapkan dari satu sama
lain.
Ed Schein1 pada tahun 1965 mengutarakan Gagasan kontrak psikologis menyiratkan
bahwa ada seperangkat harapan tidak tertulis yang beroperasi setiap saat antara setiap anggota
organisasi dan berbagai manajer dan orang lain dalam organisasi itu.
Rousseau dan Wade-Benonzi2 menyatakan bahwa Kontrak psikologis mengacu
pada keyakinan yang dipegang individu mengenai janji yang dibuat, diterima, dan
diandalkan antara mereka sendiri dan orang lain. Karena kontrak psikologis mewakili
bagaimana orang berjanji dan berkomitmen, kedua belah pihak dalam hubungan kerja
yang sama (majikan dan karyawan) dapat memiliki pandangan yang berbeda mengenai
persyaratan tertentu.
Sims3 pada tahun 1994, manyatakan kontak psikologis sebagai serangkaian harapan
yang dipegang oleh individu karyawan yang menentukan apa yang diharapkan individu dan
organisasi untuk diberikan dan diterima satu sama lain dalam hubungan kerja mereka.
c. Karakteristik Kontrak Psikologis
Aspek hubungan kerja yang dicakup oleh kontrak psikologis akan mencakup, dari sudut
pandang karyawan:
Bagaimana dia diperlakukan dalam hal keadilan, pemerataan dan konsistensi;
Keamanan pekerjaan;
Ruang lingkup untuk menunjukkan kompetensi;
Harapan karir dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan;
Keterlibatan dan pengaruh;
Percaya pada organisasi untuk menepati janjinya;
Harapan bahwa dia akan dikelola secara kompeten.
Dari sudut pandang pemberi kerja, kontrak psikologis mencakup aspek-aspek hubungan
kerja seperti kompetensi; usaha; kepatuhan; komitmen; kesetiaan.
d. Mengubah Sifat Kontrak Psikologis
Fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan kecepatan respons adalah hal yang
sangat penting dan peran individu dapat berubah secara konstan sehingga kontinuitas dan
prediktabilitas seringkali tidak lagi tersedia bagi karyawan
Organisasi yang lebih ramping berarti bahwa karier terutama dapat berkembang secara
lateral dengan ekspektasi bahwa kemajuan akan dicapai melalui promosi melalui hierarki
seringkali tidak lagi berlaku. Organisasi yang lebih ramping mungkin membuat tuntutan
yang lebih besar pada karyawan dan cenderung tidak mentolerir orang yang tidak lagi
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Cara di mana kontrak psikologis berubah, tentu saja, bervariasi antar organisasi
tetapi beberapa perkembangan positif dan kurang positif dirangkum dalam Tabel 5.1.
Dari Ke
Hubungan yang dipaksakan (kepatuhan, Hubungan timbal balik (komitmen, partisipasi
perintah dan control) dan keterlibatan)
Hubungan kerja tetap Hubungan kerja variabel (orang dan
keterampilan hanya diperoleh atau
dipertahankan bila diperlukan)
Fokus pada promosi Fokus pada pengembangan karir lateral
Tugas pekerjaan yang terbatas Berbagi peran
Memenuhi persyaratan pekerjaan Tambahkan nilai
Penekanan pada keamanan kerja dan Penekanan pada kemampuan kerja dan
loyalitas kepada perusahaan loyalitas terhadap karir dan keterampilan
sendiri
Pelatihan yang dibarikan oleh organisasi Peluang untuk belajar mandiri
KOMPENSASI
Armstrong, Michael, Murlis, Helen. 200. The Art of HRD, Reward Management 5 th Edition
(A Hand book of Remuneration Strategy and Practice). Kogan Page, USA.
Mathis, Robert L dan John H Jeckson. 2006. Human Resource Management: Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Mondy, Wayne R. 2005. Human Resource Management. New Jersey: Person Education.
SOAL DAN JAWABAN
1. Jelaskan teori aliran menajemen ilmiah menurut tokoh-tokonya!
Jawaban:
Adapun tokoh-tokoh dari aliran manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor,
Frank dan Lilian Gilbreth, dan Henry L. Gantt sebagai berikut:
d. Frederick Winslow Taylor (1856 -1915)
Manajemen ilmiah, menurut Taylor, didasarkan pada beberapa langkah atau prinsip
sebagai berikut ini.
Dalam
menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan
manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
1) Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3) Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4) Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat
kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
e. HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra
untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem “Charting” yang terkenal dengan
“Gant Chart”. Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik
antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis.
Metodenya yang terkenal adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana
dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini
yang menghasilkan terciptanya “Gantt Chart” yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor
teknikteknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
f. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972)
Mereka terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan
pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep “three
position plan of promotion”. Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah,
namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam
berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik
perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia
biasa.
Frank Gilberth melakukan studi pekerjaan tukang batu (bricklayer) dalam melakukan
tiga hal: mengajar tukang batu yang junior, bekerja cepat, dan kemudian sengaja
memperlambat kerjanya. Setelah melakukan studi, ia mengajukan metode kerja yang lebih
efisien. Metodenya mengurangi pergerakan fisik dari 18 jenis menjadi hanya lima jenis dan
meningkatkan output 200-300 persen. Sukses tersebut mengarahkannya pada studi gerak dan
kelelahan. Menurutnya, pergerakan yang dapat dihilangkan akan mengurangi kelelahan.
Semangat kerja akan naik karena bermanfaat secara fisik pada karyawan. Lilian Gilberth
memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Ia
percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi
sepenuhnya sebagai seorang manusia.
Keduanya mengembangkan rencana promosi tiga tahap yang ditujukan sebagai
program pengembangan karyawan dan untuk menaikkan semangat kerja karyawan. Ketiga
tahap/posisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Menurut metode tersebut, seorang pekerja akan bekerja seperti biasa sambil
menyiapkan promosi karier dan melatih calon penggantinya. Dengan demikian, pekerja akan
menjadi pelaksana: pelajar, yaitu menyiapkan karier yang lebih tinggi dan pengajar dalam arti
mengajari calon penggantinya.
CONTOH KASUS
Contoh 1:
PKWT 2 tahun dimulai 1 Mei 2020 sampai 30 April 2022, dan karyawan kontrak mendapat
gaji Rp10.000.000 setiap bulan.
Masa kerja sebagai dasar perhitungan kompensasi bukan 24 bulan, tetapi dihitung mulai 2
November 2020 sampai 30 April 2022 atau 18 bulan. Sehingga, uang kompensasi yang
dibayarkan kepada karyawan pada 30 April 2022:
18/12 x Rp10.000.000 = Rp15.000.000
Di akhir kontrak, perusahaan memperpanjang PKWT selama 2 tahun. Maka perusahaan akan
membayar uang kompensasi lagi pada 30 April 2024 sebesar:
24/12 x Rp10.000.000 = Rp20.000.000
Sedangkan untuk PKWT yang dimulai setelah 2 November 2020, masa kerja karyawan
sebagai dasar cara menghitung kompensasi PKWT atau perhitungan pesangon kontrak yang
dihitung dari awal PKWT saat kontrak disepakati.
Contoh 2:
PKWT berdasarkan selesainya suatu pekerjaan disepakati 1 tahun dimulai 1 Januari 2021
sampai 31 Desember 2021, dan karyawan kontrak mendapat gaji Rp12.000.000 setiap bulan.
Untuk masa kerja 12 bulan, perusahaan memberikan uang kompensasi sebesar:
12/12 x Rp12.000.000 = Rp12.000.000
Menjelang berakhirnya PKWT, ternyata pekerjaan belum selesai sehingga kontrak
diperpanjang 1 tahun hingga 31 Desember 2022. Namun, pekerjaan yang diperjanjikan dapat
diselesaikan lebih cepat, yakni pada 30 September 2022.
Dengan demikian, masa kerja karyawan adalah 9 bulan, meski perpanjangan PKWT
disepakati 12 bulan. Uang kompensasi yang dibayarkan perusahaan pada 30 September 2022
adalah:
9/12 x Rp12.000.000 = Rp9.000.000